Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

PADA TN’ M’ DENGAN DIAGNOSA HIPERTENSI

DI SUSUN OLEH

MUZAKKIR
LAPORAN PENDAHULUAN
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga merupakan perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat
oleh hubungan darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota
keluarga selalu berinteraksi satu dengan yang lain (Mubarak, 2011).
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat
di bawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan (Setiadi, 2012).
Sedangkan menurut Friedman keluarga adalah unit dari masyarakat dan
merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam
masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya dengan keluarga sangat
menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga atau unit layanan perlu di
perhitungkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keluarga yaitu sebuah
ikatan (perkawinan atau kesepakatan), hubungan (darah ataupun adopsi),
tinggal dalam satu atap yang selalu berinteraksi serta saling
ketergantungan.
2. Fungsi Keluarga
Keluarga mempunyai 5 fungsi yaitu :
a Fungsi Afektif
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga
yang merupakan basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna
untuk pemenuhan kebutuhan psikososial. Keberhasilan fungsi afektif
tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan dari seluruh anggota
keluarga. Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam
melaksanakan fungsi afektif adalah (Friedman, M.M et al., 2010) :
1) Saling mengasuh yaitu memberikan cinta kasih, kehangatan,
saling menerima, saling mendukung antar anggota keluarga.
2) Saling menghargai, bila anggota keluarga saling menghargai dan
mengakui keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu
mempertahankan iklim positif maka fungsi afektif akan tercapai.

2
3) Ikatan dan identifikasi ikatan keluarga di mulai sejak pasangan
sepakat memulai hidup baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi di mulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan
tempat individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru
lahir dia akan menatap ayah, ibu dan orang-orang yang ada
disekitarnya. Dalam hal ini keluarga dapat Membina hubungan sosial
pada anak, Membentuk norma-norma tingkah laku sesuai dengan
tingkat perkembangan anak, dan Menaruh nilai-nilai budaya keluarga.
c. Fungsi Reproduksi
Fungsi reproduksi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang
sah, selain untuk memenuhi kebutuhan biologis pada pasangan tujuan
untuk membentuk keluarga adalah meneruskan keturunan.
d. Fungsi Ekonomi
Merupakan fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh
anggota keluarga seperti memenuhi kebutuhan makan, pakaian, dan
tempat tinggal.
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
Keluarga juga berperan untuk melaksanakan praktik asuhan
keperawatan, yaitu untuk mencegah gangguan kesehatan atau merawat
anggota keluarga yang sakit. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas
kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.
3. Tahap-Tahap Perkembangan Keluarga
Berdasarkan konsep Duvall dan Miller, tahapan perkembangan
keluarga dibagi menjadi 8 :
1) Keluarga Baru (Berganning Family)
Pasangan baru nikah yang belum mempunyai anak. Tugas
perkembangan keluarga dalam tahap ini antara lain yaitu membina
hubungan intim yang memuaskan, menetapkan tujuan bersama,
membina hubungan dengan keluarga lain, mendiskusikan rencana

3
memiliki anak atau KB, persiapan menjadi orangtua dan
memahami prenatal care (pengertian kehamilan, persalinan dan
menjadi orangtua).
2) Keluarga dengan anak pertama < 30bln (child bearing)
Masa ini merupakan transisi menjadi orangtua yang akan
menimbulkan krisis keluarga. Tugas perkembangan keluarga pada
tahap ini antara lain yaitu adaptasi perubahan anggota keluarga,
mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan,
membagi peran dan tanggung jawab, bimbingan orangtua tentang
pertumbuhan dan perkembangan anak, serta konseling KB post
partum 6 minggu.
3) Keluarga dengan anak pra sekolah
Tugas perkembangan dalam tahap ini adalah menyesuaikan
kebutuhan pada anak pra sekolah (sesuai dengan tumbuh kembang,
proses belajar dan kontak sosial) dan merencanakan kelahiran
berikutnya.
4) Keluarga dengan anak sekolah (6-13 tahun)
Keluarga dengan anak sekolah mempunyai tugas perkembangan
keluarga seperti membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan
luar rumah, mendorong anak untuk mencapai pengembangan daya
intelektual, dan menyediakan aktifitas anak.
5) Keluarga dengan anak remaja (13-20 tahun)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini adalah pengembangan
terhadap remaja, memelihara komunikasi terbuka, mempersiapkan
perubahan sistem peran dan peraturan anggota keluarga untuk
memenuhi kebutuhan tumbuh kembang anggota keluarga.
6) Keluarga dengan anak dewasa
Tugas perkembangan keluarga mempersiapkan anak untuk hidup
mandiri dan menerima kepergian anaknya, menata kembali fasilitas
dan sumber yang ada dalam keluarganya.

4
7) Keluarga usia pertengahan (middle age family)
Tugas perkembangan keluarga pada saat ini yaitu mempunyai lebih
banyak waktu dan kebebasan dalam mengolah minat sosial, dan
waktu santai, memulihkan hubungan antara generasi muda-tua,
serta persiapan masa tua.
8) Keluarga lanjut usia
Dalam perkembangan ini keluarga memiliki tugas seperti
penyesuaian tahap masa pensiun dengan cara merubah cara hidup,
menerima kematian pasangan, dan mempersiapkan kematian, serta
melakukan life review masa lalu.
4. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan adalah sebagai berikut :
1) Keluarga mampu mengenal masalah kesehatan
2) Keluarga mampu mengambil keputusan untuk melakukan tindakan
3) Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota keluarga
yang sakit
4) Keluarga mampu menciptakan lingkungan yang dapat
meningkatkan kesehatan
5) Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan yang terdapat
di lingkungan setempat
B. Hipertensi
1. Definisi Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang menyebabkan tekanan darah
tinggi secara terus-menerus dimana tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg,
tekanan diastolik 90 mmHg atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah
tinggi merupakan suatu keadaan peredaran darah meningkat secara kronis.
Hal ini terjadi karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk
memenuhi kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto,
2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat mengakibatkan
gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark miokard, gangguan

5
penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N Ejournal keperawatan
volume 4 nomor 1, Mei 2016)
2. Jenis Hipertensi
Hipertensi dapat didiagnosa sebagai penyakit yang berdiri sendiri
tetapi sering dijumpai dengan penyakit lain, misalnya arterioskeloris,
obesitas, dan diabetes militus. Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dapat
dikelompokkan menjadi dua golongan yaitu (WHO, 2014) :
1) Hipertensi esensial atau hipertensi primer
Sebanyak 90-95 persen kasus hipertensi yang terjadi tidak diketahui
dengan pasti apa penyebabnya. Para pakar menemukan hubungan
antara riwayat keluarga penderita hipertensi (genetik) dengan resiko
menderita penyakit ini. Selain itu juga para pakar menunjukan stres
sebagai tertuduh utama, dan faktor lain yang mempengaruhinya.
Faktor-faktor lain yang dapat dimasukkan dalam penyebab hipertensi
jenis ini adalah lingkungan, kelainan metabolisme, intra seluler, dan
faktor-faktor ynag meningkatkan resikonya seperti obesitas, merokok,
konsumsi alkohol, dan kelainan darah.
2) Hipertensi renal atau hipertensi sekunder
Pada 5-10 persen kasus sisanya, penyebab khususnya sudah diketahui,
yaitu gangguan hormonal, penyakit diabetes, jantung, ginjal, penyakit
pembuluh darah atau berhubungan dengan kehamilan. Kasus yang
sering terjadi adalah karena tumor kelenjar adrenal. Garam dapur akan
memperburuk resiko hipertensi tetapi bukan faktor penyebab.
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Orang Dewasa
Kategori Sistolik Diastolik
mmHg mmHg
Normal < 130 < 85
mmHg mmHg
Normal Tinggi 130-139 85-89
mmHg mmHg

6
Stadium 1 140-159 90-99
(HipertensiRingan) mmHg mmHg
Stadium 2 160-179 100-109
(HipertensiSedang) mmHg mmHg
Stadium 3 180-209 110-119
(HipertensiBerat) mmHg mmHg
Stadium 4 201 120
(HipertensiSangatBeratatauMaligna) mmHg mmHg
ataulebih ataulebih
Sumber : Heniwati, 2008

3. ETIOLOGI
Penyebab hipertensi dibagi menjadi dua golongan yaitu hipertensi
essensial (primer) merupakan hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya
dan ada kemungkinan karena faktor keturunan atau genetik (90%).
Hipertensi sekunder yaitu hipertensi yang merupakan akibat dari adanya
penyakit lain. Faktor ini juga erat hubungannya dengan gaya hidup dan
pola makan yang kurang baik. Faktor makanan yang sangat berpengaruh
adalah kelebihan lemak (obesitas), konsumsi garam dapur yang tinggi,
merokok dan minum alkohol.
Apabila riwayat hipertensi didapatkan pada kedua orang tua, maka
kemungkinan menderita hipertensi menjadi lebih besar. Faktor-faktor lain
yang mendorong terjadinya hipertensi antara lain stress, kegemukan
(obesitas), pola makan, merokok (M.Adib,2009).
1) Faktor resiko yang tidak dapat dikontrol :
1) Jenis kelamin
Prevalensi terjadinya hipertensi pada pria dengan wanita. Wanita
diketahui mempunyai tekanan darah lebih rendah dibandingkan
pria ketika berusia 20-30 tahun. Tetapi akan mudah menyerang
pada wanita ketika berumur 55 tahun, sekitar 60% menderita
hipertensi

7
berpengaruh pada wanita. Hal ini dikaitkan dengan perubahan
hormon pada wanita setelah menopause (Endang Triyanto, 2014).
2) Umur
Perubahan tekanan darah pada seseorang secara stabil akan berubah
di usia 20-40 tahun. Setelah itu akan cenderung lebih meningkat
secara cepat. Sehingga, semakin bertambah usia seseorang maka
tekanan darah semakin meningkat. Jadi seorang lansia cenderung
mempunyai tekanan darah lebih tinggi dibandingkan diusia muda
(Endang Triyanto, 2014).
3) Keturunan (genetik)
Adanya faktor genetik tentu akan berpengaruh terhadap keluarga
yang telah menderita hipertensi sebelumnya. Hal ini terjadi adanya
peningkatan kadar sodium intraseluler dan rendahnya rasio antara
potasium terhadap sodium individu sehingga pada orang tua
cenderung beresiko lebih tinggi menderita hipertensi dua kali lebih
besar dibandingan dengan orang yang tidak mempunyai riwayat
keluarga dengan hipertensi (Buckman, 2010).
4) Pendidikan
Tingkat pendidikan secara tidak langsung mempengaruhi tekanan
darah. Tingginya resiko hipertensi pada pendidikan yang rendah,
kemungkinan kurangnya pengetahuan dalam menerima informasi
oleh petugas kesehatan sehingga berdampak pada perilaku atau
pola hidup sehat (Armilawaty, Amalia H, Amirudin R., 2007).
2) Faktor resiko hipertensi yang dapat dikonrol
1) Obesitas
Pada usia pertengahan dan usia lanjut, cenderung kurangnya
melakukan aktivitas sehingga asupan kalori mengimbangi
kebutuhan energi, sehingga akan terjadi peningkatan berat badan
atau obesitas dan akan memperburuk kondisi (Anggara, F.H.D., &
N. Prayitno, 2013).

8
2) Kurang olahraga
Jika melakukan olahraga dengan teratur akan mudah untuk
mengurangi peningkatan tekanan darah tinggi yang akan
menurunkan tahanan perifer, sehigga melatih otot jantung untuk
terbiasa melakuakn pekerjaan yang lebih berat karena adanya
kondisi tertentu.
3) Kebiasaan merokok
Merokok dapat meningkatkan tekanan darah. Hal ini dikarenakan
di dalam kandungan nikotik yang dapat menyebabkan penyempitan
pembuluh darah.
4) Konsumsi garam berlebihan
WHO merekomendasikan konsumsi garam yang dapat mengurangi
peningkatan hipertensi. Kadar sodium yang direkomendasikan
adalah tidak lebih dari 100 mmol (sekitar 2,4 gram sodium atau 6
gram) (H. Hadi Martono Kris Pranaka, 2014-2015).
5) Minum alkohol
Ketika mengonsumsi alkohol secara berlebihan akan menyebabkan
peningkatan tekanan darah yang tergolong parah karena dapat
menyebabkan darah di otak tersumbat dan menyebabkan stroke.
6) Minum kopi
Satu cangkir kopi mengandung kafein 75-200 mg, dimana dalam
satu cangkir kopi dapat meningkatakan tekanan darah 510 mmHg.
7) Kecemasan
Kecemasan akan menimbulkan stimulus simpatis yang akan
meningkatkan frekuensi jantung, curah jantung dan resistensi
vaskuler, efek samping ini akan meningkatkan tekanan darah.
Kecemasan atau stress meningkatkan tekanan darah sebesar 30
mmHg. Jika individu meras cemas pada masalah yang di hadapinya
maka hipertensi akan terjadi pada dirinya. Hal ini dikarenakan
kecemasan yang berulang-ulang akan mempengaruhi detak jantung

9
semakin cepat sehingga jantung memompa darah keseluruh tubuh
akan semakin cepat.
4. PATOFISIOLOGI
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak di pusat vasomotor, pada medula di otak. Dari pusat vasomotor itu
bermula jaras saraf simpatis yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis dan
keluar dari kolumna medulla spinalis ke ganglia simpatis di thoraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron masing-masing ganglia melepaskan asetilkolin yang
akan merangsang serabut saraf pusat ganglia ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya norepinefrin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah. Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat
mempengaruhi respons pembuluh darah terhadap rangsang
vasokonstriktor. Individu dengan hipertensi sangat sensitif terhadap
norepinefrin, meskipun tidak diketahui dengan jelas mengapa hal tersebut
bisa terjadi. Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang yang mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi.
Medulla adrenal mensekresi epinefrin yang pada akhirnya menyebabkan
vasokonstriksi korteks adrenal serta mensekresi kortisol dan steroid
lainnya, yang dapat memperkuat respons vasokonstriktor pembuluh darah.
Vasokonstriksi tersebut juga mengakibatkan penurunan aliran darah ke
ginjal yang kemudian menyebabkan pelepasan renin. Renin merangsang
pembentukan angiotensin I, yang kemudian diubah menjadi angiotensin II,
yaitu suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya merangsang sekresi
aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini menyebabkan retensi natrium
dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan peningkatan volume
Intravaskuler. Semua faktor tersebut cenderung mencetuskan keadaan
hipertensi.
Tekanan darah tinggi selain dipengaruhi oleh keturunan juga
disebabkan oleh beberapa faktor seperti peningkatan aktifitas tonus

10
simpatis, gangguan

11
sirkulasi. Peningkatan aktifitas tonus simpatis menyebabkan curah jantung
menurun dan tekanan primer yang meningkat, gangguan sirkulasi yang
dipengaruhi oleh reflek kardiovaskuler dan angiotensin menyebabkan
vasokonstriksi. Sedangkan mekanisme pasti hipertensi pada lanjut usia
belum sepenuhnya jelas. Efek utama dari penuaan normal terhadap sistem
kardiovaskuler meliputi perubahan aorta dan pembuluh darah sistemik.
Penebalan dinding aorta dan pembuluh darah besar meningkat dan
elastisitas pembuluh darah menurun sesuai umur. Penurunan elastisitas
pembuluh darah menyebabkan peningkatan resistensi vaskuler perifer,
yang kemudian tahanan perifer meningkat. Faktor lain yang juga
berpengaruh terhadap hipertensi yaitu kegemukan, yang akan
mengakibatkan penimbunan kolesterol sehingga menyebabkan jantung
harus bekerja lebih keras untuk memompa darah. Rokok terdapat zat-zat
seperti nikotin dan karbon monoksida yang diisap melalui rokok, yang
masuk ke dalam aliran darah dapat merusak lapisan endotel pembuluh
darah arteri dan mengakibatkan proses aterosklerosis dan tekanan darah
tinggi. Konsumsi alkohol berlebihan dapat meningkatkan kadar kortisol
dan meningkatkan sel darah merah serta kekentalan darah berperan dalam
menaikan tekanan darah.
Kelainan fungsi ginjal dimana ginjal tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh
meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat. Jika penyebabnya
adalah feokromositoma, maka didalam urine bisa ditemukan adanya
bahan-bahan hasil penguraian hormon epinefrin dan norepinefrin
(Ruhyanudin, 2007).
Mekanisme yang mengontrol konstriksi dan relaksasi pembuluh darah
terletak dipusat vasomotor, pada medulla diotak. Dari pusat vasomotor ini
bermula jaras saraf simpatis, yang berlanjut ke bawah ke korda spinalis
dan keluar dari kolumna medulla spinalis ganglia simpatis di toraks dan
abdomen. Rangsangan pusat vasomotor dihantarkan dalam bentuk impuls
yang bergerak ke bawah melalui sistem saraf simpatis ke ganglia simpatis.
Pada titik ini, neuron preganglion melepaskan asetilkolin, yang akan

12
merangsang serabut saraf pasca ganglion ke pembuluh darah, dimana
dengan dilepaskannya noreepineprin mengakibatkan konstriksi pembuluh
darah.
Berbagai faktor seperti kecemasan dan ketakutan dapat mempengaruhi
respon pembuluh darah terhadap rangsang vasokonstriksi. Individu dengan
hipertensi sangat sensitif terhadap norepinefrin, meskipun tidak diketahui
dengan jelas mengapa hal tersebut bisa terjadi.
Pada saat bersamaan dimana sistem saraf simpatis merangsang
pembuluh darah sebagai respons rangsang emosi, kelenjar adrenal juga
terangsang, mengakibatkan tambahan aktivitas vasokonstriksi. Medulla
adrenal mensekresi epinefrin, yang menyebabkan vasokonstriksi. Korteks
adrenal mensekresi kortisol dan steroid lainnya, yang dapat memperkuat
respons vasokonstriktor pembuluh darah. Vasokonstriksi yang
mengakibatkan penurunan aliran ke ginjal, menyebabkan pelepasan renin.
Renin merangsang pembentukan angiotensin I yang kemudian diubah
menjadi angiotensin II, suatu vasokonstriktor kuat, yang pada gilirannya
merangsang sekresi aldosteron oleh korteks adrenal. Hormon ini
menyebabkan retensi natrium dan air oleh tubulus ginjal, menyebabkan
peningkatan volume intra vaskuler. Semua faktor ini cenderung
mencetuskan keadaan hipertensi (Rohaendi, 2008).
5. MANIFESTASI KLINIS
Manifestasi klinik yang dapat ditemukan pada penderita hipertensi
yaitu: Sakit kepala, jantung berdebar-debar, sulit bernafas setelah bekerja
keras atau mengangkat beban berat, mudah lelah, penglihatan kabur, wajah
memerah, hidung berdarah, sering buang air kecil terutama di malam hari,
telinga berdenging (tinnitus), vertigo, mual, muntah, gelisah (Ruhyanudin,
2007).
Hipertensi sulit disadari oleh seseorang karena hipertensi tidak
memiliki gejala khusus. Menurut Sutanto (2009), gejala-gejala yang
mudah diamati antara lain yaitu : gejala ringan seperti, pusing atau sakit
kepala, sering gelisah, wajah merah, tengkuk terasa pegal, mudah
marah, telinga

13
berdengung, sukar tidur, sesak napas, rasa berat ditengkuk, mudah lelah,
mata berkunang-kunang, mimisan (keluar darah dari hidung).

