Anda di halaman 1dari 7

 Ny.

T usia 42 tahun terdiagnosis menderita kanker


payudara sejak 7 tahun yang lalu dan sudah
dilakukan mastektomi. Ny T mengeluh nyeri pada
area operasi dan diseluruh tubuhnya terutama bila
udara dingin nyerinya terasa semakin hebat. Bagi
Ny. T nyeri yang dirasakannya sangat
mengganggu sehingga aktivitas Ny. T saat ini
hanya terbatas di tempat tidur saja. Ny. T merasa
sangat stres dengan kondisinya sekarang dan
mengatakan dirinya sudah begitu lelah dan tidak
ingin hidup lagi. Ny T meminta kepada perawat
untuk dilakukan tindakan suntik mati saja.
 Jelaskan isu etik yang terkait pada kasus di atas
!
 Jelaskan bagaimana kebijakan yang terdapat di
Indonesia tentang isu etik yang terdapat pada
kasus di atas !
 Jelaskan bagaimana perawat seharusnya
menyikapi permasalahan klien tersebut di atas
(kaitkan dengan prinsip etik)

 Isu etik yang terkait pada kasus diatas adalah euthanasia yang memiliki arti untyk
mempermudah meninggal dengan tenang dan mudah. Dilihat dari aspek bioetis
uethanasia terdapat euthanasia volunter, involunter, aktif dan pasif. Dari kasus diatas
masuk kedalam euthanasia volunter yang memiliki arti pasien secara sukarela dan bebas
memilih untuk meninggal dunia.
 Menurut UUD 1945 pasal 28A menyebutkan bahwa “ setiap orang berhak untuk hidup
serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya “. Namun dengan dikaitkan
kembali dengan hak asasi manusia, euthanasia tentu melnggar hak asasi manusia yaitu
hak untuk hidup. KUHP mengatur tentang larangan melakukan euthanasia yakti dalam
pasa 344 KUHP yang berbunyi “ barang siapa yang merampas nyawa orang lain atas
permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam
dengan pidana penjara paling lama 12 tahun”. Dalm pratiknya di indonesia, pasal 344
KUHP ini sulit diterapkan untuk menyaring perbuatan euthanasia sebagai tindak
pidana, sebab euthanasia yang sering terjadi dinegara ini adalah yang pasif, sedangkan
pengaturan yang ada melarang euthanasia aktif dan volunter. Jadi diindonesia secara
hukum norma sosial, agama, dan etika euthanasia tidak diperbolehkan.
 Berdasarkan prinsip etik keperawatan yang ada perawat harus menyikapi dengan
beneficience ( berbuat baik ). Yang artinya perawat harus melakukan suatu tindakan
baik seperti memberikan semangat dan masukan - masukan positif kepada pasien agar
pasien tetap bersemangat hidup dan juga mampu mempertimbangkan kembali
keputusan yang telah dibuatnya.
 Pengertian Paliatif Care
 Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa
inggris) berartimeringankan, dan “Palliare” (bahsa
latin yang berarti “menyelubungi”-penj), merupakan
jenis pelayanan kesehatan yang berfokus untuk
meringankan gejala klien, bukan berarti kesembuhan.
 Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang
bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan
keluarga yang menghadapi masalah berhubungan
dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, mealaui
pencegahan dan membantu meringankan penderitaan,
identifikasi dini danpenilaian yang tertib serta
penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik,
psikososial dan spiritual (WHO 2011).
 Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap
kematian sebagai proses yang normal
 Tidak mempercepat atau menunda kematian.
 Menghilangkan nyeri dan keluhan lain
yang menganggu.
 Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual.
 Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir
hayatnya
 Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada
keluarga.
 Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi
kebutuhan pasien dan keluarganya
 Menghindari tindakan yang sia-sia
 Hak Hak Penderita
 Tahu status kesehatannya
 Ikut serta merencanakan perawtan
 Dapat informasi tindakan invasif
 Pelayanan tanpa diskriminasi
 Dirahasiakan oenyakitnya
 Dapat bekerja dan dapat produktif
 Berkeluarga
 Perlindungan asuransi
 Pendidikan yang layak

 Dimensi kualitas hidup
 Dimensi dari kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch, Deborah Dudgeeon dan Harvey Scipper
(1999) adalah :
 Penaganan permasalah kondisi fisik (gejala dan nyeri)
 Kemampuan fungsional dalam beraktifitas
 Kesejahteraan keluarga
 Kesejahteraan emosional
 Spiritual
 Fungsi sosial
 Kepuasan pada layanan terapi (termasuk pendanaan)
 Orientasi masa depan (rencana dan harapan)
 Seksualitas (termasuk “body image”)
 Fungsi okupasi

Anda mungkin juga menyukai