0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
33 tayangan19 halaman
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada katup jantung akibat serangan karditis reumatik akut berulang yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta hemolitikus Grup A. Penyakit ini ditandai dengan gejala nyeri jantung, demam, dan gangguan fungsi jantung seperti aritmia dan gagal jantung.
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada katup jantung akibat serangan karditis reumatik akut berulang yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta hemolitikus Grup A. Penyakit ini ditandai dengan gejala nyeri jantung, demam, dan gangguan fungsi jantung seperti aritmia dan gagal jantung.
Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah penyakit yang ditandai dengan kerusakan pada katup jantung akibat serangan karditis reumatik akut berulang yang disebabkan oleh infeksi streptokokus beta hemolitikus Grup A. Penyakit ini ditandai dengan gejala nyeri jantung, demam, dan gangguan fungsi jantung seperti aritmia dan gagal jantung.
- Aditya Sunjaya - Nuraeni - Della Neira - Poetri Heraldha M - Dewi Ariyanti Puspita Sari - Rahayu Ciptaning Budi - Friska Catur Wulandari - Ratna Komala - Haryani - Tifani Dwiyanti - Indah Sari - Vina Oktafianti - Jihan Nursantosa DEFINISI • Penyakit Jantung Rematik (PJR) atau dalam bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) adalah suatu proses peradangan yang mengenai jaringan-jaringan penyokong tubuh, terutama persendian, jantung dan pembuluh darah oleh organisme streptococcus hemolitic-b grup A (Pusdiknakes, 2006). • Penyakit jantung reumatik adalah penyakit yang di tandai dengan kerusakan pada katup jantung akibat serangan karditis reumatik akut yang berulang kali. (Kapita selekta, edisi 3, 2007). • Menurut WHO penyakit jantung rematik (PJR) adalah cacat jantung, akibat karditis rematik. Sedangkan menurut Afif A. (2008) penyakit jantung rematik (PJR) adalah penyakit jantung sebagai akibat adanya gejala sisa (sekuele) dari demam rematik, yang ditandai dengan terjadinya cacat katup jantung. ETIOLOGI Terdapat faktor-faktor predisposisi yang berpengaruh pada reaksi timbulnya RHD yaitu : 1. Faktor Genetik 2. Reaksi Autoimun 3. Keadaan Sosial Ekonomi yang Buruk 4. Cuaca KLASIFIKASI 1. Stadium I Berupa infeksi saluran nafas atas oleh kuman Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A. Keluhan: Demam, Batuk, Rasa sakit waktu menelan, Muntah, Diare, Peradangan pada tonsil yang disertai eksudat. 2. Stadium II Stadium ini disebut juga periode laten, masa antara infeksi streptococcus dengan permulaan gejala demam reumatik; berlangsung 1-3 minggu. 3. Stadium III • fase akut demam reumatik • Gejala peradangan umum : demam yang tinggi, lesu, anoreksia, lekas tersinggung, berat badan menurun, kelihatan pucat, epistaksis, athralgia, rasa sakit disekitar sendi, sakit perut. 4. Stadium IV • Disebut juga stadium inaktif. penderita demam reumatik tanpa kelainan jantung / penderita penyakit jantung reumatik tanpa gejala sisa katup tidak menunjukkan gejala apa-apa. Pada penderita penyakit jantung reumatik dengan gejala sisa kelainan katup jantung, gejala yang timbul sesuai dengan jenis serta beratnya PATOFISIOLOGI Penyakit Jantung Reumatik (PJR) adalah kelainan jantung yang terjadi akibat demam reumatik, atau kelainan karditis reumatik. Penyakit ini disebabkan karena infeksi bakteri streptokokus beta hemolitikus Grup A. Bakteri ini akan menginfeksi saluran pernapasan atas yaitu tenggorokan yang nantinya akan menyebabkan peradangan dan infeksi pada tenggorokan sehingga menyebabkan terjadinya faringitis dan tonsillitis. Akibat peradangan atau infeksi ini, merangsang terbentuknya antibodi sehingga bereaksi dengan antigen streptokokus yang mengakibatkan terjadinya reaksi antigen-antibodi. Akibat terjadinya reaksi imunologis ini menyebabkan terjadinya demam reumatik. Demam reumatik bisa bersifat menetap dan reversible. Reversible terjadi jika pasien dengan demam reumatik memilki sistem imun yang baik sehingga dapat disembuhkan. KOMPLIKASI • Atrial fibrillation sampai dengan gagal jantung. • Endocarditis. • Paru-paru terendam cairan. • Tekanan darah tinggi • Bekuan darah yang dapat terbawa ke seluruh tubuh. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan laboratorium Didapatkan peningkatan ASTO, peningkatan LED, terjadi leukositosis, dan dapat terjadi penurunan hemoglobin. 2. Radiologi Foto thoraks menunjukan terjadinya pembesaran pada jantung. 3. Pemeriksaan Echocardiogram Menunjukan pembesaran pada jantung dan terdapat lesi. 4. Pemeriksaan Elektrokardiogram Menunjukan interval P-R memanjang. 5. Hapusan tenggorokan Ditemukan steptococcus hemolitikus b grup A. ASUHAN KEPERAWATAN PENGKAJIAN 1. Biodata 2. Keluhan utama 3. Riwayat penyakit sekarang 4. Riwayat penyakit dahulu 5. Riwayat penyakit keluarga 6. Pemeriksaan a. Pemeriksaan umum b. Pemeriksaan fisik : head to toe 7. Pemeriksaan Diagnostik DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Penurunan curah jantung b.d adanya gangguan pada penutup katup mitral 2. Nyeri akut b.d distensi jaringan oleh akumulasi cairan/proses inflamasi,destruksi sendi 3. Hipertermia b.d proses penyakit 4. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan otot INTERVENSI NO Tujuan Intervensi Rasional Dx 1 Setelah diberikan askep - Evaluasi adanya nyeri dada - Untuk mengetahui nyeri selama 3x24 jam - Catat adanya disritmia sudah berkurang atau diharapkan curah jantung belum jantung normal. Dengan - Catat adanya tanda dan -untuk mengetahui adanya kriteria hasil : gejala peurunan cardiac gangguan irama jantung 1) TTV dalam rentang output atau tidak normal -Monitor status -Untuk mengetahui adanya 2) Dapat mentoleransi kardiovaskuler tanda gejala penurunan aktivitas,tidak mudah -Monitor adanya perubahan cardiac output lelah tekanan darah -Untuk mengetahui adanya 3) Tidak ada udema -Monitor toleransi aktivitas kelainan dalam tekanan paru,perifer,tidak ada pasien darah asites -Monitor adanya -Untuk mengetahui adanya 4)Tidak ada penurunan dispneu,takipneu,fatigue intoleransi aktivitas pasien kesadaran - Untuk mengetahui keadaan tidak stabil pasien 2 Setelah diberikan - Lakukan pengkajian nyeri -untuk mengetahui skala askep selama 3x24 secara komprehensif nyeri yang dialami jam diharapkan nyeri - Observasi reaksi nonverbal pasien berkurang dengan dari ketidaknyamanan -Untuk mengetahui kriteria hasil: - Kaji kultur yang tingkat kenyamanan 1) Mampu mempengaruhi respon nyeri pasien mengontrol - Kolaborasi pemberian anti -Untuk mengetahui nyeri(tahu penyebab nyeri penyebab nyeri pasien nyeri,mampu -Untuk menurunkan menggunakan teknik nyeri yang dialami nonfarmakollogi untuk pasien mengurangi nyeri) 2) Melaporkan bawa nyeri berkurng dengan menggunakan manajemen nyeri 3) Mampu mengenali nyeri(skala,intensitas,f rekuensi dan tanda nyeri) 4) Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang 3 Setelah diberikan askep - Monitor suhu sesering -Untuk mngetahui keadaan selama 3x24 jam mungkin suhu tubuh pasien diharapkan suhu tubuh -Monitor TD,Nadi,RR -Untuk mengetahui dalam rentang normal. -Monitor intake dan output kegawatdaruratan pasien Dengan kriteria hasil : -Kolaborasi pemberian anti -Untuk mengetahui intake 1) Suhu tubuh dalam piretik output pasien rentang normal -Tingkatkan sirkulasi -Untuk menurunkan suhu 2)Nadi dan RR dalam udara tubuh pasien rentang normal -Untuk menstabilkan suhu 3)Tidak ada perubahan tubuh pasien warna kulit dan tiak ada pusing 4 Setelah diberikan askep -Kolaborasi dengan -Agar pasien dapat selama 2x24 jam, tenaga rehabilitasi medik melakukan aktivitas diharapkan pasien dapat dalam menjalankan kembali melakukan aktivitas dengan program terapi yang tepat -Agar pasien dapat mandiri dengan kriteria -Bantu kklien memilih aktiitas yang hasil : mengidentifikasi aktivitas dapat ia lakukan secara 1)Pasien tidak mudah yang mampu dilakukan mandiri lelah -Bantu pasien untuk -Agar pasien termotivasi 2) Pasien tidak nyeri mengembangkan motivasi untuk kesembuhannya 3) Pasien tidak meringis diri dan penguatan 4) Pasien tidak lemas 5) Pasien tidak pucat IMPLEMENTASI NO IMPLEMENTASI DX 1 - Mengevaluasi adanya nyeri dada - Mencatat adanya disritmia jantung - Mencatat adanya tanda dan gejala peurunan cardiac outpput - Memonitor status kardiovaskuler - Memonitor adanya perubahan tekanan darah - Memonitor toleransi aktivitas pasien -Monitor adanya dispneu,takipneu,f - Memonitor adanya dispneu,takipneu,fatige 2 -Melakukan pengkajian nyeri secara komprehensif -Mengbservasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan -Mengkaji kultur yang mempengaruhi respon nyeri -Kolaborasi pemberian anti nyeri 3 -Memonitor suhu sesering mungkin -Memonitor TD,Nadi,RR -Memonitor untake dan output -Berkolaborasi pemberian anti piretik -Meningkatkan sirkulasi udara
4 -Berkolaborasi dengan tenaga rehabilitasi medik dalam menjalankan program
terapiyang tepat -Membantu kklien mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan -Membantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan EVALUASI NO DIAGNOSA EVALUASI 1 Penurunan curah jantung b.d adanya S :Pasien mengatakan sudah tidak mudah lelah dan tidak sesak napas gangguan pda penutup katup mitral O : -Tekanan darah normal yaitu 110/60- 140/90mmHg -Nadi normal (60-100 kali permenit) -Tidak ada sianosis -Tidak ada edema A : Tujuan tercapai. P : Pertahankan kondisi pasien. 2 Nyeri akut b.d distensi jaringan oleh S : Keluarga pasien mengatakan pasien akumulasi cairan/proses sudah tidak terlalu rewel inflamasi,destruksi sendi O :Pasien tampak lebih tenang A :Masalah teratasi sebagian P :Lanjutkan intervensi 3 Hipertermia b.d proses penyakit S : pasien mengatakan panas badan pasien sudah menurun dan tidak merasa gelisah lagi O : - Suhu tubuh pasien normal (36,8-37,2°C) -Pasien tidak menggigil A : Masalah teratasi P : Hentikan intetrvensi
4 Intoleransi aktivitas b.d S : -Pasien mengatakan sudah tidak mudah
lelah kelemahan otot - Pasien mengatakan tidak merasa nyeri O : -Pasien tidak meringis kesakitan - Pasien tidak lemas - Pasien sudah dapat bergerak A : Tujuan tercapai. P : Pertahankan kondisi pasien.