DISUSUN OLEH:
Dosen pengampu:
2023
MAKASSAR
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha penyayang kami panjatkan
puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayahnya
kepada penulis, sehingga saya dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan baik tanpa adanya
hambatan apapun. Makalah dengan judul “sejarah dan perkembangan psikologi”. Makalah ini
telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini.
Untuk itu saya menyampaikan banyak terima kasih kepada Dosen psikologi Kesehatan
yang di ampuh oleh Dr. Suharni A. Fachrin, S.Pd., M.Kes. Terlepas dari itu semua, saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan, baik dari segi penyusunan kalimat, tanda
baca maupun penyusunan kata bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka, saya sebagai
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat dilakukan perbaikan pada
makalah ini. Demikian yang dapat saya sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk akademis pada khususnya.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................................3
BAB 11 PEMBAHASAN...............................................................................................................5
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................15
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 11
PEMBAHASAN
Psikologi (dari bahasa Yunani kuno: psyche = jiwa dan logos = kata) dalam arti bebas
psikologi adalah ilmu yang mempelajari ten- tang jiwa/mental. Psikologi tidak mempelajari
jiwa/mental ini secara langsung karena sifatnya yang abstrak, tetapi psikologi membatasi
pada manifestasi dan ekspresi dari jiwa/mental tersebut yakni beru- pa tingkah laku dan
proses atau kegiatannya, sehingga psikologi da- pat didefinisikan sebagai ilmu pengetahuan
yang mempelajari ting- kah laku dan proses mental. Jadi, pengertian psikologi secara
harfiah adalah ilmu tentang jiwa. Woodwoth dan Marquis mengemukakan "psychology is
the scientific study of the individual activities in relation to environment."
Istilah psikologi digunakan pertama kali oleh seorang ahli berke- bangsaan Jerman yang
bernama Philip Melancchton pada 1530. Isti- lah psikologi sebagai ilmu jiwa tidak
digunakan lagi sejak 1878 yang dipelopori oleh J.B. Watson sebagai ilmu yang
mempelajari perilaku karena ilmu pengetahuan menghendaki objeknya dapat diamati, di-
catat dan diukur, jiwa dipandang terlalu abstrak, dan jiwa hanyalah salah satu aspek
kehidupan individu. Psikologi dapat disebut sebagai ilmu yang mandiri karena memenuhi
syarat sebagai berikut:
Sejarah psikologi (zaman purba, zaman Yunani, zaman romawi kuno, dan zaman
pertengahan)
1. Zaman Purba
Sejak zaman purbakala berbagai budaya percaya bahwa pikiran dan raga (mind-body)
saling terkait. Penyakit timbul karena ada roh jahat yang masuk ke tubuh, sehingga upaya
penyembuhan terutama dilakukan untuk mengusir roh jahat dari tubuh melalui lubang
simetris yang di tengkorak manusia.
a. Elementisme
Aliran ini adalah yang diajukan oleh W. Wundt (1832-1920) dari laboratoriumnya
di Leipzig, Jerman. Wundt pada mmasa itu (1879) sangat mengutamakan
penyelidikan tentang struktur kejiwaan manusia dan ia mendapati bahwa jiwa
manusia itu terdiri dari berbagai elemen (bagian) seperti pengindraan, perasaan,
ingatan, dan sebagainya Masing-masing elemen itu dikaitkan satu dengan yang lain
oleh asosiasiOleh karena itu, aliran Wundt dinamakan elementisme, strukturalisme,
dan juga asosiasisme.
Wilhelm Wundt sangat mengutamakan penyelidikan tentang struktur kejiwaan. la
menemukan bahwa jiwa manusia itu terdiri dari berbagai elemen seperti
penginderaan, perasaan, ingatan, dan lain-lain. Masing-masing elemen itu saling
dikaitkan satu dengan yang lain oleh asosiasi. Aliran Wundt disebut juga dengan
elementisme, strukturalisme dan asosiasionisme. Pertanyaan utama dari aliran ini
mengenai jiwa adalah Untuk apakah jiwa itu? Maka aliran ini disebut sebagai aliran
fungsionalisme.
Strukturalisme merupakan aliran yang pertama dalam psikologi karena
dikemukakan oleh Wilhelm Wundt setelah ia melakukan eksperimennya di
laboratorium Wundt dan pengikut-pengikutnya berpendapat bahwa pengalaman
mental yang kompleks sebenarnya adalah halnya pesenyawaan kimiawi yang tersusun
dari unsur-unsur kimiawiMereka bekerja atas premis-premis menyelidiki struktur
kesadaran dan mengembangkan hukum-hukum pembentukkannya.
Metode yang dipakai dalam strukturalisme ialah metode instropektifMetode
introspeksi ialah orang yang menjalani percobaan diminta untuk menceritakan
kembali pengalamannya atau perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen
Sensasi seperti manis, pahit, dingin dapat diidentifikasi memakai introspeksi.
Menurut Jean Piagetstrukturalisme itu sulit dikenali karena mencakup bentuk-
bentuk yang beragam sehingga sulit menampilkan sifat umum dan karena "struktur-
struktur yang dirujuk memperoleh arti yang cenderung berbeda-beda. Struktrur adalah
sistem transformasi yang mengandung kaidah sebagai sistem dan yang melindungi
diri atau memperkaya diri melalui peran tranformasi-tranformasinya, tanpa keluar
dari batas-batasnya atau menyebabkan masuknya unsur-unsur luar. Piaget
menyebutkan tiga sifat yang dimaksud dalam sebuah strukturyakni: totalitas,
transformasi, dan pengaturan diriSebuah struktur kata Piaget, harus dilihat sebagai
sesuatu totalitasmeskipun terdiri atas sejumlah unsurstruktur unsur-unsur itu berkaitan
satu sama lain dalam sebuah kesatuan. Dilihat secara hierarkis, sebuah struktur terdiri
atas sejumlah sub struktur yang terikat oleh struktur yang lebih besar.
b. Behavorisme
Aliran behaviorisme lahir sebagai reaksi aliran instropeksionisme (menganalisa
jiwa manusia berdasarkan laporan-laporan subjektif) dan juga aliran psikoanalisis
(berbicara tentang alam bawah sadar yang tidak tampak)Behaviorisme hanya
menganalisa perilaku yang nampak saja yang dapat diukur dilukiskan dan diramalkan
Teori dari aliran ini dikenal dengan teori belajar, karena menurut mereka seluruh
perilaku manusia adalah hasil belajar. Asumsi dasar dari aliran ini adalah seluruh
perilaku manusia adalah hasil belajar artinya perubahan perilaku organisme adalah
akibat pengaruh lingkungan. Behaviorisme mempersoalkan bagaimana perilaku
manusia dikendalikan oleh faktor-faktor lingkunganWalaupun demikian asumsi yang
digunakan oleh aliran behaviorisme aliran ini banyak menentukan perkembangan
psikologi.
Salah satu yang sering muncul dalam literatur psikologi adalah tentang teori "tabula
rasa" sebagai kelanjutan pendapat Aristoteles yang secara garis besar menganalogikan
manusia (bayi) sebagai kertas putih dan menjadikan hitam atau menjadikan berwarna
lain adalah pengalaman atau hasil interaksi dengan lingkungannyaTeori pelaziman
klasik, teori pelaziman operan dan social learning theory juga merupakan produk dari
aliran ini.
c. Gestalt
Istilah gestalt berasal dari bahasa Jerman, dalam bahasa inggris berarti form,
shapeconfiguration, whole. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia berarti,
keseluruhan, esensi, totalitas, hal peristiwa dan hakikatAliran ini memandang yang
utama bukanlah elemen tetapi keseluruhan. Metode kerjanya adalah mengannalisis
unsur-unsur kejiwaan.
Kesadaran dan jiwa manusia tidak mungkin dianalisis ke dalam elemen- elemen.
Gejala kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keseluruhan atau totalitas. Keseluruhan
adalah lebih lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnyaKeseluruhan itu lebih
dahulu ditanggapi dari bagian-bagiannya dan bagian-bagian itu. harus memperoleh
makna keseluruhan. Artinya, makna gestalt bergantung pada unsur-unsurnya dan
sebaliknya arti unsur-unsur itu bergantung pula pada gestalt.
Guna menjelasakan secara mudah mengenai konsep gestalt ini, Weitheimer
menjelaskan bahwa apa yang sedang dilihat oleh seseorang merupakan efek dari
keseluruhan peristiwa, yang tidak terkandung dalam total bagian-bagian itu.
Seseorang yang sedang melihat untaian lampu yang mengalirsekalipun hanya melihat
satu lampu yang bersinar pada satu waktu, sebab keseluruhan peristiwa mengandung
hubungan-hubungan diantara masing-masing lampu yang kita alami juga.
Psikologi gestalt memandang keberadaam totalitas batiniah yang mengorganisasi
yang memposisikan totalitas sebagai sesuatu yang utama, sedangkan elemen-elemen
kejiwaan merupakan sesuatu yang sekunderLebih lanjut, gejala-gejala psikis yang
khusus menurut gestalt merupakan totalitas dari seluruh keadaan psikis yang
menentukan bangkitnya tenaga batiniah dalam psikis manusia.
d. Psikolanalis
Aliran psikoanalisis muncul pada tahun 1900 sebagai upaya memperdalam
pandangan-pandangan psikologis dan mengkaitkannya melalui berbagai kemajuan
dalam bidang kedokteran Tokoh yang disebut sebagai bapak psikoanalisis adalah
Sigmun Freud. Freud berusaha meredksi psikologi menjadi kedalam neurologi karena
pada dasarnya ia adalah seorang ahli saraf.
Teori dasar dari Freud adalah ide tentang alam sadar (conscious mind) versus
alam bawah sadar (unconscious mind)Alam sadar merupakan apa yang seseorang
sadari pada saat-saat tertentu, pengindraan langsung, ingatan, pemikiranfantasi,
perasaan yang anda milikiHal yang berkaitan erat dengan alam sadar adalah alam pra-
sadar, yaitu apa yang disebut saat ini dengan "kenangan yang sudah tersedia
(available memory)yaitu segala sesuatu yang dengan mudah data dipanggil ke alam
sadar, kenang-kenangan yang walaupun tidak anda ingat waktu berpikir, tapi dapat
dengan mudah diapanggil lagiMenurut Freud keduanya adalah bagian terkecil dari
fikiran.
Adapun bagian terbesar dari pikiran adalah alam bawah sadar (unsconscious
mind) Bagian ini mencakup segala sesuatu yang sangat sulit dibawa ke alam sadar,
termasuk segala sesuatu yang memang asalnya dari alam bawah sadar seperti nafsu
dan instingFreud berpendapat bahwa alam bawah sadar adalah sumber dari motivasi
dan dorongan yang ada dalam diri kita, apakah itu hasrat yang sederhana seperti
makanan atau seks, atau motif-motif yang mendorong seniman atau ilmuwan
berkarya.
Konsep lain dari freud adalah struktur kepribadian. Struktur kepribadian dibagi
menjadi tiga yaitu Id, Ego, Superego, masing-masing merupakan tahapan- tahapan
kepribadian dan masing-masing juga memiliki karakteristik yang berbeda- bedaId
merupakan Struktur kepribadian yang paling mendasarhanya berdasarkan dorongan
nafsu atau kenikmatan belakaEgo adalah pikiran yang beroperasi menurut prinsip
kenyataan (reality principle) yang memuaskan dorongan id menurut cara-cara yang
dapat diterima masyarakat atau sebagai kepribadian yang mengontrol
kesadaranSuperego merupakan Kesdaran tertinggi manusia, terbentuk melalui proses
identifikasi dalam nilai-nilai moral dan beroperasi menurut prinsip moral.
Tokoh lainnya adalah Carl Gustav Jung (1875-1961).la adalah seorang psikiater
yang keluar dari sekolah psikoanalisis Freud. Ia mengklasifikasi karakteristik
kepribadian menjadi 2 yaitu introvert dan ekstravertKepribadian introvert merujuk
pada sebuah kecenderungan untuk mengutamakan dunia dalam pada diri
seseorangAspek-aspek yang lebih jelas dari introversi adalah malu, tidak suka pada
fungsi-fungsi sosialdan menyukai privasiSedangkan kepribadian ekstravert merujuk
pada kecenderungan untuk melihat dunia luar, khususnya orang lain demi kesenangan
diriOrang dengan karakteristik ekstravert biasanya mudah bersahabat dan menikmati
aktivitas sosial, dan merasa tidak nyaman ketika sendirian.
e. Humanistik
Muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang mekanistik ala
behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisaOleh karenanya sering disebut sebagai
the third force (the first force is behaviorism, the second force is psychoanalysis).
Prinsip utama adalah memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya
sangat tidak setuju dengan usaha untuk mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-
R yang sempit dan kaku (behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang
mekanistisManusia harus berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi
kebutuhan fisikmanusia harus mampu mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya
nilai ataupun sikap. Metode yang digunakan adalah life historyberusaha memahami
manusia dari sejarah hidupnya sehingga muncul keunikan individual. Pandangan
humanistic banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan konselingTujuannya
adalah meningkatkan pemahaman diri.
Tokoh aliran ini antara lain Carl Rogers (1902 – 1988). Rogers bekerja
sebagai psikoterapis dan dari profesinya inilah ia mengembangkan teori
humanistiknya. Dibandingkan teknik terapi yang ada masa itu, teknik ini adalah
pembaharuan karena mengasumsikan posisi yang sejajar antara terapis dan pasien
(dalam konteks ini pasien disebut klien).
Tokoh lainnya adalah Abraham Maslow (1908-1970). Maslow dikenal dengan
teori motivasinya. Teori ini mengasumsikan bahwa perkembangan psikologis manusia
didorong oleh hirarki kebutuhannya, yaitu physiological needs, safety needs, love &
belonging needs, esteen needs, dan selfactualization.
Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk melakukan hal ini praktisi ilmu kesehatan masyarakat
diharuskan untuk berinteraksi dengan masyarakat, baik secara langsung maupun tidak
langsung, agar bisa mensosialisasikan, menyampaikan serta mendidik masyarakat tersebut
ilmu kesehatan yang baik. Dalam hal inilah dibutuhkan ilmu psikologi yang membantu
praktisi melakukan pendekatan lebih baik kepada kelompok maupun individu yang dituju.
Berikut hubungan psikologi dengan ilmu kesehatan masyarakat:
1. Membantu memahami perilaku individu
Ilmu kesehatan masyarakat bertujuan untuk menicegah dan mempromosikan usaha-usaha
dalam menjaga kesehatan di masyarakat dan lingkungan. Maka, aspek yang sangat
diperhatikan dalam hal ini adalah aspek perilaku masyarakat dalam menjaga kesehaatan itu
sendiri. Oleh karena itu, ilmu psikologi sangat membantu para praktisi dalam mempelajari
dan memahami perilaku individu sehingga mengetahui apa saja yang melatarbelakangi atau
mempengaruhi perilaku individu serta masyarakat tersebut dalam konteks menjaga
lingkungan sehat dan mencegah penyakit.
2. Mengenali sosial dan budaya di masyarakat
Perilaku individu tidak hanya dipengaruhi oleh keluarga atau karakter dan nilai-nilai yang
dimiliki oleh individu tersebut. Di samping faktor internal dan faktor keluarga, perilaku
seseorang juga dipengaruhi oleh faktor sosial dan budaya yang melingkupi orang tersebut.
Oleh karena itupraktisi ilmu kesehatan juga harus memahami dan mengenali sosial dan
budaya yang berlaku di masyarakat serta melihat bagaimana faktor-faktor tersebut dapat
mempengaruhi perilaku masyarakat, khususnya dalam bidang kesehatan.
Diharapkan para praktisi ini, yang telah mempelajari psikologi, dapat lebih mampu
menganalisis, merumuskan, merencanakan, menerapkan dan mengevaluasi beragam
strategi, pendekatan, metode dan teknis promosi kesehatan untuk memastikan tujuan
peningkatan taraf kesehatan masyarakat tercapai.
3. Mengenali karakteristik individu
Ilmu kesehatan masyarakat perlu diterapkan pada berbagai lapisan masyarakat. Artinya,
masyarakat yang menerima informasi sangatlah beragam, terdiri dari berbagai tingkat
pendidikan, ekonomi, bahkan background keilmuannya pun pastilah berbeda-beda. Hal ini
harus disadari oleh para praktisi dan mereka harus mengenali audience yang menerima
informasi tentang kesehatan masyarakat ini.
Artinya, tidak mungkin cara penyampaian sosialisasi ilmu kesehatan masyarakat akan
sama antara kepada ibu-ibu rumah tangga dengan anak-anak di sekolah. Bukan hanya
karena karakter audience-nya saja yang berbeda, aspek kesehatan masyarakat yang
disampaikannya pun pasti berbeda. Oleh karena itu, dalam hal ini psikologi membantu
mengarahkan praktisi untuk mengenali karakter audience, baik dari sisi jenis kelamin, usia,
tingkat pendidikan, dan lain sebagainya.
BAB 111
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
[2] Istati Fufida, “Perkembangan Psikologi Anak Di Kelas Iv Sdn Kebun Bunga 6
Banjarmasin,” Psikol. anak, vol. 6, no. 2, pp. 1–7, 2016.