Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI PADA LANSIA

Disususn Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Gerontik


Dosen: Sutarno, SsiT., M. Kes

Disusun oleh :

Adi Nugraha Vanda Damara (108118048)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN 3B

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)

AL –IRSYAD AL-ISLAMIYYAH CILACAP

2021
LAPORAN PENDAHULUAN

Nama : Adi Nugraha Vanda Damara

NIM : 108118048

Dx Medis : Hipertensi

Masalah Kesehatan: Hipertensi


Hipertensi secara umum didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih besar dar 140
mmHg dan tekanan diastolic lebih dari 90 mmHg. Tekanan darah tinggi menjadi masalah jika
terjadi secara persisten, karena dengan tingginya tekanan darah akan mengakibatkan sistem
sirkulasi dan organ yang mendapat suplai darah menjadi tegang termasuk jantung dan otak
Menurut WHO memberikan batasan tekanan darah normal adalah 140/90
mmHg, dan tekanan darah sama atau diatas 160/96 mmHg dinyatakan seagai hipertensi. Menurut
WHO batas normal tekanan darah adalah 120-140 mmHg

A. Penyebab Hipertensi

Hipertensi memiliki banyak penyebab seperti halnya demam memiliki banyak penyebab. Faktor-
faktor yang terlihat sebagai penyebab hipertensi adalah :
1. Usia. Hipertensi bisa terjadi pada semua usis. Tetapi semakin bertambah usia seseorang,
risiko terserang hipertensi semakin meningkat. Hal ini terjadi akibat perubahan alami
pada jantung, pembuluh darah, dan hormon
2. Stress. Tekanan darah bisa sangat tinggi ketika stress dating, tetapi sifatnya hanya
sementara. Stress juga bisa memicu seseorang berperilaku buruk yang meningkatkan
risiko hipertensi
3. Keturunan. Sekitar 70-80% penderita hipertensi essensial ditemukan riwayat hipertensi di
dalam keluarga. Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua maka
dugaan hipertensi essensial lebih besar
4. Mengkonsumsi alcohol

5. Kurangnya aktivitas fisik. Jika seseorang kurang gerak frekuensi denyut jantung menjadi
lebih tinggi sehingga memaksa jantung bekerja lebih keras setiap kontraksi.
6. Merokok. Zat-zat kimia tembakau, seperti nikotin dan karbomonoksida dari asap rokok
membuat jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah.

B. Tanda dan Gejala

Hipertensi atau tekanan darah tinggi termasuk penyakit yang tidak menunjukkan gejala atau
tanda-tanda yang jelas sebelum adanya perubahan pada pembuluh darah di jantung, otak atau
ginjal. Hipertensi seringkali disebut sebagai “the silent killer” karena banyak orang yang tidak
menyadari saat tekanan darahnya mulai meninggi.
1. Sakit kepala

2. Sakit kuduk

3. Sulit tidur

4. Kelelahan

5. Sesak nafas

C. Patofisiologi

Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah terletak di


vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor bermula jaras saraf sympatis, yang
berlanjut ke bawah konda spinalis dan keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis
di thoraks dan abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk implus yang
bergerak ke bawah melewati sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis. Pada keadaan ini, neuron
pada masing-masing ganglia melepaskan asetikolin yang akan merangsang serabut saraf pusat
ganglia ke pembuluh darah, dimana dilepaskannya norepinefrin menyebabkan konstriksi
pembuluh darah. Berbagi faktor kecamasan dan ketakutan dapat mempengaruhi respon pembuluh
darah terhadap rangsang vasokonstriktor. Seseorang dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
norepinefrin, meskipun tidak di ketahui dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi,
Kelenjar adrenal juga terangsang sehingga menyebabkan bertambahnya aktivitas
vasokonstriksi. Medulla adrenal mensekresi epinefrin sehingga akhirnya mengakibatkan
vasokonstriksi korteks adrenal serta mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat
memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokontriksi tersebut juga menyebabkan
menurunnya aliran darah ke ginjal yang kemudian mengakibatkan pelepasan renin. Renin
merangsang pembentukan angiotensin I, kemudian di ubah menjadi angiotensin II, yaitu suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal.
Hormon ini mengakibatkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan
volume intravaskuler. Faktor-faktor tersebut dapat mencetuskan keadaan hipertensi untuk
pertimbangan gerontology. Perubahan structural dan fungsional pada system pembuluh perifer
bertanggung jawab pada perubahan tekanan darah yang terjadi pada usia lanjut. Perubahan
tersebut meliput aterosklerosis, hilangnya elastisitas jaringan ikat dan penurunan dalam relaksasi
otot polos pembuluh darah, yang pada gilirannya menurunkan kemampuan distensi dan daya
regang pembuluh darah. Konsekuensinya, aorta dan arteri besar berkurang kemampuannya dalam
mengakomodasi volume darah yang dipompa oleh jantung, mengakibatkan penurunan curah
jantung dan peningkatan tekanan vaskuler serebral. Peningkatan tekanan vaskuler serebral
tersebut yang menyebabkan arteri utama pembawa darah yang mengandung Oksigen menurun,
sehingga suplai darah keotak berkurang dan mengakibatkan nyeri pada bagian kepala
(Brunner&Suddarth,2002 dalam Nurhidayat, 2015).

