Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH

PERMASALAHAN BUDAYA PADA ANAK BERKAITAN DENGAN


PENYAKIT CAMPAK DI JAWA TENGAH
Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah psikologi dan budaya dalam
keperawatan

DISUSUN OLEH :
Chyndi krismonica dewi
Friska catur nurwulandari
Haryani
Milda ismatul maulida
Mira rahmawati
Nirmala nurfitria
Nurul azizah
Rahmawati nurpratiwi
Ramadhany dian saputri
Rudianto ramadhan
Sofiyah
Tegar dafa gumelar
Veliana oktavianti

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUNINGAN
KAMPUS II RS. CIREMAI
2018
KATA PENGANTAR

Pertama - tama penulis panjatkan puji syukur kepada Allah SWT sang
maha pencipta dan motivator terbesar bagi penulis selama penulisan makalah ini
sampai akhirnya makalah ini dapat selesai, tanpa-Nya penulis bukanlah apa – apa
Makalah ini berjudul “Permasalahan Budaya Pada Anak Berkaitan Dengan
Penyakit Campak Di Jawa Tengah” yang ditunjuukan untuk memenuhi tugas mata
kuliah psikologi dan budaya dalam keperawatan di sekolah tinggi ilmu kesehatan
kuningan kampus II RS. Ciremai.
Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan banyak termiakasih kepada
orang tua penulis dan dosen psikologi dan budaya dalam keperawatan bapak
Ns.Nanang Saprudin.,S.Kep.M.kep juga teman teman satu kelompok yang telah
berpastisipasi, mendukung baik secara langsung maupun tidak langsung
Penulis menyadari dalam penulisan makalah ini banyak sekali kekurangan
oleh karena itu kritik serta saran yang membangun dari para pembaca sangat
diperlukan oleh penulis agar kedepan nya penulis dapat membuat dengan lebih
baik lagi.

Cirebon, 17 Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................2
1.3 Tujuan penelitian............................................................................2
1.3.1 Tujuan Umum..................................................................2
1.3.2 Tujuan Kusus...................................................................3
1.4 Manfaat Penulisan...........................................................................3
1.4.1 Manfaat Teoritis..............................................................3
1.4.2 Manfaat Praktis................................................................3
1.5 Sistematika Penulisan.....................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI..........................................................................4
BAB III PEMBAHASAN...............................................................................10
BAB IV PENUTUP.........................................................................................13
4.1 Kesimpulan...................................................................................13
4.2 Saran.............................................................................................13
Daftar Pustaka

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Di Indonesia, utamanya di pedesaan daerah Jawa berlaku begitu banyak
peraturan, budaya atau adat istiadat seputar kehidupan sehari yang beredar di
masyarakat. Dari segi makanan, keseharian, tindak tanduk, ataupun semua hal
yang berkaitan dengan keseharian.Tradisi ini amat kuat diterapkan oleh
masyarakat.
Beberapa budaya bahkan dipercaya sebagai amanat atau pesan dari nenek
moyang yang jika tidak ditaati akan menimbulkan dampak dan karma yang tidak
menyenangkan.Padahal jika dinalar dengan akal sehat, diteliti dari segi medis,
maupun dari segi aqidah, banyak budaya yang tidak berhubungan.
Walaupun maksud dari nenek-nenek moyang semuanya adalah baik, tetapi
tidak semua dari nasehat yang diberitahukan itu benar secara medis maupun
ilmiah. Kebanyakan hanya mitos belaka. Pada dasarnya tujuan dari orang-orang
terdahulu menciptakan budaya bermacam-macam seputar kehidupan hanyalah
supaya hidup rukun, tentram dan berjalan dengan baik. Sehingga bisa
menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Terutama yang berkaitan dengan
kebiasaan, konsumsi bahan makanan, dan sebagainya.
Penyakit campak merupakan salah satu penyakit menular yang masih
menjadi masalah kesehatan bayi dan anak. Penyakit tersebut disebabkan oleh
virus golongan Paramyxovirus. Pada tahun 2013, di dunia terdapat 145.700 orang
meninggal akibat campak, sedangkan sekitar 400 kematian setiap hari sebagian
besar terjadi pada balita.
Menurut Kemenkes RI ,campak merupakan penyakit endemik di negara
berkembang termasuk Indonesia. Di Indonesia, campak masih menempati urutan
ke-5 penyakit yang menyerang terutama pada bayi dan balita. Pada tahun 2014 di
Indonesia ada 12.943 kasus campak. Angka ini lebih tinggi dibandingkan pada
tahun 2013 sebanyak 11. 521 kasus.
Jumlah kasus meninggal sebanyak 8 kasus yang terjadi di 5 provinsi yaitu
Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Kepulauan Riau dan Kalimantan Timur. Incidence

1
rate (IR) campak pada tahun 2014 sebesar 5,13 per 100.000 penduduk.Angka ini
meningkat dibandingkan tahun 2013 yang sebesar 4,64 per 100.000 penduduk.
Kasus campak terbesar pada kelompok umur 5-9 tahun dan kelompok
umur 1- 4 tahun sebesar 30% dan 27,6%. Campak confirm merupakan penyakit
campak yang cara diagnosisnya dengan menggunakan tes serologi di
laboratorium. Angka kejadian campak confirmdi Jawa Tengah cukup tinggi.
Hal ini dibuktikan dengan data tiap tahun mengalami peningkatan yang
drastis. Dari tahun 2013 ke 2014 kasus campak terjadi peningkatan sebanyak 276
kasus. Tahun 2014 di Jawa Tengah terdapat 308 kasus campak confirm,
sedangkan pada tahun 2013 hanya terdapat 32 kasus.
Kasus campak confirmdari tahun 2013 sampai tahun 2014 mengalami
peningkatan secara drastis. Tahun 2014 Kabupaten Sukoharjo menduduki
peringkat ke lima kasus campak terbanyak di Jawa Tengah yang berjumlah 308
kasus (Dinkes Jateng, 2014). Hal ini yang membuat penulis tertarik untuk
membahas “permasalahan budaya pada anak berkaitan dengan penyakit campak di
jawa tengah”

1.2 RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan masalah pada makalah ini antara lain
1. Apa pengertian anak dan budaya ?
2. Apa itu penyakit campak ?
3. Bagaimanaa Aspek permasalahan budaya dijawa tengah berkaitan dengan
penyakit campak pada anak ?

1.3 TUJUAN
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui permasalahan aspek budaya pada anak-anak dijawa
tengah berkaitan dengan penyakit campak

2
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mempelajari permasalahan aspek budaya pada anak dijawa tengah
berkaitan dengan penyakit campaak
2. Untuk memberikan solusi terhadap permasalahan aspek budaya dijawa
tengah berkaitan dengan penyakit campaak

1.4 MANFAAT PENULISAN


Adapun manfaat yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1.4.1 Manfaat Teoritis
Makalah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi mahasiswa
stikes kuningan dalam memahami mata kuliah psikologi dan budaya dalam
keperawatan.
1.4.2 Manfaat Praktis
Makalah ini diharapkan dapat memperkaya bahan bacaan di perpustakaan
stikes kuningan, kemudian agar pembaca dapat mempelajari budaya kesehatan
anak dijawa tengah

1.5 SISTEMATIKA PENULISAN


Makalah ini disusun dengan urutan
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini peneliti menjelaskan latar belakang masalah mengapa
peneliti memilih tema ini. Di samping itu, bab ini juga memuat
rumusan masalah yang bertujuan agar pembahasan dalam makalah
ini tidak meluas dari garis yang ditetapkan, selanjut nya tujuan
penulisan yang menjelaskan tentang hal – hal yang disampaikan
untuk menjawab permasalahan yang telah ditentukan terakhir
adalah sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Bab ini mengemukakan penjelasan berbagai sumber kepustakaan
yang menjadi rujukan serta relvan dengan permasalahan yang
dibahas “permasalahan budaya pada anak berkaitan dengan
penyakit campak di jawa tengah” penulis menggunakan sumber

3
jurnal, skripsi dan buku – buku yang membahas permasalahan
tersebut.
BAB III PEMBAHASAN
Hal yang dibahas disini adalah tentang permsalahan budaya pada
anak dengan penyakit campak didaerah jawa tengah, budaya –
budaya yang perlu dinegosiasi, dirubah ataupun di hapuskan.
BAB IV PENUTUP
Bab ini berisikan kesimpulan dan saran dari permsalahan tersebut,
kesimpulan berisi uraian singkat hasil penelitan dan saran berisi
solusi dalam pemecahan permasalahan tersebut.

4
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1 Deskripsi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya
terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat
istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya seni. Bahasa,
sebagaimana juga budaya merupakan bagian tak terpisahkan dari diri manusia
sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan secara genetis.
Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
budaya dan menyesuaikan perbedaan-perbedaannya, membuktikan bahwa budaya
itu dipelajari. Budaya adalah suatu pola hidup menyeluruh, budaya bersifat
kompleks, abstrak, dan luas.
2.1.1 Definisi Buday Menurut Para Ahli
a. Koentjaraningrat
Menurut Koentjaraningrat (2000 : 181) kebudayaan dengan kata dasar
budaya berasal dari bahasa sansekerta “buddhayah” yaitu bentuk jamak dari
buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Jadi Koentjaraningrat mendefinisikan
budaya sebagai “daya budi” yang berupa cipta, karsa dan rasa, sedangkan
kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan rasa itu.
b. Melville J. Herskovits dan Bronislaw Malinowski
Mengemukaan bahwa segala sesuatu yang terdapat dalam masyarakat
ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
untuk pendapat itu adalah Cultural-Determinism.
c. Herskovits
Memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu
generasi ke generasi yang lain,yang kemudian disebut superorganic.
d. Andreas Eppink
Kebudayaan mengandung keseluruhan pengertian, nilai, norma,
ilmupengetahuan serta keseluruhan struktur-struktur sosial, religius, dan lain-lain,
tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik yang menjadi ciri khas
suatu masyarakat.

5
e. Edward B.Tylor
Kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di dalamnya
terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
kemampuan-kemampuan lain yang didapat seseorang sebagai anggota
masyarakat.
f. Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
Kebudayaan adalah sarana hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat.
g. J.P.H Dryvendak
Mengatakan bahwa kebudayaan adalah kumpulan dari cetusan jiwa
manusia sebagai yang beraneka ragam berlaku dalam suatu masyarakat tertentu.

Dari definisis diatas dapat diperoleh pengertian mengenai budaya yaitu


sesuatu yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun-menurun yang sampai
saat ini masih dijalankan, dipercaya dan dipertahankan oleh masing-masing
daerah .
2.1.2 DefinisiAnak
a. Pengertian Anak Secara umum
Anak adalah keturunan atau generasi sebagai suatu hasil dari hubungan
kelamin atau persetubuhan (sexual intercoss) antara seorang laki-laki dengan
seorang perempuan baik dalam ikatan perkawinan maupun diluar perkawinan.
b. Anak menurut Bahasa
Anak adalah keturunan kedua sebagai hasil antara hubungan pria dan
wanita.
c. Dalam konsideran Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang
perlindungan anak,
Dikatakan bahwa anak adalah amanah dankaruni Tuhan Yang Maha Esa,
yang dalam dirinya melekat harkat dan martabat sebagai manusia seutuhnya.
d.Undang-UndangNo. 3 Tahun 1997 tentang Pengadilan Anak
Anak adalah orang yang dalam perkara Anak Nakal telah mencapai umum
8 (delapan) tahun tetapi belum mencapai umur 18 (delapan belas) tahun dan
belum pernah kawin.

6
e. Convention On The Rights Of Child (1989) yang telah diratifikasi
pemerintah Indonesia melalui Keppres Nomor 39 Tahun 1990
Anak adalah mereka yang berusia 18 tahun kebawah.
f. UNICEF
Mendefinisikan anak sebagai penduduk yang berusia 0 sampai dengan 18
tahun.
g. R.A. Kosnan
Anak yaitu manusia muda dalam umur muda dalam jiwa dan perjalanan
hidupnya karena mudah terpengaruh untuk keadaan sekitarnya”.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa anak adalah mereka yang
berusia dibawah 18 tahun yang merupakan sebuah keturunan dari hubungan
antara lelaki dan perempuan sebagai mana merupakan amanah dari Tuhan Yang
Maha Esa yang harus dijaga dengan baik yang didalam dirinya melekat harkat dan
martabat.

2.3 Campak
Campak juga dikenal dengan nama morbili atau morbillia dan rubeola
(bahasa Latin), yang kemudian dalam bahasa Jerman disebut dengan nama
masern, dalam bahasa Islandia dikenal dengan nama mislingar dan measles dalam
bahasa Inggris. Campak adalah penyakit infeksi yang sangat menular yang
disebabkan oleh virus, dengan gejala-gejala eksantem akut, demam, kadang
kataral selaput lendir dan saluran pernapasan, gejala-gejala mata, kemudian diikuti
erupsi makulopapula yangberwarna merah dan diakhiri dengan deskuamasi dari
kulit.
2.3.1 Definisi Campak Menurut Para Ahli
a. Penyakit campak merupakan penyebab utama kematian anak di antara
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I), karena penyakit ini dapat
disertai komplikasi serius, misalnya ensefalitis dan bronchopneumonia
(Kemenkes RI, 2013).
b. Penyakit campak merupakan salah satu penyakit infeksi yang termasuk
dalam prioritas masalah kesehatan, karena penyakit ini dapat dengan mudah

7
menular sehingga dapat menimbulkan wabah atau kejadian luar biasa (KLB)
(Wilopo, 2008).
c. Campak disebabkan oleh virus yang bernama paramiksovirus. Penularan
terjadi melalui percikan ludah dari hidung, mulut maupun tenggorokan penderita
campak.
Campak merupakan salah satu penyakit infeksi yang termasuk dalam
prioritas masalah kesehatan yang disebabkan oleh virus yang bernama
paramiksovirus. Penularannya dapat melalui percikan ludah dari hidung, mulut,
maupun tenggorokan penderita. Penyakit ini dapat disertai komplikasi serius dan
dapat dicegah dengan imunisasi PD3I.
2.3.2 Penyebab Penyakit Campak
Penyakit Campak disebabkan oleh virus Campak yang termasuk golongan
paramyxovirus. Virus ini berbentuk bulat dengan tepi yang kasar dan begaris
tengah 140 mm, dibungkus oleh selubung luar yang terdiri dari lemak dan protein,
didalamnya terdapat nukleokapsid yang bulat lonjong terdiri dari bagian protein
yang mengelilingi asam nukleat (RNA), merupakan sruktur heliks nukleoprotein
yang berada dari myxovirus. Selubung luar sering menunjukkan tonjolan pendek,
satu protein yang berada di selubung luar muncul sebagai hemaglutinin.
2.3.3 Tanda dan Gejala Campak
Penyakit campak dibagi dalam tiga stadium
a. Stadium Kataral atau Prodromal
Biasanya berlangsung 4-5 hari, ditandai dengan panas, lesu, batuk-batuk dan
mata
merah. Pada akhir stadium, kadang-kadang timbul bercak Koplik`s (Koplik
spot)pada mukosa pipi/daerah mulut, tetapi gejala khas ini tidak selalu dijumpai.
Bercak Koplik ini berupa bercak putih kelabu, besarnya seujung jarum pentul
yang dikelilingi daerah kemerahan. Koplik spot ini menentukan suatu diagnose
pasti terhadap penyakit campak.
b. Stadium Erupsi
Batuk pilek bertambah, suhu badan meningkat oleh karena panas tinggi,
kadang-kadang anak ke jang-kejang, disusul timbulnya rash (bercak merah yang
spesifik), timbul setelah 3 – 7 hari demam. Rash timbul secara khusus yaitu mulai

8
timbul di daerah belakang telinga, tengkuk, kemudian pipi, menjalar keseluruh
muka, dan akhirnya ke badan. Timbul rasa gatal dan muka bengkak.
c. Stadium Konvalensi atau penyembuhan
Erupsi (bercak-bercak) berkurang, meninggalkan bekas kecoklatan yang
disebut hiperpigmentation, tetapi lama-lama akan hilang sendiri. Panas badan
menurun sampai normal bila tidak terjadi komplikasi.
2.3.4 Pencegahan Campak
a. Pencegahan Primordial
Pencegahan primordial dilakukan dalam mencegah munculnya faktor
predisposisi/resiko terhadap penyakit Campak. Sasaran dari pencegahan
primordial adalah anak-anak yang masih sehat dan belum memiliki resiko yang
tinggi agar tidak memiliki faktor resiko yang tinggi untuk penyakit Campak.
Edukasi kepada orang tua anak sangat penting peranannya dalam upaya
pencegahan primordial. Tindakan yang perlu dilakukan seperti penyuluhan
mengenai pendidikan kesehatan, konselling nutrisi dan penataan rumah yang baik.
b. Pencegahan Primer
Sasaran dari pencegahan primer adalah orang-orang yang termasuk
kelompok beresiko, yakni anak yang belum terkena Campak, tetapi berpotensi
untuk terkena penyakit Campak.

9
BAB III
PEMBAHASAN

Mayoritas masyarakat di daerah jawa tengah menganggap bahwa penyakit


morbilli sebagai penyakit yang lumrah saja dan sering dialami oleh anak – anak
padahal morbili bukanlah penyakit yang ringan tetapi salah satu penyebab utama
malnutrisi dan kematian anak – anak. Morbili “berat” secara geografis hanya
terbatas pada negara – negara yang sedang berkembang, salah satunya di
indonesia.
Berbeda dari pandangan medik modern yang menyebutkan bahwa
penyebab morbilli adalah virus, secara medik tradisional morbili dibeberapa
tempat di jawa tengah dipandang sebagai penyakit yang sama sekali bukan
disebabkan oleh virus. Pengobatan penyakit morbili di beberapa daerah dijawa
tengah juga masih didasarkan dengan cara – cara tradisonal yang menurut kami
hal ini tidak ada pengaruh nya sama sekali terhadap kesembuhan anak yang
terkena penyakit ini.
Contoh nya studi yang dilakukan peneliti di magelang jawa tengah, untuk
mengatasi penyakit morbilli dengan cara memberikan minum atau kuning telur
ayam kampung dicampur dengan sedikit madu kemudian dipotongkan seekor
ayam. Ayam yang telah dipotong tersebut kemudian dicuci sampai bersih. Air
cucian pertama dibuang, kemudian air cucian kedua digunakan untuk
memandikan dan memberi minum mereka yang sakit kemudian daging ayam
tersebut dipanggang, dan sangat dilarang untuk digoreng, larangan terhadap
pemberian daging yang digoreng adalah untuk menghindari bekas bintik bintik
nya menjadi berwarna hitam dan sangat jelek.
Dari kasus diatas menurut kami air cucian ayam yang dimandikan kepada
anak yang menderita morbili tidak berpengaruh sama sekali terhadap kesembuhan
penyakit malah bisa juga memperburuk keadaan karena air cucian ayam banyak
mengandung bakteri, sedangkan larangan pemberian daging yang digoreng
dengan alasan untuk menghindari bekas bintik – bintik nya menjadi berwanrna
hitam juga tidak berpengaruh. Sebaiknya air cucian ayam diganti dengan air yang
diberi antiseptik yang bertujuan untuk membasmi kuman pada tubuh.

10
Beberapa masyarakat didaerah jawa berpendapat bahwa dengan
menggunakan pengobatan rumah tangga terlebih dahulu adalah hanya karena
ingin mencoba dan karena murah. Padahal pemerintah telah memberikan jaminan
kesehatan misal nya berupa BPJS guna meningkatkan status kesehatan
masyarakat.
Pada saat anak setelah diusahakan perawatannya belum sembuh juga orang
tua mencari paranormal yang akan dapat mengobati sakit si anak. Kebiasan untuk
mengobati dengan paranormal dapat diketahui dari jawaban responden yang 100%
mengatakan pergi keparanormal jika pengobatan pertama (tingkat tidak parah)
belum memberikan hasil. Tentang pemilihan dukun mana yang akan disuruh
nyawuk tergantung dari tingkat keparahan dan kebiasaan mereka dalam mencari
paranormal, sebab setiap keluarga cenderung mempunyai langganan paranormal
didesa itu.
Dalam melakukan perngobatan, paranormal tersebut menggunakan air
dingin atau air mentah dan ditambah dengan mantra mantra tertentu. Setelah air
dingin (air yang tidak direbus) dimantrai, kemudian disemburkan diatas kepala
anak. selain itu anak diberi minum sebagian air tersebut.
Maksud dari menyemburkan air ke kepala anak adalah untuk mengusir
semua roh jahat, setan – setan dan sebagainya yang telah mengganggu si anak
penduduk setempat masih percaya bahwa tempat – tempat tertentu ada
penunggunya. Oleh karena itu mereka harus hati hati jika berada di tempat
tersebut. Karena jika melakukan kesalahan mereka bisa diganggu roh – roh jahat
tadi.
Jika anak belum sembuh dan semakin gawat, panas badan meninggi
dikategorikan kepada sakit serius , maka mereka mulai memilih alternatif untuk
pergi ke pusat pelayanan kesehatan.
Kami menyadari dalam kasus ini masyarakat dijawa tengah masih ada
yang mempercayai dengan animisme dan dinamisme dilihat dari kebiasaan
masyarakat yang datang keparanormal dan mempercayai jika disuatu tempat
terdapat roh roh jahat.

