Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini di seluruh Indonesia, banyak institusi kesehatan tersebar di
bebagai daerah. Jadi dapat diperkirakan mahasiswa dengan basic kesehatan
semakin banyak pula. Untuk membantu mengatasi masalah remaja, maka
mahasiswa dengan basic kesehatan hendaknya ikut berperan aktif yakni
dengan memberikan pendidikan pada remaja di sekolah ataupun di fakultas
non kesehatan. Strategi yang dapat di jalankan adalah melalui penyebarluasan
pengalaman dan pelajaran tentang masalah yang banyak terjadi pada remaja.
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi
masa yang yang menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah. Banyak
proses yang harus dilalui seseorang dimasa transisi kanak-kanak menjadi
dewasa ini. Tantangan yang dihadapi orangtua dan petugas kesehatan dalam
menangangi problematika remaja pun akan semakin kompleks. Namun ada
penyelesaian masalah untuk membentuk manusia-manusia kreatif dengan
karakter yang kuat, salah satunya dengan melakukan asuhan keperawatan
komunitas pada kelompok remaja.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang
semakin canggih membawa dampak pada semua kehidupan, terutama pada
generasi penerus bangsa khususnya pada remaja. Salah satunya dampak
negative banyak para pelajar di kalangan remaja sudah merokok,
berkendaraan dengan kecepatan tinggi, percobaan bunuh diri, minum-
minuman dan penggunaan zat yang merusak kesehatan.
Dampak yang terjadi pada remaja itu merupakan masalah yang
komplek, ditandai oleh dorongan penggunaan yang tidak terkendali untuk
terus menerus digunakan, walaupun mengalami dampak yang negative dan
menimbulkan gangguan fungsi sehari-hari baik dirumah, sekolah maupun di
masyarakat.
1.2 Ruang Lingkup
Dalam makalah ini penulis membahas tentang asuhan keperawatan
komunitas pada remaja.

1.3 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Agar mahasiswa / mahasiswi yarsi memperoleh informasi dan gambaran
tentang Asuhan Keperawatan Komunitas Pada Remaja.
b. Tujuan Khusus
a. Mampu menjelaskan konsep teori tentang remaja.
b. Mampu melaksanakan pengkajian pada remaja dengan masalah yang
ada.
c. Mampu menentukan diagnosa keperawatan pada komunitas remaja.
d. Mampu membuat rencana tindakan asuhan keperawatan komunitas
pada remaja.
e. Mampu menerapkan rencana keperawatan pada asuhan keperawatan
komunitas pada remaja
f. Mampu meyimpulkan hasil pelaksanaan asuhan keperawatan
komunitas pada remaja yang bermasalah.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di
mana individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju
masa dewasa, biasanya antara usia 13-20 tahun. Batasan usia remaja
menurut WHO adalah 12 s/d 24 th Namun jika pada usia remaja sudah
menikah maka ia sudah tergolong dalam kelompok dewasa. Istilah
adolesens biasanya menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika
pubertas menunjukan titik di mana reproduksi mungkin dapat terjadi.
Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan perubahan penampilan
pada orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan
untuk menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi.
2. Perkembangan
a. Perkembangan Kognitif Remaja
1) Abstrak(teoritis).Menghubungkan ide,pemikiran atau konsep
pengertian guna menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh
pemecahan masalah abstrak ; aljabar.
2) Idealistik.Berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain
maupun masalah social kemasyarakatan yang ditemui dalam
hidupnya.
3) Logika. Berfikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu
perencanaan untukmemecahkan suatu masalah. Kemudian
mereka menguji cara pemcahan secara runtut, tratur dan
sistematis.
b. Perkembangan Psikososial Remaja
1) Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis
2) Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
3) Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan
orang dewasa lain
4) Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung
jawab.
5) Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis
c. Perkembangan Identitas Diri
1) Konsep diri
2) Evaluasi diri
3) Harga diri
4) Efikasi diri
5) Kepercayaan diri
6) Tanggung jawab
7) Komitmen
8) Ketekunan
9) Kemandirian
3. Masalah Kesehatan Spesifik Pada Adolesens
a. Kecelakaan tetap merupakan penyebab utama kematian pada
adolesens (sekitar 70%). Kecelakaan kendaraan bermotor, yang
merupakan penyebab umum terbanyak, mengakibatkan hamper
setengah kematian pada usia 16 sampai 19 tahun (Edelmen da
Mandel, 1994). Kecelakaan ini sering dikaitkan dengan intoksikasi
alcohol atau penyalahgunaan obat.
b. Penyalahgunaan zat merupakan kenyataan masalah utama bagi
mereka yang bekerja dengan adolesens. Adolesens dapat menyakini
bahwa zat yang merubah alam persaan menciptakan perasaan
sejahtera atau membuktika tingkat penampilan. Semua
adolesensberada pada risiko penggunaan zat untuk eksperimental
atau kebiasaan atau berasal dari keluarga yang tidak stabil lebih
berisiko terhadap penggunaan kronik dan ketergantungan fisik.
Beberapa adolesens percaya bahwa penggunaan zat membuat
mereka lebih matur.
c. Bunuh diri merupakan penyebab utama kemtian ketiga pad
adolesens usia antara 15 dan 24 tahun (Hawton, 1990); kecelakaan
dan pembunuhan merupakan penyebab utama. Depresi dan isolasi
social biasanya mendahului usha diri, tetapi bunuh diri mungkin juga
sebagai akibat dari kombinasi beberapa factor.
d. Penyakit menular seksual dialami sekitar 10 juta orang per tahun di
bawah usia 25 tahun. Tingkat insiden tertinggi mengharuskan
adolesens yang aktif seksual dilakukan skrining terhadap PMS,
meskipun mereka tidak menunjukan gejala. Kehamilan remaja
merupakan kejadian umum di Amerika Serikat; 1 dari setiap 10
wanita dibawah usia 20 tahun mengalami kehamilan, dan banyak
yang memilih untuk memelihara bayinya sendiri. Kehamilan tidak
memiliki risiko fisik pada ibu yang masih remaja kecuali mereka
dibawah usia 16 tahun atau tidak menerima perawatan prenatal.

B.DEFINISI MEROKOK
  1.Pengertian merokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga
120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah.Rokok dibakar pada salah satu
ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat dihirup lewat mulut pada
ujung lainnya.
Menurut kamus Bahasa Indonesia (2008), merokok didefinisikan sebagai
menghisap rokok, sedangkan rokok itu sendiri diartikan gulungan tembakau (kira-
kira sebesar kelingking) yg dibungkus (daun nipah, kertas, dsb). Armstrong
berpendapat bahwa merokok adalah menghisap asap tembakau yang dibakar ke
dalam tubuh dan menghembuskannya kembali keluar. Pendapat lain dari Levy
menyatakan bahwa perilaku merokok adalah sesuatu yang dilakukan seseorang
berupa membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat
terhisap oleh orang-orang disekitarnya.  Berdasarkan uraian diatas maka dapat
disimpulkan bahwa perilaku merokok adalah suatu kegiatan atau aktivitas
membakar rokok dan kemudian menghisapnya dan menghembuskannya keluar
dan dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh orang-orang disekitarnya.
2.      Penyebab anak-anak remaja merokok

- Pengaruh orang tua dan keluarga/sosialisasi tidak sempurna


Salah satu penyebab para remaja menjadi perokok adalah karena sosialisasi
tidak sempurna dari orang tua dan keluarga mereka, misalnya kurangnya perhatian
dari orang tua, orang tua yang perokok juga menyebabkan anakny menjadi
perokok karena anak encontoh orang tuanya, orang tua yang terlalu sering
memberikan hukuman fisik yang keras kepada anaknya, sehingga anaknya tidak
nyaman, setres itu juga enyebabkan anak remaja menjadi perokok.
2B. Pengaruh lingkungan/masyarakat/teman sebaya
            Banyak fakta membuktikan, banyak remaja yang menjadi perokok
disebabkan karena teman sebayanya yang perokok juga.Biasanya saat remaja,
anak lebih menghabiskan waktu dengan teman, anak juga mudah terhasut dengan
lingkungan dia dengan teman-temannya.Diantara remaja perokok terdapat 87%
mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula
dengan remaja non perokok.Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakn
banyak remaja merokok maka semakn besar kemunkinan teman-temannya adalah
perokok juga dan demikian sebaliknya
            Lingkungan sosial berpengaruh terhadap sikap, kepercayaan dan perhatian
individu pada perokok. Para remaja yang berada di lingkungan masyarakat
perokok otomatis perlahan dia akan menjadi perokok juga.
2C. Faktor kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit dan kebosanan. Satu sifat kepribadian yang bersifat
pada pengguna obat-obat(termasuk alcohol)ialah konformitas sosial.
- Pengaruh dari iklan

Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampikan gambaran


bahwa perokok adalah lambing kejantanan atau glamou.

3.      Akibat  dari remaja yang perokok


- . bahaya kesehatan
Seperti yang sudah diketahui, ada ribuan zat racun yang terkandung dari
dalam rokok. Dari segala bahan berbahaya tersebut, kita pasti bisa terkena
penyakit apa saja. Segala jenis kanker, gangguan pernafasan kronis, stroke,
penyakit jantung, gangguan fungsi seksual, bronchitis, batuk dan masih banyak
lagi. Efek tentang penurunan kesehatan ini memang tidak langsung dirasakan, tapi
biasanya akan dirasakan ketika sudah dewasa atau tua. Bagi pelajar wanita yang
nekat merokok, jangan heran apabila ketika sudah dewasa akan selalu mengalami
keguguran bahkan melahirkan bayi cacat.
- social dan kejiwaan
Bahaya merokok bagi pelajar mencakup masalah social.Pelajar yang
merokok bisa saja dijauhi oleh banyak teman karena kebiasaan buruknya ini.
Peristiwa seperti ini tentu akan mempengaruhi kejiwaan seorang pelajar. Ia bisa
saja menjadi tidak percaya diri, merasa dikucilkan atau malah akan menjadi
pemarah dan pemberontak.

- masalah keuangan
faktanya, emaja yang perokok otomatis dia akan sering membuang uang hanya
untuk membeli rokok, membohongi orang tuanya meminta uang dengan alas an
untuk membeli suatu peralatan sekolah atau sebagainya.

4.      Upaya mengatasi perilaku merokok pada remaja


Orang tua harus lebih memperhatikan dan mengawasi tingkah laku anak
dan meluruskan kenakalan dan penyimpangannya.Sehingga dapat mengembalikan
mereka kepada kebenaran dan mereka mendapatkan keselamatan kembali.Harus
ada pengarahan tentang bahaya dan larangan merokok untuk mencegah anak
remaja merokok oleh sekolah, semacam motivasi untuk anak agar tidak merokok
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

I. Pengkajian

Pengkajian berikut dilakukan menurut teori Community as Partner/Client pada

kelompok remaja :

1. Data inti, terdiri dari :


a. Sejarah : lingkungan tempat tinggal remaja sangat
mempengaruhi
perilaku remaja, semakin lama remaja tinggal di suatu wilayah,semakin melekat
kebiasaan dan adat istiadat dari daerah tersebut pada diri remaja.

b. Demografi
Yang dikaji disini adalah  

 Jumlah masyarakat berdasarkan persentasenya :


45% remaja

30 % dewasa

20% anak-anak

5% Lansia

 Jumlah remaja berdasarkan status kesehatannya :


40 % remaja merokok

30% Anemia

30% lainnya mengalami kesehatan yang optimal


c. Vital statistik

 Kelahiran
 Mortalitas :
Bukan karena penyakit :

1. Sebagian besar karena kecelakaan : berdasarkan data Badan Kesehatan


Dunia PBB (WHO), kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 30
ribu orang per tahun
2. Persalinan : Remaja putri berusia kurang dari 18 tahun mempunyai 2-5
kali resiko kematian ketika persalinan dibandingkan dengan wanita
yang telah berusia 18-25tahun akibat persalinan macet, perdarahan,
maupun faktorlain. Ahmad (2004) dari laporan Save the Children : 1
dari10 persalinan dialami oleh ibu yang masih anak2, berusia11-12
tahun menyebabkan komplikasi kehamilan danpersalinan membunuh
70,000 remaja puteri tiap tahun
 Morbiditas : kasus yang sering terjadi pada remaja yang dapat
dikelompokkan menjadi 2 : Karena penyakit, penyakit yang sering terjadi
pada remaja antara lain : fraktur karena trauma, penyakit kulit, tipoid,
penyakit infeksi, DBD, dan lain-lain.
1. HIV/AIDS kelompok usia 15 - 19 berjumlah 151 orang (4,14%),19-24
berjumlah 930 orang (25,50%)
2.  Jumlah kasus penyalahgunaan Narkoba di Indonesia daritahun 1998-2003
adalah 20.301 orang, di mana 70%diantaranya berusia antara 15-19 tahun
3. Penyakit menular seksual (PMS) sepertiga dari infeksi PMS diNegara-
negara berkembang terjadi pada mereka yang berusia13-20 tahun.Bukan
karena penyakit tetapi karena :
a. Kecelakaan : Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia PBB(WHO),
kecelakaan lalu lintas di Indonesia mencapai 30 ribuorang per tahun
b.  Komplikasi aborsi yang tidak aman akibat kehamilan yang
tidakdiinginkan. Survey di Negara-negara berkembang hamper 60
%kehamilan dibawah usia 20 tahun adalah kehamilan yang
tidakdiinginkan
4. Penyalahgunaan alkohol dikelompokkan berdasarkapendidikan formal
pada tahun 2006, SLTP dan SLTAmenempati urutan pertama dengan
73.253 kasus, SD dengan 8.449 kasus, dan PT dengan 3.987 kasus
(anonim,2007)

2. Komponen sub sistem, terdiri dari :

a. Lingkungan fisik

Pengkajian lingkungan fisik

1)  Lingkungan

- Lingkungan Mereka tinggal di RT dan RW Lurah yang menyokong kegiatan


karang taruna

2) Kebiasaan :

 Tempat kumpul-kumpul :, masjid,


    Para remaja melakukan wirid pengajian setiapsabtu pada malam hari

  Kebiasaan remaja : positif  ( melakukan berkumpul bersama melakukan


wirid pengajian)
5) Transportasi : Motor

6) Pusat pelayanan  Kesehatan yang ada di daerah ini adalah  PUSKESMAS


CENDANA MUDA

Data ini tidak di jelaskan dalam kasusu yang seharusnya adauntuk data
pelaksanaan Auhan Keperawatan Pada Remaja antara lain :

7) Tempat belanja : remaja sering nongkrong dan berbelanja dimall, pasar, pusat
perbelanjaan
8) Tempat ibadah : masjid, gereja, wihara, pura

9) Politik : poster tentang narkoba, free sex, aborsi

10)Media : TV, radio, koran, majalah, papan pengumuman

11)Orang jalanan : banyak pula remaja yang menjadi pengamendan anak jalanan.
Ada yang disebabkan karena kondisi yang sulit dan bahkan ada remaja yang kabur
dari rumahnya karena perseteruan denagn orang tua sehingga menjadi
glandangan.

b. Pelayanan kesehatan 
- Fasilitas dalam komunitas di daerah ini adalah  puskesmas,

c. Ekonomi
d.Politik dan pemerintahan
Kelompok pelayanan masyarakat yang sering diikuti oleh remaja,antara lain :
Karang Taruna,

e. Komunikasi
Data ini juga tidak ada sebagai pendukung asuhan keperawatan pada remaja :

- Komunikasi formal : Koran, Radio, TV

- Komunikasi informal : Papan pengumuman, poster (tentang narkoba, free sex,


merokok), internet

f.Pendidikan : institusi pendidikan pada remaja antara lain : SD, SMP,dan SMA.
Program UKS biasanya dijalankan di sekolah-sekolah untuk kesehatan remaja.
Selain itu pendidikan KRR (Kesehatan Reproduksi Remaja) telah dilakukan atas
dukungan Depkes dan WHO di sekolah dan lembaga pendidikan.
f. Rekreasi :
Waktu luang remaja biasanya diisi dengan berbagai kegiatan baik yang positif
maupun negatif. Positif : kegiatan ekstrakurikuler di

h.Sekolah, les pelajaran tambahan, les minat dan bakat, mengaji di MESJID
II. Diagnosa Keperawatan
Masalah yang dapat diangkat dari pengkajian diatas antara lain :

1. Resiko terjadi kenakalan pada Remaja


2. Gangguan citra tubuh
3. Perilaku destruktif
4. Perubahan pemeliharaan kesehata
5.  Kurang Perawatan diri
6. Kurang pengetahuan
Diagnosa dari permasalahan di atas, yaitu :

2. Resiko terjadinya kenakalan remaja di RW 3 berhubungan dengan :

a. Kurang pengetahuan remaja tentang tumbuh kembang dan masalahmsalah


kenakalan remaja dan akibatnya.
b. Tidak berfungsinya wadah remaja untuk melakukan kegiatan
c.  Resiko cedera pada remaja di di RW 3 berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan remaja tentang bahaya kebut-kebutan dijalan raya
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi
masa yang yang menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah. Banyak
proses yang harus dilalui seseorang dimasa transisi kanak-kanak menjadi
dewasa ini. Tantangan yang dihadapi orangtua dan petugas kesehatan dalam
menangani problematika remaja pun akan semakin kompleks. Namun ada
penyelesaian masalah untuk membentuk manusia-manusia kreatif dengan
karakter yang kuat, salah satunya dengan melakukan asuhan keperawatan
komunitas pada kelompok remaja.
Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana
individu mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa,
biasanya antara usia 13-20 tahun. Perubahan hormonal pubertas
mengakibatkan perubahan penampilan pada orang muda, dan perkembangan
mental mengakibatkan kemampuan untuk menghipotesis dan berhadapan
dengan abstraksi.
Diagnosa yang muncul di kelurahan A pada remajanya adalah
perubahan pemeliharaan kesehatan pada remaja di kelurahan A berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan remaja tentang efek bahaya merokok, alkohol
dan narkoba.diagnosa yang kedua adalah resiko terjadinya peningkatan angka
kematian pada remaja di kelurahan A berhubungan dengan kurangnya
pengetahuan remaja tentang bahaya kebut-kebutan di jalan raya.
Asuhan keperawatan komunitas bertujuan untuk meningkatkan
kesehatan pada masyarakat khususnya remaja. Remaja dengan jiwa yang
masih labil masih perlu bimbingan melalui penyuluhan agar resiko
peningkatan angka kematian dan perubahan pemeliharaan kesehatan pada
remaja kelurahan A teratasi.

B. Saran
1. Bagi remaja kelurahan A
Kesehatan merupakan hal yang paling penting dan utama demi masa
depan nantinya agar cita-cita dapat tercapai, diharapkan dengan adanya
penyuluhan ini remaja menjadi manusia yang kreatif dan berrkarakter yang
kuat dan remaja dapat meningkatkan pemeliharaan kesehatan.
2. Bagi para pembaca
Makalah ini bisa digunakan sebagai tambahan bahan untuk
menambah wawasan mengenai asuhan keperawatan komunitas khususnya
remaja diharapkan para pembaca dapat menyempurnakan makalah ini
lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Potter dan Perry. (2005). Fundamental Keperawatan, edisi 4. Jakarta: EGC

Http:\Info » Kesehatan » Peran Pendidikan dalam Mengatasi Masalah Kesehatan

Remaja • www.jakartamotorhonda.com. Diakses tanggal 14April 2013

Http:\remaja-dan-permasalahannnya.html. diakses tanggal 14April 2013

Http:\peran-mahasiswa-dalam-kesehatan.html. diakses tanggal 14April 2013

Anda mungkin juga menyukai