Anda di halaman 1dari 21

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN REMAJA YANG MEROKOK

Askep ini dibuat untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :

1. Anisa Riski 010118A015


2. Chasna Kamala Annabila 010118A027
3. Chrisna Wijaya 010118A028
4. Diva Yhuna A 010118A043
5. Farihatul Muzayanah 010118A053
6. Ferdyan Gilang 010118A056
7. Isti Agustin 010118A068
8. Nadhea Dinda Kurnia Sari 010118A089

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NGUDI WALUYO
2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan hidayah-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang
sangat sederhana. Makalah ini berisi tentang “Asuhan Keperawatan Keluarga dengan
Remaja yang Merokok ” Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
kita semua.
Saya menyadari bahwa sebagai manusia yang memiliki keterbatasan, tentu makalah saya
ini tidak luput dari kekurangan baik dari segi isi maupun penulisan kata. Maka dari itu dengan
mengharapkan ridha Allah SWT. Saya sangat membutuhkan kritik dan saran yang membangun
dari anda semua untuk memperbaiki makalah ini dimasa yang akan datang. Semoga Allah SWT.
meridhai makalah ini. Aamiin ya rabbal aamiin.

Ungaran, 22 Maret 2021

Penulis

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Remaja merupakan periode ketika individu menjadi matur secara fisik maupun
psikologis dan memperoleh identitas personal. Di akhir periode kritis perkembangan ini,
individu harus siap memasuki dunia dewasa dan mengemban berbagai tanggung jawab.
Periode remaja sering kali dibagi kedalam tiga tahap ; remaja awal, berlangsung dari usa
12 hingga 13; remaja menengah, dari usia 14 hingga 16 tahun; remaja akhir, dari usia 17
hingga 18 atau 20 tahun. (Dona wong.dkk, 2008)
Pada masa remaja terjadi beberapa perkembangan diantaranya perkembangan
fisik ditandai dengan peningkatan tinggi badan, pembesaran payudara, menstruasi,
bertumbuhnya jakun, suara mulai membesar dan mimpi basah. Perkembangan kognitif
ditandai dengan individu dapat berfikir di luar konteks yang terjadi saat ini dan di luar
dunia nyata. Perkembangan moral pada masa remaja yaitu pada tingkat konvensional
perkembangan moral yang biasanya remaja menguji nilai-nilai, standar, serta moral yang
mereka miliki. Perkembangan spiritual, pada perkembangan ini remaja bisa memutuskan
bahwa perbedaan salah, megelompokan perbedaan, meminta saran dari individu yang
penting. Pada masa perkembangan psikososial yaitu pembentukan identitas diri ini,
sangat banyak perilaku-perilaku yang negative diantaranya pergaulan homoseksual, seks
bebas, merokok, tawuran, alcohol. (Kozier, 2010)
Penyebab remaja merokok sebenarnya karena ingin mencoba bagaimana rasanya
rokok, akan tetapi di dalam rokok terdapat 4000 jenis senyawa kimia beracun yang
berbahaya untuk tubuh, 43 diantaranya bersifat karsinogenik. Adapun komponen utama
rokok yaitu nikotin suatu zat yang berbahaya penyebab kecanduan, tar yang bersifat
karsinogenik, dan CO yang dapat 9 10 menurunkan kandungan oksigen dalam darah.
Sangat jelas kenapa orang yang sudah memulai merokok selalu ingin merokok kembali,
itu karena rokok membuat seseorang jadi ketergantungan(dependensi) dan

3
ketagihan(adiksi). Mengkonsumsi rokok juga merupakan salah satu factor resiko utama
terjadinya gangguan system pernafasan diantaranya penyakit paru kronik, bronchitis
kronis, TBC, kanker paru, emfisema dll, adapun gangguan system lain yaitu system
kardiovaskuler : jantung coroner, stroke dll. (Kemenkes RI, 2013) Oksigenasi adalah
proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi
merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses
metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan
tetapi penambahan CO2 yang berlebihan batas normal pada tubuh akan memberikan
dampak yang cukup bermakna terhadap aktivitas sel (Wahit Iqbal Mubarak, 2007)
Pada gaya hidup seorang perokok akan mempengaruhi status oksigenasi sebab
semakin sering merokok menyebabkan terjadinya inflamasi atau peradangan pada paru-
paru yang lama kelamaan akan membuat paru-paru luka tersebut terluka, dan juga dapat
memperburuk penyakit arteri coroner dan pembuluh darah arteri. Nikotin yang
terkandung dalam rokok dapat menyebabkan vasokontraksi pembuluh darah perifer dan
pembuluh darah coroner. Akibatnya, suplai darah ke jaringan menurun. (Asmadi, 2008)
Menurut data WHO tahun 2010, Indonesia merupakan Negara ketiga dengan
jumlah perokok terbesar di dunia setelah Cina dan India. Peningkatan konsumsi rokok
berdampak pada makin tingginya beban penyakit akibat rokok dan bertambahnya angka
kematian akibat rokok. Tahun 2030 diperkirakan angka kematian perokok di dunia akan
mencapai 10 juta jiwa dan 70% di antaranya berasal dari Negara berkembang.(Kemenkes
RI, 2017)
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana konsep Dasar Remaja ?
2. Bagaimana Kosep Dasar Keluarga?
3. Bagaimana Konsep Dasar Rokok
4. Bagaimana Konsep Dasar Oksigenasi ?
5. Bagaimana Asuhan Keperawatan Keluarga dengan Remaja yang Merokok?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui konsep dasar remaja
2. Untuk mengetahui konsepdasar keluarga

4
3. Untuk mengetahui konsep dasar rokok
4. Untuk mengetahui konsep dasar oksigenasi
5. Untuk mengetahui Asuhan Keperawatan keluarga dengan remaja yang merokok

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Remaja


a. Pengertian
Remaja merupakan masa dimana peralihan dari masa anak-anak ke masa dewasa,
yang telah meliputi semua perkembangan yang dialami sebagai persiapan
memasuki masa dewasa. Perubahan perkembangan tersebut meliputi aspek fisik,
psikis dan psikososial. Masa remaja merupakan salah satu periode dari
perkembangan manusia. Remaja ialah masa perubahan atau peralihan dari anak-
anak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologis, perubahan psikologis,
dan perubahan sosial (Sofia & Adiyanti, 2013)
b. Tahapan remaja
Menurut Monks (2008) remaja merupakan masa transisi dari anak-anak hingga
dewasa, Fase remaja tersebut mencerminkan cara berfikir remaja masih dalam
koridor berpikir konkret, kondisi ini disebabkan pada masa ini terjadi suatu proses
pendewasaan pada diri remaja. Masa tersebut berlangsung dari usia 12 sampai 21
tahun, dengan pembagian sebagai berikut:
1. Masa remaja awal (Early adolescent) umur 12-15 tahun.
Seorang remaja untuk tahap ini akan terjadi perubahan-perubahan yang
terjadi pada tubuhnya sendiri dan yang akan menyertai perubahanperubahan
itu, mereka pengembangkan pikiran-pikiran baru sehingga, cepat tertarik pada
lawan jenis, mudah terangsang secara erotis, dengan dipegang bahunya saja
oleh lawan jenis ia sudah akan berfantasi erotik.
2. Masa remaja pertengahan (middle adolescent)umur 15-18 tahun
Tahap ini remaja membutuhkan kawan-kawan, remaja senang jika banyak
teman yang mengakuinya. Ada kecenderungan mencintai pada diri sendiri,
dengan menyukai teman-teman yang sama dengan dirinya, selain itu ia berada
dalam kondisi kebingungan karena tidak tahu memilih yang mana peka atau
tidak peduli, ramai-ramai atau sendiri, optimis atau pesimistis, idealitas atau
materialis, dan sebagainya.
3. Remaja terakhir umur (late adolescent 18-21 tahun.
Tahap ini merupakan dimana masa konsulidasi menuju periode dewasa
dan ditandai dengan pencapaian 5 hal yaitu: 1) Minat makin yang akan
mantap terhadap fungsi intelek. 2) Egonya akan mencari kesempatan untuk
bersatu dengan orang lain dan dalam pengalaman-penglaman baru 3)
Terbentuk identitas seksual yang tidak berubah lagi. 4) Egosentrisme (terlalu

6
mencari perhatian pada diri sendiri) diganti dengan keseimbangan dan
kepentingan diri sendiri dengan orang lain. 5) Tumbuh “dinding” yang
memisahkan diri pribadinya (privateself) 6) masyarakat umum (Sarwono,
2010).
c. Karakteristik perkembangan sifat remaja
Menurut Ali (2011), karakteristik perkembangan sifat remaja yaitu:
1) Kegelisahan. Sesuai dengan masa perkembangannya, remaja mempunyai banyak
angan-angan, dan keinginan yang ingin diwujudkan di masa depan. 18 Hal ini
menyebabkan remaja mempunyai anganangan yang sangat tinggi, namun kemampuan
yang dimiliki remaja belum memadai sehingga remaja diliputi oleh perasaan gelisah.
2) Pertentangan Pada umumnya, remaja sering mengalami kebingungan karena sering
mengalami pertentangan antara diri sendiri dan orang tua. Pertentangan yang sering
terjadi ini akan menimbulkan kebingungan dalam diri remaja tersebut.
3) Mengkhayal Keinginan dan angan-angan remaja tidak tersalurkan, akibatnya remaja
akan mengkhayal, mencari kepuasan, bahkan menyalurkan khayalan mereka melalui
dunia fantasi. Tidak semua khayalan remaja bersifat negatif. Bersifat positif, misalnya
menimbulkan ide-ide tertentu yang dapat direalisasikan.
4) Akitivitas berkelompok Adanya bermacam-macam larangan dari orangtua akan
mengakibatkan kekecewaan pada remaja bahkan mematahkan semangat para remaja.
Kebanyakan remaja mencari jalan keluar dari kesulitan yang dihadapi dengan berkumpul
bersama teman sebaya. Mereka akan melakukan suatu kegiatan secara berkelompok
sehingga berbagai kendala dapat mereka atasi bersama. 5) Keinginan mencoba segala
sesuatu Pada umumnya, remaja memiliki rasa ingin tahu yang tinggi (high curiosity).
Karena memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, remaja 19 cenderung ingin berpetualang,
menjelajahi segala sesuatu, dan ingin mencoba semua hal yang belum pernah dialami
sebelumnya.

d. Perkembangan Remaja
a) Perkembangan fisik Perubahan fisik terjadi dengan cepat pada remaja. Kematangan
seksual sering terjadi seiring dengan perkembangan seksual secara primer dan
sekunder. Perubahan secara primer berupa perubahan fisik dan hormon penting untuk
reproduksi, perubahan sekunder antara lakilaki dan perempuan berbeda (Potter &
Perry, 2009). Pada anak laki-laki tumbuhnya kumis dan jenggot, jakun dan suara

7
membesar. Puncak kematangan seksual anak laki-laki adalah dalam kemampuan
ejakulasi, pada masa ini remaja sudah dapat menghasilkan sperma. Ejakulasi ini biasanya
terjadi pada saat tidur dan diawali dengan mimpi basah (Sarwono, 2011). Pada anak
perempuan tampak perubahan pada bentuk tubuh seperti tumbuhnya payudara dan
panggul yang membesar. Puncak kematangan pada remaja wanita adalah ketika
mendapatkan menstruasi pertama (menarche). Menstruasi pertama menunjukkan
bahwa remaja perempuan telah memproduksi sel telur yang tidak dibuahi, sehingga
akan keluar bersama darah menstruasi melalui vagina atau alat kelamin wanita
(Sarwono, 2011).
b) Perkembangan emosi Perkembangan emosi sangat berhubungan dengan
perkembangan hormon, dapat ditandai dengan emosi yang sangat labil. Remaja 20
belum bisa mengendalikan emosi yang dirasakannya dengan sepenuhnya (Sarwono,
2011).
c) Perkembangan kognitif Remaja mengembangkan kemampuannya dalam
menyelesaikan masalah dengan tindakan yang logis. Remaja dapat berfikir abstrak dan
menghadapi masalah yang sulit secara efektif. Jika terlibat dalam masalah, remaja dapat
mempertimbangkan beragam penyebab dan solusi yang sangat banyak
d) Perkembangan psikososial Perkembangan psikososial ditandai dengan terikatnya
remaja pada kelompok sebaya. Pada masa ini, remaja mulai tertarik dengan lawan jenis.
Minat sosialnya bertambah dan penampilannya menjadi lebih penting dibandingkan
sebelumnya. Perubahan fisik yang terjadi seperti berat badan dan proporsi tubuh dapat
menimbulkan perasaan yang tidak menyenangkan seperti, malu dan tidak percaya diri
e. Resiko kesehatan
Resiko kesehatan yang dialami oleh remaja :
a. Kecelakaan Kecelakaan menjadi penyebab utama kematian pada remaja. Kecelakaan
kendaraan bermotor mengakibatkan 74% kematian yang tidak disengaja pada anak usia
10-19 tahun. (Hockenberry dan Wilson,2007)
b. Pembunuhan Pembunuhan merupakan penyebab kematian kedua pada kelompok
usia 15-24 tahun. Kepemilikan senjata akan meningkatkan resiko 21 pembunuhan dan
bunuh diri bagi remaja, oleh karena itu tanyakan mengenai keberadaan senjata api di
rumah saat melakukan konseling keluarga (Hockenberry dan Wilson,2007)

8
c. Bunuh diri Bunuh diri merupakan penyebab kematian ketiga pada remaja berusia 13-
19 tahun. Pada penelitian terbaru national center for health statistics, sekitar seperlima
siswa sekolah menengah atas pernah mempertimbangkan untuk bunuh diri dalam 12
bulan terakhir.
d. Penyalahgunaan obat Penyalahgunaan obat-obattan merupakan masalah bagi semua
pihak yang berhubungan dengan remaja. Remaja percaya bahwa subtansi tersebut
dapat memberikan kenyamanan dan meningkatkan performa dirinya. Statiska terkini
memperlihatkan bahwa pada akhir sekolah SMA, 85% remaja telah mengonsumsi
alcohol, 65% telah mencoba merokok, dan 49% telah pernah mencoba marijuana.

B. Konsep Dasar Keluarga


a. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh kebersamaan dan
kedekatan emosional serta yang mengidentifikasi dirinya sebagai bagian dari keluarga
(Friedman, 2010).
Dapat disimpulkan bahwa keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari dua orang atau lebih yang tinggal di suatu tempat dan mereka hidup dalam
satu rumah, yang disatukan oleh keberamaan, kedekatan emosional dan saling
ketergantungan.
b. Fungsi Keluarga
Secara umum fungsi keluarga menurut Friedman, 1998 adalah sebagai berikut:
1) Fungsi Afektif (The Affective Function)
Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan
kegembiraan dari seluruh anggota keluarga. Tiap anggota keluarga saling
mempertahankan iklim yang positif. Hal tersebut dapat dipelajari dan
dikembangkan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga. Fungsi afektif
merupakan sumber energi yang menentukan kebahagiaan keluarga. Keretakan
keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga, timbul karena fungsi afektif di
dalam keluarga tidak dapat terpenuhi.
2) Fungsi Sosialisasi

9
Sosialisasi adalah proses perkembangan dan perubahan yang dilalui
individu, yang menghasilkan interaksi social dan belajar berperan dalam
lingkungan sosial (Friedman, 1986).
Sosialisasi dimulai sejak manusia lahir. Keluarga merupakan tempat
individu untuk belajar bersosialisasi, misalnya anak yang baru lahir dia akan
menatap ayah, ibu dan orang-orang yang disekitarnya. Kemudian beranjak balita
dia mulai belajar bersosialisasi dengan lingkungan disekitar meskipun demikian
keluarga tetap berperan penting dalam bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan
individu dan keluarga dicapai melalui interaksi atau hubungan antar anggota
keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi. Anggota keluarga belajar disiplin,
belajar norma-norma, budaya dan perilaku melalui hubungan dan interaksi
keluarga.
3) Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah sumber
daya manusia. Maka dengan ikatan suatu perkawinan yang sah, selain untuk
memenuhi keebutuhan biologis pada pasangan tujuan untuk membentuk keluarga
adalah untuk meneruskan keturunan.
4) Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan fungsi keluarga seperti memenuhi kebutuhan
seluruh anggota keluarga seperti memnuhi kebutuhan akan makanan, pakaian, dan
tempat tinggal. Banyak pasangan sekarang kita lihat dengan penghasilan yang
tidak seimbang antara suami dan istri hal ini menjadikan permasalahn yang
berujung pada perceraian.
5) Fungsi perawatan kesehatan
Keluarga juga berperan atau berfungsi untuk melaksanakan praktek
asuhan kesehatan, yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau
merawat anggota keluarga yang sakit. Kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan kesehatan mempengaruhi status kesehatan keluarga. Kesanggupan
keluarga melaksanakan pemeliharaan kesehatan dapat dilihat dari tugas kesehatan
keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat melaksanakan tugas kesehatan
berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan.

10
Tugas kesehatan keluarga adalah sebagai berikut : (Friedman, 1998 dalam
Murwani, 2007)
a) Mengenal masalah Kesehatan
b) Membuat keputusan tindakan kesehatan yang tepat
c) Memberi perawatan pada anggota keluarga yang sakit
d) Mempertahankan atau menciptakan suasana rumah yang sehat
e) Mempertahankan hubungan dengan fasilitas kesehatan masyarakat
c. Stresor dan Koping Keluarga
1) Stresor jangka pendek dan panjang
a) Stresor jangka pendek yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu ± 6 bulan.
b) Stresor jangka panjang yaitu stresor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan.
2) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi / stresor
Hal yang perlu dikaji adalah sejauh mana keluarga berespon terhadap
situasi / stresor.
3) Strategi koping yang digunakan
Strategi koping apa yang digunakan keluarga bila meghadapi
permasalahan.
4) Strategi adaptasi disfungsional
Dijelaskan mengenai strategi adaptasi disfungsional yang digunakan
keluarga bila menghadapi permasalahan.
d. Harapan Keluarga
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas
kesehatan yang ada.

C. Konsep Dasar Rokok


a. Pengertian
Rokok adalah hasi tembakau yang di bungkus didalam kertas rokok yang
digunakan dengan caradibkar pada ujungnya. Rokok sendiri meliputi kretek dan rokok
pitih yang berasal dari tanaman nicotianatabacum, Nicotianarustica dan spesies lainnya
atau sintetisnya mengandung nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan.

11
Jenis rokok dibagi menjadi tiga jenis berdasarkan bahan baku
1. Rokok putih : rokok yang berbahanbaku atau isinya hanya tembakau yang berupa
kertas dan diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma tertentu untuk
menghasilkan rasa atau rokok yang sesuai rata-rata rokok putih ini memiliki filter
2. Rokok kretek : rokk yang berbahann baku atau isinya berupa daun tembakau dan
cengkeh yang diber saus pada tembakaunya dan filternya untuk mendapatkan efek
rasa dan aroma tertentu.
3. Rokok klembak ; rokok yang bahan bakunya atau isinya berupa daun tembakau
cengkeh dan kemenyan yang diberi saus untuk mendapatkan efek rasa dan aroma
terentu.
Rokok berdasarkan penggunaan filter dibagi menjadi dua jenis, yaitu;

1. Rokok filter adalah rokok yang pada bagian pangkalnya terdapat gabus yang berguna
sebagai penyaring, bagian pangkal atau ujung dari rokok hal ini berguna untuk
menahan tar dan nikotin masukterlalu banyak kedalam asap rokok
2. Rokok non filter adalah rokokyang pada bagian pangkalnya tidak terdpa gabusatau
filter yangberguna untuk menyaring sehingga asap yang diperoleh dari tembakau
yang dibakar angsung masuk kedalam sistem pernafasan manusia tanpa terdapat
penyaring kmbali.
b. Komonen rokok
Rokok merupakan gabungan dari bahan-bahan kimia, satu batang rokok yang
dibakar akan mengeluarkan 4000 bahan kimia, rokok mengasilkan suatu pembakaran
yang tidak sempurna yang diendapkan didalam tubuh ketika dihisap. Secara umum
komponen rokok dibagi menjadi duagolongan besar, yaitu : komponen gas (92%) dan
komponen padat atau partikel (8%).
Komponen gas rokok terdiri dari karbondioksida, kabonmonoksida, hidrogen
sianida, amniak, oksida dari nirogen dan senyawa hidrokarbin.partikel rokok terdiri dari
tar, nikotin, benzentracce, benzopiren, fenol, cadmium, indol, karbarzol, dan kresol. Zat-
zat ini beracun, mengiritasi dan menimbulkankanker (karsinogen). Nikotin merupakan
komponen ang paling banyak dijumpai didalam rokok.
Tar, nikotin, dan karbonmonoksida merupakan tiga macam bahan kimia yang
paling berbahaya dalam asap rokok. Tar adalah kumpulan dari beribu-ribu bahan kimia
dalam komponen padat asap rokok dan bersifat karsinogenik. Pada saat rokok dihisap, tar
masuk ke rongga mulut sebagai uap padat yang setelah dingin akan menjadi padat dan
membentuk endapan berwarna coklat pada permukaan gigi, saluran napas, dan paru-paru.
Komponen tar mengandung radikal bebas, yang berhubungan dengan resiko timbulnya
kanker.10 Nikotin merupakan bahan yang bersifat toksik dan dapat menimbulkan
ketergantungan psikis. Nikotin merupakan alkaloid alam yang bersifat toksis, berbentuk
cairan, tidak berwarna, dan mudah menguap. Zat ini dapat berubah warna menjadi
coklat dan berbau seperti tembakau jika bersentuhan dengan udara. Nikotin berperan
dalam menghambat perlekatan dan pertumbuhan sel fibroblast ligamen periodontal,
menurunkan isi protein fibroblast, serta dapat merusak sel membran. Gas
Karbonmonoksida dalam rokok dapat meningkatkan tekanan darah yang akan
berpengaruh pada sistem pertukaran haemoglobin. Karbonmonoksida memiliki afinitas

12
dengan haemoglobin sekitar dua ratus kali lebih kuat dibandingkan afinitas oksigen
terhadap haemoglobin. Timah hitam (Pb) merupakan komponen rokok yang juga sangat
berbahaya. Partikel ini terkandung dalam rokok sebanyak 0,5 µg. Batas ambang timah
hitam di dalam tubuh adalah 20 miligram per hari. Efek merokok yang timbul
dipengaruhi oleh banyaknya jumlah rokok yang dihisap, lamanya merokok, jenis rokok
yang dihisap, bahkan berhubungan dengan dalamnya hisapan rokok yang dilakukan.

c. Faktor yang mempengaruhi seseorang merokok


Perilaku merokok merupakan perilaku yang berbahaya bagi kesehatan, tetapi
masih banyak orang yang melakukannya, bahkan orang mulai merokok ketika ia masih
remaja. Perilaku manusia adalah aktivitas yang timbul karena adanya stimulus dan
respon. Perilaku merokok adalah sesuatu aktivitas yang dilakukan individu berupa
membakar dan menghisapnya serta dapat menimbulkan asap yang dapat terhisap oleh
orang-orang di sekitarnya. Menurut Laventhal dan cleaely ada empat tahap dalam
perilaku merokok, keempat tahapan tahap tersebut adalah sebagai berikut : yang pertama
Tahap intination (tahap perintisan merokok, Tahap becoming a smoker, tahap
maintaining of smoking. Kandungan yang di miliki rokok membuat seseorang tidak
mudah berhenti merokok. Karena dua alasan yaitu : faktor ketergantunganatau adiksi
pada nikotin dan faktor psikologis yang merasakan adanya kehilangan suatu kegiatan
terentu jika berhenti merokok.
Faktor terbesar dari kebiasaan merokok adalah faktor sosial dan lingkungan,
terkait hal itu tentu kita telah mengetahui bahwa karakter seseorang banyak di bentuk
oleh lingkungan sekitar, baik keluarga, tetangga dan teman pergaulan. Anak remaja
merokok disebabkan oleh berbagai faktor, ada yang bermula dari coba coba, pengaruh
dari teman merokok.

d. Dampak negatif dan penatalaksanaan


Merokok yaitu demi relaksasi dan ketenangan, terkandung bahaya yang sangat
besar bagi orang yang merokok maupun orang di sekitar perokok yang bukan perokok.
Rokok memiki kandungan yang sangat berbahaya. Bahkan masyarakat umum pun
mengerti bahwa rokok dapat membahayakan kesehatan. Dampak perilaku merokok bagi
kesehatan yaitu dapat menyebabkan kanker, serangan jantung, impotensi, gangguan
kehamilan dan janin, penyakit stroke, katarak, osteoporosis, kelainan sperma, resiko
terjadinya neoplasma larynx, esophagus. Merokok tidak hanya menimbulkan efek secara
sistemik, tetapi juga dapat menyebabkan timbulnya kondisi patologis di rongga mulut.
Gigi dan jaringan lunak rongga mulut, merupakan bagian yang dapat mengalami
kerusakan akibat rokok. Penyakit periodontal, karies, kehilangan gigi, resesi gingiva, lesi
prekanker, kanker mulut, serta kegagalan implan, adalah kasus-kasus yang dapat timbul
akibat kebiasaan merokok
Upaya mengatasi perilaku merokok pada remaja yaitu keputusan untuk
mengurangi konsumsi rokok secara bertahap serta dengan niat dan moivasi yang kuat
untuk tidak merokok, maka dari itu dbutuhkan suatu kesadaran yang tinggi dari masing
masing individu.
Secara umum dikenal tiga aspek dari merokok, yaitu :

13
1. Ketagihan secara fisik atau kimia, yaitu ketagihan terhadap nikotin
2. Automatic habit. Berupa kebiasaan dalam merokok, titual habir seperti membuka
bungkus rokok, menyalakan, menghisap dalam dalam, merokok sehabis makan,
merokok sambil minum kopi.
3. Ketergantungan secara psikologis atau emosional, yaiku kebiasaan menggunakan
rokok dalam mengatasi masalah yang bersifat negatif. Seperti rasa gelisah, kalut, atau
frustasi
Ada 5 langkah berhenti merokok yaitu; pertama tentukan sebab sebab yang
mendorong keinginan kita untuk behenti merokok, kedua klasifikasikan rokok sesuai
dengan tingkat esensinya, ketig, kurangi konsumsi rokok secara teratur dan bertahap. Ke
empat berhenti merokok secara total, ke lima konsisten berhenti merokoksepanjang
waktu.

D. Konsep Dasar Ogsigenasi


a. Pengertian Oksigenasi
Oksigenasi adalah suatu proses untuk mendapatkan O2 dan mengeluarkan CO2.
Kebutuhan fisiologis oksigenasi merupakan kebutuhan dasar manusia yang digunakan
untuk kelangsungan metabolisme sel tubuh, untuk mempertahankan hidupnya dan untuk
aktivitas berbagai organ atau sel. Apabila lebih dari 4 menit orang tidak mendapatkan
oksigen maka akan berakibat pada kerusakan otak yang tidak dapat diperbaiki dan
biasanya pasien akan meninggal.
Oksigen memegang peranan penting dalam semua prosestubuh secara fungsional.
Tidak adanya oksigen akan menyebabkan tubuh secara fungsional mengalami
kemunduran atau bahkan dapat menimbulkan kematian. Oleh karena itu, kebutuhan
oksigen merupakan kebutuhan yang paling utama dan sangat vital bagi tubuh.
Pemenuhan kebutuhan oksigen ini tidak terlepas dari kondisi sistem pernapasan secara
fungsional.
Bila ada gangguan pada salah satu organ sistem respirasi, maka kebutuhan
oksigen akan mengalami gangguan. Sering kali individu tidak menyadari terhadap
pentingnya oksigen. Proses pernapasan dianggap sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja.
Banyak kondisi yang menyebabkan seseorang mengalami gangguan dalam pemenuhan
kebutuhan oksigen, seperti adanya sumbatan pada saluran pernapasan. Pada kondisi ini,
individu merasakan pentingnyaoksigen.

b. Proses Fisiologis Oksigenasi


Proses fisiologis oksigen terdiri dari:
a. Ventilasi
Ialah masuknya oksigen (O2) atmosfer ke dalam alveoli dan keluarnya CO2 dari
alveoli ke atmosfer yang terjadi saat respirasi (inspirasi dan ekspirasi).
b. Difusi Gas
Difusi adalah bergeraknya gas O2 dan CO2 atau partikel lain dari area yang
bertekanan rendah. Dalam difusi gas ini, organ pernafasan yang berperan penting
adalah alveoli dan darah.

14
c. Transportasi Gas
Transportasi gas adalah perpindahan gas dari paru ke jaringan dan dari jaringan ke
paru dengan bantuan aliran darah (Mutaqin, 2012).
c. Faktor yang Mempengaruhi Kebutuhan Oksigenasi
a. Faktor Fisiologi
1) Penurunan kapasitas pembawa oksigen
2) Penuruna kapasitas oksigen yang di inspirasi
3) Hipovolemia
4) Peningkatan laju metabolisme
5) Kondisi yang mempengaruhi gerakan dinding dada
b. Faktor Perkembangan
1) Bayi prematur
2) Bayi dan todler
3) Anak usia sekolah dan remaja
4) Dewasa muda dan dewasa pertengahan
5) Lansia
c. Faktor Perilaku
1) Nutrisi
2) Latihan fisik
3) Merokok
4) Penyalahgunaan substansi
d. Faktor Lingkungan
1) Ansietas (Perry & Potter, 2009)

d. GANGGUAN OKSIGEN DALAM TUBUH


1. Hipoksemia
Merupakan keadaan di mana terjadi penurunan konsentrasi oksigen dalam
darah arteri (PaO2) atau saturasi O2 arteri (SaO2) di bawah normal (normal PaO2
85-100 mmHg, SaO2 95%). Keadaan ini disebabkan oleh gangguan ventilasi,
perfusi, difusi, pirau (shunt), atau berada pada tempat yang kurang oksigen. Pada
keadaan hipoksemia, tubuh akanmelakukan kompensasi dengan cara
meningkatkan pernapasan, meningkatkan stroke volume, vasodilatasi pembuluh
darah, dan peningkatan nadi. Tanda dan gejala hipoksemia diantaranya sesak
nafpas, frekunsi napas dapat mencapai 35 kali per menit, nadi cepat dan dangkal,
serta sianosis
2. Hipoksia
Merupakan keadaan kekurangan oksigen di jaringan atau tidak adekuatnya
pemenuhan kebutuhan oksigen seluler akibat defisiensi oksigen yang diinspirasi
atau meningkatnya penggunaan oksigen pada tingkat seluler. Tanda dan gejala
hipoksia diantaranya kelelahan, kecemasan, menurunnya kemampuan konsentrasi,
nadi meningkat, pernapasan cepat dan dalam, sianosis, sesak napas, serta jari
tabuh (clubbing finger).
3. Gagal Napas
Merupakan keadaan di mana terjadi kegagalan tubuh memenuhi kebutuhan
oksigen karena pasien kehilangan kemampuan ventilasi secara adekuat sehingga

15
terjadi kegagalan pertukaran gas karbondioksida dan oksigen. Gagal napas
ditandai dengan peningkatan CO2 dan penurunan O2 dalam darah secara
signifikan. Gagal napas dapat disebabkan oleh gangguan sistem saraf pusat yang
mengontrol sistem pernapasan, kelemahan neuromuskular, keracunan obat,
gangguan metabolisme, kelemahan otot pernapasan, dan obstruksi jalan napas.
4. Perubahan Pola Napas
Pada keadaan normal, frekuensi pernapasan pada orang dewasa 12-20x/menit
dengan irama teratur serta inspirasi lebih panjang dari ekspirasi. Pernapasan
normal disebut eupnea. Perubahan pola napas dapat berupa:
1) Dispnea, yaitu kesulitan bernapas, misalnya pada pasien dengan asma.
2) Apnea, yaitu tidak bernafas, berhenti bernapas.
3) Takipnea, yaitu pernapasan lebih cepat dari normal dengan frekuensi
lebuh dari 24x/menit.
4) Bradipnea, yaitu lebih lambat (kurang) dari normal dengan frekuensi
kurang dari 16x/menit.
5) Kusssmaul, yaitu pernapasan dengan panjang ekspirasi dan inspirasi sama,
sehingga pernapasan menjadi lambat dan dalam.Misalnya pada penyakit
Diabetes Melitus danUremia.
6) Chyne-stokes, merupakan pernapasan cepat dan dalam kemudian
berangsur-angsur dangkal dan diikuti periode apnea yang berulang secara
teratur. Misalnya pada keracunan obat bius, penyakit jantung dan penyakit
ginjal.
7) Biot, adalah pernapasan dalam dan dangkal disertai masa apnea dengan
periode yang tidak teratur. Misalnya pada meningitis (Tarwoto &
Wartonah, 2015)

E. Asuhan Keperawatan
a. Ketidak Efektifan Manajemen Kesehatan Keluarga (00080)
Definisi :Pola pengaturan dan pengentegrasian ke dalam proses keluarga,
suatu program untuk pengobatan penyakit dan sekuelannya yang tidak
memuaskan untuk memenuhi tujuan kesehatan tertentu dari unit keluatga

Kriteria hasil (NOC)

Pengetahuan : PerilakuKesehatan (1805)

Definisi : Tingkat pemahaman yang disampaikan tentang peningkatan dan


perlindungan kesehatan

a. Pola tidur bangun yang normal


b. Efek kesehatan yang merugikan dari penggunaan tembakau

16
c. Efek penggunaan kafein
d. Layanan peningkatan kesehatan
e. Layanan perlindungan kesehatan

Intervensi (NIC)
Bantuan Penghentian Merokok (4490)

Definisi : Membantu orang lain untukberhentimerokok

a. Catat status merokoksaatinidanriwayatmerokokdari skala 1 ditingkatkan


menjadi skala 5
b. Tentukankesiapanpasienuntukbelajaruntukbelajarberhentimerokokdari
skala 1 ditingkatkan menjadi skala 5
c. Pantaukesiapanpasienuntukmencobaberhentimerokokdari skala 1
ditingkatkan menjadi skala 5
d. Berikan saran yang konsistendanjelasuntukberhentimerokokdari skala 1
ditingkatkan menjadi skala 5
e. Bantu
pasienmengidentifiikasialasanuntukberhentidanhambatanuntukberhentid
ari skala 1 ditingkatkan menjadi skala 5
f. Yakinkanpasienbahwagejalafisikpemutusannikotinadalahbersifatsementa
radari skala 1 ditingkatkan menjadi skala 5
g. Informasikanpasienbahwamulutkering, batuk, tenggorokangatal,
danperasaangelisahadalahgejala yang mungkinterjadisetelahberhenti ;
tambalanataupermenkaretdapatmembantumeredakankeinginanmerokokd
ari skala 1 ditingkatkan menjadi skala 5
h. Kelolaterapipenggantinikotindari skala 1 ditingkatkan menjadi skala 5

17
b. Kesiapan Meningkatkan proses keluarga (00159)
Definisi : Suatu pola fungsi keluarga untuk mendukung kesejahteraan
anggota keluarga, dan dapat ditingkatkan.
Kriteriahasil (NOC)

Perilaku pencarian kesehatan (1603)

Definisi : Tindakan pribadi untuk mempromosikan kesejahteraan


yang optimal, pemulihan, dan rehabilitasi

a. Mengajukan pertanyaan pertanyaan yang berhubungan dengan


kesehatan
b. Menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan kesehatan
c. Menjelaskan strategi untuk menghilangkan perilaku yang tidak
sehat
d. Melakukan perilaku kesehatan yang disarankan
e. Mencari bantuan bila di perlukan

Intervensi NIC)

Pendidikan kesehatan (5510)

Definisi : mengembangkan dan menyediakan intruksi dan pengalaman


belaajr untuk memfasilitasi perilaku adaptisi yang disengaja yang
kondusif bagi kesehatan pada individu, keluarga, kelompok atau
komunitas

a. Targetkan sasaran pada kelompk berisiko tinggi dan rentang usia yang
akan mendapat manfaat besar dari pendidikan kesehatan
b. Identifikasi factor internal atau eksternal yang dapat meningkatkan atau
mengurangi motivasi untuk (ber)perilaku sehat
c. Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya hidup pjjerilaku saat ini pasa
individu, keluarga, atau kelompk sasaran

18
d. Aarkan strategi yang dapat digunakan untuk menolak perilaku yang tidak
sehat atau berisiko datripada memberikan saran untuk menghindari atau
mengubah perilaku
e. Libatkan individu, keluarga, dan kelompok dalam perencanaan dan
rencana implementasi gaya hidup atau modifikasi perilaku kesehatan

19
BAB III

PENUTUP

Kesimpulan

Penyakit kronik adalah suatu penyakit yang perjalanan penyakit berlangsung


lama sampai bertahun-tahun, bertambah berat, menetap dan sering kambuh.
(Purwaningsih dan Karbina, 2009). Menurut Wristht Le (1987) mengatakan
bahwa penyakit kronik mempunyai beberapa sifat diantaranya adalah :
Progresif, menetap, dan kambuh. Adapun dampak Penyakit Kronik Terhadap
Klien. Dampak yang dapat ditimbulkan dari penyakit kronik terhadap klien
diantaranya (Purwaningsih dan kartina, 2009) adalah : dampak psikologis ,
dampak somatic, dampak terhadap gangguan seksual, dampak gangguan
aktivitas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi penyakit kronik yaitu persepsi klien
terhadap situasi, beratnya penyakit, tersedianya support social, temperamen
dan kepribadian, sikap dan tindakan lingkungan, tersedianya fasilitas
kesehatan, respon Klien Terhadap Penyakit Kronik.

20
DAFTAR PUSTAKA

Jannah, m. (2016). remaja dan tugas tugas perkembangannya dalam islam. psikoislamedia , 1-12.

Horax, M., Santoso, L. W., & Gunadi, K. (2017). Media Interaktif Tentang Bahaya Merokok
Bagi Pelajar. Jurnal Infra, 5(1), 1–5. https://www.neliti.com/id/publications/108489/media-
interaktif-tentang-bahaya-merokok-bagi-pelajar

Febrijanto, Y., & Fikriyah, S. (2012). Factors That Influence the Smoking Behaviour of Male
Students in Dormitories. Jurnal Penelitian STIKES Kediri, 5(1), 99-109–109.

Putri Kusuma, A. (2011). Pengaruh Merokok Terhadap Kesehatan Gigi Dan Rongga Mulut.
Majalah Ilmiah Sultan Agung, 49(124), 12–19.

21

Anda mungkin juga menyukai