11
Dalam hal ini yang harus dilakukan adalah menegosiasi budaya tersebut
karena budaya ini cenderung tidak bermanfaat, dengan menggunakan cucian
daging ayam mengandung banyak kuman sangat tidak baik bagi kesehatan tubuh .
Air tersebut bisa diganti dengan menggunakan air yang diberi antiseptic,
sebaiknya jika timbul tanda dan gejala dari penyakit ini segera datang ke pusat
kesehatan jangan menunggu penyakit ini lebih parah lagi.

12
BAB IV
PENUTUP

4.1 KESIMPULAN
1. Anak adalah sebagai individu yang merupakan bagian suatu
kebudayaan, yang dibentuk melalui pola pengasuh orang tua,
dan melakukan sosialisasi dengan lingkungan sosialnya
2. Campak adalah infeksi virus yang ditandai dengan munculnya
ruam di seluruh tubuh dan sangat menular. Campak bisa sangat
mengganggu dan mengarah pada komplikasi yang lebih serius.
Gejala campak mulai muncul sekitar satu hingga dua minggu
setelah virus masuk ke dalam tubuh, tetapi campak mudah
dicegah dengan vaksin.
3. Sebagian masyarakat dijawa tengah masih ada yang
mempercayai dengan animisme dan dinamisme dilihat dari
kebiasaan masyarakat yang datang keparanormal dan
mempercayai jika disuatu tempat terdapat roh roh jahat.

4.2 SARAN
1. Respondent
Disarankan untuk respondent agar dapat memilih dan memilah
antara budaya yang baik dan kurang baik untuk tetap
dipertahankan. Karna jika kita mengikuti budaya yang kurang
baik akan mempunyai pengaruh yang tidak baik untuk kesehatan
kita, jika kita mengikuti budaya yang baik kesehatan kita tidak
terpengaruhi.
2. Pihak Institusi
Disarankan unutuk pihak institusi untuk selalu memperhatikan
budaya yang berkaitan dengan kesehatan dan keselamatan warga
jawa tengah dan memberikan informasi pemeriksaan secara
segera kepelayanan kesehatan terdekat untuk mengurangi

13
terjadinya kesalahan fatal sehingga dapat merenggut nyawa si
penderita.
3. Pembaca
Disarankan untuk pembaca penulis sangat berharap sekali bahwa
pembaca selalu memberikan sebuah kritikan dan saran kepada
penulis agar penulis bisa menjadikan kritik dan saran sebagai
bahan evaluasi untuk selanjutnya. Dengan membaca makalah ini
penulis berharap semoga pembaca dapat berfikir tepat dan benar
sehingga terhindar dari kesimpulan yang salah dan kabur.

14
DAFTAR PUSTAKA

Widagdho.joko.dkk.2010.Ilmu Budaya Dasar.Jakarta.PT Bumi Aksara


Jamil, Nasir M. 2013. Anak bukan untuk dihukum. Jakarta : sinar grafika
Koentjaraningrat. 2000. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Radar Jaya Offset
Kasniyah, Naniek.1986.presepsi orang jawa terhadap penyakit morbili dan
perawatannya. Jakarta: Departemen pendidikan dan kebudayaan
syifa.2017.13 budaya menurut para ahli [online]. tersedia di :
https://materiips.com/pengertian-budaya. ( Diaskes 17 oktober 2018)
http://eprints.uny.ac.id/22238/4/4%20BAB%20II.pdf (diaskes 18 oktober 2018)
http://eprints.stainkudus.ac.id/838/5/FILE%205.pdf (diaskes 18 oktober 2018)

15

Anda mungkin juga menyukai