H
DENGAN STROKE HEMORAGIC DI RUANG ICU
Erfan Syah | Sabtu, 22 Juni 2013 | 1 komentar
MAKALAH
ASUHAN KEPERAWATAN PADA
NY. H DENGAN STROKE HEMORAGIC DI RUANG ICU RSUD
SARAS HUSADA PURWOREJO
Disusun oleh :
ERFANSYAH
120300036
NURUL HIDAYAH
120300058
SITI SUWARSIH
120300063
PRIMA AGUSTIN W
120300072
Alhamdulillah hirrobbil alamin segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam penulis
panjatkan , karena atas rahmat dan karunianya penulis dapat menyelesaikan makalah dengan
judul Asuhan Keperawatan Pada Klien Ny. H Dengan Diagnosa Stroke Hemoragic Di
Ruangan ICU RSUD Saras Husada Purworejo.
Dalam penulisan makalah ini penulis menemukan kesulitan, Namun berkat bantuan,
bimbingan dan pengarahan dari berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan makalah
ini sesuai dengan waktu yang diberikan. Untuk itu pada kesempatan ini dengan segala
kerendahan hati izinkanlah saya untuk menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih kepada
yang terhormat :
1.
Drg. Gustanul Arifin, M.Kes selaku Direktur RSUD Saras Husada Purworejo.
2.
Ibuk Sunarsih S.Kep, Ns Selaku Koordinator Stase Gawat Darurat STIKES Alma Ata
Yogyakarta
3.
BapakWidodo SA, S.Kep Ns, MM Selaku Pembimbing Ruang IGD Rumah Sakit Umum
Daerah Saras Husada Purworejo
4.
IbukRuwiyah, S.Kep Ns, Selaku Pembimbing Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah
Saras Husada Purworejo
5.
Ibuk Nur Faizah, AMK Selaku Pembimbing Ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah Saras
Husada Purworejo
6.
Legino, S.Kep Ns Selaku Pembimbing Ruang IGD Rumah Sakit Umum Daerah Saras
Husada Purworejo
Penulis menyadari Makalah ini jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritikan dan saran yang membangun demi kesempurnaan Makalah ini.
Penulis berharap semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,
keperawatan.
Purworejo,
April 2013
Penulis
khususnya profesi
DAFTAR ISI
Cover..................................................................................................................
Kata Pengantar..................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
A. Latar Belakang...
B. Tujuan Penulisan
C. Metode Penulisan...
D. Sistematika Penulisan.
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Medis
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
Pengertian ..
Etiologi ..
Klasifikasi ..
Patofisiologi ..
Pathway..................................................................................
Manifestasi Klinis .
Komplikasi
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
7
7
10
11
13
15
16
16
17
Pengkajian
Diagnosa Keperawatan .
Intervensi Keperawatan
17
20
21
28
B. Diagnosa Keperawatan .
41
C. Intervensi Keperawatan......
42
45
BAB IV PEMBAHASAN
A. Pembahasan ............................................................................
BAB V
69
PENUTUP
A. Kesimpulan.
B. Saran
72
74
Lampiran
72
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Stroke adalah penyebab kematian yang utama.Pola penyebab kematian di rumah sakit
yang utama dari data Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa
stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di RS.Stroke merupakan
penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker secara global.
Stroke merupakan satu masalah kesehatan yang besar dalam kehidupan modern saat
ini. Di Indonesia, diperkirakan setiap tahun terjadi 500.000 penduduk terkena serangan
stroke, sekitar 2,5 % atau 125.000 orang meninggal, dan sisanya cacat ringan maupun berat.
Jumlah penderita stroke cenderung terus meningkat setiap tahun, bukan hanya menyerang
penduduk usia tua, tetapi juga dialami oleh mereka yang berusia muda dan produktif. Stroke
dapat menyerang setiap usia, namun yang sering terjadi pada usia di atas 40 tahun. Angka
kejadian stroke meningkat dengan bertambahnya usia, makin tinggi usia seseorang, makin
tinggi kemungkinan terkena serangan stroke (Yayasan Stroke Indonesia, 2006).
Angka kejadian stroke memang meningkat seiring bertambahnya usia. Setiap
penambahan usia 10 tahun sejak usia 35 tahun, risiko stroke meningkat dua kali lipat. Selain
itu,sekitar 5% orang Indonesia yang berusia diatas 65 tahun pernah mengalami setidaknya
satu kali stroke. Untuk usia lebih dari 5 tahun, penyebab kematian yang terbanyak adalah
stroke, baik di perkotaan maupun di perdesaan (Riskesdas, 2007). Prevalensi nasional stroke
adalah 0,8% (berdasarkan diagnosis tenaga kesehatan dan gejala). Berdasarkan kasus diatas
maka penulis tertarik untuk membahas tentang perawatan klien dengan stroke sebagai bahan
makalah kelompok dengan judul Asuhan Keperawatan Pada Ny.H Dengan Stroke
Hemoragic di RuangICURSUD Saras Husada Purworejo.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Mahasiswa mampu menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan stroke hemoragic.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data pada klien dengan stroke hemoragic
b. Mahasiswa mampu menganalisa data hasil pengkajian pada klien dengan stroke
hemoragic
c. Mahasiswa mampu melakukan rencana tindakan pada klien dengan stroke hemoragic
d. Mahasiswa mampu melakukan tindakan keperawata pada klien dengan stroke
e.
hemoragic
Mahasiswa mampu mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan pada klien
dengan stroke hemoragic
C. Metode Penulisan
Dalam penulisan makalah ini, penulis menggunakan metode deskriptif yaitu dengan
penjabaran masalah-masalah yang didapatkan dan menggunakan studi kepustakaan dari
literatur yang ada, baik di buku, jurnal maupun di internet.
D. Sistematika Penulisan
Makalah ini terdiri dari empat bab yang disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I
BAB II
BAB III
BAB IV
BAB V
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Konsep Dasar Medis
1. Pengertian
c. Haemorhagi
Perdarahan intrakranial atau intraserebral termasuk perdarahan dalam ruang
subarachnoid atau kedalam jaringan otak sendiri. Perdarahan ini dapat terjadi karena
atherosklerosis dan hypertensi. Akibat pecahnya pembuluh darah otak menyebabkan
perembesan darah kedalam parenkim otak yang dapat mengakibatkan penekanan,
pergeseran dan pemisahan jaringan otak yang berdekatan ,sehingga otak akan
membengkak, jaringan otak tertekan, sehingga terjadi infark otak, oedema, dan
mungkin herniasi otak.
Penyebab perdarahan otak yang paling lazim terjadi :
1) Aneurisma Berry,biasanya defek kongenital.
2) Aneurisma fusiformis dari atherosklerosis.
3) Aneurisma myocotik dari vaskulitis nekrose dan emboli septis.
4)
Merokok
Merokok dapat meningkatkan konsentrasi fibrinogen yang akan mempermudah
terjadinya penebalan dinding pembuluh darah dan peningkatan kekentalan darah.
Lanjut usia
f.
a.
Infark Ischemik (Stroke non Hemoragi). Hal ini terjadi karena adanya penyumbatan
pembuluh darah otak. Infark iskemic terbagi menjadi dua yaitu : stroke trombotik,
yang disebabkan oleh thrombus dan stroke embolik, yang disebabkan oleh embolus.
Membagi stroke non haemoragi berdasarkan bentuk klinisnya antara lain :
1)
Serangan
Iskemia
sepintas
atau
transient
ischemic
Attack
(TIA).
Pada bentuk ini gejala neurologik yang timbul akibat gangguan peredaran darah
di otak akan menghilang dalam waktu 24 jam.
2)
3)
Stroke
Progresif
(Progresive
Stroke/
Stroke
in
evolution).
Stroke Hemoragic
Perdarahan serebri termasuk urutan ketiga dari semua penyebab utama kasus
gangguan pembuluh darah otak. Perdarahan serebral dapat terjadi di luar duramater
(hemoragi ekstradural atau epidural), dibawah duramater, (hemoragi subdural),
diruang subarachnoid (hemoragi subarachnoid) atau di dalam substansi otak
vertebra yang berhubungan dengan arteri basiler. Onset stroke trombotik biasanya
berjalan lambat.
Sedangkan stroke emboli terjadi karena adanya emboli yang lepas dari bagian
tubuh lain sampai ke arteri carotis, emboli tersebut terjebak di pembuluh darah
otak yang lebih kecil dan biasanya pada daerah percabangan lumen yang
menyempit, yaitu arteri carotis di bagian tengah atau Middle Carotid Artery
( MCA ). Dengan adanya sumbatan oleh emboli akan menyebabkan iskemik.
5. Pathway
Hipertensi
DM
Penimbunan lemak/ Kolesterol dalam darah
Penyempitan Pembuluh Darah
Trombus
STROKE HAEMORHAGIC
STROKE HAEMORHAGIC
Pecahnya pembuluh darah otak
Perdarahan Intrakranial
Kerusakan neuromuskuler
CBF ( aliran darah ke otak )
ke parenkim otak Penekanan kortek cerebri
Ggn transmisi input
Pergeseran / penekanan
UMN/ LMN
otak
Perembesan
Paralisis
Tingkat kesadaran
Gggn N V, VII, IX,
jaringan
CES
dan
pergerakan lidah
ADH
Kontraktur
sirkulasi ke otak
Intake nutrisi per oral
Gangguan mobilisasi
CSS Ggn keb nutrisi peroral
Ggn Komunikasi verbal
eliminasi BAK
RR
Sekresi
Perpindahan CES
Ggn
Infark
Sub akut
Perdarahan
Sangat akut
Waktu
Bangun pagi
Lagi aktifitas
Peringatan
+ 50% TIA
Nyeri Kepala
Kejang
++
Kadang sedikit
Infark
+++
Perdarahan
+/-
++
Kaku kuduk
++
Kernig
pupil edema
Perdarahan Retina
X foto Skedel
Angiografi
Kesadaran menurun
Gejala Objektif
Koma
Pemeriksaan Laboratorium
Darah pada LP
CT Scan.
pineal
Oklusi, stenosis
Aneurisma
AVM. massa intra
Densitas berkurang
hemisfer/vasospasme.
Massa intrakranial densitas
bertambah.
Perbedaan perdarahan Intra Serebral (PIS) dan Perdarahan Sub Arachnoid (PSA)
Gejala
Timbulnya
Nyeri Kepala
PIS
Dalam 1 jam
PSA
1-2 menit
Hebat
Sangat hebat
Kesadaran
Menurun
Menurun sementara
Umum
Sering fokal
+/-
+++
Hemiparese
++
+/-
+++
Kejang
Tanda
rangsangan
Meningeal.
Jika dilihat bagian hemisfer yang terkena tanda dan gejala dapat berupa:
1. Stroke hemisfer Kanan
a. Hemiparese sebelah kiri tubuh.
c. Penilaian buruk
d. Mempunyai kerentanan terhadap sisi kolateral sehingga kemungkinan terjatuh ke sisi
yang berlawanan tersebut.
2. Stroke yang Hemifer kiri
a. Mengalami hemiparese kanan
b. Perilaku lambat dan sangat hati-hati
c. Kelainan bidang pandang sebelah kanan.
d. Disfagia global
e. Afasia
f. Mudah frustasi
6. Manifestasi Klinis
Stroke ini menyebabkan berbagai defisit neurologik, bergantung pada lokasi lesi
(pembuluh darah mana yang tersumbat), ukuran area yang perfusinya tidak adekuat, dan
jumlah aliran darah kolateral (sekunder atau aksesori)
a.
Kehilangan motorik : hemiplegia (paralisis pada salah satu sisi) karena lesi pada sesi
otak yang berlawanan, hemiparesis atau kelemahan salah satu sisi tubuh.
b.
c.
disebabkan oleh terganggunya aliran darah ke tempat tersebut. Gejala itu muncul
bervariasi, bergantung bagian otak yang terganggu. Gejala-gejala itu antara lain bersifat:
a.
Sementara
Timbul hanya sebentar selama beberapa menit sampai beberapa jam dan hilang
sendiri dengan atau tanpa pengobatan. Hal ini disebut Transient ischemic attack
(TIA). Serangan bisa muncul lagi dalam wujud sama, memperberat atau malah
menetap.
Gejala makin lama makin berat (progresif). Hal ini desebabkan gangguan aliran
darah makin lama makin berat yang disebut progressing stroke atau stroke
inevolution.
d. Sudah menetap/permanent.
7. Komplikasi
Komplikasi utama pada stroke yaitu :
a.
Hipoksia Serebral
Angiografi
Arteriografi dilakukan untuk memperlihatkan penyebab dan letak gangguan. Suatu
kateter dimasukkan dengan tuntunan fluoroskopi dari arteria femoralis di daerah
inguinal menuju arterial, yang sesuai kemudian zat warna disuntikkan.
b.
CT-Scan
CT-scan dapat menunjukkan adanya hematoma, infark dan perdarahan.
c.
d. Pungsi Lumbal
f.
Airway
Circulation
TD dapat normal atau meningkat , hipotensi terjadi pada tahap lanjut, takikardi,
bunyi jantung normal pada tahap dini, disritmia, kulit dan membran mukosa
pucat, dingin, sianosis pada tahap lanjut
b. Pengkajian Sekunder
1) Aktivitas dan istirahat
Data Subyektif:
umum.
gangguan penglihatan
2) Sirkulasi
Data Subyektif:
-
Hipertensi arterial
3) Integritas ego
Data Subyektif:
-
Emosi yang labil dan marah yang tidak tepat, kesediahan , kegembiraan
4) Eliminasi
Data Subyektif:
-
Inkontinensia, anuria
distensi abdomen ( kandung kemih sangat penuh ), tidak adanya suara usus( ileus
paralitik )
5) Makan/ minum
Data Subyektif:
-
6) Sensori neural
Data Subyektif:
-
nyeri kepala : pada perdarahan intra serebral atau perdarahan sub arachnoid.
Penglihatan berkurang
Sentuhan : kehilangan sensor pada sisi kolateral pada ekstremitas dan pada muka
ipsilateral ( sisi yang sama )
tangan
tidak
imbang,
berkurangnya
reflek
tendon
dalam
( kontralateral )
-
Afasia
Reaksi dan ukuran pupil : tidak sama dilatasi dan tak bereaksi pada sisi ipsi lateral
7) Nyeri / kenyamanan
Data Subyektif:
-
2. Diagnosa Keperawatan
a.
d.
e.
f.
N
O
1
NOC:
dengan:
Aspiration Control
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama
DS:
- Dispneu
DO:
- Orthopneu
- Cyanosis
- Produksi sputum
- Gelisah
2
NOC :
Circulation status
Neurologic status
Komunikasi jelas
- Kesulitan menelan
- Abnormalitas bicara
NOC:
tubuh
Berhubungan dengan :
c. Weight Control
ekonomi.
DS:
- Nyeri abdomen
- Muntah
Hematokrit
- Kejang perut
Hemoglobin
DO:
Jumlah limfosit
- Diare
- Rontok rambut yang berlebih
- Kurang nafsu makan
- Bising usus berlebih
- Konjungtiva pucat
- Denyut nadi lemah
Intoleransi aktivitas
NOC :
Berhubungan dengan :
Toleransi aktivitas
Kelemahan menyeluruh
Konservasi eneergi
kebutuhan
Gaya hidup yang dipertahankan.
DS:
beraktivitas.
DO :
NOC :
kelelahan.
DO :
ketidakmampuan untuk mandi, ketidakmampuan untuk
berpakaian, ketidakmampuan untuk makan,
ketidakmampuan untuk toileting
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Identitas Pasien
Nama
Jenis Kelamin
Umur
Alamat
Status Perkawinan
Agama
Pendidikan
Pekerjaan
Diagnosa medis
Tgl Masuk RS
Tgl Masuk ICU
Tanggal Pengkajian
No. RM
: Ny. H
: Perempuan
: 60 Tahun
: Jl. KH A. Dahlan no 76 Purworejo
: Belum Kawin
: Protestan
:: Tidak Bekerja
: Stoke Hemoragik
: 23 Mei 2013
: 30 Mei 2013
: 30 Mei 2013
: 190405
B. Keluhan Utama
Penurunan Kesadran, tingkat kesadaran Sopor, GCS: E=2 M=2 V= 2
C. Riwayat Penyakit
Keluarga pasien mengatakan 8 hari yang lalu tiba tiba pasien tidak bisa bangun dan tidak
bisa berbicara.Kemudian keluarga langsung membawa pasien ke rumah sakit, 7 hari
pasien di rawat di bangsal tetapi tidak ada kemajuan sehingga di pindah ke ICU.
D. Riwayat Penyakit Dahulu
dilakukan pembedahan pada kaki kanannya akibat luka yang ditimbulkan oleh penyakit
Diabetes Melitus yang diderita Pasien.
E. Riwayat Penyakit Keluarga
Menurut keluarga pasien, dalam keluarga tidak ada yang menderita stroke, akan tetapi
keponakan pasien menyebutkan bahwa ayah dari pasien menderita DM semasa hidupnya.
F. Genogram
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
X
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Pasien
: Dalam satu rumah
: Meninggal
Kedua orang tua pasien telah meninggal, pasien hidup sendiri, dia dirumah bersama
seorang yang mengurusinya. Sedangkan orang orang terdekat adalah, keponakannya,akan
tetapi mereka sudah berkeluarga dan tinggal di luar kota untuk mengurus usahanya.
G. Primary Suvey
1. Airway
Tidak ada sumbatan jalan nafas berupa cairan, sputum atau benda asing.
2. Breathing
Respiratory rate
: 24
SPO2
: 99%
Suara nafas
: vesikuler
Irama nafas regular, tidak terdapat batuk, tidak ada retraksi dinding dada, tidak menggunakan
pernafasan cuping hidung.
3. Circulation
Suhu
: 37,1 C
TD
: 201/133 mmHg
MAP
: 137
HR
: 64 x/menit
Turgor kulit
: Buruk
Mata
: Tidak cekung
E=2
M=2
V=2
5. Eksposure
Terdapat luka lecet pada paha kanan, tangan kanan dan kiri serta terdapat luka bekas
debridement 7 bulan yang lalu pada kaki kanannya.
6. Fluid
Klien terpasang kateter no. 16 dengan jumlah urine 300 cc berwarna kuning jernih
7. Gastric
Klien terpasang NGT, cairan residu berwarna kuning.
H. Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum
Tingkat Kesadaran
GCS
BB/TB
1. Kepala
Inspeksi
2. Mata
Inspeksi
telinga, tidak ada lesi, terdapat serumen, tidak terdapat pengeluaran darah atau cairan.
4. Hidung
Inspeksi
hidung, tidak terdapat pengeluarean lender atau darah, terpasangoksigen 3 liter permenit
dengan nasal kanul dan terpasang NGT pada salah satu lubang hidung.
5. Mulut dan tenggorokan
Inspeksi
6. Leher
Inspeksi
Palpasi
Palpasi
10. Abdomen
Inspeksi
Perkusi
: Timpani
Auskultasi
12. Ekstermitas
Inspeksi
DATA PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
23 Mei 2013
Pemeriksaan
Glukosa sewaktu
Urea
Kreatinin
Cholesterol
HDL Cholesterol
LDL Cholesterol
Trigliserida
SGOT
SGPT
Asam urat
K
Na
Cl
HbsAg
Hasil
138
17
1,08
293
58
395
129
19
10
5,0
3,3
145
113
-
Satuan
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
mg/dl
u/L
u/L
mg/dl
mmol/L
mmol/L
mmol/L
Nilai normal
70-140
10-50
0,5-1,2
50-250
0-55
0-150
0-150
0-37
0-42
3,4-7
3,4-5,4
135-155
95-108
Negatif
Pemeriksaan
Hasil
7,36
4,47
Satuan
103/UL
106 /UL
Nilai normal
4,8-10,8
P : 4,7 6,1
W : 4,2-5,4
WBC
RBC
HGB
12,0
gr/dl
HCT
7,0
PLT
356
103/UL
P : 14-18 gr/dl
W : 12-16 gr/dl
P : 42-52 %
W : 37-47%
150-400
Hasil
Kuning
Jernih
1017
5,5
2+
3+
3+
Nilai Normal
Kuning Muda-Kuning
Jernih
1015-1030
4,0-7,8
-
1
10-15
15-25
-
1
0-5/LPB
0-2/LPB
-
+
+
4. Terapi obat
Nama obat
Ceftriaxon
Komposisi
30 Mei 2013
ceftriaxone sodium setara dengan ceftriaxone 1,0 g
pengob
Otitis me
kulit
Aminophilin
Sanmol
Brainact
Lapibal
Asma dan
Meredaka
Citicolin
Mecobalamin
demam yg
Gangguan
Neuropati
megalobla
Herbrezzer
Diltiazem Hcl
perifer.
Takhiaritm
penigkata
Futrolit
operasi, h
Perbaikan
pada taha
isotonik &
31 Mei 2013
ceftriaxone sodium setara dengan ceftriaxone 1,0 g
pengobata
Otitis med
Aminophilin
Sanmol
Brainact
Lapibal
kulit
Asma dan
Meredaka
Citicolin
Mecobalamin
demam yg
Gangguan
Neuropati
megalobla
Herbrezzer
Diltiazem Hcl
perifer.
Takhiaritm
penigkata
Futrolit
operasi, h
Perbaikan
pada taha
isotonik &
Ceftriaxone
pengobata
Otitis med
Aminophilin
Kalnex
kulit
Asma dan
Untuk fib
mg
prostatekt
angioneur
sesudah o
Brainact
Lapibal
Herbrezzer
Citicolin
Mecobalamin
operasi gi
Gangguan
Neuropati
Diltiazem Hcl
megalobla
Takhiaritm
penigkata
operasi, h
5. Pathway Kasus
Hipertensi
Penimbunan lemak/kolesterol yang meningkat
dalam darah
Lemak nekrotik dan berdegenerasi
Infiltrasi limfosit (trombus)
Penyempitan pembuluh darah
Pembuluh darah menjadi kaku
Tekanan Kapiler meningkat
Pembuluh darah pecah
Peningkatan volume interstisial
Stroke hemoragic
Udema
Refluks
Disfagia
Kelemahan Anggota
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
Gerak
Kerusakan
Mobilitas Fisik
Defisit
Perawatan Diri
K. Analisa Data
Analisa data
Data Subyektif : -
Etiologi
Gangguan aliran
Masalah
Ketidakefektifan
Data Obyektif :
perfusi jaringan
serebral
b. GCS
E:2
V:2
M :2
Kelemahan
Data Obyektif :
a.
Defisit Perawatan
Diri Total
Kontraktur atau
Hambatan mobilitas
kaku sendi
Fisik
MAP
HR
RR
SPO2
Data Subyektif :
: 137
: 64 x/menit
: 24 x/menit
: 99%
b.
c.
d.
e.
kesadaran
Tingkat kesadaran : Sopor
Membran mukosa kering
Konjungtiva pucat
Terpasang NGT dengan residu
berwarna kuning
f. Bising usus 8 x/menit
g. Klien mengalami kelemahan otot
h. LLA : 35 cm
Interprestasi LILA 122 (Obesitas)
i. Edema pada Ekstermitas atas dan
j.
k.
l.
m.
n.
o.
ekstermitas bawah
Turgor kulit buruk
WBC 7,36
RBC 4,47
HGB 12,0
HCT 7,0
PLT 356
Penyakit kronis
Ketidakseimbangan
(Stroke)
No
1
DS=Data Obyektif
a.
b.
c.
d.
e.
Gangguan
Kelebihan volume
mekanisme regulasi
cairan
L. Diagnosa keperawatan
1. Ketidakefektifan perfusi jaringan cerebral b/dgangguan aliran arteri atau vena
2. Kelebihan Volume cairan b.d Gangguan mekanisme regulasi
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penyakit kronis (Stroke)
4. Defisit perawatan diri total b/d kelemahan
5. Hambatan mobilitas fisik b/d kaku sendi atau kontraktur
M. Nursing Care Plan
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan perfusi
NOC :
NOC
jaringan cerebral
Circulation status
berhubungan dengan
vena
kriteria hasil:
Tekanan systole dan diastole dalam rentang
normal
TD : Sistole
NIC
NIC :
Monitor TTV
: 120-140 mmHg
Diastole : 70 90 mmHg
HR : 60 100 x /menit
RR : 15-22 x/menit
Pertahankan pemberian O2
: 36 37,5C
regulasi
dengan indikator:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Ketidakseimbangan nutrisi
NOC:
b.
berhubungan dengan
mengunyah
b.
normal
Mempertahankan massa tubuh dan berat
c.
f.
g.
pucat,
kemerahan,
berhubungan dengan
intoleransi aktivitas
Monitor
kemampuan
klien
NOC :
Mobilisasi
NIC :
a. Monitor nutrisi dan sumber energi
adekuat
(takikardi,
disritmia,
nafas,
c.
pucat,
perub
hemodinamik)
diaporesis,
Diagnosa Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Ketidakefektifan
perfusi 1. Memonitor TTV ( Perjam, 11.00 14.00)
S=-
O=
Vital
RM12
Pupil
Input
Outpu
O2 3 l
Kesad
Thera
dokter
A=
Masalah
P=
Lanjutka
1. Panta
2. Mon
reaks
3. Mon
4. Panta
S=O=
Input
Urin 1
TTV t
A= Masa
3.
Ketidakefektifan
P= Lanju
S =-
O=
Vital
RM12
Pupil
Input
Outpu
O2 3 l
A=
Masalah
P=
Lanju
1. Panta
2. Mon
gangguan
mekanisme
regulasi
reaks
3. Mon
4. Panta
S=O=
Input
Urin 1
Balanc
TTV t
A= Masa
5
Hambatan
Mobilitas
P= Lanju
Fisik 1. Memonitor respon kardiovaskuler terhadap aktivitas S= -
atau kontraktur
O=
Tida
O2 n
A = Mas
P = Lanj
1. Moni
2. Panta
3. Pan
Defisit
perawatn
diri
total
keper
4. Perta
Memonitor kemampuan klien untuk perawatan diri S = yang mandiri. ( Jam 14.50)
Memonitor dan membantu kebutuhan klien untuk O =
Pasien
Pasie
person
Pasie
mandi
A=
Masalah
P=
Lanjutka
7
Ketidakefektifan
1. Bantu
S= -
O=
Vital
stimulus. (05.00)
4. Memonitor status cairan (06.00)
5. Memantau tingkat kesadaran pasien. (07.00)
RM12
Pupil
Input
Outpu
Cairan
O2 3 l
Kesad
A=
Masalah
P=
Lanjutka
1. Panta
2. Mon
Hambatan
Mobilitas
Fisik
a.
reaks
3. Mon
4. Panta
terhadap S= -
aktivitas
(takikardi,
diaporesis,
pucat,
disritmia,
perubahan
sesak
nafas,
hemodinamik). O =
(05.00)
b. Memantau respon oksigen pasien terhadap
aktivitas keperawatan (05.00)
c. Mempertahankan pemberian oksigen. (perjam
21.0 07.00)
d. Memantau kemampuasn pasien mobilisasi di
tempat tidur. (05.00 07.00).
Vital
RM12
Tidak
O2 na
Pasi
mengg
A=
Masalah
P=
Lanjutka
Defisit
perawatan
diri
total a.
1. Pantau
2. Pantau
3. Pantau
Memonitor kemampuan klien untuk perawatan diri S = yang mandiri.
b.
c.
Pasie
kesada
Pasie
person
Pasie
mandi
A=
Masalah
P=
Lanjutka
Diagnosa Keperawatan
Implementasi Keperawatan
Ketidakefektifan
perfusi 1. Memonitor TTV ( perjam, 08.00 07.00).
S=-
O=
Vital
atau vena
RM12
Pupil
Input
Outpu
Balan
O2 3 l
Kesad
A=
Masalah
P=
Lanjutka
1. Panta
2. Mon
reaks
3. Mon
4. Panta
S=O=
Input
Urin 1
TTV t
regulasi
A= Masa
3
Defisit
perawatn
diri
total a.
P= Lanju
S=-
O=
aktivitas
Pasien
oral; h
Pasie
mandi
A=
Masalah
P=
Lanjutka
1. Bant
4..
Ketidakefektifan
S=-
O=
Vital
atau vena
RM12
Pupil
Kekua
Kekua
Input
Outpu
Balan
O2 3 l
A=
Masalah
P=
Lanjutkan
gangguan
regulasi
mekanisme
1. Pantau
2. Monit
3. Monit
4. Pantau
S=O=
Input
6.
Hambatan
mobilisasi
a.
(takikardi,
disritmia,
sesak
Urin 6
Balan
TTV
A= Masa
P= Lanju
terhadap S= nafas,
O=
Vital
RM12
Tidak
O2 nas
A=
Masalah t
P=
Lanjutka
7.
Defisit
perawatan
diri
total
1. Panta
2. Panta
3. Panta
a. Memonitor kemampuan klien untuk perawatan diri S = yang mandiri.(jam 14.40)
b. Memonitor dan membantu kebutuhan klien untuk O =
alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
berhias, toileting dan makan. ( 15.00)
c. Membantu sampai klien mampu secara utuh untuk
melakukan self-care.( 15.00)
Pasie
bersih
15.50)
Pasie
mandi
A=
Masalah
P=
Lanjutka
8.
Ketidakefektifan
1. Bant
S=-
O=
Vital
stimulus. (05.45)
RM12
Suhu
Pupil
Input
Outpu
Cairan
O2 3 l
Kesad
A=
Masalah
P=
Lanjutka
1. Panta
2. Mon
9.
Hambatan
moibilitas
fisik
reaks
3. Kaji
4. Mon
5. Panta
terhadap S= -
aktivitas
atau kontraktur.
(takikardi,
disritmia,
sesak
nafas,
16.50)
Memantau respon oksigen pasien terhadap aktivitas
keperawatan ( jam 18.50)
Mempertahankan pemberian oksigen ( jam 18.50)
Vital
RM12
Tidak
O2 nas
A=
Masalah
P=
Lanjutka
10.
Defisit
perawatn
diri
total
1. Pan
2. Pan
3. Pan
4. Ajar
a. Memonitor kemampuan klien untuk perawatan diri S = yang mandiri. (05.00)
b. Memonitor dan membantu kebutuhan klien untuk O =
alat-alat bantu untuk kebersihan diri, berpakaian,
person
Pasie
Pasie
mandi
melakukan self-care.(05.00)
A=
Masalah
P=
Lanjutka
11.
Ketidakseimbangan
nutrisi
1. Bantu
S=-
kronis (stroke).
jaringan konjungtiva
4. Memonitor intake nutrisi
5. Mengatur posisi semi fowler atau fowler tinggi
selama makan
Turgo
Pasien
Pemb
Diit d
Munta
Intervens
1. Memo
2. Meng
makan
3. Memp
Diagnosa Keperawatan
Ketidakefektifan perfusi jaringan
cerebral
berhubungan
dengan
Implementasi Keperawatan
a. Memonitor TTV(perjam 08.00
Evalua
S = Klien mengatakan
14.00)
b. Memonitor SPO2, ukuran pupil, ,
kesimetrisan dan reaksi (13.45)
c. Memonitor tonus otot pergerakan.
(10.20)
d. Catat perubahan pasien dalam
merespon stimulus(13.45).
e. Memonitor status cairan(13.00)
f. Mengkaji adanya perubahan tingkat
kesadaran(13.45).
O=
TD 168/88 mmHg
HR 94 x/menit
RR 27 x/menit
SPO2 98%
Pupil isokor ukuran
Kekuatan otot eks.
Kekuatan otot eks.
Input IVFD Futroli
Output Urine = 250
Balance + 200 ml (
O2 3 liter/menit
Kesadaran spoor G
A=
gangguan
mekanisme
Defisit
perawatn
diri
total
O=
regulasi
reaksi.
3. Kaji kekuatan otot
4. Monitor status cai
5. Pantau perubahan
S=-
O=
Pasien tampak b
Hambatan
Mobilitas
fisik a.
Memonitor nutrisi
c.
aktivitas
(takikardi,
A=
e.
(07.00)
Mempertahankan pemberian oksigen
(07.00)
5.
a. Memonitor TTV
keperawatan.
3. Pantau kemampua
4. Ajarkan latihan RO
5. Mobilisasi tempat
S:-
cerebral
O=
berhubungan
dengan
A=
Lanjutkan intervens
1. Pantau vital sign
2.
Monitoring SPO2 ,
reaksi.
gangguan
regulasi
mekanisme
S=O=
Hambatan
mobilitas
fisik a.
b.
aktivitas
(takikardi,
perubahan
hemodinamik)
(16.00)
c.
A=
8.
Defisit
perawatan
diri
total a.
1. Latihan ROM Pa
2. Mobilisasi/ 4 jam
3. Pertahankan pem
Memonitor kemampuan klien untuk S = perawatan diri yang mandiri.
b.
Memonitor
dan
membantu O =
personal hygiene. (
Pasien belum bi
mandiri. (16.30)
A=
9.
berhubungan
Memonitor TTV
S=-
O=
(05.30)
d. Catat perubahan pasien dalam
merespon stimulus.
e.
A=
10
a.
ketidakseimbangan
reaksi.
3. Kaji kekuatan otot
4. Monitor status caira
5. Pantau perubahan t
dan sumber S= -
Memonitor nutrisi
energi yang adekuat.
kebutuhan
aktivitas
(takikardi,
perubahan
hemodinamik)
(06.30)
d. Memantau respon oksigen pasien
terhadap aktivitas keperawatan
A=
(06.40)
e. Mempertahankan pemberian oksigen
(06.30)
P=
Lanjutkan Intervensi
1. Latihan ROM Pa
2. Mobilisasi ditem
3. Kolaborasi dala
liter/menit.
11.
Defisit
perawatn
diri
total a.
b.
Memonitor
dan
membantu O =
pasien
menunj
penuh.Pasien tamp
dilakukan personal
Pasien tampak b
care. (07.30)
A=
1. Bantu pasien d
BAB IV
PEMBAHASAN
Stroke adalah penyebab kematian yang utama.Pola penyebab kematian di rumah sakit
yang utama dari data Departemen Kesehatan Republik Indonesia yang menyebutkan bahwa
stroke menempati urutan pertama sebagai penyebab kematian di RS.Stroke merupakan
penyebab kematian nomor tiga setelah penyakit jantung dan kanker secara global.
Penulis melakukan tahap pengkajian antara lain : Identitas klien, riwayat
keperawatan, keluhan utama, pemeriksaan fisik serta pemeriksaan penunjang untuk
menegakkan suatu diagnosa.
Setelah mendapatkan data dari pengkajian, selanjutnya data tersebut diinterpretasikan
dan dianalisa untuk mengetahui masalah keperawatan yang muncul. Kemudian penulis
menentukan dan menegakkan diagnosa keperawatan utamayaitu :Ketidakefektifan perfusi
jaringan cerebral berhubungan dengan gangguan aliran arteri atau vena, Defisit perawatan
diri total berhubungan dengan kelemahan, Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan
kaku sendi atau kontraktur, Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
berhubungan dengan penyakit kronis (Stroke)
Sedangkan
pada
teoritis
diagnosa
keperawatan
yang
mungkin
muncul
Pada tahap perencanaan didalam tindakan yang nyata yang diharapkan dari tindakan
keperawatan yang telah dilaksanakan dengan intervensi yang disusun, walaupun ada
sebagian yang tidak bisa dilaksanakan karena minimnya waktu yang diberikan dan sarana
yang kurang memadai.Walaupun demikian dalam melaksanakan asuhan keperawatan penulis
mendapat hambatan dan kesulitan yang berupa intervensi yang diberikan hanya Tiga hari
saja.
Pada kasus Ny.Hdilakukan Pelaksanaan Pelaksanaan ROM dapat diaplikasikan
minimal 2 kali sehari, hal ini sesuai dengan jurnal Sri Puguh Kristiyawati dan Febrina
Sukmaningrum (2011) dengan judul Efektivitas Range Of Motion (ROM) Aktif-Asistif :
Spherical Grip Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstrimitas Atas pada Paien Stroke
di RSUD Tugurejo Semarang. Berdasarkan penelitian, Latihan ROM dapat dilakukan
karena sangat efektif bagi pemulihan pasien stroke yang mengalami hemipharesis. Latihan
gerak secara berulang membuat konsentrasi untuk melakukan gerakan berulang dengan
kualitas sebaik mungkin.
Jurnal dari Dianna C. Haryono1, Andreanus A. Soemardji1, Felesia Fanty Peranan
Terapi Akupunktur GI pada Penderita Stroke di Pelayanan Akupunktur UPT Kesehatan
Institut Teknologi Bandung. Akupunktur GI merupakan teknik penusukan jarum yang
menggabungkan ilmu pengobatan timur dan ilmu kedokteran barat berdasarkan prinsip
pemijatan dengan titik utama 2 di leher, 3 di perut dan 2 di tungkai bawah. WHO (World
Health Organization) menyatakan akupunktur sebagai pengobatan efektif menangani kasus
stroke. Penelitian ini bertujuan untuk menguji peranan terapi Akupunktur GI secara klinis
pada penderita stroke. Kajian observasional dilakukan selama 3 bulan (Februari April
2011) kepada pasien stroke yang diterapi Akupunktur GI di Klinik Akupunktur Sukamenak
dan UPT Bumi Medika Ganesa ITB.
Akupunktur GI berperan efektif dalam meningkatkan aktivitas motorik pasien
stroke yang ditunjukkan melalui peningkatan kemandirian dalam melakukan aktivitas seharihari, peningkatan kemampuan dalam mengontrol tubuh dan melakukan berbagai gerakan,
serta peningkatan kekuatan fisik. Pada pasien NY. H tidak dilakukannya terapi akupuntur GI.
Menurut Wahjoepramono (2005) obat -obat ini berfungsi untuk menghambat
pembentukan zat-zat toksin seperti nitrit oksida, beberapa radikal bebas dan aktivasi
phospolidase. Jika hal ini tidak dihambat, maka dalam beberapa jam akan terjadi kerusakan
yang irreversible. Obat yang memberikan efek neuroprotektif adalah citicolin, piracetam, dan
nimodipin.Hal ini sesuai dengan terapi medis yang diperoleh pasien, yaitu citicolin injeksi
intravena dengan dosis 2 x 500 gram.Obat-obat tersebut memperbaiki cedera otak yang
disebabkan otak dengan mencegah otak mengalami iskemik, sehingga tidak menyebabkan
infark (Junaidi, 2011). Pada klien NY. H diberikan terapi injeksi citicolin.
Evaluasi merupakan tahap terakhir dari proses keperawatan. Kegiatan evaluasi ini
adalah membandingkan hasil yang telah dicapai setelah implementasi keperawatan dengan
tujuan yang diharapkan dalam perencanaan.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian berskala cukup besar dilakukan oleh ASNA (AseanNeurologic
Association) di 28 Rumah Sakit di seluruh Indonesia. Penelitian inidilakukan pada penderita
stroke akut yang dirawat di Rumah Sakit (hospitalbased study) dan dilakukan survey
mengenai faktor-faktor risiko, lamaperawatan dan mortalitas serta morbiditasnya. Hasilnya
menunjukkan bahwapenderita laki-laki lebih banyak dari perempuan dengan profil usia di
bawah45 tahun cukup banyak yaitu 11,8%, usia 45-64 tahun berjumlah 54,7% dandi atas
usia 65 tahun 33,5%. (Misbach,2007).Penilaian yang akurat dan tepat dari Activities of
Daily Living (ADL)pada pasien pasca stroke sangat penting untuk menilai outcome
dariperawatan stroke. Kwon dkk melakukan penilaian disabilitas pada pasienpasca stroke
dengan menilai Barthel Index (BI), motor component ofFunctional Independence Measure
(M-FIM) dan modified Rankin Scale(mRS). Mereka mendapatkan hubungan erat antara BI,
M-FIM dan mRS
dalam menilai disabilitas pasien stroke secara umum (Kwon dkk,2004).Pada klien
dengan stroke, terdapat beberapa masalah keperawatan yang muncul diantaranya adalah
ketidakefektifan perfusi jaringan serebral, ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan
tubuh, hambatan mobilitas fisik, dan defisit perawatan diri.Untuk diagnosa hambatan
mobilitas fisik, salah satu implementasi yang dapat dilakukan adalah dengan latihan rentang
gerak atau Range of Motion (ROM).Untuk pasien dengan penurunan kesadaran dapat
dilakukan ROM pasif, dan untuk pasien yang tidak mengalami penurunan kesadaran, dapat
dilakukan ROM aktif.
Berdasarkan tujuan keperawatan yang telah ditetapkan, masalah keperawatan yang
teratasi adalah ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.Untuk 3 diagnosa
keperawatan lainnya, belum dapat teratasi sepenuhnya.Dikarenakan keterbatasan waktu
sehingga mahasiswa hanya mengobservasi klien selama 3 hari, dari tanggal 30 Mei1 Juni
2013.
B. Saran
Dalam kesimpulan diatas maka penulis dapat mengemukakan saran saran sebagai
berikut :
1. Bagi Mahasiswa
Hendaknya lebih proaktif, cepat dan tanggap dalam menghadapi segala situasi dan
kondisi yang dihadapi baik dalam teori atau kasus lapangan, khususnya pada proses
kegawat daruratan.
2.
Lahan Praktek
Diharapkan pada lahan lebih meningkat pelayanan.
a.
jam sekali.
Dan melakukan terapi akupuntur GI pada pasien stroke jika perlu.
Institusi Pendidikan
Dapat membimbing dalam proses pembuatan asuhan keperawatan khususnya pada
kegawat daruratan dengan sabar dan teliti serta memotivasi para mahasiswa dalam segi
mental dan spiritual.
DAFTAR PUSTAKA
Arief Mansjoer, dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran. Jilid 1, Edisi 3. Jakarta : Media
Aesculapius FKUI
Potter dan Perry. 2006. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC.
Smeltzer,S.C& Bare,B.G. 2006. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah.Edisi 8.Jakarta : EGC
Sudoyo,W.et al. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III.Edisi 4.Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam.
Wilkinson, JM & Ahern,N. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan, Intervensi NIC, kriteria
hasil NOC.Edisi 9.Jakarta : EGC
Kristyawati, et al. 2011.Efektivitas Range of Motion (ROM) : Aktif Asistif : Spherical Grip
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Ekstrimitas Atas pada Pasien Stroke di RSUD Tugurejo
Semarang.
Santana,A&Fathi, A 2005. Pemenuhan Mobilisasi Pada Pasien Post Stroke Di Ruang Unit Stroke
Rumah Sakit UmumDr. Pirngadi Medan.