Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

AGREGAT REMAJA PEROKOK

DISUSUN OLEH : KELOMPOK 2


1. TEDDY SETIAWAN 08200
2. NURHAYATI 08200
3. SONDANG F SITOMPUL 08200100092
4. MUSTOFA 08200
5. NUR PERMADI 08200100087
6. DESY VELLYA SARI 08200100088

PROGAM STUDI SI KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN INDONESIA MAJU
TAHUN 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat ini diseluruh Indonesia, banyak institusi kesehatan tersebar diberbagai
daerah. Jadi dapat diperkirakan mahasiswa – mahasiswa dengan basic kesehatan
semakin banyak pula . Untuk membantu mengatasi masalah remaja, maka mahasiswa
dengan basic kesehatan hendaknya ikut berperan aktif yakni dengan memberikan
pendidikan pada remaja dilingkungan sekitar. Strategi yang dapat dijalankan adalah
melalui penyebarluasan pengalaman dan pelajaran tentan masalah yang banyak terjadi
pada remaja.
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanakmenjadi masa yang
menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah. Banyak proses yang harus dilalui
seseorang dimasa transisi kanak kanak menjadi dewasaini. Tantangan yang dihadapi
orangtua dan petugas kesehatan dalam menangani problematika remaja pun semakin
kompleks. Namun ada penyelesaian masalah untuk membentuk manusia- manusia
kreatif dengan karakter yang kuat , salah satunya dengan melakukan asuhan
keperawatan komunitaspada kelompok remaja.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan tehnologi ( IPTEK ) yang semakin
canggih membawa dampak pada semua kehidupan, terutama pada generasi penerus
bangsa khususnya pada remaja. Salah satunya dampak negatifbanyak para pelajar
dikalangan remaja sudah merokok., berkendaraan dengan kecepatan tinggin
percobaan bunuh diri, minum-minuman dan penggunaan zat yang merusak kesehatan.
Dampak yang terjadi pada remaja itu merupakan masalah yang
komplek,ditandai oleh dorongan penggunaan yang tidak terkendali untuk terus
menerus digunakan, alaupun mengalami dampak yang negative dan menimbulkan
gangguan funsi sehari-hari baik dirumah, sekolah maupun di masyarakat. Merokok
bagi sebagian remaja merupakan prilaku proyeksi dari rasa sakit baik psikismaupun
fisik. Walau pun disisi lain, saat pertama kali mengkomsumsi rokok dirasakan
ketidakenakkan. Hal ini sejalan dengan perkataan Helmi yang berpendapat bahwa saat
pertama kali mengkomsumsi rokok, kebanyakan remaja mungkinmengalami gejala-
gejala batuk, lidah terasa getir, dan perut mual. Namun demikian, sebagian dari para
pemula tersebut mengabaikanpengalaman perasaan tersebut, biasanya berlanjut
menjadi kebiasaan dan akhirnya menjadi ketergantungan.
Ketergantungan ini dipersepsikan sebagai kenikmatan yang memberikan
kepuasan psikologis. Sehingga tidak jarang perokok mendapatkan kenikmatan yang
dapat menghilangkan ketidaknyamanan yang sedang dialaminya. Gejala ini
dapatdijelaskan dari konsep tobacco dependency (ketergantungan rokok). Artinya ,
prilaku merokok merupakan perilaku menyenangkan dan dapat menghilangkan
ketidaknyamanan dan bergeser menjadi aktivitas yang bersifat obsesif. Hal ini
disebabkan sifat nikotin adalah adiktif dan anti depresan , jika dihentikan tiba-tiba
akan menimbulkan stress.

B. Ruang Lingkup
Dalam makalah ini penulis membahas tentang asuhan keperawatan komunitas
pada agregat remaja perokok.
C. Tujuan Penulisan
Tujuan penulisan meliputitujuan umum dan tujuan khusus.
1. TujuanUmum
Agar Mahasiswa mahasiswi STIKIM Jakarta memperoleh informasi dan gambaran
tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan konsep teori tentang remaja.
b. Mampu menjelaskan konsep merokok.
c. Mampu melaksanakan Asuhan Keperawatan Komunitas pada agregat remaja
perokok.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Remaja
Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa anak- anak ke masa
dewasa.Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Awal remajaberlangsung
mulai usia 13 tahun dan berakhir sampai 18 tahun. Menurut WHO (1995), yang
dikatakan usia remaja adalah antar 10-18 tahun. Tetapi berdasarkan penggolongan
umur , masa remaja terbagi atas :
1. Masa remaja awal (10-13 tahun)
2. Masa remaja tengah (14 –16 tahun)
3. Masa remaja akhir (17-19 tahun)
Ciri-ciri remaja :
a. Masa remaja sebagai periode penting.
Walaupun semua periode didalam rentang kehidupan penting pada usia remaja
perkembangan fisik dan mental, yang cepat menimbulkan perlunya membentuk
sikap nilai dan minat yang mempunyai akibat jangka panjang pada usia
berikutnya.
b. Masa remaja sebagai periode peralihan
Pada masa ini remaja bukan lagi sebagai anak-anak dan juga bukan orang dewasa,
bila berperilaku anak-anak ia akan diajari bertindak dewasa tetapi bila berperilaku
dewasa dia dikatakan masih belum waktunya bertindak seperti orang dewasa.
c. Masa remaja sebagai periode perubahan
Ada lima perubahan yang terjadi padaremaja :
1) Peningkatan emosi
2) Perubahan fisik
3) Perubahan perilaku
4) Perubahan pandangan terhadap nilai
5) Bersikap ambivalen terhadap perubahan yang terjadi atas dirinya
d. Masa remaja sebagai usia bermasalah
Terdapat dua alasan , pertama sepanjang masa anak-anak segala masalah diselesaikan
orangtua atau guru, kedua karena remaja merasa mandiri sehingga tidak perlu
bantuan orang lain, sehingga banyak kegagalan-kegagalan dalam menyelesaikan
masalah karena belum berpengalaman.
e. Masa remaja sebagai masa mencari identitas
Masa remaja sebagai masa mencari identitas. Identitas diri yang dicari remaja berupa
usaha untuk menjelaskan siapa dirinya dan apa perannya dalam masyarakat.
f. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan
Karena anggapan bahwa remaja adalah anak-anak yang tidak rapi, yang tidak dapat
dipercaya dan cendrung merusak maka remaja cenderung ragu dalam membuat
keputusan dan mencari bantuan dalam mengatasi masalahnya.
g. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistic
Remaja cenderung untuk melihat dirinya dan orang lain sebagaimana yang ia
inginkan bukan sebagaiman adanya.

B. Konsep Merokok

1. Definisi
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan
bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan
berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan.
Rokok adalah hasil olahan tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk
lainnya yang mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.
2. Kandungan
Setiap batang rokok yang dinyatakan akan mengeluarkan lebih 4000 bahan kimia
beracun yang membahayakan dan boleh membawa maut. Dengan ini setiap sedutan
itu menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok termasuklah
bahan radioaktif (polonium-201) dan bahan-bahan yang digunakan di dala cat
(acetone), pencuci lantai,(ammonia), ubat gegat (naphthalene), racun serangga (DDT),
racun anai-anai (arsenic), gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “ kamar
gas maut” bagi pesalah yang menjalani hukuman mati, dan banyak lagi.
Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar,nikotin dan karbonmonoksida.
Tar mengandung sekurang-kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi
penyebaba kanker (karsinogen). Nikotin turut menjadi puncak utama resiko serangan
jantung dan stroke. Hampir satu perempat mangsa penyakit jantung adalah hasil
puncak dari tabiat merokok. Di Malaysia , sakit jantung merupakan penyebab utama
kematian sementara stroke adalah pembunuh yang keempat. Karbonmonoksida pula
adalah gas beracun yang biasanya dikeluarkan oleh kendaraan. Apabila racun rokok
itu memasuki tubuh manusia ataupun hewan, yang akan membawa kerusakan pada
setiap organ, yaitu bermula dari hidung, mulut, teak, saluran pernafasan, paru-paru,
saluran darah, jantung, organ pembiakan, sehingga kesaluran kencing yaitu apabila
sebagian dari racun-racun itu dikeluarkan dari badan.
3. Jenis-jenis Rokok
Rokok dibedakan menjadi beberapa jenis . Pembedaan ini didasarkan atas bahan
pembungkus rokok, bahan baku atau isi rokok,proses pembuatan rokok, dan
prnggunaan filter pada rokok.
Rokok berdasakan bahan pembungkus :
a. Klobot : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun jagung
b. Kawung : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun aren
c. Sigaret : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa kertas
d. Cerutu : Rokok yang bahan pembungkusnya berupa daun tembakau
Rokok berdasarkan bahan baku atau isi :
a. Rokok Putih : Rokok yang bahan baku atau isinya hanya daun tembakau yang
diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu
b. Rokok Kretek : Rokok yang bahan baku atau isinya berupa daun tembakau dan
cengkeh yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu
c. Rokok Klembak : Rokok yang bahan baku atau pun isinya berupa daun tembakau,
cengkeh, dan menyan yang diberisaus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
tertentu.

4. Tipe Perokok
Mereka yang dikatakan perokok sangat berat adalah bila mengkomsumsi rokok lebih
dari 31 batang perhari dan selang merokoknya lima menit setelah bangun pagi.
Perokok berat merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu sejak
bangun pagi berkisar antara 6-30 menit. Perokok sedang menghabiskan rokok 11-
21 batang dengan selang waktu 31-60 m3nit setelah bangun pagi. Perokok ringan
menghabiskan rokok sekitar 10 batang dengan selang waktu60 menit dari bangun
pagi.
Ada 4 tipe perilaku merokok adalah :
a. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif. Dengan merokok seseorang
merasakan penambahan rasa yang positif, menambahkan ada 3 sub tipe ini:
1) Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang
sudah didapat, misalnya merokok setelah minum kopi atau makan.
2) Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
3) Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada
perokok pipa. Perokok akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan
tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa
menitsaja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya
dengan jari-jari lama sebelum ia nyalakan dengan api.
b. Perilaku merokok yang dipengaruhi oleh perasaan negative. Banyak orang yang
menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negative, misalnyabila iamarah,
cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok
bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak
enak.
c. Perilaku merokok yang pecandu, mereka yang sudah pecandu akan menambah
dosis rokok yang digunakan setiap saat setelah efek dari yang dihisapnya
berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau
tengah malamsekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat
ia menginginkannya.
d. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan. Mereka menggunakan rokok
sama sekalibukan karena untuk mengendalikan perasaan, tetapi karena benar-
benar sudah menjadi kebiasaannya rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe
inimerokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis,seringkali
tanpa dipikirkandan tanpa disadari. Ia menghidupkan apirokoknya bila rokok yang
terdahulu benar-benar habis.

5. Bahaya Rokok
Rokok adalah benda beracun yang memberi efek santai dan sugesti merasa lebih
jantan. Dibalik kegunaan atau manfaat rokok yang secuil itu terkandung bahaya yang
sangat besarbagi orang yang merokok maupun orang disekitar perokok yang bukan
perokok.
Ketika sebatang rokok terbakar terbentuklah 4000 senyawa kimia, 200
diantaranya beracun dan 43 lagi pemicu kanker. Efek racunnya terhadap sang perokok
dibandingkan yang tidak merokok yaitu :
a. 14x menderita kanker paru-paru, mulut dan tenggorokan
b. 4 menderita kanker oesephagus
c. 2x kanker kandung kemih
d. 2x serangan jantung
Rokok juga menimbulkan resiko kefatalan bagi penderita pneumonia dan
gagal jantung, serta tekanan darah tinggi :
1) Asap rokok mengandung kurang lebih 4000 bahan kimia yang 200
diantaranya beracun dan 43 jenis lainnya dapat menyebabkan kanker bagi
tubuh. Bberapa zat yang sangat berbahaya yaitu tar, nikotin,
karbonmonoksida, dan sebagainya.
2) Asap rokok yang baru mati diasbak mengandung tiga kali lipat bahan
pemicukanker diudara dan 50 kali mengandung bahan pengiritasi mata dan
pernafasan. Semakin pendek rokok semakin tinggi kadar racun yang siap
melayang keudara. Suatu tempat yang dipenuhi polusi asap rokok adalah
tempat yang lebih berbahaya daripada polusi dijalanan raya yang macet.
3) Seseorang yang mencoba merokok biasanya akan ketagihan karena rokok
bersifat candu yang sulit dilepaskan dalam kondisi apapun. Seorang
perokok berat akan memilih merokok daripada makanjika uang yang
dimilikinya terbatas.
4) Harga rokok yang mahal akan sangat memberatkan orang yang tergolong
miskin, sehingga dana kesejahteraan dan kesehatan keluarganyasering
dialihkan untuk membeli rokok. Rokok dengan merk terkenal biasanya
dimiliki oleh perusahaan rokok asing yang berasal dari luar negeri, shingga
uang yang dibelanjakanperokok sebagian akan lari keluar negeri yang
mengurangi devisa negara. Pabrik rokok yang memperkerjakan banyak
buruh tidak akan mampu meningkatkan taraf hidup pegaainya, sehingga
apabilapabrik rokok ditutup para buruh dapat dipekerjakan ditempat usaha
lain yang lebih kreatif dan mendatangkan devisa.
5) Sebagian perokok biasanya akan mengajak orang lain yang belum
merokok untuk merokok agar merasakan penderitaan yang sama
dengannya, yaitu terjebak dalam ketagihan asap rokok yang jahat.
Sebagian perokok juga ada yang secara sengaja merokok ditempat umum
agar asap rokok yang dihembuskan dapat terhirup orang lain, sehingga
orang lainakan terkena penyakit kanker.
6) Kegiatan yang merusak tubuh adalah perbuatan dosa, sehingga rokok
dapat dikategorikan sebagai benda atau barang haram yang harus dihindari
dan dijauhi sejauh mungkin. Ulama atau ahli agama yang merokok
mungkin akan memiliki persepsi yang berbeda dalam hal ini.

6. Upaya Pencegahan
Upaya prevensi, motivasi untuk menghentikan perilaku merokok penting
untuk dipertimbangkan dan dikembangkan. Dengan menumbuhkan motivasi
dalamdiri untuk berhenti atau tidak mencoba untuk merokok, akan membuat mereka
mampu untuk tidak terpengaruh oleh godaan merokok yang datang dari teman, media
massa atau kebiasaan keluarga / orangtua. Suatu program kampanye anti merokok
yang dilakukan dapat dijadikan contoh dalam melakukan upaya pencegahan agar
tidak merokok, karena ternyata program tersebut membawa hasil yang
menggembirakan.
Kampanye anti merokok ini dilakukan dengan cara membuat berbagai poster,
film dan diskusi-diskusi tentang berbagai aspek yang berhubungan dengan merokok.
Lahan yang digunakan untuk kampanye ini adalah sekolah-sekolah ,televi atau radio.
Pesan-pesan yang disampaikan meliputi :
a. Meskipun orangtuamu merokok, kamu tidak perlu harus meniru, karena
kamu mempunyai akal yang dapat kamu pakai untuk membuat keputusan
sendiri.
b. Iklan-iklan merokok sebenarnya menjerumuskan orang. Sebaiknya kamu
mulai belajar untuk tidak terpengaruh oleh iklan seperti itu.
c. Kamu tidak harus ikut merokok hanya karena teman-temanmu merokok.
Kamu bisa menolak ajakan mereka untuk ikut merokok.
d. Perilaku merokok akan memberikan dampak bagi kesehatan secara jangka
pendek maupun jangka panjang yang nantinya akan ditanggung tidak saja
oleh diri kamu sendiri tetapi juga akan dapat membebani orang lain
(misalnya orangtua)
BABIII
ASUHAN KEPERAWATAN

KASUSS
Perawat komunitas melakukan pengkajian di suatu wilayah dan didapatkan data
banyak warga yang suka nongkrong, merokok bahkan mabuk. Menurut keterangan
kader dan ketua RW, banyak remaja yang putus sekolah dan aktif perokok. Hal ini
diketahui karena ketua RW pernah menggrebek sebuah rumah kosong yang sedang
dipakai oleh remaja setempat untuk berkumpul. Seorang perawat komunitas
melakukanpengkajian di wilayah tersebut dan didapatkan data:
1. Remaja putus sekolah sebanyak 30%
2. Remaja berpacaran sebanyak 30%
3. Sebanyak 10% remaja tidak tahu tentang kesehatan pernafasan
4. Sebanyak 20% remaja belum pernah memeriksakan kesehatan
5. Terdapat 35% remaja yang merokok aktif
6. Sebagian besar remaja (50%) tidak suka bercerita masalahnya kepada orang tua

Hasil wawancara perawat dengan remaja menerangkan bahwa mereka lebih


memilih bermain dengan teman-temannya daripada sekolah sehinga sebagian besar dari
mereka putus sekolah. Mereka mengatakan bahwa orang tuanya tidak peduli dengan
mereka, jarang berkomunikasi antar anggorta keluarga. Remja yang tidak mau merokok
akan di bullying oleh temn sebayanya dan tidak dimasukkan dalam geng mereka.
Sehingga mau tidak mau, remaja laki laki akan mengikuti kebiasaan teman teman
lainnya.
Pengkajian
1. Data Inti
a. Demografi
Di Desa C terdapat 20 remaja laki-laki
b. Data Statistik:
 Data :
- Remaja putus sekolah sebanyak 35%
- Remaja berpacaran sebanyak 30%
- Sebanyak 10% remaja tidak tahu tentang kesehatan pernafasan
- Sebanyak 20% remaja belum pernah memeriksakan kesehatan
- Terdapat 10% remaja yang merokok aktif
- Sebagian besar remaja (50%) tidak suka bercerita masalahnya kepada orang
tua
 Sosial : Ketua RW mengatakan remaja di Desa M sering nongkrong malam hari.
 Perilaku :
- Remaja melakukan kegiatan negative seperti merokok dan mabuk.
- Sebanyak 35% remaja putus sekolah
- Sebanyak 30% remaja berpacaran

2. Data Subsistem
a. Lingkungan Fisik
Perumahan dan lingkungan: antar rumah berdekatan, tipe rumah permanen, terdapat
rumah kosong yang dijadikan markas bagi para remaja untuk melakukan hal negative.

1. Sistem Kesehatan
 Pusat pelayanan: tidak terdapat pelayanan kesehatan seperti posyandu dan
puskesmas
2. Komunikasi
 orang tua tidak peduli dan jarang berkomunikasi antar anggota keluarga.
Sebagian besar remaja (50%) tidak suka bercerita masalahnya kepada orang tua
 komunikasi dengan teman sebayanya dengan komunikasi verbal

3. Pendidikan
 Remaja lebih memilih bermain dengan teman temannya daripada sekolah
 Didapatkan data sebanyak 30% remaja putus sekolah
SKORING DIAGNOSA KEPERAWATAN KOMUNITAS

N Diagnosa Keperawatan Pembobot Jumlah


o. an
A B C D E F G H I J K
1. Perilaku kesehatan 4 4 3 3 3 2 3 3 3 2 3 33
cenderung berisiko
dimanifestasikan
kurang
dukungan sosial
2. Ketidakefektifan 4 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 31
manajemen kesehatan
remaja di RW
dimanefestasikan
kurang
dukungan sosial
3. Defisiensi kesehatan 4 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 32
komunitas

Keterangan Pembobotan :

1. Sangat rendah
2. Rendah
3. Cukup
4. Tinggi
5. Sangat tinggi

A. Resiko terjadi
B. Risiko parah
C. Potensial penkes
D. Minat masyarakat
E. Kemungkinan
diatasi
F. Sesuai program
pemerintah
G. Tempat
H. Waktu
I. Dana
J. Fasilitas
kesehatan
K. Sumber daya
1. Analisa Data

N Data Subjektif Data Objektif


o

• Ketua RW dan kader • Remaja putus sekolah


mengatakan bahwa banyak sebanyak 35%
remaja yang putus sekolah
• Remaja berpacaran
dan menjadi perokok aktif
sebanyak 30% ▪
• Remaja lebih memilih
• Sebanyak 10% remaja tidak
bermain dengan teman-
tahu tentang kesehatan
temannya daripada sekolah
pernafasan
sehingga sebagian besar
dari mereka putus sekolah • Sebanyak 20% remaja
belum pernah
• Remaja tersebut
memeriksakan kesehatan
mengatakan bahwa orang
tuanya tidak peduli dengan • Terdapat 10% remaja yang
mereka, jarang merokok aktif
berkomunikasi antar
anggota keluarga • Sebagian besar remaja
(50%) tidak suka bercerita
• Remaja mengatakan bahwa masalahnya kepada orang
mereka merokok dan gar tua.
diakui dalam geng dan
tidak dibully oleh teman-
temannya
2. Analisa Data

DATA FOKUS MASALAH KEPERAWATAN

DS : Perilaku kesehatan cenderung berisiko


pada remaja di RW dimanifestasikan
• Remaja tsb mengatakan dengan kurang dukungan sosial
bahwa orang tuanya tidak
peduli dengan mereka,
jarang berkomunikasi
antar anggota keluarga

• Remaja mengatakan
bahwa mereka merokok
agar diakui dalam geng
dan tidak dibully oleh
teman- temannya

DO :

• Sebanyak 10% remaja


tidak tahu tentang
kesehatan pernafasan

• Sebanyak 20% remaja


belum
pernah
memeriksakan kesehatan

• Terdapat 10% remaja


yang merokok aktif
• Sebagian besar remaja
(50%) tidak suka
bercerita masalahnya
kepada orang tua
DS : Defisiensi kesehatan komunitas
• Remaja tsb mengatakan dimanifestasikan ketidakcukupan
bahwa orang tuanya akses pada pemberi layanan
tidak peduli dengan kesehatan
mereka, jarang
berkomunikasi antar
anggota keluarga
• Remaja yang tidak mau
merokok akan
dibullying oleh teman
sebayanya dan tidak
dimasukkan dalam
geng mereka
• Pa RW dan kader
mengatakan bahwa
didaerah nya itu belom
ada penyuluhan atau
edukasi dari tenaga
kesehatan

DO :
 Sebagian besar remaja
(50%) tidak suka
bercerita masalahnya
kepada orang tua
DS : Ketidakefektifan manajemen
 Ketua RW dan kader kesehatan remaja di RW
mengatakan bahwa dimanefestasikan kurang dukungan
banyak remaja yang sosial
putus sekolah dan
menggunakan narkoba

DO :
• Remaja putus
sekolah sebanyak
35%
• Remaja
berpacaran
sebanyak 30% ▪
• Sebanyak 10%
remaja tidak tahu
tentang kesehatan
pernafasan
• Sebanyak 20%
remaja belum
pernah
memeriksakan
kesehatan
• Terdapat 10%
remaja yang
merokok dan
mengkonsumsi
alkohol

3. Diagnosa Keperawatan
a. Perilaku kesehatan cenderung berisiko pada remaja di RW dimanifestasikan dengan kurang dukungan sosial.
b. Defisiensi kesehatan komunitas dimanifestasikan ketidakcukupan akses pada pemberi layanan kesehatan
c. Ketidakefektifan manajemen kesehatan remaja di RW dimanefestasikan kurang dukungan sosial
4. Intervensi Keperawatan

1. PERILAKU CENDERUNG BERESIKO

N Diagnosa TujuanUmum TujuanKhusus RencanaKegiatan Evalu


o ai
Strategi Kegiatan Kriter Evalu
ia asi
Standa
r
1 Perilakukesehatanc Setelahdilakukan 1. Proses 1.Kenalkan Kogniti Meningkatkanpengetahua
en ahuanre ke giatanselama 1 Meningkatnyap Kelomp remajapada f nd
majadanorangtuate minggudiharapka en ok orang/kelompok ankesadaranpadaremajase
rk n getahuankeluar yang ca rasignifikan
aitpemeliharaankes masalahperilakuk ga telahberhasilmelewa
eh es danremajameng ti pengalaman Afektif
atanditandaidengan ehatancenderung en yang sama 90%
10% be aipemeliharaan remajatermotivasiuntukm
remajatidaktahuten risikodapatteratas ke 2.Tentukan en gubahperilakunya
ta i sehatandanpeny motivasiremajaterha Afektif
ngkesehatanreprod ak it-penyakit da 90%
uk si, pperubahanperilaku Remajamemilikikemauan
yang ny a un
20% akanberpotensit tukmenggantikebiasaanny
remajabelumpernah i 3.Dukung Afektif a
memeriksakesehata mbulakibatdari untukmenggantikebi
n, terdapat 10% me rokok, as aan
remaja yang narkobadanmin yang
merokokdanmengko u tidakdiinginkandeng 90%
nsumsi alcohol manberalkohol a nkebiasaan Keluargabersediadilibatka
Pendidik Kogniti n dalam
an yang diinginkan f
Kesehata proses
n modifikasidanmampume
4.Fasilitasiketerlibat ma
an keluargadalam hamiterkaitdenganpermas
proses al ahanremajasaatini
2. modifikasi
Meningkatnyak 5.Mengadakankons 90%
es eli ngindividu Afekti Remajamengetahuifaktor
adarandanmotiv f
as
iremajauntukber yang
p 1. Identifikasi mempengaruhiperubahan
erilakuhidupseha factor pe rilakusehat
t internal
daneksternal
yang Afektif
dapatmeningkatkana Menghindariterjadinyape
ta ma hamandanpemikiran
umengurangimotiva yang salahterhadapremaja
si
untukberperilakuseh
at
90%
2. remajamemahamicarame
Hindaripeng nol
gu akperilakutidaksehatataub
naanTeknikjanganm er esiko
en
akutinakutisebagaist
ra
tegiuntukmemotivas
i orang

agar
mengubahperilakug
ay ahiduppositif

3.
Ajarkanstrat
eg
imenolakperilaku
yang
tidaksehatatauberisi
ko
2. DEFISIENSI KESEHATAN KOMUNITAS

2. Defisiensi Tujuan Umum: Tujuan khusus:


kesehatan
Setelah 1. Meningkatkan Proses
komunitas 1. Melakukan Afektif 90% remaja
pemahaman Kelomp
dan hadir dan
pada remaja dilakukan tindakan konseling
remaja tentang ok psikomotor mengikuti
di RW 08 keperawatan terkait ik konseling
kesehatan
kelurahan X, komunitas selama 2 defisiensi
komunitas
dengan bulandiharapkanrem kesehatan
2. Remaja
masalah aja di RW 08 remaja di RW
mampu
kurangnya dapatmemahami 08 rutin
berperilaku
pengetahuan kesehatankomunitas seminggu
sehat
remaja dan sekali
orangtua
terkait
90%
pemeliharaan
Pendidik Kognitif
kesehatan peningkatan
1. Melakukan
an
ditandai pengetahuan
1. Status kesehatan penyuluhan
Kesehata
dengan 10% mengenai
remaja dapat tentang
n
remaja tidak kesehatan
Meningkat kesehatan
tahu tentang pada usia
komunitas
kesehatan remaja
pada remaja
reproduksi, dengan
di RW 08
20% remaja peserta

belum pernah remaja yang


memeriksa mengikut
Kesehatan, i
terdapat penyuluh
10% 2. Melakukan an
2. Tersebarnya Kognitif
remaja penyuluhan dan
informasi
Psikomotor
yang tentang
ik
90% remaja di
merokok tentang kesehatan perilaku sehat
RW 08
komunitasmelaluiL di RW 08 memahami
dan
edukasi yang
mengkonsumsi ea flet
diberikan dan
alcohol melakukan
3. Penyebaran perilaku sehat
Kognitif
leaflet di
setiap RW Tersebarnya
08 leaflet disetiap
Partnership RT sebanyak
100 lembar
Psikomot
1. Melakukan
ori k
1. Melakukan
pemeriksaan
kerjasama dengan 90% remaja
puskesmas kesehatan
mau
pada remaja
melakukan
bersama kader
pemeriksaan
puskesmas
kesehatan ke
RW 08
puskesmas
Kognitif
2. Melakukan
2. Pemberian
kerjasama
edukasi dari
BNN terkait 90% remaja
NAPZA
dengan BNN mengikuti
edukasi dari BNN
terkait NAPZA

1. Memfasilitasi
kegiatan
remaja Afektif dan 90% remaja
Psikomotor
ik mengikuti
kegiatan dan
membantu dalam
2. Ajarkan proses kegiatan
strategi yang
Pemberday dapat 90% remaja di
1. Melakukan
kerjasama dengan a an digunakan Kognitif RW 08 dapat
Remaja untuk menolak
mengerti cara
perilaku tidak
sehat atau menolak perilaku
berisiko
tidak sehat
3. KETIDAKEFEKTIFAN MANAJEMEN KESEHATAN

