PENDAHULUAN
A . Latar Belakang
Fenomena merokok dikalangan remaja usia sekolah bukan pemandangan asing lagi.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Penyakit Tidak Menular Kementrian Kesehatan
sebelum tahun 1995 prevalensi remaja terhadap rokok hanya 7% , akan tetapi pada tahun
2010 naik menjadi 19% dan 43,3% dari jumlah keseluruhan perokok mulai merokok
pada tentang usia 14-19 tahun (Robert,2013)
Banyaknya perokok yang merokok sejak usia remaja seharusnya sudah menjadi
masalah yang serius yang harus diperhatikan dan melakukan upaya pencegahan perilaku
merokok ,narkoba , bolos sekolah dan tawuran antar pelajar . Perilaku merokok pada
remaja biasanya akan menjadi pintu gerbang untuk permasalahan – permasalahan remaja
yang lainnya . Sebanyak 90 persen pecandu narkoba adalah perokok , karena remaja
yang telah kecanduan rokok tak akan mempan lagi terhadap zat adiktif (nikotin & tar)
dalam rokok. Mereka mencari yang lebih enak, pada saat inilah narkoba akan dicoba.
Hal ini menguatkan pernyataan Psikolog Sarlito W. Sarwono bahwa rokok kerap
menjadi salah satu penyebab seorang menjadi pengguna zat – zat terlarang (Rusdi,
2012).
Ditinjau dari segi kesehatan, beberapa ahli mengemukakan bahwa rokok dapat
menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan baik pada perokok itu sendiri ,
maupun orang lain disekitarnya yang tidak merokok. Kandungan dalam rokok yang
berupa nikotin, tar dan zat adiktif dapat emberikan berbagai dampak negatif bagi
kesehatan seperti kanker paru-paru, kanker mulut, kanker tenggorokan, penyakit jantung
koroner, radang saluran pernafasan, pembengkakan paru-paru, penyakit kandung , kemih
, ganguan reproduksi, impote nsi, ganguan kehamilan, dan janin . Dampak yang
ditimbulkan akibat penggunaan rokok dalam intensitas yang tinggi serta usia yang lebih
dini saat mengkonsmsi rokok dapat menambah resiko kematian (McKim, 2007)
Data Komisi Nasional (Komnas) perlindungan Anak menunjukkan selama tahun
2008 hingga tahun 2012 jumlah perokok anak dibawah umur 10 tahun di Indonesia
mencapai 239.000 orang. Sedangkan jumlah perokok anak antara usia 10 – 14 tahun
mencapai 1,2 juta orang (Ira, 2012).
Kondisi tersebut diperparah dengan perilaku menghisap rokok atau merokok yang
sudah menjadi kebiasaan . Merokok merupakan cara untuk bisa diterima secara sosial.
Jadi , sebagian dari mereka yang merokok disebabkan tekanan teman-teman
sebayanya. Walaupun ada juga yang merokok disebabkan melihat kaaedua orang tuanya
yang merokok. Pada dasarnya, perokok, perokok pemula biasanya diawali dengan rasa
mual, batuk, dan perasaan tidak enak lainnya, tetapi tetap saja mereka merokok
meskipun sebenarnya mereka merokok meskipun sebenarnya mereka cukup memahami
terhadap bahaya merokok (Triratnawati, 2005)
Perilaku merokok pada remaja cenderung meniru perilaku orang lain di sekitarnya .
Perilaku ini didukung dengan sifat remaja yang suka meniru perilaku yang baru .
Perilaku ketergantungan merokok pada remaja dapat terjadi karena kurangnya
pengetahuan remaja tentang bahaya merokok dan sikap remajanyang kurang . Peran
1
dukungan sosial terutama keluarga juga dapat menjadi faktor yang dapatt mempengaruhi
perilaku ketergantungan merokok pada remaja.
B . Rumusan Masalah
1. Apa pengertian rokok?
2. Apa faktor yang mendorong pelajar mengkonsumsi rokok?
3. Bagaimana dampak mengkonsumsi rokok pada pelajar?
4. Zat apa yang terkandung didalam rokok?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu rokok
2. Untung mengetahui faktor yang mendorong pelajar mengkonsusmi rokok?
3. Untuk mengetahui dampak mengkonsumsi rokok pada pelajar
4. Untuk mengetahui zat yang terkandung didalam rokok
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
Perilaku manusia adalah sekumpulan perilaku yang dimiliki oleh manusia dan
dipengaruhi oleh adat, sikap, emosi, nilai, etika , kekuasaan, persuasi, dan/atau genetika.
Perilaku seseorang dikelompokkan ke dalam perilaku wajar, perilaku dapat diterima, perilaku
aneh, dan perilaku menyimpang. Dalam sosiologi, perilaku dianggap sebagai sesuatu yang tidak
ditujukan kepada orang lain dan oleh karenanya merupakan suatu tindakan sosial manusia yang
sangat mendasar. Dalam menempatkan susunan teori sosiologi digunakan konsep paradigma.
George Ritzer memberikan pengertian paradigma sebagai suatu pandangan fondamental tentang
pokok-pokok persoalan dalam suatu cabang ilmu pengetahuan. Paradigma digunakan untuk
membatasi hal yang akan dipelajari, pertanyaan apa dan bagaimanayang harus ditanyakan dan
peraturan yang bagaimana yang harus ditaati dalam hal memahami jawaban yang diperoleh
(Ritzer, 1993:7).
Perilaku sosial adalah suasana saling ketergantungan yang merupakan keharusan untuk
menjamin keberadaan manusia (Rusli Ibrahim, 2001). Sebagai bukti bahwa manusia dalam
memnuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi tidak dapat melakukannya sendiri melainkan
memerlukan bantuan dari orang lain.Ada ikatan saling ketergantungan diantara satu orang
dengan yang lainnya. Artinya bahwa kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana
saling mendukung dalam kebersamaan. Untuk itu manusia dituntut mampu bekerja sama, saling
menghormati, tidak menggangu hak orang lain, toleran dalam hidup bermasyarakat. Menurut
Krech, Crutchfield dan Ballachey (1982) dalam Rusli Ibrahim (2001), perilaku sosial
seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang yang dinyatakan dengan hubungan timbal
balik antar pribadi. Perilaku sosial juga identik dengan reaksi seseorang terhadap orang lain
(Baron & Byrne, 1991 dalam Rusli Ibrahim, 2001).
Kata “identitas” berasal dari kata identity berarti ciri-ciri, tanda- tanda, atau jati diri yang
melekat pada seseorang atau sesuatu yang membedakannya dengan yang lain. Seseorang atau
sesuatu dapat kita kenal dengan mudah jika seseorang itu memiliki ciri khas pada dirinya, baik
itu dari sifatnya yang lucu sehingga kita selalu tertawa dengan tingkah lakunya, ataupun dari
wajah yang indah sehingga kita selalu teringat dalam mimpi akan wajahnya
Menurut Giddens (dalam Barker,2004:171), bahwa “identitas diri terbangun dari
kemampuan untuk melanggengkan narasi tentang diri,sehingga membangun suatu perasaan
terus menerus tentang adanya kontinuitas biografis.”
Menurut John Turner (dalam jurnal canadian Journal Of Communication, 2000), bahwa
ada tiga tingkatan definisi identitas :
a) Supra-order-self compared to other of the same species ; berarti tingkat paling atas
yangmenjelaskan identitas adalah membandingkan individu satu dengan yang lain dari
persamaan kelompok atau spesies.
b) Intermediate level-social identity based on intergroup comparisons;tingkatan tengah yang
menjelaskan identitas berdasar pada perbandingan dalam kelompok.
c) Subordinate level-self is defined as uniqe ; merupakan tingkatan paling bawah yang
3
menjelaskan identitas adalah sesuatu yang unik atau berciri khas.
Pelajar setingkat SMA dapat dikatakan sebagai usia remaja , oleh karena itu sitislah
remaja adalah istilah yang umum yang ada dikalangan dunia pendidikan. Masa ini merupakan
masa peralihan dari anak ke usia dewasa, sehingga akan rentan terhadap masalah dan konflik.
Pada masa ini juga terjadi perubahan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa dan mereka
sedang mengalami masa peralihan.
b. Tar
Tar adalah senyawa polinuklir hidrokarbon aromatik yang bersifat karsinogenik.
Sejenis cairan berwarna coklat tua atau hitam yang bersifat lengket dan menempel pada
paru – paru sehingga dapat membuat warna gigi dan kuku seorang perokok menjadi
coklat, begitu juga di paru – paru. Tar yang ada dalam asap rokok menyebabkan
paralise silia yang ada di saluran pernafasan dan menyebabkan penyakit paru lainnya
seperti emphysema, bronkhitis kronik dan kanker paru.
Konsentrasi tar yang ada dalam rokok dapat bervariasi, yaitu:
1. Rokok dengan kadar tar yang tinggu mengandung tar sekitar 22 mg
2. Rokok dengan kadar tar yang sedang mengandung tar sekitar 15–21 mg.
3. Rokok dengan kadar tar yang rendah mengandung tar sekitar 7 mg atau lebih kecil.
d. Arsenic
Sejenis unsur kimia yang digunakan untuk membunuh serangga terdiri dari unsur-
unsur berikut:
1. Nitrogen oksida, yaitu unsur kimia yang dapat mengganggu saluran pernapasan,
bahkan merangsang terjadinya kerusakan dan perubahan kulit tubuh.
2. Amonium karbonat, yakni zat yang bisa membentuk plak kuning pada permukaan
lidah, serta mengganggu kelenjar makanan danperasa yang terdapat pada
permukaan lidah.
e. Amonia
Amonia merupakan gas tidak berwarna yang terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Zat ini
sangat tajam baunya. Amonia sangat muda memasuki sel – sel tubuh. Saking kerasnya
racun yang terdapat dalam zat ini, sehingga jika disuntikkan sedikit saja ke dalam
tubuh bisa menyebabkan seseorang pingsan
f. Formic Acid
Formic Acid tidaklah berwarna, bisa bergerak bebas dan dapat mengakibatkan lepuh.
Cairan ini sangat tajam dan baunya menusuk. Zat tersebut dapat menyebabkan
seseorang seperti merasa digigit semut. Bertambahnya zat itu dalam peredaran darah
akan mengakibatkan pernapasan menjadi cepat.
g. Acrolein
Acrolein ialah sejenis zat tidak berwarna, sebagaimana aldehid. Zat ini diperoleh
dengan cara mengambil cairan dari gliserol menggunakan metode pengeringan. Zat
tersebut sedikit banyak mengandung kadar alkohol. Cairan ini sangat mengganggu
kesehatan.
h. Hydrogen Cyanide
Hydrogen cyanide merupakan sejenis gas yang tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
6
memiliki rasa. Zat ini termasuk zat yang paling ringan, mudah terbakar dan sangat
efisien untuk menghalangi pernapasan. Cyanide adalah salah satu zat yang
mengandung racun sangat berbahaya. Sedikit saja cyanide dimasukkan ke dalam tubuh
maka dapat mengakibatkan kematian.
i. Nitrous Oksida
Nitrous oksida ialah sejenis gas tidak berwarna. Jika gas ini terhisap maka dapat
menimbulkan rasa sakit.
j. Formaldehyde
Zat ini banyak digunakan sebagai pengawet dalam laboratorium (formalin).
k. Phenol
Phenol merupakan campuran yang terdiri dari kristal yang dihasilkan dari destilasi
beberapa zat organik, seperti kayu dan arang. Phenol terikat pada protein dan
menghalangi aktivitas enzim.
l. Acetol
Hasil pemanasan aldehyde (sejenis zat tidak berwarna bebas bergerak) dan mudah
menguap dengan alkohol
m. Hydrogen Sulfide
Hydrogen sulfide ialah sejenis gas beracun yang gampang terbakar dengan bau yang
keras. Zat ini menghalangi oksidasi enzim (zat besi yang berisi pigmen).
n. Pyridine
Cairan tidak berwarna dengan bau yang tajam. Zat ini dapat digunakan untuk
mengubah sifat alkohol sebagai pelarut dan pembunuh hama.
o. Methyl Chloride
Methyl chloride adalah campuran dari zat – zat bervalensi satu, yang unsur – unsur
utamanya berupa hidrogen dan karbon. Zat ini merupakan senyawa organik yang dapat
beracun.
p. Methanol
Methanol ialah sejenis cairan ringan yang gampang menguap dan terbakar. Meminum
atau mengisap methanol dapat mengakibatkan kebutaan, bahkan kematian.
7
empisema
3. Ulkus peptikum
4. Infertiliti
5. Gangguan kehamilan, bisa berupa keguguran, kehamilan luar rahim.
6. Artherosklerosis sampai penyakit jantung koroner
7. Beberapa jenis kanker seperti kanker mulut, kanker paru, kanker sistem pernapasan
lainnya. Juga kanker kandung kemih, pankreas atau ginjal
2. Jenis Kelamin
Perilaku merokok dilihat dari berbagai sudut pandang dinilai sangat merugikan, baik
bagi diri sendiri maupun orang lain di sekitarnya. Hampir setiap saat dapat disaksikan
dan dijumpai orang yang sedang merokok.
Bahkan saat ini perilaku merokok sudah sangat wajar dipandang oleh para remaja,
khususnya remaja laki-laki. Akhirnya timbul sebutan “tidak wajar” ketika pria dewasa
tidak merokok dan tanggapan terhadap perilaku merokok pun bermunculan dari
berbagai perspektif.
Sebagian pihak berpendapat bahwa perilaku merokok biasa dilakukan oleh siapa saja,
bahkan wanita sekalipun. Perilaku dinilai wajar dan bisa dilakukan siapa saja, yang
tidak dibatasi oleh jenis kelamin. Sementara itu, pihak lain berasumsi bahwa nilai
moral seorang wanita akan luntur ketika ia merokok. Hal ini yang menjadi titik berat
di sini, yakni masih berada pada nilai normatif seorang wanita, khususnya pandangan
budaya Indonesia terhadap wanita.
3. Psikologis
8
Ada beberapa alasan psikologis yang menyebabkan seseorang merokok, yaitu demi
relaksasi atau ketenangan, serta mengurangi kecemasan atau ketegangan. Pada
kebanyakan perokok, ikatan psikologis dengan rokok dikarenankan adanya
kebutuhan untuk mengatasi diri sendiri secara mudah dan efektif. Rokok dibutuhkan
sebagai alat keseimbangan.
Berhenti merokok bukan sesederhana seperti mengganti rokok dengan yang lain,
naamun lebih dari itu. Sungguh, berhenti merokok akan menyentuh aspek kejiwaan
yang sangat mendasar yang mungkin selama ini telah memberikan ketenangan,
mengurangi ketegangan, mengatasi kegelisahan dan mengalihkan pikiran. Mengenali
alasan atau penyebab merokok, seperti faktor kebiasaan dan kebutuan mental
(kecanduan/ketagihan) akan memberikan petunjuk yang sesuai untuk mengatasi
gangguan fisik ataupun psikologis yang menyertai proses berhenti merokok. Berikut
ini adalah gejala-gejala yang dapat dicermati untuk mengenali alasan merokok.
a. Ketagihan
Adanya rasa ingin merokok yang menggebu, mereka tidak bisa hidup selama setengah
hari tanpa rokok, merasa tidak tahan bila kehabisan rokok, sebagian kenikmatan rokok
terjadi saat menyalakan rokok, kesemutan di lengan dan kaki, berkeringat dan gemetar
(adanya penyesuaian tubuh terhadap hilangnya nikotin), gelisah, susah konsentrasi,
sulit tidur, lelah dan pusing.
b. Kebutuhan Mental
Merokok merupakan hal yang paling nikmat dalam kehidupan, ada dorongan
kebutuhan merokok yang kuat karena tidak merokok, merasa lebih berkonsentrasi
sewaktu bekerja dengan merokok, merasa lebih rileks dengan merokok, keinginan
untuk merokok saat menghadapi masalah.
c. Kebiasaan
Merasa kehilngan benda yang bisa dimainkan ditangan, kadang-kadang menyalakan
rokok tanpa sadar. Kebiasaan merokok sesudah makan. menikmati rokok sambil
minum kopi.
4. Pekerjaan
Selama ini, merokok dianggap bisa meningkatkan daya konsentrasi, sehingga ketika
seseorang sedang mengalami masalah dan bekerja, maka ia akan merasa lebih tenang
dan berkonsentrasi untuk melakukan pekerjaannya. Padahal, jika ditinjau lebih
mendalam, seseorang dianggap lebih berkonsentrasi ketika ia merokok lantaran di
dalam rokok terdapat bahan-bahan yang dapat menyebabkan kecanduan. Makanya,
bagi seseorang yang telah terbiasa merokok, maka ia akan merasa kurang bergairah
dan tidak dapat berkonsentrasi. Sebab, candu yang terkandung dalam rokok mulai
bereaksi di dalam dirinya.
9
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
A . Jenis Penelitian
Penelitian kualitatif adalah proses berpikir secara inkuri (menemukan dan
memecahkan masalah) yang berdasarkan pada pemahaman akan tradisi metodologi yang
berbeda sebagai bagian dari memproleh informasi atau memecahkan masalah yang
mengeksplor masalah sosial atau masyarakat. Peneliti membangun konsep berpikir secara
kompleks melalui gambar, analisis kata, informasi, dan dilakukan dalam kondisi yang
natural/alami (Pramudyani, 2018:9).
Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menghasilkan penemuan-penemuan
yang tidak dapat dicapai dengan mengunakan prosedur statistik atau dengan cara
kuantitatif. Penelitian kualitatif dapat menunjukan kehidupan masyarakat, sejarah, tingkah
laku, fungsionalisme organisasi, pergerakan sosial, dan hubungan kekerabatan. Beberapa
data dapat diukur melalui data sensus, tetapi analisisnya tetap analisis data kualitatif (Sidiq
dan Choiri, 2019:3).
Jenis penelitian ini termasuk ke dalam jenis penelitian deskriptif. Sugiyono
(2016:147) mengatakan bahwa metode deskriptif adalah metode yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau mengambarkan data yang telah
terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat simpulan yang berlaku untuk
umum generalisasi.
D. Variabel
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi penyebab atau memiliki kemungkinan teoritis
berdampak pada variabel lain.
2. Variabel Terikat
Variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya
variabel bebas.
3. Variabel Kontrol
10
Variabel Kontrol adalah variabel yang sengaja dikendalikan atau dibuat konstan oleh peneliti
sebagai usaha untuk meminimalisir bahkan menghilangkan pengaruh lain selain variabel
bebas yang dimungkinkan mempengaruhi hasil variabel terikat.
Dari ketiga variabel tersebut , penelitian saya tertuju pada variabel bebas.
E. Instrumen Penelitian
1. Tes
Tes adalah sederetan pertanyaan atau latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur
ketrampilan, pengukuran, inteligensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu
atau kelompok.
2. Angket atau kuesioner.
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi
dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atu hal-hal yang ia ketahui.
3. Interviu (interview).
Interviu digunakan oleh peneliti untuk menilai keadaan seseorang, misalnya untuk mencari
data tentang variabel latar belakang murid, orang tua, pendidikan, perhatian, sikap terhadap
sesuatu.
Dari ketiga macam instrumen penelitian , penelitian saya tertuju pada Angket atau kuesioner.
F. Prosedur Penelitian
3) Membuat simpulan
Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif, yaitu penarikan simpulan, simpulan
merupakan tahap akhir dalam proses penelitian untuk memberikan jenis diksi terhadap data
yang telah dianalisis data yang dianalisis kemudian disimpulkan berdasarkan data yang
ditemukan.
12
Daftar Pustaka
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2116857-pengertian-
identitas/#ixzz1tUInV5TK
http://avin.staff.ugm.ac.id/data/jurnal/perilakumerokok_avin.pdf pada: 7
mei 2009,
06.30.
13
Lampiran
14
LEMBARAN PENGESAHAN
karya tulis ilmiah ini berjudul "ANALISIS DAMPAK KEBIASAAN MEROKOK PADA
KESEHATAN REMAJA TINGKAT SMA / SMK / MA DI KOTA MEDAN" oleh Alazid
muchary telah diujikan dalam sidang terbuka MAN Aceh Barat Daya tahun ajaran 2023/2024 pada
hari ..........tanggal............. 2024.
Karya tulis ilmiah ini telah diterima sebagai salah satu syarat kelulusan dan tugas akhir di MAN
Aceh Barat Daya.
Sidang Terbuka
Pembimbing 1 : Pembimbing 2
15