Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG
Paradigma keperawatan konsep sehat sakit memandang bentuk pelayanan
keperawatan diberikan selama rentang sehat dan sakit. Status kesehatan digambarkan
mulai sehat normal, sehat sekali dan sejahtera, sebagai status sehat yang paling tinggi.
Batasan sehat yaitu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta
dan tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (Hidayat, 2008).
Karakteristik sehat antara lain, memiliki kemampuan merefleksikan perhatian
pada individu sebagai manusia, dan memiliki pandangan terhadap sehat dalam
konteks lingkungan, baik secara internal maupun eksternal dan memiliki hidup yang
kreatif dan produktif (Hidayat, 2008).
Sakit pada dasarnya keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh
kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian, serta terganggunya proses
penyesuaian diri manusia atau bisa dikatakan sebagai gangguan fungsi yang normal di
mana individu sebagai totalitas dari keadaan organisme sebagai sistem biologis dan
adaptasi sosial (Hidayat, 2008).
Keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu atap dalam keadaan
saling ketergantungan. Keluarga yang sehat sangat berperan penting untuk
kelangsungan hidup yang sejahtera. Dengan memiliki keluarga yang sehat tanpa
memiliki penyakit akan menjamin kesejahteraan keluarga yang harmonis dan bahagia.
Beberapa ahli berpendapat bahwa bertambah umur, merupakan faktor terjadinya
Hipertensi. Oleh sebab itu pengawasan dan pengelolaan keluarga terhadap faktor
pencetus dari peningkatan tekanan darah sangat disarankan agar terhindar dari
keadaan yang lebih parah (Harmoko, 2012).
Diabetes melitus (DM)merupakan salah satu penyakit kronis yang semakin
banyak jumlah penderitanya. Penyakitini adalah penyakit metabolik yang ditandai
dengan peningkatan kadar gula darah karena produksi insulin yang terganggu
sehingga terjadi ketidakseimbangan antara kebutuhan dan produksi insulin dalam
tubuh (Tarwoto,2012).
1
Penderita diabetes sering kali tidak menyadari kalaudirinya mengidap diabetes
dan ketika mereka sadar, sudah terjadi komplikasi. Hal inilah yang menyebabkan
penyakit diabetes sering disebut dengan silent killer. Saat ini penderita DM jumlahnya
semakin banyak dan terus bertambah. Jumlah penderita DM di dunia dari tahun ke
tahun mengalami peningkatan. World Health Organization/ WHO
(2016),memperkirakan sebanyak 422 juta orang dewasa hidup dengan DM.
International Diabetic Foundation (IDF), menyatakan bahwaterdapat 382 juta orangdi
dunia yang hidup dengan DM, dari 382 jutaorang tersebut, diperkirakan 175 juta
diantaranya belum terdiagnosis, sehingga dimungkinkan berkembang progresif
menjadi komplikasi tanpa disadari dan tanpa pencegahan. Pada tahun 2035 jumlah
tersebut diperkirakan akan naik menjadi 592 juta orang. Sedangkan IDF
Atlas(2015),memaparkan bahwa 415 juta orang dewasa menderita DM dan
diperkirakan pada tahun 2040 penderita DM akan naik menjadi 642 juta orang.
Diabetes merupakan penyakit yang jumlah penderitanya mengalami
peningkatandi Indonesia. Menurut data WHO, Indonesia menempati peringkat ke-4
dengan penderita DM terbanyak di dunia. Sedangkan hasil wawancara yang dilakukan
Riset Kesehatan Dasar / RISKESDAS (2013), menyatakan bahwa pada tahun 2013
terjadi peningkatanpenderita DM dua kali lipat dibandingkan pada tahun2007.
Diperkirakan penderita DM akan meningkat pada tahun 2030 sebesar 21,3 juta orang.
Jumlah penderita diabetes di Jawa Tengah juga mengalami peningkatan. Data
dari Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2016menunjukkan bahwa diabetes
menduduki peringkat ke-2 penyakit tidak menular setelah hipertensi, dan mengalami
peningkatan dari 15,77% di tahun 2015 menjadi 22,1% di tahun 2016. Kejadian
paling besar terjadi di kotaSurakarta sebesar 22.534 kasus. Kejadian DM di RSUD Dr
Moewardi pada tahun 2016 jugatinggi, yaitu ada 140 pasien dengan DM tipe 1 dan
13.084 pasien dengan DM tipe 2 (Dinkes, 2016).
Diabetes merupakan salah satu penyakit kronisyang tidak bisa
disembuhkan.Selain itu komplikasi yang dialami dan penanganan yang kompleks
dapat mempengaruhi kondisi psikologis pasien. Salah satu gangguan psikologis yang
dapat mucul adalah depresi. Depresi merupakan gangguan mental umum yang
ditandai dengan perasaan tertekan, kehilangan kesenangann atau minat, perasaan
bersalah atau harga diri rendah, gangguan makan dan tidur, menurunnya konsentrasi,
dan kurang energy (WHO, 2010)

2
2. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan pemasalahan diatas, maka muncul petanyaan penelitian sebagai
berikut : "Bagaimanakah Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Diabetes Melitus di
Puskesmas Kecamatan Pasar Rebo pada Tahun 2019”

3. TUJUAN PENULISAN
a. Tujuan Umum
Adapun tujuan umum untuk mengidentifikasi Asuhan Keperawatan Keluarga Klien
Dengan Diabetes Melitus.
b. Tujuan Khusus
1) Mengetahui hasil pengkajian pada keluarga klien dengan DM.
2) Mengetahui rumusan diagnosa keperawatan pada keluarga klien dengan DM.
3) Mengetahui rencana tindakan keperawatan yang diterapkan pada keluarga
klien dengan DM.
4) Mengetahui implementasi tindakan keperawatan pada keluarga klien dengan
DM.
5) Mengetahui hasil dari evaluasi apa saja yang didapat pada keluarga klien
dengan DM.
6) Mengetahui perbedaan hasil dari asuhan keperawatan yang dilakukan sesuai
dengan teori terhadap kenyataan hasil yang didapat.

