ABSTRAK
Pendahuluan, meningkatnya jumlah lansia maka membutuhkan penanganan yang lebih serius karena secara
alamiah lansia itu mengalami penurunan kesehatan. Masalah kesehatan yang sering terjadi adalah penurunan
fungsi muskuloskeletal salah satu penyakitnya yaitu rematik. Rematik menyebabkan nyeri karena terjadi reaksi
autoimun pada cairan synovial, salah satu cara untuk mengurangi nyeri rematik yaitu dengan latihan range of
motion sehingga dapat mengurangi nyeri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi range of
motion terhadap intensitas nyeri rematik. Metode penelitian, menggunakan rancangan Quasy Eksperimental
dengan pendekatan Pretest and Posttest with Control Group Design. Metode sampling menggunakan Metode
Probability Sampling dengan teknik pengambilan Simple Random Sampling, jumlah sampel pada penelitian ini
sebanyak 40 responden, yang menjadi dua kelompok yaitu kelompok intervensi 20 dan kelompok kontrol 20.
Instrumen pengukuran intensitas nyeri menggunakan Numeric Rating Scale. Analisis menggunakan uji Marginal
Homogenity dan uji Mann-Whitney. Hasil penelitian, hasil uji Marginal Homogenity menunjukkan bahwa
intensitas nyeri rematik sebelum intervensi dengan kategori nyeri ringan 15%, nyeri sedang 50% dan nyeri
berat 35% dan sesudah intervensi dengan kategori nyeri ringan 60% dan nyeri sedang 40%. Dimana terdapat
perbedaan yang signifikan pada kelompok intervensi dengan p value = 0,000 (p < 0,05). Hasil uji Mann-Whitney
diperoleh p value (0,004) maka dapat disimpulkan H0 ditolak atau dengan kata lain terdapat pengaruh terapi
range of motion terhadap intensitas nyeri rematik pada lansia. Kesimpulan, terdapat pengaruh terapi range of
motion terhadap intensitas nyeri rematik pada lansia. Saran, peneliti mengharapkan terapi range of motion
dapat dilakukan sebagai salah satu terapi nonfarmakologis untuk mengatasi nyeri rematik pada lansia.
Kata kunci : Lansia, Nyeri, Rematik, Range of Motion
88
Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro
89
Volume II, Nomor 1 – Maret 2018
seperti mengendarai kendaraan ditengah arus Tresna Werdha Warga Tama Indralaya. Hasil
kemacetan, duduk selama berjam-jam tanpa penelitian didapatkan ROM yang dilakukan dapat
gerakan tubuh yang berarti, tuntutan untuk tampil menurunkan skala nyeri penyakit arthritis
menarik dan prima, kurangnya porsi berolahraga, rheumatoid pada lansia sebelum dan sesudah
serta faktor bertambahnya usia (Purnomo, 2010). dilakukan terapi ROM.
Rematik dapat menyebabkan nyeri karena Hasil penelitian yang dilakukan oleh
terjadi reaksi autoimun dalam jaringan synovial Suhendriyo (2014) dengan penelitian berjudul
(cairan synovial berfungsi sebagai pelumas yang Pengaruh Senam Rematik Terhadap Pengurangan
memungkinkan sendi bergerak secara bebas dalam Rasa Nyeri pada Penderita Osteoarthritis Lutut di
arah) kemudian membran synovial berproliferasi Karangasem Surakarta. Hasil penelitian didapatkan
sehingga terbentuk pannus, kemudian pannus terdapat pengaruh yang signifikan dalam
menghancurkan tulang rawan sehingga terjadilah pemberian senam rematik terhadap pengurangan
erosi tulang sehingga permukaan sendi hilang dan rasa nyeri pada penderita osteoarthritis lutut.
mengganggu gerak sendi dan otot turut terkena Hasil penelitian yang dilakukan oleh
dampak erosi. Sehingga otot kehilangan Marlina (2015) dengan penelitian berjudul
elastisitasnya (otot menjadi kaku) kemudian Efektifitas Latihan Lutut Terhadap Penurunan
leukotrine dan prostaglandin memecahkan kolagen, Intensitas Nyeri Pasien Osteoarthritis Lutut di
pelepasan enzim-enzim dalam sendi menimbulkan Yogyakarta. Didapatkan hasil penelitian implikasi
edema dan pelepasan mediator nyeri sehingga keperawatan dengan melakukan latihan lutut secara
timbul rasa nyeri (Kristanti, 2014). teratur, maka akan mengurangi morbiditas akibat
Nyeri merupakan suatu mekanisme nyeri osteoarthritis lutut dan meningkatkan
proteksi bagi tubuh, timbul ketika jaringan sedang kualitas hidupnya.
rusak, dan menyebabkan individu tersebut bereaksi Hasil penelitian Imron dan Asih (2015)
untuk menghilangkan rasa nyeri (Prasetyo, 2010). dengan penelitian berjudul Pengaruh Latihan ROM
Untuk mengurangi nyeri dari penyakit kronik Aktif Terhadap Keaktifan Fisik pada Lansia di
tersebut, salah satu upaya untuk mengurangi nyeri Desa Dusun Karang Templek Desa Andongsari
rematik adalah dengan terapi nonfarmakologi Kecamatan Ambulu Kabupaten Jember. Diperoleh
dengan menggunakan berbagai macam metode hasil terdapat pengaruh ROM aktif terhadap
seperti senam, stretching dan pemberian latihan keaktifan fisik pada lansia.
rentang gerak (ROM) (Ulliya, 2007). Hasil penelitian yang dilakukan oleh
Latihan ROM adalah latihan yang Fatkuriyah (2010) dengan penelitian berjudul The
menggerakan persendian seoptimal dan seluas Effect of Rheumatic Exercise on Decreasing Joint
mungkin sesuai kemampuan seseorang yang tidak Pain Among Erderly in Desa Sudimoro Kecamatan
menimbulkan rasa nyeri pada sendi yang Tulangan Kabupaten Sidoarjo. Didapatkan rata-rata
digerakkan. Adanya pergerakan pada persendian skor intensitas nyeri pada kelompok perlakuan
akan menyebabkan terjadinya peningkatan aliran sesudah diberikan senam rematik mengalami
darah kedalam kapsula sendi. Penurunan ROM penurunan sebesar 1 tingkat.
disebabkan oleh tidak adanya aktivitas dan untuk Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik
mempertahankan kenormalan ROM, sendi dan otot untuk meneliti bagaimana pengaruh terapi ROM
harus digerakkan dengan maksimum dan dilakukan (Range of Motion) terhadap intensitas nyeri rematik
secara teratur (Ulliya, 2007). pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Mulia 2 Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2017.
Mardiono (2012) dengan penelitian berjudul
Pengaruh Terapi Range of Motion Penyakit
Arthritis Rheumatoid pada Lansia di Panti Sosial
90
Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro
91
Volume II, Nomor 1 – Maret 2018
Berdasarkan tabel 5.1 dapat dilihat bahwa nonfarmakologi (seperti senam rematik/latihan
responden yang mengalami intensitas nyeri rematik ROM) (Purwoastuti, 2009). Obat-obat penghilang
pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi nyeri rematik biasanya mempunyai efek samping
Mulia 2 Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2017 pada lambung seperti iritasi dan perdarahan
pada kelompok intervensi sebelum (pretest) lambung. Oleh sebab itu, sebaiknya dilakukan
dilakukan terapi ROM (Range of Motion) dengan terapi nonfarmakologi yaitu dengan cara latihan
kategori nyeri ringan yaitu sebanyak 3 orang fisik/latihan ROM. Latihan relaksasi Range of
(15%), kategori nyeri sedang sebanyak 10 orang Motion (ROM) dapat membantu mengurangi rasa
(50%) dan kategori nyeri berat sebanyak 7 orang nyeri, menurunkan ketegangan otot, dan dapat
(35%). Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa memperbaiki gangguan tidur. Latihan Range of
intensitas nyeri rematik pada lansia sebelum Motion (ROM) merupakan salah satu cara untuk
dilakukan terapi ROM (Range of Motion) dalam mengatasi rasa nyeri dan menghilangkan
penelitian ini dengan jumlah sampel 20 responden ketegangan (Gosana, 2001).
dengan nilai tertinggi berada di nyeri sedang yaitu Salah satu tugas keperawatan untuk
sebanyak 10 orang, dan terendah di nyeri ringan meningkatkan kualitas hidup lanjut usia adalah
sebanyak 3 orang. dengan mengatasi gangguan kesehatan yang umum
Kejadian nyeri pada lanjut usia memang terjadi pada lanjut usia. Latihan ROM merupakan
cukup tinggi, yaitu sekitar 25-50% dari total lanjut salah satu alternative untuk mengurangi nyeri
usia (Darmojo, 2014). Usia diatas 60 tahun tersebut yaitu dengan cara perlindungan sendi
mempunyai kemungkinan menderita gejala nyeri 2 dengan koreksi postur tubuh yang buruk,
kali dibandingkan dengan usia dibawah 60 tahun melakukan latihan Range of Motion dan melakukan
karena kejadian nyeri makin meningkat sesuai aktivitas bergerak bebas pada persendian. Latihan
dengan pertambahan usia (Darmojo, 2014). Hampir Range of Motion dilakukan 2-3 hari perminggu
8% orang yang berusia 50 tahun keatas mempunyai dengan melibatkan peregangan otot dan sendi
keluhan pada sendi-sendinya. Biasanya yang (Ambardini, 2013).
terkena ialah persendian pada jari-jari, tulang Tabel 5.2
punggung dan sendi-sendi penahan berat tubuh Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Rematik pada
(lutut dan panggul) (Nugroho, 2000). Lansia Sebelum (Pretest) pada Kelompok Kontrol
Ada berbagai terapi untuk mengatasi Di Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2
rematik, baik secara terapi farmakologi maupun Cengkareng Jakarta Barat
nonfarmakologi. Terapi farmakologi merupakan Tahun 2017
terapi obat-obatan, sedangkan terapi Sebelum Kelompok
nonfarmakologi merupakan Metode latihan-latihan Intensitas Kontrol
seperti latihan Range of Motion (ROM) yang Nyeri Rematik Jumlah
Persentase
berguna untuk menggerakkan tubuh dan untuk (n)
Tidak Nyeri 0 0
mengurangi rasa nyeri pada sendi (Potter & Perry,
Nyeri Ringan 4 20
2012). Nyeri Sedang 10 50
Penanganan penderita rematik difokuskan Nyeri Berat 6 30
pada cara mengontrol rasa sakit, mengurangi Total 20 100
kerusakan sendi, dan meningkatkan atau Pada tabel 5.2 diatas diketahui dari 20
mempertahankan fungsi dan meningkatkan atau responden yang mengalami intensitas nyeri rematik
mempertahankan fungsi dan kualitas sendi. pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
Menurut American College Rheumatology, Mulia 2 Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2017
penanganan untuk rematik dapat meliputi terapi sebelum (pretest) pada kelompok kontrol
farmakologi (obat-obatan), sedangkan didapatkan intensitas nyeri rematik pada lansia
92
Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro
dengan kategori nyeri ringan sebanyak 4 orang Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa
(20%), kategori nyeri sedang sebanyak 10 orang responden yang mengalami intensitas nyeri rematik
(50%) dan kategori nyeri berat sebanyak 6 orang pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
(30%). Jadi dapat disimpulkan bahwa intensitas Mulia 2 Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2017
nyeri terendah yang didapatkan pada kelompok pada kelompok intervensi sesudah (posttest)
kontrol yaitu dengan kategori nyeri ringan 4 orang dilakukan terapi ROM (Range of Motion) dengan
dan tertinggi kategori nyeri sedang 10 orang. total responden 20 orang (100%) didapatkan
Berdasarkan tabel 5.1 dan 5.2 dapat responden dengan kategori nyeri ringan sebanyak
disimpulkan bahwa intensitas nyeri rematik 12 orang (60%) dan kategori nyeri sedang
sebelum (pretest) antara kelompok intervensi dan sebanyak 8 orang (40%). Pada kelompok intervensi
kelompok kontrol sebanding. terdapat 6 orang mengalami penurunan dari nyeri
Salah satu gejala rematik adalah nyeri berat menjadi nyeri sedang, dan 8 orang mengalami
sendi. Adanya nyeri sendi menyebabkan seseorang penurunan dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan.
takut melakukan aktivitas atau gerakan sehingga Jadi dapat disimpulkan bahwa intensitas nyeri
menurunkan kualitas hidupnya. Terapi rematik pada lansia pada kelompok intervensi
nonfarmakologis yang disarankan antara lain sesudah (posttest) dilakukan terapi ROM (Range of
exercise/latihan lutut. Jenis exercise lain yang Motion) dalam penelitian ini terjadi penurunan.
dapat dilakukan adalah home exercise, Range of Latihan Range of Motion (ROM) adalah
Motion (ROM), Strengthening exercise/ latihan latihan-latihan yang diberikan untuk
penguatan meliputi quadriceps and hamstring mempertahankan dan meningkatkan fungsi sendi
exercise serta aerobic seperti berjalan, bersepeda, yang berkurang. Latihan ROM ini memungkinkan
berenang. Tujuan exercise ini antara lain terjadinya kontraksi dan pergerakan otot, dimana
memperbaiki fungsi sendi, meningkatkan kekuatan klien menggerakkan masing-masing persendiannya
sendi, proteksi sendi dari kerusakan dengan sesuai dengan gerakan normal baik secara aktif
mengurangi stress pada sendi, mencegah kecacatan maupun pasif (Potter & Perry, 2012).
dan meningkatkan kebugaran jasmani. Latihan ini Latihan fisik membantu pemulihan setelah
tentunya disesuaikan dengan kondisi dan masa akut lewat. Salah satu implementasinya
kemampuan lansia. adalah latihan rentang gerak yang melibatkan
Tabel 5.3 gerakan-gerakan untuk meregangkan dan
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Rematik pada memperkuat otot-otot penyangga sendi yang rusak.
Lansia Sesudah (Posttest) Dilakukan Terapi ROM Bila otot penyangga sendi menguat, nyeri sendi
(Range of Motion) pada Kelompok Intervensi Di akan berkurang. Apabila otot sering dilatih maka
Panti Sosial Tresna Werdha Budi Mulia 2 cairan synovial akan meningkat atau bertambah.
Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2017 Cairan synovial ini berfungsi sebagai pelumas
dalam sendi, artinya penambahan cairan synovial
Sesudah Kelompok pada sendi dapat mengurangi resiko cidera dan
Intensitas
Intervensi mencegah timbulnya nyeri pada penderita rematik.
Nyeri
Jumlah Pemberian intervensi rentang gerak pada penderita
Rematik Persentase
(n) rematik ini dapat meningkatkan kualitas hidup
Tidak Nyeri 0 0 penderita (Suhendriyo, 2014).
Nyeri
12 60 Hal ini didukung oleh penelitian yang
Ringan
Nyeri dilakukan Fatkuriyah (2010) menyatakan bahwa
8 40 melakukan latihan fisik saat menderita nyeri sendi
Sedang
Nyeri Berat 0 0 tampaknya kontradiktif, namun latihan fisik
Total 20 100 sebenarnya merupakan penghilang nyeri yang
93
Volume II, Nomor 1 – Maret 2018
alami untuk sebagian masyarakat yang menderita Pada tabel 5.4 dapat dilihat intensitas nyeri
rematik dengan mekanisme mempertahankan rematik pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
fleksibilitas sendi dan kekuatan otot. Budi Mulia 2 Cengkareng Jakarta Barat Tahun
Beberapa latihan fisik lain seperti berjalan 2017 sesudah (posttest) pada kelompok kontrol
kaki dan latihan gerak sendi ROM telah terbukti dengan total responden 20 orang (100%)
dalam mengurangi nyeri sendi pada lansia. didapatkan responden dengan kategori nyeri ringan
Penelitian yang dilakukan oleh Sitinjak (2016) sebanyak 5 orang (25%), kategori nyeri sedang
kepada lansia dengan nyeri sendi dengan senam sebanyak 11 orang (55%) dan kategori nyeri berat
rematik menunjukkan bahwa 83% dari total sebanyak 4 orang (20%). Pada kelompok kontrol
responden 12 orang mengalami penurunan dari terdapat penurunan intensitas nyeri, 2 orang
nyeri berat dan sedang menjadi nyeri sedang dan mengalami penurunan dari nyeri berat menjadi
ringan. Sebanyak 8% responden justru mengalami nyeri sedang, 2 orang mengalami penurunan dari
peningkatan dari nyeri sedang menjadi nyeri berat, nyeri sedang (6=4 & 5=4) dan 1 orang mengalami
sedangkan 8% lainnya berada pada tingkat nyeri penurunan dari nyeri sedang menjadi nyeri ringan.
sebelum diberikan latihan fisik berjalan kaki. Seluruh responden penelitian yang
Hasil penelitian ini sesuai dengan berjumlah 20 orang pada kelompok kontrol
penelitian yang dilakukan oleh Marlina (2015) mengalami nyeri sendi dengan skala nyeri
menunjukkan bahwa dengan melakukan latihan bervariasi dari skala nyeri ringan sampai nyeri
lutut dapat menurunkan intensitas nyeri. Hal ini berat. Hal ini juga sesuai dengan manifestasi klinis
dapat dilihat dari peningkatan jumlah responden rematik yang dikemukakan Subcommittee
yang memiliki intensitas nyeri ringan dan American College of Rheumatology (ACR), jika
penurunan jumlah responden yang memiliki memenuhi tiga dari enam hal berikut: usia>50
intensitas nyeri berat. Signifikan terlihat dengan p tahun, kaku sendi<30 menit, krepitus, nyeri tulang,
= 0,000, artinya bahwa secara statistik latihan lutut pembengkakan tulang (bone enlargement) (Altman
ini efektif menurunkan nyeri pasien osteoarthritis et al., 2011). Pendapat ini diperkuat oleh Bales
lutut. (2008), yang mengatakan bahwa keluhan utama
yang selalu muncul pada penderita rematik adalah
Tabel 5.4 nyeri sendi. Nyeri sendi muncul dengan adanya
Distribusi Frekuensi Intensitas Nyeri Rematik pada hambatan pada sendi saat dilakukan gerakan.
Lansia Sesudah (Posttest) Selain nyeri sendi, lansia juga mengatakan
pada Kelompok Kontrol Di Panti Sosial Tresna mengalami kaku pada sendi yang bertambah pada
Werdha Budi Mulia 2 Cengkareng Jakarta Barat malam hari dan ketika peneliti melakukan
Tahun 2017 pemeriksaan fisik, pada ekstremitas atas dan bawah
responden terdapat pembengkakan yang
Sesudah Kelompok mengakibatkan nyeri. Beberapa tanda gejala
Intensitas Kontrol tersebut membuktikan bahwa manifestasi klinis
Nyeri Rematik Jumla rematik berdasarkan ACR melalui tindakan
Persentase
h (n) pemeriksaan fisik nyata terjadi pada penderita
Tidak Nyeri 0 0 rematik.
Nyeri Ringan 5 25 Dengan keberadaan nyeri akibat rematik,
Nyeri Sedang 11 55 maka lansia yang menderita membatasi pergerakan
Nyeri Berat 4 20 pada bagian yang nyeri (Sharma & Berenbaum,
Total 20 100 2013). Pembatasan gerak pada sendi dapat
menyebabkan kekakuan atau atropi otot sendi yang
lama kelamaan dapat menghentikan secara
94
Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro
didepan ruangan. Dengan demikian masih ada yang Hasil analisis pada tabel 5.5 diatas
mengalami nyeri berat pada kelompok kontrol. menunjukkan 20 responden sebelum dilakukan
Padahal aktivitas fisik berupa senam dapat terapi ROM (Range of Motion) pada kelompok
mengurangi sensasi nyeri pada persendian lebih intervensi dengan kategori nyeri ringan sebanyak 3
baik daripada hanya dengan beristirahat (Mentes et responden, kategori nyeri sedang sebanyak 10
al., 2010). Penelitian sebelumnya oleh Michael & responden dan kategori nyeri berat sebanyak 7
Kelley (2010) menjelaskan aktivitas fisik dapat responden, sedangkan sesudah diberikan terapi
meningkatkan fungsional fisik lansia dan kualitas ROM (Range of Motion) menjadi kategori nyeri
hidup lansia. Jika lansia enggan mengikuti kegiatan ringan ada 12 responden dan kategori nyeri sedang
senam, justru dapat menyebabkan kekakuan tulang sebanyak 8 responden.
dan sendi yang menjadi penyebab timbulnya nyeri Hasil uji statistik dengan menggunakan uji
persendian pada lansia. Terdapat 5 orang marginal diperoleh dengan nilai Sig. (2-tailed) =
responden kelompok kontrol mengalami penurunan 0,000 yang berarti < p (0,05) pada taraf signifikan
nyeri karena responden tersebut tampak sangat 5% maka Ha diterima yang artinya kesuluruhan
aktif mengikuti kegiatan yang diadakan di Panti responden dalam penelitian ini mengungkapkan
yaitu senam lansia yang dilakukan 1 minggu sekali setelah diberikan terapi ROM (Range of Motion)
setiap hari jum’at dan juga ada yang menggunakan intensitas nyeri mengalami penurunan. Karena nilai
obat anti nyeri serta balsam. p lebih kecil dari pada 0,05 maka hipotesis nol
ditolak. Dengan demikian hasil penelitian ini
terdapat perbedaan yang signifikan intensitas nyeri
Analisis Uji Marginal Homogenity
Hasil analisis komparatif kategorik yang rematik pada lansia sebelum dan sesudah dilakukan
digunakan dalam penelitian ini menggunakan uji terapi ROM (Range of Motion) pada kelompok
Marginal Homogenity. Uji ini dilakukan untuk intervensi di Panti Sosial Tresna Werdha Budi
mengetahui hasil pengolahan data peneliti yaitu Mulia 2 Cengkareng Jakarta Barat.
perbedaan intensitas nyeri rematik sebelum dan Dari penelitian mengenai pengaruh terapi
sesudah diberikan terapi ROM (Range of Motion). ROM (Range of Motion) terhadap intensitas nyeri
Hasil uji diatas dapat dilihat pada tabel berikut: rematik pada lansia di Panti Sosial Tresna Werdha
Budi Mulia 2 Cengkareng Jakarta Barat Tahun
Tabel 5.5 2017 terdapat perbedaan yang signifikan terhadap
Hasil Uji Marginal Pengaruh Terapi ROM (Range intensitas nyeri rematik kearah yang lebih baik
of Motion) Sebelum dan Sesudah (Pretest-Posttest) setelah diberikan terapi ROM (Range of Motion)
Terhadap Intensitas Nyeri Rematik Lansia pada selama 15 menit yang diberikan selama 2 minggu
Kelompok Intervensi Di Panti Sosial Tresna dengan frekuensi 3 kali dalam seminggu.
Werdha Budi Mulia 2 Cengkareng Jakarta Barat Penelitian ini sejalan dengan penelitian
Tahun 2017 yang dilakukan oleh Sasono Mardiono (2012)
menyatakan bahwa terdapat perbedaan yang
95
Volume II, Nomor 1 – Maret 2018
signifikan antara pengukuran skala nyeri penyakit Mulia 2 Cengkareng Jakarta Barat Tahun 2017
arthritis rheumatoid pada lansia sebelum dan
sesudah dilakukan terapi ROM dengan nilai p Pretest-Posttest Kelompok Intervensi
value = 0,005 < α = 0,05. 8
7
Beberapa penelitian yang mendukung 6
5
antara lain penelitian (Wulandari, 2016)
4
menunjukkan ada pengaruh senam ergonomik 3
2
terhadap keluhan nyeri sendi pada lansia yang
1
mengalami rematik dengan nilai signifikan p value 0
96
Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro
sedang sebanyak 8 responden dan kategori nyeri Sebelum Kontrol Sesudah Kontrol
97
Volume II, Nomor 1 – Maret 2018
yang sama, karena responden enggan untuk intensitas nyeri, hal ini dikarenakan sebagian
mengikuti kegiatan panti dan lebih memilih responden mengikuti kegiatan senam setiap 1
berdiam diri dan tidur dikamar karena lansia minggu sekali dan ada yang menggunakan obat
merasa takut untuk melakukan kegiatan akibat rasa anti nyeri serta balsam. Hasil uji mann-whitney
nyeri yang ia rasakan. terhadap nilai posttest pada kelompok kontrol dan
intervensi didapatkan 0,004 < 0,05 maka
Uji Mann-Whitney Test didapatkan kesimpulan Ha diterima yang berarti
Analisis yang digunakan untuk ada perbedaan yang bermakna intensitas nyeri
perbandingan dalam penelitian ini menggunakan rematik pada lansia antara kelompok intervensi dan
analisis nonparametik yaitu uji Mann-Whitney. Uji kelompok kontrol.
ini digunakan untuk mengetahui perbandingan nilai Pemberian latihan rentang gerak dapat
sesudah (posttest) kelompok intervensi dan menyebabkan rileks sehingga akan mengaktifkan
kelompok kontrol. Hasil uji tersebut dapat dilihat sistem limbik dalam tubuh bertujuan untuk
pada tabel 5.7 berikut: memperoduksi hormon endorfin. Selanjutnya
hormon endorfin dilepaskan untuk memblok
Tabel 5.7 transmisi stimulus nyeri. Stimulus kutaneus seperti
Hasil Uji Perbandingan Mann-Whitney Pengaruh latihan rentang gerak mengaktifkan transmisi
Terapi ROM (Range of Motion) Sesudah (Posttest) serabu A-beta yang lebih besar dan lebih cepat,
Terhadap Intensitas Nyeri Rematik Lansia pada implus ini akan menghambat implus dari serabut
Kelompok Intervensi dan Kelompok Kontrol Di berdiameter kecil sehingga sensasi atau nyeri yang
Panti Sosial Tresna Werdha dibawa oleh serabut kecil akan berkurang atau
Budi Mulia 2 Cengkareng Jakarta Barat Tahun bahkan tidak dihantarkan ke otak (Potter & Perrry,
2017 2012). Hal ini dikarenakan setelah lansia
Mann-Whitney
melakukan latihan rentang gerak secara benar dan
P teratur, otot-otot yang tegang akan berkurang dan
Variabel n Valu mempertahankan atau meningkatkan kelenturan
e tubuh sehingga terasa nyaman. Selain itu rentang
Intensitas Nyeri gerak pada lansia akan menjadi lebih luas sehingga
Sesudah Terapi ROM membuat aktivitas yang berat menjadi lebih mudah
20
(Range of Motion) untuk dilakukan. Dengan adanya penurunan rasa
0,00
(Kelompok Intervensi) nyeri sendi maka lansia akan lebih aktif, mandiri,
4
Intensitas Nyeri dan merasa nyaman. Latihan fisik dapat
Sesudah No Intervensi 20 meningkatkan komponen kebugaran fisik seperti
(Kelompok Kontrol) kekuatan otot, daya tahan, koordinasi,
keseimbangan dan fleksibilitas (Uliya, 2007).
Dari tabel 5.7 hasil uji statistik didapatkan
nilai p value = 0,004 < 0,05. Hasil ini karena pada Hal ini membuktikan Range of Motion
kelompok intervensi dilakukan terapi ROM (Range dapat dilakukan sebagai suatu pengobatan non
of Motion) sehingga mengalami penurunan medis yang dapat menurunkan intensitas nyeri pada
intensitas nyeri sedangkan pada kelompok kontrol lansia ini diakibatkan proses penyakit rematik yang
tidak dilakukan terapi ROM (Range of Motion). menimbulkan nyeri yang umumnya terjadi pada
Pada kelompok intervensi semua responden sendi yang menopang berat atau beban tubuh
mengalami penurunan intensitas nyeri, sedangkan responden. Keadaan ini membuat lansia sulit dan
pada kelompok kontrol hanya beberapa sebagian enggan melakukan pergerakan sehingga dapat
dari semua responden mengalami penurunan memperparah kondisi sendi mereka. Sendi yang
98
Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro
tidak dilakukan pergerakan akan menjadi kaku kekuatan, fungsi dan mengurangi nyeri.
karena cairan synovial pada lansia tidak diproduksi Beberapa teori menyatakan bahwa lansia
sebanyak orang dengan usia muda, hal ini akan yang merasakan nyeri akan mengalami beberapa
menimbulkan nyeri saat melakukan pergerakan. hal, yaitu:
Nyeri yang terus dirasakan lansia ini akan Lanjut usia dengan nyeri kronik biasanya
membuat lansia lebih banyak berdiam diri dan mengalami perubahan fungsi dan sendi-sendi,
enggan melakukan aktivitas sehari-hari terutama kekuatan otot, gerak langkah, postur, mobilitas,
berolahraga. tingkat kebugaran dan ketergantungan sebagai
Rasa nyeri bisa bertambah berat ketika akibat dari nyeri yang diderita, fisioterapi dan
lansia tidak mau mengikuti olahraga dan hanya terapi okupasi sering kali menguntungkan dan
mengandalkan obat-obatan anti nyeri. Nyeri dapat memberi alternatif lain untuk mengembalikan
dikurangi atau dihilangkan dengan cara fungsi penderita. Dapat pula terjadi kekakuan sendi
menambahkan aktivitas tambahan aktivitas setelah sendi tersebut tidak digerakkan beberapa
tambahan seperti olahraga sebagai kegiatan yang lama, tetapi kekakuan ini akan hilang setelah sendi
wajib untuk dilakukan secara teratur. Dengan digerakkan. Kekakuan pada pagi hari biasanya
melakukan pergerakan, otot-otot akan menjadi terjadi selama beberapa menit (Darmojo, 2014).
lebih kuat dan merangsang cairan synovial. Hal ini didukung oleh penelitian (Marlina,
Olahraga yang dilakukan oleh lansia tentunya 2015), menunjukkan intensitas nyeri dari minggu
berbeda dengan yang dilakukan oleh orang yang keminggu mengalami penurunan dengan nilai p
masih berusia muda. Kegiatan yang dilakukan oleh value= 0,002 lebih kecil dari α (0,05) maka Ha
lansia harus disesuaikan dengan usia dan diterima, artinya bahwa terdapat perbedaan secara
kemampuan dari lansia itu sendiri. signifikan penurunan intensitas nyeri pada
Respon yang ditunjukkan oleh lansia yang kelompok intervensi dibandingkan dengan
mengalami nyeri yaitu mengurangi aktivitas kelompok kontrol. Terdapat perbedaan penurunan
sehingga lebih banyak berdiam diri diatas kasur intensitas nyeri setelah latihan lutut pada kelompok
atau kursi dalam waktu yang lama, mereka intervensi dan setelah edukasi manajemen OA pada
beranggapan bahwa aktivitas seperti berolahraga kelompok kontrol.
dapat memperparah rasa nyeri yang mereka Hasil penelitian yang dilakukan oleh
rasakan. Lansia berusaha menolak ketika diajak Dibawani (2015) didapatkan hasil p value= 0,000 <
untuk melakukan senam yang diadakan oleh panti 0,05. Sehingga dapat disimpulkan ada pengaruh
dengan alasan sakit sendi. Senam atau olahraga latihan rentang gerak aktif terhadap nyeri sendi
sering dianggap sebagai kegiatan yang melelahkan, pada lansia.
padahal dengan melakukan olahraga lansia akan Hasil penelitian ini juga serupa dengan
memperkuat otot yang dilatih. hasi penelitian (Ida Kristanti, 2014) didapatkan p
Pada penelitian ini, dilakukan Range of value 0,000 < α 0,05 maka dapat disimpulkan ada
Motion sebanyak 3 kali seminggu selama 2 minggu perbedaan secara bermakna skala nyeri sesudah
dengan total 6 kali pertemuan. Setiap pertemuan diberikan terapi mandi air hangat antara kelompok
berdurasi 15 menit untuk setiap responden. Faktor intervensi dan kelompok kontrol pada lansia
pendukung dari intervensi ini adalah pada saat dengan rematik di Kelurahan Pringapus.
lansia melakukan gerakan Range of Motion, otot- Penelitian (Sitinjak, 2016) menunjukkan
otot disekitar kaki & tangan menjadi lebih kuat dan adanya perbedaan perubahan skala nyeri,
dapat menyerap tekanan sehingga tidak disalurkan penurunan skala nyeri lebih efektif pada kelompok
kesendi. Kelemahan pada kaki mendahului dan menggunakan senam rematik dari pada kelompok
menambah nyeri serta hilangnya fungsi. Dengan yang tidak diberikan senam rematik.
melakukan Range of Motion dapat meningkatkan Penelitian yang dilakukan oleh Suhendriyo
99
Volume II, Nomor 1 – Maret 2018
100
Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro
101
Volume II, Nomor 1 – Maret 2018
102
Jurnal Kesehatan STIKes IMC Bintaro
103