Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEPERAWATAN

REMAJA DENGAN KETERGANTUNGAN NARKOBA

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Keluarga

Dosen pengampu : Lilis Lismayanti, M. Kep

Oleh :

Tingkat 3 A (Kelompok 4)

Risna Siti Nuramanah (NIM C1814201066)

Rivan Fadlur Rohman ( NIM C1814201067)

Nissa Hernisa Agustina (NIM C1814201068)

Dika Dwi Mochammad Azis (NIM C1814201069)

Randi Pabyana (NIM C1814201071)

Popi Selvia (NIM C1814201072)

Siti Desi Nadzila (NIM C1814201082)

Muhammad Dinar Triyansyah(NIM C1814201156)

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2021
BAB I

TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Keluarga
Friedman (2010) mendefinisikan bahwa keluarga sebagai suatu sistem sosial. Keluarga merupakan
sebuah kelompok kecil yang terdiri dari individu-individu yang memiliki hubungan erat satu sama lain,
saling tergantung yang diorganisir dalam satu unit tunggal dalam rangka mencapai tujuan tertentu.
Menurut (Johnson, 1992) dalam Padila (2012) keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang
mempunyai hubungan darah yang sama atau tidak, yang terlibat dalam kehidupan terus menerus, yang
tinggal dalam satu atap, mempunyai ikatan emosional dan mempunyai kewajiban antara satu orang dengan
lainnya.
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu
yang tergabung karena hubungan darah, perkawinan, atau hasil adopsi tinggal bersama dalam suatu rumah
dalam keadaan saling ketergantugan, beinteraksi satu sama lain dan menjalankan perannya masing-
masing serta mempertahankan kebudayaan.

B. Pengertian Remaja
Remaja adalah suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan
tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual (Sarwono, 2011). Masa
remaja disebut juga sebagai masa perubahan, meliputi perubahan dalam sikap, dan perubahan fisik
(Pratiwi, 2012). Remaja pada tahap tersebut mengalami perubahan banyak perubahan baik secara emosi,
tubuh, minat, pola perilaku dan juga penuh dengan masalah- masalah pada masa remaja (Hurlock, 2011).
Batasan usia remaja berbeda-beda sesuai dengan sosial budaya daerah setempat. WHO membagi
kurun usia dalam 2 bagian, yaitu remaja awal 10-14 tahun dan remaja akhir 15-20 tahun. Batasan usia
remaja Indonesia usia 11-24 tahun dan belum menikah (Sarwono, 2011). Menurut Hurlock (2011), masa
remaja dimulai dengan masa remaja awal (12-24 tahun), kemudian dilanjutkan dengan masa remaja tengah
(15-17 tahun), dan masa remaja akhir (18-21 tahun).

C. Ciri-Ciri Remaja
Menurut Potter & Perry (2010) ciri – ciri remaja sebagai berikut :
a. Kecanggungan dalam pergaulan dan ketakuan dalam gerakan, sebagai akibat dari perkembangan fisik,
„menyebabkan perasaan rendah diri.
b. Ketidakseimbangan secara keseluruhan terutama keadaan emosi yang labil. Berubahnya emosiolitas,
berubahnya suasana hati yang tidak dapat diramalkan sebelumnya, labilitas remaja yang menyebabkan
kurang tercapainya pengertian orang lain akan diri pribadi remaja.
c. Perombakkan pandangan dan petunjuk hidup yang telah diperoleh pada masa sebelumnya,
meninggalkan perasaan kosong pada diri remaja.
d. Sikap menentang dan menantang orang tua maupun orang dewasa lainnya, merupakan ciri yang
mewujudkan keinginan remaja untuk meregangkan ikatannya dengan orang tua dan menunjukkan
ketidaktergantungannya kepada orang tua dan orang deawasa lainnya.
e. Pertentangan didalam dirinya sering menjadi pangkal sebab pertentangan- pertentangan dengan orang
tua dan anggota keluarga lainnya.
f. Kegelisahan, keadaan tidak tenang menguasai diri remaja. Banyak hal yang diinginkan tetapi remaja
tidak sanggupmemenuhi semuanya.

D. Pengertian NAPZA ( NARKOBA)


Pengertian NAPZA (Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lain) adalah obat bahan atau zat
bukan makanan yang jika diminum, diisap, dihirup, ditelan, atau disuntikan, berpengaruh pada kerja otak
yang bila masuk kedalam tubuh manusia akan mempengaruhi tubuh terutama otak (susunan saraf pusat),
sehingga menyebabkan Poltekkes Kemenkes Padang 23 gangguan kesehatan fisik, psikis, dan fungsi
sosialnya karena terjadi kebiasaan, ketagihan (adiksi) serta ketergantungan (dependensi) terhadap NAPZA
tersebut. (UU 35 tahun 2009 tentang narkoba).
1. Narkotika Menurut UU RI No 22 / 1997, Narkotika adalah zat atau obat yang berasal dari tanaman
atau bukan tanaman baik sintetis maupun semisintetis yang dapat menyebabkan penurunan atau
perubahan kesadar an, hilangnya rasa, mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri, dan dapat
menimbulkan ketergantungan. Narkotika terdiri dari 3 golongan:
a. Golongan I : Narkotika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan pengembangan ilmu
pengetahuan dan tidak digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi sangat tinggi
mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Heroin, Kokain, Ganja.
b. Golongan II : Narkotika yang berkhasiat pengobatan, digunakan sebagai pilihan terakhir dan dapat
digunakan dalam terapi dan / atau untuk tujuan pengembangan ilmu pengetahuan serta mempunyai
potensi tinggi mengakibatkan ketergantungan. Contoh : Morfin, Petidin.
c. Golongan III : Narkotika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan /
atau tujuan pengebangan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
ketergantungan. Contoh : Codein.
2. Psikotropika Menurut UU RI No 5/ 1997,
Psikotropika adalah : zat atau obat, baik alamiah maupun sintetis bukan narkotika, yang berkhasiat
psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan khas pada
aktifitas mental dan perilaku. Psikotropika terdiri dari 4 golongan :
a. Golongan I : Psikotropika yang hanya dapat digunakan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan tidak
digunakan dalam terapi, serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma ketergantungan.
Contoh : Ekstasi.
b. Golongan II : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan dapat digunakan dalan terapi dan / atau
untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi kuat mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Amphetamine. Poltekkes Kemenkes Padang 24
c. Golongan III : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan banyak digunakan dalam terapi dan /
atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi sedang mengakibatkan sindroma
ketergantungan. Contoh : Phenobarbital.
d. Golongan IV : Psikotropika yang berkhasiat pengobatan dan sangat luas digunakan dalam terapi
dan / atau untuk tujuan ilmu pengetahuan serta mempunyai potensi ringan mengakibatkan
sindroma ketergantungan. Contoh : Diazepam, Nitrazepam.
3. Zat Adiktif
Yang termasuk Zat Adiktif lainnya adalah : bahan / zat yang berpengaruh psikoaktif diluar Narkotika
dan Psikotropika, meliputi :
a. Minuman Alkohol : mengandung etanol etil alkohol, yang berpengaruh menekan susunan saraf
pusat, dan sering menjadi bagian dari kehidupan manusia sehari - hari dalam kebudayaan tertentu.
Jika digunakan bersamaan dengan Narkotika atau Psikotropika akan memperkuat pengaruh obat /
zat itu dalam tubuh manusia. Ada 3 golongan minuman beralkohol :
1) Golongan A: kadar etanol 1-5 % (Bir).
2) Golongan B : kadar etanol 5– 20 % ( Berbagai minuman anggur)
3) Golongan C : kadar etanol 20 - 45 % (Whisky, Vodca, Manson House, Johny Walker)
b. Inhalasi ( gas yang dihirup ) dan solven ( zat pelarut ) mudah menguap berupa senyawa organik,
yang terdapat pada berbagai barang keperluan rumah tangga, kantor, dan sebagai pelumas mesin.
Yang sering disalahgunakan adalah : Lem, Tiner, Penghapus Cat Kuku, Bensin.
c. Tembakau : pemakaian tembakau yang mengandung nikotin sangat luas di masyarakat.Dalam
upaya penanggulangan NAPZA di masyarakat, pemakaian rokok dan alkohol terutama pada
remaja, harus
E.
BAB II

ASUHAN KEPERAWATAN

A. KASUS
Asuhan Keperawatan Keluarga dilakukkan pada keluarga Bapak A, ksusunya pada Anak I, dengan
masalah prilaku NAPZA, Pada Remaja.
B. PENGKAJIAN
Data umur
1. Nama KK : Bapak A
2. Usia : 47 tahun
3. Agama : Islam
4. Pekerjaan : Wiraswasta
5. Alamat: Tasikmalaya
6. Pendidikan : SMA
7. Komposisi Keluarga :

Hubungan Pendidikan
No Nama TTL / umur
dengan KK

1 Ny. A Istri Tasikmalaya, 3 Maret 1970 (49 tahun) SMK

2 An. A Anak Tasikmalaya, 25 Oktober 1996 (22 D3

tahun)

3 An. I Anak Tasikmalaya, 14 Juni 2001 (17 tahun) PELAJAR

8. Riwayat Keluarga
Keterangan:

: Laki-laki meninggal

: Perempuan meninggal

: perempuan

: laki-laki

: tinggal serumah

: klien

9. Tipe keluarga

Tipe keluarga anak I adalah tipe keluarga nuclear family yaitu dimana yang tinggal dirumah adah
ayah, ibu, dan anak-anaknya.

10.Suku

Keluarga anak I Memiliki suku yang sama yaitu bersuku minang. Keluarga mengatakan masih
memegang atau menganut kebiasaan dalam adat mereka. Begitu juga dengan cara mendidik anak
– anaknya. Seperti jika tidak sholat maka akan dipukul.

11. Agama

Keluarga anak I Menganut agama Islam, mereka mengerjakan shalat 5 waktu sehari semalam.
Keluarga bapak A mengajarkan sejak dini pendidikan agama. Keluarga bapak A khususnya ibu
A merupakan guru mengaji di salah satu masjid didekat rumah.

12. Status sosial ekonomi keluarga

Bapak A bekerja sebagai sales harian dan menjual barang – barang bekas sperti meja makan
bekas, tempat kasur bekas, kasur bekas dan barang – barang lainnya. Penghasilan Tn. A Rp
3.000.000/bulan dan ibu A bekerja sebgai guru ngaji yang berpenghasilan Rp 500.000/ bulan

13.Aktivitas rekreasi keluarga

Keluarga anak I mengatakan untuk aktivitas rekreasi keluarga mereka tidak terjadwal. Keluarga
biasanya berkumpul sambil menonton televisi. Karena keluarga anak I sibuk bekerja jadi untuk
waktu libur digunakan untuk membersihkan rumah dan beristirahat. Keluarga anak I mengatakan
tidak ada jadwal rekreasi yang terjadwal. Namun sekali-kali ada pergi rekreasi bersama keluarga
pada waktu tertentu seperti libur lebaran. Anak I mengatakan orang tua terlalu sibuk sehingga
waktu untuk bercengkrama tidak ada. Anggota keluarga sibuk dengan urusan masing - masing
sehingga waktu untuk menyampaikan masalah tidak ada.

