Anda di halaman 1dari 24

ASUHAN KEPERAWATAN

PRAKTEK KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH


DENGAN PASIEN “An.A” PADA SISTEM MUSKULOSKELETAL DI RSUD
KOTA BAUBAU

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Praktek Keperawatan Medikal Bedah
Dosen Pengampu: Andi Nurhikma Mahdi, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh:
Kelompok IV (Empat)

1. Wa Ode Asfida (4201019007)


2. Wa Ode Yulinar (4201019002)
3. Wa Ode Sauhari (164201021049)
4. Theresia Henny (164201021043)
5. Wa Ode Sumarni
6. Yuliani Sulistianingsi (164201021024)
7. Aulia Mau
8. Tahtiar (164201021005)
9. Hernila

PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMUKESEHATAN (STIKES)
IST BUTON
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirahim,

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan tugas
asuhan keperawatan tentang “Asuhan Keperawatan Praktek Keperawatan Medikal
Bedah Dengan Pasien “ An. A” Pada Sistem Muskoleskeletal di RSUD Kota Baubau.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada coordinator Andi Nurhikma


Mahdi,S.Kep,.Ns,.M.Kep yang telah banyak membantu dalam menyusun serta
memberi motivasi yang luar biasa agar dapat menyelesaikan tugas asuhan
keperawatan ini dangan baik.

Kami sangat berharap tugas asuhan keperawatan ini dapat berguna dalam
rangka menambah wawasan serta pengetahuan kita. Kami juga menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata
sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya kritik, saran dan usulan demi
perbaikan tugas yang kami buat demi masa yang akan datang, mengingat tidak ada
sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Semoga tugas asuhan keperawatan ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya tugas asuhan keperawatan yang telah disusun ini dapat
berguna bagi kami sendiri maupun orang yang membacanya

Baubau, 19 September 2022

Penyusun
CASE STUDY:

Seorang anak laki-laki berusia 8 tahun datang diantar oleh orang tuanya ke
poliklinik umum dengan keluhan paha bawah dekat lutut bengkak sejak seminggu
ini. Kakijuga terasa sulit digerakkan karena nyeri. Saat ini pasien merasa kesulitan
berjalan akibat nyeri tersebut. Pasien merasa agak nyaman bila diam dan tidak
menggerakkan kakinya. Seminggu sebelum muncul bengkak, anak tersebut
mengalami demam mirip flu diikuti batuk pilek. Namun, saat ini batuk pileknya
sudah sembuh. Tidak didapatkan riwayat jatuh. Orang tua menjelaskan bahwa anak
tersebut hanya pernah minum obat pernghilang nyeri dan penurun panas saat
badannya demam. Pada pemeriksaan vital sign didapatkan tekanan darah 110/80
mmHg, temperature 37,8o C, denyut nadi 95 x/menit, frekuensi napas 18 x/menit.
Pada pemeriksaan fisik tampak regio famoris dextra dekat lutut bengkak, tampak
kemerahan dan sedikit mengkilat dibanding paha yang sehat. Pada perabaan
didapatkan pertengahan regio femoris dextra hingga lutut terasa lebih hangat. Kaki
sulit digerakkan karena nyeri. Hasil foto ronsen menunjukkan bahwa tidak terdapat
kelainan pada tulang tetapi ada gambaran soft tissue swelling.
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
A. DATA UMUM
Identitas
1. Klien
Nama : An. A
Umur : 8 Tahun
Jenis kelamin : Laki-laki
Status perkawinan : Belum kawin
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Pekerjaan :-
Alamat : Jl. Pahlawan
No.RM :-
Diagnosa Medik :-
Tanggal dan jam masuk : 16/09/2022 (15.30)
Tanggal dan jam pengkajian : 16/09/2022 (15.45)

2. Penanggung Jawab
Nama : Ny. M
Umur : 30 Tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pendidikan : Wiraswasta
Alamat : Jl. Pahlawan
Hubungan keluarga : Ibu

B. Riwayat Kesehatan

1. Keluhan Utama
Bengkak pada paha kanan bawah dekat lutut.

2. Riwayat Penyakit Sekarang


Orang tua klien mengatakan bengkak pada paha kanan bawah
anaknya dirasakan sejak seminggu yang lalu. Kaki klien terasa sulit
digerakkan karena nyeri. Aaat ini klien kesulitan berjalan karena nyeri
tersebut. Klien merasa agak nyaman bila diam dan tidak menggerakkan
kakinya. Orang tua klien juga mengatakan bahwa seminggu sebelum
muncul bengkak, klien mengalami demam mirip flu diikuti batuk pilek.
Namun saat ini batuk pileknya sudah sembuh. Tidak terdapat riwayat
jatuh.

Pengkajian Nyeri (PQRST):

 Provoke/ : Nyeri karena bengkak


Paliatif
 Quality : Seperti tertarik
 Regio : Paha kanan bawah dekat lutut
 Severity : 6
 Time : Nyeri jika digerakkan

3. Riwayat Penyakit Dahulu


Orang tua klien mengatakan klien belum pernah mengalami penyakit
yang sama sebelumnya. Riwayat penyakit lain disangkal.

4. Riwayat Penyakit Keluarga


Orang tua klien mengatakan tidak ada keluarga yang memiliki riwayat
penyakit yang sama.

5. Riwayat Alergi
Orang tua klien mengatakan klien tidak mempunyai riwayat alergi.

6. Pemeriksaan Fisik
a. Gambaran Umum
 Keadaan umum: Sedang
 Kesadaran: Compos mentis
 Tanda-tanda vital:
o TD : 110/80 mmHg
o N : 95 x/menit
o RR : 18 x/menit
o S : 37,8o C (Axila)
 Klien tampak meringis jika menggarakkan kakinya

b. Pemeriksaan Head to Toe


 Kepala
o Bentuk simetris,
o Tidak tampak pembengkakan,
o Tidak ada nyeri kepala,
o Rambut dan kulit kepala bersih
o Teraba hangat
 Mata
o Tidak terdapat gangguan penglihatan
o Sklera tidak tampak ikterik
o Konjungtiva tidak anemis
 Hidung
o Bentuk normal
o Tidak ada epistaksis
o Tidak ada nyeri tekan
o Tidak ada pernapasan cuping hidung
o Tidak ada gangguan penciuman
 Telinga
o Bentuk normal
o Tidak tampak pengeluaran cairan maupun darah
o Tidak ada luka
o Tampak serumen
o Tidak ada gangguan pendengaran
o Tidak ada nyeri tekan
 Mulut
o Mukosa lembab
o Tidak ada pembesaran tonsil
o Tidak ada perdarahan gusi
o Tampak karies pada gigi molar kiri bawah
 Leher
o Tidak tampak deviasi trakea
o Tidak tampak JVD
o Tidak tampak jejas
o Tidak tampak pembengkakan
o Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
o Refleks menelan baik
o Tidak ada nyeri
 Thoraks
o Bentuk simetris
o Pengembangan dada simetris
o Tidak ada nyeri tekan
o Tidak tampak retraksi
o Tidak tampak deformitas
o Tidak ada jejas
 Paru-paru
o Pola/irama napas teratur
o Suara napas vesikuler
o Tidak terdengar bunyi napas tambahan
 Jantung
o Ictus cordis tidak terlihat
o Irama jantung regular
o Bunyi S1/S2 tunggal
o Tidak terdengar bunyi jantung tambahan
o Tidak ada nyeri dada
 Abdomen
o Tidak ada jejas
o Tidak ada nyeri tekan
o Tidak ada distensi
o Tidak teraba massa
o Bising usus 8 x/menit
o VU tidak teraba
 Ekstremitas
o Atas: tidak ada deformitas, tidak ada pembengkakan, tidak
ada krepitasi, rentang gerak normal
o Bawah: tampak pembengkakan pada paha kanan bawah
dekat lutut
o Akral teraba hangat
o CRT <2 detik
o Tidak tampak tanda-tanda trauma

 Kulit
o Tampak kemerahan dan sedikit mengkilap pada paha
kanan
 Pelvis/Genetalia
o Area genetalia bersih
o Tidak ada kelaina.

c. Keadaan Lokal
o Look

Tampak pembengkakan pada regio femoris dextra dekat lutut,


tampak kemerahan dan sedikit mengkilap dibandingkan paha
yang sehat.

o Feel
Pertengahan regio femoris dextra teraba lebih hangat, terasa
nyeri jika ditekan
o Move:
Tampak kaki kanan sulit digerakkan karena nyeri. Rentang
gerak kaki kanan terbatas. Sedangkan rentang gerak kaki kiri
normal.

7. Pola Pemeliharaaan Kesehatan


a. Pola pemenuhan kebutuhan nutrisi

Pemenuha
No n makan Sebelum sakit Setelah sakit
dan minum
1 Jumlah /  Makan 3 kali  Makan 3 kali
Waktu sehari sehari
 Menghabiskan 1  Menghabiskan ¼
porsi makanan - ½ porsi
 Nafsu makan makanan
baik  Nafsu makan
 Minum 5-6 gelas berkurang
sehari  Minum 3-4 gelas
sehari
2 Jenis  Makan: nasi,  Makan: bubur,
ikan, sayur, ayam, telur, sayur
buah
 Minum: air putih,  Minum: Air putih
susu, jus buah
3 Pantangan/
- -
alergi
4 Kesulitan
makan dan - -
minum
5 Usaha
untuk - -
mengatasi

b. Pola eliminasi

Pemenuhan
No eliminasi Sebelum sakit Setelah sakit
BAB/BAK
1 Jumlah /  BAK:  BAK:
Waktu
 BAB: 1-2 x sehari  BAB: 1 x sehari

2 Warna  BAK: kuning  BAK: kuning

 BAB: kuning  BAB: kuning


kecokelatan kecokelatan

3 Bau  BAK: bauk has  BAK: bauk has


urine urine

 BAB: bauk has  BAB: bauk has


feses feses

4 Konsistensi  BAK: cair  BAK: cair

 BAB: Cair  BAB: Cair

5 Masalah
- -
eliminasi
6 Usaha
untuk - -
mengatasi

c. Pola istrahat tidur

Pemenuhan
No Sebelum sakit Setelah sakit
istirahat tidur
1 Jumlah / Waktu  Tidur malam 8- Klien sering
9 jam terbangun Ketika
 Tidur siang 1-2 tidur
jam
2 Gangguan tidur - Nyeri
3 Usaha untuk Menciptakan
mengatasi - lingkungan yang
nyaman
4 Hal yang
mempermudah - -
tidur
5 Hal yang
mempermudah - -
bangun
d. Pola kebersihan diri

Pemenuhan
kebersihan
No Sebelum sakit Setelah sakit
diri/personal
hygiene
1 Frekuensi mencuci
3 hari sekali -
rambut
2 Frekuensi mandi 2 x sehari -
3 Frekuensi gosok
2 x sehari -
gigi
4 Frekuensi
1 minggu sekali -
memotong kuku
5 Frekuensi ganti
2 x sehari 1 hari sekali
pakaian

8. Data Psikologi
-
9. Data Sosial
Kondisi klien menyebabkan interaksi dengan orang sekitar berkurang
10. Data Spiritual
-
11. Program Terapi

No Nama obat Dosis


1 Ibuprofen 200 3x1
12. Pemeriksaan Penunjang

Jenis
Hasil
Pemeriksaan
Foto Rontgen  Tidak ada kelainan tulang
 Terdapat gambaran soft tissue swelling

2. ANALISA DATA

Data Etiologi Masalah


DS: Agen Nyeri akut
 Orang tua klien mengatakan bahwa kaki pencedera
klien terasa sulit digerakkan karena nyeri fisik
DO:
 Klien tampak meringis jika menggerakkan
kakinya
 P : Nyeri karena inflamasi
Q : Seperti tertarik
R : Paha kanan bawah dekat lutut
S : 6 (Skala nyeri Wong-Baker)
T : Nyeri jika digerakkan
DS: Proses Hipertermi
 Orang tua klien mengatakan bahwa penyakit
seminggu sebelum muncul bengkak klien
mengalami demam mirip flu diikuti batuk
pilek
DO:
 Kepala teraba hangat
 TD : 110/80
N : 95 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 37,8o C
DS: Perubahan Gangguan
 Orang tua klien mengatakan bengkak pada sirkulasi integritas
paha kanan bawah anaknya sejak seminggu jaringan
yang lalu
DO:
 Tampak pembengkakan pada regio femoris
dextra dekat lutut
 Tampak kemerahan dan sedikit mengkilap
dibandingkan paha yang sehat
 Regio femoris dextra terasa lebih hangat
dan terasa nyeri jika ditekan
 Foto rontgen menunjukkan terdapat
gambaran soft tissue swelling
DS: Nyeri Gangguan
 Orang tua klien mengatakan kaki klien sulit mobilitas
digerakkan karena nyeri fisik
 Orang tua klien mengatakan saat ini klien
kesulitan berjalan karena nyeri tersebut
DO:
 Klien tampak meringis jika menggerakkan
kakinya
 Tampak kaki kanan sulit digerakkan karena
nyeri
 Rentang gerak kaki kanan terbatas

3. DIAGNOSA KEPERAWATAN

TANGGAL NO.DIGNOSA DIAGNOSA NAMA/TTD


KEPERAWATAN
16-09-2022 D.0077 Nyeri akut b.d agen Yulinar
pencedera fisik
16-09-2022 D.0130 Hipertermi b.d proses Asfida
penyakit

16-09-2022 D.0129 Gangguan integritas Yulinar


jaringan b.d perubahan
sirkulasi

16-09-2022 D.0054 Gangguan mobilitas fisik Asfida


berhubungan dengan nyeri

4. INTERVENSI KEPERAWATAN

N
SDKI SLKI SIKI
O
1 D.0077 Setelah dilakukan MANAJEMEN NYERI (I.08238)
intervensi Observasi:
keperawatan selama 1. Identifikasi lokasi, karateristik,
1x24 jam, diharapkan durasi, frekuensi, kualitas,
tingkat nyeri intensitas nyeri
menurun. 2. Identifikasi skala nyeri
Kriteria hasil: 3. Identifikasi respon nonverbal
1. Kemampuan nyeri
menuntaskan 4. Identifikasi factor yang
aktivitas memperberat nyeri
meningkat 5. Monitor efek samping
2. keluhan nyeri penggunaan analgetic
menurun
3. meringis menurun Terapeutik:
(L.08066) 1. Berikan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi rasa nyeri
(kompres hangat)
2. Kontrol lingkungan yang
memperberat nyeri
3. Fasilitasi istirahat dan tidur

Edukasi:
1. Jelaskan penyebab periode dan
pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi meredakan nyeri
3. Ajarkan Teknik nonfarmakologis
untuk mengurangi nyeri

Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian analgetic

KOMPRES PANAS (I.08235)


Observasi:
1. Identifikasi kontraindikasi
kompres panas
2. Identifikasi kondisi kulit yang
akan dilakukan kompres panas
3. Periksa suhu alat kompres
4. Monitor iritasi kulit atau
kerusakan jaringan pada 5 menit
pertama

Terapeutik
1. Pilih metode kompleks yang
nyaman dan mudah didapat (mis:
kantong plastic tahan air, botol air
panas, bantalan pemanas listrik)
2. Pilih lokasi kompres
3. Balut alat kompres denan kain
pelindung, jika perlu
4. Lakukan kompres panas pada
daerah yang cedera

Edukasi:
1. Jelaskan prosedur penggunaan
kompres hangat
2. Ajarkan cara menghindari
kerusakan jaringan akibat panas

2 D.0130 Setelah dilakukan MANAJEMEN HIPERTERMIA


intervensi (I.15506)
keperawatan selama Observasi:
1x24 jam, diharapkan 1. Monitor suhu tubuh
termoregulasi 2. Monitor haluaran urine
membaik. 3. Monitor komplikasi akibat
Kriteria hasil: hipertermia
1. Suhu tubuh
membaik Terapeutik
(L.14134) 1. Longgarkan atau lepaskan
pakaian
2. Berikan cairan oral
3. Ganti linen tiap hari atau lebih
sering jika terjadi hyperhidrosis
4. Lakukan pendinginan eksternal
dengn kompres dingin pada dahi
5. Berikan oksigen, jika perlu

Edukasi:
1. Anjurkan tirah baring

Kolaborasi:
1. Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena

KOMPRES DINGIN (I.08234)


Observasi
1. Identifikasi kontraindikasi
kompres dingin
2. Identifikasi kondisi kulit yang
akan dilakukan kompres dingin
3. Periksa suhu alat kompres
4. Monitor iritasi kulit atau
kerusakan jaringan selama 5
menit pertama

Terapeutik:
1. Pilih metode kompres yang
nyaman dan mudah didapat
2. Pilih lokasi kompres
3. Balut alat kompres dingin
dengan kain pelindung, jika
perlu

Edukasi:
1. Jelaskan prosedur penggunaan
kompres dingin

3 D.0129 Setelah dilakukan PERAWATAN INTERGRITAS


intervensi KULIT (I.11353)
keperawatan selama Observasi:
3x24 jam, diharapkan 1. Identifikasi penyebab gangguan
integritas jaringan integritas kulit (mis. Perubahan
meningkat. sirkulasi, perubahan status
Kriteria hasil: nutrisi, penurunan kelembaban,
1. Nyeri menurun suhu)
2. Kemerahan
menurun Terapeutik:
3. Suhu kulit 1. Ubah posisi tiap 2 jam jika tirah
membaik baring
(L.14125)
Edukasi:
1. Anjurkan minum air yang cukup
2. Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
3. Anjrkan meningkatkan asupan
buah dan sayur

4 D.0054 Setelah dilakukan DUKUNGAN MOBILISASI


intervensi (I.05173)
keperawatan selama Observasi
3x24 jam, diharapkan 1. Identifikasi adanya nyeri atau
mobilitas fisik keluhan fisik lainnya
meningkat. 2. Identifikasi toleransi fisik
Kriteria hasil: melakukan pergerakan
1. Pergerakan 3. Monitor frekuensi jantung dan
ekstremitas tekanan darah sebelum memulai
meningkat mobilisai
2. Rentang gerak 4. Monitor kondisi umum selama
(ROM) meningkat melakukan mobilisasi
(L.05042)
Terapeutik:
1. Fasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu
2. Fasilitasi melakukan pergerakan,
jika perlu
3. Libatkan keluarga untuk
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan

Edukasi:
1. Jelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
2. Ajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (misal:
duduk di tempat tidur, pindah
dari tempat tidur ke kursi

5. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

N HARI, PARAF
O TANGGAL IMPLEMENTASI DAN NAMA
JAM JELAS
1 Jumat, Yulinar
16/9/2022 1. Mengidentifikasi lokasi,
16.30 karakteristik, durasi, frekuensi,
kualitas, intensitas nyeri
2. Mengidentifikasi skala nyeri
3. Mengidentifikasi respon
nonverbal nyeri
4. Mengidentifikasi factor yang
memperberat nyeri
5. Melakukan control lingkungan
16.40
yang memperberat nyeri
6. Menyebabkan penyebab,
periode dan pemicu nyeri
7. Menjelaskan strategi
meredakan nyeri
17.00 8. Memberikan terapi
farmakologis: Ibuprofen 200
mg peroral
17.10 9. Menjelaskan prosedur
penggunaan kompres hangat
10. Mengidentifikasi kondisi kulit
yang akan dilakukan kompres
panas
11. Memeriksa suhu alat kompres
12. Memilih lokasi kompres
17.20
13. Melakukan kompres panas
pada daerah yang cidera
14. Mengajarkan cara menghindari
kerusakan jaringan akibat
panas
2 Jumat, Asfida
16/9/2022 1. Memonitor suhu tubuh
18.00 2. Memonitor haluaran urine
3. Memonitor komplikasi akibat
hipertermi
4. Melonggarkan pakaian
5. Memberikan cairan oral
18.15 6. Melakukan pemberian cairan
melalui intravena
7. Menjelaskan prosedur penggunaan
18.30
kompres dingin
8. Mengidentifikasi kontraindikasi
kompres dingin
9. Memilih metode kompres yang
mudah didapat: handuk
10. Menentukan lokasi kompres dingin
11. Mengidentifikasi kondisi kulit yang
akan dilakukan kompres dingin
12. Melakukan kompres dingin
3 Jumat, Yulinar
16/9/2022 1. Mengidentifikasi penyebab
19.30 gangguan integritas kulit
2. Menganjurkan minum air yang
cukup
3. Menganjurkan meningkatkan
asupan nutrisi
4. Menganjurkan meningkatkan
asupan buah dan sayur
5. Mengubah posisi klien

4 Jumat, Asfida
16/9/2022 1. Mengidentifikasi adanya nyeri atau
20.00 keluhan fisik lainnya
2. Mengidentifikasi toleransi fisik
dalam melakukan pergerakan
3. Memonitor frekuensi jantung dan
tekanan darah sebelum memulai
mobilisasi
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur
mobilisasi
5. Memfasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan menggunakan pagar tempat
tidur
6. Memonitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
7. Mengajarkan mobilisasi sederhana
yang harus dilakukan (duduk di
tempat tidur)
8. Melibatkan keluarga dalam
membantu pasien dalam
meningkatkan pergerakan

6. EVALUASI

HARI, PARAF
N
TANGGAL EVALUASI DAN NAMA
O
JAM JELAS
1 Jumat, S: Yulinar
16/9/2022  Orang tua klien mengatakan bahwa
21.00 kaki anaknya masih nyeri jika
digerakkan
O:
 Klien tampak meringis jika
menggerakkan kakinya
 Skala nyeri 6 (Skala nyeri Wong-
Baker)

A:
Masalah nyeri akut belum teratasi

P:
Intervensi dilanjutkan:
 Identifikasi skala nyeri
 Identifikasi respon norverbal nyeri
 Mengidentifikasi factor yang
memperberat nyeri
 Lakukan kompres hangat
 Kolaborasi pemberian obat

2 Jumat, S: Asfida
16/9/2022  Orang tua mengatakan bahwa
21.00 anaknya tidak lagi demam
O:
 TD: 110/70 mmHg
 N: 80 x/menit
 RR: 16 x/menit
 S: 37,3o C

A:
Masalah hipertermi teratasi

P:
 Monitor suhu tubuh
 Memberikan cairan oral
 Monitor haluaran urine
 Kolaborasi pemberian cairan dan
elektrolit intravena
3 Jumat, S:
16/9/2022  Ibu klien mengatakan kaki klien
21.00 masih nyeri jika digerakkan

O:
 Tampak kemerahan berkurang
 Paha kanan masih teraba lebih
hangat dibandingkan paha yang
sehat

A:
Masalah gangguan integritas jaringan
teratasi sebagian Yulinar

P:
Intervensi dilanjutkan:
 Identifikasi penyebab gangguan
integritas kulit
 Ubah posisi tiap 2 jam
 Anjurkan minum air yang cukup
 Anjurkan meningkatkan asupan
nutrisi
 Anjurkan meningkatkan asupan
buah dan sayur

4 Jumat, S: Asfida
16/9/2022  Ibu klien mengatakan bahwa klien
21.00 sudah lebih bisa mengerakkan
kakinya dibanding sebelumnya

O:
 Tampak pergerakan kaki kanan
meningkat
 Tampak rentang gerak kaki kanan
meningkat

A:
Masalah gangguan mobilitas fisik
teratasi sebagian

P:
Intervensi dilanjutkan
 Identifikasi adanya nyeri atau
keluhan fisik lainnya
 Monitor kondisi umum selama
melakukan mobilisasi
 Fasilitasi aktivitas mobilisasi
dengan alat bantu
 Libatkan keluarga untuk membantu
pasien dalam pergerakan
DAFTAR PUSTAKA

1. Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan


Indonesia. Jakarta Selatan. Dewan Penggurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
2. Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2017). Standar Luaran Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan. Dewan Penggurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.
3. Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2017). Standar Intervensi Keperawatan
Indonesia. Jakarta Selatan. Dewan Penggurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai