Anda di halaman 1dari 50

BAB I

PENDAHULUAN

Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang
berkhasiat sebagai obat. Obat adalah suatu bahan atau panduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,
luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia. Obat dapat bersifat sebagai obat
jika sesuai dengan dosis dan waktu yang tepat.

Obat juga bersifat racun bagi tubuh jika dikonsumsi dengan dosis yang
berlebihan. Hal ini menyebabkan pemberian obat kurang dapat menyembuhkan
karena salah penggunaan dan dosis yang tidak tepat. Banyak masyarakat yang
masih belum paham akan pemanfaatan tanaman obat keluarga. Masyarakat sering
salah dalam menentukan bahan baku dalam pembuatan obat tradisional dan tidak
mengerti cara untuk mengolah bahan tersebut. Ini dapat menyebabkan efek
samping yang berbeda bagi tiap orang jika dosis obat diberikan secara berlebihan.
Semakin banyak masyarakat yang menaruh perhatian terhadap penggunaan obat
yang rasional demi kepentingan keluarga.

Penggunaan obat rasional mensyaratkan pasien menerima pengobatan


yang sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dengan dosis yang tepat, jangka waktu
pemberian obat yang benar, dan mendapatkan harga obat yang paling murah.
Untuk bayi terutama bayi usia balita, dianjurkan untuk tidak memberikan obat
bebas tanpa berkonsultasi dengan dokter. Sistem Pendukung Keputusan (SPK)
adalah sebuah sistem yang mampu memberikan kemampuan pemecahan masalah
maupun kemampuan pengkomunikasian untuk masalah dengan kondisi semi
terstruktur dan tak terstruktur.

Sistem pendukung keputusan bertujuan untuk menyediakan informasi,


membimbing, memberikan prediksi serta mengarahkan kepada pengguna
informasi agar dapat melakukan pengambilan keputusan dengan lebih baik. Suatu
sistem pendukung keputusan mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah
yang dihadapi oleh pengambil keputusan, tetapi dapat menjadi stimulan bagi
pengambil keputusan dalam memahami persoalannya karena mampu menyajikan
berbagai alternatif pemecahan. Dari permasalahan tersebut, penelitian ini akan
membahas sistem pendukung keputusan yang diharapkan dapat membantu
masyarakat mengetahui jenis tanaman obat yang tepat untuk dikonsumsi sesuai
dengan penyakit yang diderita serta tingkat kepentingan kriteria. Sistem
pendukung keputusan ini menggunakan metode Topsis dan dibangun dengan
menggunakan bahasa pemrograman PHP dengan framework CodeIgniter (CI).
Untuk web server yang digunakan adalah Apache dan untuk database yang
digunakan adalah MySql
BAB II

KONSEP KELUARGA

A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Friedman, (2010) mendefinisikan keluarga adalah unit dari
masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya
dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai
lembaga/unit layanan perlu diperhitungkan. Keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi,
dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental dan
emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat dari
interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan
hubungan untuk mencapai tujuan umum. Keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling bergantung.
Fungsi keluarga menurut Friedman, (2010) adalah :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan hubungan sosial yang positif
berhubungan dengan hasil kesehatan yang lebih baik, umur
panjang, dan penurunan tingkat stres. Sebaliknya, kehidupan
keluarga juga dapat menimbulkan stres dan koping disfungsional
dengan akibat yang dapat menganggu kesehatan fisik (misal tidur,
tekanan darah tinggi, penurunan respon imun).
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah adalah proses perkembangan atau
perubahan yang terjadi atau dialami seseorang sebagai hasil dari
interaksi dan pembelajaran peran sosial. Sosialisasi di mulai dari
sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi sosial adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
seperti makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain.
e. Fungsi pera watan keluarga
Fungsi untuk menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan
asuhan kesehatan/keperawatan. Kemampuan keluarga melakukan
asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan mempengaruhi
status kesehatan keluarga individu.
2. Tipe dan bentuk keluarga
Friedman (2010) mengklasifikasikan tipe keluarga antara lain sebagai
berikut:
1) Nuclear Family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak yang masih menjadi tanggunganya dan tinggal
dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.
2) keluarga Extended Family (besar), yaitu satu keluarga yang terdiri
dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan
saling menunjang satu sama lain.
3) Single parent family, yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu
kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih
bergantung kepadanya.
4) Nuclear dyed, yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri
tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
5) Blended family, yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari
perkawinan pasangan, yang masing-masing pernah menikah dan
membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
6) Three generation family, yaitu keluarga yang terdiri dari tiga
generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu
rumah.
7) Single adult living alone, yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri
dari satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
8) Middle age atau elderly couple, yaitu keluarga yang terdiri dari
sepasang suami istri paruh baya.
3. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
Friedman (2010) mengklasifikasikan tugas keluarga dalam bidang
kesehatan sebagai berikut :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan
fasilitas kesehatan.

4. Jenis Penyakit
Didalam keluarga terdapat beberapa jenis penyakit yang sering terjadi
antara lain:
a. Diabetes Melitus
b. Hipertensi
c. Gastritis
d. Asam Urat
BAB III

DIABETES MELLITUS

1. Definisi
Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan metabolisme yang
ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya
dan dapat menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular,
dan neuropati (Nurarif, 2016).
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus
a. Diabetes Melitus
 Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau Langerhans akibat
suatu proses autoimun.
 Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemempuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan
untuk menghambat produksi glukosa oleh hati.
b. Gangguan toleransi glukosa
c. Diabetes kehamilan
3. Etiologi Diabetes Mellitus
a. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel
beta pada pancreas yang disebabkan oleh:
 Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri,
akan tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecencerungan
genetic kearah terjadinya diabete tipe I.
 Faktor imunologi (autoimun)
 Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat menyebabkan
proses autoimun yang akan menimbulkan estruksi sel beta.
b. DM tipe II
Disebabkan oleh suatu kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Foktor resiko yang dapat berhubungan dengan proses terjadinya diabetes
tipe II yaitu: usia, obesitas, riwayat dm dan keluarga.
Sudoyo Aru (2009) mengklasifikasikan hasil pemeriksaan glukosa darah
2 jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3, yaitu:
1. <140 mg/dl
2. 140 - <200 mg/dl
3. >200 mg/dl

4. Manifestasi Klinis Diabetes Mellitus


Price & Wilson (2006) dalam Nurarif (2016) mengklasifikasikan beberapa
manifestasi klinik yang dikaitkan dengan konsekuensi metabolic defisiensi
insulin, yaitu:
a. Kadar glukosa puasa tidak normal
b. Hiperglikemia berat mengakibatkan glukosuria yang akan menjadi
diuresis osmotic yang akan meningkatkan pengeluaran urin (poliuria)
dan akan timbul rasa haus (polidipsia)
c. Rasa lapar yang semakin besar (polifagia) dan berat badan berkurang
d. Mudah lelah dan ngantuk
e. Gejala lain yang dikeluhkan adalah kesemutan, gatal, pandangan kabur,
impotensi, peruritas vulva.

5. Penatalaksanaan
a. Medis
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah
mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan
gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima komponen dalam
penatalaksanaan DM, yaitu :
1) Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
 Memperbaiki kesehatan umum penderita
 Mengarahkan pada berat badan normal
 Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
 Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
 Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM, adalah :
 Jumlah sesuai kebutuhan
 Jadwal diet ketat
 Jenis : boleh dimakan / tidak
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah
diikuti pedoman 3 J yaitu:
a. jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan 
dikurangi atau ditambah
b. jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
c. jenis makanan yang manis harus dihindari

b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, yaitu :
1. Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 1/2 
jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada
penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor
insulin dan meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya.
2. Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore.
3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen.
4. Meningkatkan kadar kolesterol – high density lipoprotein
5. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dirangsang pembentukan glikogen baru.
6. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
c. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada
penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya:
leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
d. Obat
Tablet OAD (Oral Antidiabetes)/ Obat Hipoglikemik Oral (OHO).
1. Mekanisme kerja sulfanilurea
Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan insulin yang
tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin dam meningkatkan
sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa. Obat golongan ini
biasanya diberikan pada penderita dengan berat badan normal dan
masih bisa dipakai pada pasien yang berat badannya sedikit lebih.

2. Mekanisme kerja Biguanida


Biguanida tidak mempunyai efek pankreatik, tetapi mempunyai efek
lain yang dapat meningkatkan efektivitas insulin, yaitu :
a. Biguanida pada tingkat prereseptor → ekstra pankreatik
b. Menghambat absorpsi karbohidrat
c. Menghambat glukoneogenesis di hati
d. Meningkatkan afinitas pada reseptor insulin
e. Biguanida pada tingkat reseptor : meningkatkan jumlah reseptor
insulin
f. Biguanida pada tingkat pascareseptor: mempunyai efek
intraselluler

e. Penatalaknaan non-farmakologis
Susilo & Wulandari (2011) Penatalaksanaan non-farmakologis ini
ditujukan dengan langkah pencegahan dan manajemen hidup yang sehat.
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi diabetes mellitus yaitu :
gizi sehat dan seimbang, kontrol berat badan, tidur yang cukup,
berolahraga atau terapi fisik, terapi herbal, terapi jus buat atau dapat
menggunakan TOGA, seperti :
1. Buah Tomat
a. Kandungan buah tomat
Dewi (2012) menjelaskan bahwa tomat merupakan salah
satu buah atau ada juga yang mengkategorikan tomat ini
sebagai sayuran. Tomat mengandung vitamin A untuk
kesehatan mata, vitamin C untuk regenerasi sel dan sistem
kekebalan tubuh serta vitamin K untuk kesehatan tulang.
Tomat yang mengandung likopen (lycopene) yang merupakan
antioksidan untuk memerangi radikal bebas serta dapat
menurunkan kadar gula darah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2013)
dalam Febiola (2018) mengatakan bahwa kandungan likopen
pada 100 g tomat yang dibuat jus sebanyak 12,8 mg sedangkan
pada 100 g tomat segar sebanyak 5,8 mg. Likopen dapat
menurunkan glukosa darah dengan cara menghambat
terjadinya resistensi hormon insulin, sehingga toleransi sel
terhadap glukosa meningkat sehingga kelebihan gula darah
dapat ditanggulangi. Tomat yang digunakan sebanyak 180 g
dengan kandungan likopen 23 g dapat menurunkan kadar
glukosa darah sebesar 9,00 mg/dl pada penderita diabetes
selama 3 mingggu.
b. Cara membuat jus tomat
 Bahan
- 150 gr buah tomat
- 50 ml air matang
- 10 ml madu
 Alat
- Blender
- Gelas
 Cara membuat
- Blender tomat, air dan madu selama 1 menit
- Tuang dalam gelas saji
- Sajikan 1x sehari pada pagi hari sebelum sarapan
c. Indikasi jus tomat pada diabetes
 Menurunkan kolestrol
 Meminimalkan resiko kanker prostat
 Menurunkan tekanan darah
 Mengurangi resiko stroke
d. Kontra indikasi jus tomat
 Kram otot
 Batu ginjal, tomat yang kaya akan potasium dapat
membahayakan penderita ginjal jika dikonsumsi secara
berlebihan
 Meningkatkan tekanan darah, kandungan sodium yang
tinggi cukup berbahaya bagi penderita tekanan darah
tinggi
 Asam lambung meningkat, tomat menggandung asam
dalam jumlah tinggi. Bila dikonsumsi terlalu banyak,
maka akan terjadi kenaikan asam lambung yang akan
menyebabkan gastritis.

2. Buncis

a. Definisi
Rachmawani & Oktarlin (2017) menjelaskan bahwa
buncis merupakan sumber protein, vitamin dan mineral yang
penting dan mengandung zat-zat lain yang berkhasiat untuk
obat dalam berbagai macam penyakit. Gum dan pectin yang
terkandung dapat menurunkan kadar gula darah, sedangkan
lignin berkhasiat untuk mencegah kanker usus besar dan
kanker payudara. Serat kasar dalam polong buncis sangat
berguna untuk melancarkan pencernaan sehingga dapat
mengeluarkan zat-zat racun dari tubuh.

b. Cara membuat
 Siapkan buncis sebanyak 120 g
 Bersihkan buncis diair mengalir
 Potong buncis
 Siapkan air 300 cc didalam panci dan masukan buncis
 Rebus buncis hingga air rebusan menyusut
 Air rebusan buncis siap dikonsumsi
c. Indikasi buncis
Buncis (Phaseolus Vulgaris) merupakan salah satu bahan
makanan jenis sayuran kacang-kacangan yang biasa
dikonsumsi. Buncis (Phaseolus Vulgaris) mendapat perhatian
lebih sebagai makanan Nutraceutical karena kaya akan
Phytochemical yang bermanfaat bagi kesehatan antara lain :
flavonoid, kuercetin, steroid, terpenoid dan tripsin inhibitor.
Hasil analisis kadar serat bahwa buncis (Phaseolus Vulgaris)
memiliki nilai serat makanan tidak larut 30,49%, serat
makanan larut 3,83% dan serat makanan total 34,32%. Kadar
serat buncis (Phaseolus Vulgaris) lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar serat beberapa sayuran, seperti pada mentimun
dan labusiam. Sedangkan nilai indeks glikemik buncis
(Phaseolus Vulgaris) yaitu 24-32 dan beban glikemik
(Rachmawani & Oktarlin, 2017).

d. Kontra indikasi buncis


Arinisa & Isnawati (2014) mengklasifikasikan beberapa
kontraindikasi, yaitu :
1. Asam oksalat
Dampak asam oksalat dapat menyebabkan penyakit batu
ginjal. Oleh karena itu, untuk membantu resiko ini perlu
selalu minum air putih yang cukup.

2. Phytates
Buncis mengandung asam fitat yang akan menyebabkan
defisiensi nutrisi bila dikonsumsi berlebihan. Asam fitat
akan meningkat dengan kalsium, seng dan mineral penting
lainnya, tidak memungkinkan untuk diserap dalam tubuh.
3. Lektin
Lektin merupakan protein pengikat karbohidrat yang
ditemukan dalam berbagai makanan, tetapi terkenal hadir
dalam kacang. Buncis memiliki tingkat yang lebih rendah
dari pada yang lain, akan tetapi masih ada dan terlalu
banyak lektin dapat menyebabkan protein untuk mengikat
asam usus dan menyebabkan masalah pada pencernaan.
4. Alergi
3. Buah Naga

a. Definisi
Buah naga merupakan jenis buah yang saat ini masih
sangat popular di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari bentuk
fisiknya yang unik karena memang kulitnya nampak seperti
sisik naga dan penampakan buahnya dengan biji hitam halus
dibuahnya yang memiliki warna warni cantik seperti merah
cerah, ungu, putih dan kuning. Buah naga ini sudah menjadi
salah satu buah yang wajib ada diberbagai perayaan orang
China dan Vietnam oleh karena itu di Indonesia pun saat ini
buah naga menjadi populer (Wiardani, 2014).

b. Manfaat buah naga


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Wiardani,
(2014) menjelaskan bahwa buah naga juga mengandung
antioksidan yang bermanfaat dalam menjaga elastisitas
pembuluh darah. Berbagai penelitian menunjukkan buah naga
mampu memperbaiki sistem peredaran darah, menurunkan
kadar glukosa darah dan kolestrol. Buah naga mampu
meningkatkan metabolisme tubuh dan mencegah peningkatan
glukosa darah.
c. Cara membuah jus buah naga
Bahan-bahan :
 100 gr buah naga
 1 sdt air lemon (bila perlu)
 1 gelas air
Cara membuat :
 Belah buah naga menjadi 4 bagian, ambil daging
buahnya.
 Campur semua bahan, blender hingga halus

d. Indikasi jus buah naga


 Anti penuaan
 Mencegah kanker
 Kesehatan jantung
 Mencegah diabetes
 Meningkatkan kekebalan tubuh
 Pereda batuk dan asma
 Menurunkan berat badan
e. Kontra indikasi jus buah naga
 Perut kembung
 Pusing
 Diare
 Warna kencing dan BAB berubah

BAB IV

HIPERTENSI

1. Pengertian
Penyakit hipertensi pada lansia banyak sekali terjadi hampir sekitar
60% orang yang sudah lansia mengalami penyakit hipertensi dan rata-rata
berusia diatas 70 tahun keatas. Terutama bagi lansia yang mengalami
penyakit diabetes harus melakukan kontrol yang ketat pada tekanan darah
untuk melakukan pencegahan penyakit hipertensi yang tidak tekendali.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan tenang. Seiring bertambahnya usia tubuh akan mengalami
penurunan elastisitas pada pembuluh darah sehingga tekanan darah secara
otomatis akan naik. (Sunaryo, 2015)
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi
esensial dan hipertensi sekunder. Dikatakan hipertensi esensial apabila
penyebabnya tidak diketahui dan hampir 90% penderita hipertensi
termasuk golongan ini. Sedangkan 10% lainnya termasuk golongan
hipertensi sekunder dimana penyebabnya adalah penyakit lain seperti
kelainan pembuluh darah ginjal, hipertiroid, hiperaldosteronisme, dan
lainnya. Beberapa faktor penyebab terjadinya penyakit hipertensi pada
lansia:
a. Bertambahnya usia
b. Stres
c. Faktor keturunan
d. Sering merokok
e. Pola makan yang tidak sehat
f. Sering mengkonsumsi minuman yang beralkohol
g. Terlalu sering mengkonsumsi garam yang berlebihan
h. Kurang gerak dan kurang olahraga
i. Kelebihan berat badan atau obesitas

3. Manifestasi Klinis
a. Sakit kepala bagian belakang dan kaku duduk
b. Sulit tidur dan gelisah atau cemas dan kepala pusing
c. Dada berdebar-debar
d. Lemas,sesak nafas,berkeringat dan pusing

4. Komplikasi
Komplikasi penyakit hipertensi adalah penyakit yang diakibatkan oleh
karena tekanan darah yang tinggi pada penderita hipertensi. Akibat
dari hipertensi ini akan timbul penyakit lain sebagai komplikasinya,
antara lain:
a. Kerusakan pada otak, akibat pecahnya pembuluh darah diotak
mengakibatkan terjadinya stroke
b. Kerusakan pada jantung, akibat pembesaran otot jantung kiri
sehingga mengalami gagal jantung. Pembesarah otot jantung kiri
karena kerja keras jantung memompa darah.
c. Kerusakan pada ginjal, akibat rusaknya pembuluh darah ginjal
sehingga fungsi ginjal menurun sampai dengan gagal ginjal.
Rusaknya pembuluh darah ginjal karena tekanan darah yang tinggu
menekan dinding pembuluh darah.
d. Kerusakan pada mata, kerusakan pada mata karena tekanan darah
yang tinggi menekan pembuluh darah dan syaraf sehingga
penglihatan terganggu.
5. Pengobatan Dengan Tanaman Obat
1. Mentimun
a. Definisi
Timun atau mentimun merupakan salah satu tanaman yang
dapat mengobati hipertensi. Selain mudah didapat dan murah
mentimun ternyata memiliki banyak khasiat. Menurut
Meilinasari dari Politeknik Kesehatan Jakarta telah
mengemukakan bahwa mereka yang menderita hipertensi
disarankan untuk mengkonsumsi mentimun, karena
kandungan mineral yang ada didalam nya yaitu potassium,
magnesium dan posfor, selain itu mentimun bersifat deutetik
karena kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu
menurunkan tekanan darah (Kusnul, 2012).

b. Kandungan mentimun
Mentimun merupakan buah yang memiliki kandungan kimia
antara lain saponin, glutation, protein, lemak, karbohidrat,
karoten, terpenoid, vitamin B, vitamin C, kalsium, posfor dan
mangan. Dalam setiap 100 gr mentimun mengandung vitamin
C sebanyak 8 mg. mentimun dapat menurunkan tekanan
darah, menyembuhkan penyakit kuning, melancarkan buang
air kecil dan menghancurkan batu ginjal (Kusnul, 2012).
c. Efek samping mentimun
 Dapat menjadi racun
 Excessive Loss Of Fluid (menghambat keseimbangan
elektrolit)
 Berbahaya untuk sistem ginjal
 Kembung
d. Bahan-bahan Pembuatan Jus Mentimun
 Blender
 Air mineral
 Buah mentimun
 Wadah
e. Cara Pembuatan Jus Mentimun
 Siapkan mentimun 100 gr
 Siapkan air sebanayak 100 cc
 Blender mentimun perbandingan 100 gr dan air 100
cc
 Berikan jus mentimun sehari sekali
2. Belimbing Manis

a. Definisi
Buah belimbing manis mengandung kalsium, besi,
betakarotin, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C serta
flafonoid, tannin, saponin dan alkalin. Buah belimbing sering
digunakan sebagai antiinflamasi, antimikroba, antimalaria,
antipiretik dan penawar racun. Belimbing dapat membantu
menurunkan kadar kolestrol dalam tubuh dan digunakan
untuk membantu menurunkan tekanan darah seseorang
dengan zat fitokimia dan mineral yang terkandung dalam
belimbing seperti kalium serta kalsium.
b. Kontraindikasi
Belimbing tidak di rekomendasikan untuk yang mengalami
gangguan ginjal karena belimbing menganduk asam oxsalat
yang tinggi sehingga dapat memerparah penderit penyakit
ginjal.
c. Alat dan Bahan
 Satu buah belimbing berukuran sedang dan sudah
matang
 Blender
 200 ml air putih
 Pisau
d. Cara Membuat
 Ambilah satu buah belimbing berukuran sedang dan
sudah matang
 Cuci bersih dan kupas tepi buah belimbing
 Potong belimbing menjadi 4 bagian dengan tujuan
agar mudah di blender
 Masukkan buah beimbing yang sudah dicuci dan
dipotong kedalam blender
 Tambahkan 200 ml air putih
 Buah belimbing siap diblender, dan setelah diblender
siap dihidangkan.

3. Tomat

a. Definisi
Buah tomat merupakan sumber makanan yang mengandung
nutrisi tinggi, beberapa jenis nutrisi yang didapat dari tomat
adalah antioksidan likopen, Vitamin , Potasium/Kalium, folat
dan Vitamin K. Antioksidan yang terkandung oleh tomat
sering dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung
dan kanker. Pada umumnya, tekanan darah akan naik dengan
bertambahnya usia terutama setelah umur 40 tahun. Hal ini
disebabkan oleh kaku dan menebalnya arteri karena
arteriosclerosiss sehingga tidakdapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalu arteri tersebut. Buah tomat
mengandung kalium dan likopein yang mempunyai efek
menurunkan tekanan darah.

b. Kontra Indikasi
Tomat yang berlebihan tidak dianjurkan untuk pasien
hipotensi

c. Alat dan Bahan


 Tomat yang sudah matang
 Pisau
 Blender
 2 gelas air putih

d. Cara Membuat
 Ambilah tomat brukuran sedang dan sudah matang
 Cuci bersih terlebih dahulu
 Potong tomat menjadi beberapa again dengan tujuan
agar mudah untuk memblendernya
 Masukkan tomat yang sudah di cuci dan sudah di
potong ke dalam blender
 Tambahkan 2 gelas air putih sesuai selera, tomat siap
unuk di blender
 Setelah di blender, tomat siap dihidangkan

4. Buah Semgka

a. Definisi
Daging buah semangka mengandung air sebanyak 93,4%,
protein 0,5%, Karbohidrat 5,3%, lemak 0,1%, serat 0,2%,
berbagai macam vitamin (A, B dan C), Antioksidan seperti
asam amino, asam asetat, asam malat, asam folat, likopen,
karoten, bromin, kalium, silvit, lisin, fruktosa, dekstrosa dan
sukrosa. Kandungan dalam semangka yang berkhasiat
menurunkan tekanan darah tinggi yaitu kalium, vitamin C,
karohidrat dan likopen yang berfungsi untuk meningkatkan
kerja jantung serta citrulline yang mampu mendorong aliran
darah ke seluruh bagian tubuh dan vitamin B6 yang dapat
merangsang hormone dalam ota untuk mengatasi kecemasan.
Kalium yang cukup tinggi juga berperan sebagai diuretic
alami yang dapat membantu kerja jantung dan menurunkan
tekanan darah (Shanti, 2016).

b. Kontra Indikasi
Penderita Hipotensi. Flavonoid dapat menghambat
angiotensin I Converting Enzyme (ACE) yang memegang
peran dalam pembentukkan angiotensin II yang merupakan
salah satu penyebab hipertensi. Angiotensin II menyebabkan
pembuluh darah menyempit, yang dapat menaikkan tekanan
darah, ACE inhibitor menyebabkan pembuluh darah melebar
sehingga darah lebih banyak mengalir ke Jantung,
mengakibatkan penurunan tekanan darah (Setyawati, 2017).

c. Alat dan Bahan


 Blender
 Gelas
 Daging semangka merah dan albedo 300gr
 Air putih 20 ml
d. Cara Membuat
 Kupas semangka
 Potong kecil semangka daging merah dan albedo
hingga 300gr
 Masukkan ke dalam blender, dan tambahkan air 20 ml
 Tuangkan ke dalam gelas yang sudah di sediakan
untuk masing-masing orang dan sajikan.
5. Seledri
a. Definisi
Seledri mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap yaitu
protein, lemak, karbohidrat, kalsium, fosfor, zat besi, vitamin
A, vitamin B1, Vitamin C dan air. Selain kandungan gizinya
cukup tinggi, seledri juga mengandung zat glukosida, apiol,
flafonoid dan apiin. Zat-zat tersebut bermanfaat sebagai obat
peluruh keringat, demam, darah tinggi, rematik dan sukar
tidur. Zatpendukung masalah darah tinggi dapat segera
disembuhkan karena adanya zat pendukung yang membantu
meningkatkan fungsi dari senyawa aktif untuk menjaga
peredaran darah tetap dalam kondisi lancer. Zat pendukung
yang dimaksud berupa asam folat, serat, kalium atau
potassium, Vitamin A, Vitamin K, zat kalsium yang cukup
tinggi serta zat yang mampu memproduksi hemoglobin
secara alami yaiu zat besi. Phthalides mencegah penyempitan
pembuluh darah, mengendurkan otat-otat arteria au
merelaksasi pembuluh darah, memperlambat detak jantung
dan menurunkan kekuatan kontraksi jantung sehingga aliran
darah yang terpompa lebih sedikit dan tekanan darah menjadi
berkurang.
b. Kontra Indikasi
Minum seledri sebelum dan sesudah olahraga dapat
menimbulkan alergi ringan hingga alergi berat dalam
beberapa orang.
c. Alat dan Bahan
 Daun seledri sebanyak 100 gr atau 1 genggam
 Panci
 Air putih 200 ml
 Kompor
 Saringan

d. Cara Membuat
 Bersihkan daun seledri dengan air mengalir
 Masukkan daun seledri dan tambahkan 200 ml
 Rebus hingga rebusan air daun seledri menjadi 3/4nya
 Setelah dingin, airnya diminum diberikan 2 kali
sehingga masing-masing yaitu 70 ml

6. Buah Jambu Biji

a. Definisi
Kandungan zat gizi yang terdapat pada jambu biji sangat
komplek diantaranya adalah kalium, Vitamin C, kalsium dan
magnesium. Kandungan gizi inilah yang menyebabkan
tekanan darah dapat diturunkan walaupun kandungannya
sedikit, namun zat gizi ini dapat menurunkan tekanan darah
tinggi dengan mengekskresi natrium yang meningkat.
b. Komplikasi
Jika memakan jamu biji empat buah setiap hari, maka
mempunyai efek merusak gigi dan dapat meningkatkan kadar
keasaman di mulut. Ketika anda memakan jambu biji dengan
lambat, kadar asam pada jambu biji memiliki banyak waktu
untuk merusak gigi. Oleh karena itu, di sarankan untuk
memakan jambu biji dengan susu atau keju untuk
menetralkan asam, serta segeralah minum air setelah makan
jambu biji.
c. Alat dan Bahan
 1 buah jambu biji merah
 Pisau
 Blender
 Air putih 200 ml

d. Cara Membuat
 Cuci bersih 1 buah jambu biji merah dengan air
matang
 Setelah bersih, potong-potong menjadi beberapa
bagian kecil dan buang biji jambunya kemudian
masukkan ke dalam blender
 Campur dengan air putih secukupnya
 Tutup dan blender sekitar satu menit, dan masukkan
ke dalam gelas.
7. Buah Naga Merah

a. Definisi
Buah naga memeiliki keuunggulan kaya serat, kaliun dan
antioksidan, berbagai macam antioksidan yang terdapat pada
buah naga yaitu flavonoid, Vitamin E, Vitamin C, yang
memiliki kemampuan untuk melenturkan pembuluh darah.

b. Manfaat
Manfaat buah naga merah menurut (Engz Efendi, 2014),
yaitu:
 Menurunkan guka darah dan mencegah diabetes
 Melancarkan pencernaan dan menyehatkan jantung
 Melancarkan peredaran darah
 Dapat meningkatkan nafsu makan
 Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
 Menguatkan tulang dan gigi

c. Hal- hal yang perlu diperhatikan


 Konsumsi buah naga sangat penting bagi kesehatan
terutama penderita hipertensi.
 Dapat dikonsumsi 1 hari 200gr.
 Konsumsi buah naga dilaksanakan selama 5 hari.

d. Kontraindikasi
 Orang yang sedang diare tidak cocok mengkonsumsi
buah naga. Bisa memperparah.
 Buah naga tidak bagus dikonsumsi pada saat
menstruasi.
 Buah naga bersifat dingin. Orang yang wajahnya
sering pucat, badannya lemas dan takut dingin juga
harus mengurangi mengkonsumsi buah naga.
e. Langkah- langkah dan cara mengkonsumsi buah naga
 Ambilah 1-2 buah naga merah berukuran sedang dan
sudah matang
 Cuci bersih buah naga
 Jupas kulit buah naga merah dengan pisau
 Diberikan selama 5 hari buah naga merah (200
gr/buah) perhari
 Buah naga merah siap dihidangkan.
BAB V

GASTRITIS

1. Definisi
Gastritis atau lebih dikenal dengan maag berasal dari bahasa yunani
yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan pada lambung.

2. Klasifikasi
a. Gastritis akut
Gastritis eksogen akut disebabkan factor factor dari luar, seperti
bahan kimia misal: lisol, alcohol, merokok, kafein lada, steroi,
mekanis iritasi bacterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama
aspirin.
Gastritis eendogen akut adalah gastritis yang disebabkan oleh
kelainan badan
b. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory.
Gastritis kronik dikelompokan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan
B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan
imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar
lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik
mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang
pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini
dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan
ulkus pada dinding lambung.

3. Etiologi
Secara garis besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu
adanya kondisi yang memicu pengeluaran asam lambung yang
berlebihan, dan zat ekternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme perlindungan dalam
lambung mulai berkurang sehingga menimbulkan peradangan
(inflamasih). Kesurakan ini bisa disebabkan oleh gangguan kerja
fungsi lambung, gangguan stuktur anatomi yang bisa berupa luka atau
tumor, jadwal makan yang tidak teratur, konsumsi alkohol atau kopi
yang terlebih, gangguan setres, merokok, pemakaian obat penghilang
nyeri dalam jangka panjang dan secara terus menerus, stres fisik,
infeksi bakteri helicobacter pylori (suryono, 2016)

4. Manifestasi klinis
a. Nyeri saluran pencernaan terutama bagian atas
b. Mual
c. Muntah
d. Kembung
e. Bersendawa
f. Merasa cepat kenyang
g. Perut keroncongan
h. Sering kentut

5. Komplikasi
a. Gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna bagian atas berupa
hematesis dan melena, komplikasi ini dapat berakhir syok
hemoragik.
b. Gastritis kronik adalah perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus,
perforasi dan anemia

6. Terapi farmakologi
a. Simetidin
b. Ranitidine
c. Famotidin
d. Nizatidin
e. Antasida
f. Sukralfat

7. Terapi dengan TOGA


1. Jus Aloe Vera

a. Definisi
Tanaman lidah buaya mengandung 95% air, selebihnya bahan
aktif, termasuk minyak essensial, asam amino, mineral,
vitamin, enxim dan glikoprotein. Lidah buaya telah lama
dijuluki sebagai medical plant (tanaman obat)

b. Manfaat alovera
 Menjaga hidrasi tubuh
 Menjaga fungsi hati
 Meningkatkan gizi
 Mengatasi sembelit
 Menjadikan kulit sehat
 Mengatasi nyeri ulu hati

c. Cara pembuatan jus alovera


Bahan bahan
 Siapkan 2 buah lidah buaya
 Siapkan 1 lembar daun pandan
 Sipakan air 1 gelas kecil
 Siapkan madu sekitar 3 sendok makan
 Kompor, panci dan wadah
Tahap tahap
 Ambil 2 buah lidah buaya
 Bersihkan lidah buaya menjadi 2 bagian memanjang
dan ambil dagingnya
 Cuci daging lidah buaya sampai lendirnya hilang dan
tiriskan
 Ambil 1 lembar daun pandan dan daging lidah buaya
 Masukan ke dalam rebusan air secra terpisah. Hal ini
bertujuan untuk menghilangkan bau dari lidah buaya
dan mengecilkan pori-pori dari lidah buaya supaya
hancur
 Setelah beberapa menit angkat rebusan dan tiriskan
sebentar sekitar 2 menit
 Ambil lidah buaya yang sudah diolah
 Masukan kedakam gelas
 Campurkan air daun p[andan dan madu
 Ramuan dari lidah buaya siap untuk di minum

2. Jus Pepaya
a. Definisi
Buah papaya salah satu buah tropis yang mudah dan banyak
didapatkan di seluruh pelosok nusantara. Jus buah papaya
dapat diperoleh dengan mengolah buah papaya segar menjadi
jus buah papaya.

b. Manfaat jus buah papaya


 Mengatasi asam lambung
 Baik untuk mata
 Mengontrol produksi asam lambung

c. Cara membuat jus papaya


Alat dan bahan
 Blender
 200 gram buah papaya
 Air putih seckupnya
 Gelas
Langkah langkah
 Kupas kulit papaya dan buang bijinya
 Potong kecil-kecil lalu masukan papaya yang sudah
dikupas kedalam blender
 Tambah sedikit air blender sampai halus kemudian
tuang kedalam gelas.
BAB VI
Asam Urat

1. Definisi
Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai
(gout artritis). Selain osteoartritis, asam urat merupakan jenis rematik
artikuler terbanyak yang menyerang penduduk indonesia. Penyakit ini
merupakan gangguan metabolik karena asam urat (uric acid) menumpuk
dalam jaringan tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin. Pada
kondisi gout, terdapat timbunan atau defosit kristal asam urat didalam
persendian (Wijayakusuma, 2006).
Selain itu asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari
pencernaan protein (terutama dari daging, hati, ginjal, dan beberapa
jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa
purin yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses, atau keringan
(Sustrani, 2004).
Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang
berasal dari makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang
terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk
hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin
ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin
tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan
buahbuahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil
perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit
tertentu (Hidayat, 2007)
2. Patofisiologi
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih
besar dari 7,0 mg/dl) dapat menyebabkan penumpukan kristal
monosodium urat. Peningkatan atau penurunan kadar asam urat serum
yang mendadak mengakibatkan serangan gout. Apabila kristal urat
mengendap dalam sebuah sendi, maka selanjutnya respon inflamasi akan
terjadi dan serangan gout pun dimulai. Apabila serangan terjadi
berulang-ulang, mengakibatkan penumpukan kristal natrium urat yang
dinamakan tofus akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari
kaki, tangan, dan telinga (Smeltzer & Bare, 2001).
Pada kristal monosodium urat yang ditemukan tersebut dengan
imunoglobulin yang berupa IgG. Selanjutnya imunoglobulin yang
berupa IgG akan meningkat fagositosis kristal dengan demikian akan
memperlihatkan aktivitas imunologik (Smeltzer & Bare, 2001).

3. Manifestasi Klinis
Pada manifestasi sindrom gout mencakup atritis gout yang akut
(serangan rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus
(endapan kristal yang menumpuk dalam jaringan artikuler, jaringan
oseus, jaringan lunak serta kartilago), nefropati gout (gangguan ginjal)
dan pembentukkan batu asam urat dalam traktus urinarius. Ada empat
stadium penyakit gout yang dikenal : hiperurisemia asimtomatik,
arthritis gout yang kronis, gout interkritikal dan gout tofeseus yang
kronik (Enggram, 1998).

4. Jenis Asam Urat


Menurut (Ahmad, 2011) jenis asam urat yaitu :
a. Gout primer
Pada gout primer, 99 persen penyebabnya belum diketahui
(idiopatik). Diduga berkaitan dengan kombinasi faktor genetik dan
faktor hormonal yang menyebabkan gangguan metabolisme yang
dapat mengakibatkan meningkatnya produksi asam urat atau bisa
juga diakibatkan karena berkurangnya pengeluaran asam urat dari
tubuh.
b. Gout sekunder
Pada gout sekunder disebabkan antara antara lain karena
meningkatnya produksi asam urat karena nutrisi, yaitu mengonsumsi
makanan dengan kadar purin tinggi. Purin adalah salah satu senyawa
basa organik yang menyusun asam nukleat (asam inti dari sel) dan
termasuk asam amino, unsur pembentuk protein. Produksi asam urat
juga akan meningkat apabila adanya penyakit darah ( penyakit
sumsum tulang, polisetemia), mengonsumsi alkohol, dan penyebab
lainnya adalah faktor obesitas (kegemukan), penyakit kulit
(psoriasis), kadar trigiserin yang tinggi.

5. Penyebab Asam Urat


Menurut (Ahmad, 2011) penyebab asam urat yaitu :
a. Faktor dari luar
Penyebab asam urat yang paling utama adalah makanan atau faktor
dari luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara lain
disebabkan karena nutrisi dan konsumsi makanan dengan kadar
purin tinggi.
b. Faktor dari dalam
Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan
metabolisme yang umumnya berkaitan dengan faktor usia, dimana
usia diatas 40 tahun atau manula beresiko besar terkena asam urat.
Selain itu, asam urat bisa disebabkan oleh penyakit darah, penyakit
sumsum tulang dan polisitemia, konsumsi obat – obatan, alkohol,
obesitas, diabetes mellitus juga bisa menyebabkan asam urat.

