Anda di halaman 1dari 24

ASKEP KESEHATAN WANITA DAN PRIA: HIPERTENSI

PADA AGREGAT DEWASA


OLEH

KELOMPOK 5
MERY Y. EGONG (1459 02719)
PETRONELA KANA (1461 02719)

PRODI S1 KEPERAWATAN (ALIH JENJANG)

STIKES MARANATHA KUPANG


2020
PENDAHULUAN
Di dalam komunitas masyarakat suatu daerah bila di
klasifikasikan berdasarkan kelompok khusus, salah satu
kondisi kesehatan rentan terganggu adalah kelompok dewasa.
Salah satu upaya yang dilaksanakan adalah meningkatkan pola
hidup masyarakat yang sehat dengan melakukan kegiatan
keperawatan pada komunitas atau masyarakat yang
didalamnya terdapat kelompok khusus dewasa.
DEFENISI KOMUNITAS
• Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi
yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang
sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest
yang sama (Riyadi, 2007).

• Menurut Kontjaraningrat Komunitas adalah sekumpulan manusia yang


saling bergaul, atau dengan istilah lain saling berinteraksi (Mubarak, 2009).

• Komunitas dapat diartikan kumpulan orang pada wilayah tertentu dengan


sistem sosial tertentu. Komunitas  meliputi individu, keluarga kelompok dan
masyarakat. Salah satu agregat dikomunitas adalah kelompok kelompok
dewasa yang tergolong kelompok beresiko terhadap timbulnya masalah
kesehatan yang terkait pemberian ASI yang tidak adekuat dan masalah
kesehatan lainnya yang bisa dijadikan intervensi oleh perawat.
USIA DEWASA SEBAGAI
KELOMPOK RISIKO
• Masa dewasa awal dan tengah adalah  periode yang penuh tantangan, penghargaan dan krisis. Tantangan ini

meliputi tuntunan kerja dan membentuk keluarga, meskipun orang dewasa juga dapat diberi penghargaan

karena kesuksesan karier mereka dan kehidupan pribadi mereka. Orang dewasa juga menghadapi krisis seperti

merawat orang tua mereka yang telah lanjut usia. Kemungkinan kehilangan pekerjaan dengan berubah

lingkungan ekonomi dan menghadapi kebutuhan perkembangan mereka sendiri seperti juga kebutuhan anggota

keluarga mereka.

• Peran orang dewasa (usia produktif) di masyarakat menjadi sangat urgent sesuai dengan tugas perkembangan

yang menunjukkan bahwa mereka memiliki pengaruh yang besar pada taraf kesehatan di lingkungan tempat

tinggalnya. Jumlah yang mendominasi di masyarakat juga menjadi sebuah alasan yang tepat untuk menjadikan

kelompok khusus usia produktif mendapatkan perhatian lebih dalam asuhan keperawatan di komunitas.
MASA DEWASA AWAL
 Perubahan: Fisik, kognitif & Psikososial
 Seksualitas: Infertilitas, Siklus reproduksi, Kehamilan yang tidak
direncanakan
 Riwayat keluarga: Tipe keluarga, Masalah Kesehatan, Factor resiko
 Kematian dan trauma akibat kekerasan
 Penyalahgunaan obat
 Penyakit menular seksual
 Faktor lingkungan atau pekerjaan: Gaya Hidup, Karir, Olahraga, Stres
Pekerjaan, Stres Keluarga
 Promosi kesehatan: Kebutuhan akan Pendidikan, Pelayanan Akut,
Perawatan Kuratif dan Berkelanjutan serta Pemeriksaan Kesehatan
Rutin
MASA DEWASA MENENGAH
Pada masa dewasa menengah, individu melakukan
kontribusi berkelanjutan melalui keterlibatannya dengan
orang lain. Secara umur, usia dewasa menengah dimulai
dari awal sampai pertengahan usia 30-an dan sampai akhir
usia 60-an, sesuai dengan fase “tenang” atau settling down
dan fase “tahun keberhasilan” atau payoff years dari teori
perkembangan Levinson. Selama periode ini, individu telah
merasakan pengalaman dan penghargaan baik dalam karier
ataupun kehidupan personalnya. Banyak individu dewasa
mengeha menemukan kesenangan tersendiri saat
membantu anak-anak mereka atau individu lain.
MASALAH KESEHATAN YANG SERING
PADA ORANG DEWASA

Gangguan Jiwa
Penyakit Menular
Pid (Pelvic Inflamatory Diseases)
Penyakit Jantung
HIV
DM, Osteoporosis, Hypertensi, Ca Mammae, Serviks,
Arthritis,
Prostat
Kes reproduksi : Impoten
PERAN PERAWAT KOMUNITAS
TERKAIT USIA DEWASA
Praktik Keperawatan  Kesehatan Komunitas
Keperawatan kesehatan komunitas (CHN) merupakan spesialis
pelayanan keperawatan yang berbasiskan pada masyarakat
dimana perawat mengambil tanggung jawab untuk berkontribusi
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Focus utama  upaya
CHN adalah pencegahan penyakit, peningkatan dan
mempertahankan kesehatan dengan tanggung jawab utama
perawat CHN pada keseluruhan populasi dengan penekanan pada
keterbatasan kelompok populasi daripada individu dan keluarga.
HIPERTENSI
• Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan
tekanan darah tinggi secara terus-menerus dimana tekanan
sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg atau
lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu
keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini
terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah
untuk memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam
tubuh (Koes Irianto, 2014)
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Hipertensi
1. Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
 Jenis kelamin
 Umur
 Genetik
 Tingkat pendidikan
2. Faktor resiko hipertensi yang dapat dikontrol
Obesitas
Kurang olahraga
Kebiasaan merokok
Konsumsi garam berlebihan
Kecemasan
Konsumsi alkohol
Kopi
ASUHAN KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
a. Data Umum
1). Nama kepala keluarga
2). Alamat dan telepon
3). Pekerjaan kepala keluarga
4). Pendidikan kepala keluarga
5). Komposisi keluarga dan genogram
6). Tipe keluarga
7). Suku bangsa
8). Agama
9). Status sosial ekonomi keluarga
10). Aktifitas rekreasi keluarga
b. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
meliputi :
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini
2) Tahap keluarga yang belum terpenuhi
3) Riwayat keluarga inti
4) Riwayat keluarga sebelumnya
C. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
2) Karakteristik tetangga dan komunitas
3) Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan
masyarakat
4) Sistem pendukung keluarga
d. Struktur keluarga
1) Pola komunikasi keluarga
2) Struktur kekuatan keluarga.
3) Struktur peran
4) Nilai atau norma keluarga
5) Fungsi keluarga
6) Stres dan koping keluarga
DIAGNOSA
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi
pada anggota keluarga

2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk


mengatasi penyakit hipertensi

3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi

4. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi


lingkungan yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi

5. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan


guna perawatan dan pengobatan hipertensi
4. Kesiapan peningkatan koping keluarga yaitu pola adaptasi anggota keluarga dalam
mengatasi situasi yang dialami klien secara efektif dan menunjukkan keinginan serta
kesiapan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dan klien

5. Penurunan koping keluarga yaitu ketidakefektifan dukungan, rasa nyaman, bantuan


dan motivasi orang terdekat (anggota keluarga atau orang berarti) yang dibutuhkan
klien untuk mengelola atau mengatasi masalah kesehatan.

6. Ketidakberdayaan, persepsi bahwa tindakan seseorang tidak akan mempengaruhi


hati secara signifikan, persepsi kurang kontrol pada situasi saat ini atau yang akan
datang.

7. Ketidakmampuan koping keluarga, yaitu perilaku orang terdekat (anggota keluarga)


yang membatasi kemampuan dirinya dan klien untuk beradaptasi dengan masalah
kesehatan yang dihadapi klien.
INTERVENSI
1. Ketidakmampuan keluarga mengenal masalah hipertensi yang terjadi pada
keluarga.
Sasaran :
Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengenal dan mengerti tentang
penyakit hipertensi.
Tujuan :
Keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi setelah tiga kali kunjungan
rumah.
Kriteria :
Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang penyakit hipertensi.
Intervensi :
1) Jelaskan arti penyakit hipertensi
2) Diskusikan tanda-tanda dan penyebab penyakit hipertensi
3) Tanyakan kembali apa yang telah didiskusikan.
2. Ketidakmampuan keluarga mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi penyakit
hipertensi.

Sasaran :
Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat mengetahui akibat lebih lanjut dari penyakit
hipertensi.
Tujuan :
Keluarga dapat mengambil keputusan untuk merawat anggota keluarga dengan hipertensi
setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria :
Keluarga dapat menjelaskan secara lisan dan dapat mengambil tindakan yang tepat dalam
merawat anggota keluarga yang sakit.
Intervensi:
1) Diskusikan tentang akibat penyakit hipertensi
2) Tanyakan bagaimana keputusan keluarga untuk merawat anggota keluarga yang menderita
hipertensi.
3. Ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan hipertensi

Sasaran :
Setelah tindakan keperawatan keluarga mampu merawat anggota keluarga yang
menderita penyakit hipertensi.
Tujuan :
Keluarga dapat melakukan perawatan yang tepat terhadap anggota keluarga yang
menderita hipertensisetelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria :
Keluarga dapat menjelaskan secara lisan cara pencegahan dan perawatan penyakit
hipertensi
Intervensi:
1) Jelaskan pada keluarga cara-cara pencegahan penyakit hipertensi.
2) Jelaskan pada keluarga tentang manfaat istirahat, diet yang tepat dan olah raga
khususnya untuk anggota keluarga yang menderita hipertensi.
d. Ketidakmampuan keluarga dalam memelihara atau memodifikasi lingkungan yang dapat
mempengaruhi penyakit hipertensi

Sasaran :
Setelah tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang pengaruh lingkungan terhadap
penyakit hipertensi.
Tujuan :
Keluarga dapat memodifikasi lingkungan yang dapat menunjang penyembuhan dan
pencegahan setelah tiga kali kunjungan rumah.
Kriteria :
Keluarga dapat menjelaskan secara lisan tentang pengaruh lingkungan terhadap proses
penyakit hipertensi
Intervensi :
1) Ajarkan cara memodifikasi lingkungan untuk mencegah dan mengatasi penyakit hipertensi
2) Motivasi keluarga untuk melakukan apa yang telah dijelaskan.
e. Ketidakmampuan keluarga menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan guna
perawatan dan pengobatan hipertensi.

Sasaran :
Setelah tindakan keperawatan keluarga dapat menggunakan fasilitas pelayanan
kesehatan sesuai kebutuhan.
Tujuan :
Keluarga dapat menggunakan tempat pelayanan kesehatan yang tepat untuk mengatasi
penyakit hipertensisetelah dua kali kunjungan rumah.
Kriteria :
Keluarga dapat menjelaskan secara lisan ke mana mereka harus meminta pertolongan
untuk perawatan dan pengobatan penyakit hipertensi..
Intervensi :
Jelaskan pada keluarga ke mana mereka dapat meminta pertolongan untuk perawatan
dan pengobatan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA
• Anggara, F.H.D., & Prayitno, N. (2013). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Tekanan Darah di
Puskesmas Telaga Murni, Cikarang Barat Tahun 2012. Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat
STIKES MH. Thamrin. Jakarta. Jurnal Ilmiah Kesehatan. 5 (1) : 20-25.

• Armilawaty, Amalia H, Amirudin R. (2007). Hipertensi dan Faktor Resikonya Dalam Kajian
Epidemiologi. Bagian Epidemiologi Fakultas Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanudin
Makasar.

• Herdman, Kamitsuru. 2017. NANDA Diagnosis keperawatan. Jakarta : EGC

• Ni Made, dkk. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga, Kelompok, dan Komunitas
dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC, dan NIC di Puskesmas dan Masyarakat. Jakarta: Universitas
Indonesia

• Tamher, Sayuti. 2009. Pengkajian Keperawatan Pada Individu, Keluarga dan Komunitas. Jakarta: TIM

• Maryam,S. 2008. Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya. Jakarta : Salemba Medika.
SEKIAN
&
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai