NIM : E2214401051
KELAS: 1B
P (problem/population)
Hipertensi merupakan salah satu penyakit pada sistem kardiovaskuler yang
memiliki angka mortalitas dan morbiditas yang tinggi. Tekanan darah tinggi pada pasien
hipertensi dapat diatasi dengan terapi farmakologis dan non farmakologis. Salah satu
terapi non farmakologis adalah terapi relaksasi napas dalam. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui efektivitas terapi relaksasi napas dalam terhadap penurunan tekanan
darah pada pasien dengan hipertensi. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan
hipertensi di Desa Kesesi Kecamatan Kesesi KabupatenPekalongan sebanyak 20
responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non-random
(non probability) Sampling dengan menggunakan metode purposive sampling. Hasil
penelitian menunjukkan terdapat penurunan tekanan darah respondensetelah diberikan
terapi relaksasi nafas dalamyaitu tekanan darah sistolik sebesar 18,46 mmHg dan tekanan
darah diastolik sebesar 6,54 mmHg. Analisis statistik dengan menggunakan paired
sample T-test dengan tingkat kepercayaan yang diambil sebesar 95% dengan α 5% (0,05),
didapatkan nilai ρvalue tekanan darah sistolik 0,001 dan ρvalue tekanan darah diastolik
0,001. Hal ini menunjukkan terapi relaksasi napas dalam efektif menurunkan tekanan
darah pasien hipertensi. Penelitian ini merekomendasikan terapi relaksasi napas dalam
efektif digunakan dalam menurunkan tekanan darah (sistolik dan diastolik) pada pasien
hipertensi.
I (intervensi)
Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperimen dengan metodeone-group
pretest-posttest design. Sampel dalam penelitian ini adalah pasien dengan hipertensi di
Desa Kesesi Kecamatan Kesesi KabupatenPekalongan dengan jumlah sampel sebanyak
20 responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan non-
random (non probability) Sampling dengan menggunakan metode purposive sampling.
C (comparation)
O (outcome)
Hasil penelitian terapi relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tekanan darah
baik itu tekanan sistolik maupun diastolik. Kerja dari terapi ini dapat memberikan
pereganggan kardiopulmonari (Izzo 2008, h.138). Stimulasi peregangan di arkus aorta
dan sinus karotis diterima dan diteruskan oleh saraf vagus ke medula oblongata (pusat
regulasi kardiovaskuler), dan selanjutnya terjadinya peningkatan refleks baroreseptor.
T (time)
file:///C:/Users/asus2/Downloads/Terapi_Relaksasi_Napas_Dalam_Menurunkan
%20(1).pdf
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK RELAKSASI NAFAS DALAM
1. Pengertian
Teknik relaksasi napas dalam adalah salah satu metode relaksasi yang dilakukan
dengan cara mengatur pola napas guna mengurangi ketegangan otot, rasa jenuh, dan
kecemasan sehingga mencegah stimulasi nyeri pada tubuh. Aromaterapi merupakan salah
satu pengobatan nonfarmakologi yang menggunakan sari tanaman aromatik yang
memiliki efek rileks dan analgesik pada tubuh.
2. Tujuan
Tujuan utama dari pelaksanaan teknik relaksasi napas dalam dengan aromaterapi
adalah untuk merelaksasikan ketegangan otot tubuh dengan cara mengatur pola napas
sehingga dapat mengurangi atau mengilangkan rasa nyeri.
3. Prosedur Tindakan
A. Tahap Prainteraksi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat
B. Tahap Orientasi
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada klien dan
keluarga.
C. Tahap Kerja
1. Berikan kesempatan kepada pasien untuk bertanya jika ada ynag kurang
jelas.
D. Tahap Eliminasi
8. Cuci tangan.
E. Dokumentasi
http://repo.poltekkesbandung.ac.id/5194/11/LAMPIRAN.pdf#
ANALISIS JURNAL (2) P.I.C.O.T
P (problem/population)
Dahak merupakan materi yang dikeluarkan dari saluran nafas bawah oleh batuk.
(Ilmu Penyakit Dalam FKUI, 2001 ). Batuk dengan dahak menunjukkan adanya eksudat
bebas dalam saluran pernapasan seperti pada bronchitis kronis, bronkietasis, dan kavitas.
Orang dewasa normal bisa memproduksi mukus sejumlah 100 ml dalam saluran napas
setiap hari. Mukus ini digiring ke faring dengan mekanisme pembersihan silia dari epitel
yang melapisi saluran pernapasan. Keadaan abnormal produksi mukus yang berlebihan
(karena gangguan fisik, kimiawi, atau infeksi yang terjadi pada membrane mukosa),
menyebabkan proses pembersihan tidak berjalan secara adekuat normal, sehingga mukus
ini banyak tertimbun dan bersihan jalan
I (intervensi)
Pada penelitian ini, desain yang digunakan adalah pra eksperiment one grup pretest –
post test. Dimana didalam desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum
eksperimen dan sesudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen disebut pre-
test, dan observasi sesudah eksperimen disebut post-test.
C (comperation)
Tidak dapat perbandingan dengan jurnal yang lainnya.
T (time)
Penelitian ini di lakukan di rumah sakit Baptis kediri pada bulan Agustus-September
2011
file:///C:/Users/asus2/Downloads/18621-Article%20Text-21996-1-10-20130209%20(1).pdf
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BATUK EFEKTIF
1. Pengertian
2. Tujuan
3. Peralatan
a. tempat sputum .
b. Tissu .
c. Stestoskop .
d. Hanscoon .
e. Masker .
4. Prosedur
A. Tahap Prainteraksi
2. Mencuci tangan .
3. Menyiapkan alat.
B. Tahap Orientasi
C. Tahap Kerja
2. Mempersiapkan klien .
3. Meminta klien meletakkan satu tangan di dada dan satu tangan di perut .
4. Melatih klien tuberkulosis melakukan napas perut (menarik napas dalam melalui
hidung hingga 3 hitungan, jaga mulut tetap tertutup).
10. Meminta penderita tuberkulosis untuk melakukan napas dalam 2 kali, pada
inspirasi yang ketiga tahan napas dan batukkan dengan kuat .
D. Tahap Eliminasi
4. Cuci tangan.
E. Dokumentasi