SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran
Oleh :
SKRIPSI
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Kedokteran
Oleh :
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
karya tulis ilmiah ini yang berjudul Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FKUSU
Semester 7 Terhadap Gambaran LVH Secara EKG sebagai tugas akhir untuk
memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan di Program Studi
Sarjana Kedokteran, Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara.
1. Kepada Prof. Dr. dr. Aldy Safruddin Rambe, Sp.S (K) selaku Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. Kepada Dr. dr. Imam Budi Putra, MHA, Sp. KK selaku Wakil Dekan I Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
3. Kepada dr. Zaimah Z. Tala, Sp. GK, selaku Wakil Dekan II Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
4. Kepada Dr. dr. Dina Keumala Sari, M. Gizi, Sp. GK selaku Wakil Dekan III
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
5. Kepada dosen pembimbing penulis dalam penelitian ini, Dr. dr. Refli Hasan,
Sp.PD, KKV, FINASIM, Sp.JP(K) yang telah bersedia meluangkan waktunya
untuk membimbing dan mengarahkan penulis dari awal penyusunan penelitian
hingga pembuatan laporan hasil penelitian ini selesai.
6. Kepada dr. Ali Nafiah Nasution, M.Ked (Cardio), Sp.JP, FIHA, dan dr.
Andriamuri Primaputra Lubis, M. Ked (An), Sp.An.KIC selaku dosen penguji
yang telah memberikan saran dan masukan dalam proses pembuatan penelitian
ini.
7. Kepada orangtua penulis, Ayah Ir. Jona Sidabukke dan Ibu Roslinda Pinta
Omas Sitorus, SKM., yang selalu ada untuk memotivasi dan membantu
penulis.
8. Kepada teman-teman penulis yang telah membantu, memberi saran,
menyemangati, serta menemani penulis selama masa perkuliahan dan
pembuatan penelitian ini.
DAFTAR ISI
Halaman
Halaman Sampul ....................................................................................... i
Lembar Pengesahan .................................................................................. ii
Kata Pengantar .......................................................................................... iii
Daftar Isi.................................................................................................... v
Daftar Tabel .............................................................................................. viii
Daftar Gambar ........................................................................................... ix
Daftar Singkatan........................................................................................ x
Abstrak ...................................................................................................... xi
Abstract ..................................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3. Tujuan Penelitian.................................................................... 4
1.3.1. Tujuan Umum .............................................................. 4
1.3.2. Tujuan Khusus.............................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian.................................................................. 4
1.4.1. Bagi Mahasiswa FKUSU ............................................. 4
1.4.2. Bagi Peneliti ................................................................. 4
1.4.3. Bagi Fakultas ................................................................ 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 5
2.1. Anatomi Jantung .................................................................... 5
2.1.1. Posisi Jantung pada Rongga Toraks ............................. 5
2.1.2. Perikardium dan Dinding Jantung ................................ 7
2.1.3. Ruang Jantung .............................................................. 9
2.1.3.1. Atrium Kanan .................................................. 10
2.1.3.2. Atrium Kiri ...................................................... 10
2.1.3.3. Ventrikel Kanan ............................................... 10
2.1.3.4. Ventrikel Kiri ................................................... 11
2.2. Sistem Konduksi Jantung ....................................................... 12
2.2.1. Penjalaran Impuls ......................................................... 13
2.3. LVH (Left Ventricular Hypertrophy) ..................................... 15
2.3.1. Definisi LVH ............................................................... 15
2.3.2. Etiologi dan Patogenesis LVH ..................................... 16
2.3.2.1. LVH Patologis ................................................. 16
2.3.2.2. LVH Fisiologis ................................................ 18
2.3.3. Klasifikasi LVH ........................................................... 19
2.3.4. Prognosis dan Komplikasi LVH .................................. 22
2.4. Elektrokardiogram .................................................................. 23
2.4.1. Gambaran Elektrokardiogram Normal ......................... 23
2.4.2. Interval EKG ................................................................ 24
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR SINGKATAN
AV : Atrioventricular
BSA : Body Surface Area
CI : Confidence Interval
CP-LVH : Cornell Product - Left Ventricular Hypertrophy
CVD : Cardiovascular disease
CV-LVH : Cornell Voltage - Left Ventricular Hypertrophy
EKG : Elektrokardiogram
HCM : Hypertrophic cardiomyopathy
HTN : Hypertension
KEMENKES : Kementerian Kesehatan RI
LAD : Left Axis Deviation
LAE : Left Atrial Enlargement
LBBB : Left Bundle Branch Block
LV : Left Ventricle
LVEDV : Left Ventricular End - Diastolic Volume
LVH : Left Ventricular Hypertrophy
LVM : Left Ventricular Mass
LVMi : Left Venttricular Mass index
MRI : Magnetic Resonance Imaging
OR : Odds Ratio
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
RWT : Relative Wall Thickness
SA : Sinoatrial
SCD : Sudden Cardiac Death
SL-LVH : Sokolow–Lyon – Left Ventricular Hypertrophy
SVT : Supraventricular Tachycardia
VF : Ventricular Fibrilation
VT : Ventricular Tachycardia
WHO : World Health Organization
ABSTRAK
Latar Belakang. Hipertrofi ventrikel kiri (Left Ventricular Hypertrophy / LVH) didefinisikan
sebagai peningkatan massa ventrikel kiri (left ventricular mass / LVM) yang dapat berupa
peningkatan ketebalan dinding jantung, peningkatan ukuran rongga jantung, atau keduanya. LVH
merupakan temuan umum pada pasien dengan penyakit kardiovaskular (Cardiovascular disease /
CVD) dan merupakan faktor risiko CVD. LVH dapat didiagnosa dengan menggunakan EKG 12-
sadapan atau dengan pencitraan jantung menggunakan ekokardiografi. Secara umum,
ekokardiografi lebih sensitif dan lebih spesifik daripada EKG untuk diagnosis LVH. Namun, EKG
lebih mudah tersedia, mudah dilakukan dan ditafsirkan, dan jauh lebih murah, serta tersedia luas
dalam praktik klinis. Pemeriksaan elektrokardiografi (EKG) merupakan salah satu keterampilan
yang harus dikuasai oleh lulusan pendidikan kedokteran atau dokter. Mahasiswa sebagai calon
dokter nantinya akan segera menjalani tahap klinis, yang tentunya akan berhadapan langsung
dengan pasien. Keterampilan dan pengetahuan terhadap elektrokardiografi (khususnya LVH secara
EKG) sangat diperlukan, karena LVH adalah temuan umum pada pasien dengan CVD, yang
memiliki prevalensi tinggi di Indonesia. Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan mahasiswa FKUSU semester 7 terhadap gambaran LVH secara EKG. Metode. Jenis
penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan desain potong lintang atau cross
sectional. Penelitian dilakukan di lingkungan FKUSU. Sampel penelitian adalah 72 mahasiswa
FKUSU semester 7 yang diambil secara consecutive sampling. Pengumpulan data primer dilakukan
dengan menggunakan kuesioner. Data dianalisis dengan menggunakan uji univariat dan bivariat
menggunakan SPSS. Hasil. Dari 72 mahasiswa FKUSU semester 7, sebanyak 13 orang (18,1%)
memilki tingkat pengetahuan baik, 17 orang (23,6%) memiliki tingkat pengetahuan cukup, dan 42
orang (58,3%) memiliki tingkat pengetahuan kurang. Kesimpulan. Mahasiswa FKUSU semester 7
memiliki tingkat pengetahuan yang kurang terhadap gambaran EKG secara LVH
Kata kunci : pengetahuan, mahasiswa, FKUSU, hipertrofi ventrikel kiri, elektrokardiogram.
ABSTRACT
Background. Left ventricular hypertrophy (LVH) is defined as an increase in left ventricular mass
(LVM) caused by increased heart wall thickness, increased heart cavity size, or both. LVH is a
common finding in cardiovascular disease (CVD) patients and a risk factor for CVD. LVH can be
diagnosed using a 12-lead ECG or by imaging the heart using echocardiography. In general,
echocardiography is more sensitive and more specific than ECG for the diagnosis of LVH. However,
ECGs are more readily available, easier to perform and interpret, less expensive, and widely
available in clinical practice. Electrocardiography examination (ECG) is a competency that
graduates of medical school or doctors must master. Medical students will soon undergo the clinical
stage, which will face the patient directly. Skills and knowledge of electrocardiography (especially
ECG-LVH) are needed because LVH is a common finding in patients with CVD, and CVD is a high
prevalence in Indonesia. Objectives. This study aims to determine the level of knowledge of the 7th
semester FKUSU students on ECG-LVH interpretation.. Methods. This research is a descriptive
study with a cross-sectional design. The research was conducted at FKUSU. The research samples
are 72 7th semester FKUSU medical students who were chosen by consecutive sampling. Primary
data collection was carried out using a questionnaire. Data were analyzed by univariate and
bivariate tests using the SPSS. Results. 72 medical students were involved in this survey, out of
which, 13 respondents (18.1%) had good-level knowledge, 17 respondents (23.6%) had sufficient
knowledge, and 42 respondents (58.3%) had low-level knowledge. Conclusion. FKUSU 7th
semester medical students have a low level knowledge of ECG-LVH interpretation.
Keywords : knowledge, medical student, FKUSU, left ventricular hypertrophy, electrocardiogram.
BAB I
PENDAHULUAN
Peningkatan massa ventikel kiri (LVM) dan perubahan lain yang terkait
pada LVH, mengakibatkan perubahan pada repolarisasi dan depolarisasi ventrikel,
yang dimanifestasikan sebagai perubahan pada pola gelombang QRS dan T pada
EKG. Peningkatan tegangan QRS telah dianggap sebagai temuan EKG spesifik
dalam LVH, dan kriteria EKG berdasarkan peningkatan tegangan QRS ini
umumnya direkomendasikan. Perubahan EKG ini dapat memprediksi kondisi
kardiovaskular yang merugikan. (Bacharova, L., dan Estes, E. H., 2017)
Validitas kriteria EKG pada LVH, dilihat melalui nilai sensitivitas dan
spesifisitas, secara berurutan untuk kriteria Sokolow-Lyon adalah 24% (95% CI:
13,5% - 38,4%) dan 88% (95% CI: 74,9% - 95%). Untuk kriteria Cornell,
sensitivitas 32% (95% CI: 19,9% - 46,8%) dan spesifisitas 98% (95% CI: 87,9% -
99,8%). Dan untuk kriteria Romhilt-Estes, sensitivitas 29% (95% CI: 15% - 47,5%)
dan spesifisitas 90% ( 95% CI: 83,5% - 94%). Hal ini menunjukkan bahwa kriteria
EKG pada LVH memiliki sensitivitas yang rendah namun memiliki spesifisitas
yang tinggi. (Sklyar, E. et.al., 2017 dan Samesima, N. et.al., 2017)
Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian terkait tingkat
pengetahuan mahasiswa FKUSU semester 7 terhadap gambaran LVH secara EKG.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Jantung manusia adalah organ yang memiliki empat ruang, yang 2/3
bagiannya terletak di sebelah kiri garis tengah rongga dada. Ukurannya kira-kira
sebesar kepalan tangan seorang pria. Dua ruang di bagian atas (atrium) dibagi oleh
struktur seperti dinding yang disebut septum interatrial. Dua bilik bawah (ventrikel)
terbagi oleh struktur serupa yang disebut septum interventrikular. Antara setiap
atrium dan ventrikel, terdapat katup yang memungkinkan darah mengalir dalam
satu arah, dan mencegah aliran balik.
Jantung manusia mengambil posisi miring / oblik di dada, dengan dua pertiga
dari bagian jantung berada di sebelah kiri garis tengah. Jantung kira-kira berada
pada daerah yang membentang dari bahu kanan ke puting kiri. Basis jantung
terletak di bawah tulang rusuk ke-3 dan mendekati sternum. Basis jantung terdapat
di bagian superior, pada sisi kanan garis tengah, dan menghadap posterior. Apeks
jantung terletak setinggi ruang interkostal ke-5 kiri. Ujung dari apeks jantung
terdapat di sebelah kiri dari garis tengah dan terletak anterior. (Weinhaus, A.J.,
2015)
kiri jantung, dan (2) atrium sebagian besar terletak di arah kanan ventrikel yang
sesuai. (Lilly, L.S., 2016)
Perikardium (peri = sekitar dan cardia = jantung) adalah lapisan penutup pada
sekitar jantung. Lapisan ini merupakan membran serosa, yang terdiri dari dua
lapisan berbeda namun kontinu, yang dipisahkan oleh ruang yang mengandung
pelumas yang disebut cairan serosa. Perikardium dibagi menjadi dua komponen.
Bagian dari perikardium yang bersentuhan dengan jantung disebut perikardium
viseral atau epikardium. Bagian dari perikardium yang membentuk perbatasan luar
disebut perikardium parietal. Permukaan pada sisi berlawanan diantara membran
serosa ini (epikardium dan perikardium parietal) ditutupi oleh satu lapisan sel epitel
datar yang disebut mesothelium. Sel-sel mesothelial ini mengeluarkan sejumlah
kecil cairan serosa untuk melumasi pergerakan epikardium terhadap perikardium
parietal. Permukaan serosa antara epikardium dan perikardium parietal sering
disebut sebagai perikardium serosa. Permukaan luar membran serosa ini adalah
lapisan tipis jaringan ikat fibroelastik yang mendukung mesothelium. Epikardium
juga mengandung lapisan jaringan adiposa yang berada antara lapisan fibroelastik
dan otot jantung atau miokardium. Perikardium parietal mengandung lapisan
tambahan yang disebut sebagai perikardium fibrosa. Lapisan ini mengandung serat
kolagen dan elastin untuk memberikan kekuatan pada perikardium parietal.
(Weinhaus, A.J., 2015)
Seperti otot rangka, sel-sel otot jantung dipicu untuk berkontraksi oleh ion Ca
2+ yang mengalir ke dalam sel. Sel-sel otot jantung bergabung pada persimpangan
kompleks (complex junctions) yang disebut diskus interkalaris. Diskus ini memiliki
adherens untuk menyatukan sel, dan ada gap junction untuk memungkinkan ion
lewat dengan mudah di antara sel. Gerakan bebas ion antar sel memungkinkan
transmisi langsung impuls listrik, menuju seluruh jaringan sel otot jantung. Impuls
ini, akan memberi sinyal pada semua sel otot untuk berkontraksi pada saat yang
sama. (Weinhaus, A.J., 2015)
Jantung terdiri dari empat ruang berbeda. Ada dua atrium (kiri dan kanan)
yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan darah, dan dua ventrikel (kiri dan
kanan) yang bertanggung jawab untuk memompa darah. Atrium diposisikan lebih
tinggi dan agak ke kanan dari ventrikel masing-masing
Atrium kiri adalah ruangan yang terletak pada posterior dari basis jantung.
Atrium kiri berukuran lebih kecil dari atrium kanan, namun dindingnya lebih tebal,
yang berukuran ± 3 mm. Atrium kiri menerima darah dari paru-paru melalui empat
vena paru-paru menuju jantung dan tanpa katup, ke dalam empat kuadran ruangan
atrium. Terminologi dan perkembangan dari bagian halus dan bagian muskular
pada atrium kiri sesuai dengan yang ada pada atrium kanan, kecuali perkembangan
pada bagian halus muncul dari penggabungan pembuluh vena dari paru-paru.
(Whitaker, R.H., 2018)
Ventrikel kanan terletak di bagian inferior kanan pada apeks jantung. Tebal
dinding ventrikel kanan adalah 1/3 tebal dinding ventrikel kiri. Volume dari
ventrikel kanan ± 85 ml. Sebagian besar permukaan anterior jantung dibentuk oleh
ventrikel kanan. Darah memasuki ventrikel kanan melalui katup trikuspid, yang
memiliki cuspis anterior, septal, dan posterior yang melekat pada otot papiler oleh
fibrosa korda tendinea. Darah keluar dari ventrikel kanan melalui infundibulum dan
katup pulmoner, yang memiliki satu cuspis posterior dan dua cuspis anterior.
Dinding ventrikel setebal 3-5 mm dibentuk oleh trabeculae carneae. (Whitaker,
R.H., 2018)
Trabeculae carneae yang banyak dan bersifat kasar menjadi ciri dinding
ventrikel kanan. Trabeculae carneae merupakan analog musculus pectinati atrium
kanan dan ditemukan di ventrikel kanan dan kiri. Saluran keluar ventrikel kanan,
conus arteriosus, dan infundibulum membawa darah keluar dari ventrikel kanan ke
arah anterior-superior. Komponen dari conus arteriosus membentuk bagian dari
septum interventrikular. Septum interventrikular memisahkan ventrikel kiri dan
kanan dan terletak tepat di bawah kedua katup semilunar. (Weinhaus, A.J., 2015)
Ventrikel kiri terletak di bagian inferior apeks jantung. Ventrikel kiri lebih
panjang, sempit, dan berbentuk kerucut daripada ventrikel kanan. Tebal dinding
ventrikel kiri ± 10 mm atau tiga kali tebal dinding ventrikel kanan. Darah memasuki
ventrikel kiri dari atrium kiri melalui katup mitral, yang memiliki dua cuspis,
anterior dan posterior, yang masing-masing memiliki otot korda tendinea dan
papiler. Darah kemudian keluar menuju aorta melalui katup aorta dengan satu
cuspis anterior dan dua cuspis posterior. (Whitaker, R.H., 2018)
Kontraksi sel otot jantung untuk memompa darah dipicu oleh potensial aksi
yang menyapu ke seluruh membran sel otot jantung. Jantung berkontraksi, atau
berdenyut, secara ritmis akibat potensial aksi yang dihasilkannya sendiri, sifat ini
dinamai otoritmisitas. Terdapat dua jenis sel otot jantung, yaitu sel kontraktil dan
otoritmik. Sel kontraktil, membentuk 99% dari sel-sel otot jantung, dan melakukan
kerja mekanis untuk memompa darah. Sel-sel ini dalam keadaan normal tidak
membentuk sendiri potensial aksinya. Sebaliknya, sel non-kontraktil, atau sel
otoritmik merupakan sel-sel jantung yang sedikit tetapi sangat penting. Sel
otoritmik, tidak berkontraksi tetapi secara khusus memulai dan menghantarkan
potensial aksi yang menyebabkan kontraksi otot jantung. (Sherwood, L., 2012)
Ketiga sel ini memiliki sarkolema yang tersusun atas dua lapisan fosfolipid
yang secara umum bersifat nonpermeabel terhadap ion. Perpindahan ion dapat
terjadi karena adanya protein spesifik, yang berperan sebagai kanal ion, ko-
transporter, dan transporter aktif. Keadaan ini membantu untuk mempertahankan
perbedaan konsentrasi ion pada intrasel dan ekstrasel. (Lilly, L.S., 2016)
1. Nodus sinoatrial (nodus SA), terletak di suatu daerah kecil khusus di dinding
atrium kanan dekat pintu masuk vena kava superior.
2. Nodus atrioventrikular (nodus AV), suatu berkas kecil sel-sel otot jantung
khusus yang terletak di dasar atrium kanan dekat septum, tepat di atas pertemuan
atrium dan ventrikel.
3. Berkas His (berkas atrioventrikular), suatu jaras sel-sel khusus yang berasal dari
nodus AV dan masuk ke septum intraventrikular. Di sini berkas tersebut terbagi
menjadi cabang berkas kanan dan kiri yang turun menyusuri septum, kemudian
melengkung mengelilingi ujung rongga ventrikel, dan berjalan balik ke arah
atrium di sepanjang dinding luar.
4. Serat Purkinje, merupakan serat-serat halus terminal yang menjulur dari berkas
His dan menyebar ke seluruh miokardium ventrikel seperti ranting kecil dari
suatu cabang pohon.
Setiap kondisi yang menempatkan beban abnormal pada ventrikel kiri dapat
menyebabkan hipertrofi ventrikel kiri. Peningkatan tekanan intraventrikular yang
diakibatkan hipertensi sistemik atau stenosis aorta dapat menyebabkan pembesaran
atau hipertrofi ventrikel kiri. Demikian pula, kondisi yang terkait dengan
peningkatan volume pada jantung (regurgitasi mitral, regurgitasi aorta) juga dapat
menyebabkan pembesaran atau hipertrofi ventrikel kiri. (Kusumoto, F., 2020)
Hipertrofi ventrikel kiri (LVH) adalah sekuel yang paling umum dari
hipertensi (HTN) yang mengakibatkan perubahan dan hipertrofi sel jantung.
Hipertrofi ventrikel kiri pada kondisi hipertensi terjadi akibat adaptasi terhadap
peningkatan tekanan perifer atau afterload kronis, yang mengarah pada perubahan
patologis dalam struktur dan fungsi sistem kardiovaskular. (Shenasa, M., dan
Shenasa, H., 2017)
LVH juga dapat disebabkan oleh stenosis aorta. Tekanan pada ventrikel kiri
yang diakibatkan beban hemodinamik (afterload) akibat stenosis aorta,
menyebabkan peningkatan massa otot miokard dan perubahan geometri ventrikel
kiri sebagai mekanisme kompensasi untuk mengurangi tekanan dinding dan
mempertahankan curah jantung. (Rader, F. et.al., 2015)
Pada athlete’s heart, atlet yang menjalani pelatihan terhadap daya tahan
intensif, kemungkinan mengalami perubahan fisiologis seperti peningkatan
ketebalan dinding LV, ukuran rongga dan massa. Pelatihan atletik yang intensif
juga telah dikaitkan dengan sejumlah aritmia, namun biasanya bersifat jinak.
(Cooper, L.T., 2020)
↑ Preload ↑ Afterload
1. Hipertrofi Konsentrik
Terjadi penebalan dinding ventrikel kiri disebabkan karena beban tekanan, yang
secara seluler ditandai dengan penambahan sarkomer secara paralel dengan
pertumbuhan miosit kearah lateral.
2. Hipertrofi Eksentrik
Terjadi dilatasi ventrikel kiri tanpa penebalan dinding yang disebabkam beban
volume yang ditandai dengan penambahan seri sarkomer dengan pertumbuhan
sel secara longitudinal atau serial.
Gambar 2.9. Klasifikasi LVH berdasarkan konsentrisitas dan LVEDV : (Khouri, M.G. et.al.,
2010)
Gambar 2.10. Klasifikasi geometri ventrikel kiri berdasarkan RWT dan LVMi (Lang, et.al., 2015 ;
Lazzeroni et.al., 2016)
ventrikel (takikardia ventrikel (VT) dan fibrilasi ventrikel (VF)). Studi meta analisis
menunjukkan bahwa insiden takikardi supraventrikular (SVT) pada pasien dengan
LVH adalah sebesar 11,1% dibandingkan dengan 1,1% pada pasien tanpa LVH.
Pasien dengan LVH memiliki peluang 3,4 kali lebih besar untuk menderita SVT
(OR 3,39, CI 95%, 1,57 - 7,31) apabila dibandingkan dengan mereka yang tidak
memiliki LVH. Insiden aritmia ventrikel adalah 5,5% dibandingkan dengan 1,2%
pada pasien tanpa LVH. Terjadinya takikardia ventrikel dan fibrilasi ventrikel
adalah 2,8 kali lipat lebih besar pada kondisi adanya LVH (OR 2,83, CI 95% 1,78
- 4,51). Berdasarkan data di atas, maka kehadiran LVH pada pasien dikaitkan
dengan risiko yang lebih besar terhadap aritmia supraventrikular dan aritmia
ventrikel berkelanjutan. (Chatterjee, S. et.al. 2014)
2.4. ELEKTROKARDIOGRAM
2.4.2.1. Interval PR
Interval QRS diukur dari awal kompleks QRS hingga akhir kompleks QRS.
Secara fisiologis interval QRS mewakili waktu antara fase nol pertama aktivasi
ventrikel dan fase nol terakhir aktivasi ventrikel. Interval QRS yang normal adalah
kurang dari 0,12 detik, karena aktivasi ventrikel sangat terjadi dengan cepat melalui
sistem His-Purkinje. (Braunwald, E. et.al., 2019)
2.4.2.3. Interval QT
Tabel 2.1. Durasi Normal Gelombang dan Interval pada EKG. (Braunwald, E. et.al., 2019)
LVH dan perubahan terkait dapat menghasilkan lima temuan EKG utama,
yaitu; peningkatan tegangan QRS, peningkatan durasi QRS, deviasi aksis kiri,
perubahan repolarisasi (segmen ST-T), dan kelainan atrium kiri.
LVH biasanya dikaitkan dengan aksis QRS horizontal atau deviasi ke kiri (≥-
30º) pada sadapan bidang depan. Namun, LVH dapat terjadi dengan aksis QRS apa
pun (normal / vertikal atau bahkan deviasi ke kanan), terutama pada orang dewasa
muda atau pasien dengan hipertrofi biventrikular. (Goldberger, A.L., 2020)
parah), sering dikaitkan dengan depresi ST dan inversi gelombang T, pada sadapan
yang memiliki gelombang R yang relatif tinggi. Pola ini, yang sebelumnya disebut
sebagai “LV strain" (atau "LVH dengan kelainan gelombang ST-T"), mungkin
disebabkan oleh perubahan primer dalam repolarisasi otot yang mengalami
hipertrofi, atau karena iskemia subendokardial relatif. Sebagai perbandingan, LVH
dengan keadaan beban volume (volume overload), terutama karena regurgitasi
mitral atau aorta, kadang-kadang dikaitkan dengan gelombang T positif yang
menonjol pada sadapan dada lateral. (Goldberger, A.L., 2020)
Pada tingkat sel, hipertrofi dikaitkan dengan bentuk perubahan listrik. Hal
ini termasuk perubahan biokimia pada gap junction dan ion channel yang
mengubah intensitas aliran arus listrik. Perubahan diameter dan panjang serat, dan
perubahan pola percabangan miosit, akan mengubah propagasi impuls. Distribusi
heterogen dari abnormalitas ini dan “intramural scarring” yang terkait dengan
hipertrofi ventrikel kiri, dapat mengganggu kelancaran rambat gelombang untuk
menghasilkan bentukan kompleks QRS pada EKG. (Braunwald, E. et.al., 2019)
untuk mengevaluasi apakah ditemukan kondisi lain yang terkait dengan hipertrofi
ventrikel kiri, seperti kelainan atrium kiri atau repolarisasi ventrikel kiri abnormal.
(Kusumoto, F., 2020)
Ada beberapa kriteria EKG pada hipertrofi ventrikel kiri. Yang paling
terkenal adalah kriteria yag dikembangkan oleh Sokolow dan Lyon pada akhir
1940-an. Mereka menggunakan jumlah besar gelombang S dalam sadapan V1 dan
gelombang R dalam sadapan V5 atau V6, untuk menentukan apakah ditemui
hipertrofi ventrikel kiri. Jika jumlahnya lebih besar dari 3,5 mV atau 35 mm, maka
hipertrofi ventrikel kiri positif. Gelombang R pada sadapan aVL juga dapat
digunakan, karena hipertrofi ventrikel kiri dikaitkan dengan pergeseran yang lebih
ke kiri dari sumbu bidang frontal. Jika gelombang R pada sadapan aVL lebih besar
dari 1,1 mV atau 11 mm, maka hipertrofi ventrikel kiri positif. (Kusumoto, F., 2020)
Kriteria tegangan lain yang biasa digunakan untuk hipertrofi ventrikel kiri
dikembangkan oleh sebuah kelompok di Universitas Cornell. Kriteria ini
menggunakan jumlah gelombang R pada sadapan aVL dan gelombang S pada
sadapan V3. Jika jumlahnya lebih besar dari 2,8 mV atau 28 mm pada pria dan lebih
besar dari 2,0 mV atau 20 mm pada wanita, maka hipertrofi ventrikel kiri positif.
Pada akhir 1960, Romhilt dan Estes mengetahui bahwa hipertrofi ventrikel
kiri dikaitkan dengan segmen ST dan perubahan gelombang T. Pada orang normal,
depolarisasi ventrikel biasanya terjadi dari endokardium menuju epikardium,
sedangkan arah untuk repolarisasi adalah kebalikannya, yaitu dari epikardium ke
endokardium. Hal ini dikarenakan durasi potensial aksi yang lebih pendek pada
miosit epikardial. Namun, pada pasien dengan hipertrofi ventrikel kiri, arah
repolarisasi tersebut terbalik, dibandingkan dengan pola normal. Hal ini mungkin
karena depolarisasi yang lebih lambat dan perubahan selanjutnya pada urutan
repolarisasi pada keadaan hipertrofi. Repolarisasi dari endokardium menuju
epikardium mengarah ke gelombang T terbalik, dan peningkatan heterogenitas pada
repolarisasi menyebabkan segmen ST yang menurun. (Kusumoto, F., 2020)
LVH pasti, skor 3-4 menunjukkan “probable LVH” atau kemungkinan LVH. Batas
atas durasi QRS yang digunakan dalam sistem ini (90 milidetik) berasal dari era
pengukuran pra-komputer. Batas atas durasi QRS oleh pengukuran
terkomputerisasi pada orang dewasa adalah 100 hingga 110 milidetik. (Goldberger,
A.L., 2020)
Rangkuman terkait ketiga kriteria diagnostik LVH secara EKG yang telah
dijelaskan sebelumnya, dapat dilihat melaui tabel berikut ini.
Tabel 2.3. Kriteria EKG pada Hipertrofi Ventrikel Kiri (LVH). (Braunwald, E. et.al., 2019)
Metode Kriteria
Sokolow – Lyon SV1 + RV5 atau RV6 > 3.5 mV
RaVL > 1.1 mV
Romhilt – Estes Gelombang R atau S pada sadapan ekstremitas apa saja ≥ 20 mm
atau Gelombang S pada V1 atau V2 ≥ 30 mm
atau Gelombang R pada V5 atau V6 ≥ 30 mm
Perubahan tipikal segmen ST-T tanpa digitalis
Perubahan tipikal segmen ST-T dengan digitalis
Abnormalitas atrium kiri (LAE)
Deviasi aksis kiri (LAD)
Durasi QRS ≥ 0,09 detik
Defleksi intrinsikoid pada V5 dan V6 ≥ 0,05 detik
Tegangan Cornell SV3 + RaVL > 2.8 mV (pria)
SV3 + RaVL > 2.0 mV (wanita)
Keakuratan kriteria EKG pada LVH bergantung pada hasil akhir yang
diprediksi. Hasil akhir tersebut dapat berupa ada atau tidak adanya hipertrofi atau
pembesaran ventrikel kiri. Keakuratan diagnostik yang dilaporkan dari kriteria
EKG untuk mendeteksi LVH struktural sangat bervariasi namun, sebagian besar
penelitian melaporkan sensitivitas yang rendah dan spesifisitas yang tinggi.
(Braunwald, E. et.al., 2019)
Nilai sensitifitas dan spesifisitas terhadap kriteria EKG pada LVH, akan dijabarkan
pada tabel berikut ini.
Tabel 2.4. Sensitivitas dan spesifisitas kriteria EKG pada LVH. (Kusumoto, F., 2020)
Kriteria Sensitivitas Spesifisitas
(%) (%)
SV1 + RV5 atau RV6 > 3.5 mV 40 – 50 92 - 95
RaVL > 1.1 mV 11 - 20 98 - 100
SV3 + RaVL > 2.8 mV (pria) ; > 2.0 mV (wanita) 15 – 40 91 - 98
Romhilt – Estes 10 – 70 89 - 94
2.6. PENGETAHUAN
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
panca indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan
raba.
1. Tahu ( Know )
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya.
Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall)
sesuatu yang spesifik dan seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah
diterima. Oleh sebab itu, tahu ni merupakan tingkat tentang apa yang dipelajari
antara lain dapat menyebutkan, menfuraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan
sebagianya.
2. Memahami ( Comprehension )
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar
tentag objek yang diketahui, dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara
benar.Orang yang telah paham terhadap objek atau meteri harus dapat menjelaskan,
menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagianya terhadap objek
yang dipelajari.
3. Aplikasi (Application )
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah
dipelajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya ) aplikasi di sini dapat diartikan
sebagai aplikasi atau pengetahuan hukum–hukum, rumus, metode, prinsip, dan
sebagiannya dalam konteks atau situasi yang lain.
4. Analisis ( Analysis )
Analisi adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke
dalam komponen – komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan
masih ada kaitannya sutu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaaan kata kerja, seperti dapat menggambarkan (membuat bagan),
membedakan, memisahkan, mengelompokan, dan sebagianya.
5. Sintesis ( Synthesis)
Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau
menghubungkan bagian – bagian di dalam suatu bentuk keseluruahn yang baru.
Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru
dari formulasi – formulasi yang ada.
6. Evaluasi ( Evaluation )
Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau
penilaian terhadap suatu meteri atau objek. Penilaian– penilaian itu berdasarkan
pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria – kriteria
yang telah ada.
1.Pertanyaan subjektif
Penggunaan pertanyaan subjektif dengan jenis pernyataan essai digunakan pada
penilaian yang melibatkan faktor subjektif dari penilai, sehingga hasil nilai akan
berbeda dari setiap penilai dari waktu ke waktu
2.Pertanyaan objektif
Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda (multiple choise), betul salah dan
pertanyaan menjodohkan dapat di nilai secara pas oleh penilai.
Hipertrofi ventrikel kiri (LVH) mengakibatkan perubahan pada kompleks QRS, segmen
ST, dan gelombang T pada EKG
Pengetahuan terhadap
hipertrofi ventrikel kiri :
Etiologi
Patogenesis
Klasifikasi
Tingkat Pengetahuan Baik
Mahasiswa Terhadap Sedang
Gambaran LVH
Buruk
Pengetahuan terhadap Secara EKG
gambaran LVH secara EKG,
melalui kriteria EKG :
Sokolow-Lyon
Criteria
Cornell Voltage
Romhilt-Estes
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan dilakukan selama 6 bulan (Juli sampai Desember 2020),
di Fakutas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
dengan memilih sampel yang memenuhi kriteria penelitian, sampai kurun waktu
tertentu hingga jumlah sampel terpenuhi.
𝑁
𝑛=
1 + Ne²
Gambar 3.1. Rumus Slovin (Imran, H.A., 2017)
Keterangan
Berdasarkan rumus tersebut, dengan jumlah populasi sebesar 255 orang dan
batas toleransi kesalahan 10 %, maka jumlah sampel penelitian dapat dihitung
sebagai berikut :
255 255
𝑛= = = 72
1 + (255)(0.12 ) 3.55
Kriteria Inklusi
Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui pihak
lain. Data sekunder pada penelitian ini diambil melalui direktori mahasiswa
Universitas Sumatera Utara. Data yang diambil berupa jumlah mahasiswa FKUSU
semester 7 yang berjumlah 255 orang.
Analisis data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah analisis
univariat, untuk menggambarkan tingkat pengetahuan mahasiswa FKUSU semester
7 terhadap gambaran LVH secara EKG, dan analisis bivariat, untuk mencari tahu
perbandingan pengetahuan responden terhadap tiap kriteria EKG.
Data dari analisis tersebut kemudian akan diolah dan disajikan dalam bentuk tabel.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Jawaban
No. Pertanyaan dan (jawaban)
Benar (%) Salah (%)
Berikut ini etiologi pada hipertrofi ventrikel kiri
1 43 59,7 29 40,3
(LVH) adalah, kecuali ... (Hipertensi pulmoner)
Pilihlah pernyataan yang paling tepat terkait
patogenesis LVH dibawah ini ... (LVH diakibatkan
2 36 50,0 36 50,0
oleh faktor genetik, peniingkatan afterload dan
preload, serta faktor fisiologis.)
Berdasarkan rasio tebal dinding ventrikel terhadap
3 diameter rongga ventrikel kiri, maka LVH dapat 39 54,2 33 45,8
diklasifikasikan menjadi ... (Konsentris dan eksentris)
Jumlah besar gelombang S dalam sadapan (V1)
4 ditambah besar gelombang R dalam sadapan (V5 / V6) 44 61,1 28 38,9
pada LVH adalah ... (> 3.5 mV)
Besar gelombang R dalam sadapan (aVL) pada LVH
5 38 52,8 34 47,2
adalah ... (> 1.1 mV)
Besar gelombang S dalam sadapan (V1 / V2) pada
6 24 33,3 48 66,7
LVH adalah ... (≥ 3.0 mV)
Tabel 4.4. Nilai mean, median, minimal dan maksimal kuesioner berdasarkan jawaban responden.
Berdasarkan tabel 4.4., dapat dilihat bahwa rata-rata skor responden adalah
5,38 dari total 11 pertanyaan. Nilai median berada pada skor 5, kemudian skor
terendah adalah skor 1, dan skor tertinggi adalah skor 11 dari total 11 pertanyaan.
Tabel 4.5. Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Gambaran LVH Secara EKG
Tabel 4.6. Distribusi Tingkat Pengetahuan Responden Terhadap Gambaran LVH Secara EKG
Berdasarkan Jenis Kelamin
Tingkat Pengetahuan
Jenis Kelamin Total
Baik Cukup Kurang
Laki – laki 3 5 15 23
(%) 13,1 21,7 65,2 100
Perempuan 10 12 27 49
(%) 20,4 24,5 55,1 100
Total 13 17 42 72
(%) 18,1 23,6 58,3 100
Pada kedua kelompok jenis kelamin di atas, baik jenis kelamin laki-laki dan
jenis kelamin perempuan, sama – sama memiliki prevalensi tingkat pengetahuan
terbesar pada tingkat pengetahuan kurang. Sebesar 65,2% dari total responden laki
– laki (15 orang), dan 55,1% dari total responden perempuan (27 orang) berada
pada tingkat pengetahuan kurang.
Nilai rata-rata (mean) merupakan alat ukur yang digunakan dalam uji
Friedman. (Artaya, I.P., 2016) Sehingga dalam mengetahui perbandingan
pengetahuan responden terhadap kriteria – kriteria EKG, dapat menggunakan nilai
rata-rata (mean) sebagai acuan.
Berdasarkan data pada tabel 4.7, maka rata-rata (mean) pada kriteria
Sokolow – Lyon adalah 56,94, kemudian pada kriteria Romhilt – Estes adalah 41,57
dan kriteria Cornell Voltage adalah 46,53.
Dalam uji friedman terdapat 2 hipotesis, yaitu hipotesis nol (H0) dan
hipotesis alternatif (Ha). Hipotesis tersebut yaitu ;
4.2 PEMBAHASAN
Hal ini mungkin disebabkan karena kriteria EKG Sokolow - Lyon memiliki
poin kriteria LVH yang lebih sedikit (2 poin kriteria), dan lebih sering dipelajari
saat kuliah. Sehingga kriteria EKG Sokolow – Lyon lebih dipahami oleh responden,
dibandingkan dengan kriteria EKG lainnya.
Kriteria EKG Sokolow – Lyon juga lebih umum digunakan. Penelitian oleh
Nurdin, W.B. et. al. (2019) di Indonesia, menunjukkan bahwa Kriteria EKG
Sokolow – Lyon sendiri merupakan kriteria terbaik yang dapat digunakan untuk
mendiagnosa LVH di Indonesia.
BAB V
5.1. KESIMPULAN
5.2. SARAN
1. LVH merupakan temuan umum pada pasien CVD, yang memiliki prevalensi
tinggi di Indonesia. Oleh karena itu, mahasiswa Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara Angkatan 2017 yang akan segera menjalani fase
DAFTAR PUSTAKA
Antikainen, R. L., Peters, R. and Beckett, N.S., 2016, ‘Left ventricular hypertrophy
is a predictor of cardiovascular events in elderly hypertensive patients:
Hypertension in the Very Elderly Trial’, Journal of Hypertension, vol. 34(11),
pp. 2280–2286.
Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik, Rineka Cipta,
Jakarta.
Artaya, I. P., 2018, ‘Metode Analisis Penelitian Kualitatif - Uji Friedman’,
Research Gate, pp. 5–7.
Bacharova, L. and Estes, E. H., 2017, ‘Left Ventricular Hypertrophy by the Surface
ECG’, Journal of Electrocardiology. Elsevier Inc., vol. 50(6), pp. 906–908.
Betts, J. G., Desaix, P. and Johnson, E., 2013, Human Anatomy and Physiology,
OpenStax College, Houston.
Braunwald, E., Zipes, D.P. and Libby, P., 2019, Braunwald’s Heart Disease, 11th
edn., Elsevier Inc., Philadelphia.
Cacciapuoti, F., 2011, ‘Molecular mechanisms of left ventricular hypertrophy
(LVH) in systemic hypertension (SH) - Possible therapeutic perspectives’,
Journal of the American Society of Hypertension. Elsevier Ltd., vol. 5(6), pp.
449–455.
Chatterjee, S., Bavishi, C. and Sardar, P., 2014, ‘Meta-analysis of left ventricular
hypertrophy and sustained arrhythmias’, American Journal of Cardiology.
Elsevier Inc., vol. 114(7), pp. 1049–1052.
Cooper, L. T., 2020, ‘Definition and Classification of the Cardiomyopathies’,
UpToDate, pp. 1–39.
Fuchs, F. D. and Whelton, P. K., 2020, ‘High Blood Pressure and Cardiovascular
Disease’, Hypertension, (Cvd), pp. 285–292.
Getachew, M., Beyene, T. and Kebede, S., 2020, ‘Electrocardiography
Interpretation Competency of Medical Interns: Experience from Two
Ethiopian Medical Schools’, Emergency Medicine International, pp. 1–6.
Goldberger, A. L., 2020, ‘Left Ventricular Hypertrophy : Clinical Findings and
ECG Diagnosis’, UpToDate, pp. 1–11.
Hampton, J. R., 2013, The ECG Made Easy, 8th edn., Elsevier inc., Nottingham.
Imran, H.A., 2017, ‘Peran Sampling dan Distribusi Data dalam Penelitian
Komunikasi Pendekatan Kuantitatif’, Jurnal Studi Komunikasi dan Media,
Vol. 21 (1), pp. 111-126.
Okwuosa, T.M. and Williams, K.A., 2015, Community programs for hypertension:
A means of identification and intervention in the highest-risk population,
Hypertension in High Risk African Americans: Current Concepts, Evidence-
based Therapeutics and Future Considerations. 1st edn, Springer, New York.
Podrid, P. J., 2020, ‘Left ventricular hypertrophy and arrhythmia’, UpToDate, pp.
1–15.
Rader, F., Sachdev, E. and Arsanjani, R., 2015, ‘Left ventricular hypertrophy in
valvular aortic stenosis: Mechanisms and clinical implications’, American
Journal of Medicine. Elsevier Ltd, vol. 128(4), pp. 344–352.
Rifai, A. and Sulistyowati, D., 2017, ‘Peningkatan Kemampuan Interpretasi
Electrocardiogram (ECG) Perawat Dengan Pembelajaran Pelatihan Dan
Multimedia Di RSUD Dr. Soeratno Sragen’, Interest : Jurnal Ilmu
Kesehatan, 6(1), pp. 13–18.
Saadeh, A. M. and Jones, J. V., 2011, ‘Predictors of sudden cardiac death in never
previously treated patients with essential hypertension: Long-term follow-
up’, Journal of Human Hypertension, vol. 15(10), pp. 677–680.
Samesima, N., Azevedo, L.F. and Diniz, L., 2017, ‘Comparison of
Electrocardiographic Criteria for Iden- tifying Left Ventricular Hypertrophy
in Athletes from Different Sports Modalities’, Cliincs, vol 72(6), pp. 343–
350.
Shenasa, M. and Shenasa, H., 2017, ‘Hypertension, left ventricular hypertrophy,
and sudden cardiac death’, International Journal of Cardiology. Elsevier
Ireland Ltd, vol. 237, pp. 60–63.
Sherwood, L., 2012, Fisiologl Manusia (Human Physiology: From Cells fo
Systems) Edisi 6, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta
Sklyar, E. et al. 2017, ‘Validity of electrocardiographic criteria for increased left
ventricular mass in young patients in the general population’, World Journal
of Cardiology, vol. 9(3), p. 248-258.
Tran, D. B., Weber, C., and Lopez, R. A. 2020, Anatomy, Thorax, Heart
Muscles, StatPearls. StatPearls Publishing.
Van Kleef, M. E. A. M., Visseren, F.L.J. and Vernooij, J.W.P., 2018, ‘Four ECG
left ventricular hypertrophy criteria and the risk of cardiovascular events
andmortality in patients with vascular disease’, Journal of Hypertension, vol.
36(9), pp. 1865–1873.
Weinhaus, A. J. and Cook, M. S., 2015, Anatomy of the Thoracic Wall, Pulmonary
Cavities, and Mediastinum. dalam, Handbook of Cardiac Anatomy,
Physiology, and Devices. 3rd edn., Springer International Publishing
Switzerland, Minneapolis
Lampiran A
NIM : 170100150
Riwayat Pendidikan
Riwayat Pelatihan
Lampiran B
Lampiran C
Lampiran D
Lembar Penjelasan
Medan, 2020
Peneliti
Lampiran E
Medan, 2020
Peneliti Responden
Lampiran F
KUISIONER PENELITIAN
Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FKUSU Semester 7 Terhadap
Gambaran LVH Secara EKG
Berikut ini adalah kuisioner penelitian tentang tingkat pengetahuan
mahasiswa FKUSU semester 7 terhadap gambaran LVH secara EKG. Oleh karena
itu, di sela-sela kesibukan Anda, saya memohon kesediaan Anda untuk dapat
mengisi kuisioner berikut ini. Atas kesediaan dan persiapan Anda untuk mengisi
kuisioner yang ada, saya ucapkan terima kasih.
IDENTITAS RESPONDEN
Nama :
Umur :
NIM :
Jenis Kelamin :
Kelas :
DAFTAR KUISIONER :
Mohon untuk memberikan tanda silang (X) pada setiap jawaban atas setiap
pertanyaan berikut ini.
1. Berikut ini etiologi pada hipertrofi ventrikel kiri (LVH) adalah, kecuali…
A. Stenosis Aorta.
B. Hipertensi.
C. Genetik.
D. Hipertensi pulmoner.
2. Pilihlah pernyataan yang paling tepat terkait patogenesis LVH dibawah ini …
A. LVH diakibatkan oleh faktor genetik, peningkatan afterload dan preload,
serta faktor fisiologis.
B. LVH diakibatkan oleh faktor genetik, peningkatan preload, serta faktor
fisiologis.
C. LVH diakibatkan oleh faktor genetik, peningkatan afterload , serta faktor
fisiologis.
D. LVH diakibatkan oleh peningkatan afterload dan preload, serta faktor
fisiologis.
Berikut ini adalah pertanyaan mengenai gambaran LVH secara EKG menurut
kriteria Sokolow-Lyon. (Braunwald, E. et.al., 2019)
Berikut ini adalah pertanyaan mengenai gambaran LVH secara EKG menurut
kriteria Romhilt-Estes. (Braunwald, E. et.al., 2019)
D. ≤ 3.0 mV
8. Yang bukan abnormalitas yang ditemukan dalam EKG pada LVH adalah …
A. Abnormalitas segmen ST-T dengan terapi digitalis.
B. Abnormalitas segmen ST-T tanpa terapi digitalis.
C. Left Atrial Enlargement
D. Right Axis Deviation
9. Durasi segmen QRS pada LVH adalah …
A. ≥ 0.09 detik
B. ≥ 0.03 detik
C. ≥ 0.05 detik
D. ≤ 0.05 detik
Berikut ini adalah pertanyaan mengenai gambaran LVH secara EKG menurut
kriteria Cornell Voltage. (Braunwald, E. et.al., 2019)
10. Jumlah besar gelombang S dalam sadapan (V3) ditambah besar gelombang R
dalam sadapan (aVL) pada LVH (Pria) adalah …
A. < 2.0 mV
B. > 2.0 mV
C. < 2.8 mV
D. > 2.8 mV
11. Jumlah besar gelombang S dalam sadapan (V3) ditambah besar gelombang R
dalam sadapan (aVL) pada LVH (Wanita) adalah …
A. < 2.0 mV
B. > 2.0 mV
C. < 2.8 mV
D. > 2.8 mV
Lampiran G.
