Anda di halaman 1dari 7

ANALISA SINTESA TINDAKAN KEPERAWATAN PEMBERIAN

TERAPI NEBULIZER DI RUANG PERAWATAN VIP


RSUD KOTA MAKASSAR

Nama Pasien : Tn. A


Umur : 77 tahun
Alamat : Jl. Paccerekang No. 15
Diagnosa Medik : General Weakness

1. Diagnosa Keperawatan
Pola Napas Tidak Efektif
Data Fokus :
DS : Klien mengeluh sesak napas
DO :
 Pasien tampak sulit bernapas
 Pasien tampak lemah
 Pola napas takipneu
 Tanda-tanda vital
TD :140/90 mmHg
RR: 40 x/menit
S : 36,7’C
N :76 x/menit
2. Dasar Pemikiran
a. Definisi
Ketidakefektifan pola napas adalah ketidakmampuan proses
sistem pernapasan inspirasi atau ekspirasi yang tidak memberi
ventilasi adekuat (Nanda, 2015-2017). Ketidakefektifan pola
napas adalah keadaan ketika seseorang individu mengalami
kehilangan ventilasi yang actual atau potensial yang
berhubungan dengan perubahan pola napas pernapasan
b. Batasan karakteristik
1) Gejala dan tanda mayor
 Penggunaan otot bantu pernapasan
 Fase ekspirasi memanjang
 Pola napas abnormal
2) Gejala dan tanda minor
 Pernapasan pursed-lip
 Pernapasan cuping hidung
 Diameter thoraks anterior-posterior meningkat
 Ventilasi semenit menurun
 Kapasitas vital menurun
 Tekanan ekspirasi menurun
 Tekanan inspirasi menurun
 Ekskursi dada berubah
3) Faktor yang berhubungan
c. Penyebab
1) Depresi pusat pernapasan
2) Hambatan upaya napas
3) Deformitas dinding dada
4) Deformitas tulang dada
5) Gangguan neuromuscular
6) Gangguan neurologis
7) Imaturitas neurologis
8) Sindrom hipoventilasi
9) Cedera medulla spinalis
10) Kecemasan
3. Prinsip Tindakan
a. Definisi
Terapi nebulizer merupakan proses memencarkan obat cair
menjadi partikel-partikel mikroskopik (aerosol) dan
memasukkannya kedalamparu-paru ketika pasien melakukan
inspirasi. Terapi Nebulizer merupakan tindakan keperawatan
dengan prinsip bersih karena bukanlah tidakan invasif.
b. Tujuan
1) Merelaksasi jalan nafas.
2) Mengencerkan dan mempermudah mobilisasi sekret.
3) Menurunkan edema mukosa.
4) Pemberian obat secara langsung pada saluran pernafasan
untuk pengobatan penyakit, seperti : bronkospasme akut,
produksi sekret yang berlebihan, dan batuk yang disertai
dengan sesak nafas.
c. Prosedur
1) Prainteraksi
a) Membaca program terapi keperawatan
b) Mengecek identitas pasien
c) Menyiapkan peralatan
 Tabung O2
 Obat untuk bronchodilator antara lain : ventolin,
dexamethasone
 Masker oksigen
 Nebulizer 1 set.
 Obat untuk terapi aerosol dan pengencernya bila
diperlukan.
 Stetoskop.
 Tissue.
 Nierbeken/bengkok.
 Suction (kalau perlu).
2) Orientasi
a) Memperkenalkan diri dengan salam terapeutik dan
validasi data: nama pasien, keluhan, data lain terkait.
b) Menjelaskan tujuan dan langkah-langkah tindakan
c) Meminta persetujuan tindakan kepada pasien
d) Membuat kontrak dan kesepakatan untuk pelaksanaan
tindakan
3) Fase Kerja
a) Mencuci tangan.
b) Memasang sampiran.
c) Memakai handscoen bersih.
d) Memasukkan obat kewadahnya (bagian dari alat
nebulizer).
e) Menghubungkan nebulizer dengan listrik
f) Menyalakan mesin nebulizer (tekan power on) dan
mengecek out flow apakah timbul uap atau embun.
g) Menghubungkan alat ke mulut atau menutupi hidung dan
mulut (posisi) yang tepat.
h) Menganjurkan agar klien untuk melakukan nafas dalam,
tahan sebentar, lalu ekspirasi.
i) Setelah selesai, mengecek keadaan umum klien, tanda-
tanda vital, dan melakukan auskultasi paru secara
berkala selama prosedur.
j) Menganjurkan klien untuk melakukan nafas dalam dan
batuk efektif untuk mengeluarkan sekret.
k) Perhatian :
 Tetap mendampingi klien selama prosedur (tidak
meninggalkan klien).
 Observasi adanya reaksi klien apabila terjadi efek
samping obat.
 Tempatkan alat nebulizer pada posisi yang aman
(jangan sampai jatuh).
4) Evaluasi
a) Mengobservasi respon klien selama dan sesudah
prosedur terhadap; keadaan umum, tanda-tanda vital,
dan efek samping obat.
b) Mengauskultasi suara nafas.
c) Mengobservasi sputum / sekret yang dikeluarkan klien.
4. Analisa Tindakan
Tujuan dilakukan nebulizer adalah mengencerkan sekret,
mengobati peradangan saluran napas atas, melegakan saluran
napas. Terapi nebulizer dapat diberikan langsung pada
tempat/sasaranaksinya (seperti paru) oleh karena itu dosis yang
diberikan rendah, dosis yang rendah dapat menurunkan absorpsi
sistemik dan efek samping sistemik, pengiriman obat melalui
nebulizer ke paru sangat cepat, sehingga aksinya lebih cepat dari
pada rute lainnya seperti subkutan atau oral, udara yang dihirup
melalui nebulizer telah lembab, yang dapat membantu
mengeluarkan sekresi bronkus.
5. Bahaya
a. Pengendapan aerosol di dalamsaluranpernapasan
b. Mual
c. Muntah
d. Tremor
e. Bronkospasme
f. Takikardi
6. Hasil yang didapatkan dan Maknanya
S :Pasien mengatakan sesak napas berkurang,
O:
 Pasien tampak rileks
 Pernapasan takipneu
 Tanda-tanda vital
Tekanan Darah :140/90 mmHg
Respirasi: 40 x/menit
Suhu tubuh : 36,7’C
Nadi :80 x/menit
A :Pola napas tidak efektif
P :Pertahankan Intervensi
Memposisikan semi fowler/fowler
Tindakan Keperawatan Lain
a. Pemeriksaan suara napas
b. Melakukan fisioterapi dada
c. Pemberian bronkodilator
7. Evaluasi Diri
a. Kelebihan :
Dapat melakukan pemberian nebulizer secara mandiri tanpa
bantuan perawat senior
b. Kekurangan :
Melaksanakan tindakan keperawatan kurang maksimal karena
terdapat beberapa tindakan yang tidak dilakukan sesuai SOP.
Daftar Pustaka
Herdman, H., &Kamitsuru, S. 2015. NANDA Internasional,
Diagnosis Keperawatan :Defenisi danKlasifikasi 2015-2017.
Jakarta : EGC
Jacob, A., Rekha, R., &Tarachnand, J, S. 2016. Buku Ajar Clinical
Nursing Procedures, EdisiKedua, JilidSatu. Jakarta :Bina rupa
Aksara

Pembimbing Mahasiswa

(………………………….…..) (…………….…..………….)

Anda mungkin juga menyukai