TINJAU TEORI
D. Peran Keluarga
Nye dan Gecas (1976) mengidentifikasikan 8 peran dasar yang membentuk posisi
sosial sebagai suami-ayah dan ibu-istri:
1) Peran sebagai provider (penyedia)
2) Peran sebagai pengatur rumah tangga
3) Peran perawatan anak
4) Peran sosialisasi anak
5) Peran rekreasi
6) Peran persaudaraan (Lainship) (memelihara hungan keluarga paternal dan
maternal)
7) Peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif pasangan)
8) Peran seksual
9) Peran perkawinan
E. Fungsi Keluarga
Menurut Friadman, (1998) fungsi keluarga adalah sebagai berikut:
1) Fungsi afektif
Berhungan dengan fungsi internal keluarga dalam pemenuhan kebutuhan
psikososial fungsi efektif inin merupakan sumber energi kebahagiaan keluarga.
2) Fungsi sosialisasi
Sosialisasi dimulai sejak lahir keberhasilan perkembangan individu dan keluarga
dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota. Anggota keluarga belajar
disiplin, belajar norma, budaya dan prilaku melalui hubungan interaksi dalam
keluarga.
3) Fungsi reproduksi
Keluarga berfungsi meneruskan keturunan dan menambahkan sumber daya
manusia
4) Fungsi ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan seluruh keluarga seperti
kebutuhan makan, pakaianan dan tempat tinggal dll.
5) Fungsi keperawatan kesehatan
Kesanggupan keluarga untuk melakukan pemeliharaan kesehatan dilihat dari 5
tugas kesehatan keluarga yaitu:
a. Keluarga mengenal masalah kesehatan
b. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat untuk mengatasi
masalah kesehatan
c. Keluarga mampu merawat anggota keluarga yang mengalami masalah
kesehatan
d. Memodifikasi lingkungan, menciptakan dan mempertahankan suasana
rumah yang sehat
e. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat
C. Anatomi Fisiologis
Prankreas adalah sekumpulan kelenjar yang strukturnya sangat mirip dengan kelenjar
ludah panjang kira-kira 15cm mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya
rata rata 69-90gr. Terbentang pada veterbra lumbalis I dan II dibelakang lambung.
a. Bagian dari pankreas:
1) Kepala pankreas, terletak disebelah kanan rongga abdomen dan didalam
lekukan deudenum.
2) Badan pankreas, merupakan bagian utama dari organ ini letaknya dibelakang
lambung dan didepan vertebra lumbalis pertama.
3) Ekor pankreas, bagian runcing disebelah kiri yang sebenarnya menyentuh
limpa.
Pulau langerhans terdiri atas: sel-sel yang menghasilkan glukagon sel-sel beta
yang menghasilkan insulin glukagon dan insulin mengatur kadar gula darah.
Insulin adalah hormon hipoglikemik (menurunkan gula darah) sedangkan
glukagon bersifat hiperglikemik (meningkatkan gula darah).Selain ini ada sel-sel
delta yang menghasilkan somastostatin yang menghambat pelepasan insulin dan
glukagon. Selain itu sel F menghasilkan polipeptida dan pankreatik yang berperan
mengatur fungsi eksokrin pankreas.(Tambayong, 2001) Fisiologis dari diabetes
mellitus adalah jumlah glukosa yang diambil dan dilepaskan oleh hati dan
dipergunakan oleh jaringan perifer tergantung dari keseimbangan fisiologis
beberapa hormon antara lain:
a. Hormon yang dapat merendahkan kadar gula darah yaitu insulin. Kerja insulin
yaitu merupakan hormon yang menurunkan glukosa darah dengan cara
membantu glukosa darah masuk kedalam sel
b. Hormon yang meningkatkan kadar gula darah antara lain:
1) Glukagon yang disekresikan oleh sel alfa pulau Langerhans
2) Epinefrin yang disekresi oleh medula adrenal dan jaringan kromafin.
3) Glukokortikoid yang disekresikan oleh korteks adrenal.
4) Growth hormone yang disekresi oleh kelenjar hipofisis anterior.
G. Penatalaksanaan
1) Komplikasi Akut
Ada 3 komplikasi akut pada diabetes millitus yang penting dan berhubungan dengan
keseimbangan kadar glukosa darah dalam jangka pendek, ketiga komplikasi tersebut
adalah (Smeltzer, 2002 : 1258)
a. Diabetik Ketoasedosis (DKA)
Ketoasedosis diabatik merupakan definisi insulin berat dan akut dari suatu perjalanan
penyakit diabetes mellitus. Diabetic ketoasedosis disebabkan oleh tidak adanya
insulin atau tidak cukupnya jumlah insulin yang nyata (Smeltzer, 2002 : 1258)
b. Koma Hiperosmolar Nonketotik (KHHN)
Koma Hiperosmolar Nonketotik merupakan keadaan yang dinominasi oleh
hiperosmolaritas dan hiperglikemia dan disertai perubahan tingkat kesadaran. Salah
satu perbedaan utama KHHN dengan DKA adalah tidak terdapatnya ketosis dan
asidosis pada KHHN (Smeltzer, 2002 : 1262)
c. Hypoglikemia
d. Hypoglikemia (kadar gula darah yang abnormal yang rendah) terjadi kalau kadar
glukosa dalam darah dibawah 50 hingga 60 mg/dl, keadaan ini dapat terjadi akibat
pemberian preparate insulin atau preparate oral yang berlebihan, konsumsi makanan
yang terlalu sedikit (Smeltzer, 2002 : 1256).
2) Komplikasi kronik
Diabetes Melitus pada dasarnya terjadi pada semua pembuluh darah diseluruh
bagian tubuh (Angiopati Diabetik). Angiopati Diabetik dibagi menjadi 2 yaitu: (Long
1996)
a. Mikrovaskuler
a) Penyakit Ginjal
Salah satu akibat utama dari perubahan-perubahan mikrovaskuler adalah
perubahan pada struktural dan fungsi ginjal. Bila kadar glukosa darah meningkat,
maka mekanisme filtrasi ginjal akan mengalami stress yang menyebabkan
kebocoran protein darah dalam urin (Smeltzer, 2002: 1272)
b) Penyakit Mata (Katarak)
Penderita Diabetes melitus akan mengalami gejala penglihatan kabur sampai
kebutaan. Keluhan penglihan kabur tidak selalu disebabkan retinopati
(Sjaifoellah. 1996 588). Katarak disebabkan karena hiperglikemia yang
berkepanjangan yang menyebabkan pembengkakan lensa dan kerusakan lensa
(Long, 1996: 16)
c) Neuropati Diabetes dapat mempengaruhi saraf-saraf perifer, sistem saraf otonom,
Medulla spinalis, atau sistem saraf pusat. Akumulasi sorbital dan perubahan-
perubahan metabolik lain dalam sintesa atau fungsi myelin yang dikaitkan dengan
hiperglikemia dapat menimbulkan perubahan kondisi saraf (Long, 1996: 17).
b. Makrovaskuler
1) Penyakit Jantung Koroner
Akibat kelainan fungsi pada jantung akibat diabetes melitus maka terjadi
penurunan kerja jantung untuk memompakan darahnya keseluruh tubuh sehingga
tekanan darah akan naik atau Diabetes Melitus. Lemak yang menumpuk dalam
pembuluh darah menyebabkan mengerasnya arteri (arteriosclerosis), dengan
resiko penderita penyakit jantung koroner atau stroke
2) Pembuluh darah kaki
Timbul karena adanya anesthesia fungsi saraf-saraf sensorik, keadaan ini berperan
dalam terjadinya trauma minor dan tidak terdeteksinya infeksi yang menyebabkan
gangren. Infeksi dimulai dari celah-celah kulit yang mengalami hipertropi, pada
sel sel kuku yang tertanam pada bagian kaki, bagia kulit kaki yang menebal, dan
kalus demikian juga pada daerah-daerah yang terkena trauma (Long, 1996: 17)
3) Pembuluh darah otak Pada pembuluh darah otak dapat terjadi penyumbatan
sehingga suplai darah keotak menurun (Long, 1996:17)