payudara sejak 7 tahun yang lalu dan sudah dilakukan mastektomi. Ny T mengeluh nyeri pada area operasi dan diseluruh tubuhnya terutama bila udara dingin nyerinya terasa semakin hebat. Bagi Ny. T nyeri yang dirasakannya sangat mengganggu sehingga aktivitas Ny. T saat ini hanya terbatas di tempat tidur saja. Ny. T merasa sangat stres dengan kondisinya sekarang dan mengatakan dirinya sudah begitu lelah dan tidak ingin hidup lagi. Ny T meminta kepada perawat untuk dilakukan tindakan suntik mati saja. Jelaskan isu etik yang terkait pada kasus di atas ! Jelaskan bagaimana kebijakan yang terdapat di Indonesia tentang isu etik yang terdapat pada kasus di atas ! Jelaskan bagaimana perawat seharusnya menyikapi permasalahan klien tersebut di atas (kaitkan dengan prinsip etik) Isu etik yang terkait pada kasus diatas adalah euthanasia yang memiliki arti untyk mempermudah meninggal dengan tenang dan mudah. Dilihat dari aspek bioetis uethanasia terdapat euthanasia volunter, involunter, aktif dan pasif. Dari kasus diatas masuk kedalam euthanasia volunter yang memiliki arti pasien secara sukarela dan bebas memilih untuk meninggal dunia. Menurut UUD 1945 pasal 28A menyebutkan bahwa “ setiap orang berhak untuk hidup serta berhak mempertahankan hidup dan kehidupannya “. Namun dengan dikaitkan kembali dengan hak asasi manusia, euthanasia tentu melnggar hak asasi manusia yaitu hak untuk hidup. KUHP mengatur tentang larangan melakukan euthanasia yakti dalam pasa 344 KUHP yang berbunyi “ barang siapa yang merampas nyawa orang lain atas permintaan orang itu sendiri yang jelas dinyatakan dengan kesungguhan hati, diancam dengan pidana penjara paling lama 12 tahun”. Dalm pratiknya di indonesia, pasal 344 KUHP ini sulit diterapkan untuk menyaring perbuatan euthanasia sebagai tindak pidana, sebab euthanasia yang sering terjadi dinegara ini adalah yang pasif, sedangkan pengaturan yang ada melarang euthanasia aktif dan volunter. Jadi diindonesia secara hukum norma sosial, agama, dan etika euthanasia tidak diperbolehkan. Berdasarkan prinsip etik keperawatan yang ada perawat harus menyikapi dengan beneficience ( berbuat baik ). Yang artinya perawat harus melakukan suatu tindakan baik seperti memberikan semangat dan masukan - masukan positif kepada pasien agar pasien tetap bersemangat hidup dan juga mampu mempertimbangkan kembali keputusan yang telah dibuatnya. Pengertian Paliatif Care Perawatan paliatif berasal dari kata palliate (bahasa inggris) berartimeringankan, dan “Palliare” (bahsa latin yang berarti “menyelubungi”-penj), merupakan jenis pelayanan kesehatan yang berfokus untuk meringankan gejala klien, bukan berarti kesembuhan. Perawatan paliatif care adalah penedekatan yang bertujuan memperbaiki kualitas hidup pasien dan keluarga yang menghadapi masalah berhubungan dengan penyakit yang dapat mengancam jiwa, mealaui pencegahan dan membantu meringankan penderitaan, identifikasi dini danpenilaian yang tertib serta penanganan nyeri dan masalah lain baik fisik, psikososial dan spiritual (WHO 2011). Meningkatkan kualitas hidup dan menganggap kematian sebagai proses yang normal Tidak mempercepat atau menunda kematian. Menghilangkan nyeri dan keluhan lain yang menganggu. Menjaga keseimbangan psikologis, sosial dan spiritual. Berusaha agar penderita tetap aktif sampai akhir hayatnya Berusaha membantu mengatasi suasana dukacita pada keluarga. Menggunakan pendekatan tim untuk mengatasi kebutuhan pasien dan keluarganya Menghindari tindakan yang sia-sia Hak Hak Penderita Tahu status kesehatannya Ikut serta merencanakan perawtan Dapat informasi tindakan invasif Pelayanan tanpa diskriminasi Dirahasiakan oenyakitnya Dapat bekerja dan dapat produktif Berkeluarga Perlindungan asuransi Pendidikan yang layak Dimensi kualitas hidup Dimensi dari kualitas hidup menurut Jennifer J. Clinch, Deborah Dudgeeon dan Harvey Scipper (1999) adalah : Penaganan permasalah kondisi fisik (gejala dan nyeri) Kemampuan fungsional dalam beraktifitas Kesejahteraan keluarga Kesejahteraan emosional Spiritual Fungsi sosial Kepuasan pada layanan terapi (termasuk pendanaan) Orientasi masa depan (rencana dan harapan) Seksualitas (termasuk “body image”) Fungsi okupasi