Anda di halaman 1dari 24

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN KEBUTUHAN KHUSUS

KORBAN ANAK JALANAN

Mata Kuliah : Keperawatan Jiwa II


Dosen Pengampu : Harmanto S.Kep., Ns., M.Kep

DI SUSUN OLEH :

Kelompok V

1. Evi Tamala [420101900]

2. Rani Rahmawaty[420101900]

3. Wa Ode Asfida [4201019007]

PROGRAM STUDY S-1 ILMU KERAWATAN SEKOLAH TINGGI


ILMU KESEHATAN {STIKES} IST BUTON
TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat

dan Ramat-Nya, yaitu berupa nikmat kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan

Asuhan Keperawatan ini. Penulisan Askep ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu

tugas mata kuliah keperawatan jiwa II.

Askep ini dapat diselesaikan atas proses bimbingan. Untuk itu kami berterima kasih
kepada Bapak Harmanto S.Kep.,Ns.,M.Kep. Selaku pembimbing yang telah memberikan
arahan kepada kami.

Kami sangat berharap Askep ini dapat berguna dalam rangka menambah wawasan
serta pengetahuan. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam askep ini terdapat
kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran
dan usulan demi perbaikan askep ini. Semoga askep kami dapat memberikan manfaat bagi
pengembangan ilmu, terutama dalam pendidikan keperawatan dan kesehatan lainnya
khususnya ilmu keperawatan jiwa.

Baubau, 17 Oktober 2021

Penulis
.
BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakang

Keperawatan kesehatan mental dan psikiatrik merupakan suatu bidang spesialisasi


praktek keperawatan yang menerapkan teori perilaku manusia sebagai ilmunya dan
penggunaan diri sendiri secara terapeutik sebagai kiatnya. Semuanya didasarkan pada
diagnosis dan intervensi dari adanya respons individu akan masalah kesehatan mental yang
actual maupun potensial. Pelayanan yang menyeluruh difokuskan pada pencegahan penyakit
mental, menjaga kesehatan, pengelolaan atau merujuk dari masalah kesehatan fisik dan
mental, diagnosis dan intervensi dari gangguan mental dan akibatnya, dan rehabilitasi.
Keperawatan jiwa / mental diharapkan mampu mengkaji secara komprehensif, menggunakan
ketrampilan memecahkan masalah secara efektif dengan pengambilan keputusan klinik yang
komplek (advokasi), melakukan kolaborasi dengan profesi lain, peka terhadap issue yang
mencakup dilema etik, pekerjaan yang menyenangkan, tanggung jawab fiskal. Kesehatan
Jiwa adalah Perasaan Sehat dan Bahagia serta mampu mengatasi tantangan hidup, dapat
menerima orang lain sebagaimana adanya serta mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri
dan oranglain.

Keperawatan jiwa bukan hanya berfokus pada individu dengan gangguan jiwa melainkan
juga terhadap individu dengan masalah psikososial dan kejiwaan. Salah satu individu dengan
masalah psikososial adalah anak jalanan dan gelandangan.
TujuanPenulisan
TujuanUm
um
Untuk memenuhi tugas salah satu mata kuliahKeperawatanJiwa serta mengetahui
bagaimana bentuk keperawatan kesehatan jiwa di masyarakat.
Tujuan Khusus:
Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan jiwa di masyarakat khususnya pada anak
jalanan
Manfaat yang diharapkan oleh penulis adalah sebagai berikut :
1. Untukmasyarakat
Sebagai bahan informasi untuk menambah pengetahuan kesehatan
2. UntukMahasiswa
Sebagai bahan pembanding tugas serupa
3. Untuk tenagakesehatan
Makalah ini bisa di jadikan bahan acuan untuk melakukan tindakan asuhan keperawatan
pada kasus keperawatan kesehatan jiwa masyarakat.

BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Keperawatan Kesehatan Jiwa

Jiwa ialah unsur manusia yang bersifat nonmateri, tetapi fungsi dan manifestasinya
sangat terkait pada materi, jiwa bersifat abstrak dan tidak berwujud benda. Hal ini karena
jiwa memang bukan berupa benda, melainkan sebuah sistem perilaku, hasil olah pemikiran,
perasaan, persepsi, dan berbagai pengaruh lingkungan sosial. Semua ini merupakan
manifestasi sebuah kejiwaan seseorang. Oleh karena itu, untuk mempelajari ilmu jiwa dan
keperawatannya, pelajarilah dari manifestasi jiwa terkait pada materi yang dapat diamati
berupa perilaku manusia.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia{KBBI} sehat merupakan dalam keadaan bugar
dan nyaman seluruh tubuh dan bagian-bagiannya. Bugar dan nyaman ialah relatif, karena
bersifat subjektif sesuai orang yang mendefinisikan dan merasakan.

World Health Organization (WHO) pada tahun 2008 menjelaskan kriteria orang yang
sehat jiwanya adalah orang yang dapat melakukan hal berikut.
1. Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan, meskipun kenyataan ituburuk.
2. Merasa bebas secara relatif dari ketegangan dankecemasan.
3. Memperoleh kepuasan dari usahanya atau perjuanganhidupnya.
4. Merasa lebih puas untuk memberi dari padamenerima.
5. Berhubungan dengan orang lain secara tolong-menolong dan salingmemuaskan.
6. Mempunyai daya kasih sayang yangbesar.
7. Menerima kekecewaan untuk digunakan sebagai pelajaran di kemudianhari.
8. Mengarahkan rasa permusuhan pada penyelesaian yang kreatif dankonstruktif.

Menurut WHO, kesehatan jiwa adalah berbagai karakteristik positif yang


menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang menceerminkan kedewasaan
kepribadiannya. UU Kesehatan Jiwa No. 3 Tahun 1966 tentang Upaya Kesehatan Jiwa,
memberikan batasan bahwa upaya kesehatan jiwa adalah suatu kondisi dapat menciptakan
keadaan yang memungkinkan atau mengizinkan perkembangan fisik, intelektual, dan
emosional yang optimal pada seseorang, serta perkembangan ini selaras dengan orang lain.
Menurut UU Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pada Bab IX tentang kesehatan jiwa
menyebutkanPasal144ayat1“Upayakesehatanjiwaditujukanuntukmenjaminsetia
orang dapat menikmati kehidupan kejiwaan yang sehat, bebas dari ketakutan, tekanan, dan
gangguan lain yang dapat mengganggu kesehatan jiwa”. Ayat 2, “Upaya kesehatan jiwa
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas preventif, promotif, kuratif, rehabilitatif pasien
gangguan jiwa, dan masalahpsikososial”.

B. Definisi Gelandangan dan AnakJalanan


1. Definisi Gelandangan
Gelandangan sebagai entitas sosial merupakan orang-orang yang hidup dalam
keadaan yang tidak sesuai dengan norma kehidupan yang layak dalam masyarakat
setempat, serta tidak mempunyai tempat tinggal dan pekerjaan yang tetap di wilayah
tertentu dan hidup mengembara di tempat umum (PP No. 31 tahun 1980 tentang
Penanggulangan Gelandangan dan Pengemis).
2. Definisi AnakJalanan
Anak jalanan atau sering disingkat anjal adalah sebuah istilah umum yang mengacu pada
anak-anak yang mempunyai kegiatan ekonomi di jalanan, namun masih memiliki
hubungan dengan keluarganya. Menurut Departmen Sosial RI (1999), pengertian tentang
anak jalanan adalah anak-anak di bawah usia 18 tahun yang karena berbagai faktor,
seperti ekonomi, konflik keluarga hingga faktor budaya yang membuat mereka turun ke
jalanan.
UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan, yaitu Street Child are those who
have abandoned their homes, school and immediate communities before they are sixteen
years of age, and have drifted into a nomadic streat life. Berdasarkan hal tersebut, maka
anak jalanan adalah anak-anak berumur di bawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri
dari keluarga, sekolah, dan lingkungan masyarakat terdekantnya, larut dalam kehidupan
berpindah-pindah di jalanraya.
3. Definisi Anak Jalanan dan GelandanganPsikotik
Gelandangan psikotik adalah penderita gangguan jiwa kronis yang keluyuran di
jalan-jalan umum, sehingga dapat mengganggu ketertiban umum dan merusak keindahan
lingkungan.
C. Psikotik
Psikotik adalah bentuk disorder mental atau kegalauan jiwa yang dicirikan dengan
adanya disintegrasi kepribadian dan terputusnnya hubungan jiwa dengan Realita. Kriteria
Psikotik adalah sebagai berikut:
1. Psikotikorganik
sikotik yang penyebabnya adalah gangguan pada susunan syaraf pusat dan psikotik yang
disebabkan oleh kondisi fisik, gangguan metabolisme dan intoksikasi obat.
2. PsikotikFungsional
Psikotik yang disebabkan oleh gangguan pada kepribadian seseorang yang bersifat
psikogenetik yaitu skizofrenia (perpecahan kepribadian) seperti psikotik paranoid dan
curiga.

Berikut faktor penyebab psikotik, antara lain:


1. Tekanan-tekanan kehidupan (emosional)
2. Kekecewaan yang tidak pernahterselesaikan
3. Adanya hambatan yang terjadi pada masa tumbuhkembang
4. Kecelakaan yang menyebabkan kerusakan gangguanotak
5. Tidak mampu menyesuaikan diri dengan lingkunganmasyarakat.

Menurut UU no 23 tentang kesehatan jiwa menyebutkan penyebab munculnya anak jalanan


dan gelandangan psikotik adalah:
1. Keluarga tidakperduli
2. Keluargamalu
3. Keluarga tidaktahu
4. Obat tidakdiberikan
5. Tersesat ataupun karenaUrbanisasi
D. Tanda dan Gejala Anak Jalanan dan GelandanganPsikotik
1. Orang dengan tubuh yang kotorsekali,
2. Rambutnya seperti sapuijuk
3. Pakaiannya compang-camping dengan membawa bungkusan besar yang berisi macam-
macambarang
4. Bertingkah laku aneh seperti tertawasendiri
5. Sukar diajakberkomunikasi
6. Pribadi tidakstabil
7. Tidak memilikikelompok

E. Layanan yang dibutuhkan oleh anak jalanan dan gelandangan psikotik


1. Kebutuhan fisik, meliputi kebutuhan makan, pakaian, perumahan dankesehatan
2. Kebutuhan layanan psikis meliputi terapi medis psikiatris. keperawatan danpsikologis
3. Kebutuhan sosial seperti rekreasi, kesenian dan olahraga
4. Layanan kebutuhan ekonomi meliputi ketrampilan usaha, ketrampilan kerja dan
penempatan dalammasyarakat.
5. Kebutuhanrohani
BAB III
Asuhan Keperawatan Anak Jalanan Dan Gelandangan

1. Pengkajian
a) Faktorpredisposisi
 Genetik
 Neurobiologis : penurunan volume otak dan perubahan sistemneurotransmiter.
 Teori virus daninfeksi
b) Faktorpresipitasi
 Biologis
 Sosialkutural
 Psikologis
c) Penilaian terhadap stressor

Respon Adaptif Respon Maladaptif


- Berfikirlogis - Pemikiransesekali - Gangguanpemikiran
- Persepsiakurat - Terdistorsi - Waham/halusinasi
- Emosi konsisten - Ilusi - Kesulitanpengolahan
denganpengalaman - Reaksi emosi - Emosi
berlebih Dan tidak - Perilaku kacau dan
- Perilakusesuai
bereaksi isolasi social
- Berhubungansosial
- Perilakuaneh
- Penarikan tidak bisa
berhubungansosial
d) Sumberkoping
 Disonasi kognitif ( gangguan jiwa aktif)
 Pencapaian wawasan
 Kognitif yang konstan
 Bergerak menuju prestasikerja
e) Mekanismekoping
 Regresi( berhubungan dengan masalah dalam proses informasi dan pengeluaran
sejumlah besar tenaga dalam upaya mengelolaanxietas)
 Proyeksi ( upaya untuk menjelaskan presepsi yang membingungkan dengan
menetapkan tanggung jawab kepada oranglain)
 Menarikdiri
 Pengingkaran

2. Diagnosa Keperawatan
1. Isolasi Sosial
2. Resiko perilaku kekerasan/Perilakukekerasan
3. Gangguan Proses Pikir:Waham
4. Resiko Bunuh Diri
5. Defisit Perawatan Diri
3. Intervensi Keperawatan

Diagnosa 2: Menarik diri


Tujuan Umum :Klien dapat berinteraksi dengan orang lain
Tujuan Khusus:
1. Klien dapat membina hubungan salingpercaya
Tindakan:
Bina hubungan saling percaya dengan menggunakan prinsip komunikasi terapeutik
dengan cara:
a. Sapa klien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
b. Perkenalkan diri dengansopan
c. Tanyakan nama lengkap klien dan nama panggilan yangdisukai
d. Jelaskan tujuanpertemuan
e. Jujur dan menepatijanji
f. Tunjukkan sikap empati dan menerima klien apaadanya
g. Berikan perhatian kepada klien dan perhatian kebutuhan dasarklien
2. Klien dapat menyebutkan penyebab menarik diri
Tindakan:
Kaji pengetahuan klien tentang perilaku menarik diri dantanda-tandanya.
Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan penyebab menarik
diri atau maubergaul
Diskusikan bersama klien tentang perilaku menarik diri, tanda-tanda serta
penyebab yang muncul
Berikan pujian terhadap kemampuan klien mengungkapkanperasaannya
3. Klien dapat menyebutkan keuntungan berhubungan dengan orang lain dan kerugian tidak
berhubungan dengan oranglain.
Tindakan :
Identifikasi bersama klien cara tindakan yang dilakukan jika terjadi halusinasi
( tidur, marah, menyibukkan diridll)
Kaji pengetahuan klien tentang manfaat dan keuntungan berhubungan dengan orang
lain
a. Beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan tentang
keuntungan berhubungan dengan pranglain
b. Diskusikan bersama klien tentang manfaat berhubungan dengan oranglain
c. Beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang keuntungan berhubungan dengan oranglain
Kaji pengetahuan klien tentang kerugian bila tidak berhubungan dengan oranglain
a. beri kesempatan kepada klien untuk mengungkapkan perasaan dengan orang
lain
b. diskusikan bersama klien tentang kerugian tidak berhubungan dengan oranglain
c. beri reinforcement positif terhadap kemampuan mengungkapkan perasaan
tentang kerugian tidak berhubungan dengan oranglain
4. Klien dapat melaksanakan hubungan sosial
Tindakan:
Kaji kemampuan klien membina hubungan dengan oranglain
Dorong dan bantu kien untuk berhubungan dengan orang lain melalui tahap:
▪ K –P
▪ K – P – Plain
▪ K – P – P lain – Klain
▪ K –Kel/Klp/Masy
Beri reinforcement positif terhadap keberhasilan yang telahdicapai.
Bantu klien untuk mengevaluasi manfaatberhubungan
Diskusikan jadwal harian yang dilakukan bersama klien dalam mengisiwaktu
Motivasi klien untuk mengikuti kegiatanruangan
Beri reinforcement positif atas kegiatan klien dalam kegiatanruangan
5. Klien dapat mengungkapkan perasaannya setelah berhubungan dengan oranglain
Tindakan:
Dorong klien untuk mengungkapkan perasaannya bila berhubungan dengan orang
lain
Diskusikan dengan klien tentang perasaan masnfaat berhubungan dengan orang
lain.
Beri reinforcement positif atas kemampuan klien mengungkapkan perasaan manfaat
berhubungan denganoranglain
6. Klien dapat memberdayakan sistem pendukung atau keluarga
Tindakan:
Bina hubungan saling percaya dengan keluarga:
▪ Salam, perkenalandiri
▪ Jelaskantujuan
▪ Buatkontrak
▪ Eksplorasi perasaanklien
Diskusikan dengan anggota keluarga tentang:
▪ Perilaku menarikdiri
▪ Penyebab perilaku menarikdiri
▪ Akibat yang terjadi jika perilaku menarik diri tidakditanggapi
▪ Cara keluarga menghadapi klien menarikdiri
Dorong anggota keluarga untukmemberikan dukungan kepada klien untuk
berkomunikasi dengan oranglain.
Anjurkan anggota keluarga secara rutin dan bergantian menjenguk klien minimal
satu kaliseminggu
Beri reinforcement positif positif atas hal-hal yang telah dicapai olehkeluarga

Diagnosa 3: Perilaku kekerasan


TujuanUmum : Klien terhindar dari mencederai diri, orang lain dan lingkungan.
Tujuan Khusus:
1) Klien dapat membina hubungan saling percaya.
Tindakan:
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, empati, sebut nama perawat dan
jelaskan tujuaninteraksi.
Panggil klien dengan nama panggilan yangdisukai.
Bicara dengan sikap tenang, rileks dan tidakmenantang.
2) Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
Tindakan:
Beri kesempatan mengungkapkanperasaan.
Bantu klien mengungkapkan perasaan jengkel /kesal.
Dengarkan ungkapan rasa marah dan perasaan bermusuhan klien dengan sikap
tenang.
3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
Tindakan:
Anjurkan klien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/kesal.
Observasi tanda perilaku kekerasan.
Simpulkan bersama klien tanda-tanda jengkel / kesal yang dialamiklien.
4) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Tindakan:
Anjurkan mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasadilakukan.
Bantu bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasadilakukan.
Tanyakan "apakah dengan cara yang dilakukan masalahnyaselesai?"
5) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
Tindakan:
Bicarakan akibat/kerugian dari cara yang dilakukan.
Bersama klien menyimpulkan akibat dari cara yangdigunakan.
Tanyakan apakah ingin mempelajari cara baru yang sehat.
6) Klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam berespon terhadapkemarahan.
Tindakan:
Beri pujian jika mengetahui cara lain yangsehat.
Diskusikan cara lain yang sehat.Secara fisik : tarik nafas dalam jika sedang kesal,
berolah raga, memukul bantal /kasur.
Secara verbal : katakan bahwa anda sedang marah atau kesal /tersinggung
Secara spiritual : berdo'a, sembahyang, memohon kepada Tuhan untuk diberi
kesabaran.
7) Klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilakukekerasan.
Tindakan:
Bantu memilih cara yang palingtepat.
Bantu mengidentifikasi manfaat cara yang telahdipilih.
Bantu mensimulasikan cara yang telahdipilih.
Beri reinforcement positif atas keberhasilan yang dicapai dalamsimulasi.
Anjurkan menggunakan cara yang telah dipilih saat jengkel /marah.
8) Klien mendapat dukungan dari keluarga.
Tindakan:
Beri pendidikan kesehatan tentang cara merawat klien melalui pertemuankeluarga.
Beri reinforcement positif atas keterlibatankeluarga.
9) Klien dapat menggunakan obat dengan benar (sesuai program).
Tindakan:
Diskusikan dengan klien tentang obat (nama, dosis, frekuensi, efek dan efek
samping).
Bantu klien mengunakan obat dengan prinsip 5 benar (nama klien, obat, dosis, cara
danwaktu).
Anjurkan untuk membicarakan efek dan efek samping obat yangdirasakan.

Diagnosa 4: Gangguan Proses Pikir : Waham


Tujuan umum : klien tidak terjadi gangguan proses fikir yang berhubungan dengan
gangguan konsep diri (harga diri rendah/klien akan meningkat harga dirinya)
Tujuan khusus :
 Pasien dapat berorientasi kepada realitas secarabertahap
 Pasien dapat memenuhi kebutuhandasar
 Pasien mampu berinteraksi dengan orang lain danlingkungan
 Pasien menggunakan obat dengan prinsip 5benar.
1. Dapat membina hubungan saling percaya
Tindakan:
Bina hubungan saling percaya : salam terapeutik, perkenalan diri, jelaskan tujuan
interaksi, ciptakan lingkungan yang tenang, buat kontrak yang jelas (waktu, tempat
dan topikpembicaraan)
Beri kesempatan pada klien untuk mengungkapkanperasaannya
Sediakan waktu untuk mendengarkanklien
Jangan membantah dan mendungkung waham klien, katakan perawat menerima
keyakinan klien “saya menerima keyakinan anda” disertai ekspresi menerima,
katakana perawat tidak mendukung disertai ekspresi ragu dan empati, tidak
membicarakan isi wahamklien.
Katakan kepada klien bahwa dirinya adalah seseorang yang berharga dan
bertanggung jawab serta mampu menolong dirinyasendiri
2. Klien dapat mengidentifikasi kemampuan dan aspek positif yang dimiliki
Tindakan:
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yangdimiliki
Hindarkan memberi penilaian negatif setiap bertemu klien, utamakan memberipujian
yangrealistis
Klien dapat menilai kemampuan dan aspek positif yangdimiliki.
3. Klien dapat menilai kemampuan yang dapat digunakan
Tindakan:
Diskusikan kemampuan dan aspek positif yangdimiliki
Diskusikan pula kemampuan yang dapat dilanjutkan setelah pulang kerumah
4. Klien dapat menetapkan / merencanakan kegiatan sesuai dengan kemampuan yang
dimiliki
Tindakan :
Rencanakan bersama klien aktivitas yang dapat dilakukan setiap hari sesuai
kemampuan
Tingkatkan kegiatan sesuai dengan toleransi kondisiklien
Beri contoh cara pelaksanaan kegiatan yang boleh klienlakukan
5. Klien dapat melakukan kegiatan sesuai kondisi dankemampuan
Tindakan:
Beri kesempatan mencoba kegiatan yang telahdirencanakan
Beri pujian atas keberhasilanklien
Diskusikan kemungkinan pelaksanaan di rumah
5 Klien dapat memanfaatkan sistem pendukung yang ada
Tindakan:
Beri pendidikan kesehatan pada keluarga tentang cara merawatklien
Bantu keluarga memberi dukungan selama kliendirawat
Bantu keluarga menyiapkan lingkungan dirumah
Beri reinforcement positif atas keterlibatankeluarga
Diagnosa 5 : Defisit Perawatan Diri : kebersihan diri, berdandan, makan, BAB/BAK
TujuanUmum : Pasien tidak mengalami defisit perawatan diri kebersihan diri,
berdandan, makan,BAB/BAK.
TujuanKhusus :
 Pasien mampu melakukan kebersihan diri secaramandiri
 Pasien mampu melakukan berhias/berdandan secarabaik
 Pasien mampu melakukan makan denganbaik
 Pasien mampu melakukan BAB/BAK secaramandiri
Intervensi
1) Melatih pasien cara-cara perawatan kebersihan diri
Menjelasan pentingnya menjaga kebersihandiri.
Menjelaskan alat-alat untuk menjaga kebersihandiri
Menjelaskan cara-cara melakukan kebersihandiri
Melatih pasien mempraktekkan cara menjaga kebersihandiri
2) Melatih pasienberdandan/berhias
Untuk pasien laki-laki latihanmeliputi:
a. Berpakaian
b. Menyisirrambut
c. Bercukur
Untuk pasien wanita, latihannya meliputi:
a. Berpakaian
b. Menyisirrambut
c. Berhias
3) Melatih pasien makan secaramandiri
Menjelaskan cara mempersiapkanmakan
Menjelaskan cara makan yangtertib
Menjelaskan cara merapihkan peralatan makan setelahmakan
Praktek makan sesuai dengan tahapan makan yangbaik
4) Mengajarkan pasien melakukan BAB/BAK secaramandiri
Menjelaskan tempat BAB/BAK yangsesuai
Menjelaskan cara membersihkan diri setelah BAB danBAK
Menjelaskan cara membersihkan tempat BAB danBAK

Diagnosa 6: perubahan persepsi sensorik : Halusinasi berhubungan dengan menarik


diri
Tujuan Umum : klien mampu mengontrol halusinasinya
Tujuan khusus :
 Klien mampu membina hubungan salingpercaya
 Klien dapat mengenalhalusinasinya
 Klien dapat mengotrol halusinasinya
 Klien dapat menggunakan obat dengan benar
TUK1
1. Pasien dapat membina hubungan salingpercaya
Sapa pasien dengan ramah baik verbal maupun nonverbal
Perkenalkan nama, nama panggilan dan tujuan perawatberkenalan
Tanyakan nama lengkap dan panggilan yangdisukai
Buat kontrak yang jelas
Tunjukkan sikap jujur dan menunjukkan sikap empati serta menerima apa adanya
Beri perhatian kepada pasien dan perhatikan kebutuhan dasarpasien
Beri kesempatan pasien untuk mengungkapkanperasaannya
Dengarkan ungkapan pasien dengan penuh perhatian ada ekspresi perasaan pasien.
2. Pasien dapat mengenalhalusinasinya
Adakan kontak sering dan singkat secarabertahap
Observasi tingkah laku yang terkait dengan halusinasi (verbal dan nonverbal)
Bantu mengenalhalusinasi
Jika pasien tidak berhalusinasi, klarivikasi tentang adanya halusinasi , diskusikan
dengn pasien isi, waktu, dan frekuensi halusinasi pagi,siang,sore, malam atau sering,
jarang)
Diskusikan tentang apa yang dirasakan saat terjadihalusinasi
Diskusikan tentang dampak yang dialami jika pasien menikmatihalusinasi
3. Pasien dapat mengontrolhalusinasinya
Intervensi:
Identifikasi bersama tentang cara tindakan jika terjadihalusinasi
Diskusikan manfaat cara yang digunakan pasien
Diskusikan cara baru untuk memutus/mengontrolhalusinasi
Bantu pasien memilih cara yang sudah dianjurkan dan latih untukmencobanya.
Pantau pelaksanan tindakan yang telah dipilih dan dilatih, jika berhasil beripujian.
4. Pasien dapat menggunakan obat denganbenar
Diskusikan tentang manfaat dan kerugian tidak minum obat, dosis, nama, frekuensi,
efek samping minumobat.
Pantau saat pasien minum obat (pasien harus minum obat didepan perawat, dan benar-
benar meminumobat)
Anjurkan pasien minta sendiri obatnya padaperawat
Beri reinforcmen jika pasien menggunakan obat denganbenar
Diskusikan akibat berhenti minum obat tanpa konsultasidokter
Anjurkan pasien berkonsultasi dengan dokter/perawat jika terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
Diagnosa 7: Risiko Bunuh Diri
1. Tindakan keperawatan klien yang mengancam atau mencoba bunuhdiri.
 Tujuan : Klien tetap aman danselamat
 Tindakan : melindungi klien
Perawat yang dapat melakukan hal-hal berikut untuk melindungi klien yang
mengancam atau berupaya bunuh diri.

a. Tetap menemani klien sampai dipindahkan ketempat yang lebihaman


b. Menjauhkan semua benda yangberbahaya
c. Memastikan bahwa pasien benar-benar telah meminum obatnya, jikia pasien
mendapatkanobat
d. Menjelaskan dengan lembut pada pasien bahwa saudara akan melindungi pasien
sampai pasien melupakan keinginanya untuk bunuh diri.
2. Tindakan keperawatan untuk klien yang menunjukan isyarat untuk bunuhdiri
 Tujuan :
a.Klien mendapatkan perlindungan dari lingkungannya
b. Klien dapat mengungkapkan perasaanya
c. Klien dapat menggunakan cara penyelesaian masalah yang baik
 Tindakan
a. Mendiskusikan tentang cara menagatasi keinginan bunug diri, yaitu dengan
meminta bantuan dari keluarga atau temandekat
b. Meningkatkan harga diri klien dengan memberikan kesempatan untuk
mengungkapkan perasaannya, berikan pujian untuk klien, menyakinkan klien
bahwa dirinya berarti untuk oranglain
c. Meningkatkan kemampuan menyelesaikan masalah, dengan cara mendiskusikan
dengan klien cara menyesaikan masalahnya, mendiskusikan dengan klien
efektifitas masing-masing cara penyelesaianmasalah
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Anda mungkin juga menyukai