3 Ketidakefektif Setelah 1. Meningkatk Pendidik 1. Penyuluhan Kognitif Meningkatk


. an dilakukan an an tentang an
Manajemen tindakan pemahaman Kesehata bahaya pengetahua
Kesehatan keperawatan remaja n NAPZA n remaja
pada Remaja komunitas tentang 2. Penyuluh Kognitif secara
di RW X selama 2 NAPZA an signifikan
Kelurahan X bulan 2. Meningkatk tentang
dengan diharapkan an kesehata 90% remaja
masalah remaja di pemahaman n memahami
kurangnya RW X dapat remaja reproduk pendidikan
pengetahuan memanfaatk tentang si Kognitif kesehatan oleh
remaja dan an kesehatan mahasiswa
orangtua pelayanan reproduksi
terkait kesehatan. 3. Tersebarnya 3. Penyebaran Tersebarnya
pelayanan informasi leaflet leaflet disetiap
kesehatan tentang NAPZA dan RT sebanyak
ditandai NAPZA dan leaflet 100 lembar
dengan 10% kesehatan kesehatan Kognitif
remaja tidak reproduksi reproduksi
tahu tentang melalui leaflet di setiap RT
kesehatan 4. Tersebarnya 4. Pemasang Terpasangnya
reprodusi, informasi an spanduk di
20% remaja tentang spanduk setiap RT
belum pernah NAPZA di setiap
memeriksa melalui RT
kesehatan spanduk
Kognitif
1. Meningkatk Proses
an Kelomp 90%
keterampila ok remaja
n yang 1. Melatih paham
dimiliki dan proses
remaja membent pembentuk
2. Menambah uk kader- an kader-
kegiatan-
kegiatan positif kader kader
yang bisa remaja
dilakukan 2. Membentu
remaja k
organisasi
1. Melakukan karang
taruna
kerjasama dengan Afektif remaja
dengan kader
puskesmas remaja
2. Melakukan yang sudah Setiap RT
kerjasama dilatih mengirimkan
dengan BNN 2 orang
remaja untuk
1. Melakuka mejadi
Partnership n skrining Psikomotor anggota
kesehatan karang
remaja taruna
bekerjasa
1. Orangtua mampu ma
memahami dengan
permasalahan puskesma Terlaksananya
remaja terkini s pemeriksaan
setempat Kognitif kesehatan
2. Pemberia remaja dengan
n edukasi orang
dari BNN puskesmas
terkait
Pemberdayaa NAPZA Kognitif
n
1. Melakukan 90% remaja
konseling dapat
kepada memahami
orangtua edukasi
terkait
dengan
permasalaha
n terkini 90% para
pada remaja orang tua
mampu
memahami
terkait dengan
permasalahan
remaja terkini
5. Peran & Fungsi Perawat Komunitas Dalam Penanggulangan NAPZA dan Rokok

Peran Perawat

d. Provider/ pelaksana
Peran ini menekankan kemampuan perawat sebagai media penyedia layanan keperawatan (praknisi). Perawat baik secara
langsung maupun tidak langung membeerikan asuhan keperawatan kepada klien dengan ketergantungan obbat-obat terlarang baik
secaara individu,keluarga,ataupunmasyarakat.
Contoh: perawat melakukan implementasi dari intervensi yang telah dibuat

e. Edukator/pendidik
Peran ini menekankan kepada tindakan promotif. Perawat melakukan pendidikan kesehatan tentang NAPZA dan rokok serta
dampaknya bagi kesehatan kepada klien baik individu,kelompok, maupun masyarakat.

f. Advokat
Peran ini dilaksanakan denagn upaya melindungi klien, selalu “ berbicara untuk pasien” dan menjadi penengah antara pasien dan
orang llain, membantu dan mendukung klien dalam membuat keputusan serta berpartisipasi dalam penyusunan kebijakan kesehatan.

Fungsi Perawat

d. Independent
Dalam fungsi ini tindakan perawat dalam penanganan klien pengguna NAPZA dan rokok tidak memerlukan dokter. Tindakan
perawat bersifat mandiri. Seperti:

4. Pengkkajian klien pengguna NAPZA dan rokok


5. Membantu klien pengguna NAPZA dan rokok memenuhi kebutuhan sehari-hari
6. Mendororong klien berprilaku secara wajar.
e. Interdependent
Tindakan perawat berdasarkan pada kerja sama dengan tim perawatan atau tim kesehatan lain. Fungsi ini dilaksanakan dengan
pembentukan tim yang dipimpin oleh seorang dokter. Seperti: kolaborasi rehabilitas klien pengguna NAPZA dan rokok, dimana
perawat bekerja dengan psikiater, sosial worker, ahli gizi juga rahaniawan.

f. Dependent
Fungsi ini perawat bertindak membantu dokter dalm memberikan pelayanan medik. Perawat membantu dokter memberikan
pelayanan pengobatan. Seperti : tindakan detoksifikasi NAPZA dan rokok.

6. Program Kesehatana atau Kebijakan Pemerintah

Salah satu upaya pemerintah dalam menangani permasalahan remaja adalah dengan pembentukan program Pelayanan kesehatan peduli
remaja (PKPR) yang merupakan program pelayanan kesehatan yang ditujukan untuk remaja, dimana diharapkan mampu memberikan pelayanan
kepada remaja untuk dapat mewujudkan remaja sehat.PKPR telah diperkenalkan semenjak tahun 2003 oleh Kementerian Kesehatan R.I. dimana
model pelayanan kesehatan yang ditujukan dan dapat dijangkau remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai
remaja, menjaga kerahasiaan, peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatannya, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan dan selera
remaja.

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat mandiri menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan
kondisi social budaya setempat dan didukung kebijakan public yang berwawasan kesehatan.
Promkes Depok Bentuk Komunitas Promotor Kesehatan Remaja

Promosi Kesehatan merupakan upaya untuk meningkatkan kemampuan masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk, dan bersama
masyarakat, agar mereka dapat mandiri menolong diri sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang bersumber daya masyarakat, sesuai dengan
kondisi social budaya setempat dan didukung kebijakan public yang berwawasan kesehatan. Banyak permasalahan kesehatan di Indonesia yang
dapat dicegah melalui kegiatan promosi kesehatan.

Pembentukan Komunitas Promotor Kesehatan Remaja akhirnya dibentuk pada tanggal 29-30 Juli 2016 lalu di EcoEdu Sentul Bogor dengan
menggandeng perwakilan remajaSMP/SMA sederajat se-Kota Depok.

PKPR dilakukan dengan cara wawancara mendalam dengan remaja bermasalah untuk menentukan pelayanan yang dibutuhkan remaja,
serta Fokus Grup Diskusi (FGD) dengan kelompok remaja bermasalah di wilayah kerja puskesmas yang terpilih. Populasi dalam penelitian ini
adalah remaja bermasalah kesehatan reproduksi usia 15-24 tahun di wilayah kerja puskesmas PKPR di kota terdekat.Jumlah puskesmas yang
menyelenggaran PKPR mengalami kenaikan namun implementasi program PKPR belum seperti yang diharapkan. Demikian informasi masalah
kesehatan remaja di Kabupaten Kediri terutama HIV/AIDS pada tahun 2008 menunjukkan adanya peningkatan, sedangkan data cakupan
pelayanan pada remaja adalah 65 % masih rendah dibandingkan Kabupaten/Kota lain yang mencapai 70 % dengan standar pelayanan minimal
80 %. Keberhasilan implementasi dipengaruhi oleh komunikasi, sumberdaya, disposisi, struktur birokrasi (Anonim). Sejak tahun 2003
Kementerian Kesehatan sudah mencanangkan program pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR) yang berbasis di Puskesmas dengan prinsip
dapat terakses oleh semua golongan remaja, menyenangkan, menerima remaja dengan tangan terbuka, menghargai remaja, menjaga kerahasiaan,
peka akan kebutuhan terkait dengan kesehatan, serta efektif dan efisien dalam memenuhi kebutuhan. Pada akhir 2008 tercatat 22,3 %
Puskesmasdiseluruh Indonesia telah melaksanakan PKPR. Jenis kaiatan dalam PKPR adalah pemberian informasi dan edukasi, pelayanan klinis
medis termasuk pemeriksaan penunjang, konseling, pendidikan keterampilan hidup sehat, pelatihan PeerCounselor/Konselor sebaya dan
pelayanan rujukan sosial dan medis (Fadhlina,2012). Namun hal itu belum dapat semua terpenuhi pada tempat pelayanan PKPR di Puskesmas
pada lokasi penelitian seperti, belum tersedia secara merata ada tempat ruangan khusus konsultasi pelayanan remaja dan staf tenaga khusus
PKPR (dokter khusus kejiwaan/psikologi) di puskesmas yang sesuai dengan keinginan remaja.

Kegiatan PKPR :

1. Blusukan ke Sekolah : Wakil Walikota Depok Pradi Supriatna memprogramkan blusukan ke sekolah-sekolah bersama Perangkat Daerah
(OPD). Kegiatan ini sebagai bentuk antisipasi penyimpangan pergaulan negatif yang melanggar hukum. Belakangan ini marak informasi
kebrutalan kelompok geng motor di sejumlah tempat di Depok.
2. Ti-Rock (tinggalkan rokok) : Pantau Tingkat Perokok di Kalangan Pelajar, BPJS Kesehatan Galakkan Ti-Rock. BPJS Kesehatan cabang
Depok melakukan evaluasi pencapaian program
Tinggalkan Rokok (Ti-Rock) melalui pemeriksaan smokerlyzer di SMP Negeri 11 Depok pada 11 Desember 2017. Program yang
dimulai sejak September 2017 itu bertujuan untuk mengedukasi massal dan skrining bagi pelajar tentang bahaya merokok.
3. Berhenti merokok bersama : Program berhenti merokok khusus remaja ini merupakan program pilot project pertama di Indonesia yang
diadakan atas kerjasama FKM UI, Dinas Kesehatan, dan Dinas Pendidikan Kota Depok. Program ini merupakan adopsi dari program
"Not On Tobacco" yang dikembangkan oleh American Lung Association dan dinyatakan sebagai program berhenti merokok remaja yang
paling efektif di negaranya. Bahkan, program ini juga cukup efektif ketika dilakukan di negara-negara lain, pada warga Amerika Indian,
atau keturunan yang secara sosio ekonomi tidak jauh berbeda dengan warga Indonesia. Dari seluruh peserta yang mengikuti program ini,
sebanyak 20% diantaranya telah mampu behenti merokok total. Sementara 80% lainnya, mampu mengurangi jumlah konsumsi merokok
mereka.

Anda mungkin juga menyukai