14. Riwayat perkembangan keluarga

a. Tahap perkembangan keluarga

Tahap perkembangan keluarga anak I berada pada tahap perkembangan kelima yaitu tahap
keluarga dengan anak remaja. Tugas tahap perkembangan ini yaitu memberi kebebasan
seimbang dengan tanggung jawab mengingat remaja sudah bertambah dewasa dan
meningkatkan otonomi dan berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak. Pada
saaat ini tahap perkembangan pada keluarga bapak A belum terjalin begitu baik karena orang
tua yang terlalu sibuk membuat anak I tidak merasakan kehangatan dalam keluarga sehingga
ia mau menceritakan masalahnya ia tidak tau menceritanya pada siapa, sehingga ia memilih
untuk mengkonsumsi narkoba.

b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

Bapak A mengatakan bahwa ada tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu
memberikan kasih sayang yang penuh pada anak – anaknya. Bapak A menyadari bahwa ia
dan istri terlalu sibuk untuk bekerja sehingga anak- anak nya tidak terperhatikan khususnya
anak I dengan perilaku NAPZA.

c. Riwayat keluarga inti

Pada saat pengkajian pada tanggal Senin, 4 Februari 2019. Bapak A mengatakan bahwa saat
ini anak I setahun belakangan mengalami tingkah laku yang berbeda dari pada biasanya.
Setelah ditanya ia mengkonsumsi lem dan ganja. Anak I mengatakan pada saat ini ia
merasakan sangat cemas untuk keluar rumah bertemu orang lain, cemas untuk datang
kesekolah bertemu teman – temannya, cemas jika ada orang datang kerumah, dan
mengatakan sangat merasakan cemas yang luar biasa. Anak I saat dilakukan pengkajian pada
tanggal Selasa, 5 Februari 2019 mengatakan dirinya tidak berguna, dirinya tidak bermanfaat,
dirinya bodoh, teman – temannya tidak mau berteman dengannya karena ia aneh, dan orang
tua sibuk bekerja.

d. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya

Pada saat dilakukan pengkajian bapak A mengakatakan bahwa 5 tahun yang lalu kedua
anaknya pernah dirawat dirumah sakit dengan demam berdarah. Anak I mengatakan
sebelumnya tidak pernah dirawat dengan penyalahgunaan NAPZA.

15. Pengkajian lingkungan

a. Karakteristik rumah

Rumah yang dimiliki keluarg anak I adalah permanen dan milik sendiri dengan luas tanah 8 ×
12 m² yang terdiri dari satu ruang tamu, ruang keluarga, satu dapur, tiga kamar tidur, satu
kamar mandi. Ventilasi rumah cukup banyak dan memiliki pencahayaan yang cukup baik
karena rumah memiliki banyak jendela. Sedangkan pada malam hari menggunakan lampu
listrik.Sumber air yang digunakan keluarga adalah PAM. Air ini dipakai untuk memasak, dan
mandi, sedangkan air minum menggunakan air isi ulang. Jarak antara septik tank dengan
Wc ± 15 meter. Fasilitas yang ada didalam rumah keluarga berupa seperangkat kursi dan
meja tamu, lemari baju dan tempat tidur tiap-tiap kamar, peralatan dapur, mesin cuci, kulkas,
televisi dan peralatan lainnya Pembuangan limbah rumah tangga keluarga mengalir dengan
baik kedalam got dibelakang rumah yang kondisinya cukup bersih, mengalir dan tertutup.

Septic Tank

R6
R8 R4

R7

R3
R5

R2

R1
Keterangan:
R1 : kamar 1
R2 : Kamar 2
R3 : Kamar 3
R4 : ruang makan
R5 : ruang tamu
R6 : kamar mandi
R7 : Dapur
R8 : Kamar 4
Sepi Tank

b. Karakteristik tetangga dan komunitas RW

Tipe lingkungan anak I adalah lingkungan sedikit nyaman dan


lumayan tenang karena rumahnya berada jauh dari jalan raya. Jarak rumah
dengan tetangga rapat dan padat, tetangga dengan mayoritas warganya
bersuku minang dan beragama islam. Tipe pekerjaan komunitas tetangga
bermacam-macam, yaitu pegawai negeri, pegawai swasta, buruh, pedagang
serta wiraswasta. Lingkungan rumah dengan anak remaja yang masih
banyak bersekolah, tetapi saat di lakukan observasi terdapat dilingkungan
tersebut banyak anak – anak remaja yang merokok di warung – warung
didekat lingkungan rumah klien.

c. Mobilisasi Geografi keluarga

Keluarga anak I mengatakan mereka menempati rumah ini sudah


lama awal mereka menikah dan sampai sekarang. Keluarga tidak ada
pindah ke lingkungan yang baru karena disini menurutnya sudah cukup
nyaman dan tenang.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi masyarakat

Keluarga mengatakan sudah menjalin hubungan dengan baik antar


sesama tetangga sejak tinggal di lingkungan tersebut keluarga anak I
mengatakan mengikuti semua aturan yang berlaku dilingkungan seperti
jika ada himbauan dari ketua RT untuk gotong royong bersama keluarga.
Keluarga Anak I mengatakan sejak kecil anak I tidak mau untuk mengikuti
kegiatan yang diadakan dilingkungan rumah. Anak I mengatakan dia malu
untuk bergabung dengan orang lain . lebih senang dirumah. Bahasa yang
digunakan oleh keluarga dalam berkomunikasi yaitu bahasa minang dan
bahasa Indonesia.

e. Sistem pendukung keluarga

Keluarga anak I mengatakan memiliki sistem keluarga yang cukup


erat, apabila ada anggota keluarga yang sakit maka anggota keluarga yang
lain memberikan dorongan atau mengingatkan serta mengantar berobat ke
pelayanan kesehatan. Keluarga juga mempunyai kartu jaminan kesehatan
yang bisa digunakan sebagai pendukung keluarga dalam berobat.

16. Struktur keluarga

a. Pola komunikasi keluarga

Keluarga anak I mempunyai pola komunikasi yang terbuka dimana


dilakukan secara efektif, dan proses komunikasi keluarga berlangsung dua
arah, keluarga mengatakan jika ada masalah yang sangat penting mereka
selalu membicarakan dengan anggota keluarga untuk menyelesaikannya
secara bersama-sama. Tetapi sering masalah yang terjadi selalu
diselesaikan dengan emosi, sehingga tidak ada kesepakatan yang tepat
untuk menyelesaikan masalah tersebut. Seperti masalah yang di alami anak
I orang tua selalu bertengkar untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi
anak I. Anak I mengatakan orang tua khususnya ibu selalu tidak sabaran
dalam menghapi maslah yang terjadi.

b. Struktur kekuatan keluarga

Pengambilan keputusan dilakukan dengan musyawarah oleh keluarga.


Keluarga mengatakan berusaha saling menghargai pendapat setiap anggota
keluarga. Namun setiap keputusan yang diambil diputuskan oleh bapak
dari anak I.

c. Struktur peran

Bapak A adalah kepala keluarga, bapak A berperan sebagai suami, ayah


yang bertugas untuk menjaga keluarga, mendidik anaknya, dan memenuhi
kebutuhan keluarga.Ibu A berperan sebagai istri dan ibu untuk anak-
anaknya. Ibu A juga berperan sebagai pengatur dan pengontrol
pemasukan dan pengeluaran keluarga serta mengurus pekerjaan rumah.
Anak I berperan sebagai anak yang harus mematuhi setiap peraturan yang
berlaku dirumah dan menjalankan tugas sebagai anak. Keluargaanak I
belum mengetahui peran sebagai orang tua denggan remaja perilaku
NAPZA.

1. Nilai atau norma keluarga

Keluarga anak I menganggap nilai dan norma dalam keluarga


sesuai dengan apa yang ada pada masyarakat seperti sopan santun
dengan sesama manusia, saling menghargai dan menghormati,
menjaga perasaan orang lain saat berucap.

17. Fungsi keluarga

a. Fungsi afektif

Keluarga anak I mengatakan mereka saling menghargai satu sama lain


dimana mereka sama-sama merasakan perasaan memiliki dan dimiliki
serta mereka saling mendukung dan menjaga satu sama lain.

b. Fungsi sosialisasi

Keluarga anak I mengatakan hubungan keluarga dengan tetangga


berjalan dengan baik dan lancar jika ada kegiatan dilingkungannya
keluarga anak I juga aktif ikut serta dalam kegiatan tersebut. Anak I
mengatakan jarang untuk mengikuti kegiatan tersebut karena sangat
cemas untuk keluar rumah dan megatakan dirinya tidak bermanfaat.

c. Fungsi perawat kesehatan

Keluarga anak I mengatakan sehat adalah apabila keluarga masih dapat


melakukan aktivitas dengan normal dan tanpa gangguan kesehatan, dan
sedangkan sakit adalah dimana jika anggota keluarga tidak dapat
melakukan aktivitas secara normal karena sakit. Keluarga anak I
mengatakan tidak mengetahui cara merawat anggota keluarga dengan
remaja perilaku NAPZA.
d. Mengenal masalah kesehatan

Keluarga anak I mengatakan tidak mengetahu remja dengan perilaku


NAPZA. Keluarga anak I mengatakan baru mengetahui anak I
mengkonsumsi NAPZA awalnya diberitahu oleh tetengganya tetapi
bapak A dan ibu A tidak mempercayainya. Anak I megatakan
mengkonsumsi lem pada saat kelas 2 SMP berusia 13 tahun, dan
mengkonsumsi ganja pada kelas satu SMK berusia 15 tahun.

e. Mengambil keputusan

Keluarga mengatakan tidak mengetahui akibat lanjut dari


penyalahgunaan NAPZA. Keluarga mengatakan ingin mengetahui
tentang cara perawatan remaja dengan perilaku NAPZA agar dapat
merawat anggota keluarga khususnya anak I yang mengalami
penyalahgunaan NAPZA.

f. Merawat anggota keluarga

Keluarga anak I mengatakan masih bingung dengan cara perawatan


masalah remaja dengan perilaku NAPZA.

g. Memodifikasi lingkungan

Keluarga mengatakan belum mengetahui cara memodifikasi lingkungan


yang baik untuk anak I dengan perilaku NAPZA.

h. Menggunakan fasilitas kesehatan

Keluarga mengatakan selalu menggunakan pelayanan yang ada seperti


praktek bidan, puskesmas maupun langsung ke rumah sakit terdekat.

i. Fungsi reproduksi

Bapak menikah dengan ibu A dan dikaruniai 2 orang anak. Ke dua


anaknya belum menikah. Sebelumnya tidak ada anggota keluarga yang
mengalami masalah penyalahgunaan NAPZA.

j. Fungsi ekonomi

Keluarga mengatakan mampu memenuhi kehidupan sehari-hari. Tetapi


tidak memenuhi setiap keinginan yang diminta naaknya. Seperti anak I
yang meminta motor tidak dipenuhi oleh bapak A.

18. Status mental

a. Penampilan

Dalam keseharian anak I berpenampilan rapi, bersih dan sesuai dengan


cara berpakaian.

b. Pembicaraan

Awalnya klien agak tertutup saat ditanya, setelah dilakukan pendekatan


kepada anak I,ia sudah mulai mau bercerita tentang dirinya dan apa yang ia
rasakan saat ini. Saat berbicara anak I sering menunduk, sering
memegangang kepala saat berbicara, kontang mata kurang, gugup, tangan
tremor,terlihat tegang, terlihat malu, dan kurang percaya diri.#

c. Aktivitas motorik

Saat ini anak I berusaha tidak akan menggunakan NAPZA lagi. Tapi klien
mendapatkan efek dari obat tersebut yaitu pasien merasa cemas yang luar
biasa, cemas untuk keluar rumah bertemu orang lain, cemas untuk
kesekolah bertemu teman – temannya, cemas jika ada orang data kerumah,
lebih suka menyendiri dikamar, dan tidak suka berinteraksi dengan orang
lain. Saat dilakukan observasi anak I sering menyendiri dikamar, jarang
untuk keluar rumah, tidak ada berinteraksi dengan tetangga, dan jika dia
jak teman untuk bermain ia menolaknya.

d. Alam perasaan

Saat ditanya bagaimana perasaaan klien saat ini, anak I menjawab bahwa
dirinya bodoh, diri tidak bermanfaat, diri tidak berguna, teman – teman
tidak mau berteman dengannya karena aneh,orang tua terlalu sibuk
bekerja, dan ia juga mendengarkan suara – suara yang meremehkan dirinya
sehingga yang tidak percaya diri. Suara – suara itu ia dengarkan saat ia
sendiri didalam kamar. Saat ia sendiri didalam kamar jika ada yang
mengganggu maka ia akan marah.

e. Afek

Saat perawat melakukan percakapan kepada anak I respon diberikan oleh


anak I cukup baik, hal ini dibuktikan ia dapat mejawab pertanyaan –
pertanyaan dengan baik walau klien sering tersenyum sendri saat
menjawab pertanyaan yag di ajukan perawat.

f. Isi piker

Saat ditanyakan apa yang sering dipikirkan, klien menjawab ia seing


memikirkan masa depannya kedepan. Klien ingin sekali untuk kuliah
tetapi saat ini ia sangat malas belajar, tidak ada semangat untuk belajar.

g. Tingkat kesadaran

Kesadaran klien baik, ditunjukkan dengan klien tahu sedang sama siapa,
berada dimana dan sedang melakukan apa.

h. Tingkat kosentrasi

Saat dilakukan pengkajian konsentrasi klien cukup baik, hal ini dibuktikan
klien dapat menjawab semua pertanyaan yang diajukan kepada klien tanpa
ada jawaban yang tidak sesuaidengan pertanyaan yang di ajukan kepada
dirinya.

i. Kemampuan penilaian

Kemampuan menilai klien baik, hal ini dibuktikan dari jawaban klien
tentang apalkah mengkonsumsi NAPZA itu salah, dan apa dampa kepada
keluarga tentang penyalahgunaan NAPZA tersebut dank lien menjawab
dengan benar.

19. Stress dan koping keluarga

a. Stressor

1) Stressor jangka panjang

Keluarga anak I mengatakan takut jika anaknya akan mengalami


gangguan jiwa atas efek dari penyalahgunaan NAPZA.

2) Stressor jangka pendek

Keluarga anak I mengatakan selalu mencemaskan anak I terjerumus


kembali kedalam masalah penyalahgunaan NAPZA dan mengalami
ketergantungan obat – obatan terlarang tersebut.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

Keluarga anak I mengatakan tindakan untuk stressor jangka pendek adalah


keluarga berusahan selalu untuk mengingatkan dan merawat anak I dengan
masalah penyalahgunaan NAPZA, sedangkan untuk stressor jangka
panjang keluarga mengatakan akan selalu memecahkan dengan
musyawarah dan mencari solusinyadenga anggota keluarga yang lain
dengan cara mengemukakan pendapat masing - masing.

c. Strategi koping yang digunakan

Keluarga anak I selalu memberikan dukungan dan perhatian kepada


anggota keluarga yang sedang mengalami masalah khususnya pada anak I
dengan riwayat penyalahgunaan NAPZA, jika ada anggota keluarga yang
bermasalah dengan kesehatan keluarga akan memanfaatkan pelayanan
kesehatan seperti puskesmas, praktek dokter, dan rumah sakit.

d. Strategi adaptasi disfungsional

Keluarga mempunyai adaptasi disfungsional karena keluarga


menggunakan kekerasan dalam menghadapi masalah seperti akan
memukul anaknya jika tidak mendengarkan perkataan orang tua dan
marah apabila anak tidak menurut dengan perkataan orang tua.

B. Pengkajian Fisik
Pemeriksaan Anak I
No Bapak A Ibu A Anak A
fisik
1 Keadaan umum TB : 169cm TB : 156cm TB : 157cm TB : 160cm
BB : 65kg BB : 54kg BB : 50kg BB : 49kg
TD :120/80mmHg
TD:130/80mm TD:130/80mmHg TD:130/80mmHg
N :78 x/i
N:96 x/i N:96 x/i
P:19 x/i Hg
P:20 x/i P:20 x/i
S:36,4c N:96 x/i
S:36,6c S:36,6c
P:20 x/i
S:36,6c
2 Kepala Bersih, benjolan Bersih, Bersih, benjolan Bersih, benjolan
tidak ada, kulit benjolan tidak tidak ada, kulit tidak ada, kulit
kepala bersih ada, kulit kepala bersih kepala bersih
kepala bersih
3 Rambut Bersih, pendek, Bersih, Bersih, panjang Bersih, pendek,
hitam pendek, hitam hitam

4 Mata Konjungtiva tidak Konjungtiva Konjungtiva tidak Konjungtiva tidak


anemis, tidak anemis, anemis, sklera tidak anemis,
sklera sklera ikterik, pengliahatan sklera
tidak ikterik, tidak baik tidak ikterik,
pengliahatan baik ikterik, pengliahatan
pengliahatan terganggu
baik
5 Hidung Bersih, penciuman Bersih,penciu Bersih,penciuman Bersih,penciuman
baik, tidak ada man baik, tidak baik, tidak baik, tidak ada
sekret ada sekret ada sekret
sekret
6 Telinga Simetris kiri dan Pendengaran Pendengaran baik, Pendengaran baik,
kanan, ada sedikit baik, serumen serumen tidak ada, serumen
serumen, tidak simetris kiri-kanan tidak ada, simetris
pendengaran baik ada, kiri-kanan
simetris
kiri-
kanan
7 Mulut Lidah bersih, Lidah Lidah Lidah bersih,
mulkosa bibir bersih,mulkosa bersih,mulkosa bibir mulkosa bibir
baik, gigi lengkap bibir lembb lembab, gigi
gigi lengkap lengkap
kering, gigi
lengkap
8 Leher Tidak ada Tidak Tidak ada Tidak ada
pembesaran ada pembesaran kelenjer pembesaran
kelenjer tiroid dan pembesaran tiroid dan kelenjer kelenjer tiroid dan
kelenjer limfe kelenjer limfe kelenjer limfe
tiroid dan
kelenjer
limfe
9 Dada Simetris kiri dan Simetris Simetris kiri dan Simetris kiri dan
kanan, tidak ada kiri dan kanan, tidak ada kanan, tidak ada
tanpak luka lecet kanan, tampak luka lecet tampak luka lecet
tidak ada
tanpak
luka lecet
10 Paru I: pergerakan dada I: pergerakan I: pergerakan dada I: pergerakan dada
simetris kiri-kanan dada simetris simetris kiri-kanan simetris kiri-
P:fremitus kiri- kiri-kanan P:fremitus kiri- kanan
kanan P:fremitus kiri- kanan P:fremitus kiri-
P: sonor kanan P: sonor P: sonor kanan P: sonor
A:tidak ada bunyi A:tidak A:tidak ada bunyi A:tidak ada bunyi
nafas tambahan ada nafas tambahan nafas tambahan
bunyi nafas
tambahan
11 Jantung I: iktus I: iktus kordis I: iktus kordis tidak I: iktus
kordis tidak tidak terlihat terlihat kordis tidak
terlihat P:iktus P:iktus P:iktus terlihat P:iktus
kordis kordis kordis
kordis teraba
teraba teraba teraba
P:redup
P:redup P:redup P:redup
A:irama
A:irama A:irama jantung A:irama
jantung teratur jantung teratur jantung
teratur teratur
12 Abdomen I:perut tidak I:perut I:perut tidak buncit I:perut
buncit P:tidak ada tidak P: tidak ada nyeri tidak buncit
nyeri tekan buncit tekan pada kuadran P: tidak ada nyeri
P:tympani A:BU P: tidak kiri atas tekan pada
7x/i ada nyeri P:tympani A:BU kuadran kiri atas
21x/i P:tympani
tekan
A:BU 21x/i
pada kuadran
kiri atas
P:tympani
A:BU 21x/i
13 Ektremitas Tidak ada masalah Tidak ada Tidak ada masalah Tidak ada
masalah masalah
14 Genitalia - - - -

C. Harapan Keluarga

Harapan keluarga anak I semoga anaknya bisa kembali berperilaku


normal seperti biasanya. Semoga anak I tidak terjerumus lagi dengan
penyalahgunaan NAPZA. Anak I berharap semoga ia tidak kembali lagi
mengkonsumsi NAPZA. Anak I ingin sembuh dan menjalankan kehidupan
yang lebih baik dari sebelumnya.

D. Analisis Data

No Data Masalah Penyebab


1 Data Subjektif : Ansietas Kurang informasi
keluarga dalam
 Anak I mengatakan
masalah remaja
sangat cemas untuk
keluar rumah bertemu dengan perilaku
orang lain NAPZA
 Anak I mengatakan
cemas untuk datang ke
sekolah bertemu teman –
teman
 Anak I mengatakan
cemas jika ada orang
yang datang kerumah
 Anak I mengatakan
mengalami kecemasan yang luar
biasa
 Keluarga mengatakan
kurang mengetahui
remaja dengan perilaku
NAPZA

Data objektif:

 Anak I terlihat suka


menyendiri dikamar
 Anak I terlihat gugup

 Anak I sering menunduk

 Anak I sering memegang


kepala saat berbicara
 Anak I terlihat tegang

 Tangan klien tremor


2 Data subjektif : Harga diri rendah Ketidakmampuan
kronik keluarga merawat
 Anak I mengatakan
anggota keluarga
dirinya tidak berguna
dengan
 Anak I mengatakan
masalah
dirinya tidak bermanfaat
remaja dengan
 Anak I mengatakan
perilaku NAPZA
dirinya bodoh
 Anak I mengatakan
teman – temanya tidak
mau berteman
dengannya karena
dibilang aneh
 Anak I mengatakan
orang tua nya sibuk
bekerja

Data objektif :

 Anak I terlihat kurang


percaya diri
 Anak I terlihat malu

 Anak I sering menunduk

 Anak I saat berbicara


kontak mata kurang
 Anak I sering
memegang kepala saat
berbicara
Data subjektif : Disfungsi proses Ketidakmampuan
keluarga keluarga
 Keluarga mengatakan
untuk
terlalu sibuk bekerja
merawat anggota
 Keluarga mengatakan
keluarga
memiliki sifat yang keras
pada
dalam mendidik anak –
remaj
anaknya
dengan
 Keluarga mengatakan
perilaku NAPZA
belum mengetahui peran
sebagai orang tua
menyikapi perilaku anak
– anaknya

 Keluarga mengatakan
tidak mengetahui cara
merawat anggota
keluarga pada remaja
dengan perilaku NAPZA
Data objektif :

 Keluarga bapak A
khususnya bapak A dan
ibu A terlalu sibuk
bekerja
 Keluarga terlihat keras
dalam mendidik anak –
anaknya
 Keluarga terlihat tidak
memahami cara merawat
anggota keluarga pada
remaja dengan perilaku
NAPZA.

E. Skala Penentuan Prioritas Asuhan Keperawatan


DX 1 : Ansietas berhubungan dengan kurang informasi keluarga
dalam masalah remaj dengan perilaku NAPZA
No Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenahan

1. Sifat masalah: 3 1 -x1= Masalah ini di katakana aktual


Aktual 1 dibuktikan dengan data anak I
 Aktual 3 selalu mengatakan dirinya sangat
cemas untuk keluar rumah dan
 Resiko 2
bertemu orang lain dan anak I
 Potensial 1 mengatakan meraskan cemas yang
sangat luar biasa

2 Kemungkinan 1 2 x 2 = 1 Kemungkinan masalah ini diubah


masalah sebagian jika anak I mendapatkan
untuk diubah: motivasi dan semangat dari
 mudah 2 keluarga

 sebagian 1
Potensial 0

3 Potensial 3 1 x 1 = 1 Potensial masalah ini dapat


masalah dicegah tinggi jika anak I
 tinggi 3 mengikuti dengan benar cara
mengurangi mengatasi kecemasan
 cukup 2

 rendah 1

4 Menonjolnya 2 1 x 1 = 1 Keluarga melihat adanya


masalah: permasalahan pada anak I jika
 segera tidak segera ditangani maka dapat
ditangani : 2 menyebabkan gangguan
 tidak psikologis pada anak I
segera1
 tidak
dirasakan : 0
JUMLAH 4

DX 2 : Harga diri rendah kronik berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga merawat anggota keluarga pda remaja dengan perilaku NAPZA
No Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenahan

1. Sifat masalah: 3 1 -x 1 = 1 Masalah ini bersifat aktual dimana


Aktual tanda dan gejala dari harga diri
 Aktual 3 rendah sudah mulai muncul pada
anak I
 Resiko 2

 Potensial 1
2 Kemungkinan 1 2 -x 2 = 1 Kemungkinan masalah ini diubah

masalah untuk sebagian jika keluarga bapak A


diubah: memberikan perhatikan dan
 mudah 2 semangat kepada anak I

 sebagian 1
Potensial
0
3 Potensial 2 1 x1= Potensial masalah anak I cukup
masalah dapat dicegah karena informasi
 tinggi 3 yang telah diterima oleh keluarga

 cukup 2

 rendah 1
4 Menonjolnya 1 1 x1= Keluarga merasakan adanya
masalah: masalah pada anak I dan
 segera menyadari bila ini tidak segera
ditangani : 2 ditangani akan berakibat fatal
 tidak
segera1

 tidak
dirasakan : 0
JUMLAH 3

DX 3 : Disfungsi proses keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan


keluarga untuk merawat anggota keluarga pada remaja dengan perilaku NAPZA

No Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenahan

1. Sifat masalah: 3 1 x1= Masalah ini bersifat resiko dimana


Aktual jika keluarga terlalu sibuk akan
 Aktual 3 mengalami disfungsi proses
keluarga
 Resiko 2
 Potensial : 1

2 Kemungkinan 1 2 x 2 = 1 Kemungkinan masalah ini diubah


masalah sebagian jika keluarga bapak A
untuk diubah: memberikan perhatikan dan
 mudah 2 semangat kepada anak I

 sebagian 1
Potensial 0
3 Potensial 2 1 x1= Potensial masalah anak I cukup
masalah dapat dicegah karena informasi
 tinggi 3 yang telah diterima oleh keluarga

 cukup 2

 rendah 1
4 Menonjolnya 1 1 x1= Keluarga merasakan adanya
masalah: masalah pada anak I dan
 segera menyadari bila ini tidak segera
ditangani : 2 ditangani akan berakibat fatal
 tidak
segera1

 tidak
dirasakan : 0
JUMLAH 2

F. Prioritas Diagnosa Keperawatan

1. Ansietas berhubungan dengan kurang informasi keluarga dalam masalah


remaja dengan perilaku NAPZA.
2. Harga diri rendah kronik berhubungan dengan ketidakmampuan anggota
keluarga merawat anggota keluarga pada remaj dengan perilaku NAPZA.
3. Disfungsi proses keluarga berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga
untuk merawat anggota keluarga pada remaj dengan perilaku NAPZA.

Rencana Keperawatan Keluarga pada Remaja dengan Perilaku NAPZA


NO Diagnosa SIKI
keperawatan

1. Ansietas b/d kurang Reduksi Ansietas (I.09314 hal 387)


informasi keluarga pada
Tindakan
remaja dengan perilaku
NAPZA Observasi

 Identifikasi saat tingkat ansietas berubah ( mis.


Kondisi, waktu, stressor)
 Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
 Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan
nonverbal)

Terapeutik

 Ciptakan suasana terapeutik untuk


menumbuhkan kepercayaan
 Temani pasien untuk mengurangi kecemasan,
jika memungkinkan
 Pahami situasi yang membuat ansietas
 Dengarkan dengan penuh perhatian
 Gunakan pendekatan yang tenang dan
meyakinkan
 Tempatkan barang pribadi yang memberikan
kenyamanan
 Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu
kecemasan
 Diskusikan perencanakan realistis tentang
peristiwa yang akan datang

Edukasi

 Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang


mungkin dialami
 Informasikan secara faktual mengenai diagnose,
pengobatan, dan prognosis
 Anjurkan keluarga untuk tetap bersama pasien,
jika perlu
 Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai kebutuhan
 Anjurkan mengungkapkan perasaan dan
persepsi
 Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi
ketegangan
 Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri
yang tepat
 Latih teknik relaksasi

Kolaborasi

 Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika


perlu
2 Harga diri rendah kronik Promosi Harga Diri (I. 09308 – 364)
b/d ketidakmampuan Meningkatkan penilaian perasaan/presepsi
keluarga merawat anggota terhadap diri sendiri atau keampuan diri
keluarga dengan masalah Tindakan
remaja dengan perilaku Observasi :
NAPZA - Identifikais budaya, agama, ras, jenis kelamin,
dan usia terhadap harga diri
- Monitor verbalisiai yang merendahkan diri
sendiri
- Monitor tingkat harga diri setiap waktu, sesuai
kebutuhan
Terapeutik :
- Motivasi terlibat dalam verbalisasi positif
untuk diri sendiri
- Motivasi menerima tantangan atau hal baru
- Diskusikan pernyataan tentang harga diri
- Diskusikan kepercayaan terhadap penilaian
diri
- Berikan umpan balik positif atas peningkatan
pencapaian tujuan
- Fasilitasi lingkungan dan aktivitas yang
meningkatkan harga diri
Edukasi :
- Jelaskan kepada keluarga tentang pentingnya
dukungan dalam perkembangan konsep positif
diri pasien
- Anjurkan mengidentifikasi kekuatan yang
dimiliki
- Anjurkan membuka diri terhadap kritik negatif
- Anjurkan mengevaluasi prilaku
- Latih penngkatan tanggung jawab untuk diri
sendiri
- Latih pernyataan atau kemampuan positif diri
3. Disfungsi proses keluarga Intervensi Utama : Promosi proses efektif keluarga
berhubungan dengan
Tindakan
ketidakmampuan keluarga
Observasi
untuk merawat anggota
- Identivikasi tipe proses keluarga
keluarga pada remaja
- Identifikasi masalah atau gangguan dalam
dengan perilaku NAPZA
proses keluarga
- Identifikasi kebutuhan perawatan mandiri
dirumah untuk klien dan tetap beradaptasi
dengan pola hidup keluarga

Terapeutik

- Pertahankan interaksi yang berkelanjutan


dengan anggota keluarga
- Motovasi anggota keluarga untuk
melakukan aktifitas bersama seperti makan
bersama, dikusi bersama keluarga
- Fasilitasi anggota keluarga melakukan
kunjungan rumah sakit
- Susun jadwal aktivitas mandiri di rumah
untuk mengurangi gangguan rutinitas
keluarga

Edukasi

- Jelaskan strategi mengembalikan kehidupan


keluarga yang normal kepada anggota
keluarga
- Diskusikan dukungan sosial sekitas keluarga
- Latih keluarga manajemen waktu jik
aperawatan di rumah dibutuhkan

Intervensi Pendukung : Dukungan penampilan


peran

Tindakan

Observasi

- Identivikasi berbagai peran periode transisi


sesuai tingkat perkembangan
- Identifikasi peran yang ada dalam keluarga
- Identifikasi adanya peran yang tidak
terpenuhi

Terapeutik

- Fasilistasi adaftasi peran keluarga terhadapa


perubahan peran yang tidak diinginkan
- Fasilitasi bermain peran dalam
mengantisipasi reaksi orang lain terhadap
perilaku
- Fasilitasi diskusi perubahan peran anak
terhadap bayi baru lahir, jika perlu
- Fasilitasi diskusi tentang peran orang tua,
jika perlu
- Fasilitasi tentang adaptasi peran saat anak
meninggalkan rumah, jika perlu
- Fasilitasi diskusi harapan dengan keluarga
dalam peran timbal balik

Edukasi

- Diskusikan perilaku yang dibutuhkan untuk


p[engembangan peran
- Diskusikan perubahan peran yang
diperlukan akibat penyakit atau
ketidakmampuan
- Diskusikan perubahan peran dalam
menerima ketergantungan orang tua
- Diskusikan strategi positif untuk mengelola
perubahan peran
- Ajarkan perilaku baru yang dibutuhkan oleh
pasien/orang tua untuk memenuhi peran

Kolaborasi

- Rujuk dalam kelompok untuk mempelajari


peran baru

Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI)

Anda mungkin juga menyukai