4. MANFAAT PENULISAN
a. Bagi Penulis
1) Mendapatkan pengalaman dan dapat menerapkan asuhan keperawatan
keluarga pada klien dengan DM.
2) Menambah pengetahuan, wawasan dan pengalaman dalam penerapan asuhan
keperawatan keluarga pada klien dengan DM.
b. Bagi Institusi
Adapun manfaat bagi institusi adalah sebagai bahan bacaan untuk menambah
wawasan. Dapat sebagai acuan ataupun referensi dalam pembelajaran di institusi.

3
c. Bagi Pasien dan Keluarga Partisipan
Adapun manfaat bagi pasien dan keluarga partisipan adalah untuk mengurangi
dampak dari Diabetes Melitus bagi klien dan meningkatkan derajat kesehatan
klien serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan keluarga dalam
menghadapi anggota keluarga yang menderita Diabetes Melitus.

4
BAB II
KONSEP KELUARGA

1. LATAR BELAKANG
A. Karakteristik keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakatyang terdiri dari atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah
suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Menurut Departemen kesehatan
RI, 1998).
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh
hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu
berinteraksi satu sama lain. ( Harmoko, 2012 ).
Keluarga sebagai orang terdekat berfungsi untuk memberikan asuhan
keperawatan, berikut ini akan dijelaskan mengenai karakteristik keluarga sebagai
sistem menurut ( Harmoko, hal 17 ; 2012 )
a) Pola komunikasi keluarga
Secara umum ada dua pola komunikasi dalam keluarga yaitu sistem
terbuka dan sitem tertutup. Sistem terbuka pola komunikasi dilakukan
secara langsung, jelas, spesifik, tulus, jujur dan tanpa hambatan.
Sedangkan pola komunikasi seitem tertutup adalah tidak langsung, tidak
jelas, tidak spesifik, tidak selaras, saling menyalahkan, kacau dan
membingungkan.
b) Aturan keluarga
1. Sistem terbuka: hasil musyawarah, tidak ketinggalan zaman, berubah
sesuai kebutuhan keluarga, dan bebas mengeluarkan pendapat.
2. Sitem tertutup: ditentukan tanpa musyawarah tidak sesuai
perkembangan zaman, mengikat, tidak sesuai kebutuhan dan pendapat
terbatas.
c) Perilaku anggota keluarga
1. Sistem terbuka: sesuia dengan kemampuan keluarga memiliki
kesiapan, mampu berkembang sesuai kondisi. Harga diri : percaya diri,
mengikat, dan mampu mengembangkan dirinya.
5
2. Sistem tertutup: memiliki sikap melawan, kacau, tidak siap (selalu
bergantung), tidak berkembang, harga diri : kurang percaya diri, ragu-
ragu, dan kurang dapat dukungan untuk mengembangkan.
B. Data yang perlu dikaji lebih lanjut
1. Data Umum
1) Nama kepala keluarga, umur, alamat, dan telepon jika ada, pekerjaan dan
pendidikan kepala keluarga, komposisi keluarga, yang terdiri atas nama
atau inisial, jenis elamin, tanggal lahir atau umur, hubungan dengan kepala
keluarga, status imunisasi dari masing-masing anggota keluarga, dan
genongram (genogram keluarga dalam tiga generasi)
2) Tipe keluarga, menjelaskan jenis tipe keluarga beserta kendala atau
masalah yang terjadi dengan jenis tipe keluarga tersebut.
3) Suku bangsa, mengkaji asal suku bangsa keluarga tersebut, serta
mengidentifikasi budaya suku bangsa terkait dengan kesehatan
4) Agama, mengkaji agama yang dianut oleh keluarga serta kepercayaan
yang dapat memengaruhi kesehatan.
5) Status sosial ekonomi keluarga, ditentukan oleh pendapatan, baik kepala
keluarga maupun anggota keluarga maupun anggota keluarga lainnya.
6) Aktivitas rekreasi keluarga dan waktu luang, rekreasi keluarga tidak hanya
dilihat kapan keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjung tempat
rekreasi, namun menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakn
aktivitas rekreasi.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini, ditentukan oleh anak tertua dari
keluarga inti.
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi, menjelaskan
bagaimana tugas perkembangan yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendalanya.
3) Riwayat keluarga inti, menjelaskan riwayat kesehatan pada keluarga inti,
meliputi: riwayat penyakit keturunan, riwayat kesehatan masing-masing,
anggota, dan sumber
4) pelayanan yang digunakan keluarga seperti perceraian, kematian, dan
keluarga yang hilang.

6
5) Riwayat keluarga sebelumnya, keluarga asal keduanya orang tua (seperti
apa kehidupan keluarga asalnya) hubungan masa silam dan saat dengan
orang tua dari kedua orang tua
3. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Gambaran tipe tempat tinggal, gambaran kondisi rumah, kamar mandi,
dapur, kamar tidur, kenersihan dan sanitasi rumah, pengaturan privasi dan
perasaan secara keseluruhan dengan pengaturan atau penataan rumah
mereka
2) Karakteristik lingkungan dan komunitas tempat tinggal
Tipe lingkungan tempat tinggal komunitas kota atau desa, tipe tempat
tinggal, keadaan tempat tinggal dan jalan raya, sanitasi jalan dan rumah,
fasilitas-fasilitas ekonomi dan transportasi.
3) Mobilitas geografis keluarga
Ditentukan apakah keluarga tiggal di daerah ini atau apakah sering
mempunyai kebiasaan berpindah-pindah tempat tinggal.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta
perkumpulan keluarga yang ada.
5) Sistem pendukung keluarga
Jumlah anggota keluarga yang sehat, sumber dukungan dari anggota
keluarga dan jaminan pemeliharaan kesehtan yang dimiliki keluarga.
6) Struktur keluarga
a) Pola-pola komunikasi keluarga, menjelaskan mengenai cara
berkomunikasi antar anggota keluarga
b) Struktur kekuatan keluarga, kemampuan anggota keluarga untuk
mengendalikan dan mempengaruhi orang lain untuk merubah
perilaku
c) Struktur peran, menjelaskan peran dari masing-masing anggota
keluarga baik formal/informal
d) Struktur nilai atau norma keluarga, menjelaskan mengenai nilai dan
norma yang dianut keluarga yang berhubungan dengan kesehatan

7
7) Fungsi keluarga
a) Fungsi afektif, kaji gambaran diri keluarga, perasaan yang dimiliki
b) Fungsi sosialisasi, kaji bagaimana interkasi keluarga, sejauh mana
anggota keluarga belajar disiplin, norma, budaya dan prilaku
c) Fungsi perawatan kesehatan, kaji kemampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatannya dan memelihara kesehatannya.
d) Fungsi reproduksi, kaji jumlah anak, bagaimana keluarga
merencanakan jumlah anggota keluarga
e) Fungsi ekonomi, kaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan
sandang, pangan dan papan.
8) Stress dan koping keluarga
a) Stresor jangka pendek : penyelesaian stressor yang dialami < ± 6
bulan
b) Stresor jangka panjang : penyelesaian stressor yang dialami > ± 6
bulan
c) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/ stressor, kaji
sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi
d) Strategi koping yang digunakan, bagaimana strategi koping yang
digunakan keluarga bila menghadapi permaslahan
e) Strategi adaptasi disfungsional, dijelaskan mengenai strategi
adaptasi disfungsional yang digunakan keluarga dalam menghadapi
masalah.
C. Masalah Keperawatan Keluarga
Lakukan pengkajian secara menyeluruh pada keluarga untuk menemukan
masalah yang ada pada keluarga baik 1 orang atau lebih yang memiliki masalah
kesehatan dan keluarga yang memiliki resiko tinggi.

2. PROSES KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan
adalah keputusan klinis mengenai individu, keluarga, atau masyarakat yang
diperoleh melalui suatu proses pengumpulan data dan analisa data secara cermat,
memberikan dasar untuk menetapkan tindakan-tindakan dimana perawat
bertanggung jawab untuk melaksanakannya (Harmoko, hal 86; 2012)

8
Tipologi dari diagnosa keperawatan (Harmoko, hal 86; 2012)
a. Diagnosis aktual: Masalah keperawatan yang sedang dialami oleh keluarga dan
memerlukan waktu yang cepat
b. Diagnosis resiko tinggi: masalah keperawatan yang belum terjadi tetapi maslah
keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat
c. Diagnosis potensial: suatu keadaan sejahtera ketika keluarga telah mampu
memenuhi kebutuhan kesehatannya.
2. Tujuan Umum
Mendapatkan data menyimpulkan dan memprioritaskan masalah keperawatan.
3. Tujuan Khusus
1) Terkumpulnya data umum, lingkungan, fungsi keluarga, pemeriksaan fisik
dan harapan keluarga
2) Teridentifikasi masalah keluhan keluarga
3) Klien mampu mengenal masalah keperawatan yang ada.
4) Membina hubungan saling percaya.
5) Keluarga atau klien mampu menyebutkan beberapa penjelasan yang sudah
di jelaskan oleh perawat.

3. IMPLEMENTASI TINDAKAN KEPERAWATAN


1) Metode : Observasi dan wawancara
2) Media dan Alat : Format pengkajian, alat tulis, alat kesehatan pemeriksaan fisik.
3) Waktu dan Tempat : Wilayah kelurahan Kalisari

4. KRITERIA EVALUASI
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian diberikan untuk
melihat keberhasilanya bila tidak atau belum berhasil maka perlu disusun rencana
baru yang sesuai. ( Harmoko, hal 100 ; 2012 ).
1) Kriteria Struktur
a. LP ( Laporan Pendahuluan )
b. Alat bantu atau media disiapkan

9
2) Kriteria Proses
a. Keluarga mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir
b. Seluruh anggota keluarga dapat hadir
c. Keluarga berpartisipasi aktif dalam penyampaian informasi
d. Keluarga ikur memfasilitasi pada saat perawat mengobservasi di sekitar
rumah
e. Keluarga dapat membina hubungan saling percaya
3) Kriteria evaluasi
a. Didapatkan hubungan saling percaya dengan perawat antara seluruh
keluarga
b. Didapat data umum dan riwayat tahap perkembangan keluarga
c. Teridentifikasi masalah kesehatan
d. Terciptanya rasa sal dan membuat kontrak yang akan datang selanjutnya.

10
BAB III
PENERAPAN ASKEP KELUARGA

1. PENGKAJIAN
Tanggal pengkajian : Rabu, 27 November 2019
A. DATA DASAR KELUARGA
Nama kepala keluarga Tn.S 68 tahun, pendidikan SD, pekerjaan sopir, alamat di Jl.
Kalisari No.10 Rt 013/03. dan memiliki 2 anak yaitu laki-laki (Tn.A, umur 42 tahun bekerja
sebagai pedagang) dan perempuan (Ny.S, umur 40 tahun bekerja sebagai karyawan).
Genogram :

X X X X

X X

Ket : : laki-laki X : meninggal → : klien


: perempuan ----- : tinggal bersama
Tipe keluarga yaitu keluarga inti, suku bangsa jawa tengah, agama Islam,total
pendapatan keluarga perbulan Rp 1.000.000,- s/d Rp 2.000.000,-. Penghasilan cukup untuk
biaya sehari-hari, keluarga tidak memiliki tabungan, anggota keluarga yang membantu
keuangan keluarga adalah anak kedua, kebiasaan rekreasi keluarga tidak tentu, penggunaan
waktu senggang yaitu nonton tv dan merapikan rumah & lingkungan. Tahap perkembangan
keluarga saat ini yaitu tahap perkembangan keluarga Tn.S memasuki tahap perkembangan
lansia. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu Tn.S mengatakan anak-
anaknya semua sudah berkeluarga dan memiliki anak, klien mengatakan ingin pulang
kampong tapi tidak memiliki biaya. Riwayat keluarga inti yaitu Tn.S mengatakan baru
setahun terakhir mengetahui penyakit DMnya, istri klien sudah meninggal karena terkena
penyakit DM, tidak ada penyakit yang dialami anak-anaknya, klien juga memiliki riwayat
11
penyakit jantung dan katarak kedua matanya. Riwayat keluarga sebelumnya yaitu riwayat
keluarga Tn.H, tidak memiliki penyakit turunan dan tidak ada penyakit menular.
B. LINGKUNGAN
Jenis rumah permanen, luas bangunan p(10m) x l(5m), luas pekarangan p(8m) x
l(2m). Status rumah milik pribadi, atap rumah genteng, ventilasi rumah ada dan luasnya
˂10% luas lantai. Pada siang hari cahaya dapat masuk rumah, penerangan dengan listrik,
lantai keramik, kondisi kebersihan rumah secara keseluruhan bersih.
Denah rumah :

Kamar 1 Kamar 2 Kamar 3 Kamar Mandi

Dapur
Pintu

Ruang tamu / ruang keluarga

Keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah tertutup, cara pengelolaan sampah


rumah tangga yaitu diambil petugas. Sumber air yang digunakan oleh keluarga adalah PAM
dan membeli, sumber air minum yang digunakan oleh keluarga adalam PAM dan air isi
ulang. Keluarga memiliki WC sendiri jenisnya cemplung, jarak antara sumber air dengan
tempat penampungan tinja ˂10meter. Keluarga tidak mempunyai saluran pembuangan air
limbah (air kotor) dan pembuangannya langsung ke sungai.perkumpulan sosial dalam
kegiatan di masyarakat setempat ada, jenisnya perkumpulan RT. Fasilitas kesehatan di
masyarakat ada, jenisnya Puskesmas. Keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan tersebut
hanya saat merasakan keluhan. Fasilitas kesehatan yang ada tidak dapat terjangkau oleh
keluarga dengan fasilitas umum, cara mengatasinya yaitu dengan mengendarai motor.
Karakteristik tetangga dan komunitas yaitu tetangga sangat ramah, tipe rumah-rumahnya
berada di sekitar aliran kali, tampak sempit, air menggunakan PAM, dekat dengan
Puskesmas, tidak jauh dari jalan raya, memiliki pembuangan sampah, jarang yang memiliki
pembuangan jamban spiteng. Mobilitas geografi keluarga yaitu keluarga tinggal sudah dari
tahun 1979, klien pindah karena membeli rumah di area Kalisari sebelumnya klien/keluarga
tinggal di Jakarta Barat. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat yaitu : klien
tinggal bersama anak ke 2 dan ke 3 bersama menantunya, istri sudah meninggal 3 tahun yang
lalu, klien dan keluarga mengatakan jarang keluar rumah untuk ikut kegiatan masyarakat

12
karena anak juga sibuk bekerja , klien lebih banyak menghabiskan waktu di dalam rumah.
Sistem pendukung keluarga yaitu klien mengatakan terkadang membaur dengan tetangga dan
jarang sekali melakukan pemeriksaan kesehatan ke Puskesmas dan pelayanan kesehatan.
C. STRUKTUR KELUARGA
Pola komunikasi keluarga yaitu pola komunikasi dengan keluarga berfungsi dengan
baik, sikap anggota keluarga menjadi pendengar yang baik sekaligus penasihat dalam
memutuskan pendapat. Struktur kekuatan keluarga yaitu pengambilan keputusan dilakukan
dengan cara musyawarah untuk biaya / anggaran keuangan diatur oleh anaknya. Struktur
peran yaitu tidak pernah ada konflik dalam keluarga Tn.S , keluarga melaksanakan perannya
dengan baik. Nilai dan norma budaya yaitu nilai keluarga yang dianut sesuai dengan nilai dan
norma di lingkungan sekitar.
D. FUNGSI KELUARGA
Fungsi afektif yaitu Tn.S mengatakan dirinya sangat percaya kepada anak-anaknya,
segala sesuatu diserahkan kepada anak-anaknya dan komunikasi saat berkumpul baik saling
menyayangi. Fungsi sosialisasi yaitu Tn.S mengatakan tidak pernah ada masalah dalam
merawat anak-anaknya sejak lahir hingga besar, anak juga selalu diberikan imunisasi
lengkap, semua keluarga muslim dan selalu melakukan ibadah sholat 5 waktu. Fungsi
reproduksi yaitu Tn.S mempunyai 3 anak, semuanya sudah menikah dan memiliki anak
masing-masing, Tn.S sangat sayang dengan cucunya.
E. STRESS DAN KOPING KELUARGA
Stressor jangka pendek dan jangka panjang yaitu Tn.S masih merasa kehilangan
semenjak istrinya meninggal 3 tahun yang lalu (stressor jangka panjang) dan klien sedang
mengalami penyakit DM dan katarak akan dioperasi (stressor jangka pendek). Kemampuan
keluarga berespon terhadap masalah yaitu keluarga Tn.S mengatakan jika sedang ada
masalah seperti saat ini sedang sakit keluarga membantu membiayai untuk Tn.S berobat dan
melalui musyawarah sebelum mengambil keputusan. Strategi koping yang digunakan yaitu
keluarga Tn.H selalu melakukan musyawarah dan selalu mencari jalan keluar saat ada
masalah maupun merencanakan sesuatu. Strategi adaptasi disfungsional yaitu keluarga Tn.S
mengatakan tidak ada strategi tertentu karena jarang bahkan tidak pernah terjadi konflik dan
masalah yang besar dalam keluarga.

13
Pemeriksaan Fisik : Tn.S
SISTEM HASIL
TTV TD : 130/80 mmHg, N : 87x/mnt, S : 36,8ºC,
R : 20x/mnt
Kulit / kepala Keadaan kulit kepala bersih, rambut sebagian sudah
beruban, keadaan kulit tubuh tangan lengan kanan
terdapat perubahan warna kebiruan, pantat lecet
sering digaruk
Mata Mata klien mengalami katarak, cahaya +/+
Telinga Simetris, tidak ada serumen, tampak bersih
Hidung Simetris, keadaan normal, tidak ada flu
Mulut Simetris, terdapat karang gigi, kondisi gigi RB agak
jarang
Dada / thorax Pergerakan dada simetris, tidak ada nyeri tekan,
palpasi tidak ada masa, sonor
Abdomen Tidak ada nyeri tekan, kulit lembek, tidak ada asites
/ kembung
Ekstremitas Ekstremitas kanan kiri lengkap, tampak udem pada
kaki
Kesimpulan Tn.S menderita penyakit DM baru diketahui sejak
tahun 2018, mata klien katarak sudah menjalani
operasi mata kanan, klien mendapat obat metformin
500mg, klien mengatakan tidak mau minum obat
dan kontrol ke Puskesmas

F. HARAPAN KELUARGA TERHADAP ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA
Keluarga mengatakan khususnya Tn.S berharap ingin selalu sehat dan bisa sembuh
dengan menjalani asuhan keperawatan dari mahasiswa dan Puskesmas keluarga juga berharap
tidak ada lagi yang beresiko dan terjangkit penyakit yang sama.
G. FUNGSI PERAWATAN KESEHATAN (PENJAJAGAN TAHAP II)
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah
Tn. S dan keluarga mengatakan belum mengenal masalah kesehatannya. Klien
belum tau tentang penyakit yang sedang dialaminya, klien dan keluarga tidak
mengerti tanda dan gejala penyakit yang dialaminya. Klien juga menanyakan
kenapa dan apa penyebab diabetes melitus yang menimpa dirinya. Keluarga dan
anak Tn. S terlalu sibuk bekerja. Tn. S sering menyibukkan sendiri di rumah
merawat rumah, anak dan keluarga hanya membantu memberi uang untuk
kebutuhan sehari-hari. Keluarga kurang peduli terhadap masalah yang dialami Tn.
S tentang penyakitnya.

14
2. Kemampuan keluarga mengambil keputusan
Keluarga Tn. S dalam mengambil keputusan selalu musyawarah, keluarga
selalu ikut merasakan masalah yang dialami klien. Tn. S mengatakan sudah pasrah
dengan penyakitnya. Keluarga ada merasa takut karena dengan meninggalnya istri
Tn. S terkena penyakit yang sama. Keluarga sangat percaya dengan tim kesehatan,
klien selalu mendapat informasi yang baik terkait tindakan dan masalah yang akan
dihadapi.
3. Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga
Keluarga tidak mengetahui keadaan penyakit Tn. S. Klien selalu tidak mau
untuk melakukan kontrol pengobatan di puskesmas. Klien tidak tahu apa yang
diperlukan saat perawatan. Klien menolak tidak mau minum obat. Keluarga
bersikap biasa saja dengan penyakit Tn. S.
4. Kemampuan keluarga memelihara lingkungan
Tn. S selalu melakukan aktivitas merawat lingkungannya, rumah terlihat
bersih. Klien belum tahu terkait pencegahan suatu penyakit. Keluarga selalu
kompak saat sudah berkumpul pada malam hari.
5. Kemampuan keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan
Keluarga Tn. S mengetahui dan sadar keberadaan puskesmas tidak ada
keuntungan yang di dapat. Klien tidak mau berobat. Keluarga bersikap baik dan
menerima petugas kesehatan yang datang ke rumah. Klien pernah ditolak di
beberapa RS saat istrinya sakit, hanya puskesmas terdekat yang bisa disayangkan
klien Tn. S sendiri.
H. ANALISA DATA
NO DATA DX. KEPERAWATAN
1 Data Subjektif : Kurangnya pengetahuan mengenai
 Klien mengatakan baru mengetahui informasi tentang DM
menderita penyakit DM sejak setahun berhubungan dengan
yang lalu ketidaaktahuan keluarga mengenal
 Klien mengatakan tidak tahu kenapa bisa masalah DM
mengalami DM
 Klien mengatakan belum mengetahui
tanda gejala dan penyebab DM
 Klien mengatakan tidak tahu apa akibat
15
penyakit DM jika tidak terkontrol dan
diobati.
Data Objektif :
 Tn. S tampak menanyakan tentang
penyakitnya
 Klien tampak tidak pernah memakai
sandal saat disalam rumah
 Klien menanyakan apakah penyakit DM
bisa disembuhkan
 Tekanan darah: 130/80 mmHg
 GDS : 345 mg/Dl
2 Data Subjektif : Resiko terjadinya komplikasi
 Klien mengatakan tidak pernah melakukan diabetes mellitus berhubungan
kontrol ke puskesmas tentang penyakit dengan ketidakmauan klien
DMnya berobat ke pelayanan kesehatan
 Klien mengatakan malas dan tidak mau
minum obat berkelanjutan
 Klien mengatakan tidak mau berobat
karena merasa dirinya sehat-sehat saja
 Klien mengatakan minum obat jika merasa
badannya tidak enak
Data Objektif :
 Klien tampak lemas saat hasil cek GDSnya
tinggi
 Klien tampak mendapat obat dari
puskesmas tetapi hanya diminum satu kali.
 Klien terlihat malas tidak mau kontrol
penyakitnya ke pelayanan kesehatan
 Klien tampak mempunyai obat diabetes
mellitus tetapi tidak mau diminum
3 Data Subjektif : Gangguan integritas kulit
 Klien mengatakan tidak tahu pencegahan berhubungan dengan ketidaktahuan

16
dan pengobatan DM keluarga dalam merawat keluarga
 Klien mengatakan jika malam sering dengan DM
merasa gatal didaerah pantat
 Klien mengatakan kulit lengan kanannya
memerah jika tergores langsung
mengeluarkan darah seperti melepuh
 Klien mengatakan suka menggaruk
pantatnya hingga lecet
Data Objektif :
 Kaki kanan dan kiri klien terlihat udema
 Lengan bawah kanan klien tampak
memerah seperti melepuh
 Daerah pantat klien terlihat lecet karena
sering digaruk
 Klien terlihat tidak tahu kenapa tangannya
memerah dan sering merasa gatal di area
pantat

I. PENAPISAN MASALAH
1. Diagnosa Keperawatan : Kurangnya pengetahuan mengenai informasi tentang
DM pada keluarga Tn. S berhubungan dengan ketidaaktahuan keluarga
mengenal masalah DM
NO KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1 Sifat Masalah 1 3/3 x 1 = 1 Keluarga Tn. S khusus nya
Skala : dengan Tn. S sendiri tidak
Potensial :1 mengetahui bagaimana
Resiko :2 cara merawat keluarga
Aktual :3 dengan penyakit DM

2 Kemungkinan masalah 2 1/2 x 2 = 1 Keluarga Tn. S sangat


untuk dirubah sibuk bekerja sehingga
Skala : tidak pernah dan kurang
memperhatikan Tn. S dan
17
Mudah :2 Tn. S juga kurang peka
Sebagian :1 terhadap penyakit yang
Tidak dapat :0 dialaminya
Keluarga Tn. S khusus nya
3 Potensial masalah untuk 1 3/3 x 1 = 1 anak-anaknya kurang
dicegah memberi semangat dan
Skala : motivasi untuk mendorong
Tinggi :3 Tn. S melakukan
Cukup :2 perawatan penyakitnya ke
Rendah :1 puskesmas sehingga
masalah memjadi berlanjut
Menantu Tn. S terkadang
4 Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1 = 1 sering menyuruh klien
Skala : untuk melakukan kontrol
Segera ditangani :2 berobat rutin ke pelayanan
Masalah ada, tapi tidak kesehatan atau puskesmas
perlu segera ditangani terdekat
:1
Masalah tidak dirasakan : 0
JUMLAH 4

2. Diagnosa Keperawatan : Resiko terjadinya komplikasi diabetes mellitus pada


Tn. S berhubungan dengan ketidakmauan klien berobat ke pelayanan
kesehatan
NO KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1 Sifat Masalah 1 2/3 x 1 = 2/3 Tn. S mengatakan tidak
Skala : pernah memperhatikan
Potensial :1 kondisi dirinya, klien juga
Resiko :2 malas berobat ke yankes
Aktual :3 dan tidak pernah mau
minum obat DM
2 Kemungkinan masalah 2 1/2 x 2 = 1/2 Tn. S sudah mengalami
untuk dirubah katarak dan sering nyeri

18
Skala : dada jika kelelahan, klien
Mudah :2 minum obat jika merasa
Sebagian :1 keluhan mulai datang dan
Tidak dapat :0 terasa

3 Potensial masalah untuk 1 2/3 x 1 = 2/3 Tn. S mengatakan baru


dicegah setahun mengetahui
Skala : penyakit DMnya. Klien
Tinggi :3 terkadang malas minum
Cukup :2 obat tetapi klien
Rendah :1 mengatakan sudah
berusaha menjalani hidup
sehat mengurang konsumsi
gula
4 Menonjolnya masalah 1 2/2 x 1 = 1 Keluarga Tn. S selalu
Skala : mendorong klien untuk
Segera ditangani : 2 berobat jika masalah malas
Masalah ada, tapi tidak dirasakan Tn. S segera ke
perlu segera ditangani : 1 yankes saat mulai dirinya
Masalah tidak dirasakan : 0 merasa tidak enak badan
JUMLAH 2 5/6

3. Diagnosa Keperawatan : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan


ketidaktahuan keluarga dalam merawat Tn. S dengan DM
NO KRITERIA BOBOT PERHITUNGAN PEMBENARAN
1 Sifat Masalah 1 3/3 x 1 = 1 Tn. S mengatakan sering
Skala : merasa gatal di area
Potensial :1 selangkangan dan daerah
Resiko :2 pantatnya, lengan kanan
Aktual :3 klien juga tampak membiru
terdapat seperti hematoma
2 Kemungkinan masalah 2 1/2 x 2 = 1 Tn. S mengatakan

19
untuk dirubah menggaruk pantat nya jika
Skala : gatal, bagian tangan yang
Mudah :2 membiru klien selalu
Sebagian :1 menjaga supaya tidak luka,
Tidak dapat :0 karna saat lecet sedikit
langsung mengeluarkan
darah banyak
3 Potensial masalah untuk 1 1/3 x 1 = 1/3 Tn. S mengatakan selalu
dicegah menjaga daerah yang gatal
Skala : tidak menggaruk sampai
Tinggi :3 berdarah, klien selalu
Cukup :2 menggaruk pelan-pelan
Rendah :1

4 Menonjolnya masalah 1 0/2 x 1 = 0 Klien mengatakan tidak


Skala : pernah memeriksakan rasa
Segera ditangani : 2 gatal dan perubahan warna
Masalah ada, tapi tidak kulit pada tangannya, kulit
perlu segera ditangani : 1 tampak bukan seperti luka
Masalah tidak dirasakan : 0
JUMLAH 2 1/3

2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan : Kurangnya pengetahuan mengenai informasi tentang DM
pada keluarga Tn. S berhubungan dengan ketidaaktahuan keluarga mengenal
masalah DM
b. Diagnosa Keperawatan : Resiko terjadinya komplikasi diabetes mellitus pada Tn.
S berhubungan dengan ketidakmauan klien berobat ke pelayanan kesehatan
c. Diagnosa Keperawatan : Gangguan integritas kulit berhubungan dengan
ketidaktahuan keluarga dalam merawat Tn. S dengan DM

20
3. RENCANA KEPERAWATAN
a. Diagnosa Keperawatan : Kurangnya pengetahuan mengenai informasi tentang
DM pada keluarga Tn. S khususnya Tn. S berhubungan dengan ketidaaktahuan
keluarga mengenal masalah DM
b. Tujuan
Tujuan Umum : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam pertemuan 4 x 30
menit Tn. S dan keluarga mampu mengenal dan merawat Tn. S dengan masalah
DM dan kurangnya pengetahuan teratasi
Tujuan Khusus : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 30 menit
setiap kunjungan rumah. Keluarga mampu mengenal masalah dengan cara :
1) Menjelaskan pengertian DM
2) Menjelaskan penyebab dari DM
3) Menyebutkan tanda dan gejala
4) Menjelaskan makanan yang dilarang
5) Mematuhi untuk melakukan pemeriksaan dan selalu kontrol minum obat DM
c. Kriteria Evaluasi
Kriteria : Keluarga dan Tn. S mengerti menjelaskan secara verbal tentang apa itu
DM, menjelaskan penyebab dan tanda gejala, mengatakan makanan yang dilarang
dan membuat jadwal rencana untuk kontrol di pelayanan kesehatan
Standar : Diabetes melitus adalah penyakit yang ditandai dengan peningkatan
kadar gula di dalam darah lebih diatas normal/rata-rata
 Keluarga mampu menyebutkan penyebab
 Keluarga menyebutkan tanda dan gejala
 Keluarga mampu menyebutkan komplikasi
 Keluarga memutuskan untuk merawat anggota keluarga dengan DM ke yankes
terdekat
 Keluarga mampu menyebutkan pencegahan dan perawatannya
d. Intervensi Keperawatan :
1) Kaji tingkat kemampuan pengetahuan klien dan keluarga terhadap penyakit
DM
2) Diskusikan kepada keluarga tentang pengertian DM
3) Tanyakan kembali kepada klien tentang pengertian DM
4) Beri reinforcement positif atas jawaban yang tepat
21
5) Berikan pendidikan kesehatan/penyuluhan kesehatan terkait penyakit DM
yang diderita oleh Tn. S ,eliputi pengertian, penyebab, tanda gejala, dan cara
perawatan DM

4. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Pada hari/tanggal : Rabu 27 November 2019 pada pertemuan ke-1 dengan Dx
1. Melakukan pelaksanaan : Melakukan pendekatan dengan keluarga Tn. S.
Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan,. Melakukan pengkajian pada keluarga
Tn. S. Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital.
Pada hari/tanggal : Kamis 28 November 2019 pada pertemuan ke-2 dengan Dx
1. Melakukan pelaksanaan : Mengkaji tingkat kemampuan klien dan keluarga
terhadap penyakitnya. Mendiskusikan kepada keluarga tentang pengertian diabetes
melitus. Menanyakan kembali pada Tn. S tentang pengertian diabetes melitus.
Memberikan reinforment atas jawaban yang tepat, mengkaji ulang untuk melengkapi
pengkajian riwayat kesehatan.
Pada hari/tanggal : 3 Desember 2019 pada pertemuan ke-3 dengan Dx 1
Melakukan pelaksanaan : Mengkaji tingkat pengetahuan klien terhadap penyakit
diabetes melitus. Mendiskusikan kepada keluarga tentang pengertian, penyebab tanda
gejala dan pencegahan komplikasi diabetes melitus. Mendorong dan menganjurkan
klien untuk melakuakn kontrol ke pelayanan kesehatan dan menggunakan obat rutin.
Melakukan pemeriksaan gula darah sewaktu.
Pada hari/tanggal : Jum’at 6 Desember 2019 pada pertemuan ke-4 degan Dx 1.
Melakukan pelaksanaan : Mengkaji tingakat pengetahuan klien tentang pengetahuan
keluarga terhadap penyakit diabetes melitus. Menanayakan kembali dengan keluarga
tentang pengertian, komplikasi, tanda gejala dan pencegahannya. Melakukan
terminasi dengan pasien dan keluarga terhadap pemberian asuhan keperawatan pada
keluarga khususnya Tn. S

5. EVALUASI KEPERAWATAN
Pada hari/tanggal: Rabu 27 November 2019, dilakukan evaluasi yang pertama
dengan metode SOAP. S : Tn. S mengatakan sudah lama tinggal di wilayah Rt : 013 ±
sejak tahun 1990an, Tn. S mengatakan mengetahui dirinya menderita penyakit
diabetes melitus baru sejak 2018, Tn. S mengatakan sering mengeluh lemas dan

22
pusing, klien mengatakan mendapat obat dari pelayanan kesehatan tetapi klien tidak
mau meminumnya, klien mengatakan ibunya sudah meninggla ± 5 tahun yang lalu
dan sekarang klien tinggal sama anaknya. O : Tekanan darah klien 130/80 mmHg,
Nadi : 87x/menit, Suhu : 36,8̊c, Rr : 22x/menit. Klien tampak beraktivitas seperti
biasa, klien terlihat bingung saat di kaji tentang penyakitnya, Tn. S tampak tidak mau
minum obat dan tidak mau berobat ke pelayanan kesehatan, GDS : 345mg/dl,
Kolestrol : 369mg/dl. A : Masalah kurang pengetahuan klien belum teratasi. P :
Lanjutkan intervensi untuk pertemuan selanjutnya.
Pada hari/tanggal : Kamis 28 November 2019, dilakukan evaluasi yang kedua
dengan metode SOAP. S: Tn. S mengatakan dia dan keluarga belum memahami
tentang penyakit diabetes melitus, Tn. S mengatakan tidak mengerti apa itu diabetes
melitus, Tn. S dan keluarga mengatakan lupa-lupa ingat apa yang sudah dijelaskan
oleh perawat, Tn. S mengatakan senang saat perawat memberikan pujian saat
keluarga memberikan jawaban yang di tanyakan perawat, Tn.S mengatakan tidak ada
riwayat keluarga diabetes melitus. O : Tn. S tampak mencoba menggali
kemampuannya tentang penyakit diabetes melitus, Tn. S terlihat aktif saat berdiskusi
tentang pengertian diabetes melitus, Tn. S tampak masih bingung terkait pertanyaan
yang diajukan oleh perawat, Tn. S terlihat senang saat perawat memberikan pujian,
Tn. S tampak tentang percaya kenapa Tn. S menderita diabetes melitus. A : klien
masih kurang mengerti dan tidak tahu tentang penyakit diabetes melitus yang Tn. S
alami masalah belum teratasi tujuan belum tercapai. P : Lanjutkan intervensi, berikan
penyuluhan kesehatan terkait penyakit diabetes melitus, anjurkan klien untuk selalu
mengambil penyakitnya.
Pada tanggal/hari : Selasa 3 Desember 2019, dilakukan evaluasi yang ketiga
dengan metode SOAP. S : Tn. S mengatakan belum tahu tentang penyakit diabetes
melitus, Tn. S mengatakan bersedia setelah diberikan penyuluhan diabetes melitus
cukup mengerti dan memahami terkait penyebab tanda gejala dan pencegahan
diabetes melitus, Klien mengatakan akan lebih memperhatikan untuk melakukan
kontrol penyakitnya dan minum obat rutin. O : Tn. S tampak belum mengerti sebelum
penyuluhan kesehatan, Tn. S terlihat aktif mengikuti penyuluhan kesehatan diabetes
melitus, klien tampak sudah mengerti apa saja pengertian penyebab tanda gejala dan
kemungkinan komplikasi yang akan muncul, klien tampak mengikuti anjuran utntuk
melakukan perawatan lebih lanjut tentang masalah diabetes melitusnya, nafas

23
pemeriksaan GDS :189mg/dl. A : Masalah teratasi sebagaian, tujuan belum tercapai.
P: Lanjutkan intervensi. Anjurkan klien untuk minum obat secara rutin, dorong klien
untuk selalu melakukan kontrol ke puskesmas.
Pada tanggal : Jum’at 6 Desember 2019, dilakukan evaluasi yang keempat
dengan metode SOAP : S : Tn. S mengatakan sudah lebih mengerti tentang penyakit
diabetes melitus setelah diberi asuhan keperawatan, klien mengatakan dan mampu
mengulang pengertian, komplikasi penyebab dan beberapa tanda gejala diabetes
melitus, Tn. S mengatakan akan selalu rutin kontrol dan minum obat dan menjaga 4
pilar pencegahan diabetes melitus, Tn. S dan keluarga mengatakan senang karna telah
diberikan pengertian dan perhatian terkait masalah diabetes melitus yang Tn. S alami
selama setahun terakhir. O : Tn. S tampak lebih aktif dan mengerti tentang penyait
diabetes melitus yang dialami Tn. S, Tn. S mempu menjawab dan mengulang
pertanyaan perawat, Tn. S tampak bersedia kontrol rutin ke pelayanan kesehatan dan
akan selalu minum obat, keluarga Tn. S tampak senang sudah diberikan asuhan
keperawatan. A : keluarga Tn. S khususnya Tn. S sudah mengerti terkait penyakit
diabetes melitus yang dia alami. P : lanjutkan intervensi Tn. S dan keluarga untuk
selalu mengartikan Tn. S dan selalu melakukan berobat ke pelayanan kesehatan dan
suka minum obat.

24
BAB IV
PENUTUP

1. SIMPULAN
Setelah dilakukan pengkajian pada tanggal 27 November 2019 didapatkan
data nama: kepala keluarga Tn. S berusia 68 tahun. Pada saat kunjungan rumah
keadaan umum Tn. S composmentis, TTV Tekanan darah : 130/80mmHg, Nadi
83x/menit, Rr : 20x/menit, Suhu : 36,8oC. Klien mengatakan baru mengetahui
menderita penyakit DM sejak setahun yang lalu, Klien mengatakan tidak tahu kenapa
bisa mengalami DM , Klien mengatakan belum mengetahui tanda gejala dan
penyebab DM , Klien mengatakan tidak tahu apa akibat penyakit DM jika tidak
terkontrol dan diobati. Klien mengatakan tidak pernah melakukan kontrol ke
puskesmas tentang penyakit Dmnya, Klien mengatakan malas dan tidak mau minum
obat berkelanjutan, Klien mengatakan tidak mau berobat karena merasa dirinya sehat-
sehat saja, Klien mengatakan minum obat jika merasa badannya tidak enak, Klien
mengatakan tidak tahu pencegahan dan pengobatan DM, Klien mengatakan jika
malam sering merasa gatal didaerah pantat, Klien mengatakan kulit lengan kanannya
memerah jika tergores langsung mengeluarkan darah seperti melepuh, Klien
mengatakan suka menggaruk pantatnya hingga lecet.
Setelah dilakukan pengkajian didapatkan masalah : Kurangnya pengetahuan
mengenai informasi tentang DM berhubungan dengan ketidaaktahuan keluarga
mengenal masalah DM, Resiko terjadinya komplikasi diabetes mellitus berhubungan
dengan ketidakmauan klien berobat ke pelayanan kesehatan, Gangguan integritas kulit
berhubungan dengan ketidaktahuan keluarga dalam merawat keluarga dengan DM.
Dilakukan tindakan keperawatan yaitu Melakukan pendekatan dengan keluarga Tn.
S. Memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan, Melakukan pengkajian pada
keluarga Tn. S. Melakukan pemeriksaan fisik dan tanda-tanda vital, Mengkaji tingkat
kemampuan klien dan keluarga terhadap penyakitnya, Mendiskusikan kepada
keluarga tentang pengertian diabetes melitus. Menanyakan kembali pada Tn. S
tentang pengertian diabetes melitus, Memberikan reinforment atas jawaban yang
tepat, mengkaji ulang untuk melengkapi pengkajian riwayat kesehatan,

25
Mendiskusikan kepada keluarga tentang pengertian, penyebab tanda gejala dan
pencegahan komplikasi diabetes melitus. Mendorong dan menganjurkan klien untuk
melakuakn kontrol ke pelayanan kesehatan dan menggunakan obat rutin. Melakukan
pemeriksaan gula darah sewaktu.
Setelah dilakukan intervensi keperawatan maka didapatkan perkembangan
terakhir Tn. S yaitu : S : Tn. S mengatakan sudah lebih mengerti tentang penyakit
diabetes melitus setelah diberi asuhan keperawatan, klien mengatakan dan mampu
mengulang pengertian, komplikasi penyebab dan beberapa tanda gejala diabetes
melitus, Tn. S mengatakan akan selalu rutin kontrol dan minum obat dan menjaga 4
pilar pencegahan diabetes melitus, Tn. S dan keluarga mengatakan senang karna telah
diberikan pengertian dan perhatian terkait masalah diabetes melitus yang Tn. S alami
selama setahun terakhir. O : Tn. S tampak lebih aktif dan mengerti tentang penyait
diabetes melitus yang dialami Tn. S, Tn. S mempu menjawab dan mengulang
pertanyaan perawat, Tn. S tampak bersedia kontrol rutin ke pelayanan kesehatan dan
akan selalu minum obat, keluarga Tn. S tampak senang sudah diberikan asuhan
keperawatan. A : keluarga Tn. S khususnya Tn. S sudah mengerti terkait penyakit
diabetes melitus yang dia alami. P : lanjutkan intervensi Tn. S dan keluarga untuk
selalu mengartikan Tn. S dan selalu melakukan berobat ke pelayanan kesehatan dan
suka minum obat.

2. SARAN
Dengan memperhatikan kesimpulan di atas penulis memberi saran sebagai saran :
a. Bagi warga
Di harapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien seoptimal mungkin dan
meningkatkan mutu pelayaanan kesehatan
b. Bagi institusi pendidikan
Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang merupakan
fasiilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan
keterampilannya melalui praktik klinik dan pembuatan laporan
c. Bagi penulis selanjutnya
Penulis berharap bisa memberikan tindakan pengelolaan selanjutnya pada klien
lansia dengan gangguan sistem endokrin

26
DAFTAR PUSTAKA

Hidayat, A. (2011). Pengantar Konsep Dasar Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.

Notoatmojo. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Friedman.2012.Keperawatan keluarga.Yogyakarta: Gosyen Publishing

Suprajitno. 2004. Asuhan Keperawatan Keluarga : Aplikasi Dalam Praktek. Jakarta: EGC

27

Anda mungkin juga menyukai