Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

HIPERTENSI

DISUSUN OLEH:

Donata Danar Ispriatmini


NIM 201121015

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES PONTIANAK
SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN DAN NERS
TAHUN 2023

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN
HIPERTENSI

Oleh :

Donata Danar Ispriatmini


NIM. 201121015

Pontianak, 15 Mei 2023


Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik

Nelly Agustin S. Kep. Ners


Iffah Kurniawati S. Tr. Kep NIP. 198106052005012011

ii
3
BAB I

KONSEP DASAR

A. Konsep Penyakit Terkait Gangguan yang Diidentifikasi:


1. Pengertian
Hipertensi adalah suatu keadaan ketika seseorang mengalami
peningkatan tekanan darah diatas normal atau peningkatan abnormal
secara terus menerus lebih dari suatu periode, dengan tekanan sistolik
diatas 140 mmHg dan tekanan diastolik diatas 90 mmHg. (Aspiani,
2016).
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya hipertensi terbagi menjadi 2 golongan
menurut (Aspiani,2016)
a. Hipertensi primer atau hipertensi esensial
Hipertensi primer atau hipertensi esensial disebut juga hipertensi idropatik
karena tidak diketahui penyebabnya. Faktor yang mempengaruhi yaitu:
 Genetik
 Jenis kelamin dan usia
 Diet
 Berat badan
 Gaya hidup
b. Hipertensi sekunder
Hipertensi sekunder terjadi akibat penyebab yang jelas salah satu contoh
hipertensi sekunder ialah hipertensi vaskula vena yang terjadi akibat
stenosi arteri renalis.
3. Patofisiologi

4
Sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah sebagai respon
rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi. Medulla adrenal mensekresi
epinefrin, yang menyebabkan vasokontriksi. Korteks adrenal
mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat respon
vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi yang mengakibatkan penurunan aliran keginjal,
menyebabkan pelepasan rennin. Rennin merangsang pembentukan
angiotensin I yang kemudian diubah menjadi angiotensin II, suatu
vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi
natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
intra vaskuler. Semua faktor ini cendrung mencetuskan keadaan
hipertensi (Padila, 2016).
4. Tanda dan gejala
 Sakitkepala
 Peningkatan tekanan darah >140/90mmHg
 Rasa berat ditengkuk
 Sukar tidur
 Lemah dan Lelah
 Nokturia
 Sesak nafas / sulit bernafas saat beraktivitas (Brunner, 2014)
5. Komplikasi penyakit
 Penyakitjantung
Komplikasi berupa infark miokard, angina pectoris, dan gagal
jantung.
5
 Ginjal

Terjadinya gagal ginjal dikarenakan kerusakan progresif akibat tekanan tinggi pada
kapiler-kapiler ginjal, glomerulus. Rusaknya glomerulus, darah akan mengalir ke unit-
unit fungsional ginjal dan nefron akan terganggu sehingga menjadi hipoksik dan
kematian. Rusaknya membran glomerulus, protein akan keluar melalui urin sehingga
tekanan osmotik koloid plasma berkurang dan menyebabkan edema.

 Otak

Komplikasi berupa stroke dan serangan iskemik. Stroke dapat terjadi pada hipertensi
kronik apabila arteri-arteri yang memperdarahi otak mengalamihipertrofi dan menebal
sehingga aliran darah ke daerah-daerah yang diperdarahi berkurang.

6
 Mata

Komplikasi berupa perdarahan retina, gangguan penglihatan,


hingga kebutaan.

 Kerusakan pada pembuluh daraharteri

Jika hipertensi tidak terkontrol, dapat terjadi kerusakan dan


penyempitan arteri atau yang sering disebut dengan aterosklerosis
dan arterosklerosis (pengerasan pembuluh darah). (Triyanto, 2014).
6. Pemeriksaan diagnostic
Tes darah rutin yang terdiri dari (Yogiantoro,2018):
 Glukosa darah
 Kolesterol LDL dan HDL: meningkat diatas 45 mg/dl

 Urinalisis

 Elektrokardiogram
7. Penatalaksanaamedik

a) Farmakologi

 Diuretik thiazide merupakan obat yang diberikan untuk


mengobati hipertensi

 Pengobatan adrenergic seperti alfa-bloker dan beta- bloker


merupakan obat yang menghambat efek sistem saraf
simpatis.

 Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-


INHIBITOR) merupakan obat penurun tekanan darah
dengan cara melebarkan arteri.

 Angiotensin II bloker merupakan obat penurun tekanan


darah dengan cara melebarkan arteri.

 Kedaruratan hipertensi merupakan penatalaksanaan dengan


memerlukan obat yang menurunkan tekanan darah tinggi

7
dengan segera contoh nya : diazoxide, nitroprusside,
nitroglycerin, danlabelatol.

b) Non Farmakologi

 Diet

Diet yang dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah :

- Pengurangan konsumsi garam dari 10 gr/hr menjadi


5gr/hr

- Diet rendah kolesterol dan rendah asam lemak jenuh

- Konsumsi buah dan sayur seperti semangka, mentimun,


seledri, tomat,kesemek

 Penurunan beratbadan

- Penurunan asupanetanol

- Menghentikanmerokok

- LatihanFisik

Latihan fisik atau olah raga yang teratur dan terarah yang
dianjurkan untuk penderita hipertensi adalah olahraga yang
mempunyai empat prinsip yaitu: macam olahraga isotonis dan
dinamis seperti lari, jogging, bersepeda, berenang dan lain-
lain. Intensitas olah raga yang baik antara 60-80 % dari
kapasitas aerobik atau 72-87 % dari denyut nadi maksimal
yang disebut zona latihan. Lamanya latihan berkisar antara 20
– 25 menit berada dalam zona latihan Frekuensi latihan
sebaiknya 3x perminggu dan paling baik 5x perminggu.
(Dermawan, 2016).

8
B. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian

a) Data biografi : Nama, alamat, umur, pekerjaan, tanggal masuk


rumah sakit, nama penanggung jawab dan catatankedatangan.
b) Riwayat kesehatan:

1) Keluhan utama : Alasan utama pasien datang ke rumah sakit


atau pelayanankesehatan.
2) Riwayat kesehatan sekarang : Keluhan pasien yang dirasakan
saat melakukanpengkajian.
3) Riwayat kesehatan terdahulu : Biasanya penyakit hipertensi
adalah penyakit yang sudah lama dialami oleh pasien dan
biasanya dilakukan pengkajian tentang riwayat minum obat
klien.
4) Riwayat kesehatan keluarga : Mengkaji riwayat keluarga
apakah ada yang menderita riwayat penyakit yangsama.
(Wijaya, 2013).

2. Diagnosa Keperawatan(SDKI, 2017)


a) Nyeri akut b.d agen cedera fisiologis (mis. Inflamasi, iskemia,
neoplasma), kimiawi (mis. Terbakar, bahan kimia iritan), fisik
(mis. Abses, amputasi, terbakar, terpotong, mengangkat berat,
prosedur operasi, trauma, Latihan fisikberlebihan)
b) Penurunan curah jantung b.d perubahan irama jantung, perubahan
frekuensi jantung, perubahan kontraktilitas, perubahan preload,
perubahanafterload
c) Gangguan perfusi jaringan b.d hiperglikemia penurunan konsentrasi
gemoglobin peningkatan tekanan darah kekurangan volume cairan
penurunan aliran arteri dan / atau vena kurang terpapar informasi tentang
faktor pemberat (mis. merokok, gaya hidup monoton, trauma, obesitas,
asupan garam , imobilitas) kurang terpapar informasi tentang proses
penyakit (mis. diabetes melittus, hiperlipidemia) kurang aktivitas fisik.

9
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi dan Rasional
Keperawatan
(SLKI) (SIKI)

1. Nyeri Akut SLKI SIKI

KontrolNyeri Manajemen Nyeri

Kriteria Hasil: 1. Lakukan pengkajian


kembali tentang nyeri
1. Melaporkan nyeri
yang dirasakan
terkontrol
Rasional : mengetahui
2. Kemampuanmengenali
karakteristik nyeri yang
onset nyeri
dirasakan pasien
3. Kemampuanmengenali
penyebab nyeri 2. Berikan info mengenai
4. Kemampuan nyeri
menggunakan Teknik Rasional : menambah
non-farmakologis wawasan pasien terkait
5. Keluhan nyerimenurun rasa nyeri yang dirasakan
6. Penggunaan analgesik
3. Berikan informasi yang
menurun
akurat untuk
meningkatkan
pemahaman dan respon
keluarga terhadap
pengalaman nyeri
Rasional : agar keluarga
mampu melakukan
manajemen nyeri secara
mandiri

4. Kolaborasi dengan
pasien, orang terdekat,
tim kesehatan untuk
memilih tindakan
penurun nyeri
10
nonfarmakologi sesuai
kebutuhan
Rasional : alternatif
dalam mengatasi nyeri
yang dirasakan

5. Kolaborasi dalam
Pemberian Analgesik
Rasional : mengurangi
rasanyeri
2 Penurunan SLKI SIKI
curah jantung
Curah Jantung Perawatan Jantung

Kriteria Hasil : 1. Monitor tekanandarah


2. Monitor saturasioksigen
1. Kekuatan nadi perifer
3. Monitor keluhan nyeri
meningkat
dada
2. Palpitasimenurun
4. Anjurkan beraktivitas
fisik sesuaitoleransi

3 Perfusi perifer SLKI SIKI


tidak efeketif
Perfusi Perifer Manajemen Sensasi Perifer

Kriteria Hasil : 1. Identifikasi penyebab


perubahansensasi
1. Kekuatan nadi perifer
2. Monitor terjadinya
meningkat
parestesia, jikaperlu
Palpitasimenurun
3. Monitor perubahankulit

4. Hindari pemakaian
benda-benda yang
berlebihan suhunya
(terlalu panas atau dingin)

11
4. Evaluasi

Evaluasi adalah perbandingan yang sistematis dan terencana


tentang kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan,
dilakukan dengan cara bersambung dan melibatkan klien, keluarga,
dan tenaga kesehatan lainnya. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat
kemampuan klien mencapai tujuan yang sesuai dengan kriteria hasil
pada perencanaan

Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan pendekatan SOAP


maupun SOAPIER, format tersebut meliputi :

S : Subjektif. Merupakan data perkembangan keadaan yang


didasarkaan pada apa yang dirasakan, dikeluhkan dan dikemukakan
pasien.

O : Objektif. Merupakan data perkembangan yang bisa diamati atau


diukur oleh perawat atau tim kesehatan lain.

A : Assasement/analisis. Kedua jenis data tersebut, baik subjektif


maupun objektif dinilai dan dianalisis apakah berkembang kearah
perbaikan atau kemunduran.Hasil analisi dapat diuraikan sampai
dimana masalah yang ada dapat diatasi atau

adakah perkembangan masalah yang baru yang menimbulkan


diagnosa keperawatan baru.

P : Planning/perencanaan. Rencana penanganan pasien dalam hal ini


didasarkan pada hasil analis di atas yang berisi melanjutkan rencana
sebelumnya apabila keadaan atau masalah pasien belum teratasi dan
membuat rencan baru bila rencana awal tidak efektif.

I : Implementasi. Pada analisa/assessment dapat kita menuliskan


pelaksanaan rencana tindakan untuk mengatasi maslah
keluhan/mencapai tujuan pasien. Tindakan ini harus disetujui oleh
pasien kecuali bila tidak dilaksanakan akan membahayakan
keselamatan pasien. Pilihan pasien harus sebanyak mungkin menjadi

12
bagian dari proses ini. Apabila kondisi pasien berubah, implementasi
mungkin juga harus berubah/disesuaikan.

E : Evaluasi. Pada data analisa/assessment kita dapat menuliskan


tafsiran dari hasil tindakan yang telah diambil adalah penting untuk
menilai keefektifan asuhan yang diberikan.Analisa dari hasil yang
dicapai menjadi fokus dari penilaian ketetapan tindakan.Apabila
kriteria tujuan tidak tercapai, proses evaluasi dapat menjadi dasar
untuk mengembangkan tindakan alternatif sehingga dapat mencapai
tujuan.

R : Re-essesment/perbaikan. Pada data analisa/assessment kita dapat


menuliskan komponen evaluasi dapat menjadi petunjuk perlunya.

Rencana tindak lanjut pada evaluasi dapat dilakukan dengan :

1) Rencana diteruskan, jika masalah berubah

2) Rencana dimodifikasi jika masalah tetap, semua tindakan sudah


dijalankan tetapi hasil belummemuaskan.

3) Rencana dibatalkan jika ditemukan masalah baru dan bertolak


belakang dengan masalah yang ada serta diagnosalamadibatalkan.

4) Rencana atau diagnosa selesai jika tujuan sudah tercapai dan yang
diperlukan adalah memelihara dan mempertahankan kondisi yang
baru.

Pada bagian ini ditemukan apakah perencanaan sudah tercapai atau


belum, dapat juga timbul masalah baru. (Setyowati, 2019).

13
DAFTAR PUSTAKA

Andarmoyo. 2017. Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Jogjakarta: AR-


RUZZ MEDIA

Aspiani, R.Y. (2014). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Gerontik. Jakarta: Trans
Info Media

Brunner & Suddarth. (2014). Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Volume 2.

Jakarta : EGC

Departemen Kesehatan RI. 2013. Hipertensi Membunuh Diam-Diam


KetahuiTekanan Darah
Anda.http://www.depkes.go.id/article/view/18051600004/hipertensimemb
unuh-diamdiam-ketahui-tekanan-darah-anda.html. Diunduh pada tanggal
20November 2020
Dermawan, D. (2012). Proses Keperawatan Penerapan Konsep & Kerangka
Kerja (1st ed.). Yogyakarta: GosyenPublishing.

Muldayeva, G. M., Kuzgibekova, A. B., Leyla, I. A., Berik, K. K., Sholpan, S.


K., & Kenzhetayeva , T. A. (2017). Quality of life of patients with
hypertension and treatment compliance . Australasian Medical Journal,
1-6.

Jufar, A. H., Nuguse, F. G., & Misgna, H. G. (2017). Assesment Of Health


Related quality Of Life And associated factors Among Hypertensive
Patients On Treatment At Public Hospitals In Mekelle, North Ethiopia.
Journal of Hypertension,1-7.

Kemenkes RI, 2019, Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2018.

Maryam, R. Siti, dkk. (2014). Mengenal Usia lanjut dan Perawatannya.


Jakarta :Salemba Medika.

Nursalam. (2012). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta: Salemba Medik

14
15

Anda mungkin juga menyukai