6. PATHWAYS

Obesitas Merokok Stress Konsumsi Alkohol Kurang olah Usia di atas 50 Kelainan fungsi
ginjal Feokromositoma
garam berlebih raga tahun
Retensi cairan Meningkatnya Penebalan
Penimbunan Nikotin dan karbon Pelepasan Peningkatan
Tidak mampu
kolesterol monoksida masuk adrenalin dan kadar kortisol membuang Menghasilkan
aliran darah kortisol tahanan perifer dinding aorta & sejumlah garam hormon epinefrin
arteri pembuluh darah dan norepinefrin
dan air di dalam
Peningkatan Meningkatnya besar
Penyempitan tubuh Memacu stress
Merusak lapisan Vasokonstriksi volume darah sel darah merah
pembuluh darah endotel pembuluh Elastisitas
pembuluh dan sirkulasi Efek konstriksi
darah darah pembuluh
arteri perifer Volume darah
Meningkatnya viskositas darah menurun
dalam tubuh
Aterosklerosis Tahanan meningkat
perifer
meningkat

Jantung bekerja keras


untuk memompa

HIPERTENSI

Otak
Ginjal Indera Kenaikan beban
kerja jantung
Retensi Vasokonstriksi
Suplai O2 ke Retina Hidung Telinga
otak menurun pembuluh darah
pembuluh darah ginjal Hipertrofi otot
jantung
Sinkope otak meningkat Spasme Perdarahan Suara
arteriole berdenging
Tekanan Blood flow Penurunan
menurun
Resiko tinggi ciderapembuluh darah Diplopia
fungsi otot
meningkat Gangguan jantung
keseimbangan
Respon RAA
Nyeri Resiko tinggi cidera Resiko
Resiko terjadi gangguan perfusi jaringan serebral
kepala penurunan
Vasokonstriksi
curah jatung

Gangguan rasa Rangsang


nyaman nyeri aldosteron

Retensi
natrium

Oedem

14
Gangguan
keseimbangan
volume cairan

15
7. PENATALAKSANAAN

1. Terapi tanpa obat


a. Mengendalikan berat badan
Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan
dianjurkan untuk menurunkan berat badannya sampai batas
normal.
b. Pembatasan asupan garam (sodium/Na)
mengurangi pamakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram
natrium atau 6 gram natrium klorida setiap harinya (disertai dengan
asupan kalsium, magnesium, dan kalium yang cukup).
c. Berhenti merokok
Penting untuk mengurangi efek jangka panjang hipertensi karena
asap rokok diketahui menurunkan aliran darah keberbagai organ
dan dapat meningkatkan kerja jantung.
d. Mengurangi atau berhenti minum minuman beralkohol.
e. Mengubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau
kadar kolesterol darah tinggi.
f. Olahraga aerobic yang tidak terlalu berat.
Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya
selama tekanan darahnya terkendali.
g. Teknik-teknik mengurangi stress
Teknik relaksasi dapat mengurangi denyut jantung dan TPR
dengan cara menghambat respon stress saraf simpatis.
h. Manfaatkan pikiran
Kita memiliki kemampuan mengontrol tubuh, jauh lebih besar dari
yang kita duga. dengan berlatih organ-organ tubuh yang selama ini
bekerja secara otomatis seperti; suhu badan, detak jantung, dan
tekanan darah, dapat kita atur gerakannya.
2. Terapi dengan obat
a. Penghambat saraf simpatis
Golongan ini bekerja dengan menghambat akivitas saraf simpatis

16
sehingga mencegah naiknya tekanan darah, contohnya: Metildopa

17
250 mg (medopa, dopamet), klonidin 0,075 & 0,15 mg (catapres)
dan reserprin 0,1 &0,25 mg (serpasil, Resapin).
b. Beta Bloker
Bekerja dengan menurunkan daya pompa jantung sehingga pada
gilirannya menurunkan tekanan darah. Contoh: propanolol 10 mg
(inderal, farmadral), atenolol 50, 100 mg (tenormin, farnormin),
atau bisoprolol 2,5 & 5 mg (concor).
c. Vasodilator
Bekerja langsung pada pembuluh darah dengan merelaksasi otot
pembuluh darah.
d. Angiotensin Converting Enzym (ACE) Inhibitor
Bekerja dengan menghambat pembentukan zat Angiotensin II (zat
yang dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah). Contoh:
Captopril 12,5, 25, 50 mg (capoten, captensin, tensikap), enalapril
5 &10 mg (tenase).
e. Calsium Antagonis
Golongan obat ini menurunkan daya pompa jantung dengan cara
menghambat kontraksi jantung (kontraktilitas). Contohnya:
nifedipin 5 & 10 mg (adalat, codalat, farmalat, nifedin), diltiazem
30,60,90 mg (herbesser, farmabes).
f. Antagonis Reseptor Angiotensin II
Cara kerjanya dengan menghalangi penempelan zat angiotensin II
pada reseptornya yang mengakibatkan ringannya daya pompa
jantung. Contoh : valsartan (diovan).
g. Diuretic
Obat ini bekerja dengan cara mengeluarkan cairan tubuh (lewat
urin) sehingga volume cairan tubuh berkurang, sehingga
mengakibatkan daya pompa jantung menjadi lebih ringan (Corwin,
2001; Adib, 2009; Muttaqin, 2009).

18
8. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Urinalisis untuk darah dan protein, elektrolit dan kreatinin darah


Dapat menunjukkan penyakit ginjal baik sebagai penyebab atau
disebabkan oleh hipertensi.
2. Glukosa darah
Untuk menyingkirkan diabetes atau intoleransi glukosa.
3. Kolesterol, HDL dan kolesterol total serum
Membantu memperkirakan risiko kardiovaskuler di masa depan.
4. EKG
Untuk menetapkan adanya hipertrofi ventrikel kiri.
5. Hemoglobin/Hematokrit
Bukan diagnostik tetapi mengkaji hubungan dari sel-sel terhadap
volume cairan (Viskositas) dan dapat mengindikasikan faktor-faktor
risiko seperti hiperkoagulabilitas, anemia.
6. BUN/kreatinin
Memberikan informasi tentang perfusi/fungsi ginjal.
7. Glukosa Hiperglikemia (diabetes melitus adalah pencetus hipertensi)
Dapat diakibatkan oleh peningkatan kadar katekolamin (meningkatkan
hipertensi).
8. Kalium serum
Hipokalemia dapat mengindikasikan adanya aldosteron utama
(penyebab) atau menjadi efek samping terapi diuretic.
9. Kalsium serum
Peningkatan kadar kalsium serum dapat meningkatkan hipertensi.
10. Kolesterol dan trigliserida serum
Peningkatan kadar dapat mengindikasikan pencetus untuk/adanya
pembentukan plak atero matosa (efek kardiovaskuler).
11. Pemeriksaan tiroid
Hipertiroidisme dapat menimbulkan vasokonstriksi dan hipertensi.

19
12. Kadar aldosteron urin/serum
Untuk mengkaji aldosteronisme primer (penyebab).
13. Urinalisa
Darah, protein, glukosa, mengisyaratkan disfungsi ginjal dan/atau
adanya diabetes.
14. Asam urat
Hiperurisemia telah menjadi implikasi sebagai faktor risiko terjadinya
hipertensi.
15. Foto dada
Dapat menunjukkan abstraksi kalsifikasi pada area katup, deposit pada
dan atau takik aorta, pembesaran jantung.
16. CT Scan
Mengkaji tumor serebral, ensefalopati, atau feokromositama.

20
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

A. IDENTIFIKASI DATA

1) Data Umum

Nama kepala keluarga (KK) : Tn. M


Usia : 58 Tahun
Pendidikan : S2
Pekerjaan : PNS
Alamat
2) Komposisi keluarga : : Makassar

No Nama Umur Hub Pendidikan JK Pekerjaan

1 Tn M 58 th KK S2 Laki-laki PNS

2 Ny. H 57 th Istri S1 Perempuan PNS

3 Nn. Sh 27 th Anak D3 Perempuan Perawat

4 Tn. Zm 24 th Anak S1 Laki-laki Swasta

3) Genogram

21
Keterangan :

= Laki-laki Tinggal serumah

= Perempuan meninggal

= Keturunan Klien
= Perkawinan

4) Tipe keluarga
Tipe keluarga inti yaitu terdiri dari ayah ibu dan anak
5) Suku dan Bangsa
Keluarga klien berasal dari suku makassar bugis atau Indonesia
kebudayaan yang dianut tidak bertentangan dengan masalah kesehatan,
bahasa sehari-hari yang digunakan yaitu bahasa indonesia dan kadang
menggunakan bahasa daerah makassar dan bugis.
6) Agama
Keluarga Tn M menganut agama Islam, setiap hari menjalankan ibadah
sholat di mesjid dan di rumah.

B. TAHAP PERKEMBANGAN DAN SEJARAH KELUARGA


Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga yang telah di lalui
Tahap perkembangan keluarga yang telah di lalui adalah Keluarga
baru (Tahap 1), Keluarga dengan kelahiran anak (Tahap 2),
Keluarga dengan anak usia prasekolah ( Tahap 3), keluarga dengan
anak sekolah ( Tahap 4), Keluarga dengan anak remaja (tahap 5 )

22
2. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tahap perkembangan keluarga saat ini adalah tahap perkembangan
keluarga dengan anak dewasa (Tahap 6), dimana anak paling tertua
telah meniggalkan rumah atau telah berkeluarga.
3. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap yang belum di lalui adalah tahap keluarga usia
pertengahan dan tahap keluarga usia lanjut
4. Riwayat Perkembangan masing-masing anggota keluarga.
b. Tn’M’ sebagai kepala keluarga sering sakit sakitan dan
mempunyai penyakit hipertensi sejak 15 tahun yang lalu, rutin
kontrol di Rumah sakit setiap bulan untuk cek laboratoriun dan
tekanan darah dan mengambil obat rutin, klien kadang susah
tidur jika banyak fikiran, tidak ada gangguan dalam makan dan
minum TD : 138/80 mmHg Suhu : 36,2 C BB : 56 Kg
N : 84 x/ menit RR : 22 x / menit TB : 165 Cm
c. Ny’H’ sebagai Istri jarang sakit sakitan, riwayat penyakit
terdahulu adalah hipertiroid selama 2 tahun mengkonsumsi obat
obatan dari Rumah sakit, dan sekarang dalam keadaan sehat.
TD : 104/70 mmHg Suhu : 36 C BB : 60 Kg
N : 76 x/ menit RR : 20 x / menit TB : 150 Cm
d. Nn’ S sebagai anak ke dua jarang sakit sakitan, riwayat penyakit
terdahulu adalah hipertiroid dan Tipes selama 2 tahun
mengkonsumsi obat obatan dari Rumah sakit, dan sekarang
dalam keadaan sehat.
TD : 110/70 mmHg Suhu : 36 C BB : 47 Kg
N : 80 x/ menit RR : 20 x / menit TB : 153 Cm
e. Tn’ Zm sebagai anak ke 3 jarang sakit sakitan, sekarang dalam
keadaan sehat.
TD : 120/70 mmHg Suhu : 36 C BB : 78 Kg
N : 88 x/ menit RR : 20 x / menit TB : 175 Cm

23
C. DATA LINGKUNGAN
1) Karakteristik rumah
 Tipe Rumah : Tembok permanen
 Jumlah dan rasio kamar/ ruangan : 4 kamar tidur, 2 kamar
mandi, 1 ruang dapur, 1 ruang makan, 1 ruang keluarga, 1 ruang
tamu, dan terdapat garasi/teras atas dan bawah, Memiliki
sirkulasi udara yang baik pada bagian depan dan bagian atas
rumah, memiliki sistem sanitasi yang baik, dan memiliki sistem
penerangan ruang yang baik. Lantai terbuat dari keramik, ruamh
tampak bersih.
 Karakteristik air : air yang di gunakan bersih bersumber dari
PDAM yang di gunakan untuk mandi bersih rumah, minum dan
memasak.

LT 1 LT 2

Teras Teras

Ruang Tamu kamar

Ruang Keluarga Ruang


kamar
keluarga

kamar
kamar
Dapur

WC gudang WC

24
2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Hubungan antar tetangga saling membantu, bila ada tetangga yang
butuh bantuan saling tolong menolong
3) Mobilitas geografis keluarga
Sebagai penduduk sulawesi keluarga ini sudah beberapa kali
pindah rumah dari beberapa daerah karna masalah pekrjaan
(pindah dinas)
D. STRUKTUR KELUARGA

1. Pola komunikasi keluarga


Anggota keluarga menggunakan bahasa indonesia dan bahasa
daerah makassar dan bugis dalam berkomunikasi sehari-harinya
dan mendapatkan informasi kesehatan dari petugas kesehatan,
media sosial dan televisi.
2. Struktur kekuatan keluarga
Tn.M menderita penyakit hipertensi, anggota keluarga lainnya
dalam keadaan sehat.
3. Struktur peran :
 Tn M sebagai kepala keluarga dan menafkahi Istri dan
anak dalam membiayai sekolah dll.
 Ny H sebagai Istri bekerja sebagai PNS membantu
mengurus rumah tangga dan membantu memenuhi
kebutuhan keluarga
 Nn. S Sebagai anak kedua sebagai mahasiswa dan
membantu mengurus kedua oarang tua dan pekrjaan
dirumah
 Tn Z sebagai anak ketiga bekrja sebagi pengawai swasta dan
membantu mengurus kedua oarang tua dan pekrjaan
dirumah
E. FUNGSI KELUARGA
1. Keluarga afektif
Hubungan antara keluarga baik, mendukung bila ada yang sakit

25
langsung dibawa ke petugas kesehatan atau rumah sakit.
2. Fungsi sosial

26
Setiap hari keluarga selalu berkumpul di rumah, hubungan dalam
keluarga baik dan selalu mentaati norma yang baik.
3. Fungsi perawatan keluarga
Penyediaan makanan selalu dimasak terdiri komposisi, nasi, lauk
pauk, dan sayur dengan frekuensi 3 kali sehari dan bila ada anggota
keluarga yang sakit keluarga merawat dan mengantarkan ke rumah
sakit atau petugas kesehatan. Dalam merawat Tn. M masih
memberikan makanan yang sama dengan anggota keluarga yang lain.
4. Fungsi reproduksi
Tn. M sudah tidak melakukan hubungan seksual karena merasa sudah
tua tidak mampu lagi
5. Fungsi ekonomi
Keluarga dapat memenuhi kebutuhan makan yang cukup, pakaian
untuk anak dan biaya untuk berobat.
F. KOPING KELUARGA
1) Stresor jangka pendek dan panjang :
Stresor jangka pendek : Tn. M merasa kwatir jika tekanan darah
tiba naik, hal ini yang meyebabkan kadang sulit untuk tidur.
Stresor jangka panjang : Tn. M merasa kwatir tentang komplikasi
yang akan terjadi jika tekanan darah tidak normal
2) Kemampuan keluarga dalam merespon terhadap situasi dan stresor
Keluarga selalu memeriksakan anggota keluarga yang sakit ke
puskesmas dengan petugas kesehatan.
3) Strategi koping yang digunakan
Anggota keluarga selalu bermusyawarah untuk
menyelesaikan masalah yang ada.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Tn. M bila sedang sakit pusing maka di ajurkan untuk banyak
istirahat.

27
G. PEMERIKSAAN FISIK (seluruh anggota keluarga)

Anggota keluarga
Pemeriksaan
Ayah Ibu Anak 1 Anak 2
Kepala:
Rambut Warna rambut hitam ikal Warna rambut hitam Warna rambut hitam Warna rambut hitam ikal
Mata Bola mata simestris ikal panjang ikal pendek Panjang
Hidung Tidak ada polip Tidak apa polip Tidak apa polip Tidak apa polip
Telinga Daun telinga simetris, Daun telingan simetris, Daun telingan simetris, Daun telingan simetris,
tidak ada lesi , fungsi tidak ada lesi, fungsi tidak ada lesi, fungsi tidak ada lesi, fungsi
pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik. pendengaran baik.
Gigi-mulut Tidak ada sariawan, gigi Tidak ada sariawan, Tidak ada sariawan, Tidak ada sariawan, gigi
bersih tidak ada karies, gigi bersih, ada gigi gigi bersih,gigi bersih,gigi berlubang 2
terdapat 2 buah gigi hilang 2 buah, lidah berlubang 2 buah. buah.
palsu. sedikit
kotor.
Leher :
Tonsil Tidak tampak adanya Tidak tampak adanya Tidak tampak adanya Tidak tampak adanya
peradangan pada tonsil. peradangan pada tonsil. peradangan pada tonsil. peradangan pada tonsil.
Kelenjar
Tidak tampak adanya Tidak tampak adanya Tidak tampak adanya Tidak tampak adanya
pembengkakan kelenjar pembengkakan kelenjar pembengkakan kelenjar pembengkakan kelenjar
getah bening dan tiroid. getah bening dan tiroid. getah bening dan tiroid. getah bening dan tiroid.
Dada :
Jantung Ictus kordic tidak Ictus kordic tidak Ictus kordic tidak Ictus kordic tidak
tampakbunyi jantung tampakbunyi jantung tampakbunyi jantung tampakbunyi jantung
regular, tidak ada nyeri regular, tidak ada nyeri regular, tidak ada nyeri regular, tidak ada nyeri
tekan. tekan. tekan. tekan.
Paru Suara vesikular, Suara vesikular, Suara vesikular, Suara vesikular,
pengembangan sama, pengembangan sama, pengembangan sama, pengembangan sama,
tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan. tidak ada nyeri tekan.
Bentuk dada Simetris Kanan Kiri Simetris Kanan Kiri Simetris Kanan Kiri Simetris Kanan Kiri
Gerakan Pengembangan Simetris Pengembangan Simetris Pengembangan Simetris Pengembangan Simetris
Perut :
Bising usus Bising usus 26 kali/menit Bising usus 26 x/menit Bising usus 26 x/menit Bising usus 26 kali/menit
Nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan Tidak ada nyeri tekan
Kulit : Skin hangat, akral teraba Skin hangat, akral Skin hangat, akral Skin hangat, akral teraba
teraba hangat, tampak teraba hangat, tampak
Turgor hangat, tampak elastis. hangat, tampak elastis.
elastis. Tampak ada lesi elastis. Tampak ada lesi
Tidak tampak ada lesi bekas alergi alergi pada tangan. Tidak tampak ada lesi

25
Ekstremitas : Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan Ekstremitas atas dan
Gerakan bawah simetris kanan bawah simetris kanan bawah simetris kanan bawah simetris kanan
Kelainan dan kiri, pergerakan dan kiri, pergerakan dan kiri, pergerakan dan kiri, pergerakan
normal tidak ada lesi normal tidak ada lesi normal tidak ada lesi normal tidak ada lesi dan
dan udema. dan udema. dan udema. udema.
Kesimpulan secara Pemeriksaan fisik pada Pemeriksaan fisik pada Pemeriksaan fisik pada Pemeriksaan fisik pada
umum (tuliskan ulang Tn M tidak tampak ada Tn M tidak tampak ada Tn M tidak tampak ada Tn M tidak tampak ada
secara singkat data- kelainan fisik. kelainan fisik. kelainan fisik. kelainan fisik.
data yang dianggap
perlu menjadi fokus)

26
H. ANALISA DATA

ANALISA DATA

No. DATA PROBLEM


1. DS : Ketidakefektifan
o Saat dikaji Tn M mengatakan pemeliharaan kesehatan .
memiliki penyakit hipertensi
o Tn M mengatakan mengetahui Domain 1: Promosi
bahwa ia memiliki penyakit Kesehatan
keturunan yaitu hipertensi tapi
kurang memahami bagai mana Kelas 2: Manajemen
tindakan yang di lakukan selama Kesehatan
pandemik karna terbatasnya
akses di daerah ini.
o Tn M mengatakan ketika tekanan
darah naik tidak langsung di
bawa ke pelayanan kesehatan
karna merasa khwatir dengan
penyebaran covid 19 pada masa
pendemik ini
o Tn M dan keluarga mengatakan
selama pandemik tidak ada
pantangan untuk makanan yang
dimakan, makan makanan juga
tidak di pisahkan dengan yang
normal.
DO:
 TD : 138/80 mmHg
 Suhu : 36,2 C
 BB : 56 Kg/ TB : 165 Cm
 N : 84 x/ menit
 RR : 22 x / menit
 Gula darah sewaktu Tn M= 110
mg/dl
 Kolestrol : 210 U/dl

2. DS: Perilaku cenderung


o Tn M mengatakan sering makan berisiko
makanan asam dan asin
o Tn M dan keluarga mengatakan Domain 1: Promosi
tidak ada pantangan untuk Kesehatan
makanan yang dimakan
o Tn M mengatakan jarang Kelas 2: Manajemen
berolahraga karna sibuk bekerja Kesehatan
dirumah selama pandemik,
hanya berjemur 10 menit.
o Tn M mengatakan merasa cemas
dan kwatir berlebhan jika suatu
saat ada komplikasi dengan
penyakitnya di masa pandemik
covid 19.
DO:
 TD : 138/80 mmHg
 Suhu : 36,2 C
 BB : 56 Kg/ TB : 165 Cm
 N : 84 x/ menit
 RR : 22 x / menit
 Gula darah sewaktu Tn M : 110
mg/dl
 Kolestrol : 210 u/dl

28
PENAPISAN MASALAH 1

Diagnosa : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan


NO. KRITERIA PERHITUNGAN SCORE PEMBENARAN
1. Sifat masalah : Masalah hipertensi Tn

2 M adalah keadaan yang


 Aktual (3) 2
𝑋1
3 3 sudah terjadi dan perlu
 Ancaman (2)
dilakukan tindakan
 Keadaan
segera
Sejahtera (1)
2. Kemungkinan Masalah hipertensi, Tn
masalah dapat diubah M dapat di ubah dengan
: 2 cara menganjurkan
𝑋2 2
2
kepada Tn R untuk
 Mudah (2)
menjaga pola makan.
 Sebagian (1)
 Tidak dapat (0)
3. Potensi masalah untuk Masalah hipertensi,
dicegah : Tn.M dapat di cegah
untuk tidak
 Tinggi (3)
3
𝑥1 memperburuk keadaan
 Cukup (2) 3 1
dapat dilakukan Tn.M
 Rendah (1)
dan keluarga untuk
memperbaiki perilaku
hidup sehat

4. Menonjolnya masalah 2 1 Tn.M dan keluarga


𝑋1
2
: merasakan ada masalah
yang terjadi tetapi
 Masalah berat
keluarga belum dapat
dan harus segera
memaksimalkan
ditangani (2)
perawatan teraupetik

29
 Ada dan pola yang efektif
masalah, untuk perawatn.
tidak perlu
ditangani (1)
 Masalah tidak
dirasakan (0)
Total Skor 2
4
3

PENAPISAN MASALAH 2

Diagnosa : Perilaku cenderung berisiko


NO. KRITERIA PERHITUNGAN SCORE PEMBENARAN
1. Sifat masalah : 3 1 Perilaku kesehatan pada
𝑥1
3
keluarga Tn.M adalah
 Aktual (3)
keadaan yang sudah
 Ancaman (2)
terjadi dan perlu
 Keadaan
dilakukan tindakan
Sejahtera (1)
segera
2. Kemungkinan 1 1 Perilaku kesehatan pada
𝑥2
2
masalah dapat diubah : Tn M dan keluarga dapat
di ubah dengan cara
 Mudah (2)
menganjurkan kepada Tn
 Sebagian (1)
M dan keluartga untuk
 Tidak dapat (0)
menjaga pola makan dan
pola hidup yang baik,
serta olahraga untuk
mnegurangi kecemasan

3. Potensi masalah untuk 2 2 Perilaku kesehatan pada


𝑋1
3 3
dicegah : Tn M dan keluarga dapat

30
di cegah untuk tidak
 Tinggi (3)

31
 Cukup (2) memperburuk keadaan
 Rendah (1) dapat dilakukan Tn M
dan keluarga untuk
memperbaiki perilaku
hidup sehat

4. Menonjolnya masalah 2 1 Rasa takut menyebabkan


𝑋1
2
: peningkatan TD yang
dapat memperburuk
 Masalah berat dan
keadaan , memberikan
harus segera
penjelasan yang tepat
ditangani (2)
untuk mengurangi
 Ada masalah,
kekwahtiram keluarga.
tidak perlu
ditangani (1)
 Masalah tidak
dirasakan (0)
Total Skor 2
3
3

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN

No Prioritas Diagnosa Keperawatan Skor

1 Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan b/d ketidakmampuan keluarga 2


4
3
untuk merawat keluarga yang mengalami masalah kesehatan

2 Perilaku cenderung berisiko b/d strssor dan perilaku yang kurang 2


3
3
memperhatikan masalah kesehatan

32
CATATAN INTERVENSI KEPERAWATAN KELUARGA

NO DIAGNOSA
NOC NIC
KEPERAWATAN
1. Ketidakefektifan Setelah dilakukan tindakan keperawatan
pemeliharaan kesehatan
diharapkan Keluarga mampu memelihara 1. Monitor tanda – tanda vital setiap kali kunjungan
b/d ketidakmampuan
keluarga untuk merawat kesehatan dengan indikator : 2. Kaji tingkat pengetahuan pasien terkait dengan
keluarga yang mengalami
proses penyakit yang spesifik
masalah kesehatan a. Pengetahuan: Manajemen Hipertensi (1837)
3. Monitor keterlibatan anggota keluarga dalam
o Kisaran normal untuk tekanan
perawatan pasien.
darah sistolik
4. Berikan ceramah (penyuluhan) untuk memberikan
dengan skala 2 (Pengetahuan Terbatas)
informasi dengan tepat tentang pentingnya menjaga
menjadi skala 4 (Pengetahuan banyak)
kesehatan di masa pandemik
o Target tekanan darah
5. Tekankan pentingnya pola makan yang sehat lain-lain
Dengan skala 2 (Pengetahuan terbatas)
bagi individu dan keluarga
Menjadi skala 4 (Pengetahuan banyak)
6. Dorong anggota keluarga untuk menjaga atau
o Manfaat diet yang tepat
mempertahankan hubungan keluarga yang sesuai
Dengan skala 2(Pengetahuan terbatas)
Menjadi skala 4(Pengetahuan banyak)

33
2. Perilaku cenderung Setelah dilakukan tindakan keperawatan di
berisiko b/d strssor dan
harapkan Keluarga mampu mengenal dan 1. Kaji kebiasaan klien dan keuarga yang beresiko
perilaku yang kurang
memperhatikan masalah melakukan pencegahan penyakit kambuh 2. Anjurkan kepada keluarga memeriksakan secara
kesehatan
dengan kriteria : teratur ke pelayana kesehatan
3. Diskusikan perubahan gaya hidup yang
a. Perilaku promosi kesehatan (1602)
mungkin diperlukan untuk mencegah
o Menggunakan perilaku yang
komplikasi
menghindari resiko
4. Diskusikan dan rencanakan aktivitas-aktivitas
Dengan skala 2 (jarang menunjukkan)
pengurangan resiko berkolaborasi dengan individu
menjadi skala 4 (sering menunjukkan)
atau kelompok
o Memonitor lingkungan terkait
5. Ajarkan tekhnik relaksasi untuk mengurangi
dengan resiko
kecemasan.
Dengan skala 2 (jarang menunjukkan)
6. Latih dan mengajarkan senam hipertensi atau olahraga
menjadi skala 4 (sering menunjukkan)
secara teratur
o Melakukan perilaku secara rutin
Dengan skala 2 (jarang menunjukkan)
menjadi skala 4 (sering menunjukkan)

34
CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf


17/07 Ketidakefektifan pemeliharaan
1. Memonitor tanda – tanda vital setiap kali S :
2020 kesehatan b/d ketidakmampuan
kunjungan. o Tn M dan keluarga mengatakan
keluarga untuk merawat keluarga mengetahui tantang hipertensi dan
H : TD : 126/ 78 mmHg menjelaskan kembali.
yang mengalami masalah kesehatan
2. Mengkaji tingkat pengetahuan o Tn M dan keluarga mengatakan
mengikuti protokol kesehatn dan
pasien terkait dengan proses menjaga pola makan dengan baik.
penyakit yang spesifik. O:
o Tanda Vital dalam kisaran normal
H : Tn M menjelaskan sedikit tentang
TD : 118/88 mmHg
penyakitnya. Nadi : 78 x/menit
3. Memonitor keterlibatan anggota keluarga Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36 C
dalam perawatan pasien.
o Tn M dan keluarga tampak
H : keluarga selalu memberi semangat dan kooperatif dalam berdikusi
memenuhi kebutuhan klien mengenai masalah kesehatan pada
masa pandemik.
4. Memberikan ceramah (penyuluhan) untuk
memberikan informasi dengan tepat tentang A : Masalah Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan teratasi
pentingnya menjaga kesehatan di masa
sebagian
pandemik.

35
H : Memberi penyuluhan
5. Menganjurkan pentingnya pola makan yang P : Pertahankan Intervensi
o Monitor tanda vital
sehat (diet rendah garam) bagi individu dan o Monitor keterlibatan keluarga
keluarga. dalam menjaga kesehatan.
H : Keluarga melaksanakan

36
Tgl Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
20/07/ Perilaku cenderung berisiko b/d 1. Mengkaji kebiasaan klien dan keluarga
2020 strssor dan perilaku yang kurang yang beresiko. S:
memperhatikan masalah kesehatan H : Tn M terbiasa makan makanan yang o Tn M mengatakan merasa senang
asin dan berlemak, serta jarang dengan banyaknya pengetahuan
bergerak. yang di dapatkan
2. Menganjurkan kepada keluarga o Tn M dan keluarga merasa segar
memeriksakan secara teratur setelah berolahraga setiap 3 kali
ke pelayanan kesehatan seminggu dan cemas mulai
H : Selama pandemik klien hanya berkurang.
konsultasi dokter 1 kali tiap bulan o Tn M mengatakan menghindari
3. Mendiskusikan perubahan gaya hidup makanan yang terlalu asin dan lebih
yang mungkin diperlukan untuk bnyak makan sayur dan buah
mencegah komplikasi.
H : Tn M di beri penyuluhan tentang
menjaga kesehatan di masa pandemik.
4. Mendiskusikan dan rencanakan aktivitas-
aktivitas pengurangan resiko
berkolaborasi dengan individu atau
kelompok.

37
H : Tn menyimak dengan baik O:
5. Mengajarkan tekhnik relaksasi untuk o Klien tampak bersemangat dan
mengurangi kecemasan dalam masa tampak segar.
pandemik.
H : Tn M mengikuti dengan bimbingan
6. Melatih dan mengajarkan senam A : Masalah perilaku cenderung berisiko
hipertensi atau olahraga secara teratur teratasi sebagian
H : Tn M dan keluarga
melaksanakan.
P : Pertahankan Intervensi
o Ajarkan tekhnik relaksasi
o Latih senam dan olahraga ringan

38
CATATAN PERKEMBANGAN

Tgl Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf


21/07/ Ketidakefektifan pemeliharaan
1. Memonitor tanda – tanda vital setiap kali S :
2020 kesehatan b/d ketidakmampuan
kunjungan. o Tn M dan keluarga mengatakan
keluarga untuk merawat keluarga mengetahui tantang hipertensi dan
yang mengalami masalah kesehatan H : TD : 126/ 78 mmHg menjelaskan kembali.
2. Mengkaji tingkat pengetahuan pasien o Tn M dan keluarga mengatakan
mengikuti protokol kesehatn dan
terkait dengan proses penyakit yang menjaga pola makan dengan baik.
spesifik. O:
o Tanda Vital dalam kisaran normal
H : Tn M menjelaskan sedikit tentang
TD : 118/88 mmHg
penyakitnya. Nadi : 78 x/menit
3. Memonitor keterlibatan anggota keluarga Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36 C
dalam perawatan pasien.
o Tn M dan keluarga tampak
H : keluarga selalu memberi semangat dan kooperatif dalam berdikusi
memenuhi kebutuhan klien mengenai masalah kesehatan pada
masa pandemik.
4. Memberikan ceramah (penyuluhan) untuk
memberikan informasi dengan tepat tentang A : Masalah Ketidakefektifan
pemeliharaan kesehatan teratasi
pentingnya menjaga kesehatan di masa
pandemik.

39
H : Memberi penyuluhan sebagian
5. Menganjurkan pentingnya pola makan yang
sehat (diet rendah garam) bagi individu dan P : Pertahankan Intervensi
keluarga. o Monitor tanda vital
o Monitor keterlibatan keluarga
H : Keluarga melaksanakan
dalam menjaga kesehatan.

40
Tgl Diagnosa keperawatan Implementasi Evaluasi Paraf
23/07/ Perilaku cenderung berisiko b/d 1. Mengkaji kebiasaan klien dan keluarga
2020 strssor dan perilaku yang kurang yang beresiko. S:
memperhatikan masalah kesehatan H : Tn M terbiasa makan makanan yang o Tn M mengatakan merasa senang
asin dan berlemak, serta jarang dengan banyaknya pengetahuan
bergerak. yang di dapatkan
2. Menganjurkan kepada keluarga o Tn M dan keluarga merasa segar
memeriksakan secara teratur setelah berolahraga setiap 3 kali
ke pelayanan kesehatan seminggu dan cemas mulai
H : Selama pandemik klien hanya berkurang.
konsultasi dokter 1 kali tiap bulan o Tn M mengatakan menghindari
3. Mendiskusikan perubahan gaya hidup makanan yang terlalu asin dan lebih
yang mungkin diperlukan untuk bnyak makan sayur dan buah
mencegah komplikasi.
H : Tn M di beri penyuluhan tentang
menjaga kesehatan di masa pandemik.
4. Mendiskusikan dan rencanakan
aktivitas-aktivitas pengurangan
resiko

41
berkolaborasi dengan individu atau
kelompok. O:
H : Tn menyimak dengan baik o Klien tampak bersemangat dan
5. Mengajarkan tekhnik relaksasi untuk tampak segar.
mengurangi kecemasan dalam masa
pandemik.
H : Tn M mengikuti dengan bimbingan A : Masalah perilaku cenderung berisiko
6. Melatih dan mengajarkan senam teratasi sebagian
hipertensi atau olahraga secara teratur
H : Tn M dan keluarga
melaksanakan. P : Pertahankan Intervensi
o Ajarkan tekhnik relaksasi
o Latih senam dan olahraga ringan

42
42

Anda mungkin juga menyukai