OLEH:
MIKAEL LANGKOLA
NIM: 1420121092
TAHUN 2022
BAB I
PENDAHULUAN
Keadaan ketika tekanan darah sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 80 mmHg itu merupakan Hipertensi. Menurut Muttaqin A, 2009
Hipertensi sering menyebabkan perubahan pada pembuluh darah yang dapat
mengakibatkan semakin tingginya tekanan darah.
Makanan lemak yang dipilih, aktifitas kebiasaan yang tidak sehat, merokok,
minum kopi dan gaya hidup. Penyakit dari gaya hidup dapat menjadi akibat
modren serta penyebab sebagai penyakit non infeksi (Anindya, 2009).
Menurut Riskesdas, 2013 Tingginya angka kejadian hipertensi yang terus
meningkat dan akan menyebabkan komplikasi. Penatalaksanaan hipertensi yang
tidak dilakukan dengan baik dapat menyebabkan komplikasi. Apabila tidak
ditangani hipertensi dengan cepat akan menimbulkan komplikasi yaitu stroke,
gagal jantung, gagal ginjal kronik dan retinopati (Nuraini, 2015).
Menurut data WHO diseluruh dunia sekitar 972 juta orang atau 26,4
persen orang mengidap hipertensi di seluruh dunia, 29,2 persen kemungkinan
akan meningkat ditahun 2025. Menurut Yonata, 2016 Dari 972 juta pengidap
hipertensi, 333 juta berada di negara maju dan sisanya berada di negara
berkembang, termasuk indonesia.
Gulai Bancah 418 orang, dari wawancara yang dilakukan pada petugas Puskesmas
Gulai Bancah didapatkan bahwa penderita hipertensi banyak yang tidak rutin
mengontrol tekanan darah, memiliki kebiasaan merokok, pola hidup yang tidak
sehat.
Kondisi tersebut diatas jika tidak diatasi maka akan memicu terjadi
hipertensi dan berlanjut pada komplikasi seperti gagal jantung, stroke, kerusakan
pada ginjal dan kebutaan (Widyanto, 2014).
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
Konsep merupakan penyusunan utama dalam pembentukan pengetahuan ilmiah
dan filsafat pemikiran manusia. Konsep merupakan abstraksi suatu ide atau
gambaran mental, yang dinyatakan dalam suatu kata atau symbol. Konsep
dinyatakan juga sebagai bagian dari pengetahuan yang dibangun dari berbagai
macam karakteristik. Konsep keluarga adalah abstraksi atau ide – ide secara teori
tentang keluarga. ( Harmoko, 2012 ).
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-ikatan
kebersamaan dan ikatan emosional dan yang mengidentifikasikan diri mereka
sebagai bagian dari keluarga. Friedman (1998, dalam Suprajitno, 2004).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan Depkes RI (1998 dalam
Effendy, 1998).
Sayekti (1994 dalam Suprajitno 2004) berpendapat bahwa keluarga adalah
suatu ikatan/persekutuan hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang
berlainan jenis yang hidup bersama atau seorang laki-laki atau seorang
perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa anak, baik anaknya sendiri
atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
Menurut WHO ( 1969 ), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan.
Menurut Bergess ( 1962 ) keluarga terdiri atas kelompok orang yang
mempunya ikatan perkawinan, keturunan/hubungan sedarah atau hasil adopsi,
anggota tinggal bersama dalam satu rumah, anggota berinteraksi dan komunikasi
dalam peran social, serta mempunyai kebiasaan/ kebudayaan yang berasal dari
masyarakat, tetapi mempunyai keunikan tersendiri.
Menurut Departemen Kesehatan RI ( 1998 ), keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling
ketergantungan
2. Tujuan dasar keluarga
1. Tradisional
a. Keluarga inti (Nuclear Family)
Adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu dan anak-anak.
b. The dyad family
Keluarga yang terdiri dari suami dan istri ( tanpa anak ) yang hidup
bersama dalam satu rumah.
c. Keluarga usila
Keluarga yang terdiri dari suami istri yang sudah tua dan anak sudah
memisahkan diri
d. The childless family
Keluarga tanpa anak karena terlambat menikah dan untuk mendapatkan
anak terlambat waktunya, yang disebabkan karena mengejar karier /
pendidikan yang terjadi pada wanita.
e. Exstende Family
Keluarga besar adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara
misalnya, nenek, kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi dan
sebagainya.
f. The single – perent family ( keluarga duda atau janda )
Keluarga yang terdiri dari satu orang tua ( ayah dan ibu ) dengan anak, hal
ini terjadi biasanya melalui proses perceraian, kematian dan ditinggalkan
( menyalahi hokum pernikahan )
g. Commuter family
Kedua orang tua bekerja di kota yang berbeda, tetapi salah satu kota
tersebut sebagai tempat tinggal dan orang tua yang bekerja diluar kota
bisa berkumpul pada anggota keluarga pada saat akhir pecan ( week –
end )
h. Multigenerational family
Keluarga dengan beberapa generasi atau kelompok umur yang tinggal
bersama dalam satu rumah.
i. Kin – network family
Beberapa keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah atau saling
berdekatan dan saling menggunakan barang – barang dan pelayanan
yang sama, misalnya : dapur, kamar mandi, televise, telepon, dll
j. Blended family
Keluarga yang dibentuk oleh duda atau janda yang menikah kembali dan
membesarkan anak dari perkawinan sebelumnya.
k. The single adult living alone / single adult family
Keluarga yang terdiri dari orang dewasa yang hidup sendiri karena
pilihannya atau perpisahan ( separasi ), seperti : perceraian, atau ditinggal
mati.
2. Non – tradisional
a. The unmarried teenage mother
Keluarga yang terdiri dari orang tua ( terutama ibu ) dengan anak dari
hubungan tanpa nikah
b. The stepparent family
Keluarga dengan orangb tua tiri
c. Commune family
Beberapa pasangan keluarga ( dengan anaknya ) yang tidak ada
hubungan saudara, yang hidup bersama dalam satu rumah, sumber dan
fasilitas yang sama, pengalaman yang sama, sosialisasi anak dengan
melalui aktivitas kelompok / membesarkan anak bersama
d. The nonmarital heterosexual cohabitingfamily
Keluarga yang hidup bersama berganti – ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
e. Cohabitating couple
Orang dewasa yang hidup bersama diluar ikatan perkawinan karena
beberapa alas an tertentu
f. Group marriage family
Beberapa orang dewasa yang menggunakan alat – alat rumah tangga
bersasssma, yang merasa telah saling menikah satu dengan yang lainnya,
berbagi sesuatu, termasuk sexual dan membesarkan anaknya.
g. Group network family
Keluarga inti yang dibatasi oleh set aturan / nilai – nilai, hidup berdekatan
satu sama lain dan saling menggunakan barang – barang rumah tangga
bersama, pelayanan dan bertanggung jawab membesarkan anaknya.
h. Foster family
Keluarga menerima anak yang tidak ada hubungan keluarga / saudara
dalam waktu sementara, pada saat orang tua anak tersebut perlu
mendapatkan bantuan untuk menyatuhkan kembali keluarga yang
aslinya.
i. Homeles family
Keluarga yang terbentuk dan tidak mempunyai perlindungan yang
permanen karena krisis personal yang dihubungkan dengan keadaan
ekonomi dan natau problem kesehatan mental.
j. Gang
Sebuah bentuk keluarga yang destruktif, dari orang – orang muda yang
mencari ikatan emosional dan keluarga yang mempunyai perhatian,
tetapi berkembang dalam kekerasan dan criminal dalam kehidupannya.
5. FUNGSI KELUARGA
Umpan
balik
a. Input ( Masukan ) terdiri atas : anggota keluarga, fungsi keluarga, aturan dari
keluarga ( masyarakat ) sekitar ( luas ), budaya, agama, dan sebagainya.
b. Throughput ( Proses ) merupakan proses yang terjadi dalam melaksanankan
fungsi keluarga.
c. Output ( Keluaran ) adalah hasil dari suatu proses yang berbentuk perilaku
keluarga yang terdiri atas perilaku social, perilaku kesehatan, perilaku sebagai
warga Negara, dan lain – lain.
d. Feedback ( umpan balik ) adalah pengontrolan dalam masukan dan proses
yang berasal dari keluaran.
Menurut Bruner dan Suddarth, 2002 Hipertensi adalah tekanan darah persisten
dimana tekanan sistoliknya di atas 140 mmHg dan tekanan diastolic di atas 90 mmHg.
Pada populasi manula, hipertensi didefinisikan sebagai tekanan sistolik 160 mmHg dan
tekanan diastolic 90 mmHg.
Menurut Price (2005) Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis
di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama).
Faktor risiko yang melekat pada penderita hipertensi dan tidak dapat diubah,
antara lain : umur, jenis kelamin, dan genetik.
Faktor risiko yang diakibatkan perilaku tidak sehat dari penderita hipertensi
antara lain merokok, diet rendah serat, konsumsi garam berlebih, kurang aktifitas
fisik, berat badan berlebih/kegemukan, konsumsi alkohol, dan stress.
2) Pandangan kabur
3) Pusing
6) Muka merah
7) Sakit kepala
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang pembuluh darah
sebagai respon rangsang emosi, kelenjar adrenal juga terangsang, mengakibatkan
tambahan aktivitas vasokontriksi. Vasokontriksi yang mengakibatkan penurunan aliran
ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin, yang merangsang pembentukan angiotensin I
yang kemudian diubah menjadi angiotensin II. Suatu vasokonstriktor yang dapat
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks
Faktor predisposisi
Arteri tidak mengembang Rangsangan saraf Dan Hormon Denyut Epinefrin dan norepinefrin
Penurunan koping
keluarga
Gangguan sirkulasi Informasi kurang
Suplai O 2
Resiko gangguan
Darah otak
Perfusi cerebral
Nyeri kepala
6) Gagal ginjala
6. Penatalaksanaan Hipertensi
1) Penatalaksanaan medis
Tujuan penatalaksanaan medis pada klien dengan hipertensi adalah mencegah terjadinya morbiditas dengan
mortalitas penyerta dengan mencapai dan mempertahankan tekanan darah di bawah 140/90 mmHg.
Beberapa penelitian menunjukkan pendekatan nonfarmakologi yang dapat mengurangi hipertensi adalah
sebagai berikut :
Obat-obat anti hipertensi dapat dipakai sebagai obat tunggal atau campur dengan obat lain, obat-obat ini
diklasifikasikan menjadi lima kategori, yaitu :
1) Diuretik
7. Pencegah Hipertensi
2) Melakukan antisipasi fisik secara teratur atau berolaraga secara teratur dapat mengurangi ketegangan
pikiran (strees) membantu menurunkan berat badan, dapat membakar lemak yang berlebihan.
3) Diet rendah garam atau makanan, kegemukan (kelebihan berat badan harus segera di kurangi)
4) Latihan ohlaraga yang dapat seperti senam aerobic, jalan cepat, dan bersepeda paling sedikit 7 kali dalam
seminggu.
5) Memperbanyak minum air putih, minum 8-10 gelas/ hari.
6) Memeriksakan tekanan darah secara normal / berkala terutama bagi seseorang yang memiliki riwayat
penderita hipertensi.
7) Menjalani gaya hidup yang wajar mempelajari cara yang tepat untuk mengendalikan stress. (Bambang
Sadewo, 2004)
C. ` Askep Teoritis
1. Pengkajian Keluarga
a) Data Umum :
1. Komposisi keluarga
Komposisi keluarga berkenaan dengan siapa anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian dari
keluarga mereka. Identifikasi tidak hanya meliputi penghuni rumah, tetapi keluarga besar lainnya atau
anggota keluarga fiktif yang merupakan bagian dari “suatu keluarga”, tetapi tidak hidup dalam satu rumah
tangga. Dengan memperoleh data tentang komposisi keluarga lebih memungkinkan anggota keluarga
mengetahui minat terhadap keluarga secara keseluruhan dari pada hanya memperoleh data klien individu.
2. Genogram
Genogram keluarga adalah suatu diagram yang menggambarkan konstelasi atau pohon keluarga.
Genogram ini merupakan suatu alat pengkajian informatif yang digunakan untuk mengetahui keluarga dan
riwayat keluarga serta sumbernya.
3. Tipe keluarga
Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam satu atap. Tipe keluarga dapat di lihat dari
komponen dan genogram dalam keluarga
Pengkajian kebudayaan klien (individu dan keluarga) merupakan hal penting dari pengkajian dalam
pemberian asuhan yang sesuai dengan kebudayaan. Pengkajian kebudayaan “memerlukan penerimaan
terhadap realitas ganda, suatu pemahaman tentang perbedaan dan keterbukaan, kepekaan, dan sikap ingin
tahu”.
Latar belakang budaya dapat dikaitkan dengan anggota keluarga dengan hipertensi misalnya dengan pola
makan orang Sumatera
Informasi tentang keyakinan agama keluarga dan praktiknya sangat berhubungan erat dengan etnisitas
sehingga harus juga dimasukkan sebagai dari pengkajian. Keyakinan beragama sering memengaruhi
konsepsi keluarga tentang sehat-sakit dan bagaimana anggota keluarga yang sakit ditangani.
6. Bahasa
Bahasa yang digunakan secara ekslusif atau sering di rumah, kemampuan anggota keluarga berbahasa, dan
bahasa apa yang digunakan di luar rumah.
Satus ekonomi keluarga adalah suatu komponen kelas sosial yang menunjukkan tingkat dan sumber
penghasilan keluarga. Penghasilan yang cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara umum
diperoleh dari anggota keluarga yang bekerja atau dari sumber penghasilan sendiri seperti uang pensiun
dan tunjangan, sebagian penghasilan lain yang diperoleh dari dinas sosial atau asuransi bagi orang yang
tidak bekerja umumnya kecil, tidak stabil atau hampir tidak maupun.
8. Aktifitas rekereasi atau waktu luang keluarga
Rekreasi keluarga tidak hanya di lihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama unuk mengunjungi tempat
rekreasi tertentu namun dengan menonton televisi dan mendengarkan radio juga merupakan
aktivitas rekreasi.
Tahap perkembangan keluarga ditentukan dengan anak tertua dari keluarga ini.
Menjelaskan mengenai tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta kendala
mengapa tugas
Riwayat keluarga inti pada tahap ini yang dikaji adalah hubungan keluarga inti, dan apa latar belakang
sebelum menjalani sebuah keluarga.
4. Riwayat keluarga sebelumnya :
Dijelaskan mengenai riwayat kesehatan pada keluarga dari pihak suami dan istri.
Pada anggota keluarga hipertensi dapat diturunkan dari anggota keluarga sebelumnya atau dari orang
tua.
c) Data Lingkungan
1. Karakteristik rumah :
Bagian ini berfokus pada karakteristik tertentu dari lingkungan rumah keluarga, yang dapat
memengaruhi kesehatan keluarga. Bagian pertama menggambarkan aspek perumahan keluarga dalam
hal struktur, keamanan, dan bahaya kesehatan lain. Bagian kedua menjelaskan tentang sumber di
rumah yang berhubungan dengan kesehatan anggota keluarga. Bagian ketiga berfokus pada lingkungan
yang meningkatkan jumlah keluarga dan faktor lingkungan yang memengaruhi kesehatan anggota
keluarga.
Keluarga sehat adalah keluarga yang aktif dan mencari cara dengan inisiatif sendiri untuk berhubungan
dengan berbagai kelompok komunitas. Keluarga yang berfungsi dengan cara yang sehat memersepsikan
diri mereka sendiri sebagai bagian dari komunitas yang lebih besar. Bagian dari koping yang berhasil
adalah kemampuan mereka untuk memastikan kepatuhan dari lingkungan atau mempertahankan
keluarga yang ramah lingkungan, berarti bahwa di dalam komunitas keluarga mampu mencari,
menerima dan/atau menerima sumber yang sesuai untuk memenuhi kebutuhan makanan, pelayanan,
dan informasi.
Lingkungan dan komunitas yang lebih luas yang ditempati keluarga, memiliki pengaruh nyata terhadap
kesehatan keluarga.
Menjelaskan mengenai waktu digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan keluarga yang
ada sejauh mana interaksinya dengan masyarakat.
Pada anggota hipertensi perlu adanya dukungan dari anggota keluarga karena penyakit hipertensi
bersifat menahun
d) Struktur keluarga
1. Pola Komunikasi Keluarga :
Pola komunkasi keluarga merupakan karakteristik, pola interaksi sirkular yang bersinambung yang
menghasilkan arti transaksi antara anggota keluarga. Pola komunikasi melalui interaksi yang dapat
memenuhi kebutuhan afektif keluarga. Kemampuan anggota keluarga untuk mengenal dan merespon
pesan nonverbal merupakan aspek penting pada keluarga yang sehat.
Pola komunikasi yang tidak sehat dapat memicu terjadinya stress pada anggota keluarga yang beresiko
terhadap hipertensi terutama pada anggota keluarga yang berusia dewasa sampai lanjut usia.
Sebuah peran didefenisikan sebagai kumpulan dari perilaku yang secara relatif homogen dibatasi secara
normatif dan diharapkan dari seorang yang menempati posisi sosial yang diberikan. Peran berdasarkan
pada pengharapan atau penetapan peran yang membatasi apa saja yang harus dilakukan oleh individu
di dalam situasi tertentu agar memenuhi pengharapan diri atau orang lain terhadap mereka.
Adanya anggota keluarga yang hipertensi memerlukan peran informal keluarga dalam merawat anggota
keluarga sekaligus sebagai sistem dukungan bagi anggota keluarga.
Norma keluarga adalah pola perilaku yang dianggap benar oleh masyarakat, sebagai sesuatu yang
berdasarkan pada sistem nilai keluarga. Norma menentukan perilaku peran bagi setiap posisi di dalam
keluarga dan masyarakat serta menetapkan bagaimana mempertahankan atau menjaga hubungan
timbal balik, dan bagaimana perilaku peran dapat berubah dengan perubahan usia.
Dukungan pada anggota keluarga hipertensi diperlukan bagi anggota keluarga seperti mengingatkan
atau menghindari faktor resiko, dan mengingatkan untuk melakukan kontrol.
e) Fungsi keluarga
1. Fungsi Afektif :
Fungsi afektif merupakan dasar utama baik untuk pembentukan maupun keberlanjutan unit keluarga itu
sendiri, sehingga fungsi afektif merupakan salah satu fungsi keluarga yang paling penting. Memelihara
saling asuh antara suami dan istri, perkembangan hubungan yang akrab, keseimbangan saling
menghormati,
Fungsi sosialisasi adalah fungsi yang dibutuhkan untuk kelangsungan hidup masyarakat. Fungsi
sosialisasi merujuk pada banyaknya pengalaman belajar yang diberikan dalam keluarga yang ditujukan
untuk mendidik anak-anak tentang cara menjalankan fungsi dan memikul peran orang dewasa.
Fungsi fisik keluarga dipenuhi oleh orang tua yang menyediakan makanan, pakaian, tempat tinggal,
perawatan kesehatan, dan perlindungan terhadap bahaya. Pelayanan dan praktik kesehatan adalah
fungsi keluarga yang paling relevan bagi keluarga.
Pada anggota keluarga dengan hipertensi dapat ditemukan pola makan yang tidak sehat, adanya
merokok pada anggota keluarga, tidak melakukan aktifitas fisik.
Kesehatan merupakan bagian dari kebutuhan keluarga yang tidak boleh di abaikan, karena
kesehatan berperan penting dalam keluarga
2. Apakah kepala keluarga merasa menyerah terhadap masalah yang di hadapi salah satu anggota
keluarga
3. Apakah kepala keluarga takut akibat dari terapi yang di lakukan terhadap salah satu anggota
keluarganya
4. Apakah kepala keluarga percaya pada petugas kesehatan
Pemberian secara fisik merupakan beban paling berat yang di rasakan keluarga, menyatakan bahwa
keluarga memiliki keterbatasan dalam mengatasi masalah keperawatan keluarga,
2. Bagaimana keluarga mencari pertolongan dan mengerti tentang perawatan yang di perlukan
pasien
3. Bagaimana sikap keluarga terhadap pasien
kesehatan keluarga
4. Fungsi Reproduksi :
Salah satu fungsi dasar keluarga adalah untuk menjamin kontinuitas antara generasi keluarga dan
masyarakat yaitu menyediakan anggota baru untuk masyarakat.
5. Fungsi Ekonomi :
Fungsi ekonomi melibatkan penyediaan keluarga akan sumber daya yang cukup finansial, ruang, dan
materi serta alokasi yang sesuai melalui proses pengambilan keputusan. Suatu pengkajian sumber
ekonomi untuk mengalokasikan sumber yang sesuai guna memenuhi kebutuhan keluarga seperti
sandang, papan, pangan, dan perawatan kesehatan yang adekuat
1. Jangka pendek (<6 bulan) stresor jangka pendek yaitu stesor yang di alami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 Bulan. Pada anggota keluarga dengan
hipertensi dapat ditemui adanya stress dan juga penyakit ini sendiri dapat menimbulkan stress pada
anggota keluarga.
2. Jangka panjang (>6 bulan).
Stresor jangka panjang yaitu stresor yang di alami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam
waktu lebih dari 6
Bulan
Pada anggota keluarga dengan hipertensi dapat ditemui adanya stress dan juga penyakit ini sendiri
dapat menimbulkan stress pada anggota keluarga
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi dan stressor Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana
keluarga berespon
terhadap situasi /stressor.
Pada anggota keluarga hipertensi dapat ditemui kemampuan negatif terhadap atau respon terhadap
stress. Misalnya marah yang tidak beraturan.
Pada anggota keluarga hipertensi dapat ditemui kemampuan negatif terhadap atau respon terhadap
stress. Misalnya marah yang tidak beraturan.
g) Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik dilakukan pada semua anggota keluarga. Metode yang di gunakan pada pemeriksaan fisik
tidak berbeda dengan pemeriksaan fisik klinik.
Pada anggota keluarga dengan hipertensi dapat ditemui peningkatan tekanan darah, jantung bedebar-
debar, penglihatan buram, nyeri di daerah dada, dan sulit bernafas.
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
Diagnosa keperawatan dapat dirumuskan setelah pengkajian riwayat perkembangan keluarga dan hubungan
yang jelas pada kebutuhan serta perhatian perkembangan keluarga terbaru secara menyeluruh. Akan tetapi,
penggunaan diagnosis keperawatan SDKI terkait dengan perkembangan, dapat salah memberi arahan pada
perawat keluarga, bahwa diagnosis yang diidentifikasi dalam sistem klasifikasi ini diarahkan pada individu,
bukan pada keluarga.
PRIORITAS MASALAH
1 Sifat masalah 1
Aktual : 3
Resiko : 2
Potensial : 1
2 Kemungkinan 2
masalah dapat
diubah Mudah :
2
Sebagian : 1
Tidak dapat : 0
3 Kemungkinan 1
masalah
dapat
dicegah Tinggi : 3
Cukup : 2
Rendah : 1
4 Menonjolnya 1
masalah Segera :
2
Tidak segera : 1
Tidak dirasakan
:0
Total skor
3.3.Rencana Keperawatan
Salah satu tujuan keperawatan keluarga adalah membantu keluarga dan anggota keluarga untuk memenuhi tugas
Menguasai suatu tugas perkembangan keluarga memungkinkan keluarga untuk meningkatkan satu tugas
perkembangan keluarga ke tugas perkembangan keluarga berikutnya.
NO DATA DIAGNOSA NIC
Implementasi keperawatan adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk
membantu klien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status kesehatan yang lebih
Keluarga dengan hipertensi dapat dilakukan penyuluhan yang bertujuan untuk mengetahui
tentang perawatan kesehatan untuk klien dan untuk menginformasikan klien tentang status
kesehatannya.
Evaluasi berdasarkan seberapa efektif intervensi yang dilakukan keluarga, perawat, dan
lainnya. Keberhasilan lebih ditentukan oleh hasil pada sistem keluarga dan anggota keluarga
Keluarga dengan hipertensi sudah paham apa itu hipertensi, penyebab, faktor resiko,
makanan yang baik untuk dikonsumsi dan kontrol yang baik untuk hipertensi.