6. Tahap Perkembangan Penyakit Asam Urat


Menurut (Wijayakusuma, 2006) ada 4 tahap penyakit gout yaitu :
a. Asimptomatik
Pada tahap ini, meskipun kadar asam urat dalam darah meningkat,
tetapi tidak menimbulkan gejala.
b. Akut
Serangan pertama mendadak dan memuncak, menyebabkan rasa
nyeri yang hebat pada sendi yang terkena. Biasanya, disertai tanda
peradangan, seperti pembengkakan sendi, panas, dan tampak
kemerahan. Serangan dapat cepat berlalu dan kembali lagi dalam
waktu tertentu.
c. Interkritikal
Merupakan masa bebas dari gejala sakit diantara dua serangan gout
akut. Banyak penderita yang mengalami serangan kedua dalam 6
bulan sampai 2 tahun. Serangan yang tertunda tersebut dapat terjadi
karena tidak diobati secara terus – menerus.
d. Kronis
Jika gout tidak dirawat secara baik, akhirnya akan menjadi kronis.
Pada kondisi ini, rasa nyeri disendi berlangsung secara terus –
menerus serta terdapat timbunan kristal asam urat yang banyak
didalam jaringan lunak, tulang rawan, selaput diantara tulang dan
rendo, timbunan asam urat tersebut membentuk tofus.adapun radang
kronik dan endapan asam urat, membuat persendian susah
digerakan.

7. Tanda dan Gejala


Pada gout biasanya serangan terjadi secara mendadak (kebanyakan
menyerang pada malam hari). Jika gout menyerang sendi-sendi yang
terserang tampak merah, mengkilat, bengkak, kulit diatasnya terasa
panas disertai rasa nyeri yang hebat, dan persendian sulit digerakan
( Wijayakusuma, 2006).
Gejala lain adalah suhu badan menjadi demam, kepala terasa sakit,
nafsu makan berkurang, dan jantung berdebar. Serangan pertama gout
pada umumnya berupa serangan akut yang terjadi pada pangkal ibu jari
kaki. Namun, gejala-gejala tersebut dapat juga terjadi pada sendi lain
seperti tumit, lutut dan siku. Dalam kasus encok kronis, dapat timbul
tofus (tophus), yaitu endapan seperti kapur pada kulit yang membentuk
tonjolan yang menandai pengendapan kristal asam urat ( Wijayakusuma,
2006).

8. Kadar Normal Asam Urat


Kadar asam urat normal menurut tes enzimatik maksimum 7 mg/dl.
Sedangkan pada teknik biasa, nilai normalnya maksimum 8 mg/dl. Bila
hasil pemeriksaan menunjukkan kadar asam urat melampaui standar
normal itu, penderita dimungkinkan mengalami hiperurisemia. Kadar
asam urat normal pada pria dan perempuan berbeda. Kadar asam urat
normal pada pria berkisar 3 – 7 mg/dl dan pada perempuan 2,5–6 mg/dl.
Kadar asam urat diatas normal disebut hiperurisemia ( Suherman, 2010).

9. Pencegahan Asam Urat


Untuk pencegahan asam urat, dokter biasanya menyarankan diit
rendah purin dan memberikan obat – obatan seperti obat anti – inflamasi
dan allopurinol. Diit yang efektif sangat penting untuk menghindari
komplikasi dan mengurangi biaya pengobatan, pengaturan diit
sebaiknya dilakukan bila kadar asam urat melebihi 7 mg/dl ( Ahmad,
2011).
Selain itu untuk pencegahan asam urat juga bisa dilakukan dengan
jangan meminum aspirin (bila membutuhkan obat pengurang sakit, pilih
jenis ibuprofen dan lainnya), perbanyak minum air putih terutama bagi
penderita yang mengidap batu ginjal untuk mengeluarkan kristal asam
urat di tubuh, makan makanan yang mengandung postasium tinggi
seperti : sayuran dan buah – buahan, kentang, alpukat, susu dan yogurt,
pisang, makan buah – buahan kaya vitamin C, terutama jeruk dan
stawberry, aktif secara seksual (seks bisa memperlancar produksi urin
sehingga menurunkan kadar asam urat), konsumsi salah satu produk
alami seperti sidaguri, habbatussauda, brotowali, teh hijau (Ahmad,
2011).
10. Diet Asam Urat
a. Definisi
Diet adalah kondisi seseorang harus mengurangi konsumsi jenis
makanan tertentu. Diet pada penderita asam urat yaitu harus
mengonsumsi makanan yang rendah purin. Penyebab utama pada
asam urat karena meningkatnya kadar asam urat dalam darah yang
disebabkan adanya gangguan metabolisme asam urat. Salah satunya
disebabkan karena mengonsumsi makanan yang mengandung purin
tinggi. Oleh karena itu, penderita gout dianjurkan untuk diet rendah
purin guna mengurangi pembentukan asam urat. Kadar purin dalam
makanan normal dalam sehari bisa mencapai 600-1000 mg,
sedangkan diet rendah purin dibatasi hanya mengandung 120-150
mg purin, tetapi diet yang dilakukan juga harus memenuhi cukup
kalori, protein, mineral dan vitamin (Wijayakusuma, 2006).

b. Tujuan Diet
Diet rendah purin bertujuan untuk mengurangi makanan yang kaya
akan kandungan purin seperti sarden, kangkung, jeroan, dan bayam.
Jika pada kadar normal makanan sehari – hari ambang kandungan
purin yang bisa ditoleransi adalah 600 – 1000 mg, maka pada
program diet ini dibatasi berkisar pada 120 – 150 mg, selain itu diet
dari asam urat juga bertujuan untuk mempertahankan status gizi
optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin
untuk selalu dalam keadaan normal (Ahmad, 2011).

c. Syarat Diet
Menurut Krianatuti & Rina (2009) syarat diet bagi penderita gout
yaitu sebagai berikut :
1) Pembatasan purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi atau kadar asam urat
serum lebih dari 10 mg/dl, penderita harus diberikan diet rendah
purin. Namun, karena hampir semua bahan makanan sumber
protein mengandung nukleoprotin maka pada penderita gout
harus dikurangi kandungan purinnya hingga kira-kira hanya
mengonsumsi sekitar 100- 150 mg purin/hari.
2) Kalori sesuai kebutuhan
Bagi penderita gout yang kelebihan berat badan harus
menurunkan berat badannya dengan memperhatikan jumlah
konsumsi kalori. Dalam hal ini jumlah kalori disesuaikan
dengan kebutuhan dan dijaga agar berat badan tidak dibawah
normal atau kurang gizi. Pada penderita gout yang gemuk,
konsumsi kalori perlu di kurangi 10-15% dari total konsumsi
kalori yang normal setiap harinya. Untuk mengatasi rasa lapar
akibat konsumsi kalori, penderita dapat mengonsumsi banyak
sayuran dan buah-buahan.
3) Tinggi karbohidrat
Karbohidrat diberikan sesuai dengan kebutuhan kalori. Ada dua
jenis karbohidrat yang biasa dikonsumsi, yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks,
seperti nasi, singkong, ubi, sangat baik dikonsumsi oleh
penderita gout karena dapat meningkatkan pengeluaran asam
urat melalui urin. Oleh karena itu, konsumsi karbohidrat
kompleks disarankan tidak kurang dari 100 g/hari. Namun,
penderita gout harus mengurangi konsumsi karbohidrat
sederhana jenis fruktosa. Karena, konsumsi fruktosa tersebut
dapat meningkatkan kadar asam urat serum.
4) Rendah protein
Penderita gout diberikan diet rendah protein karena protein
dapat meningkatkan produksi asam urat, terutama protein yang
berasal dari bahan makanan hewani. Menurut Krause (1984),
penderita gout dapat diberikan protein sebesar 50-70 g/hari atau
0,8-1,0 g/kg berat badan/hari.
5) Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Oleh
karena itu, penderita gout sebaiknya diberi diet rendah lemak.
Penderita harus membatasi makanan yang digoreng dan
bersantan serta menghindari penggunaan margarin berasal dari
produk nabati atau mentega berasal dari produk hewani.
6) Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi, terutama dari minuman, dapat
membantu pengeluaran asam urat melalui urin. Sebaiknya
penderita gout dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 liter
atau sekitar 10 gelas sehari.
7) Tanpa alkohol
Alkohol terbukti dapat meningkatkan asam laktat plasma. Asam
laktat yang dihasilkan akan menghambat pengeluaran asam urat.
Oleh karena itu, makanan yang mengandung alkohol, seperti
tape dan brem sebaiknya dihindari.
8) Makanan yang menghasilkan sisa basa tinggi
Tofi cenderung terbentuk pada pH darah dan urin yang rendah.
Untuk mengurangi resiko terbentuknya kristal monosodium urat
di sendi-sendi dan batu asam urat di ginjal penderita gout
sebaiknya mengkombinasikan makanan rendah purin dengan
bahan pangan tinggi sisa basa.

d. Jenis Diet
Menurut Almatsier (2004), diet rendah purin terdiri dari dua jenis,
yaitu :
1) Diet purin rendah I yang mengandung 1.500 kkal.
2) Diet purin rendah II yang mengandung 1.700 kkal.
Pada diet ini harus rendah purin, rendah lemak, rendah kalori, cukup
vitamin dan mineral. Diet ini di lakukan sampai kadar asam urat
darah dan berat badan menjadi normal.
Tabel Kandunga gizi diet rendah purin

Energi dan Zat Gizi Diet rendah purin I Diet rendah purin II
Energi (kkal) 1.500 1.700
Protein (g) 61 65
Lemak (g) 31 31,5
Karbohidrat (g) 247 289
Serat (g) 25 26,5
Kalsium (mg) 547 559
Besi (mg) 15,4 16,2
Vitamin A (RE) 23.373 23.383
Thiamin (mg) 1,0 1,1
Vitamin C (mg) 198 207

e. Makanan Yang Harus Dihindari Pada Penderita Asam Urat


Pada penderita gout makanan yang harus dihindari menurut Ahmad
(2011) adalah makanan yang banyak mengandung purin tinggi,
penggolongan makanan berdasarkan kandungan purin :
1) Golongan A
Makanan yang mengandung purin tinggi (150 – 800 mg/100
gram makanan) adalah hati, ginjal, otak, jantung, paru, lain –
lain jeroan, udang, remis, kerang, sarden, herring, ekstrak
daging (abon, dendeng), ragi (tape), alkohol serta makanan
dalam kaleng.
2) Golongan B
Makanan yang mengandung purin sedang (50 – 150 mg/100
gram makanan) adalah ikan yang tidak termasuk golongan A,
daging sapi, kacang – kacangan, kembang kol, bayam, buncis,
jamur, daun singkong, kangkung.

3) Golongan C
Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0 – 5 mg/100
gram makanan) adalah keju, telur, sayuran lain,buah – buahan
tertentu seperti nanas, durian, alpukat, air kelapa.

f. Lama Pemberian Diet


Diet diberikan sampai kadar asam urat darah dan berat badan
menjadi normal. Kadar asam urat normal yang digunakan dalam
literatur ini yaitu 3,4 – 7 mg/dl (Wijayakusuma, 2006).

11. Terapi Farmakologi Asam Urat


Penanganan penyakit asam urat adalah dengan pemberian obat-
obatan, untuk meringankan gejalanya dan mencegah penyakit kambuh
kembali. Jenis obat yang biasanya diresepkan dokter untuk menangani
penyakit asam urat adalah colchicine dan obat antiinflamasi nonsteroid
(OAINS). Pada pasien yang tidak bisa mengonsumsi kedua obat tersebut,
dokter akan meresepkan kortikosteoid.
Jenis obat yang digunakan pada kasus di atas adalah allopurinol.
Obat ini bekerja dengan menghambat produksi asam urat di tubuh. Jenis
obat lain yang juga dapat diberikan adalah obat untuk meningkatkan
pembuangan asam urat berlebih dari tubuh seperti probenecid.
Untuk mencegah serangan asam urat kembali terjadi, disarankan
untuk menghindari makanan berkadar purin tinggi, dan mengurangi
minuman tinggi gula serta minuman beralkohol. Dan juga dianjurkan
untuk memenuhi asupan protein dengan mengonsumsi susu rendah
lemak, serta rutin berolahraga untuk mencapai dan menjaga berat badan
ideal.
12. Terapi TOGA
1. Daun Salam
a. Definisi
Tanaman daun salam (Eugenia polyantha) di Indonesia dikenal
sebagai tanaman obat, tanaman ini juga digunakan sebagai
ramuan tradisional dan penyedap rasa. Daun salam juga dikenal
sebagai bay leaf, mengandung sedikit minyak atsiri 0,2%
mengandung utama senyawa khavicol, eugenol, dan citral.
Untuk kesehatan dan makanan, daun salam juga mengandung
senyawa-senyawa seperti niasin, serat, tannin, dan vitamin C
(Moelok, 2012).

b. Manfaat Daun Salam


Manfaat daun salam untuk mengobati asam urat ini sangat baik
sekali karena mengandung kalori, karbohidrat, serat, mineral
dan banyak orang yang membuktikan bahwa daun salam ini
dapat membantu untuk menyembuhkan penyakit asam urat
dengan membuat minuman dari daun salam. Dan di dalam daun
salam ini terdapat kandungan antioksidan, flavonoid, asam larut
dan vitamin A dan vitamin C. Karena senyawa tersebut dapat
membantu dalam menurunkan kadar gula darah, kolesterol,
asam urat.

c. Bahan-bahan Pembuatan Rebusan Daun Salam


 Panci
 Air mineral
 Daun salam (10-15 lembar)
 Gelas
 Kompor

d. Cara Pembuatan Rebusan Daun Salam


 Siapkan daun salam 10-15 lembar
 Siapkan air sebanyak 3 gelas
 Cuci bersih daun salam
 Rebus daun salam dengan 3 gelas air dan buat hingga
menjadi segelas air
 Minum rebusan daun salam 2x dalam sehari

2. Kompres Air Hangat Dengan Menggunakan Jahe

a. Definisi
Zingiber officinale merupakan tanaman dengan beberapa
kandungan gizi di dalamnya dan sangat bermanfaat khasiat jahe
untuk kesehatan. Jahe mempunyai kegunaan yang bervariasi
antara lain sebagai rempah-rempah, aroma dan obat herbal
(Kumar. 2011).
Kandungan jahe umumnya terdiri dari air, serat,
karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Beberapa
jenis mineral yang ada di dalam jahe yaitu kalsium, fosfor, dan
besi.
Jahe mengandung beberapa jenis vitamin seperti vitamin A,
vitamin B1 (tiamin), vitamin B3 (niasin), dan vitamin C. selain
itu jahe juga mengandung enzim proteolitik, zingibain, minyak
atsiri, oleorosin, gingerol, dan senyawa fenolik.
Kandungan jahe juga terdiri dari beberapajenis komponen
bioaktif diantaranya adalah (6)-gingerol, (6)-shogaol,
diarylheptanoid dan curcumin. Jahe pun mengandung zat
shogaol dan gingerol. Antioksidan juga tidak absen dan
termasuk zat yang ada di dalam kandungan gizi jahe.
b. Manfaat kompres air hangat dengan jahe
Jahe bermanfaat untuk mengurangi nyeri pada asam urat
karena jahe memiliki sifat pedas, pahit, dan aromatic dari
olerasin seperti zingeron, gingerol, shogaol. Olerasin memiliki
potensi anti inflamasi, analgetik dan antioksidan yang kuat.
Sedangkan gingerol dan shogaol dapat menghambat sintesis
prostaglandin sehingga nyeri reda atau radang berkurang.
Kandungan air dan minyak tidak menguap pada jahe
berfungsi sebagai enhancer yang dapat meningkatkan
permeabilitas olerasin menembus kulit tanpa menyebabkan
iritasi atau kerusakan hingga ke sirkulasi perifer.

c. Tujuan kompres hangat dengan jahe


 Memperlancar sirkulasi darah
 Mengurangi bengkak dan nyeri
 Merangsang peristaltic usus
 Memperlancar pengeluaran getah radang (cairan
eksudan)
 Memberikan rasa hangat dan nyaman

d. Cara membuat
 Persiapkan alat dan bahan seperti : parutan jahe, baskom
kecil, handuk kecil, jahe 100 gram dan air secukupnya.
 Cuci jahe dengan air sampai bersih
 Parut jahe
 Siapkan wadah dan isi dengan air hangat suhu 40-50 0C
secukupnya
 Masukkan handuk kecil ke dalam air hangat tersebut
kemudian tunggu beberapa saat sebelum handuk di peras
 Peraskan handuk kemudian tempelkan ke daerah sendi
yang terasa nyeri
 Tambahkan parutan jahe di atas handuk tersebut
 Kompres selama 20 menit

3. Air Rebusan Daun Seledri


Kandungan seledri terdapat asam amino, boron, kalsium, vitamin A,
B1, B2, B3, B5, B6, Vitamin C dan E.
a. Manfaat air rebusan daun seledri
 Mengurangi tekanan darah
 Redakan rematik, asam urat dan nyeri persendian
 Menghilangkan insomnia
 Mencegah terjadinya kanker
 Menurunkan kolesterol
 Mencegah anemia
 Memperbaiki fungsi ginjal
 Mengatasi asma
 Mengatasi obesitas

b. Cara membuat
 Siapkan alat dan bahan, diantaranya : 8 tangkai daun
seledri, dua gelas air putih (200 mg), kompor, panci
 Cuci 8 tangkai daun seledri sampai bersih
 Masukkan air dan seledri ke dalam panci
 Tunggu hingga mendidih
 Saring dan tuang ke dalam gelas
 Minum 1 kali sehari
4. Kompres Hangat Dengan Rebusan Serai
a. Definisi
Khasiat tanaman serai mengandung banyak atsiri yang memiliki
sifat kimiawi dan efek farmakologi yaitu rasa pedas dan bersifat
hangat sebagai anti radang (anti inflamasi) dan menghilangkan
rasa sakit atau nyeri yang bersifat analgetik serta melancarkan
sirkulasi darah, yang diindikasikan untuk menghilangkan nyeri
otot dan nyeri sendi pada penderita asam urat, badan pegal linu,
dan sakit kepala (Hembing, 2011).

b. Manfaat kompres serai


 Meringankan peradangan dan iritabilitas
 Menghilangkan atau mengurangi nyeri sendi atau asam
urat

c. Cara membuat
 Siapkan alat dan bahan seperti 100 gram serai dan 1500
mL air putih
 Cuci serai sampai bersih
 Masukkan serai dan air sebanyak 1500 mL
 Rebus sampai mendidih
 Tuangkan air rebusan serai ke dalam baskom atau termos
untuk menjaga kehangatannya
 Siapkan waslap untuk mengompres
 Kompres selama 20 menit
Daftar Pustaka

Alfiasari, D. (2010). Komplikasi Asam Urat. http://e-bookspdf.org. diakses pada


Tanggal 2 November 2017)

Andriani, A. & Chaidir. (2016) Pengaruh Pmberian Air Rebusan Daun Salam
(Syzygium Polyanthum) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat. Program
Studi DIII Keperawatan. Stikes Yarsi Sumbar Bukittinggi.

Apriyanti, M. (2016). Meracik sendiri obat dan menu sehat bagi penderita asam
urat. Pustaka Baru Press, Yogyakarta.

Arie, Ni Nengah Mini. Dkk. (2014). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Seledri
Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Dusun Gogodalem Barat. Jurnal
Keperawatan Komunitas, 2 (1).
Arif. (2011) Pengobatan Tradisional gastritis. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Arinisa, F. & Isnawati, M. (2014). Pengaruh Waktu Pemberian Buncis


(Phaseolus Vulgaris) Terhadap Kadar Glukosa Darah Postpradial.
Universitas Diponerogo : Semarang.

Berawi, Khairun Nisa. & Pasya, Azzren Virgita. (2016). Pengaruh Pemerian Jus
Belimbing Manis untuk Menurunkan Tekanan Darah. Fakultas Kedokteran.
Universitas Lampung.

Eko.Y.H. (2013) Sejuta Khasiat Lidah Buaya. Jakarta : Pustaka Diantara

Elya, Rahma. Dkk. (2016). Pengaruh Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di UPTD Panti Sosial Lanjut Usia Tresna
Werdha Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Kesehatan
Holistik, 10 (1), 27-31.

Febiola, D. P. & Huzaifah, Z. (2018). Pengaruh Pemberian Jus Tomat Terhadap


Kadar Gula Darah Pada Klien Dengan Diabetes Melitus Tipe 2 Di
Puskesmas Cempaka Banjarmasin. Dinamika Kesehatan, 9 (2), 278-285.

Friedman, L. M. (2010). Buku Ajar Keperawatan Keluarga: Riset, Teori, Praktiki.


Jakarta : ECG.
Herliana, Ersi. 2013. Penyakit Asam Urat Kandas BeRKAT Herbal. FMedia,
Jakarta.

Herman. 2014. Sandjaya. Buku Sakti Pencegahan dan Penanganan Asam Urat.
Mantra Books, Yogyakarta.

Kurniawati Nia. 2010. Sehat dan Cantik Alami Berkat Khasiat Bumbu Dapur.
Bandung: Qanita.

Nurarif, A.H. & Hardhi, K. (2016) . Aplikasi asuhan keperawatan berdasarkan


diagnosa medis dan NANDA NIC –NOC, Jilid 1 Edisi Revisi. Yogyakarta :
Media Action Publishing.
Rachmawani, N.R. & Oktarlina, R.Z. (2017). Khasiat Pemberian Buncis
(Phaseolus Vulgaris L.) Sebagai Terapi Alternatif Diabetes Melitus Tipe 2.
Majority, 6 (2), 71-76.

Rahayu, Ria Muji. (2017). Pengaruh Pemberian Jus Tomat Terhadap Tekanan
Darah Pada Wanita Menopause dengan Hipetensi di Posyandu Kantil.
Jurnal of Health Science and Prevention, Vol 1. Universitas Kediri.

Sagiman. & Asnindari, Lutfi Nurdian. (2015). Pengaruh Pemberian Jus Jambu
Biji Terhadap Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi Di Pundung
Nogotirto Gamping. Sleman : Yogyakarta.

Shanti, Ni Made. & Zuraida. Reni. (2016). Pengaruh Pemberian Jus Semangka
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia. Fakultas Kedokteran.
Universitas Lampung.

Suryono & Ratna, D.M. (2016) Pengetahuan Pasien Dengan Gastritis Tentang
Pencegahan Kekambuhan Gastritis. Kediri : Akademi Keperawatan
Pamenang Pare. Jurnal AKP, 7 (2).

Susilo, Y. & Wulandari, A. (2011). Diet Sehat Untuk Penderita Diabetes Melitus.
Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.

Utami Prapti. 2011. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Reumatik dan Asam Urat.
Jakarta: Agromedia Pustaka.

Wiardani, N.K. dkk. (2014). Jus Buah Naga Merah Menurunkan Kadar Glukosa
Darah Penderita DMT2. Jurnal Skala Husada, 11 (1), 59-66.

Wulan, Dewi Nawang. & Ruhyana. (2017). Pengaruh Pemberian Buah Naga
Merah Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Puskesmas Magelang
Utara. Jawa Tengah.

Anda mungkin juga menyukai