D. Pemeriksaan Penunjang

Penatalaksanaan atau pemeriksaan penunjang hipertensi bertujuan untuk mencegah morbiditas dan
mortalitas akibat komplikasi. Ada 2 pemeriksaan penunjang, yaitu :
1. Penatalaksanaan Nonfarmakologi

Modifikasi gaya hidup dalam penatalaksanaan nonfarmakologis sangat penting untuk


mencegah tekanan darah tinggi, yaitu dengan cara :
1. Mempertahankan berat badan ideal.
2. Mengurangi asupan natrium

3. Batasi konsumsi alcohol

4. Penurunan stress

2. Penatalaksanaan farmakologi

1. Golongan deuritik

2. Penghambat adrenergic. Sekelompok obat yang terdiri dari alfa


blocker yang menghambat sistem saraf simpatis
3. ACE-inhibitor

4. Antagonis-II-bloker

Pemeriksaan penunjang yang dilakukan pada penderita hipertensi bertujuan


untuk mengetahui progresi penyakit ini.

5. Laboratorium. Penilaian risiko kardiovaskular, penilaian komplikasi


hipertensi

6. Elektrokardiografi

7. Ekokardiografi

8. Ct scan kepala

9. Photo torax

E. Komplikasi Hipertensi

Penderita hipertensi berisiko terserang penyakit lain yang timbul kemudian.


Dalam jangka panjang, jika hipertensi tidak dikendalikan akan berdampak
pada timbulnya komplikasi penyakit lain.
1. Stroke. Tekanan darah yang terlalu tinggi dapat menyebabkan
pecahnya pembuluh darah otak.
2. Gagal Jantung. Tekanan darah yang tinggi memaksa otot jantung
bekerja lebih berat untuk memompa darah dan menyebabkan
pembesaran otot jantung kiri sehingga jantung mengalami gagal
fungsi
3. Gagal Ginjal
1. Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri Akut b.d Agens Cedera Biologis (Nanda 2018 hal 445)
b. Ketidakseimbangan Nutrisi Kurang dari Kebutuhan tubuh b.d Asupan diet Kurang
(Nanda 2018 hal 153)

2. Intervensi Keperawatan

No Dx Keperawatan NOC NIC

1 Nyeri Akut b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri ,hal 198
Agens Cedera keperawatan selama 3 x 24 jam Aktivitas-aktivitas
Biologis (Nanda 2018 diharapkan masalah nyeri akut - Lakukan pengkajian komperhensif
hal 445) pada pasien dapat teratasi dengan yang meliputi lokasi
indikator: karakteristik,onset/durasi, frekuensi,
Kontrol Nyeri, hal 247 kualitas, intensitas, atau berat nyeri
dan faktor pencetus
Indikator IR ER
- Observasi adanya petunjuk
Menggambarkan 5 nonverbal mengenai
faktor penyebab ketidaknyamanan terutama pada

Melaporkan 5 mereka yang tidak dapat

perubahan teradap berkomunikasi

gejala nyeri - Gunakan strategi komunikasi


terapeutik untuk mengetahui
Menggunakan 5
pengalaman nyeri dan sampaikan
tindakan
penerimaan pasien terhadap nyeri
pencegahan
- Ajarkan prinsip manajemen nyeri
- Gali pengetahuan dan kepercayaan
Keterangan : pasien mengenai nyeri
1) Tidak pernah menunjukan - Kolaborasi dengan pasien, orang
2) Jarang menunjukan terdekat, dan tim kesehatan lain
3) Kadang Kadang menunjukan untuk memilih dan
4) Sering Menunjukan mengimplementasikan tindakan
5) Secara konsisten penurunan nyeri
Menunjukan

2. Ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan Managemen Nutrisi


Nutrisi Kurang dari keperawatan selama 3 x 24 jam Aktivitas-aktivitas
Kebutuhan tubuh b.d diharapkan masalah - Tentukan status gizi pasien dan
Asupan diet Kurang Ketidakseimbangan Nutrisi pada kemampuan pasien untuk memenuhi
(Nanda 2018 hal 153) pasien dapat teratasi dengan kebutuhan gizi
indikator: - Tentukan apa yang menjadi
Status Nutrisi, hal 551 preferensi makanan bagi pasien
- Instruksi pasien untuk kebutuhan
Indikator IR ER
nutrisi (yaitu membahas pedoman
Asupan 5 diet dan piramida makanan)
makanan - Tentukan jumlah kalori dan jenis

Asupan 5 nutrisi yang di butuhkan memenuhi

Cairan persyaratan gizi


- Beri obat-obatan sebelum makan
Asupan Gizi 5

Keterangan :
1) Sangat Menyimpang
2) Banyak Menyimpang
3) Cukup Menyimpang
4) Sedikit menyimpang
5) Tidak Menyimpang
DAFTAR PUSTAKA

Dr Lili Marliani, H. Tantan S. 2010. Q&A Hipertensi. Jakarta. PT Elex Media


Komputindo

Ny. Hanim Mufarokhah. 2019. HIPERTENSI DAN INTERVENSI


KEPERAWATAN. Jateng.
Lakeisha Redaksi

Kurnia Anih. 2014. MODUL MANAJEMEN DIRI BERBASIS KELUARGA


TERHADAP PERILAKU KESEHATAN DIET PADA PENDERITA
HIPERTENSI. Surabaya. CV Jakad
Publishing Surabaya

Agromedia Redaksi. 2009. Solusi Sehat Mengatasi Hipertensi. Tanggerang. PT


Agromedia Pustaka

Anda mungkin juga menyukai