Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN PADA PASIEN HIPERTENSI

Disusun Oleh:
EKKLESIA FERSIAN HITIPEUW

SEKOLAH TINGGI ILMU KEPERAWATAN


MUHAMMADIYAH PONTIANAK
PROGRAM STUDI NERS
NON REGULER B
2021/2022
BAB I
KONSEP DASAR
A. Definisi hipertensi
Tekanan darah adalah tekanan dari aliran darah dalam pembuluh nadi
(arteri). Ketika jantung kita berdetak lazimnya 60 hingga 70 kali dalam 1
menit pada kondisi istirahat (duduk atau berbaring ), darah dipompa menuju
dan melalui arteri, tekanan darah paling tinggi terjadi ketika jantung
berdetak memompa darah ini disebut tekanan sistolik, tekanan darah
menurun saat jantung rileks di antara dua denyut nadi ini di sebut tekanan
diastolik(Robert E Kowalski, 2010).
Hipertensi dapat didefinisikan sebagai tekanan darah persisten dimana
tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolik di atas 90
mmHg (Brunner & Suddarth, 2013).
Hipertensi juga dapat diartikan sebagai peningkatan tekanan darah
sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastolik sedikitnya 90
mmHg(Amir Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma, 2015).

B. Etiologi
Menurut amir huda nurarif dan hardhi kusuma (2015) berdasarkan
penyebabnya hipertensi di bagi menjadi 2 golongan yaitu :
1) Hipertensi primer atau esensial
Disebut juga hipertensi idiopatik karena tidak di ketahui penyebabnya,
faktor-faktor yang dapat mempengaruh hipertensi yaitu genetik,
lingkungan, hiperaktif saraf simpatis sistem renin, angiotensin dan
peningkatan Na + Ca intraseleluar. Faktor-faktor yang meningkatkan
resiko seperti obesitas, merokok dan alkohol.
2) Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder penyebabnya dapat di ketahui seperti penggunana
esterogen, penyakit ginjal, sindrom caushing,dan hipertensi yang
berhubungan dengan kehamilan.
C. Factor resiko
Factor resiko ini di golongkan menjadi yang dapat di ubah dan tidak dapat
di ubah (Joyke M. Black dan Jane Hokanson Hawks, 2014).
1) Faktor resiko yang tidak dapat di ubah
a) Riwayat keluarga
b) Usia
c) Jenis kelamin
d) Etnis
2) Faktor risiko yang dapat di ubah
a) Diabetes
b) Stres
c) Obesitas
d) Nutrisi
e) Penyalahgunaan obat

D. Klasifikasi
Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun atau lebih berasarkan JNC
dapat di lihat pada tabel sebagai berikut :

Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun atau lebih berdasarkan Joint
National Commiitee (JNC) VII 2003

klasifikasi tekanan Tekanan darah sistolik Tekanan darah


darah ( MmHg) diastolik (MmHg)
Normal ≤ 120 ≥ 80
Prehipertensi 120 – 140 80 – 89
Hipertensi stadium I 140 – 159 90 – 99
Hipertensi stadium II ≤ 160 ≥ 100
E. Pathway
F. Tanda dan gejala
Menurut Amir Huda Nurarif dan Hardhi Kusuma (2015) tanda dan gejala
pada penderita hipertensi di bedakan menjadi :
1) Tidak ada gejala
Tidak ada gejala yang spesifik yang dapat di hubungkan dengan
peningkatan tekanan darah, selain penentuan tekanan arteri oleh seorang
dokter yang memeriksa, hal ini di artikan hipertensi aterial tidak akan
pernah terdiagnosa jika tekanan arteri tidak terukur.
2) Gejala yang lazim
Sering dikatakan bahwa gejala terlazim yang menyertai hipertensi adalah
meliputi nyeri kepala dan kelelahan. Dalam kenyataannya, ini merupakan
gejala terlazim yang dapat mengenai kebanyakan pasien yang mencari
pertolongan medis.
Beberapa pasien yang menderita hipertensi yaitu :
a) Mengeluh sakit kepala
b) Pusing
c) Lemas
d) Kelelahan
e) Sesak nafas
f) Gelisah
g) Mual dan muntah
h) Epistaksis
i) Kesadaran menurun

G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi pada penderita hipertensi menurut Corwin
(2009) antara lain :
1) Stroke.
2) Infark miokard
3) Gagal ginjal
4) Ensefalopati
5) Kejang

H. Penatalaksanaan
Tujuan penatalaksanan medis pada pasien dengan hipertensi adalah
mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas penyerta dengan mencapai
dan mempetahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg. Evektivitas
setiap program ditentukan oleh derajat pada hipertensi, komplikasi, biaya
perawatan,dan kualitas hidup sehubung terapi (arief mutakkim, 2009).
Menurut Joyke M. Black dan Jane Hokanson Hawks (2014) ada
beberapa cara pada penatalaksaan untuk penderita hipertensi yaitu :
1) Modifikasi gaya hidup
Modifikasi gaya hidup di anjurkan sebagai terapi definitif awal bagi
beberapa pasien, paling tidak untuk 6 sampai 12 bulan pertama setelah di
diagnosa awal.
a) Pengurangan berat badan
b) Pembatasan natrium
c) Modifikasi diit lemak.
d) Olahraga
e) Pebatasan alcohol
f) Pembatasan kafein
g) Menghentikan kebiasaan merokok
h) Suplementasi kalium
i) Teknik relaksasi.
2) Terapi farmakologi
Obat obat antihipertensi dapat di pakai sebagai obat tunggal atau di
campur dengan obat lain, obat-obat ini diklasifikasi menjadi 5 kategori
yaitu :
a) Diuretik
b) Simpatolik
c) Penghambat adrenergik – alfa
d) Penghambat neuron adrenergik (simpatolik yang bekerja perifer )
e) Vasodilator arteri yang bekerja langsung
f) Antagonis angiotensin
BAB II
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan keluarga merupakan suatu rangkaian kegiatan dalam
praktek keperawatan yang diberikan pada klien sebagai anggota keluarga pada
tatanan komunitas dengan menggunakan proses keperawatan, berpedoman pada
standar keperawatan dalam lingkup wewenang serta tanggung jawab keperawatan
(WHO, 2014).
Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian yang diberikan melalui
praktik keperawatan dengan sasaran keluarga. Asuhan ini bertujuan untuk
menyelesaikan masalah kesehatan yang dialami keluarga dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan, yaitu sebagai berikut (Heniwati, 2008) :
A. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah awal pelaksanaan asuhan keperawatan,
agar diperoleh data pengkajian yang akurat
1. Pengumpulan Data
a. Identitas Pasien
b. Identitas Penanggung Jawab
2. Riwayat Penyakit
a. Riwayat Penyakit Sekarang
b. Keluhan Saat Dikaji
c. Riwayat Penyakit Dahulu
d. Riwayat Penyakit Keluarga
3. Genogram
4. Data Biologis
a. Pola Nutrisi
b. Pola Minum
c. Pola Eliminasi
d. Pola Istirahat/Tidur
e. Pola Hygiene
5. Aktivitas
6. Data Sosial
a. Hubungan dengan Keluarga
b. Hubungan dengan Tetangga
c. Hubungan dengan Pasien Sekitar
d. Hubungan dengan Keluarga Pasien Lain
7. Data Psikologis
a. Status Emosi
b. Peran Diri
c. Gaya Komunikasi
8. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum
b. Kepala Mata
c. Hidung
d. Telinga
e. Mulut
f. Leher
g. Thoraks (Paru-paru)
h. Thoraks (Jantung)
i. Abdomen
j. Genetalia
k. Ekstremitas
9. Data Penunjang
10. Pengobatan
(Poltekkes Kemenkes Pontianak)
B. Diagnose keperawatan
1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
2. Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan gejala penyakit
3. Intolenrasi aktivitas berhubungan dengan nyeri saat bergerak
C. Intervensi

SDKI SLKI SIKI


D.0077 L.08066 Manajemen Nyeri (I.
Nyeri akut Tingkat nyeri Setelah 08238)
berhubungan dengan dilakukan tindakan 1. Observasi
agen cedera biologis, keperawatan selama,  Observasi tanda-tanda
agen cedera kimiawi, diharapkan masalah vital
agen cedera fisik. nyeri dan kenyamanan:  Identifikasi lokasi,
nyeri akut dapat teratasi karakteristik, durasi,
dengan kriteria hasil: frekuensi, kualitas, dan
 Kemampuan intensitas nyeri.
menuntaskan  Identifikasi skala nyeri
aktivitas meningkat  Identifikasi respons
 Keluhan nyeri nyeri non verbal
menurun  Monitor efek samping
 Meringis menurun penggunaan analgesic
 Sikap protektif 2. Terapeutik
menurun  Berikan teknik
 Gelisah menurun nonfarmakologis
 Kesulitan tidur  Kontrol lingkungan
menurun yang memperat rasa
 Menarik diri nyeri
menurun  Fasilitasi istirahat dan
 Berfokus pada diri tidur
sendiri menurun 3. Edukasi
 Diaforesis menurun  Jelaskan strategi
 Perasaan depresi meredakan nyeri
(tertekan) menurun  Anjurkan teknik
 Perasaan takut nonfarmakologis (teknik
mengalami cidera napas dalam)
berulang menurun 4. Kolaborasi
 Anoreksia menurun  Kolaborasi pemberian
 Perineum terasa analgetik, jika perlu
tertekan menurun
 Uterus teraba
membulat menurun
 Ketegangan otot
menurun
 Pupil dilatasi
menurun
 Mual dan muntah
menurun
 Frekuensi nadi
membaik
 Pola napas membaik
 Tekanan darah
membaik
 Proses berpikir
membaik
 Fokus membaik
 Fungsi berkemih
membaik
 Perilaku membaik
 Nafsu makan
membaik
 Pola pikir membaik

D.0074 gangguan rasa L.08064 Manajemen Nyeri (I.


nyaman berhubungan Status kenyamanan 08238)
dengan nyeri perut Setelah dilakukan
asuhan keperawatan 1. Observasi
diharapkan status  Observasi tanda-tanda
kenyaman meningkat vital
dengan kriteria hasil :  Identifikasi lokasi,
 Keluhan tidak karakteristik, durasi,
nyaman menurun frekuensi, kualitas, dan
 Gelisah menurun intensitas nyeri.
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respons
nyeri non verbal
 Monitor efek samping
penggunaan analgesic
2. Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologis
 Kontrol lingkungan
yang memperat rasa
nyeri
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
3. Edukasi
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan teknik
nonfarmakologis (teknik
napas dalam)
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

Intolenransi Tolenransi aktivitas Manajemen energy


aktivitas D.0056 L.05047 I.05178
berhubungan dengan Setelah dilakukan
1. Observasi
nyeri saat bergerak tindakan keperawatan,
 Identifikasi gangguan
diharapkan toleransi
fungsi tubuh yang
aktivitas meningkat
mengakibatkan
dapat teratasi dengan
kelelahan
kriteria hasil:
 Monitor kelelahan fisik
 frekuensi nadi
dan emosional
meningkat
 Monitor pola dan jam
 keluhan lelah
tidur
menurun
 Monitor lokasi dan
 dyspneasaat
ketidaknyamanan
beraktivitas menurun
selama melakukan
 dyspnea setelah
aktivitas
beraktivitas menurun
2. Terapeutik
 Sediakan lingkungan
nyaman dan rendah
stimulus (misalnya
cahaya, suara,
kunjungan)\
 Lakukan latihan rentang
gerak pasif dan/ atau
aktif
 Berikan aktivitas
distraksi yang
menenangkan
 Fasilitasi duduk disisi
tempat tidur jika tidak
bisa berpindah
3. Edukasi
 Anjurkan tirah baring
 Anjurkan melakukan
aktivitas secara
bertahap
 Anjurkan menghubungi
perawat jika tanda dan
gejala kelelahan tidak
berkurang
 Ajarkan strategi koping
untuk mengurangi
kelelahan
4. Kolaborasi
Kolaborasi dengan ahli
gizi tentang cara
meningkatkan asupan
makanan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddarth, (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8
volume 2.Jakarta EGC
Black, M. Joyce&Hawks J. H. (2014).Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8,
Buku2. Elsevier : Singapore
Corw in, elizabeth, J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Jakarta : EGC
Friedman, M.M et al. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset, Teori, dan
Praktik. Ed 5. Jakarta: EGC.
JNC 7, (2003). The Seventh Report of The Joint National Commite on Prevention,
Detection, Evaluation, and Treatment of High Blood Pressure. National
Institutes of Health.
Mubarak, Wahid Iqbal. (2009). Ilmu Pengantar Komunitas. Jakarta: Salemba
Medika.
Nurarif, A.H., & Kusuma.(2015). Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan
diagnosa medis & NANDA (NIC-NOC).Edisi Revisi Jilid
1.Yogyakarta :MediaAction Publishing.
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Smeltzer, Susan C.(2013). KeperawatanMedikal-Bedah Brunner &Suddarth ;
AlihBahasa, Devi Yulianti, Amelia Kimin ; editor edisibahasa Indonesia,
EkaAnisaMardella. –Ed. 12. Jakarta : EGC
Retnani, C. T., & Prihanto. (2020). Relaksasi otot progresif untuk menurukan
nyeri. Jurnal Ilmiah Permas: Jurnal Ilmiah STIKES Kendal, Vol 10 No.
(4), Hal 491–500
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
Indonesia: Definisi dan Indikator Diagnostik. Edisi 1 Cetakan 1. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Tindakan Keperawatan. Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta: Dewan
Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia:
Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan. Edisi 1 Cetakan 2. Jakarta:
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai