KELOMPOK 1
i
KATA PENGANTAR
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB 4 PENUTUP.....................................................................................................27
3.1 KESIMPULAN ...................................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................28
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui konsep dasar keperawatan jiwa.
2. Mengetahui proses keperawatan jiwa.
3. Mengetahui format pembuatan laporan pendahuluan.
4. Mengetahui format pembuatan strategi pelaksanaan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Kesehatan fisik telah lama menjadi perhatian manusia, tetapi jangan
dilupakan bahwa manusia adalah mahluk yang holistic, terdiri tidak hanya
fisik tapi juga mental dan social yang tidak dapat dipisahkan. Hubungan
antara kesehatan fisik dengan mental dapat dibuktika noleh Hall dan
Goldberg tahun 1984 (Notosoedirjo, 2005), bahwa pasien yang sakit
secara fisik menunjukkan adanya gangguan mental seperti depresi,
kecemasan, sindroma otak organik,dan lain-lain. Terdapat tiga
kemungkinan hubungan antara sakit secara fisik dan mental,pertama orang
yang mengalami sakit mental karena sakit fisiknya. Karena kondisi fisik
tidaksehat, sehingga tertekan dan menimbulkan gangguan mental. Kedua,
sakit fisik yang di derita itu sebenarnya gejala dari adanya gangguan
mental. Ketiga, antara gangguan mental dan fisik saling menopang, artinya
orang menderita secara fisik menimbulkan gangguan secara mental,dan
gangguan mental turut memperparah sakit fisiknya.
Ada berbagai pendapat tentang jiwa yang sehat, yaitu karena tidak
sakit, tidak jatuhsakit akibat stressor, sesuai dengan kapasitasnya dan
selaras dengan lingkungan, dan mamputumbuh berkembang secara positif
(Notosoedirjo dan Latipun, 2005).
3
2) Sehat jiwa jika tidak sakit akibat adanya stressor
Clausen memberi batasan yang berbeda dengan klinisi klasik.
Orang yang sehat jiwa adalah orang yang dapat menahan diri untuk
tidak jatuh akibat stressor. Meskipun mengalami tekanan, orang tetap
sehat. Pengertian ini menekankan pada kemampuan individual
merespon lingkungannya. Setiap orang mempunyai kerentanan
(susceptibility) yang berbeda terhadap stressor karena factor genetic,
proses belajar, dan budaya. Selain itu terdapat perbedaan intensitas
stressor yang diterima seseorang, sehingga sangat sulitmenilai apakah
dia tahan terhadap stressor atau tidak.
3) Sehat jiwa jika sejalan dengan kapasitasnya dan selaras dengan
lingkungan
Michael dan Kirk Patrick memandang bahwa individu yang
sehat jiwa jika terbebasdari gejala psikiatris dan berfungsi optimal
dalam lingkungan sosialnya. Seseorang yangsehat jiwanya jika sesuai
dengan kapsitas diri sendiri, dan dapat hidup selaras
denganlingkungannya.
4) Sehat jiwa karena tumbuh dan berkembang secara positif
Frank LK mengemukakan pengertian kesehatan jiwa lebih
komprehensif. Orang yangsehat jiwa mampu tumbuh, berkembang
dan matang dalam hidupnya, menerimatanggungjawab, menemukan
penyesuaian dalam berpartisipasi memelihara aturansocial dan
tindakan dalam budayanya.
Seseorang yang sehat mental menurut WHO mempunyai ciri
sebagai berikut:
1) Menyesuaikan diri secara konstruktif pada kenyataan
2) Memperoleh kepuasan dari usahanya
3) Merasa lebih puas memberi daripada menerima
4) Saling tolong menolong dan saling memuaskan
5)Menerima kekecewaan untuk pelajaran yang akan datang
6)Mengarahkan rasa bermusuhan pada penyelesaian yang kreatif dan
konstruktif
4
7)Mempunyai kasih sayang.
5
keperawatan. Empat komponen dalam paradigma keperawatan meliputi :
manusia, keperawatan,lingkungan, dan kesehatan.
1. Manusia
- Fungsi seseorang sebagai makhluk holistik yaitu bertindak,
berinteraksi dan bereaksi dengan lingkungan secara keseluruhan.
- Setiap individu mempunyai kebutuhan dasar yang sama dan
penting.
- Setiap individu mempunyai harga diri dan martabat.
- Tujuan individu adalah untuk tumbuh, sehat, mandiri dan tercapai
aktualisasi diri.
- Setiap individu mempunyai kemampuan untuk berubah dan
keinginan untuk mengejar tujuan personal.
- Setiap individu mempunyai kemampuan untuk berubah dan
keinginan untuk mengejar tujuan personal.
- Setiap individu mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam
pengambilan keputusan.
- Semua perilaku individu bermakna dimana perilaku tersebut
meliputi persepsi, pikiran, perasaan dan tindakan.
2. Lingkungan
Manusia sebagai makhluk holistik dipengaruhi oleh lingkungan
dari dalam dirinya dan lingkungan dari luar, baik keluarga, kelompok,
komunitas. Dalam berhubungan dengan lingkungan, manusia harus
mengembangkan strategi koping yang efektif agar dapat beradaptasi.
Hubungan interpersonal yang dikembangkan dapat menghasilkan
perubahan diri individu.
3. Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar manusia yang
menunjukkan salah satu segi kualitas hidup manusia oleh karena itu
setiap individu memunyai hak untuk memperoleh kesehatan yang sama
melalui perawatn yang adekuat.
4. Keperawatan
6
Dalam keperawtan jiwa, perawat memandang manusia secara
holistik dan mengguankan diri sendiri secara terapeutik. Metodelogi
dalam keperawatan jiwa adalah menggunakan diri secara terapeutik dan
interaksinya interpersonal dengan menyadari diri sendiri, lingkungan
dan interaksinya dengan lingkungan. Kesadaran ini merupakan dasar
untuk perubahan. Klien bertambah sadar akan diri dan situasinya,
sehingga lebih akurat mengidentifikasi kebutuhan dan memberi
stimulus yang konstruktif pada klien dan membantu klien berespons
secara konstruktif sehigga akhirnya klien belajar cara penanganan
masalah yang merupakan modal dasar dalam menghadapi bebagai
masalah kehidupan.
7
a. Psycoanalytical (Freud, Erickson)
Psikoanalisa meyakini bahwa penyimpangan perilaku pada usia
dewasa berhubungan dengan perkembangan pada masa anak.Menurut
model psycoanalytical, gangguan jiwa dikarenakan ego tidak berfungsi
dalam mengontrol id, sehingga mendorong terjadinya penyimpangan
perilaku (deviation of Behavioral) dan konflik intrapsikis terutama pada
masa anak-anak. Gejala merupakan symbol dari konflik.
Proses terapi psikoanalisa memakan waktu yang lama. Proses terapi
pada model ini menggunakan metode asosiasi bebas dan analisa mimpi
transferen, bertujuan untuk memperbaiki traumatic masa lalu. Contoh
proses terapi pada model ini adalah: klien dibuat dalam keadaan tidur yang
sangat dalam. Dalam keadaan tidak berdaya terapis akan menggali alam
bawah sadar klien dengan berbagai pertanyaanpertanyaan tentang
pengalaman traumatic masa lalu.Dengan cara demikian, klien akan
mengungkapkan semua pikiran dan mimpinya, sedangkan therapist
berupaya untuk menginterpretasi pikiran dan mimpi pasien.
Peran perawat dalam model psyhcoanalytical Melakukanpengkajian
keadaan traumatic atau stressor yang dianggap bermakna pada masa lalu
misalnya (menjadi korban perilaku kekerasan fisik, sosial, emosional
maupun seksual) dengan menggunakan pendekatan komunikasi terapeutik.
8
dirinya.Sullivan mengatakan dalam diri individu terdapat 2 dorongan
yaitu:
1) Dorongan untuk kepuasan, berhubungan dengan kebutuhan dasar
seperti: lapar, tidur, kesepian dan nafsu.
2) Dorongan untuk keamanan, berhubungan dengan kebutuhan budaya
seperti penyesuaian norma sosial, nilai suatu kelompok tertentu.
Proses terapi terbagi atas dua komponen yaitu Build Feeling Security
(berupaya membangun rasa aman pada klien) dan Trusting Relationship
and interpersonaln Satisfaction (menjalin hubungan yang saling percaya)
Prinsip dari terapi ini adalah.Mengoreksi pengalaman interpersonal dengan
menjalin hubungan yang sehat.Dengan re edukasi diharapkan, klien belajar
membina hubungan interpersonal yang memuaskan, mengembangkan
hubungan saling percaya.dan membina kepuasan dalam bergaul dengan
orang lain sehingga klien merasa berharga dan dihormati.
Peran perawat dalam terapi adalah
a. Share anxieties
Berbagi pengalaman mengenai apa-apa yang dirasakan klien dan apa
yang menyebabkan kecemasan klien saat berhubungan dengan orang lain
b. Therapist use empathy and relationship
Empati dan turut merasakan apa-apa yang dirasakan oleh klien.
Perawat memberikan respon verbal yang mendorong rasa aman klien
dalam berhubungan dengan orang lain.
c. Social ( Caplan, Szasz)
Model ini berfokus pada lingkungan fisik dan situasi sosial yang dapat
menimbulkan stress dan mencetuskan gangguan jiwa(social and
environmental factors create stress, which cause anxiety and
symptom).Menurut Szasz, setiap individu bertanggung jawab terhadap
perilakunya, mampu mengontrol dan menyesuaikan perilaku sesuai dengan
nilai atau budaya yang diharapkan masyarakat.Kaplan, meyakini bahwa,
konsep pencegahan primer, sekunder dan tertier sangat penting untuk
mencegah timbulnya gangguan jiwa. Situasi sosial yang dapat
menimbulkan gangguan jiwa adalah kemiskinan, tingkat pendidikan yang
9
rendah, kurangnya support system dan koping mekanisme yang mal
adaptif.
10
mengevaluasi kemampuan mana yang dapat digunakan untuk alternative
pemecahan masalah. Terapist berupaya menjalin hubungan yang hangat
dan empatik dengan klien untuk membantu klien menemukan coping klien
yang adaptif.
g. Model Komunikasi
Model perilaku mengatakan bahwa, penyimpangan perilaku terjadijika
pesan yang disampaikan tidak jelas. Penyimpangan komunikasi
menyangkut verbal dan non verbal, posisi tubuh, kecepatan dan volume
suara atau bicara. Proses terapi dalam model ini meliputi:
1) Memberi umpan balik dan klarifikasi masalah.
2) Memberi penguatan untuk komunikasi yang efektif
3) Memberi alternatif koreksi untuk komunikasi yang tidak efektif.
4) Melakukan analisa proses interaksi.
11
h. Model Perilaku
Dikembangkan oleh H.J. Eysenck, J. Wilpe dan B.F. Skinner. Terapi
modifikasi perilaku dikembangkan dari teori belajar (learning
theory).Belajar terjadi jika ada stimulus dan timbul respon, serta respon
dikuatkan (reinforcement).
Proses terapi:
Terapi pada model perilaku dilakukan dengan cara
1) Desentisasi dan relaksasi, dapat dilakukan bersamaan. Dengan teknik
ini diharapkan tingkat kecenmasan klien menurunkan..
2) Asertif training adalah belajar mengungkapkan sesuatu secara jelas dan
nyata tanpa menyinggung perasaan orang lain.
3) Positif training. Mendorong dan menguatkan perilaku positif yang baru
dipelajari berdasarkan pengalaman yang menyenangkan untuk digunakan
pada perilaku yang akan datang.
4) Self regulasi. Dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
Pertama melatih serangkaian standart perilaku yang harus dicapai oleh
klien. Selanjutnya klien diminta untuk melakukan self observasi dan self
evaluasi terhadap perilaku yang ditampilkan. Langkah terakhir adalah
klien diminta untuk memberikan reinforcement (penguatan terhadap diri
sendiri) atas perilaku yang sesuai.
12
perawatan.Tujuan keperawatan adalah meningkatkan interaksi individu
dengan lingkungan, sehingga adaptasi dalam setiap aspek semakin
meningkat.Komponen-komponen adaptasi mencakup fungsi fisiologis,
konsep diri, fungsi peran, dan saling ketergantungan. Adaptasi adalah
komponen pusat dalam model keperawatan. Didalamnya menggambarkan
manusia sebagai sistem adaptif. Adaptasi mengambarkan proses koping
terhadap stressor dan produk akhir dari koping. Proses adaptasi termasuk
fungsi holistic bertujuan untuk mempengaruhi kesehatan secara positif
yang pada akhirnya akan meningkatkan integritas. Proses adaptasi
termasuk didalamnya proses interaksi manusia dengan lingkunganyang
terdiri dari dua proses. Bagian pertama dari proses ini dimulai dengan
perubahan dalam lingkungan internal dan eksternal yang membutuhkan
sebuah respon. Perubahan tersebut dalam model adaptasi Roy
digambarkan sebagai stressor atau stimulus fokal dan ditengahi oleh
factor-faktor konstektual dan residual. Stressor menghasilkan interaksi
yang biasanya disebut stress. Bagian kedua adalah mekanisme koping
yang dirangsang untuk menghasilkan respon adaptif dan inefektif.Produk
adaptasi adalah hasil dari proses adaptasi dan digambarkan dalam istilah
kondisi yang meningkatkan tujuan-tujuan manusia yang meliputi :
kelangsungan hidup, pertumbuhan, reproduksi dan penguasaan yang
disebut integritas. Kondisi akhir ini adalah kondisi keseimbangan dinamik
equilibrium yang meliputi peningkatan dan penurunan respon-respon.
Setiap kondisi adaptasi baru dipengaruhi oleh adaptasi yang lain, sehingga
dinamik equilibrium manusia berada pada tingkat yang lebih tinggi. Jarak
yang besar dari stimulus dapat disepakati dengan suksesnya manusia
sebagai sistem adaptif. Jadi peningkatan adaptasi mengarah pada tingkat-
tingkat yang lebih tinggi pada keadaan sejahtera atau sehat. Adaptasi
kemudian disebut sebagai suatu fungsi dari stimuli yang masuk dan
tingkatan adaptasi
j. Model Keperawatan
13
Pendekatan model keperawatan adalah model konsep yang digunakan
dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan pendekatan
proses keperawatan,secaara holistik, bio,psiko,sosial dan spiritual. Fokus
penangganan pada model keperawatan adalah penyimpangan perilaku,
asuhan keperawatan berfokus pada respon individu terhadap masalah
kesehatan yang actual dan potensial, dengan berfokus pada :rentang sehat
sakit berdasarkan teori dasar keperawatan dengan intervensi tindakan
keperawatan spesifik dan melakukan evaluasi hasil tindakan keperawatan.
Model ini mengadopsi
2.2.1 Pengkajian
Pengkajian sebagai tahap awal proses keperawatan meliputi
pengumpulan data, analisis data, dan perumusan masalah pasien. Data
yang dikumpulkan adalah data pasien secara holistik, meliputi aspek
biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Seorang perawat jiwa diharapkan
memiliki kesadaran atau kemampuan tilik diri (self awareness),
kemampuan mengobservasi dengan akurat, berkomunikasi secara
terapeutik, dan kemampuan berespons secara efektif (Stuart dan Sundeen,
2002) karena hal tersebut menjadi kunci utama dalam menumbuhkan
hubungan saling percaya dengan pasien. Hubungan saling percaya antara
perawat dengan pasien akan memudahkan perawat dalam melaksanakan
14
asuhan keperawatan. Oleh karenanya, dapat membantu pasien
menyelesaikan masalah sesuai kemampuan yang dimilikinya.
Stuart dan Sundeen (2002) menyebutkan bahwa faktor predisposisi,
faktor presipitasi, penilaian terhadap stresor, sumber koping, dan
kemampuan koping yang dimiliki pasien adalah aspek yang harus digali
selama proses pengkajian.
Secara lebih terstruktur pengkajian kesehatan jiwa meliputi hal
berikut.
1. Identitas pasien
2. Keluhan utama/alasan masuk
3. Faktor predisposisi
4. Aspek fisik/biologis
5. Aspek psikososial
6. Status mental
7. Kebutuhan persiapan pulang
8. Mekanisme koping
9. Masalah psikososial dan lingkungan
10. Pengetahuan
11. Aspek medis
15
menetapkan suatu kesimpulan terhadap masalah yang dialami pasien.
Kesimpulan itu mungkin adalah sebagai berikut.
1. Tidak ada masalah tetapi ada kebutuhan.
a. Pasien memerlukan pemeliharaan kesehatan dengan follow up
secara periodik, karena tidak ada masalah serta pasien telah
memiliki pengetahuan untuk antisipasi masalah.
b. Pasien memerlukan peningkatan kesehatan berupa upaya prevensi
dan promosi sebagai program antisipasi terhadap masalah.
2. Ada masalah dengan kemungkinan.
a. Risiko terjadinya masalah, karena sudah ada faktor yang mungkin
dapat menimbulkan masalah.
b. Aktual terjadi masalah dengan disertai data pendukung.
16
gejala atau faktor risiko.
Masalah kolaboratif Tujuan keperawatan. Menentukan awitan atau
status masalah
penatalaksanaan
perubahan status.
17
3. Akibat adalah salah satu dari beberapa akibat dari masalah utama. Efek
ini dapatmenyebabkan efek yang lain dan demikian selanjutnya.
Contoh pohon masalah ini menggambarkan proses terjadinya masalah
risiko mencederai diri, orang lain, atau lingkungan. Pada penerapan di
kasus nyata, semua daftar masalah yang ditemukan saat pengkajian
keperawatan harus diidentifikasi dan disusun berdasar urutan
peristiwa sehingga menggambarkan psikodinamika yang
komprehensif.
2.2.2 Diagnosis
18
2.2.3 Rencana Tindakan Keperawatan
19
ditemukan, terdiri atas data subjektif, objektif, penilaian (assessment), dan
perencanaan (planning) (SOAP). Satu tindakan yang direncanakan
dibuatkan strategi pelaksanaan (SP), yang terdiri atas fase orientasi, fase
kerja, dan terminasi.
Fase orientasi menggambarkan situasi pelaksanaan tindakan yang
akan dilakukan, kontrak waktu dan tujuan pertemuan yang diharapkan.
Fase kerja berisi beberapa pertanyaan yang akan diajukan untuk
pengkajian lanjut, pengkajian tambahan, penemuan masalah bersama,
dan/atau penyelesaian tindakan. Fase terminasi merupakan saat untuk
evaluasi tindakan yang telah dilakukan, menilai keberhasilan atau
kegagalan, dan merencanakan untuk kontrak waktu pertemuan berikutnya.
2.2.5 Evaluasi
20
dilakukan dengan membandingkan respons pasien pada tujuan khusus dan
umum yang telah ditetapkan.
Evaluasi dilakukan dengan pendekatan SOAP, yaitu sebagai berikut.
S : respons subjektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
O : respons objektif pasien terhadap tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan.
A : analisis terhadap data subjektif dan objektif untuk menyimpulkan
apakah masalah masih tetap ada, muncul masalah baru, atau ada data
yang kontradiksi terhadap masalah yang ada.
P : tindak lanjut berdasarkan hasil analisis respons pasien.
Rencana tindak lanjut dapat berupa hal sebagai berikut.
1. Rencana dilanjutkan (jika masalah tidak berubah).
2. Rencana dimodifikasi (jika masalah tetap, sudah dilaksanakan semua
tindakan tetapi hasil belum memuaskan).
3. Rencana dibatalkan (jika ditemukan masalah baru dan bertolak belakang
dengan masalah
yang ada).Rencana selesai jika tujuan sudah tercapai dan perlu
mempertahankan keadaan baru.
21
2.3 Format Pembuatan Laporan Pendahuluan
LAPORAN PENDAHULUAN
I. Kasus(masalah utama)
...........................................................................................................
..............................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
.............
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
.....................................................................................................
...................
22
c. .....................................................................................................
..............................
d. .....................................................................................................
..............................
e. .....................................................................................................
..............................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
........................
DAFTAR PUSTAKA
23
2.4 Format Pembuatan Strategi Pelaksana
STRATEGI PELAKSANAAN
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien:
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
2. Diagnosa keperawatan:
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
3. Tujuan khusus:
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
4. Tindakan keperawatan:
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
24
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
KEPERAWATAN
ORIENTASI
1. Salam Terapeutik:
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
2. Evaluasi/ Validasi:
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
25
TERMINASI:
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
Obyektif:
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
2. Tindak lanjut klien (apa yang perlu dilatih klien sesuai dengan hasil
tindakan yang telah dilakukan):
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
...........................................................................................................
26
BAB III
PENUTUP
3.1 Keseimpulan
3.2 Saran
27
DAFTAR PUSTAKA
https://tubuh1.blogspot.com/2018/03/makalah-perawat-memberikan-rasa-
aman.html
28