Anda di halaman 1dari 17

PSIKOLOGI KESEHATAN

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PSIKOLOGI

DISUSUN OLEH:

Bella Tri Handayani / 14120220131

Dosen pengampu:

Dr. Suharni A. Fachrin, S.Pd., M. Kes

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

2023

MAKASSAR
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang kami panjatkan
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya
kepada penulis, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik tanpa adanya
hambatan apapun. Makalah dengan judul “sejarah dan perkembangan psikologi”. Makalah ini
telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.

Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada Dosen psikologi Kesehatan
yang di ampuh oleh Dr. Suharni A. Fachrin, S.Pd., M.Kes. Terlepas dari itu semua, saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik dari segi penyusunan kalimat, tanda
baca maupun penyusunan kata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka, saya sebagai
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat dilakukan perbaikan pada
makalah ini. Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk akademis pada khususnya.
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................3

1.1 Latar belakang................................................................................................................3

1.2 Rumusan Masalah...........................................................................................................4

1.3 Tujuan Masalah...............................................................................................................5

1.3.1 Tujuan umum:..........................................................................................................5

1.3.2 Tujuan khusus..........................................................................................................5

BAB 11 PEMBAHASAN...............................................................................................................5

2.1 Sejarah psikologi..................................................................................................................5

2.2 Perkembangan psikologi.....................................................................................................8

2.3 Pengaruh Lain terhadap psikologi.....................................................................................8

2.4 Hubungan psikologi dengan ilmu Kesehatan masyarakat.............................................13

BAB 111 PENUTUP.....................................................................................................................15

3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................15

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Psikologi Kesehatan memiliki pengertian yaitu ilmu yang mempelajari, memahami


bagaimana pengaruh faktor psikologis dalam menjaga kondisi sehat, ketika mengalami
kondisi sakit, dan baimana cara merespon ketika individu mengalami sakit. Apabila mengacu
pada pengertian sehat menurut WHO tahun 1948, menunjukkan adanya keselarasan antara
pengertian psikologi kesehatan dengan pengertian sehat menurut WHO, yang tidak hanya
menekankan pada ada atau tidak adanya penyakit. Pengertian sehat menurut WHO (1948)
yang dimaksud yaitu kondisi sehat atau sejahtera pada aspek fisik, aspek mental maupun
aspek sosial.
psikologi Kesehatan dikembangkan untuk memahami pengaruh psikologis terhadap
bagaimana seseorang menjaga dirinya agar tetap sehat, dan mengapa mereka menjadi sakit
dan untuk menjelaskan apa yang mereka lakukan saat mereka jatuh sakit. Selain mempelajari
hal-hal tersebut di atas, psikologi kesehatan mempromosikan intervensi untuk membantu
orang agar tetap sehat dan juga mengatasi kesakitan yang dideritanya.
Psikologi kesehatan tidak mendefinisikan sehat sebagai tidak sakit. Sehat dilihat sebagai
pencapaian yang melibatkan keseimbangan antara kesejahteraan fisik, mental dan sosial.
Psikologi kesehatan mempelajari seleruh aspek kesehatan dan sakit sepanjang rentang hidup.
Psikologi kesehatan fokus pada pemeliharaan dan peningkatan kesehatan, seperti bagaimana
mendorong anak mengembangkan kebiasaan hidup sehat, bagaimana meningkatkan aktivitas
fisik, dan bagaimana merancang suatu kampanye yang dapat mendorong orang lain
memperbaiki pola makannya, maupun kesehatan mental remaja.
Secara umum kesehatan dibedakan atas kesehatan individu dan kesehatan masyarakat.
Kesehatan individu tercermin dari kesehatan fisik dan kesehatan mental seseorang. Sehat
secara fisik apabila seseorang merasa dirinya sehat dan dapat dibuktikan secara klinis ketika
organ-organ didalam tubuh berfungsi normal. Sedangkan sehat secara mental meliputi sehat
pada pikiran, emosional dan spiritual.
Kesehatan masyarakat sebagai sebuah cabang keilmuan mempelajari cara-cara
pencegahan penyakit dengan mengenali faktor-faktor risiko penyakit sehingga dapat
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara agregat. Prof. Winslow dari Yale
University memberikan batasan ilmu kesehatan masyarakat adalah ilmu dan seni mencegah
penyakit, memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, dan efisiensi
melalui usaha masyarakat yang terorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, kontrol
infeksi di masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian
pelayanan medis dan perawatan untuk diagnosa dini, pencegahan penyakit dan
pengembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat
mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya (Leavel and Clark,
1958).
Dalam disiplin ilmu kesehatan masyarakat, dipelajari Ilmu Perilaku untuk pendidikan
kesehatan. Biasanya disebut Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP). Dalam disiplin
ilmu tersebut, mempelajari pentingnya Psikologi dalam dunia Kesehatan menyangkut ilmu-
ilmu perilaku kesehatan untuk memberikan kontribusi nyata kepada peningkatan derajat
kesehatan masyarakat.
Psikologi kesehatan merupakan bidang spesialitas dalam psikologi yang lebih spesifik
mengacu pada peranan utama psikologi sebagai ilmu dan profensi dalam pengobatan
keprilakuan. Menurut Smet (1994) psikologi kesehatan ini merupakan kepedulian para pakar
psikologi yang peduli akan kesehatan yang sifatnya holistic mencakup aspek fisiki, mental,
dan sosial. Psikologi kesehatan secara khusus dapat didefinisikan Penggerak konstribusi
disiplin psikologi pendidikan, ilmiah, dan professional yang spesifik untuk mempromosikan
dan memelihara kesehatan, prevensi dan penanganan sakit, dan identifikasi hubungan
etiologis dan diagnostis mengenai kesehatan, sakit, dan disfungsi yang berkaitan.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan makalah dari makalah ini sebagai berikut:


a. Apa itu sejarah psikologi
b. Apa itu perkembangan psikologi
c. Apa itu pengaruh lain terhadap psikologi
d. Apa itu hubungan psikologi dengan ilmu Kesehatan masyarakat

1.3 Tujuan Masalah


Adapun tujuan masalah dari makalah ini dibedakan menjadi dua bagian yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus:

1.3.1 Tujuan umum:

Agar dapat Memahami tentang sejarah dan perkembangan psikologi

1.3.2 Tujuan khusus

1. Memahami tentang Sejarah psikologi


2. Memahami tentang Perkembangan psikologi
3. Memahami Pengaruh lain terhadap psikologi
4. Memahami Hubungan psikologi dengan ilmu Kesehatan masyarakat

BAB 11
PEMBAHASAN

2.1 Sejarah psikologi

Psikologi (dari bahasa Yunani kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas
psikologi adalah ilmu yang mempelajari ten- tang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari
jiwa/mental ini secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi
pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni beru- pa tingkah laku dan
proses atau kegiatannya, sehingga psikologi da- pat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari ting- kah laku dan proses mental. Jadi, pengertian psikologi secara
harfiah adalah ilmu tentang jiwa. Woodwoth dan Marquis mengemukakan "psychology is
the scientific study of the individual activities in relation to environment."

Istilah psikologi digunakan pertama kali oleh seorang ahli berke- bangsaan Jerman yang
bernama Philip Melancchton pada 1530. Isti- lah psikologi sebagai ilmu jiwa tidak
digunakan lagi sejak 1878 yang dipelopori oleh J.B. Watson sebagai ilmu yang
mempelajari perilaku karena ilmu pengetahuan menghendaki objeknya dapat diamati, di-
catat dan diukur, jiwa dipandang terlalu abstrak, dan jiwa hanyalah salah satu aspek
kehidupan individu. Psikologi dapat disebut sebagai ilmu yang mandiri karena memenuhi
syarat sebagai berikut:

1. Secara sistematis psikologi dipelajari melalui penelitian-peneli- tian ilmiah dengan


menggunakan metode ilmiah.
2. Memiliki struktur keilmuan yang jelas.
3. Memiliki objek formal dan material.
4. Menggunakan metode ilmiah seperti eksperimen, observasi, case history, test, and
measurement.
5. Memiliki terminologi khusus seperti bakat, motivasi, inteligensi, kepribadian.
6. Dapat diaplikasikan dalam berbagai adegan kehidupan.

Sejarah psikologi (zaman purba, zaman Yunani, zaman romawi kuno, dan zaman
pertengahan)

1. Zaman Purba
Sejak zaman purbakala berbagai budaya percaya bahwa pikiran dan raga (mind-body)
saling terkait. Penyakit timbul karena ada roh jahat yang masuk ke tubuh, sehingga upaya
penyembuhan terutama dilakukan untuk mengusir roh jahat dari tubuh melalui lubang
simetris yang di tengkorak manusia.

2. Zaman Yunani dan romawi kuno


Zaman Yunani kuno mempercayai penyakit timbul akibat adanya ketidakseimbangan
pada carian humoral seseorang. Cairan tersebut ada empat jenis yaitu darah, empedu
hitam, empedu kuning dan dahak. Pengobatan ditujukan untuk menyeimbangkan
keempat jenis cairan ini. Orang yunani juga percaya bahwa pikiran (mind) memegang
peranan penting. Kepribadian seseorang ditentukan dari jenis cairan yang ada dalam
tubuh. Darah berhubungan dengan sikap temperamen dan bergairah, empedu hitam
dengan kesedihan, empedu kuning dengan sikap marah, dan dahak dengan gaya hidup
yang santai. Pada abad pertengahan, peranan gereja dalam menyembuhkan penyakit
memegang peranan penting sehingga pada masa itu seseorang yang sakit disembuhkan
dengan cara relijiusitas, misalnya oleh pastor.
3. Zaman Pertengahan
Kebudayaan Romawi mengadopsi filsafat yunani Klasik, namun mengembangkan
perspektif Romawi yang unik, sebagaimana tercermin pada kaum stoik dan Epikurean.
Kaum stoik memiliki pandangan konservatif tentang kemanusiaan yang ditentukan oleh
takdir alamPenyesuaian bagi manusia mencakup kerja sama dengan desain universal.
Berlawanan dengan itu, bagi kaum Epikurean kebahagiaan hanya mencakup pencarian
kenikmatan dan menghindari rasa sakit. Berbagai ajaran plato dihidupkan kembali oleh
plotinus, dan mendominasi filsafat Romawi pada tahun-tahun awal kristenitas.
Antuisiasme misionari para penganut kristen dan efisiensi perdamaian pemerintahan
Romawi berperan dalam cepatnya penyebaran kristenitas. Agustinus berhasil memasukan
ajaran platonik dalam teologi Kristen. Dengan jatuhnya kekaisaran Barat, kehidupan
intelektual di Barat, kehidupan intelektual di Barat mengalami kemandekan, dan hanya
gerakan monastik yang dapat menyelamatkan sedikit wujud peradaban Yunani dan
Romawi Kepausan memiliki peran utama tidak hanya dalam bidang spiritual, namun juga
dalam pemerintahan sipil, yang mencapai puncaknya dalam seruan untuk melakukan
perang salib. Meskipun demikian, pada masa perang salibEropa relatif dalam kedamaian
dan kehidupan intelektual mulai berputarKeterpaparan dengan warisan kebudayaan islam
menghidupkan kembali minat Eropa terhadap karya-karya besarperadaban kuno, dan
kebangkitan intelektual besar-besaran segera menggoncang Eropa keluardai titik nadir
intelektual dari feodalisme.

4. Zaman Kebangkitan dan Sesudahnya


Prancis Rene Descartes (Abad 17) berpandangan bahwa tubuh sebagai bagian yang
terpisahNamun demikian dia mebuat 3 inovasi:
a. Dia menyusun memahami bahwa tubuh sebagai mesin dan menguraikan mekanisme
bagaimana trjadinya gerak dan sensasi rasa.
b. Dia mengusulkan bahwa walaupun pikiran dan tubuh terpisah namun dapat
berkomunikasi mlelalui kelenjar pineal yang terletak di otak.
c. Dia percaya bahwa binatang tidak punya jiwa dan jiwa pada manusia meninggalkan
tubuh pada saat mati.
2.2 Perkembangan psikologi

Perkembangan psikologi merupakan telaah tentang proses perubahan ke arah kematangan


pada aspek mental yang dialami oleh anak. Aspek perkembangan psikologis yang ditelaah
meliputi aspek perkembangan kognitif, afektif, dan psikomotorik anak. Perkembangan
kognitif meliputi perkembangan bahasa dan persepsi, perkembangan afektif mencakup
perkembangan emosi dan penyesuaian diri. Perkembangan psikomotori meliputi proses
psikologi yang mengiringi setiap aktivitas individu. Fokus penelitian ini pada perkembangan
psikologi anak. Anak adalah individu yang berusia antara 6 sampai dengan 12 tahun. Pada
usia tersebut anak berada pada jenjang pendidikan formal sekolah dasar. Setiap anak
memiliki perkembangan psikologi yang berbeda-beda. Tujuan penelitian ini mengetahui
gambaran perkembangan psikologi anak yang mencakup kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Penelitian ini termasuk penelitian lapangan (field research) dengan metode deskriptif.
Sumber data penelitian terdiri dari para informan yaitu siswa dan guru kelas SDN Kebun
Bunga 6 Banjarmasin. Teknik pengumpulan data meliputi wawancara, observasi, dan studi
dokumentasi. Hasil temuan penelitian ini meliputi: (1) Anak megalami perkembangan
kognitif yang sesuai dengan tahap perkembangannya. Anak dapat melakukan komunikasi
tanya jawab yang baik. Memahami tentang diri dan keluarganya; (2) perkembangan afektif
anak berkaitan dengan kondisi emosi dan penyesuaian diri anak dengan lingkungan. Secara
umum anak dapat memahami tentang berbagai macam emosi seperti senang dan sedih. Anak
dapat mengekspresikan emosinya dengan baik. Anak berusaha menyesuaikan diri dalam
berkomunikasi baik dengan teman sebaya dan orang yang lebih tua; (3) perkembangan
psikomotorik yang dialami anak sesuai dengan tahapan perkembangan motorik. Anak
memiliki ketertarikan pada kegiatan yang mengharuskan anak beraktivitas fisik secara aktif.

2.3 Pengaruh Lain terhadap psikologi

a. Elementisme
Aliran ini adalah yang diajukan oleh W. Wundt (1832-1920) dari laboratoriumnya
di Leipzig, Jerman. Wundt pada mmasa itu (1879) sangat mengutamakan
penyelidikan tentang struktur kejiwaan manusia dan ia mendapati bahwa jiwa
manusia itu terdiri dari berbagai elemen (bagian) seperti pengindraan, perasaan,
ingatan, dan sebagainya Masing-masing elemen itu dikaitkan satu dengan yang lain
oleh asosiasiOleh karena itu, aliran Wundt dinamakan elementisme, strukturalisme,
dan juga asosiasisme.
Wilhelm Wundt sangat mengutamakan penyelidikan tentang struktur kejiwaan. la
menemukan bahwa jiwa manusia itu terdiri dari berbagai elemen seperti
penginderaan, perasaan, ingatan, dan lain-lain. Masing-masing elemen itu saling
dikaitkan satu dengan yang lain oleh asosiasi. Aliran Wundt disebut juga dengan
elementisme, strukturalisme dan asosiasionisme. Pertanyaan utama dari aliran ini
mengenai jiwa adalah Untuk apakah jiwa itu? Maka aliran ini disebut sebagai aliran
fungsionalisme.
Strukturalisme merupakan aliran yang pertama dalam psikologi karena
dikemukakan oleh Wilhelm Wundt setelah ia melakukan eksperimennya di
laboratorium Wundt dan pengikut-pengikutnya berpendapat bahwa pengalaman
mental yang kompleks sebenarnya adalah halnya pesenyawaan kimiawi yang tersusun
dari unsur-unsur kimiawiMereka bekerja atas premis-premis menyelidiki struktur
kesadaran dan mengembangkan hukum-hukum pembentukkannya.
Metode yang dipakai dalam strukturalisme ialah metode instropektifMetode
introspeksi ialah orang yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan
kembali pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen
Sensasi seperti manis, pahit, dingin dapat diidentifikasi memakai introspeksi.
Menurut Jean Piagetstrukturalisme itu sulit dikenali karena mencakup bentuk-
bentuk yang beragam sehingga sulit menampilkan sifat umum dan karena "struktur-
struktur yang dirujuk memperoleh arti yang cenderung berbeda-beda. Struktrur adalah
sistem transformasi yang mengandung kaidah sebagai sistem dan yang melindungi
diri atau memperkaya diri melalui peran tranformasi-tranformasinya, tanpa keluar
dari batas-batasnya atau menyebabkan masuknya unsur-unsur luar. Piaget
menyebutkan tiga sifat yang dimaksud dalam sebuah strukturyakni: totalitas,
transformasi, dan pengaturan diriSebuah struktur kata Piaget, harus dilihat sebagai
sesuatu totalitasmeskipun terdiri atas sejumlah unsurstruktur unsur-unsur itu berkaitan
satu sama lain dalam sebuah kesatuan. Dilihat secara hierarkis, sebuah struktur terdiri
atas sejumlah sub struktur yang terikat oleh struktur yang lebih besar.
b. Behavorisme
Aliran behaviorisme lahir sebagai reaksi aliran instropeksionisme (menganalisa
jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga aliran psikoanalisis
(berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak)Behaviorisme hanya
menganalisa perilaku yang nampak saja yang dapat diukur dilukiskan dan diramalkan
Teori dari aliran ini dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka seluruh
perilaku manusia adalah hasil belajar. Asumsi dasar dari aliran ini adalah seluruh
perilaku manusia adalah hasil belajar artinya perubahan perilaku organisme adalah
akibat pengaruh lingkungan. Behaviorisme mempersoalkan bagaimana perilaku
manusia dikendalikan oleh faktor-faktor lingkunganWalaupun demikian asumsi yang
digunakan oleh aliran behaviorisme aliran ini banyak menentukan perkembangan
psikologi.
Salah satu yang sering muncul dalam literatur psikologi adalah tentang teori "tabula
rasa" sebagai kelanjutan pendapat Aristoteles yang secara garis besar menganalogikan
manusia (bayi) sebagai kertas putih dan menjadikan hitam atau menjadikan berwarna
lain adalah pengalaman atau hasil interaksi dengan lingkungannyaTeori pelaziman
klasik, teori pelaziman operan dan social learning theory juga merupakan produk dari
aliran ini.
c. Gestalt
Istilah gestalt berasal dari bahasa Jerman, dalam bahasa inggris berarti form,
shapeconfiguration, whole. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti,
keseluruhan, esensi, totalitas, hal peristiwa dan hakikatAliran ini memandang yang
utama bukanlah elemen tetapi keseluruhan. Metode kerjanya adalah mengannalisis
unsur-unsur kejiwaan.
Kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dianalisis ke dalam elemen- elemen.
Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan
adalah lebih lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnyaKeseluruhan itu lebih
dahulu ditanggapi dari bagian-bagiannya dan bagian-bagian itu. harus memperoleh
makna keseluruhan. Artinya, makna gestalt bergantung pada unsur-unsurnya dan
sebaliknya arti unsur-unsur itu bergantung pula pada gestalt.
Guna menjelasakan secara mudah mengenai konsep gestalt ini, Weitheimer
menjelaskan bahwa apa yang sedang dilihat oleh seseorang merupakan efek dari
keseluruhan peristiwa, yang tidak terkandung dalam total bagian-bagian itu.
Seseorang yang sedang melihat untaian lampu yang mengalirsekalipun hanya melihat
satu lampu yang bersinar pada satu waktu, sebab keseluruhan peristiwa mengandung
hubungan-hubungan diantara masing-masing lampu yang kita alami juga.
Psikologi gestalt memandang keberadaam totalitas batiniah yang mengorganisasi
yang memposisikan totalitas sebagai sesuatu yang utama, sedangkan elemen-elemen
kejiwaan merupakan sesuatu yang sekunderLebih lanjut, gejala-gejala psikis yang
khusus menurut gestalt merupakan totalitas dari seluruh keadaan psikis yang
menentukan bangkitnya tenaga batiniah dalam psikis manusia.
d. Psikolanalis
Aliran psikoanalisis muncul pada tahun 1900 sebagai upaya memperdalam
pandangan-pandangan psikologis dan mengkaitkannya melalui berbagai kemajuan
dalam bidang kedokteran Tokoh yang disebut sebagai bapak psikoanalisis adalah
Sigmun Freud. Freud berusaha meredksi psikologi menjadi kedalam neurologi karena
pada dasarnya ia adalah seorang ahli saraf.
Teori dasar dari Freud adalah ide tentang alam sadar (conscious mind) versus
alam bawah sadar (unconscious mind)Alam sadar merupakan apa yang seseorang
sadari pada saat-saat tertentu, pengindraan langsung, ingatan, pemikiranfantasi,
perasaan yang anda milikiHal yang berkaitan erat dengan alam sadar adalah alam pra-
sadar, yaitu apa yang disebut saat ini dengan "kenangan yang sudah tersedia
(available memory)yaitu segala sesuatu yang dengan mudah data dipanggil ke alam
sadar, kenang-kenangan yang walaupun tidak anda ingat waktu berpikir, tapi dapat
dengan mudah diapanggil lagiMenurut Freud keduanya adalah bagian terkecil dari
fikiran.
Adapun bagian terbesar dari pikiran adalah alam bawah sadar (unsconscious
mind) Bagian ini mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa ke alam sadar,
termasuk segala sesuatu yang memang asalnya dari alam bawah sadar seperti nafsu
dan instingFreud berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi
dan dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti
makanan atau seks, atau motif-motif yang mendorong seniman atau ilmuwan
berkarya.
Konsep lain dari freud adalah struktur kepribadian. Struktur kepribadian dibagi
menjadi tiga yaitu Id, Ego, Superego, masing-masing merupakan tahapan- tahapan
kepribadian dan masing-masing juga memiliki karakteristik yang berbeda- bedaId
merupakan Struktur kepribadian yang paling mendasarhanya berdasarkan dorongan
nafsu atau kenikmatan belakaEgo adalah pikiran yang beroperasi menurut prinsip
kenyataan (reality principle) yang memuaskan dorongan id menurut cara-cara yang
dapat diterima masyarakat atau sebagai kepribadian yang mengontrol
kesadaranSuperego merupakan Kesdaran tertinggi manusia, terbentuk melalui proses
identifikasi dalam nilai-nilai moral dan beroperasi menurut prinsip moral.
Tokoh lainnya adalah Carl Gustav Jung (1875-1961).la adalah seorang psikiater
yang keluar dari sekolah psikoanalisis Freud. Ia mengklasifikasi karakteristik
kepribadian menjadi 2 yaitu introvert dan ekstravertKepribadian introvert merujuk
pada sebuah kecenderungan untuk mengutamakan dunia dalam pada diri
seseorangAspek-aspek yang lebih jelas dari introversi adalah malu, tidak suka pada
fungsi-fungsi sosialdan menyukai privasiSedangkan kepribadian ekstravert merujuk
pada kecenderungan untuk melihat dunia luar, khususnya orang lain demi kesenangan
diriOrang dengan karakteristik ekstravert biasanya mudah bersahabat dan menikmati
aktivitas sosial, dan merasa tidak nyaman ketika sendirian.
e. Humanistik
Muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala
behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisaOleh karenanya sering disebut sebagai
the third force (the first force is behaviorism, the second force is psychoanalysis).
Prinsip utama adalah memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya
sangat tidak setuju dengan usaha untuk mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-
R yang sempit dan kaku (behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang
mekanistisManusia harus berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi
kebutuhan fisikmanusia harus mampu mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya
nilai ataupun sikap. Metode yang digunakan adalah life historyberusaha memahami
manusia dari sejarah hidupnya sehingga muncul keunikan individual. Pandangan
humanistic banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan konselingTujuannya
adalah meningkatkan pemahaman diri.
Tokoh aliran ini antara lain Carl Rogers (1902 – 1988). Rogers bekerja
sebagai psikoterapis dan dari profesinya inilah ia mengembangkan teori
humanistiknya. Dibandingkan teknik terapi yang ada masa itu, teknik ini adalah
pembaharuan karena mengasumsikan posisi yang sejajar antara terapis dan pasien
(dalam konteks ini pasien disebut klien).
Tokoh lainnya adalah Abraham Maslow (1908-1970). Maslow dikenal dengan
teori motivasinya. Teori ini mengasumsikan bahwa perkembangan psikologis manusia
didorong oleh hirarki kebutuhannya, yaitu physiological needs, safety needs, love &
belonging needs, esteen needs, dan selfactualization.

2.4 Hubungan psikologi dengan ilmu Kesehatan masyarakat

Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk melakukan hal ini praktisi ilmu kesehatan masyarakat
diharuskan untuk berinteraksi dengan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung, agar bisa mensosialisasikan, menyampaikan serta mendidik masyarakat tersebut
ilmu kesehatan yang baik. Dalam hal inilah dibutuhkan ilmu psikologi yang membantu
praktisi melakukan pendekatan lebih baik kepada kelompok maupun individu yang dituju.
Berikut hubungan psikologi dengan ilmu kesehatan masyarakat:
1. Membantu memahami perilaku individu
Ilmu kesehatan masyarakat bertujuan untuk menicegah dan mempromosikan usaha-usaha
dalam menjaga kesehatan di masyarakat dan lingkungan. Maka, aspek yang sangat
diperhatikan dalam hal ini adalah aspek perilaku masyarakat dalam menjaga kesehaatan itu
sendiri. Oleh karena itu, ilmu psikologi sangat membantu para praktisi dalam mempelajari
dan memahami perilaku individu sehingga mengetahui apa saja yang melatarbelakangi atau
mempengaruhi perilaku individu serta masyarakat tersebut dalam konteks menjaga
lingkungan sehat dan mencegah penyakit.
2. Mengenali sosial dan budaya di masyarakat
Perilaku individu tidak hanya dipengaruhi oleh keluarga atau karakter dan nilai-nilai yang
dimiliki oleh individu tersebut. Di samping faktor internal dan faktor keluarga, perilaku
seseorang juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya yang melingkupi orang tersebut.
Oleh karena itupraktisi ilmu kesehatan juga harus memahami dan mengenali sosial dan
budaya yang berlaku di masyarakat serta melihat bagaimana faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi perilaku masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan.
Diharapkan para praktisi ini, yang telah mempelajari psikologi, dapat lebih mampu
menganalisis, merumuskan, merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi beragam
strategi, pendekatan, metode dan teknis promosi kesehatan untuk memastikan tujuan
peningkatan taraf kesehatan masyarakat tercapai.
3. Mengenali karakteristik individu
Ilmu kesehatan masyarakat perlu diterapkan pada berbagai lapisan masyarakat. Artinya,
masyarakat yang menerima informasi sangatlah beragam, terdiri dari berbagai tingkat
pendidikan, ekonomi, bahkan background keilmuannya pun pastilah berbeda-beda. Hal ini
harus disadari oleh para praktisi dan mereka harus mengenali audience yang menerima
informasi tentang kesehatan masyarakat ini.
Artinya, tidak mungkin cara penyampaian sosialisasi ilmu kesehatan masyarakat akan
sama antara kepada ibu-ibu rumah tangga dengan anak-anak di sekolah. Bukan hanya
karena karakter audience-nya saja yang berbeda, aspek kesehatan masyarakat yang
disampaikannya pun pasti berbeda. Oleh karena itu, dalam hal ini psikologi membantu
mengarahkan praktisi untuk mengenali karakter audience, baik dari sisi jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, dan lain sebagainya.

4. Memandu cara berkomunikasi


Ilmu psikologi tidak hanya membahas mengenai kondisi psikis atau perilaku seseorang,
melainkan juga membantu memberi ilmu tentang bagaimana berinteraksi dan
berkomunikasi dengan orang lain. Dengan memahami ilmu psikologi, seseorang dapat
melakukan cara komunikasi yang efektif dengan menyesuaikan gaya terhadap lawan
bicara, lupa kondisi dan situasi yang menaungi. Peranan psikologi komunikasi dalam
hubungan antar manusia ini sangat penting, terutama bagi para praktisi ilmu kesehatan
masyarakat yang harus pandai berkomunikasi dalam mempromosikan ilmu kesehatan
masyarakat di ni lapisan masyarakat.
5. Mengetahui proses belajar manusia
Dari begitu luasnya ilmu kesehatan masyarakat, para praktisi dituntut untuk bisa
menyampaikan informasi yang relevan dengan karakteristik audience yang dituju. Tidak
hanya memilih informasi yang relevan, praktisi ilmu kesehatan masyarakat juga harus bisa
menyampaikannya secara sistematis dan terstruktur agar informasi tersebut dapat berguna

BAB 111
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Psikologi sebagai ilmu pengetahuan yang mempelajari tingkah laku tampak(lahiriah)


dengan menggunakan metode observasi yang objektif terhadap rangsang dan jawaban
(respon). Dalam bahasa lain juga ditemukan arti yang sama misal bahasa Arab ilmun-nafsi,
bahasa Belanda zielkunde, dan bahasa Jerman seelenkunde, yang kesemuanya itu memiliki
arti sama yakni ilmu jiwa sedangkan dalam bahasa Indonesia mempunyai banyak kata
lainnya sekaligus punya konotasi berbeda, teteapi sulit dipisahkan dengan tegas dari kata
jiwa, misalnya nyawa, sukma, batin dan roh.

Perkembangan psikologi di Indonesia, kebutuhn akan psikologi di Indonesia baru


dirasakan sejak tahun 1950. Prof. Slamet Iman Santoso (guru besar fakultas kedokteran UI)
Pada tahun 1953 membentuk psikologi di Indonesia. Menurut John.S. Nimponeon,
kebutuhan psikologi di Indonesia tidak jelas dan belum memuaskan, dikarenakan tidak jelas
perenacanaan karir di bidang psikologi di Indonesia.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Y. Jahja, Psikologi Perkembangan. Kencana. [Online]. Available:


https://books.google.co.id/books?id=5KRPDwAAQBAJ

[2] Istati Fufida, “Perkembangan Psikologi Anak Di Kelas Iv Sdn Kebun Bunga 6
Banjarmasin,” Psikol. anak, vol. 6, no. 2, pp. 1–7, 2016.

[3] P. Idris, dkkPsikologi Kesehatan, 2023 Makassar, Universitas Muslim Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai