Dosen Pembimbing :
OLEH :
1914201026
FAKULTAS KESEHATAN
DENPASAR
2023
1. Latar Belakang
Keluarga merupakan kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan
keikatan peraturan dan emosional dan individu mempunyai peran masing-masing yang
merupakan bagian dari keluraga (Friedman & marlin, 2010). Keluarga mempunyai peranan
serta fungsi penting dalam rangka meningkatan derajat kesehatan dan penurunan resiko
penyakit didalam kehidupan masyarakat karena keluarga merupakan unit terkecil yang ada
di dalam masyarakat. Bila muncul permasalah teruatama masalah kesehatan pada salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi anggota keluarga yang lainnya. Pemberdayaan
keluarga merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
peningkatan pengetahuan serta dukungan keluarga dalam penatalaksanaan hipertensi pada
anggota keluarga. Keluarga menjadi support system dalam kehidupan pasien hipertensi,
agar keadaan yang dialami tidak semakin memburuk dan terhindar dari komplikasi akibat
hipertensi. Jadi dukungan keluarga diperlukan oleh pasien hipertensi yang membutuhkan
perawatan dengan waktu yang lama dan terus-menerus. Dukungan keluarga sangat
mempengaruhi kualitas kesehatan anggota keluarga serta keberhasilan asuhan keperawatan
keluarga. Perawat sebagai tim medis mempunyai peran dalam mengubah persepsi dan
mengurangi resiko komplikasi penyakit lainya dengan menjadi edukator (membantu
mendidik serta memberikan informasi) kesehatan dan prosedur asuhan keperawatan yang
harus dilakukan guna memulihkan dan menjaga kesehatan. Adanya pengetahuan yang
efektif mampu membantu penderita hipertensi untuk melakukan pola hidup sehat dan rutin
mengkonsumsi obat secara rutin agar terhindar dari komplikasi lainya.
Hipertensi merupakan suatu keadaan dimana seseorang mengalami peningkatan
tekanan darah diatas normal yang dapat mengakibatkan angka kesakitan (morbiditas) dan
angka kematian (mortalitas). Hipertensi berarti tekanan darah didalam pembuluhpembuluh
darah sangat tinggi yang merupakan pengangkut darah dari jantung yang memompa darah
keseluruh jaringan dan organ-organ tubuh (Dwi Sapta Aryantiningsih & Silaen, 2018).
Hipertensi merupakan suatu keadaan meningkatnya tekanan darah sistolik lebih dari sama
dengan 140 mmHg dan diastolik lebih dari sama dengan 90 mmHg.4,5 Hipertensi dapat
diklasifikasikan menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer atau esensial yang penyebabnya
tidak diketahui dan hipertensi sekunder yang dapat disebabkan oleh penyakit ginjal,
penyakit endokrin, penyakit jantung, dan gangguan 2 anak ginjal (adrenal). Hipertensi
seringkali tidak menimbulkan gejala, sementara tekanan darah yang terus-menerus tinggi
dalam jangka waktu lama dapat menimbulkan komplikasi (Yonata, 2016). Dampak dari
hipertensi membuat penderita akan mengalami gejala seperti nyeri ditengkuk, pusing,
gangguan pola tidur serta dapat terjadi komplikasi apabila tekanan darah tinggi tidak
mendapatkan pengobatan dan penatalaksanaan dengan baik karena kurangnya tingkat
pengetahuan, akibatnya dalam jangka panjang dapat terjadi kerusakan arteri di dalam
tubuh. Komplikasi hipertensi dapat terjadi pada organ jantung yang mengakibatkan gagal
jantung, penyakit hipertensi diklaim sebagai salah satu faktor risiko munculnya stroke.
Komplikasi pada organ ginjal mampu mengakibatkan gagal ginjal sehingga ginjal tidak
dapat berfungsi secara efektif kembali (Anshari, 2020)
2. Tinjauan Teori
A. Konsep Dasar Keluarga
1) Pengertian Keluarga
Keluarga adalah yang terdiri dari atas individu yang bergabung bersama oleh
ikatan penikahan, darah, atau adopsi dan tinggal didalam satu rumah tangga yang sama
(Friedman, 2010). Wall, (1986) dalam Friedman (2010), keluarga adalah sebuah
kelompok yang mengidentifikasi diri dan terdiri atas dua individu atau lebih yang
memiliki hubungan khusus, yang dapat terkait dengan hubungan darah atau hukum
atau dapat juga tidak, namun berfungsi sebagai sedemikian rupa sehingga mereka
menganggap dirinya sebagai keluarga. UU No. 10 Tahun 1992, mengemukakan
keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami, istri, dan anak
atau suami istri, atau ayah dan anak-anaknya, atau ibu dan anak-anaknya. BKKBN
(1999) dalam Sudiharto (2012), keluarga adalah dua orang atau lebih yang dibentuk
berdasarkan ikatan perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual
dan materil yang layak, bertakwa kepada tuhan, memiliki hubungan yang selaras dan
seimbang antara anggota keluarga dan masyarakat serta lingkungannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
dua atau lebih individu yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat karena adanya
hubungan darah, ikatan perkawinan atau adopsi, memiliki kedekatan emosional, dan
berinteraksi satu sama lain yang saling ketergantungan untuk menciptakan atau
mempertahankan budaya, meningkatkan perkembangan fisik, mental, emosional,
sosial setiap anggota dalam rangka mencapai tujuan bersama.
2) Ciri-ciri Keluarga
Menurut Setiadi (2008), ciri – ciri keluarga yaitu:
1) Adanya ikatan tali perkawinan yang sah.
2) Memiliki hubungan darah, adopsi.
3) Adanya ikatan batin.
4) Mempunyai tanggung jawab masing – masing.
5) Adanya pengambilan keputusan.
6) Kerjasama.
7) Melakukan interaksi.
8) Tinggal bersama dalam satu atap (serumah)
3) Struktur Keluarga
Ada empat struktur keluarga menurut (Friedman, 2010) adalah struktur peran, struktur
nilai keluarga, proses komunikasi dan struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan.
a. Struktur peran.
Peran adalah perilaku yang dikaitkan dengan seseorang yang memegang sebuah
posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat seseorang dalam suatu
system sosial.
b. Struktur nilai keluarga
Nilai keluarga adalah suatu system ide, perilaku dan keyakinan tentang nilai suatu
hal atau konsep yan secara sadar maupun tidak sadar mengikat anggota keuarga
dalam kebudayaan sehari-hari atau kebudayaan umum.
c. Proses komunikasi
Proses komunikasi ada dua yaitu proses komunikasi fungsional dan proses
komunikasi disfungsonal.
d. Struktur kekuasaan dan pengambilan keputusan.
Kekuasaan keluarga sebagai karakteristik system keluarga adalah kemampuan atau
potensial, actual dari individu anggota keluarga yang lain. Terdapat 5 unit berbeda
yang dapat dianalisis dalam karakteristik kekuasaan keluarga yaitu : kekuasaan
pernikahan (pasangan orang dewasa), kekuasaan orang tua, anak, saudara kandung
dan kekerabatan. Sedangkan pengambil keputusan adalah teknik interaksi yang
digunakan anggota keluarga dalam upaya mereka untuk memperoleh kendali dan
bernegosiasi atau proses pembuatan keputusan.
Menurut menurut Padila (2012), struktur keluarga menggambarkan bagaimana
keluarga melaksanakan fungsi keluarga dimasyarakat. Ada beberapa strukturkeluarga
yang ada di Indonesia diantaranya adalah:
a. Patrilineal Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ayah.
b. Matrilineal Keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui jalur ibu.
c. Matriloka Sepasang suami istri yang tinggal besama keluarga sedarah ibu.
d. Patrilokal Sepasang suami istri yang tinggal besama keluarga sedarah ayah.
e. Keluarga kawin Hubungan suami istri sebagai dasar bagi pembinaan keluarga, dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan
dengan suami atau istri
4) Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Ada 5 pokok tugas keluarga dalam bidang kesehatan menurut Friedman (1998) dalam
Dion & Betan (2013) adalalah sebagai berikut:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga.
b. Membuat keputusan tindakan yang tepat
c. Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d. Mempertahankan atau mengusahakan suasana rumah yang sehat
e. Menggunakan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada di masyarakat
Total
Skoring:
1. Tentukan skor untuk tiap kriteria.
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
𝑠𝑘𝑜𝑟
𝑎𝑛𝑔𝑘𝑎 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖 × 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡 = ?
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria, skor tertinggi 5 sama dengan seluruh
bobot.
B. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan perpanjangan diagnosis ke sistem
keluarga dan subsistemnya serta merupakan hasil pengkajian keperawatan. Diagnosa
keperawatan keluarga termasuk masalah kesehatan aktual dan potensial dengan
perawat keluarga yang memiliki kemampuan dan mendapatkan lisensi untuk
menanganinya berdasarkan pendidikan dan pengalaman. Kategori diagnosa
keperawatan keluarga menurut North American Nursing Association (NANDA) dalam
Kholifah & Widagdo (2016) adalah:
1. Diagnosa keperawatan actual
Diagnosis keperawatan aktual dirumuskan apabila masalah keperawatan sudah
terjadi pada keluarga. Tanda dan gejala dari masalah keperawatan sudah dapat
ditemukan oleh perawat berdasarkan hasil pengkajian keperawatan.
2. Diagnosa keperawatan promosi kesehatan
Diagnosis keperawatan ini adalah diagnosa promosi kesehatan yang dapat
digunakan di seluruh status kesehatan. Kategori diagnosa keperawatan
keluarga ini diangkat ketika kondisi klien dan keluarga sudah baik dan
mengarah pada kemajuan.
3. Diagnosa keperawatan risiko
Diagnosis keperawatan ketiga adalah diagnosis keperawatan risiko, yaitu
menggambarkan respon manusia terhadap kondisi kesehatan atau proses
kehidupan yang mungkin berkembang dalam kerentanan individu, keluarga,
dan komunitas. Hal ini didukung oleh faktor-faktor risiko yang berkontribusi
pada peningkatan kerentanan.
4. Diagnosa keperawatan sejahtera
Diagnosis keperawatan keluarga yang terakhir adalah diagnosis keperawatan
sejahtera. Diagnosis ini menggambarkan respon manusia terhadap level
kesejahteraan individu, keluarga, dan komunitas, yang telah memiliki kesiapan
meningkatkan status kesehatan mereka. Diagnosa keperawatan yang mungkin
muncul pada keluarga dengan masalah hipertensi adalah :
a. Ketidakefektifan pemeliharaan keluarga.
b. Perilaku kesehatan cenderung beresiko.
c. Ketidakmampuan koping keluarga.
d. Ketidakefektifan manajemen kesehatan keluarga.
C. Intervensi
1 Ketidakefektifan Setelah diberikan asuhan 1. Setelah diberikan perawatan Verbal - Keluarga mampu - Memvalidasi keadaan
pemeliharaan keperawatan keluarga selama 3 kali kunjungan menjelaskan keluarga saat ini.
kesehatan. selama 3 kali kunjungan selama 30 menit dalam pengertian, - Mendiskusikan bersama
selama 90 menit dalam interval waktu 1 minggu penyebab, tanda keluarga tentang
interval waktu 1 minggu diharapkan keluarga mampu dan gejala pengertian hipertensi,
diharapkan mampu memahami mengenai upaya hipertensi. mampu menyebutkan 2
meningkatkan upaya pemeliharaan kesehatan. penyebab dan tanda
pemeliharaan kesehatan gejala dari hipertensi
keluarga.
3. Setelah dirawat selama 2 kali Verbal dan - Keluarga mampu - Diskusikan dengan
kunjungan selama 60 menit Psikomotor menentukan pola keluarga tentang pola
dalam interval waktu 1 makan hidup sehat makan yang sehat
minggu diharapkan keluarga (pola makan diet meliputi pengertian,
mampu merawat anggota rendah garam tujuan, dan manfaat
keluarga yang hipertensi. tinggi protein mengkonsumsi
dilakukan minimal makanan sehat.
2 minggu sekali).
4. Setelah dirawat selama 1 kali Verbal dan - Keluarga mengerti - Ajarkan cara modifikasi
kunjungan selama 60 menit Afektif dan mampu lingkungan untuk
dalam interval waktu 1 menjelaskan mencegah dan
minggu diharapkan keluarga secara lisan mengatasi penyakit
mampu memodifikasi tentang pengaruh
lingkungan untuk upaya lingkungan
pemeliharaan kesehatan. terhadap proses
penyakit
hipertensi.
- Keluarga
4. Setelah diberikan perawatan Verbal - Jelaskan dan yakinkan
menggunakan
selama 1 kali kunjungan selama keluarga tentang
fasilitas kesehatan
30 menit dalam interval waktu 1 pelayanan kesehatan
untuk melakukan
minggu diharapkan keluarga yang ada. - Anjurkan
pengobatan dan
mampu memanfaatkan fasilitas keluarga untuk
control
kesehatan untuk meningkatkan memanfaatkan
kesehatan anggota yang sakit pelayanan kesehatan
dan seluruh anggota keluarga. yang ada.
5. Setelah diberikan perawatan Psikomotor - Tercipta - Ciptakan suasana yang
selama 1 kali kunjungan selama lingkungan aman, bersih dan sehat.
30 menit dalam interval waktu 1 mendukung - Gunakan pendekatan
minggu diharapkan keluarga anggota keluarga yang tenang dan
mampu memodifikasi aman. meyakinkan
lingkungan untuk mendukung
peningkatan kesehatan
keluarga.
D. Implementasi
Implementasi keperawatan merupakan tahap keempat proses keperawatan yang
dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan (Potter & Perry, 2013). Pada
tahap ini perawat akan mengimplementasikan intervensi yang telah direncanakan
berdasarkan hasil pengkajian dan penegakkan diagnosis yang diharapkan dapat
mencapai tujuan dan hasil sesuai yang diinginkan untuk mendukung dan meningkatkan
status kesehatan klien. Penerapan implementasi keperawatan yang dilakukan perawat
harus berdasarkan intervensi berbasis bukti atau telah ada penelitian yang dilakukan
terkait intervensi tersebut. Hal ini dilakukan agar menjamin bahwa intervensi yang
diberikan aman dan efektif (Miller, 2012). Dalam tahap implementasi perawat juga
harus kritis dalam menilai dan mengevaluasi respon pasien terhadap
pengimplementasian intervensi yang diberikan.
E. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap kelima dari prsoes keperawatan. Tahap ini sangat
penting untuk menentukan adanya perbaikan kondisi atau kesejahteraan klien (Perry
& Potter, 2013). Hal yang perlu diingat bahwa evaluasi merupakan proses kontinue
yang terjadi saat perawat melakukan kontak dengan klien. Selama proses evaluasi
perawat membuat keputusan-keputusan klinis dan secara terus-menerus mengarah
kembali ke asuhan keperawatan. Tujuan asuhan keperawatan adalah membantu klien
menyelesaikan masalah kesehatan actual, mencegah terjadinya masalah risiko, dan
mempertahankan status kesehatan sejahtera. Proses evaluasi menentukan keefektifan
asuhan keperawatan yang diberikan. Evaluasi dilaksanakan dengan SOAP:
S: Respon subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
O: Respon objektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan.
A: Analisa ulang antara data subjektif dan data objektif untuk menyimpulkan apa
masih muncul masalah baru atau data yang kontraindikasi dengan masalah yang ada.
P: Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien.
4. WOC
Faktor Predisposisi: Usia, Jenis Kelamin, Merokok, Stress, Kurang Olahraga, Faktor Genetik, Alkohol, Konsentrasi Garam, Obesitas
Hipertensi
Kecenderungan
keluarga yang
mengarah ke perilaku
TD meningkat >130/80mmHg, sakit kepala, pusing, rasa
yang buruk CVP meningkat
berat ditengkuk, lelah dan lemah