PENDAHULUAN
resiko murni dan resiko spekulatif. Resiko murni merupakan resiko yang dapat
sebagai peluang terjadinya hasil yang tidak diinginkan sehingga resiko hanya
terkait dengan situasi yang memungkinkan munculnya hasil negatif serta berkaitan
Manajeme resiko adalah suatu cara dalam mengorganisir suatu resiko yang
akan dihadapi baik itu sudah diketahui maupun yang belum diketahui atau yang tak
terpikirkan yaitu dengan cara memindahkan resiko kepada pihak lain, menghindari
resiko, mengurangi efek negatif resiko, dan menantang sebagian atau semua
dalam pelayanan kesehatan yang diukur adalah upaya yang dilakukan (inspaning
pelayanan yang dilakukan di Instalasi Farmasi pasti mengandung resiko, baik yang
sudah diketahui maupun yang belum diketahui. Oleh karena itu, dengan manajemen
resiko, diharapkan kerugian yang ditimbulkan dari ketidakpastian dapat dikurangi
bahkan dihilangkan untuk kelangsungan pelayanan kesehatan khususnya di
Instalasi Farmasi Rumah Sakit.
1.2 Tujuan
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Clough and Sears (1994 dikutip dalam Anonim 2009), Manajemen
risiko didefinisikan sebagai suatu pendekatan yang komprehensif untuk menangani
semua kejadian yang menimbulkan kerugian.
Menurut Fahmi (2010:2) manajemen resiko adalah suatu bidang ilmu yang
membahas tentang bagaimana suatu organisasi menerapkan ukuran dalam memetakan
berbagai permasalahan yang ada dengan menempatkan berbagai pendekatan
manajemen secara komperhensif dan sistematis.
4. Pengendalian Administrasi
Pengendalian administrasi merupakan pengendalian risiko dan bahaya dengan
peraturan-peraturan terkait dengan keselamatan dan kesehatan kerja yang
dibuat. Contoh pengendalian administrasi adalah melaksanakan inspeksi
keselamatan terhadap peralatan secara periodik, melaksanakan pelatihan,
mengatur keselamatan dan kesehatan kerja pada aktivitas kontraktor,
melaksanakan safety induction memastikan operator forklift sudah
mendapatkan lisensi yang diwajibkan, menyediakan instruksi kerja untuk
melaporkan kecalakaan, mengganti shift kerja, menempatkan pekerja sesuai
dengan kemampuan dan risiko pekerjaan (missal terkait dengan pendengaran,
gangguan pernafasan, gangguan kulit), serta memberikan instruksi terkait
dengan akses kontrol pada sebuah area kerja.
5. Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja nomor 8 Tahun
2010 adalah suatu alat yang mempunyai kemampuan untuk melindungi
seseorang yang fungsinya mengisolasi sebagian atau seluruh tubuh dari
potensi bahaya di tempat kerja. Contoh pelindung diri adalah baju, sepatu
keselamatan, kacamata keselamatan, perlindungan pendengaran dan sarung
tangan.
BAB III
PENUTUP
3.1 Gh
3.2 gf
Daftar Pustaka
British Standard Institution. (2018, Mar 12). ISO 45001: 2018 Occupational
Health and Safety management systems. Geneva, Swiss.