HASIL UJI VALIDITAS DAN UJI RELIABILITAS KUESIONER
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Skor
Pearson 1 .289 .053 .169 .020 .053 .029 -.042 .265 .017 .065 .108 .417*
Correlation
P1
Sig. (2-tailed) .128 .783 .381 .917 .783 .881 .830 .165 .931 .739 .577 .024
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Pearson .289 1 -.087 .449* .020 -.087 .169 .110 .108 .017 .209 .108 .476**
Correlation
P2
Sig. (2-tailed) .128 .652 .014 .917 .652 .381 .571 .577 .931 .277 .577 .009
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Pearson .053 -.087 1 -.239 .221 .163 -.100 .444* .091 .022 .133 .246 .394*
Correlation
P3
Sig. (2-tailed) .783 .652 .211 .249 .397 .604 .016 .639 .908 .491 .198 .035
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Pearson .169 .449* -.239 1 .411* .316 .033 .051 -.133 -.061 .240 .176 .504**
Correlation
P4
Sig. (2-tailed) .381 .014 .211 .027 .095 .864 .791 .491 .753 .209 .362 .005
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Pearson .020 .020 .221 .411* 1 .221 -.170 .454* -.201 .070 -.031 -.039 .404*
P5
Correlation
Sig. (2-tailed) .917 .917 .249 .027 .249 .377 .013 .295 .718 .873 .840 .030
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Pearson .053 -.087 .163 .316 .221 1 .038 .145 .091 .022 -.010 .246 .453*
Correlation
P6
Sig. (2-tailed) .783 .652 .397 .095 .249 .844 .454 .639 .908 .960 .198 .014
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Pearson .029 .169 -.100 .033 -.170 .038 1 .201 .639** -.384* .098 .330 .387*
Correlation
P7
Sig. (2-tailed) .881 .381 .604 .864 .377 .844 .297 .000 .040 .613 .080 .038
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Pearson -.042 .110 .444* .051 .454* .145 .201 1 -.086 -.144 .064 .081 .466*
Correlation
P8
Sig. (2-tailed) .830 .571 .016 .791 .013 .454 .297 .656 .456 .743 .678 .011
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Pearson .265 .108 .091 -.133 -.201 .091 .639** -.086 1 -.168 -.005 .310 .383*
Correlation
P9
Sig. (2-tailed) .165 .577 .639 .491 .295 .639 .000 .656 .384 .977 .102 .040
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Pearson .017 .017 .022 -.061 .070 .022 -.384* -.144 -.168 1 .057 .012 .072
Correlation
P10
Sig. (2-tailed) .931 .931 .908 .753 .718 .908 .040 .456 .384 .768 .949 .711
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Pearson .065 .209 .133 .240 -.031 -.010 .098 .064 -.005 .057 1 .154 .406*
P11
Correlation
Sig. (2-tailed) .739 .277 .491 .209 .873 .960 .613 .743 .977 .768 .427 .029
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Pearson .108 .108 .246 .176 -.039 .246 .330 .081 .310 .012 .154 1 .546**
Correlation
P12
Sig. (2-tailed) .577 .577 .198 .362 .840 .198 .080 .678 .102 .949 .427 .002
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
Pearson .417* .476** .394* .504** .404* .453* .387* .466* .383* .072 .406* .546** 1
Correlation
Skor
Sig. (2-tailed) .024 .009 .035 .005 .030 .014 .038 .011 .040 .711 .029 .002
N 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29 29
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
N % Cronbach's N of Items
Total 31 100.0
Lampiran H
DATA INDUK PENELITIAN
22 RAA 0 1 0 0 1 0 0 0 1 0 1 4
23 FNL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
24 CCT 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
25 SG 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3
26 CW 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 1 1
27 TG 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1
28 TGS 0 0 0 1 0 1 0 1 0 0 0 3
29 NDK 0 0 0 1 0 0 0 0 0 0 0 1
30 RDSD 0 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 2
31 ARS 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 4
32 R 0 1 1 0 0 0 0 1 0 1 0 4
33 AFC 0 1 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5
34 SD 1 1 0 0 0 0 0 0 1 1 1 5
35 TKH 0 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 2
36 WYK 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 10
37 NDP 1 0 1 0 0 0 0 0 1 0 0 3
38 KAS 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 1 6
39 RATN 1 0 0 1 0 0 1 0 1 0 0 4
40 ABH 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 2
41 TS 1 1 0 1 0 1 0 0 0 0 0 4
42 MA 1 0 0 1 1 1 0 1 0 1 0 6
43 MPM 0 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 6
44 NH 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 0 3
45 PR 1 1 1 0 0 0 1 1 1 1 1 8
46 TOE 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 1 9
47 JRRH 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
48 WWWT 0 0 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2
49 JS 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 11
50 LJ 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 10
51 LD 0 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 9
52 RDS 1 1 0 1 0 0 0 1 1 0 0 5
53 FVGT 1 0 1 1 1 1 1 1 1 1 1 10
54 AYG 1 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 6
55 APM 0 0 1 1 1 0 1 0 0 0 0 4
56 NNF 0 0 1 0 1 0 0 1 0 1 0 4
57 ME 1 0 1 0 1 0 0 0 1 1 1 6
58 SI 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1 8
59 PWOS 1 1 0 1 1 1 0 0 0 1 0 6
60 EY 0 0 0 1 0 0 0 1 1 0 1 4
61 NM 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 8
62 GT 1 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 3
63 HY 0 0 0 0 0 0 1 1 1 0 1 4
64 AF 1 1 1 0 0 1 1 1 0 0 0 6
65 NT 0 0 0 1 0 0 0 0 1 0 1 3
66 EA 0 0 0 0 1 0 0 1 1 0 1 4
67 SCS 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 8
68 SZT 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 0 8
69 M 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 0 5
70 AH 1 0 0 0 0 0 0 0 0 1 0 2
71 THS 1 0 0 1 0 0 1 1 1 0 0 5
72 DA 0 1 0 0 0 0 1 0 0 0 0 2
Lampiran I
OUTPUT PERANGKAT LUNAK STATISTIK
UMUR RESPONDEN
KELAS RESPONDEN
Frequencies
Descriptive Statistics
Statistics
Skor Total Kuesioner
Valid 72
N
Missing 0
Mean 5.38
Median 5.00
Minimum 1
Maximum 11
Crosstabs
JENIS KELAMIN RESPONDEN * Tingkat Pengetahuan Mahasiswa FKUSU Semester 7 Terhadap Gambaran LVH Secara EKG Crosstabulation
Count 10 12 27 49
PEREMPUAN
% within JENIS KELAMIN RESPONDEN 20.4% 24.5% 55.1% 100.0%
JENIS KELAMIN RESPONDEN
Count 3 5 15 23
LAKI LAKI
% within JENIS KELAMIN RESPONDEN 13.0% 21.7% 65.2% 100.0%
Count 13 17 42 72
Total
% within JENIS KELAMIN RESPONDEN 18.1% 23.6% 58.3% 100.0%
NPar Tests
Descriptive Statistics
Friedman Test
Mean Rank N 72