PASIEN ANGINA
PEKTORIS
ISS 1 TIK 2
Anggota Kelompok TIK 2
NO NIM NAMA
1 1912101010073 SITI RAHMAH NUSA FITRIA
2 1912101010074 AZZAHRA FIDDINI
3 1912101010119 NURULI SAKDIYAH
4 1912101010138 CUT FILWULANDA SALSABILA
5 1912101010139 SANIA VAUKA ISMI
6 1912101010142 WILA ALISA
7 1912101010021 RINDIANA PUTRI
8 1912101010034 CUT RISKA SULISTIA
9 1912101010014 SHINTA GALUH PERMATA
10 1912101010052 NAZIRA TUL HUSNA
11 1912101010063 NISA RIFKA AFIFAH
12 1912101010015 YUSRINI
13 1912101010016 ULYA MALISA
14 1912101010020 RINI PERMATA SARI
15 1912101010036 ENDAH FEBRIANI
16 1912101010009 INTAN ELIA FAUZIA
17 1912101010010 SHYAFA DIBA AZIZI
18 1912101010132 AUFA DINA HASNIA
Outline
01 02 03
Konsep Angina Pektoris Pemeriksaan Asuhan Keperawatan
Pengertian, klasifikasi, Pemeriksaan
etiologi, patofisiologi, Laboratorium, EKG, MRI
manifestasi klinis,
komplikasi dan
penatalaksanaan
04 05
Case Study Telaah Jurnal
01
KONSEP ANGINA
PEKTORIS
1. PENGERTIAN ANGINA PEKTORIS
Angina pektoris adalah suatu sindrom klinis berupa serangan
sakit dada yg khas, yaitu seperti ditekan atau terasa berat yang
sering sekali menjalar ke lengan kiri. (Iwan Darmansyah, dkk,
2009)
1) Tipe : Vasodilator
Obat : Nitrogliserin, amyl, Nitrate, Isosorbide (Sorbitrate)
Efek : Vasodilatasi koronaria untuk memperbaiki distribusi suplai
darah ke miokardium.
2) Tipe : Agens penyekat beta-adrenergik
Obat : Propanol (Inderal), Metoprolol (lopressor), Nadolol (Cogard),
Atenolol (Tenormin)
Efek : Mengurangi kebutuhan oksigen miokardium dengan mengurangi
kecepatan denyut jantung
3). Tipe: Penyekat saluran kalsium
Obat: Verapamil (Isoptin), Nifedin (Procardia), Diltiazem (cardizem)
Efek: Mencegah transportasi ion kalsium ke dalam sel miokardium
(Mary Baradero, 2008)
B. Pembedahan Pada Angina
2. EKG 3. MRI
Menghasilkan gambar dengan
Pada sumbatan aliran darah ke resolusi temporal dan spasual yang
jantung, irama aliran listrik di jantung akurat, dapat mengevaluasi
dapat terganggu sehingga akan anatomi dan fungsi dari kardiak,
terlihat di hasil EKG. ( Sony, 2013)
03
ASKEP PADA
PASIEN ANGINA
PEKTORIS
PENGKAJI
AN
Menurut (Doenges, Moorhouse, & Geissler, 2012)
1. Aktivitas/istirahat 3. Makanan/cairan
6. Pernapasan 9. Penyuluhan/pembelajaran
Gejala:
Tanda dan gejala: • Penggunaan/kesalahan penggunaan
• Dispnea saat kerja, riwayat merokok obat jantung, hipertensi atau obat yang
dijual bebas
7. Hygiene
8. Neurosensori
Tanda dan gejala
Pusing, berdenyut saat tidur atau saat
terbangun (duduk atau istirahat)
2.
DIAGNOSA
• Kaji untuk tanda verbal dan non verbal • Yakinkan keselamatan dan
kecemasan. kenyamanan klien.
• Gunakan pendekatan yang tenang dan • Duduk dan bicara dengan klien.
meyakinkan. • Instruksikan klien untuk
• Pertahankan sikap yang tenang dan menggunakan metode mengurangi
hati – hati. kecemasan (misalnya: teknik
• Pertahankan kontak mata. bernapas dalam, distraksi, meditasi,
• Berada disisi klien untuk meningkatkan relaksasi otot, mendengar music
rasa aman dan mengurangi ketakutan. lembut).
• Berikan informasi terkait diagnosis,
perawatan dan prognosis.
INTERVEN
SI
DIAGNOSA 4
Defisiensi pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi
tentang penyakit jantung
CASE STUDY
Kasus
Pada tanggal 13 Oktober 2020, Ny. Ina berumur 55 tahun dibawa ke
Rumah Sakit. Pasien mengatakan “ Saya merasa nyeri dada sebelah kiri
dan menjalar ke punggung belakang, sangat terasa saat saya mencuci
pakaian”. Pasien juga mengatakan “ Sangat nyeri saat bergerak bahkan
saat miring ke kiri atau ke kanan”. Pasien juga mengatakan “ Sudah 2 hari
saya merasakan nyeri hebat ini”. Keluarga mengatakan bahwa pasien
memiliki riwayat penyakit jantung, pasien rutin mengkonsumsi obat akan
tetapi sudah dua bulan pasien tidak pernah kontrol ke rumah sakit. Setelah
dilakukan pengkajian didapatkan skala nyeri 5 dengan frekuensi
pernapasan 20 kali permenit, irama teratur, jalan napas bebas tidak ada
sumbatan atau benda asing. Pada saat pemeriksaan fisik didapatkan
frekuensi nadi 63 kali permenit, irama teratur, denyut kuat, tekanan darah
100/60 mmHg, suhu 38 derajat C, ekstremitas hangat, warna kulit pucat,
pasien tampak lemah dan meringis.
PENGKAJI
AN
No Data Etiologi Masalah
1 DS: agen cedera biologis (iskemik Nyeri akut
“ Saya merasa nyeri dada sebelah kiri dan miokard)
menjalar ke punggung belakang, sangat terasa
saat saya mencuci pakaian”
DO:
Skala nyeri : 5
Nadi : 63 kali permenit
RR : 20 kali permenit
2 DS: ketidakseimbangan Intoleransi Aktivitas
Pasien tampak lesu antara suplai dan kebutuhan
Pasien tampak meringis oksigen
DO:
TD :100/60 mmHG
Suhu : 38 C
Warna kulit pucat
2.
DIAGNOSA
Nyeri akut
1. Selasa,
berhubungan
13 Oktober 2020 dengan agen
cedera biologis
09.00 WIB
(iskemik miokard)
TELAAH JURNAL
FAKTOR-FAKTOR YANG
BERHUBUNGAN DENGAN
KEJADIAN PENYAKIT
JANTUNG KORONER
TUJUAN
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor-factor yang berhubungan dengan
kejadian penyakit jantung coroner di RS Sumber Waras Jakarta
PENDAHULUAN
Dampak utama pjk adalah gangguan pasokan oksigen dan nutrisi ke dalam jaringan
miokard akibat penurunan aliran darah coroner. Kurangnya pasokan darah karena
penyempitan arteri coroner mengakibatkan gejala angina. Angina pectoris merupaka
suatu sindrom klinis didapatkan sakit dada yang timbul waktu melakukan aktivitas
karena adanya iskemik miokard.
Hal ini menunjukan telah terjadi > 70% penyempitan arteria koronaria. Angina
pectoris dapat muncul sebagai angina pectoris stabil (aps) dan dapat berkembang
menjadi lebih berat yaitu sindroma koroner akut (ska) atau dikenal dengan serangan
jantung mendadak (heart attack) dan menyebabkan kematian (majid,2007)
METODE PENELITIAN
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pasien pjk yang berobat di ruang rawat
rumah sakit sumber waras berjumlah 25 orang dengan teknik pengampilan sampel
secara tot sampling, dan dilakukan selama periode oktober – desember 2012.
HASIL PENELITIAN
Kejadian pjk banyak terjadi pada usia lebih dari 35 tahun (72,4%) dibandingkan
dengan usia kurang dari 35 tahun (27,3%). Kejadian pjk banyak terjadi pada jenis
kelamin laki-laki (79,2%) bila dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan (31,3%).
Kejadian pjk banyak terjadi karena merokok (78,9%) bila dibandingkan dengan tidak
merokok (42,9%). Kejadian pjk banyak terjadi karena hipertensi (81,8%) bila
dibandingkan dengan tidak hipertensi (33,3%).
PEMBAHASAN
Ada hubungan antara usia dengan kejadian pjk, karena dengan bertambahnya usia
kadar kolesterol baik laki-laki maupun perempuan mulai meningkat (djohan,2004). Ada
hubungan antara jenis kelamin dengan kejadian pjk, karena pada wanita premenopause
efek perlindungan esterogen penyakit jantung aterosklerotik yang lebih rendah dan
memiliki konsentrasi hdl yang lebih tinggi. Ada hubungan antara perilaku olah raga
dengan kejadian pjk, intinya dengan olah raga 1-3 kali seminggu sudah cukup dengan
pemanasan dan senam ringan sekitar 5 menit hingga berkeringat.
KESIMPULAN & REKOMENDASI
Kejadian pjk sangat dipengaruhi oleh beberapa factor diantaranya usia, jenis
kelamin, hipertensi, kadar kolesterol, perilaku olahraga dan merokok. Modifikasi gaya
hidup untuk mengurangi progresivitas pjk, modifikasi ini meliputi penghentian kebiasaan
merokok, latihan teratur, manajemen stress, upaya mempertahankan berat badan yang
ideal dan diet rendah lemak serta garam (kowalak, 2007). Untuk mencegah kejadian pjk
adalah berperilaku sehat dengan tidak merokok, olah raga secara teratur, makan
makanan yang sehat dan konsumsi kolesterol yang seimbang serta tidak stress.
Khususnya bagi penderita dm, disarankan minum obat anti diabetes secara rutin sesuai
dosis yang dianjurkan, makanan sesuai dengan pola diet dm, olah raga secara teratur
dapat meningkatkan efektifitas kerja insulin, mengontrol berat badan, memperkuat kerja
jantung dan mengurangi stress.
References
• Aziz, Amir,dkk. 2019. Tatalaksana Angina Pektoris Stabil. Perhimpunan Dokter
Spesialis Kardiovaskular Indonesia
• Baradero, Mary, Mary Wilfrid Dayrit, Yokobus Siswandi. (2008). Asuhan
Keperawatan Klien Gangguan Kardiovaskuler. Jakarta. Buku kedokteran:EGC.
• Darmansyah, Iwan. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius
• Eka, Andi,dkk. 2010 Profil penyakit Jantung Koroner di Irina F Jantung RSUP Prof.
Dr. D kandou Manado. Jurnal Jantung Koroner
• Doenges, M. E., Moorhouse, M. F., & Geissler, A. C. (2012). Rencana Asuhan
Keperawatan, Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan
Pasien, Edisi 3. Jakarta: EGC
References