Anda di halaman 1dari 8

KARYA ILMIAH

BAHAYA MEROKOK BAGI KESEHAATAN

DISUSUN OLEH:
Nama : Firdaus Bayu Alamsyah
Kelas : XII IPS 1
Absen : 04

MA MA’HADUT THOLABAH BABAKAN


TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan


makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun
tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.
Karya ilmiah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang,
bahaya merokok, penyimpangan sek pada remaja, dan bahaya penyalahgunaan
minuman keras dan narkoba. yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber. Karya ilmiah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai
rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar.
Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya
makalah ini dapat terselesaikan.
Karya ilmiah ini memuat tentang “bahaya merokok” yang sangat
berbahaya bagi kesehatan seseorang. Walaupun karya ilmiah ini mungkin kurang
sempurna tapi juga memiliki detail yang cukup jelas bagi pembaca.
Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada ibu guru bahasa
Indonesia, yang telah membimbing penyusun agar dapat mengerti tentang
bagaimana cara kami menyusun karya tulis ilmiah.
Semoga karya ilmiah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas
kepada pembaca. Walaupun karya ilmiah ini memiliki kelebihan dan kekurangan.
Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

Tegal, Februari 2022

Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang Masalah


Masa remaja merupakan masa dimana seorang individu mengalami
peralihan dari satu tahap ke tahap berikutnya dan mengalami perubahan baik
emosi, tubuh, minat, pola perilaku, dan juga penuh dengan masalah-masalah
(Hurlock, 1998). Oleh karenanya, remaja sangat rentan sekali mengalami
masalah psikososial, yakni masalah psikis atau kejiwaan yang timbul sebagai
akibat terjadinya perubahan sosial (TP-KJM, 2002). Masa remaja merupakan
sebuah periode dalam kehidupan manusia yang batasannya usia maupun
peranannya seringkali tidak terlalu jelas. Pubertas yang dahulu dianggap
sebagai tanda awal keremajaan ternyata tidak lagi valid sebagai patokan atau
batasan untuk pengkategorian remaja sebab usia pubertas yang dahulu terjadi
pada akhir usia belasan (15-18) kini terjadi pada awal belasan bahkan sebelum
usia 11 tahun. Seorang anak berusia 10 tahun mungkin saja sudah (atau
sedang) mengalami pubertas namun tidak berarti ia sudah bias dikatakan
sebagai remaja dan sudah siap menghadapi dunia orang dewasa. Ia belum siap
menghadapi dunia nyata orang dewasa, meski di saat yang sama ia juga bukan
anak-anak lagi.
Berbeda dengan balita yang perkembangannya dengan jelas dapat diukur,
remaja hampir tidak memiliki pola perkembangan yang pasti. Dalam
perkembangannya seringkali mereka menjadi bingung karena kadang-kadang
diperlakukan sebagai anak-anak tetapi di lain waktu mereka dituntut untuk
bersikap mandiri dan dewasa. Memang banyak perubahan pada diri seseorang
sebagai tanda keremajaan, namun seringkali perubahan itu hanya merupakan
suatu tanda-tanda fisik dan bukan sebagai pengesahan akan
keremajaan seseorang. Namun satu hal yang pasti, konflik yang dihadapi oleh
remaja semakin kompleks seiring dengan perubahan pada berbagai dimensi
kehidupan dalam diri mereka. Untuk dapat memahami remaja, maka perlu
dilihat berdasarkan perubahan pada dimensi dimensi tersebut.

II. Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah adalah sebagai berikut :
Untuk menggambarkan bahaya merokok, penyimpangan sek pada remaja,
dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba.
III. TUJUAN
Supaya pembaca lebih mengerti tentang bahaya merokok, penyimpangan
sek pada remaja, dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan
narkoba. Supaya pembaca menyadari bahwa merokok, penyimpangan sek
pada remaja, dan bahaya penyalahgunaan minuman keras dan narkoba
dapat merusak tubuh manusia.
BAB II
PEMBAHASAN
REMAJA DAN ROKOK

Di masa modern ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang sangat


tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan kenikmatan bagi si
perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak buruk bagi si perokok
sendiri maupun orang – orang disekitarnya. Berbagai kandungan zat yang terdapat
di dalam rokok memberikan dampak negatif bagi tubuh penghisapnya. Beberapa
motivasi yang melatarbelakangi seseorang merokok adalah untuk mendapat
pengakuan (anticipatory beliefs), untuk menghilangkan kekecewaan ( reliefing
beliefs), dan menganggap perbuatannya tersebut tidak melanggar norma
( permissive beliefs/ fasilitative) (Joewana, 2004). Hal ini sejalan dengan kegiatan
merokok yang dilakukan oleh remaja yang biasanya dilakukan didepan orang lain,
terutama dilakukan di depan kelompoknya karena mereka sangat tertarik kepada
kelompok sebayanyaatau dengan kata lain terikat dengan kelompoknya.
Penyebab Remaja Merokok antara lain:
1. Pengaruh 0rangtua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda
yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, dimana orang tua tidak
begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang
keras lebih mudah untuk menjadi perokok dibanding anak-anak muda yang
berasal dari lingkungan rumah tangga yang bahagia (Baer & Corado dalam
Atkinson, Pengantar psikologi, 1999:294).
2. Pengaruh teman.
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok
maka semakin besar kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan
demikian sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi,
pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan
temanteman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang
akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat
87% mempunyai sekurang- kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok
begitu pula dengan remaja non perokok (Al Bachri,1991)
3. Faktor Kepribadian.
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin
melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari
kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang bersifat prediktif pada
pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang
memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah
menjadi penggunadibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang
rendah (Atkinson, 1999).
4. Pengaruh Iklan.
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan
gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour, membuat
remaja seringkali terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam
iklan tersebut. (Mari Juniarti, Buletin RSKO, tahun IX,1991).
Merokok pada umumnya sangat berbahaya pada diri kita maupun diri
orang lain disekitar kita. Dalam rokok banyak mengandung Nikotin yang
dapat merusak organ tubuh manusia, daintaranya yaitu Kanker, serangan
jantung, impotensi, dan gangguan kehamilan dan janin.
BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
Pencegahan harus lebih diutamakan dari pada pengobatan. Jangan sekali
kali mencoba untuk merokok karena hamper dari semua yang terjerumus
berawal dari coba coba. Pikirkan bentuk pergaulan. Pencegahan lebih baik
dari pada pengobatan

II. Saran
Menekan pada pencegahan maka perlu dipikirkan upaya upaya yang lebih
sungguh sungguh dan terpadu : di sekolah, di rumah dan melibatkan pihak
pihak lain.
DAFTAR PUSTAKA

Atkinson (1999). Pengantar Psikologi. Jakarta: Penerbit Erlangga.


Direktorat Kesehatan Jiwa Masyarakat (2001). Buku Pedoman Umum Tim
Pembina, Tim Pengarah & Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa. Direproduksi oleh
Proyek Peningkatan Kesehatan Khusus APBD 2002.
Hurlock, E.B (1998). Perkembangan Anak. Alih bahasa oleh Soedjarmo &
Istiwidayanti. Jakarta: Erlangga.
Kozier, B (1991). Fundamental of Nursing : Concept, Process, and Practice.
Fourth Edition. California : Addison-Wesley Publishing Company.
Mappiare, A. (1992). Psikologi Remaja. Surabaya: Usaha Nasional.
Stuart & Sundeen (1998). Principle and Practice of Psychiatric Nursing. 6 th. Ed.
Philadelphia: The C V Mosby.
Azwar, S. 2002. Sikap Manusia, Teori Dan Pengukurannya. Yogyakarta. Pustaka
Pelajar Offset

Anda mungkin juga menyukai