Anda di halaman 1dari 20

ASUHAN KEPERAWATAN

GERONTIK
DENGAN PJK
(PENYAKIT JANTUNG
KRONIK)
Oleh :
kelompok 2 / 4A S1 Keperawatan
Rahmah Nurjanah
Rivan Fadlur R
Risna Siti Nuramanah
Randi Pabyana
M. Dinar Triansyah
DEFINISI
Penyakit Jantung Koroner disebut juga dengan Coronary Heart Disease
yakni merupakan penyakit yang disebabkan oleh adanya flak yang
menumpuk di arteri koroner, sehingga terjadi penyumbatan yang mensuplai
O2 ke otot jantung.
Jadi sebagaiamana organ tubuh, jantung itu perlu zat makanan serta oksigen
agar dapat memompa darah keseluruh tubuh. Makin besar persentase
penyempitan pembuluh koroner maka makin berkurang aliran darah ke
jantung (Menurut UPT – Balai Informasi Tekonologi Lipid Pangan &
Kesehatan, 2009).
Epidemiologi
Menurut Jurnal Kesehatan Masyarakat, FKM UINSU, Medan Vol. 6, No. 1 Hal 54 – 65
Epidemiologi dari PJK (Penyakit Jantung Koroner) ini dibagi menjadi beberapa
karakteristik yakni :
• Host yang beresiko  Usia, Pekerjaan, Jenis Kelamin, Merokok, DM, Penderita
Hipertensi, Keturunan.
• Agent  penyebab nya yakni berkaitan dengan status sosail ekonomi, membuat
perilaku hidup kurang sehat.
• Environment  lingkungan yang berpotensi yakni lingkungan kerja yang berada
dibawah tekanan, sehingga mengakibatkan stress dan mempengaruhi kerja jantung.
Tanda & Gejala
Menurut Kemenkes RI Tanda & Gejala dari PJK adalah keluhan
rasa tidak nyaman di dada atau nyeri dada (angina) yang
berlangsung selama > 20 menit saat istirahat atau saat aktivitas
yang disertai gejala keringat dingin atau gejala lainnya. Seperti
lemah, rasa mual, dan pusing.
Penyebab / Faktor Resiko yang b.d Penyakit PJK
(Penyakit Jantung Koroner)
Jurnal 1 “Jurnal Ilmiah Kesehatan , Maret 2019. Karyatin Faktor yang berhubungan yakni dibagi menjadi 2 macam :
“Faktor – faktor yang berhubungan dengan kejadian • Faktor yang tidak dapat diubah  Usia, jenis kelamin,
penyakit jantung koroner “ merokok, hipertensi, hiperkolesterol dan perilaku
olahraga.
• Faktor yang dapat diubah  perubahan gaya hidup

Jurnal 2 “Tesis : “Faktor – faktor yang berhubungan Faktor yang berhubungan yakni : Umur, Tekanan Darah
dengan kejadian penyakit jantung koroner di RSU (khususnya diastole), riwayat PJK pada orang tua dan
Knujoso Djatiwibowo Balikpapan” frekuensi olahraga.

Jurnal 3 “Jurnal Ilmu Kesehatan, Oktober 2018. Susi Irawati Faktor yang berhubungan dengan PJK terbukti yakni pada
dkk. “Faktor – faktor yang berhubungan dengan penyakit kelompok hipertensi, merokok, serta riwayat jantung keluarga.
jantung koroner di Poliklinik Jantung RST. DR.
Reksodiwiryo Padang”
Jurnal 4 “Skripsi : “Faktor – faktor yang berhubungan Faktor signifikan yang di dapat yakni : Usia, jenis kelamin,
dengan kejadian penyakit jantung koroner di Puskesmas riwayat keluarga, hipertensi, Diabetes mellitus, obesitas,
Dulalowo Kec. Kota Gorontalo” kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga.
Jurnal 5 “Jurnal Action “Faktor risiko terjadinya penyakit Faktor yang mempengaruhi yakni kadar kolesterol dan
jantung koroner pada pasien Rumah Sakit Umum trigliserida dalam darah.
Meuraxa Banda Aceh”
DataFokus
Sejatinya pertambahan usia menyebabkan jantung dan pembuluh darah menjadi
kaku. Denyut jantung menurun dikarenakan perubahan kemampuan jantung untuk
memompa, diiringi fungsi dan mobiitas yang berkurang membuat otot para lansia
melemah.
Gejala yang mungkin muncul yakni :
1) Rasa lelah yang tidak biasa
2) Keringat tanpa sebab
3) Rasa tidak nyaman di punggung, leher , atau rahang
4) Sesak
Diagnosa Keperawatan (1)
Diagnosa Keperawatan (SDKI)  Nyeri Akut b.d agen pencedera fisiologis (D.0077)
Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI )  Nyeri Akut • Kontrol nyeri
Luaran utama • Mobilitas fisik
• Tingkat nyeri • Penyembuhan luka
• Perfusi Miokard
• Pola tidur
• Status kenyamanan
• Tingkat cedera

Luaran tambahan
• Fungsi Gastrointestinal
Intervensi Keperawatan (SIKI)  Manajemen Nyeri (I. 08238)
Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola pengalaman sensorik atau emosional yang berkaitan
dengan kerusakan jaringan atau fungsional dengan onset mendadak atau lambat dan
berintensitas ringan hingga berat dan konstan.
 Observasi
- Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
- Identifikasi skala nyeri
- Identifikasi respons nyeri verbal
- Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
- Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
- Idetntifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
- Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
- Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
- Monitor efek samping penggunaan analgetik
Intervensi Keperawatan (SIKI)  Manajemen Nyeri (I. 08238)
 Terapeutik
- Berikan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
- Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
- Fasilitasi istirahat dan tidur
- Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi meredakan nyeri

 Edukasi
- Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
- Jelaskan strategi meredakan nyeri
- Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
- Anjurkan menggunakan analgetik secara tepat
- Ajarkan teknik nonfarmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
 Kolaborasi  Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
Diagnosa Keperawatan (2)
Diagnosa Keperawatan (SDKI) : Penurunan Curah Jantung b.d perubahan kontraktilitas
miokardium (D.0008)
Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) : • Perfusi perifer
(Penurunan Curah Jantung) • Perfusi cerebral
Luaran Utama • Status cairan
• Curah Jantung • Status neurologis
• Status sirkulasi
• Tingkat keletihan

Luaran Tambahan
• Perfusi miorkard
• Perfusi renal
Intervensi Keperawatan (SIKI)  Perawatan Jantung (I.02075)

Definisi  Mengidentifikasi, merawat dan membatasi komplikasi akibat ketidakseimbangan antara suplai
dan konsumsi oksigen miokard.
 Observasi
- Identifikasi tanda dan gejala primer penurunan curah jantung (meliputi dipsnea, kelelahan, edema,
otopnea, paroxysmal nocturnal dyspnea, peningkatan CVP)
- Identifikasi tanda / gejala sekunder penurunan curah jantung (meliputi peningkatan berat badan,
hepatomegali, distensi vena jugularis, palpitasi, ronkhi basah, oliguria, batuk, kulit pucat)
- Monitor tekanan darah
- Monitor intake dan output cairan
- Monitor saturasi oksigen
- Monitor berat badan setiap hari dan pada waktu yang sama
- Monitor keluhan nyeri dada
- Monitor EKG 12 sadapan
 Observasi
- Monitor aritmia
Lanjutan - Monitor nilai laboratorium jantung (mis. Elektrolit, enizim jantung, BNP, NT pro –
BNP)
- Monitor fungsi alat pacu jantung
- Periksa tekanan darah dan frekuensi nadi sebelum dan sesudah aktivitas
- Periksa tekanan darah nadi sebelum pemberian obat

 Terapeutik
- Posisikan pasien semi – Fowler atau Fowler dengan kaki ke bawah atau posisi nyaman
- Berikan diet jantung yang sesuai (mis.batasi asupan kafein, natrium, kolesterol, dan makanan
tinggi lemak)
- Gunakan stocking elastis atau pneumatik intermiten, sesuai indikasi
- Fasilitasi pasien dan keluarga untuk modifikasi gaya hidup sehat
- Berikan terapi relaksasi untuk mengurangi stress, jika perlu
- Berikan dukungan emosional dan spiritual
- Berikan oksigen untuk mempertahankan saturasi oksigen >94%
La n j ut a n
 Edukasi
- Anjurkan beraktivitas fisik sesuai toleransi
- Anjurkan beraktivitas fisik secara bertahap
- Anjurkan berhenti merokok
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur berat badan harian
- Ajarkan pasien dan keluarga mengukur intake dan output carian harian

 Kolaborasi
- Kolaborasikan pemberian antiaritmia, jika perlu
- Rujuk ke program rehabilitasi jantung
Diagnosa Keperawatan
(3)
Diagnosa keperawatan (SDKI) : Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai darah dan
oksigen ke miokard (D.0056)

Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) : Luaran Tambahan


Luaran Utama • Ambulasi
• Toleransi Aktivitas • Curah jantung
• Konsevasi Energi
• Tingkat keletihan
Intervensi keperawatan  Manajemen Energi (I.05178)

Definisi : Mengidentifikasi dan mengelola penggunaan energi untuk mengatasi atau


mencegah kelelahan dan mengoptimalkan proses pemulihan
 Observasi
- Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan
- Monitor kelelahan fisik dan emosional
- Monitor pola dan jam tidur
- Monitor lokasi dan ketidaknyamanan selama melakukan aktivitas
 Terapeutik
- Sediakan lingkungan nyaman dan rendah stimulus (mis.cahaya, suara, kunjungan)
- Lakukan latihan rentang gerak pasif / aktif
- Berikan aktivitas distraksi yang menenangkan
- Fasilitasi duduk di sisi tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau berjalan
Lanjutan
 Edukasi
- Anjurkan tirah baring
- Anjurkan melakukan aktivitas secara bertahap
- Anjurkan menghubungi perawat jika tanda dan gejala kelelahan berkurang
- Ajarkan strategi koping untuk mengurangi kelelahan

 Kolaborasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara meningkatkan asupan makanan
Diagnosa Keperawatan (4)
Diagnosa Keperawatan (SDKI) : Ansietas b.d rasa ketakutan dan perubahan kesehatan atau
ancaman kematian (D.0080)
Tujuan & Kriteria Hasil (SLKI) : Luaran Tambahan
(Ansietas)  Dukungan sosial
Luaran Utama  Harga diri
 Tingkat ansietas  Kesadaran diri
 Kontrol diri
 Proses informasi
 Status kognitif
 Tingkat agitasi
 Tingkat pengetahuan
Intervensi Keperawatan (SIKI)  Reduksi ansietas
(I.09314)
Definisi : Meminimalkan kondisi individu dan pengalaman subyektif terhadap objek yang tidak jelas
dan spesifik akibat antisipasi bahaya yang memungkinkan individu melakukan tindakan untuk
menghadapi ancaman.
 Observasi
- Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis.kondisi, waktu, stresor)
- Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
- Monitor tanda – tanda ansietas (verbal dan non – verbal)
 Terapeutik
- Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
- Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
- Pahami situasi yang membuat ansietas
- Dengarkan dengan penuh perhatian
- Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
- Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
- Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
- Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
 Edukasi
Lanjutan - Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
- Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
- Anjurkan keluarga untuk bersama pasien, jika perlu
- Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan
- Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
- Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
- Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri tepat
- Latih teknik relaksasi

 Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
T E R I M A K A S I H 

Anda mungkin juga menyukai