KONSEP DASAR
1. Definisi
Hepatitis adalah peradangan pada hati yang mengalami nekrosis berupa bercak difus yang
mempengaruhi seluruh sel asinus hati dan merusak arsitekstur hati (Morgan, 2009.Hal 209).
Hepatitis B adalah proses nekroinflamatorik pada hati yang terjadi secara akut disebabkan
disebabkan oleh Virus Hepatitis B (VHB) yang menyerang hati dan menyebabkan peradangan
2. Etiologi
(Soewignjo, 2013.Hal 36) penyebab hepatitis virus B adalah penggunaan obat obatan per
IV, hubungan seksual via anus, hubungan seksual dengan orang yang terinfeksi, pajanan dari
tempat kerja, resipien transfuse darah, pasien analisis, berhubungan dekat dengan individu yang
terinfeksi (suami-istri-anak).
3. Klasifikasi
a. Hepatitis akut
b. Hepatitis kronis
Gangguan yang terjadi > 6 bulan dan kelanjutan dari hepatitis akut
c. Hepatitis fulminant
Perkembangan mulai timbulnya hepatitis hingga kegagalan hati dalam waktu kurang dari 4
Setelah masa inkubasi berakhir, akan terjadi gejala prodmoral yang dapat berupa anoreksia,
mual, muntah, mialgia, altralgia, atau coryza berkisar selama 1-2 minggu. fase ini disusul dengan
fase ikterik yang ditandai dengan timbulnya ikterus dan berkurangnya keluhan keluhan
prodmoral. Pada saat itu, hepar teraba dan nyeri tekan.Dapat timbul limfadenopati dan
berkepanjangan serta gatal gatal.Setelah fase ikterik yang berlangsung selama beberapa minggu,
masih tampak.Penyembuhan sempurna terjadi berkisar 1-2 bulan tetapi dapat mencapai 4 bulan
5. Komplikasi
a. Sirosis
b. Kanker hati
Akibat dari hepatitis yang tidak di tangani maka dapat memicu pembentukan sel kanker
c. Gagal hati
6. Pemeriksaan penunjang
Pada hepatitis B akut, AST dan ALT sudah mulai mengalami peningkatan pada fase
prodromal. Tingginya kadar AST dan ALT tidak mempunyai korelasi dengan derajat kerusakan
sel hati. Nilai tertinggi AST dan ALT berkisar antara 400-4000 IU tetapi kadang-kadang
didapatkan nilai yang lebih tinggi lagi.Kadar billirubin berkisar antara 5-10 mg%.kadar billirubin
sering kali menigkat walaupun sudah terjadi penurunan AST dan ALT. kadar billirubin lebih
dari 6 mg% dan menetap biasanya biasanya disertai oleh penyakit yang berat. Pengukuran waktu
protrombin (PTT) penting karena panjangnya PTT sering merupakan gambaran tentang parahnya
adalah sebagai berikut : percobaan klinis dengan interferon telah menunjukkan hasil yang
menjanjikan, tirah baring dan pembatasan aktivitas sampai perbesaran hati dan perbesaran hepar
dan peningkatan billirubin serum serta enzim enzim hepar telah hilang, pertahankan nutrisi yang
adekuat; batasi protein ketika kemampuan hepar untuk memetabolisme protein mengalami
kerusakan, berikan antasida, beladona, dan antiemetik untuk dyspepsia serta malaise umum;
hindari semua pemberian obat bila terjadi muntah, masa penyembuhan dapat lama dan masa
pemulihan membutuhkan waktu 3 sampai 4 bulan, berikan dorongan untuk melakukan aktivitas
secara bertahap setelah ikterik hilang dengan sempurna, pikirkan dampak psikologis dari
perjalanan perjalanan penyakit yang panjang, libatkan keluarga dalam perencanaan perawatan
WOC
Pengaruh virus Inflamasi hepar
hepatis
hepatomegali
Penurunan produksi
energi
Terjadinya kelemahan
beraktivitas
RESIKO JATUH
Sumber: Amin H.A. & Hadhi K.2016.Asuhan Keperawatan Praktis Berdassarkan Nanda Nic
PROSES KEPERAWATAN
konsep dasar asuhan keperawatan pada klien dengan hepatitis yang meliputi pengkajian, dignosa
1. Pengkajian
b. Sirkulasi
Tanda : Bradikardi ( hiperbilirubin berat ), Ikterik pada sclera, kulit, membran mukosa
c. Eliminasi
Gejala : Urine gelap, Diare/konstipasi, feses warna tanah liat. Adanya/berulangnya hemodialisa.
Tanda : Asites/Acites
e. Neurosensori
Peka terhadap rangsang, Cenderung tidur, Letarg, Asteriksis
f. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Kram abdomen, Nyeri tekan pada kuadran kanan, Mialgia, Atralgia, Sakit kepala, Gatal
( pruritus ).
g. Pernapasan
Tidak minat/enggan merokok (perokok).
h. Keamanan,
Gejala : adanya transfuse darah.
terkontaminasi, air, jarum, alat bedah atau darah); pembawa (simptamatik atau asimptomatik);
adanya prosedur bedah dengan anestasi haloten; terpajan pada kimia toksin, obat resep.
k. Pemeriksaan diagnostik
Tes fungsi hati : Abnormal (4–10 kali dari normal). Catatan : merupakan batasan nilai untuk
membedakan hepatitis virus dari non-virus.
AST ( SGOT)SGPT ) : Awalnya meningkat. Dapat meningkat 1-2 minggu sebelum ikteri
Darah lengkap : SDM menurun sehubungan dengan penurunan hidup SDM (gangguan enzim
Deferensial darah lengkap : luckositosis, monositosis, limfosit atipikal. Dan sel plasma.
HbsAG : Dapat positif (tipe B) atau negative (tipe A). Catatan : merupakan diagnostik sebelum
Bilirubin serum : diatas 2,5 mg/100 ml (bila diatas 200 mg/ml, prognosis buruk mungkin
2. Diagnosa,Intervensi Keperawatan
NO Diagnosa Tujuan dan kriteria Intervensi
hasil
1 Nyeri akut Luaran utama Intervensi utama
berhubungan Tingkat nyeri Manajemen nyeri
dengan agen 1. Identifikasi lokasi,karakteristik,
cedera Luaran tambahan durasi,frekuensi kualitas,insensitas nyeri
fisiologis Fungsi 2. identifikasi skala nyeri
gastrointestinal 3. berikan teknik non farmakologi untuk
Status kenyamanan mengurangi nyeri
Kontrol nyeri 4. pertimbangkan jenis dan sumber nyeri
dalam pemilihan strategi meredakan
nyeri
5. kolaborasi pemberian analgesik
intervensi tambahan
edukasi manajemen nyeri
edukasi teknik nafas
kompres hangat
latihan pernafasan
pemantauan nyeri
perawatan kenyamanan
2 Defisit nutrisi Luaran utama Intervensi Utama
berhubungan Status nutrisi Manajemen nutrisi
dengan Luaran Tambahan 1. identifikasi status nutrisi
ketidakmam Berat badan 2. identifikasi kebutuhan kalori dan jenis
puan Fungsi nutrien
mencerna gastrointestinal 3. monitori berat badan
makanan Tingkat nyeri 4. berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
5. kolaborasi pemberian medikasi sebelum
makan
6. kolaborasi dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis
nutrien yang di butuhkan
Intervensi Tambahan
Dukungan kepatuhan program pengobatan
Konseling nutrisi
Pemantauan nutrisi
3 Hipertermia Luaran utama Intervensi Utama
Berhubunga termoregulasi Manajemen hipertermia
dengan Luaran Tambahan 1. identifikasi penyebab hipertermia
proses Status kenyamanan 2. monitori suhu tubuh
penyakit Status nutrisi 3. monitori haluaran urine
4. basahi dan kipasi permukaan tubuh
5. lakukan pendinginan eksternal
6. anjurkan tirah baring
Intervensi Tambahan
Edukasi pengkuran suhu tubuh
Edukasi termoregulasi
Kompres dingin
Manajemen cairan
Pemantauan cairan
4 Resiko jatuh Luaran utama Intervensi Utama
berhubungan Tingkat jatuh Pencegahan jatuh
dengan Luaran Tambahan 1. identifikasi faktor resiko jatuh
malnutrisi Ambulasi 2. monitiro kemampuan berpindah dari
Koordinasi tempat tidur ke kursi roda atau sebaliknya
pergerakan 3. gunakan alat bantu berjalan
Tingkat cedera 4. anjurkan memangil perawat jika
membutuhkan bantuan perawat
5. anjurkan berkonsentrasi menjaga
keseimbangan
Intervensi Tambahan
Dukungan ambulasi
Dukungan mobilisasi
Edukasi keselamatan lingkungan
Surveilenes keamanan dan keselamatan
DAFTAR PUSTAKA
Amin h.a. & hadhi k.2016.asuhan keperawatan praktis berdasarkan nanda NIC NOC dalam
berbagai kasus.jilid 1.jogjakarta mediacton
Baugman d.c&hackley john.2010.keperawatan medikal bedah.jakarta:egc
Tim pokja SDKI DPP PPNI.2016. Standar Diagnosa Keperawatan indonesia. Dewan pengurus
ppni pusat. Jakarta.
Tim pokja SDKI DPP PPNI.2016. Standar Intervensi Keperawatan indonesia. Dewan pengurus
ppni pusat. Jakarta.
Tim pokja SDKI DPP PPNI.2016. Standar luaran Keperawatan indonesia. Dewan pengurus
ppni pusat. Jakarta.