Anda di halaman 1dari 17

Askep Gawat Darurat pada Pasien

IMA
Achmad Fentriyonno
Eliza Vrilianti
Marliyana
Oskarliyandi Purba
Definisi
 Infark miokard akut adalah penyakit jantung yang disebabkan
oleh karena sumbatan pada arteri koroner. Sumbatan akut
terjadi oleh karena adanya aterosklerotik pada dinding arteri
koroner sehingga menyumbat aliran darah ke jaringan otot
jantung (M. Black, Joyce, 2014)
Etiologi
 Faktor Penyebab :
suplai oksigen ke miokard berkurang
curah jantung meningkat
kebutuhan oksigen ke miokard meningkat
 Faktor predisposisi :
faktor resiko biologis yang tidak dapat diubah
faktor resiko yang dapat diubah
Patofisiologi
 IMA dapat dianggap sebagai titik akhir dari PJK. Tidak seperti
iskemia sementara yang terjadi dengan angina, iskemia jangka
panjang yang tidak berkurang akan menyebabkan kerusakan
ireversibel terhadap miokardium. Sel-sel jantung dapat
bertahan dari iskemia selama 15 menit sebelum akhirnya
mati.Manifestasi iskemia dapat dilihat dalam 8 hingga 10
detik setelah aliran darah turun karena miokardium aktif
secara metabolik. Ketika jantung tidak mendapatkan darah
dan oksigen, sel jantung akan menggunakan metabolisme
anaerobic, menciptakan lebih sedikit adenosine trifosfat
(ATP) dan lebih banyak asam laktat sebagai hasil
sampingannya.
Manifestasi Klinis
 Nyeri dada, perut, punggung, atau lambung yang tidak khas.
 Mual atau pusing
 Sesak napas dan kesulitan bernapas.
 Kecemasan, kelemahan, atau kelelahan yang tidak dapat
dijelaskan
 Palpitasi, kringat dingin, pucat
 Wanita yang mengalami IMA sering kali datang dengan satu
atau lebih manifestasi yang jarang terjadi di atas (M.Black,
Joyce, 2014)
Dibelakang tulang Dibelakang tulang Dari dada
dada dada menjalar ke menjalar ke bahu
leher dan lengan

Dari dada menjalar Didada bawah di ulu Didareah


hati (sering ditafsirkan punnggung di
ke rahang sebagai penyakit maag)
antara kedua belikat
Pemeriksaan Penunjang
 EKG
 Cek Laboratorium
 Foto Rontgen Dada
 Ecokardiogram
 Tes Stress Olahraga
Penatalaksanaan
 Rawat ICCU,puasa 8 jam
 Tirah baring (posisi semi fowler)
 Monitor EKG
 Infus D5% 10-12 tpm
 Oksigen 2-4 liter/menit
 Analgesik: morfin 5 mg atau petidin 25-50 mg
 Obat sedatif : diazepam 2-5 mg
 Bowel care: laksadin
 Antikoagulan : heparin tiap 4-6 jam/infus
 Diet rendah kalori dan mudah dicerna
 Psikoterapi untuk mengurangi cemas
1. Pengkajian
 Pengkajian Primer meliputi pengkajian ABCDE
(Airway,Breathing,Circulation,Disability dan Exposure)
 Pengkajian Sekunder meliputi pengkajian AMPLE
(Alergi,Medikasi,Past Illness ,Last Meal dan
Environment/ Event ) dan Pemeriksaan Fisik (Aktivitas,
Sirkulasi,Integritas ego,Eliminasi,Makanan atau
cairan,Hygiene,Nyeri atau
ketidaknyamana,Neurosensori,Pernafasan dan Interaksi
social)
Diagnosa Keperawatan
 Nyeri berhubungan dengan agen injury biologis (iskemia
jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri).
 Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas
 Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai oksigen miocard dan kebutuhan, adanya
iskemik / nekrotik jaringan miocard ditandai dengan
gangguan frekuensi jantung, tekanan darah dalam aktifitas,
terjadinya disritmia, kelemahan umum.
Intervensi Keperawatan
1.Nyeri berhubungan dengan agen injury biologis (iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri).
Definisi : Pengalaman sensori dan emosional yang tidak menyenangkan yang muncul akibat kerusakan
jaringan yang actual atau potensial.
NOC :
 Pain level.
 Pain control
 Comfort level.
Kriteria Hasil :
 Mampu mengontrol nyeri.
 Nyeri berkurang.
 Mampu mengenali nyeri.
 Tanda-tanda vital dalam batas normal.
 Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang.
Intervensi/NIC :
 Kaji nyeri secara komprehensif (PQRST).
 Ukur vital sign.
 Berikan posisi yang nyaman.
 Ajarkan teknik non farmakologi (relaksasi/nafas dalam).
 Kolaborasi dalam pemberian analgetik.
 Penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan
kontraktilitas
Definisi : Resiko penurunan sirkulasi jantung (koroner).
NOC :
 Cardiac pump effectiveness
 Circulation status
 Vital sign status.
Kriteria Hasil :
 Tekanan darah dalam batas normal.
 CVP dalam batas normal.
 Nadi perifer kuat dan simetris.
 Tidak ada oedem perifer dan asites.
 Denyut jantung dan AGD dalam batas normal.
 Bunyi jantung abnormal tidak ada
 Nyeri dada tidak ada.
Intervensi/NIC :
 Pertahankan tirah baring selama fase akut.
 Kaji dan laporkan adanya tanda-tanda penurunan COP, TD.
 Monitor haluaran urin.
 Kaji dan pantau TTV tiap jam.
 Kaji dan pantau EKG tiap hari.
 Berikan oksigen sesuai kebutuhan
 Auskultasi pernafasan dan jantung tiap jam sesuai indikasi.
 Pertahankan cairan parenteral dan obat-obatan sesuai advis.
 Berikan makanan sesuai diitnya.
 Hindari valsava manuver, mengejan (gunakan laxan).
3. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai oksigen miocard dan kebutuhan, adanya iskemik
nekrotik jaringan miocard ditandai dengan gangguan frekuensi
jantung, tekanan darah dalam aktifitas, terjadinya disritmia,
kelemahan umum.
Definisi : Ketidakcukupan energi psikologis atau fisiologis
untuk melanjutkan atau menyelesaikan aktifitas kehidupan
sehari-hari yang harus atau yang ingin dilakukan.
NOC :
 Energy conservation.
 Activity tolerance.
 Self care : ADL
Lanjutan....
Kriteria Hasil :`
 Mampu melakukan aktivitas sehari-hari (ADL) secara mandiri.
 Tanda-tanda vital dalam batas normal.
Intervensi/NIC :
 Catat frekuensi jantung, irama, dan perubahan TD selama dan
sesudah aktifitas.
 Tingkatkan istirahat (di tempat tidur).
 Batasi aktifitas pada dasar nyeri dan berikan aktifitas sensori yang
tidak berat.
 Jelaskan pola peningkatan bertahap dari tingkat aktifitas, contoh
bangun dari kursi bila tidak ada nyeri, ambulasi dan istirahat
selam 1 jam setelah makan.
 Kaji ulang tanda gangguan yang menunjukan tidak toleran
terhadap aktifitas atau memerlukan pelaporan pada dokter.
HINDARKANLAH DIRI ANDA DARI SERANGAN JANTUNG YANG FATAL !!!
DGN MENGURANGI FAKTOR-FAKTOR RISIKO
 Tidak merokok
 Kurangi kelebihan berat badan
 Makanan yang tidak berlebihan
 Olah raga teratur dan rutin
 Istirahat yang cukup
 Kontrol ketat kolesterol, termasuk tekanan
darah dan gula darah
 Sering melakukan kontrol kesehatan bila
mempunyai faktor risiko
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai