PENDAHULUAN
Tanaman Obat Keluarga (TOGA) adalah tanaman hasil budidaya rumahan yang
berkhasiat sebagai obat. Obat adalah suatu bahan atau panduan bahan-bahan yang
dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah,
mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit,
luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk
memperelok tubuh atau bagian tubuh manusia. Obat dapat bersifat sebagai obat
jika sesuai dengan dosis dan waktu yang tepat.
Obat juga bersifat racun bagi tubuh jika dikonsumsi dengan dosis yang
berlebihan. Hal ini menyebabkan pemberian obat kurang dapat menyembuhkan
karena salah penggunaan dan dosis yang tidak tepat. Banyak masyarakat yang
masih belum paham akan pemanfaatan tanaman obat keluarga. Masyarakat sering
salah dalam menentukan bahan baku dalam pembuatan obat tradisional dan tidak
mengerti cara untuk mengolah bahan tersebut. Ini dapat menyebabkan efek
samping yang berbeda bagi tiap orang jika dosis obat diberikan secara berlebihan.
Semakin banyak masyarakat yang menaruh perhatian terhadap penggunaan obat
yang rasional demi kepentingan keluarga.
KONSEP KELUARGA
A. Konsep Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Friedman, (2010) mendefinisikan keluarga adalah unit dari
masyarakat dan merupakan lembaga yang mempengaruhi kehidupan
masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat antara anggotanya
dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai
lembaga/unit layanan perlu diperhitungkan. Keluarga adalah
sekumpulan orang yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adaptasi,
dan kelahiran yang bertujuan menciptakan dan mempertahankan
budaya yang umum, meningkatkan perkembangan fisik, mental dan
emosional serta sosial individu yang ada di dalamnya, dilihat dari
interaksi yang reguler dan ditandai dengan adanya ketergantungan dan
hubungan untuk mencapai tujuan umum. Keluarga adalah unit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul serta tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling bergantung.
Fungsi keluarga menurut Friedman, (2010) adalah :
a. Fungsi afektif
Fungsi afektif merupakan hubungan sosial yang positif
berhubungan dengan hasil kesehatan yang lebih baik, umur
panjang, dan penurunan tingkat stres. Sebaliknya, kehidupan
keluarga juga dapat menimbulkan stres dan koping disfungsional
dengan akibat yang dapat menganggu kesehatan fisik (misal tidur,
tekanan darah tinggi, penurunan respon imun).
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi sosialisasi adalah adalah proses perkembangan atau
perubahan yang terjadi atau dialami seseorang sebagai hasil dari
interaksi dan pembelajaran peran sosial. Sosialisasi di mulai dari
sejak lahir dan keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi sosial adalah fungsi keluarga untuk meneruskan
kelangsungan keturunan dan menambah sumber daya manusia.
d. Fungsi ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
seperti makanan, pakaian, perumahan, dan lain-lain.
e. Fungsi pera watan keluarga
Fungsi untuk menyediakan makanan, pakaian, perlindungan, dan
asuhan kesehatan/keperawatan. Kemampuan keluarga melakukan
asuhan keperawatan atau pemeliharaan kesehatan mempengaruhi
status kesehatan keluarga individu.
2. Tipe dan bentuk keluarga
Friedman (2010) mengklasifikasikan tipe keluarga antara lain sebagai
berikut:
1) Nuclear Family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri dari
orang tua dan anak yang masih menjadi tanggunganya dan tinggal
dalam satu rumah, terpisah dari sanak keluarga lainnya.
2) keluarga Extended Family (besar), yaitu satu keluarga yang terdiri
dari satu atau dua keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan
saling menunjang satu sama lain.
3) Single parent family, yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu
kepala keluarga dan hidup bersama dengan anak-anak yang masih
bergantung kepadanya.
4) Nuclear dyed, yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri
tanpa anak, tinggal dalam satu rumah yang sama.
5) Blended family, yaitu suatu keluarga yang terbentuk dari
perkawinan pasangan, yang masing-masing pernah menikah dan
membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
6) Three generation family, yaitu keluarga yang terdiri dari tiga
generasi, yaitu kakek, nenek, bapak, ibu, dan anak dalam satu
rumah.
7) Single adult living alone, yaitu bentuk keluarga yang hanya terdiri
dari satu orang dewasa yang hidup dalam rumahnya.
8) Middle age atau elderly couple, yaitu keluarga yang terdiri dari
sepasang suami istri paruh baya.
3. Tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
Friedman (2010) mengklasifikasikan tugas keluarga dalam bidang
kesehatan sebagai berikut :
a. Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota
keluarga
b. Mengambil keputusan untuk tindakan kesehatan yang tepat
c. Memberi perawatan kepada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan suasana rumah yang menguntungkan untuk
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga
e. Mempertahankan hubungan timbale balik antara keluarga dan
fasilitas kesehatan.
4. Jenis Penyakit
Didalam keluarga terdapat beberapa jenis penyakit yang sering terjadi
antara lain:
a. Diabetes Melitus
b. Hipertensi
c. Gastritis
d. Asam Urat
BAB III
DIABETES MELLITUS
1. Definisi
Diabetes mellitus merupakan suatu gangguan metabolisme yang
ditandai dengan hiperglikemia yang berhubungan dengan abnormalitas
metabolisme karbohidrat, lemak dan protein yang disebabkan oleh
penurunan sekresi insulin atau penurunan sensitivitas insulin atau keduanya
dan dapat menyebabkan komplikasi kronis mikrovaskular, makrovaskular,
dan neuropati (Nurarif, 2016).
2. Klasifikasi Diabetes Mellitus
a. Diabetes Melitus
Tipe I : IDDM
Disebabkan oleh destruksi sel beta pulau Langerhans akibat
suatu proses autoimun.
Tipe II : NIDDM
Disebabkan oleh kegagalan relatif sel beta dan resistensi insulin.
Resistensi insulin adalah turunnya kemempuan insulin untuk
merangsang pengambilan glukosa oleh jaringan perifer dan
untuk menghambat produksi glukosa oleh hati.
b. Gangguan toleransi glukosa
c. Diabetes kehamilan
3. Etiologi Diabetes Mellitus
a. DM tipe I
Diabetes yang tergantung insulin ditandai dengan penghancuran sel-sel
beta pada pancreas yang disebabkan oleh:
Faktor genetic penderita tidak mewarisi diabetes tipe itu sendiri,
akan tetapi mewarisi suatu predisposisi atau kecencerungan
genetic kearah terjadinya diabete tipe I.
Faktor imunologi (autoimun)
Faktor lingkungan: virus atau toksin tertentu dapat menyebabkan
proses autoimun yang akan menimbulkan estruksi sel beta.
b. DM tipe II
Disebabkan oleh suatu kegagalan relative sel beta dan resistensi insulin.
Foktor resiko yang dapat berhubungan dengan proses terjadinya diabetes
tipe II yaitu: usia, obesitas, riwayat dm dan keluarga.
Sudoyo Aru (2009) mengklasifikasikan hasil pemeriksaan glukosa darah
2 jam pasca pembedahan dibagi menjadi 3, yaitu:
1. <140 mg/dl
2. 140 - <200 mg/dl
3. >200 mg/dl
5. Penatalaksanaan
a. Medis
Tujuan utama terapi DM adalah mencoba menormalkan aktivitas insulin
dan kadar glukosa darah dalam upaya mengurangi terjadinya komplikasi
vaskuler serta neuropatik. Tujuan terapeutik pada setiap tipe DM adalah
mencapai kadar glukosa darah normal tanpa terjadi hipoglikemia dan
gangguan serius pada pola aktivitas pasien. Ada lima komponen dalam
penatalaksanaan DM, yaitu :
1) Diet
Syarat diet DM hendaknya dapat :
Memperbaiki kesehatan umum penderita
Mengarahkan pada berat badan normal
Menekan dan menunda timbulnya penyakit angiopati diabetic
Memberikan modifikasi diit sesuai dengan keadaan penderita
Menarik dan mudah diberikan
Prinsip diet DM, adalah :
Jumlah sesuai kebutuhan
Jadwal diet ketat
Jenis : boleh dimakan / tidak
Dalam melaksanakan diit diabetes sehari-hari hendaklah
diikuti pedoman 3 J yaitu:
a. jumlah kalori yang diberikan harus habis, jangan
dikurangi atau ditambah
b. jadwal diit harus sesuai dengan intervalnya
c. jenis makanan yang manis harus dihindari
b. Latihan
Beberapa kegunaan latihan teratur setiap hari bagi penderita DM, yaitu :
1. Meningkatkan kepekaan insulin, apabila dikerjakan setiap 1 1/2
jam sesudah makan, berarti pula mengurangi insulin resisten pada
penderita dengan kegemukan atau menambah jumlah reseptor
insulin dan meningkatkan sensivitas insulin dengan reseptornya.
2. Mencegah kegemukan bila ditambah latihan pagi dan sore.
3. Memperbaiki aliran perifer dan menambah suplai oksigen.
4. Meningkatkan kadar kolesterol – high density lipoprotein
5. Kadar glukosa otot dan hati menjadi berkurang, maka latihan akan
dirangsang pembentukan glikogen baru.
6. Menurunkan kolesterol (total) dan trigliserida dalam darah karena
pembakaran asam lemak menjadi lebih baik.
c. Penyuluhan
Penyuluhan merupakan salah satu bentuk penyuluhan kesehatan kepada
penderita DM, melalui bermacam-macam cara atau media misalnya:
leaflet, poster, TV, kaset video, diskusi kelompok, dan sebagainya.
d. Obat
Tablet OAD (Oral Antidiabetes)/ Obat Hipoglikemik Oral (OHO).
1. Mekanisme kerja sulfanilurea
Obat ini bekerja dengan cara menstimulasi pelepasan insulin yang
tersimpan, menurunkan ambang sekresi insulin dam meningkatkan
sekresi insulin sebagai akibat rangsangan glukosa. Obat golongan ini
biasanya diberikan pada penderita dengan berat badan normal dan
masih bisa dipakai pada pasien yang berat badannya sedikit lebih.
e. Penatalaknaan non-farmakologis
Susilo & Wulandari (2011) Penatalaksanaan non-farmakologis ini
ditujukan dengan langkah pencegahan dan manajemen hidup yang sehat.
Hal-hal yang dapat dilakukan dalam mengatasi diabetes mellitus yaitu :
gizi sehat dan seimbang, kontrol berat badan, tidur yang cukup,
berolahraga atau terapi fisik, terapi herbal, terapi jus buat atau dapat
menggunakan TOGA, seperti :
1. Buah Tomat
a. Kandungan buah tomat
Dewi (2012) menjelaskan bahwa tomat merupakan salah
satu buah atau ada juga yang mengkategorikan tomat ini
sebagai sayuran. Tomat mengandung vitamin A untuk
kesehatan mata, vitamin C untuk regenerasi sel dan sistem
kekebalan tubuh serta vitamin K untuk kesehatan tulang.
Tomat yang mengandung likopen (lycopene) yang merupakan
antioksidan untuk memerangi radikal bebas serta dapat
menurunkan kadar gula darah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Astuti (2013)
dalam Febiola (2018) mengatakan bahwa kandungan likopen
pada 100 g tomat yang dibuat jus sebanyak 12,8 mg sedangkan
pada 100 g tomat segar sebanyak 5,8 mg. Likopen dapat
menurunkan glukosa darah dengan cara menghambat
terjadinya resistensi hormon insulin, sehingga toleransi sel
terhadap glukosa meningkat sehingga kelebihan gula darah
dapat ditanggulangi. Tomat yang digunakan sebanyak 180 g
dengan kandungan likopen 23 g dapat menurunkan kadar
glukosa darah sebesar 9,00 mg/dl pada penderita diabetes
selama 3 mingggu.
b. Cara membuat jus tomat
Bahan
- 150 gr buah tomat
- 50 ml air matang
- 10 ml madu
Alat
- Blender
- Gelas
Cara membuat
- Blender tomat, air dan madu selama 1 menit
- Tuang dalam gelas saji
- Sajikan 1x sehari pada pagi hari sebelum sarapan
c. Indikasi jus tomat pada diabetes
Menurunkan kolestrol
Meminimalkan resiko kanker prostat
Menurunkan tekanan darah
Mengurangi resiko stroke
d. Kontra indikasi jus tomat
Kram otot
Batu ginjal, tomat yang kaya akan potasium dapat
membahayakan penderita ginjal jika dikonsumsi secara
berlebihan
Meningkatkan tekanan darah, kandungan sodium yang
tinggi cukup berbahaya bagi penderita tekanan darah
tinggi
Asam lambung meningkat, tomat menggandung asam
dalam jumlah tinggi. Bila dikonsumsi terlalu banyak,
maka akan terjadi kenaikan asam lambung yang akan
menyebabkan gastritis.
2. Buncis
a. Definisi
Rachmawani & Oktarlin (2017) menjelaskan bahwa
buncis merupakan sumber protein, vitamin dan mineral yang
penting dan mengandung zat-zat lain yang berkhasiat untuk
obat dalam berbagai macam penyakit. Gum dan pectin yang
terkandung dapat menurunkan kadar gula darah, sedangkan
lignin berkhasiat untuk mencegah kanker usus besar dan
kanker payudara. Serat kasar dalam polong buncis sangat
berguna untuk melancarkan pencernaan sehingga dapat
mengeluarkan zat-zat racun dari tubuh.
b. Cara membuat
Siapkan buncis sebanyak 120 g
Bersihkan buncis diair mengalir
Potong buncis
Siapkan air 300 cc didalam panci dan masukan buncis
Rebus buncis hingga air rebusan menyusut
Air rebusan buncis siap dikonsumsi
c. Indikasi buncis
Buncis (Phaseolus Vulgaris) merupakan salah satu bahan
makanan jenis sayuran kacang-kacangan yang biasa
dikonsumsi. Buncis (Phaseolus Vulgaris) mendapat perhatian
lebih sebagai makanan Nutraceutical karena kaya akan
Phytochemical yang bermanfaat bagi kesehatan antara lain :
flavonoid, kuercetin, steroid, terpenoid dan tripsin inhibitor.
Hasil analisis kadar serat bahwa buncis (Phaseolus Vulgaris)
memiliki nilai serat makanan tidak larut 30,49%, serat
makanan larut 3,83% dan serat makanan total 34,32%. Kadar
serat buncis (Phaseolus Vulgaris) lebih tinggi dibandingkan
dengan kadar serat beberapa sayuran, seperti pada mentimun
dan labusiam. Sedangkan nilai indeks glikemik buncis
(Phaseolus Vulgaris) yaitu 24-32 dan beban glikemik
(Rachmawani & Oktarlin, 2017).
2. Phytates
Buncis mengandung asam fitat yang akan menyebabkan
defisiensi nutrisi bila dikonsumsi berlebihan. Asam fitat
akan meningkat dengan kalsium, seng dan mineral penting
lainnya, tidak memungkinkan untuk diserap dalam tubuh.
3. Lektin
Lektin merupakan protein pengikat karbohidrat yang
ditemukan dalam berbagai makanan, tetapi terkenal hadir
dalam kacang. Buncis memiliki tingkat yang lebih rendah
dari pada yang lain, akan tetapi masih ada dan terlalu
banyak lektin dapat menyebabkan protein untuk mengikat
asam usus dan menyebabkan masalah pada pencernaan.
4. Alergi
3. Buah Naga
a. Definisi
Buah naga merupakan jenis buah yang saat ini masih
sangat popular di Indonesia. Hal ini tidak lepas dari bentuk
fisiknya yang unik karena memang kulitnya nampak seperti
sisik naga dan penampakan buahnya dengan biji hitam halus
dibuahnya yang memiliki warna warni cantik seperti merah
cerah, ungu, putih dan kuning. Buah naga ini sudah menjadi
salah satu buah yang wajib ada diberbagai perayaan orang
China dan Vietnam oleh karena itu di Indonesia pun saat ini
buah naga menjadi populer (Wiardani, 2014).
BAB IV
HIPERTENSI
1. Pengertian
Penyakit hipertensi pada lansia banyak sekali terjadi hampir sekitar
60% orang yang sudah lansia mengalami penyakit hipertensi dan rata-rata
berusia diatas 70 tahun keatas. Terutama bagi lansia yang mengalami
penyakit diabetes harus melakukan kontrol yang ketat pada tekanan darah
untuk melakukan pencegahan penyakit hipertensi yang tidak tekendali.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam
keadaan tenang. Seiring bertambahnya usia tubuh akan mengalami
penurunan elastisitas pada pembuluh darah sehingga tekanan darah secara
otomatis akan naik. (Sunaryo, 2015)
2. Etiologi
Berdasarkan penyebabnya, hipertensi dibagi menjadi hipertensi
esensial dan hipertensi sekunder. Dikatakan hipertensi esensial apabila
penyebabnya tidak diketahui dan hampir 90% penderita hipertensi
termasuk golongan ini. Sedangkan 10% lainnya termasuk golongan
hipertensi sekunder dimana penyebabnya adalah penyakit lain seperti
kelainan pembuluh darah ginjal, hipertiroid, hiperaldosteronisme, dan
lainnya. Beberapa faktor penyebab terjadinya penyakit hipertensi pada
lansia:
a. Bertambahnya usia
b. Stres
c. Faktor keturunan
d. Sering merokok
e. Pola makan yang tidak sehat
f. Sering mengkonsumsi minuman yang beralkohol
g. Terlalu sering mengkonsumsi garam yang berlebihan
h. Kurang gerak dan kurang olahraga
i. Kelebihan berat badan atau obesitas
3. Manifestasi Klinis
a. Sakit kepala bagian belakang dan kaku duduk
b. Sulit tidur dan gelisah atau cemas dan kepala pusing
c. Dada berdebar-debar
d. Lemas,sesak nafas,berkeringat dan pusing
4. Komplikasi
Komplikasi penyakit hipertensi adalah penyakit yang diakibatkan oleh
karena tekanan darah yang tinggi pada penderita hipertensi. Akibat
dari hipertensi ini akan timbul penyakit lain sebagai komplikasinya,
antara lain:
a. Kerusakan pada otak, akibat pecahnya pembuluh darah diotak
mengakibatkan terjadinya stroke
b. Kerusakan pada jantung, akibat pembesaran otot jantung kiri
sehingga mengalami gagal jantung. Pembesarah otot jantung kiri
karena kerja keras jantung memompa darah.
c. Kerusakan pada ginjal, akibat rusaknya pembuluh darah ginjal
sehingga fungsi ginjal menurun sampai dengan gagal ginjal.
Rusaknya pembuluh darah ginjal karena tekanan darah yang tinggu
menekan dinding pembuluh darah.
d. Kerusakan pada mata, kerusakan pada mata karena tekanan darah
yang tinggi menekan pembuluh darah dan syaraf sehingga
penglihatan terganggu.
5. Pengobatan Dengan Tanaman Obat
1. Mentimun
a. Definisi
Timun atau mentimun merupakan salah satu tanaman yang
dapat mengobati hipertensi. Selain mudah didapat dan murah
mentimun ternyata memiliki banyak khasiat. Menurut
Meilinasari dari Politeknik Kesehatan Jakarta telah
mengemukakan bahwa mereka yang menderita hipertensi
disarankan untuk mengkonsumsi mentimun, karena
kandungan mineral yang ada didalam nya yaitu potassium,
magnesium dan posfor, selain itu mentimun bersifat deutetik
karena kandungan airnya yang tinggi sehingga membantu
menurunkan tekanan darah (Kusnul, 2012).
b. Kandungan mentimun
Mentimun merupakan buah yang memiliki kandungan kimia
antara lain saponin, glutation, protein, lemak, karbohidrat,
karoten, terpenoid, vitamin B, vitamin C, kalsium, posfor dan
mangan. Dalam setiap 100 gr mentimun mengandung vitamin
C sebanyak 8 mg. mentimun dapat menurunkan tekanan
darah, menyembuhkan penyakit kuning, melancarkan buang
air kecil dan menghancurkan batu ginjal (Kusnul, 2012).
c. Efek samping mentimun
Dapat menjadi racun
Excessive Loss Of Fluid (menghambat keseimbangan
elektrolit)
Berbahaya untuk sistem ginjal
Kembung
d. Bahan-bahan Pembuatan Jus Mentimun
Blender
Air mineral
Buah mentimun
Wadah
e. Cara Pembuatan Jus Mentimun
Siapkan mentimun 100 gr
Siapkan air sebanayak 100 cc
Blender mentimun perbandingan 100 gr dan air 100
cc
Berikan jus mentimun sehari sekali
2. Belimbing Manis
a. Definisi
Buah belimbing manis mengandung kalsium, besi,
betakarotin, vitamin B1, vitamin B2, vitamin C serta
flafonoid, tannin, saponin dan alkalin. Buah belimbing sering
digunakan sebagai antiinflamasi, antimikroba, antimalaria,
antipiretik dan penawar racun. Belimbing dapat membantu
menurunkan kadar kolestrol dalam tubuh dan digunakan
untuk membantu menurunkan tekanan darah seseorang
dengan zat fitokimia dan mineral yang terkandung dalam
belimbing seperti kalium serta kalsium.
b. Kontraindikasi
Belimbing tidak di rekomendasikan untuk yang mengalami
gangguan ginjal karena belimbing menganduk asam oxsalat
yang tinggi sehingga dapat memerparah penderit penyakit
ginjal.
c. Alat dan Bahan
Satu buah belimbing berukuran sedang dan sudah
matang
Blender
200 ml air putih
Pisau
d. Cara Membuat
Ambilah satu buah belimbing berukuran sedang dan
sudah matang
Cuci bersih dan kupas tepi buah belimbing
Potong belimbing menjadi 4 bagian dengan tujuan
agar mudah di blender
Masukkan buah beimbing yang sudah dicuci dan
dipotong kedalam blender
Tambahkan 200 ml air putih
Buah belimbing siap diblender, dan setelah diblender
siap dihidangkan.
3. Tomat
a. Definisi
Buah tomat merupakan sumber makanan yang mengandung
nutrisi tinggi, beberapa jenis nutrisi yang didapat dari tomat
adalah antioksidan likopen, Vitamin , Potasium/Kalium, folat
dan Vitamin K. Antioksidan yang terkandung oleh tomat
sering dikaitkan dengan penurunan risiko penyakit jantung
dan kanker. Pada umumnya, tekanan darah akan naik dengan
bertambahnya usia terutama setelah umur 40 tahun. Hal ini
disebabkan oleh kaku dan menebalnya arteri karena
arteriosclerosiss sehingga tidakdapat mengembang pada saat
jantung memompa darah melalu arteri tersebut. Buah tomat
mengandung kalium dan likopein yang mempunyai efek
menurunkan tekanan darah.
b. Kontra Indikasi
Tomat yang berlebihan tidak dianjurkan untuk pasien
hipotensi
d. Cara Membuat
Ambilah tomat brukuran sedang dan sudah matang
Cuci bersih terlebih dahulu
Potong tomat menjadi beberapa again dengan tujuan
agar mudah untuk memblendernya
Masukkan tomat yang sudah di cuci dan sudah di
potong ke dalam blender
Tambahkan 2 gelas air putih sesuai selera, tomat siap
unuk di blender
Setelah di blender, tomat siap dihidangkan
4. Buah Semgka
a. Definisi
Daging buah semangka mengandung air sebanyak 93,4%,
protein 0,5%, Karbohidrat 5,3%, lemak 0,1%, serat 0,2%,
berbagai macam vitamin (A, B dan C), Antioksidan seperti
asam amino, asam asetat, asam malat, asam folat, likopen,
karoten, bromin, kalium, silvit, lisin, fruktosa, dekstrosa dan
sukrosa. Kandungan dalam semangka yang berkhasiat
menurunkan tekanan darah tinggi yaitu kalium, vitamin C,
karohidrat dan likopen yang berfungsi untuk meningkatkan
kerja jantung serta citrulline yang mampu mendorong aliran
darah ke seluruh bagian tubuh dan vitamin B6 yang dapat
merangsang hormone dalam ota untuk mengatasi kecemasan.
Kalium yang cukup tinggi juga berperan sebagai diuretic
alami yang dapat membantu kerja jantung dan menurunkan
tekanan darah (Shanti, 2016).
b. Kontra Indikasi
Penderita Hipotensi. Flavonoid dapat menghambat
angiotensin I Converting Enzyme (ACE) yang memegang
peran dalam pembentukkan angiotensin II yang merupakan
salah satu penyebab hipertensi. Angiotensin II menyebabkan
pembuluh darah menyempit, yang dapat menaikkan tekanan
darah, ACE inhibitor menyebabkan pembuluh darah melebar
sehingga darah lebih banyak mengalir ke Jantung,
mengakibatkan penurunan tekanan darah (Setyawati, 2017).
d. Cara Membuat
Bersihkan daun seledri dengan air mengalir
Masukkan daun seledri dan tambahkan 200 ml
Rebus hingga rebusan air daun seledri menjadi 3/4nya
Setelah dingin, airnya diminum diberikan 2 kali
sehingga masing-masing yaitu 70 ml
a. Definisi
Kandungan zat gizi yang terdapat pada jambu biji sangat
komplek diantaranya adalah kalium, Vitamin C, kalsium dan
magnesium. Kandungan gizi inilah yang menyebabkan
tekanan darah dapat diturunkan walaupun kandungannya
sedikit, namun zat gizi ini dapat menurunkan tekanan darah
tinggi dengan mengekskresi natrium yang meningkat.
b. Komplikasi
Jika memakan jamu biji empat buah setiap hari, maka
mempunyai efek merusak gigi dan dapat meningkatkan kadar
keasaman di mulut. Ketika anda memakan jambu biji dengan
lambat, kadar asam pada jambu biji memiliki banyak waktu
untuk merusak gigi. Oleh karena itu, di sarankan untuk
memakan jambu biji dengan susu atau keju untuk
menetralkan asam, serta segeralah minum air setelah makan
jambu biji.
c. Alat dan Bahan
1 buah jambu biji merah
Pisau
Blender
Air putih 200 ml
d. Cara Membuat
Cuci bersih 1 buah jambu biji merah dengan air
matang
Setelah bersih, potong-potong menjadi beberapa
bagian kecil dan buang biji jambunya kemudian
masukkan ke dalam blender
Campur dengan air putih secukupnya
Tutup dan blender sekitar satu menit, dan masukkan
ke dalam gelas.
7. Buah Naga Merah
a. Definisi
Buah naga memeiliki keuunggulan kaya serat, kaliun dan
antioksidan, berbagai macam antioksidan yang terdapat pada
buah naga yaitu flavonoid, Vitamin E, Vitamin C, yang
memiliki kemampuan untuk melenturkan pembuluh darah.
b. Manfaat
Manfaat buah naga merah menurut (Engz Efendi, 2014),
yaitu:
Menurunkan guka darah dan mencegah diabetes
Melancarkan pencernaan dan menyehatkan jantung
Melancarkan peredaran darah
Dapat meningkatkan nafsu makan
Meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Menguatkan tulang dan gigi
d. Kontraindikasi
Orang yang sedang diare tidak cocok mengkonsumsi
buah naga. Bisa memperparah.
Buah naga tidak bagus dikonsumsi pada saat
menstruasi.
Buah naga bersifat dingin. Orang yang wajahnya
sering pucat, badannya lemas dan takut dingin juga
harus mengurangi mengkonsumsi buah naga.
e. Langkah- langkah dan cara mengkonsumsi buah naga
Ambilah 1-2 buah naga merah berukuran sedang dan
sudah matang
Cuci bersih buah naga
Jupas kulit buah naga merah dengan pisau
Diberikan selama 5 hari buah naga merah (200
gr/buah) perhari
Buah naga merah siap dihidangkan.
BAB V
GASTRITIS
1. Definisi
Gastritis atau lebih dikenal dengan maag berasal dari bahasa yunani
yaitu gastro, yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti
inflamasi/peradangan pada lambung.
2. Klasifikasi
a. Gastritis akut
Gastritis eksogen akut disebabkan factor factor dari luar, seperti
bahan kimia misal: lisol, alcohol, merokok, kafein lada, steroi,
mekanis iritasi bacterial, obat analgetik, anti inflamasi terutama
aspirin.
Gastritis eendogen akut adalah gastritis yang disebabkan oleh
kelainan badan
b. Gastritis kronik
Inflamasi lambung yang lama dapat disebabkan oleh ulkus benigna
atau maligna dari lambung, atau oleh bakteri Helicobacter pylory.
Gastritis kronik dikelompokan lagi dalam 2 tipe yaitu tipe A dan
B. Dikatakan gastritis kronik tipe A jika mampu menghasilkan
imun sendiri. Tipe ini dikaitkan dengan atropi dari kelenjar
lambung dan penurunan mukosa. Penurunan pada sekresi gastrik
mempengaruhi produksi antibodi. Anemia pernisiosa berkembang
pada proses ini. Gastritis kronik tipe B lebih lazim. Tipe ini
dikaitkan dengan infeksi helicobacter pylori yang menimbulkan
ulkus pada dinding lambung.
3. Etiologi
Secara garis besar penyebab gastritis dibedakan atas zat internal yaitu
adanya kondisi yang memicu pengeluaran asam lambung yang
berlebihan, dan zat ekternal yang menyebabkan iritasi dan infeksi.
Gastritis biasanya terjadi ketika mekanisme perlindungan dalam
lambung mulai berkurang sehingga menimbulkan peradangan
(inflamasih). Kesurakan ini bisa disebabkan oleh gangguan kerja
fungsi lambung, gangguan stuktur anatomi yang bisa berupa luka atau
tumor, jadwal makan yang tidak teratur, konsumsi alkohol atau kopi
yang terlebih, gangguan setres, merokok, pemakaian obat penghilang
nyeri dalam jangka panjang dan secara terus menerus, stres fisik,
infeksi bakteri helicobacter pylori (suryono, 2016)
4. Manifestasi klinis
a. Nyeri saluran pencernaan terutama bagian atas
b. Mual
c. Muntah
d. Kembung
e. Bersendawa
f. Merasa cepat kenyang
g. Perut keroncongan
h. Sering kentut
5. Komplikasi
a. Gastritis akut adalah perdarahan saluran cerna bagian atas berupa
hematesis dan melena, komplikasi ini dapat berakhir syok
hemoragik.
b. Gastritis kronik adalah perdarahan saluran cerna bagian atas, ulkus,
perforasi dan anemia
6. Terapi farmakologi
a. Simetidin
b. Ranitidine
c. Famotidin
d. Nizatidin
e. Antasida
f. Sukralfat
a. Definisi
Tanaman lidah buaya mengandung 95% air, selebihnya bahan
aktif, termasuk minyak essensial, asam amino, mineral,
vitamin, enxim dan glikoprotein. Lidah buaya telah lama
dijuluki sebagai medical plant (tanaman obat)
b. Manfaat alovera
Menjaga hidrasi tubuh
Menjaga fungsi hati
Meningkatkan gizi
Mengatasi sembelit
Menjadikan kulit sehat
Mengatasi nyeri ulu hati
2. Jus Pepaya
a. Definisi
Buah papaya salah satu buah tropis yang mudah dan banyak
didapatkan di seluruh pelosok nusantara. Jus buah papaya
dapat diperoleh dengan mengolah buah papaya segar menjadi
jus buah papaya.
1. Definisi
Asam urat merupakan sebutan orang awan untuk rematik pirai
(gout artritis). Selain osteoartritis, asam urat merupakan jenis rematik
artikuler terbanyak yang menyerang penduduk indonesia. Penyakit ini
merupakan gangguan metabolik karena asam urat (uric acid) menumpuk
dalam jaringan tubuh, yang kemudian dibuang melalui urin. Pada
kondisi gout, terdapat timbunan atau defosit kristal asam urat didalam
persendian (Wijayakusuma, 2006).
Selain itu asam urat merupakan hasil metabolisme normal dari
pencernaan protein (terutama dari daging, hati, ginjal, dan beberapa
jenis sayuran seperti kacang dan buncis) atau dari penguraian senyawa
purin yang seharusnya akan dibuang melalui ginjal, feses, atau keringan
(Sustrani, 2004).
Secara umum asam urat adalah sisa metabolisme zat purin yang
berasal dari makanan yang kita konsumsi. Purin sendiri adalah zat yang
terdapat dalam setiap bahan makanan yang berasal dari tubuh makhluk
hidup. Dengan kata lain, dalam tubuh makhluk hidup terdapat zat purin
ini, lalu karena kita memakan makhluk hidup tersebut, maka zat purin
tersebut berpindah ke dalam tubuh kita. Berbagai sayuran dan
buahbuahan juga terdapat purin. Purin juga dihasilkan dari hasil
perusakan sel-sel tubuh yang terjadi secara normal atau karena penyakit
tertentu (Hidayat, 2007)
2. Patofisiologi
Hiperurisemia (konsentrasi asam urat dalam serum yang lebih
besar dari 7,0 mg/dl) dapat menyebabkan penumpukan kristal
monosodium urat. Peningkatan atau penurunan kadar asam urat serum
yang mendadak mengakibatkan serangan gout. Apabila kristal urat
mengendap dalam sebuah sendi, maka selanjutnya respon inflamasi akan
terjadi dan serangan gout pun dimulai. Apabila serangan terjadi
berulang-ulang, mengakibatkan penumpukan kristal natrium urat yang
dinamakan tofus akan mengendap dibagian perifer tubuh seperti ibu jari
kaki, tangan, dan telinga (Smeltzer & Bare, 2001).
Pada kristal monosodium urat yang ditemukan tersebut dengan
imunoglobulin yang berupa IgG. Selanjutnya imunoglobulin yang
berupa IgG akan meningkat fagositosis kristal dengan demikian akan
memperlihatkan aktivitas imunologik (Smeltzer & Bare, 2001).
3. Manifestasi Klinis
Pada manifestasi sindrom gout mencakup atritis gout yang akut
(serangan rekuren inflamasi artikuler dan periartikuler yang berat), tofus
(endapan kristal yang menumpuk dalam jaringan artikuler, jaringan
oseus, jaringan lunak serta kartilago), nefropati gout (gangguan ginjal)
dan pembentukkan batu asam urat dalam traktus urinarius. Ada empat
stadium penyakit gout yang dikenal : hiperurisemia asimtomatik,
arthritis gout yang kronis, gout interkritikal dan gout tofeseus yang
kronik (Enggram, 1998).
b. Tujuan Diet
Diet rendah purin bertujuan untuk mengurangi makanan yang kaya
akan kandungan purin seperti sarden, kangkung, jeroan, dan bayam.
Jika pada kadar normal makanan sehari – hari ambang kandungan
purin yang bisa ditoleransi adalah 600 – 1000 mg, maka pada
program diet ini dibatasi berkisar pada 120 – 150 mg, selain itu diet
dari asam urat juga bertujuan untuk mempertahankan status gizi
optimal serta menurunkan kadar asam urat dalam darah dan urin
untuk selalu dalam keadaan normal (Ahmad, 2011).
c. Syarat Diet
Menurut Krianatuti & Rina (2009) syarat diet bagi penderita gout
yaitu sebagai berikut :
1) Pembatasan purin
Apabila telah terjadi pembengkakan sendi atau kadar asam urat
serum lebih dari 10 mg/dl, penderita harus diberikan diet rendah
purin. Namun, karena hampir semua bahan makanan sumber
protein mengandung nukleoprotin maka pada penderita gout
harus dikurangi kandungan purinnya hingga kira-kira hanya
mengonsumsi sekitar 100- 150 mg purin/hari.
2) Kalori sesuai kebutuhan
Bagi penderita gout yang kelebihan berat badan harus
menurunkan berat badannya dengan memperhatikan jumlah
konsumsi kalori. Dalam hal ini jumlah kalori disesuaikan
dengan kebutuhan dan dijaga agar berat badan tidak dibawah
normal atau kurang gizi. Pada penderita gout yang gemuk,
konsumsi kalori perlu di kurangi 10-15% dari total konsumsi
kalori yang normal setiap harinya. Untuk mengatasi rasa lapar
akibat konsumsi kalori, penderita dapat mengonsumsi banyak
sayuran dan buah-buahan.
3) Tinggi karbohidrat
Karbohidrat diberikan sesuai dengan kebutuhan kalori. Ada dua
jenis karbohidrat yang biasa dikonsumsi, yaitu karbohidrat
sederhana dan karbohidrat kompleks. Karbohidrat kompleks,
seperti nasi, singkong, ubi, sangat baik dikonsumsi oleh
penderita gout karena dapat meningkatkan pengeluaran asam
urat melalui urin. Oleh karena itu, konsumsi karbohidrat
kompleks disarankan tidak kurang dari 100 g/hari. Namun,
penderita gout harus mengurangi konsumsi karbohidrat
sederhana jenis fruktosa. Karena, konsumsi fruktosa tersebut
dapat meningkatkan kadar asam urat serum.
4) Rendah protein
Penderita gout diberikan diet rendah protein karena protein
dapat meningkatkan produksi asam urat, terutama protein yang
berasal dari bahan makanan hewani. Menurut Krause (1984),
penderita gout dapat diberikan protein sebesar 50-70 g/hari atau
0,8-1,0 g/kg berat badan/hari.
5) Rendah lemak
Lemak dapat menghambat ekskresi asam urat melalui urin. Oleh
karena itu, penderita gout sebaiknya diberi diet rendah lemak.
Penderita harus membatasi makanan yang digoreng dan
bersantan serta menghindari penggunaan margarin berasal dari
produk nabati atau mentega berasal dari produk hewani.
6) Tinggi cairan
Konsumsi cairan yang tinggi, terutama dari minuman, dapat
membantu pengeluaran asam urat melalui urin. Sebaiknya
penderita gout dapat menghabiskan minuman sebanyak 2,5 liter
atau sekitar 10 gelas sehari.
7) Tanpa alkohol
Alkohol terbukti dapat meningkatkan asam laktat plasma. Asam
laktat yang dihasilkan akan menghambat pengeluaran asam urat.
Oleh karena itu, makanan yang mengandung alkohol, seperti
tape dan brem sebaiknya dihindari.
8) Makanan yang menghasilkan sisa basa tinggi
Tofi cenderung terbentuk pada pH darah dan urin yang rendah.
Untuk mengurangi resiko terbentuknya kristal monosodium urat
di sendi-sendi dan batu asam urat di ginjal penderita gout
sebaiknya mengkombinasikan makanan rendah purin dengan
bahan pangan tinggi sisa basa.
d. Jenis Diet
Menurut Almatsier (2004), diet rendah purin terdiri dari dua jenis,
yaitu :
1) Diet purin rendah I yang mengandung 1.500 kkal.
2) Diet purin rendah II yang mengandung 1.700 kkal.
Pada diet ini harus rendah purin, rendah lemak, rendah kalori, cukup
vitamin dan mineral. Diet ini di lakukan sampai kadar asam urat
darah dan berat badan menjadi normal.
Tabel Kandunga gizi diet rendah purin
Energi dan Zat Gizi Diet rendah purin I Diet rendah purin II
Energi (kkal) 1.500 1.700
Protein (g) 61 65
Lemak (g) 31 31,5
Karbohidrat (g) 247 289
Serat (g) 25 26,5
Kalsium (mg) 547 559
Besi (mg) 15,4 16,2
Vitamin A (RE) 23.373 23.383
Thiamin (mg) 1,0 1,1
Vitamin C (mg) 198 207
3) Golongan C
Makanan yang mengandung purin lebih ringan (0 – 5 mg/100
gram makanan) adalah keju, telur, sayuran lain,buah – buahan
tertentu seperti nanas, durian, alpukat, air kelapa.
a. Definisi
Zingiber officinale merupakan tanaman dengan beberapa
kandungan gizi di dalamnya dan sangat bermanfaat khasiat jahe
untuk kesehatan. Jahe mempunyai kegunaan yang bervariasi
antara lain sebagai rempah-rempah, aroma dan obat herbal
(Kumar. 2011).
Kandungan jahe umumnya terdiri dari air, serat,
karbohidrat, protein, lemak, mineral, dan vitamin. Beberapa
jenis mineral yang ada di dalam jahe yaitu kalsium, fosfor, dan
besi.
Jahe mengandung beberapa jenis vitamin seperti vitamin A,
vitamin B1 (tiamin), vitamin B3 (niasin), dan vitamin C. selain
itu jahe juga mengandung enzim proteolitik, zingibain, minyak
atsiri, oleorosin, gingerol, dan senyawa fenolik.
Kandungan jahe juga terdiri dari beberapajenis komponen
bioaktif diantaranya adalah (6)-gingerol, (6)-shogaol,
diarylheptanoid dan curcumin. Jahe pun mengandung zat
shogaol dan gingerol. Antioksidan juga tidak absen dan
termasuk zat yang ada di dalam kandungan gizi jahe.
b. Manfaat kompres air hangat dengan jahe
Jahe bermanfaat untuk mengurangi nyeri pada asam urat
karena jahe memiliki sifat pedas, pahit, dan aromatic dari
olerasin seperti zingeron, gingerol, shogaol. Olerasin memiliki
potensi anti inflamasi, analgetik dan antioksidan yang kuat.
Sedangkan gingerol dan shogaol dapat menghambat sintesis
prostaglandin sehingga nyeri reda atau radang berkurang.
Kandungan air dan minyak tidak menguap pada jahe
berfungsi sebagai enhancer yang dapat meningkatkan
permeabilitas olerasin menembus kulit tanpa menyebabkan
iritasi atau kerusakan hingga ke sirkulasi perifer.
d. Cara membuat
Persiapkan alat dan bahan seperti : parutan jahe, baskom
kecil, handuk kecil, jahe 100 gram dan air secukupnya.
Cuci jahe dengan air sampai bersih
Parut jahe
Siapkan wadah dan isi dengan air hangat suhu 40-50 0C
secukupnya
Masukkan handuk kecil ke dalam air hangat tersebut
kemudian tunggu beberapa saat sebelum handuk di peras
Peraskan handuk kemudian tempelkan ke daerah sendi
yang terasa nyeri
Tambahkan parutan jahe di atas handuk tersebut
Kompres selama 20 menit
b. Cara membuat
Siapkan alat dan bahan, diantaranya : 8 tangkai daun
seledri, dua gelas air putih (200 mg), kompor, panci
Cuci 8 tangkai daun seledri sampai bersih
Masukkan air dan seledri ke dalam panci
Tunggu hingga mendidih
Saring dan tuang ke dalam gelas
Minum 1 kali sehari
4. Kompres Hangat Dengan Rebusan Serai
a. Definisi
Khasiat tanaman serai mengandung banyak atsiri yang memiliki
sifat kimiawi dan efek farmakologi yaitu rasa pedas dan bersifat
hangat sebagai anti radang (anti inflamasi) dan menghilangkan
rasa sakit atau nyeri yang bersifat analgetik serta melancarkan
sirkulasi darah, yang diindikasikan untuk menghilangkan nyeri
otot dan nyeri sendi pada penderita asam urat, badan pegal linu,
dan sakit kepala (Hembing, 2011).
c. Cara membuat
Siapkan alat dan bahan seperti 100 gram serai dan 1500
mL air putih
Cuci serai sampai bersih
Masukkan serai dan air sebanyak 1500 mL
Rebus sampai mendidih
Tuangkan air rebusan serai ke dalam baskom atau termos
untuk menjaga kehangatannya
Siapkan waslap untuk mengompres
Kompres selama 20 menit
Daftar Pustaka
Andriani, A. & Chaidir. (2016) Pengaruh Pmberian Air Rebusan Daun Salam
(Syzygium Polyanthum) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat. Program
Studi DIII Keperawatan. Stikes Yarsi Sumbar Bukittinggi.
Apriyanti, M. (2016). Meracik sendiri obat dan menu sehat bagi penderita asam
urat. Pustaka Baru Press, Yogyakarta.
Arie, Ni Nengah Mini. Dkk. (2014). Pengaruh Pemberian Air Rebusan Seledri
Pada Lansia Penderita Hipertensi Di Dusun Gogodalem Barat. Jurnal
Keperawatan Komunitas, 2 (1).
Arif. (2011) Pengobatan Tradisional gastritis. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Berawi, Khairun Nisa. & Pasya, Azzren Virgita. (2016). Pengaruh Pemerian Jus
Belimbing Manis untuk Menurunkan Tekanan Darah. Fakultas Kedokteran.
Universitas Lampung.
Elya, Rahma. Dkk. (2016). Pengaruh Jus Mentimun Terhadap Penurunan Tekanan
Darah Pada Penderita Hipertensi Di UPTD Panti Sosial Lanjut Usia Tresna
Werdha Kecamatan Natar Kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Kesehatan
Holistik, 10 (1), 27-31.
Herman. 2014. Sandjaya. Buku Sakti Pencegahan dan Penanganan Asam Urat.
Mantra Books, Yogyakarta.
Kurniawati Nia. 2010. Sehat dan Cantik Alami Berkat Khasiat Bumbu Dapur.
Bandung: Qanita.
Rahayu, Ria Muji. (2017). Pengaruh Pemberian Jus Tomat Terhadap Tekanan
Darah Pada Wanita Menopause dengan Hipetensi di Posyandu Kantil.
Jurnal of Health Science and Prevention, Vol 1. Universitas Kediri.
Sagiman. & Asnindari, Lutfi Nurdian. (2015). Pengaruh Pemberian Jus Jambu
Biji Terhadap Tekanan Darah Lansia Penderita Hipertensi Di Pundung
Nogotirto Gamping. Sleman : Yogyakarta.
Shanti, Ni Made. & Zuraida. Reni. (2016). Pengaruh Pemberian Jus Semangka
Terhadap Penurunan Tekanan Darah Lansia. Fakultas Kedokteran.
Universitas Lampung.
Suryono & Ratna, D.M. (2016) Pengetahuan Pasien Dengan Gastritis Tentang
Pencegahan Kekambuhan Gastritis. Kediri : Akademi Keperawatan
Pamenang Pare. Jurnal AKP, 7 (2).
Susilo, Y. & Wulandari, A. (2011). Diet Sehat Untuk Penderita Diabetes Melitus.
Yogyakarta : ANDI Yogyakarta.
Utami Prapti. 2011. Tanaman Obat Untuk Mengatasi Reumatik dan Asam Urat.
Jakarta: Agromedia Pustaka.
Wiardani, N.K. dkk. (2014). Jus Buah Naga Merah Menurunkan Kadar Glukosa
Darah Penderita DMT2. Jurnal Skala Husada, 11 (1), 59-66.
Wulan, Dewi Nawang. & Ruhyana. (2017). Pengaruh Pemberian Buah Naga
Merah Terhadap Tekanan Darah Pasien Hipertensi Di Puskesmas Magelang
Utara. Jawa Tengah.