Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PENDAHULUAN

ISCHEMIC HEART DISEASE (IHD)

Disusun Oleh :
Ida Suryani
NIM. 72020040113

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KUDUS
A. Pengertian
Ischemia adalah suatu keadaan kekurangan oksigen pada
jaringan yang bersifat sementara dan reversibel. Ischemia yang lama
akan menyebabkan kematian otot atau nekrosis. (Muttagin.2009)
Ischemia adalah suplai darah yang tidak adekuat ke suatu daerah.
Jika mengalami ischemia, jaringan tersebut akan kehilangan suplai
oksigen dan zat-zat makanan yang dibutuhkan. (Price &Wilson. 2005)
Ischemic Heart Disease (IHD) atau penyakit jantung ischemik
adalah ketidakseimbangan antara kebutuhan perfusi jantung dan
pasokan darah teroksigenasi dari arteri koronaria. Hasilnya bisa
berupa iskemia miokard transien (angina) atau ischemia
berkepanjangan yang mengakibatkan kerusakan miosit (sindrom
koroner akut). (Brashers. 2007)

B. Etiologi
Penyakit jantung coroner dapat disebabkan oleh beberapa hal :
1. Penyempitan (stenosis) dan penciutan (spasme) arteri koronaria,
tetapi penyempitan bertahap akan memungkinkan
berkembangnya kolateral yang cukup sebagai pengganti.
2. Aterosklerosis, menyebabkan sekitar 98% kasus PJK.
3. Penyempitan arteri koronaria pada sifilis, aortitis takayasu,
berbagai jenis arteritis yang mengenai arteri coronaria, dll.

C. Tanda dan Gejala


1. Nyeri dada > 30 menit intensif dan menetap, tidak hilang dengan
istirahat
2. Mual dan muntah
3. Berkeringat, pasien gelisah, takut, muka pucat akibat vasokontriksi
simpatis.
4. Takikardi akibat peningkatan stimulasi simpatis jantung
5. Nyeri dada di bagian bawah sternum dan perut atas secara tiba-
tiba dan spontan.
6. Perasaan lemas berkaitan dengan penurunan darah ke otot
rangka.
7. Pegeluaran urin berkurang karena penurunan aliran darah ginjal
serta peningkatan aldosterone dan ADH.

D. Patofisiologi
1. Perubahan awal
terjadinya penimbunan plak-plak aterosklerosis
2. Perubahan intermediate
Plak semakin besar dan terjadi obstruksi dari lumen arteri koroner
epikardium. Hal ini menyebabkan peningkatan sirkulasi darah
sebanyak 2-3 kali lipat akibat olahraga tidak dapat dipenuhi.
Keadaan ini disebut Iskemia dan manifestasinya dapat berupa
Angina atau nyeri pada dada akibat kerja jantung yang meningkat
3. Perubahan akhir
Terjadi ruptur pada ‘cap’ atau bagian superficial dari plak sehingga
akan terjadi suatu situasi yang tidak stabil dan bebagai macam
manifestasi klinik seperti Angina at rest atau Infark Miokard.
Dengan terpaparnya isi plak dengan darah, akan memicu
serangkaian proses platetel agregasi yang pada akhirnya akan
menambah obstruksi dari lumen pembuluh darah tersebut
4. Iskemia miokard
Peristiwa ini akan menimbulkan serangkaian perubahan pada
fungsi diastolik, lalu kemudian pada fungsi sistolik. Menyusul
dengan perubahan impuls listrik (gelombang ST-T) dan akhirnya
timbullah keadaan Infark Miokard.
a. Angina stabil : Bila obstruksi pada arteri koroner ≥ 75%
b. Unstable angina : Bila terjadi ruptur dari plak ateromatosa
c. Angina Prinzmetal : Bila terjadi vasospasme dari arteri koroner
utama

E. Pathway
DM,Hipertensi,Hiperkolesteromia,Obesitas

Rusaknya lapisan endotel pembuluh darah koroner

Menghasilkan cell adhesion

Monosit dan T-limfosit masuk ke permukaan

Migrasi ke sub

Berdiferensiasi ,mengambil LDL (Low Density Lipoprotein)

Terbentuk sel

Penyempitan penyumbatan / kelainan pembuluh

Iskemik Hearth Disease

Hambatan aliran darah ke otot jantung

Jantung kekurangan darah Kemampuan Jantung mempompa turun

Nyeri Akut Suplai O2 ke jaringan sel tubuh kekurangan

Mekanisme Metabolisme Pengaktifan pusat pernafasan

ATP Frekuensi Nafas

Lemah & letih Sesak nafas

Intoleransi Aktivitas Ketidakefektifan pola nafas


F. Pemeriksaan Penunjang
a. EKG (Elektrokardiografi)
Adanya gelombang patologik disertai peninggian S-T segmen yang
konveks dan diikuti gelombang T yang negative dan simetrik.
Kelainan Q menjadi lebar (lebih dari 0,04 sec) dan dalam (Q/R lebih
dari ¼).
b. Laboratorium
- Creatin fosfakinase (CPK). Iso enzim CKMB meningkat
Hal ini terjadi karena kerusakan otot, maka enzim intra sel
dikeluarkan ke dalam aliran darah. Normal 0-1 mU/mL.
- SGOT (Serum Gluramic Oxalotransaminase Test)
Nomal kurang dari 12 mU/mL. kadar enzim ini naik pada 12-24
jam setelah serangan.
- LDH (Lactic De-Hydrogenase)
Normal kurang dari 195 mU/mL. kadar enzim biasanya baru
mulai naik setelah 48 jam.
Pemeriksaan lain : Ditemukan peninggian LED, Lekositosis
ringan, dan kadang Hiperglikemi ringan.
c. Kateterisasi  :  Angiografi koroner untuk mengetahui derajat
obstruksi.
d. Radiologi    :   Pembesaran dari jantung.

G. Penatalaksanaan Medik
- Istirahat total
- Diet makanan lunak/saing serta rendah garam
- Pasang infus untuk persiapan pemberian obat intravena
- Diberikan diuretik untuk meningkatkan aliran darah ginjal
- Diberikan nitrat untuk mengurangi aliran balik vena dan
melemaskan arteri
- Oksigen 2-4 l/menit
- Anti koagulan.

H. Penatalaksanaan Keperawatan
1. Pengkajian
- Identitas : nama,umur,jenis kelamin,alamat,pendidikan,nomor
registrasi,status perkawinan,agama,pekerjaan dan identitas
penanggung jawab
- Keluhan utama
- Dapatkan Riwayat Kesehatan pasien dan keluarga
- Kaji Pola makan , Istirahat , dan BAB BAK pasien
2. Diagnosa Keperawatan
- Ketidakefektifanpola nafas berhubungan dengan hiperventilasi
- Nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis
3. Intervensi Keperawatan
No Diagnosa Tujuan Perencanaan
1. Ketidakefektifan NOC : - Monitor TD, nadi, suhu
pola nafas Setelah dilakukan dan RR
berhubungan tindakan keperawatan - Monitor Frekuensi dan
dengan selama .. x 24 jam irama pernafasan
hiperventilasi diharapkan : - Monitor aliran oksigen
- Tidak ada retraksi - Monitor adanya
dinding dada kecemasan pasien
- Tidak menggunakan terhadap oksigenasi
otot bantu - Auskultasi suara
pernafasan nafas, catat adanya
- Bunyi paru vesikuler suara tambahan
- Menunjukan jalan - Posisikan pasien
nafas yang paten semifowler untuk
RR 16-20 kali / memaksimalkan
menit ventilasi dan
pertahankan posisi
pasien
2. Nyeri akut NOC : - Monitor dan kaji
berhubungan -Pain Level karakteristik dan
dengan agen -Pain control lokalisasi nyeri
cidera biologis -Comfort level - Monitor tanda tanda
Setelah dilakukan vital
tindakan keperawatan - Ciptakan suasana
selama .. x 24 jam lingkungan yang
diharapkan : tenang dan nyaman
- Mampu mengontrol - Ajarkan dan anjurkan
nyeri pasien untuk
- Melaporkan bahwa melakukan teknik
nyeri berkurang relaksasi
dengan - Kolaborasi dengan
menggunakan dokter dalam
manajemen nyeri pemberian analgesik
- Mampu mengenali
nyeri
(skala,intensitas,fre
kuensi dan tanda
nyeri)
- Menyatakan rasa
nyaman setelah
nyeri berkurang
DAFTAR PUSTAKA

Mutaqin, Arif.(2009).B.A Asuhan Keperawatan Klien dengan


Gangguan Ssistem Kardiovaskuler.Jakarta:Salemba Medika

Mutaqin,Arif(2009).Pengantar Asuhan Keperawatan Klien dengan


Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta:Salemba Medika

Price A.S,Wilson L.M(2005).Patofisiologi.Edisi 6.Jakarta:EGC

Wilkinson, J., & Ahern, n. R. (2013).Buku SakuDiagnosis


keperawatan edisi 9 Diagnosis NANDA, Intervensi NIC, Kriteria
hasil NOC.
Jakarta: EGC

Nanda. (2015).Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-


2017 Edisi10 editorT Heather Herdman, Shigemi
Kamitsuru.Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai