Disusun Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Keperawatan Jiwa
Disusun Oleh :
Jl. Tamansari .KM 2,5, Mulyasari, Kec. Tamansari, Kab. Tasikmalaya, Jawa Barat 4619
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa, karena berkat rahmat-Nya
kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “KONSEP DASAR ASUHAN
KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN NAPZA” Makalah ini dapat dijadikan bahan
sumber bacaan yang merupakan sarana untuk kami menambah syarat untuk melengkapi tugas
dalam mata kuliah Keperawatan Jiwa yang telah ditugaskan.
Dalam makalah Konsep dasar asuhan keperawatan dengan gangguan napza ini kami
mendiskusikan sejumlah pokok bahasan yang berhubungan mengenai masalah dengan
Kebutuhan Aktivitas
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca maupun bagi kami, saran
serta kritik yang bersifat membangun demi penyempurnaan makalah ini.
Penulis
BAB I
LATAR BELAKANG
orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah satu atap dalam keadaan saling
dan merawat anggota keluarganya, terlebih lagi pada remaja yang masih sangat memerlukan
pengawasan yang lebih, agar remaja tersebut tidak terbawa pengaruh yang buruk akibat
Remaja merupakan masa peralihan dari kanak-kanak ke masa dewasa. World Health
Organization (WHO) menyebutkan batas usia remaja adalah 10-19 tahun. Menurut WHO
(Who Health Organization) bahwa definisi remaja dikemukakan melalui tiga kriteria, yaiı
biologis, psikologis, dan sosial ekonomi. Sehingga dapat dijabarkan bahwa remaja adalah
suatu masa dimana individu berkembang dari saat pertama kali menunjukkan tanda-tanda
2013)Individu yang mengalami perkembangan psikologis dan pola identifikasi dari anak anak
menjadi dewasa. Serta individu yang mengalami peralihan dari ketergantungan menjadi
keadaan yang relatif lebih mandiri Berdasarkan peraturan Mentri Kesehatan RI nomor 25
tahun 2014, remaja adalah penduduk dalam rentang asia 10-18 tahun Zakiah Daradjat
(1974:10) mengatakan masa remaja adalah rentang kehidupan manusia yang berlangsung
sejak berakhirnya masa kanak kanak sampai awal dewasa. (Kartini, 1990) mengatakan bahwa
remaja adalah masa penghubung atau masa peralihan antara kanak-kanak dengan masa
dewasa Kemudian (Sudarsono, 1989) merumuskan masa remaja adalah masa transisi.
Sehingga masa remaja menjadi masa yang rentan terhadap kenakalan remaja yang bisa terjadi
dilingkungan sekitar Kenakalan remaja dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah juvenile
delinquency merupakan gejala patologis sosial pada masa remaja yang disebabkan oleh suatu
menyimpang atau tingkah laku yang tidak dapat diterima sosial sampai pelanggaran hingga
tindakan kriminal Kenakalan remaja merupakan prilaku menyimpang dimana prilaku tersebut
melanggar norma sosial atau aturan-aturan yang berlaku dimasyarakat Oleh karena itu remaja
sangat rentan sekali mengalami masalah psikososial. Salah satu masalah yang merupakan
Narkoba adalah singkatan dari Narkotika dan obat atau bahan berbahaya Selain "Narkoba
istilah lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
adalah Napra yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika, dan Zat Adiktif Pada
Undang undang Nomor 35 tahun 2009 tentang Narkotika disebutkan bahwa narkotika disatu
Berdasarkan latar belakang yang telah di uraikan diatas, maka perumusan masah ini adalah “
1.3 Tujuan
1. Tujuan Umum
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Narkoba adalah singkatan dari narkotika dan obat/bahan berbahaya. Selain "Narkoba", istilah
lain yang diperkenalkan khususnya oleh Kementrian Kesehatan Republik Indonesia adalah
Napza yang merupakan singkatan dari Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif Menurut
Undang-undang RI nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika pada Bab 1 Pasal 1, narkotika
adalag zat atau obat yang berasal dari tanaman atau bukan tanaman, baik sintetis maupun
semisintetis, yang dapat menyebabkan penurunan atau perubahan kesadaran, hilangnya rasa,
mengurangi sampai menghilangkan rasa nyeri dan dapat menimbulkan ketergantungan.
Prekursor Narkotika adalah zat yang dapat digunakan dalam pembuatan narkotika (UU RI
2009)
Napza Narkotika. Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya) adalah bahan atau zat atau obat yang
bila masuk kedalam tubuuh manusia akan mempengaruhi tubuh terulama otak atau susunan
saraf pusat sehingga menyebabkan gangguan kesehatan fisik pakis, dan fungsi Sosial
Ketagihan (adiksi serta ketergantungan (dependensi) terhadap Napza (Alifia, 2020) Narkoba
adalah singkatan dan narkotika dan hahart ubat berbahaya. Narkoba atau NAPZA merupakan
kelompok nyawa yang umirinya menyebabkan kecanduan bagi para penggünanya (BNN
2017)
2.2 Penyebab
a. Lingkungan sosial
Motif ingin tahu di masa remaja seseorang lazim mempunyai rasa ingin tahu lalu setelah itu
ingin mencobanya. Misalnya dengan narkotika, psikotropika maupun minuman keras atau
bahan bahaya lainnya.
1. Adanya kesempatan karena orang tua sibuk dengan kegiatannya masing-masing,
mungkin juga karena kurangnya rasa kasih sayang dari keluarga ataupun karena
akibat dariperceraian
2. Sarana dan prasarana karena orang tua berlebihan memberikan fasilitas dan uang yang
berlebihan, merupakan sebuah pemicu untuk menyalahgunakan uang tersebut untuk
memmbeli narkotika untuk memuaskan rasa keingin tahuan mereka.
b. Kepribadian
lingkungan sekolah kerja dan sebagainya. Mereka mengatasi masalah tersebut dengan
2. Emosional dan Mental pada masa-masa ini biasanya remaja ingin lepas dari segala
aturan-aturan dari orang tua mereka, dan akhirnya sebagian tempat pelariannya yaitu
mental renzija akan lebih mudah dipengaruhi oleh perbuatan perbuatan negatif sepeti
penyalahgunaan Napza.
Menurut (Prabowo, 2014) tanda dan gejala dapat dilihat sebagai berikut:
e. Kurang perhatian
f. Sanggat gembira, berdiam, Depresi
h. Dalam keadaan yang over dosis, kesadaran menurun, koma dan dapat menimbulkan
kematian
c. Ephoria ringan
a. Sikap bermusuhan
e. Agresif
a. Terkantuk-kantuk
b. Bicara cadel
a. Hiperaktif
c. Iritabilitas
f. Sangat tegang
g. Gelisah insomnia
c. Halusinasi, ilusi
f. Kewaspadaan meningkat
g. Depersonalisasi
dalam lingkungan keluarga dijadikan satu alasan besar bagi seseorang untuk berteman
dengan narkoba. Seseorang memiliki anggapan bahwa bila dunia tak peduli dengannya,
mengapa dirinya harus peduli. Melakukan hal sesuka hati menjadi jawaban mereka untuk
sehat. Keliru dalam memilih sebuah pergaulan memudahkan seseorang jatuh dalam jerat
jernih. Terlebih lagi, tingkat emosional nya masih tidak stabil sehingga mencari jalan pintas
pun dirasa menjadi sebuah solusi yang paling tepat. Makanya tak heran, bila keinginan untuk
mencoba hal-hal baru termasuk yang negatif seperti menggunakan narkoba semakin besar
tahu harus berbuat apa dan bagaimana. Makanya gak heran bila remaja mudah sekali
mengalami traumatis mendalam. Trauma pada remaja terbagi atas beberapa aspek, misalnya
pikiran, psikologis, dan mental. Contohnya dikucilkan dari lingkungan sosial, kehilangan
orangtua, kejahatan seksual, maupun kasus-kasus lainnya. Bila tidak didampingi, remaja akan
lingkungannya, biasanya lebih mudah berhubungan dengan narkoba, lho, Sisters. Rasa sepi
dan merasa sendiri menjadi salah satu dorongan bagi remaja menggunakan narkoba. Mulanya
ingin tahu, coba-coba, kemudian terjerumus lebih dalam. Minimnya informasi tentang
Menurut Afiatin (2015) manifestasi penyalahguna NAPZA dilihat dari beberapa aspek antara
lain:
Pusing, mata merah dan sayu, tatapan kosong, bejalan sempoyongan, serta penurunan
kekebalan tubuh di tandai dengan munculnya penyakit penyerta akibat efek NAPZA.
dapat menunda keinginan, bersikap manipulatif, bertindak menyimpang seperti berkelahi dan
sebagainya
Kurang komunikasi dalam keluarga maupun sosial, menghindar dari pembicaraan panjang,
1. Heroin : serbuk putih seperti tepung yang bersifat opioid atau menekan nyeri dan juga
depressan SSP.
4. Ganja : berisi zat kimia delta-9-tetra hidrokanbinol, berasal dari daun Cannabis yang
dikeringkan, konsumsi dengan cara dihisap seperti rokok tetapi menggunakan hidung.
5. Shabu-shabu : kristal yang berisi methamphetamine, dikonsumsi dengan menggunakan alat
7. Diazepam, Nipam, Megadon : obat yang jika dikonsumsi secara berlebih menimbulkan
efek halusinogenik.
8. Alkohol : minuman yang berisi produk fermentasi menghasilkan atanol, dengan kadar
diatas 40% mampu menyebabkan depresi susunan saraf pusat, dalam kadar tinggi bisa
A.Pengkajian
Setiap melakukan pengkajian, tulis tanggal pengkajian, tanggal dan tempat klien dirawat.
Identitas Klien
Identitas klien yang perlu di tulis adalah nama klien, jenis kelamin, umur (biasanya pada usia
status (belum menikah, menikah atau bercerai), alamat, kemudian nama perawat
Data Demografi
Buatlah genogram minimal tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan
keluarga.
Jelaskan: Seseorang yang berada dalam disfungsi keluarga akan tertekan dan ketertekanan itu
Keluarga yang tidak utuh: orang tua meninggal, orang tua cerai, dll,
Keluhan utama
Biasanya karena timbul gejala-gejala penyalahgunaan NAPZA. Alasan masuk tanyakan pada
keluarga klien.
Tanyakan pada klien apakah pernah menggunakan narkotika, psikotropika atau zat adiktif
lainnya sebelumnya.
Riwayat Pengobatan Tanyakan pada klien dan keluarga apakah klien sudah mendapatkan
terapi dan rehabilitasi. Biasanya klien yang telah mendapatkan terapi sebagian besar akan
Faktor Predisposisi
Kaji hal-hal yang menyebabkan perubahan perilaku klien menjadi pecandu/ pengguna
NAPZA, baik dari pasien maupun keluarga seperti: Factor biologis, factor psikologis dan
Faktor Presipitasi
Penyataan untuk mandiri dan membutuhkan teman sebaya sebagai pengakuan (resiko relatif
Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum: klien dengan pengguna napza biasanya akan dijumpai kondisi yang disebut
intoksikasi (teler) yang menyebabkan perubahan memori, perilaku, kognitif, alam perasaan
dan kesadaran.
Tanda-tanda vital
Nadi: takikardi
Psikososial
Klien dengan pengguna napza akan mengalami perubahan dalam kehidupan individualnya
Pola tidur berubah, misalnya pagi susah dibangunkan dan malam suka begadang
Banyak mengurangi diri dalam kamarmenghindari bertemu anggota keluarga lainnya karena
Bersikap tidak ramah, kasar terhadap anggota keluarga lainnya, dan mulai suka berbohong
Konsep Diri
Hubungan Sosial
Banyak mengurung diri dalam kamar, menghindari bertemu anggota keluarga lainnya karena
takut ketahuandan menolak makan bersama. Bersikap tidak ramah, kasar terhadap anggota
Spiritual
Nilai dan keyakinan: Menurut masyarakat, NAPZA tidak baik untuk kesehatan.
Status Mental
Penampilan
Pembicaraan
Kaji cara bicara klien apakah cepat, keras, gagap, apatis, lambat atau membisu
Biasanya klien menghindari kontak mata langsung, berbohong atau memanipulasi keadaa,
bengong/linglung
Aktivitas Motorik
Peningkatan gelisah, TIK, grimasen (gerakan otot muka yang berubah-ubah, tidak dapat
Emosi klien dengan penyalahgunaan NAPZA biasanya memiliki emosi yang berubah-ubah
Persepsi
Proses Piker
Klien pecandu ganja mungkin akan banyak bicara dan tertawa sehingga menunjukkan
Isi Piker
menunjukkan perilaku phobia. Pecandu amfetamin dapat mengalami waham curiga akibat
paranoidnya
Tingkat Kesadaran
Memori
Secara umum klien NAPZA mengalami penurunan konsentrasi. Pecandu ganja mengalami
penurunan berhitung.
Kemampuan Penilaian
Apakah mengingkari penyakit yang diderita atau menyalahkan hal-hal diluar dirinya.
B. Diagnosa
Perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi sensori persepsi
C. Intervensi
K: