Tugas Kelompok :
Dewi Widowati (2007006)
Jarot Setiyo Aji N. (2007018)
Puput Sandiana (2007022)
A. Latar Belakang
Keluarga adalah satu atau lebih individu yang tinggal bersama, sehingga mempunyai ikatan
emosional, dan mengembangkan dalam interelasi sosial, peran dan tugas (Allender dan
Spradley,2011). Masa remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak menjadi masa yang
yang menyenangkan, meski bukan berarti tanpa masalah. Banyak proses yang harus dilalui
seseorang dimasa transisi kanak-kanak menjadi dewasa ini. Tantangan yang dihadapi orangtua dan
petugas kesehatan dalam menangangi problematika remaja pun akan semakin kompleks. Namun
ada penyelesaian masalah untuk membentuk manusia-manusia kreatif dengan karakter yang kuat,
salah satunya dengan melakukan asuhan keperawatan komunitas pada kelompok remaja.
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) yang semakin canggih membawa
dampak pada semua kehidupan, terutama pada generasi penerus bangsa khususnya pada remaja.
Salah satunya dampak negative banyak para pelajar di kalangan remaja sudah merokok,
berkendaraan dengan kecepatan tinggi, percobaan bunuh diri, minum-minuman dan penggunaan
zat yang merusak kesehatan.
Dampak yang terjadi pada remaja itu merupakan masalah yang komplek, ditandai oleh
dorongan penggunaan yang tidak terkendali untuk terus menerus digunakan, walaupun mengalami
dampak yang negative dan menimbulkan gangguan fungsi sehari-hari baik dirumah, sekolah
maupun di masyarakat.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
C. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
1. Bagi Perawat
Hasil dari penulisan ini dapat menjadi pengalaman belajar dalam meningkatkan
keterampilan dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga Tn.A pada tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia remaja
TINJAUAN TEORI
A. KELUARGA
1. Pengertian
Keluarga adalah unit pelayanan kesehatan yang terdepan dalam meningkatkan derajat
kesehatan komunitas. Apabila keluarga sehat maka akan tercipta komunitas yang sehat.
Masalah kesehatan yang dialami oleh salah satu anggota keluarga dapat mempengaruhi
anggota keluarga yang lain (Sudiharto, 2012).
Keluarga merupakan anggota rumah tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah,
adopsi, atau perkawinan (Setiadi, 2010).
2. Tipe keluarga
Menurut Sudiharto (2012), beberapa bentuk keluarga yaitu :
a. Keluarga inti (nuclear family)
Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan
yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri dan anak-anak, baik karena kelahiran
(natural) maupun adopsi.
b. Keluarga asal (family of origin)
Keluarga asal (family of origin) merupakan suatu unit keluarga tempat asal seseorang
dilahirkan.
c. Keluarga besar (extended family)
Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah keluarga yang lain
(karena hubungan darah) misalnya kakek, nenek, bibi, paman, sepupu termasuk keluarga
modern, seperti orang tua tunggal, keluarga tanpa anak, sert keluarga pasangan sejenis
(guy / lesbian families).
d. Keluarga berantai (social family)
Keluarga berantai (social family) adalah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan suatu keluarga inti.
e. Keluarga duda atau janda
Keluarga duda atau janda adalah keluarga yang terbentuk karena perceraian dan kematian
pasangan yang dicintai
f. Keluarga komposit (composite family)
Keluarga komposit (composite family) adalah keluarga dari perkawinan poligami atau
perkawinan poliandri dan hidup bersama.
g. Keluarga kobilitasi (cohabitation)
Keluarga kobilitasi (cohabitation) adalah dua orang menjadi satu
keluarga tanpa pernikahan, bisa memiliki anak atau tidak. Bentuk keluarga ini tidak lazim
dan bertentangan dengan budaya orang timur. Namun, lambat laun keluarga kohabilitasi
ini mulai dapat diterima.
h. Keluarga inses (incest family)
Keluarga inses (incest family) adalah bentuk keluarga yang tidak lazim, misalnya anak
perempuan menikah dengan ayah kandungnya, ibu menikah dengan anak kandung laki-
laki paman menikah dengan keponakannya, kakak menikah dengan adik dari satu ayah
menikah dengan anak perempuan tirinya.
i. Keluarga tradisional dan nontradisional
Keluarga tradisional diikat oleh perkawinan, sedangkan keluarga nontradisional tidak
diikat oleh perkawinan
3. Tahapan perkembangan keluarga pasanagn baru
A. Konsep Remaja
1. Pengertian Remaja
Remaja atau adolesens adalah periode perkembangan selama di mana individu
mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasanya antara usia 13-
20 tahun. Batasan usia remaja menurut WHO adalah 12 s/d 24 th Namun jika pada usia remaja
sudah menikah maka ia sudah tergolong dalam kelompok dewasa. Istilah adolesens biasanya
menunjukkan maturasi psikologis individu, ketika pubertas menunjukan titik di mana
reproduksi mungkin dapat terjadi. Perubahan hormonal pubertas mengakibatkan perubahan
penampilan pada orang muda, dan perkembangan mental mengakibatkan kemampuan untuk
menghipotesis dan berhadapan dengan abstraksi.
2. Perkembangan
a. Perkembangan Kognitif Remaja
1) Abstrak (teoritis). Menghubungkan ide,pemikiran atau konsep pengertian guna
menganalisa dan memecahkan masalah. Contoh pemecahan masalah abstrak ; aljabar.
2) Idealistik. Berfikir secara ideal mengenai diri sendiri, orang lain maupun masalah
social kemasyarakatan yang ditemui dalam hidupnya.
3) Logika. Berfikir seperti seorang ilmuwan, membuat suatu perencanaan
untukmemecahkan suatu masalah. Kemudian mereka menguji cara pemcahan secara
runtut, tratur dan sistematis.
b. Perkembangan Psikososial Remaja
1) Menyesuaikan diri dengan perubahan fisiologis – psikologis
2) Belajar bersosialisasi sebagai seorang laki-laki maupun wanita
3) Memperoleh kebebasan secara emosional dari orang tua dan orang dewasa lain
4) Remaja bertugas untuk menjadi warga negara yang bertanggung jawab.
5) Memperoleh kemandirian dan kepastian secara ekonomis
c. Perkembangan Identitas Diri
1) Konsep diri
2) Evaluasi diri
3) Harga diri
4) Efikasi diri
5) Kepercayaan diri
6) Tanggung jawab
7) Komitmen
8) Ketekunan
9) Kemandirian
3. Masalah Kesehatan Spesifik Pada Adolesens
a. Kecelakaan tetap merupakan penyebab utama kematian pada adolesens (sekitar 70%).
Kecelakaan kendaraan bermotor, yang merupakan penyebab umum terbanyak,
mengakibatkan hamper setengah kematian pada usia 16 sampai 19 tahun (Edelmen da
Mandel, 1994). Kecelakaan ini sering dikaitkan dengan intoksikasi alcohol atau
penyalahgunaan obat.
b. Penyalahgunaan zat merupakan kenyataan masalah utama bagi mereka yang bekerja
dengan adolesens. Adolesens dapat menyakini bahwa zat yang merubah alam persaan
menciptakan perasaan sejahtera atau membuktika tingkat penampilan. Semua
adolesensberada pada risiko penggunaan zat untuk eksperimental atau kebiasaan atau
berasal dari keluarga yang tidak stabil lebih berisiko terhadap penggunaan kronik dan
ketergantungan fisik. Beberapa adolesens percaya bahwa penggunaan zat membuat
mereka lebih matur.
c. Bunuh diri merupakan penyebab utama kemtian ketiga pad adolesens usia antara 15 dan
24 tahun (Hawton, 1990); kecelakaan dan pembunuhan merupakan penyebab utama.
Depresi dan isolasi social biasanya mendahului usha diri, tetapi bunuh diri mungkin juga
sebagai akibat dari kombinasi beberapa factor.
d. Penyakit menular seksual dialami sekitar 10 juta orang per tahun di bawah usia 25 tahun.
Tingkat insiden tertinggi mengharuskan adolesens yang aktif seksual dilakukan skrining
terhadap PMS, meskipun mereka tidak menunjukan gejala. Kehamilan remaja merupakan
kejadian umum di Amerika Serikat; 1 dari setiap 10 wanita dibawah usia 20 tahun
mengalami kehamilan, dan banyak yang memilih untuk memelihara bayinya sendiri.
Kehamilan tidak memiliki risiko fisik pada ibu yang masih remaja kecuali mereka
dibawah usia 16 tahun atau tidak menerima perawatan prenatal
a. Pengkajian
Menurut Setiadi (2010), pengkajian keperawatan keluarga meliputi : Pengkajian keluarga
meliputi :
5) Data Lingkungan
Ukuran rumah, kondisi dala rumah dan luar rumah, kebersihan,ventilasi, saluran
pembuahan limbah, pengelolaan sampah,denah rumah
Menjelaskan jumlah anggota keluarga yang sehat dan fasilitas keluarga yang
mendukung kesehatan
Hub kel.
Nama Jenis kelamin Umur Pendidikan
KK
Bp.A Laki-laki KK 44 tahun SMA
Ibu.S Perempuan Istri 39 tahun SMA
Ibu W Perempuan Ibu mertua 61 tahun SD
An. Z Laki-laki Anak 17 tahun SD
An. F Laki-laki Anak 9 tahun SD
An. W Laki-laki Anak 2,5 tahun
11. Genogram
W
D A
Z F W
Keterangan:
Perempuan
Anak
Laki-laki Meninggal
12. Tipe Keluarga
Keluarga Bapak A merupakan keluarga inti dengan anggota keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan tiga (3) orang anak.
13. Status Sosial Ekonomi
kepala keluarga merupakan seorang wiraswasta dengan penghasilan dibawah
Rp.1.000.000/bulan, uang tersebut untuk memenuhi kebutahn sehari – hari keluarga..
14. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Bapak A mengahabiskan waktu berkumpul bersama di waktu malam hari dengan
menonton telivisi di ruang keluarga, sesekali kelima keluarga berkunjung atau liburan ke objek
wisata
3. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
Rumah yang dihuni oleh keluarga bapak A merupakan rumah hak miliki sendiri yang
merupakan warisan dari orang tua Ibu S. Rumah satu lantai terdiri dari 3 kamar, 1
kamar mandi, 1 ruang makan, dan 1 ruang tamu sekaligus ruang keluarga serta dapur.
a. Pembuangan Air Kotor
Terdapat drainase limbah rumah tangga di sekitar rumah Bapak A
b. Pembuangan Sampah
Ibu S melakukan pembuangan sampah dengan dibungkus plastik kemudian
diangkut oleh petugas kebersihan kampung yang rutin mengangkut sampah
setempat.
c. Sanitasi
Rumah Bapak A terlihat penuh dan menimbulkan kesan berantakan.
d. Sumber Pencemaran
Ibu S mengatakan keadaan rumah yang saling berdekatan dengan tetangga
sehingga tidak memiliki halaman yang lapang terkadang air di jalan depan rumah
menggenang ke teras.
e. Sumber Air Minum
Air minum keluarga Bapak A berasal dari air minum kemasan yang dibeli tanpa
direbus.
f. Jamban
Jamban yang digunakan adalah jamban jongkok.
2. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
Bapak A mengatakan sudah cukup lama tinggal di lingkungan ini, dan sudah akrab
dengan tetangga, dan keluarga sudah dapat beradaptasi dengan lingkungan, Keluarga
mengatakan sering mengadakan kegiatan kerja bakti yang di adakan aparat Desa yang di
adakan pada hari minggu, setiap keluarga mengikuti kerja bakti yang di adakan aparata
desa, sitim dukungan keluarga berasal dari kepala keluarga masing – massing yang di
bantu dengan dukungan istri
3. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi Keluarga
Pola komunikasi yang diterapkan di keluarga Bapak A adalah pola komunikasi
terbuka menggunakan bahasa Indonesia.
b. Struktur dan kekuatan keluarga
Pengambil keputusan dalam keluarga adalah Bapak A dengan pertimbangan dari Ibu
S. Namun segala sesuatu tetap didiskusikan bersama keluarga.
c. Struktur Peran (Formal dan Informal)
Bapak A berperan sebagai kepala rumah tangga yang bertugas menafkahi dan
melindungi keluarga. Ibu S bertugas untuk mengurus dan merawat rumah serta aak-
anak. Ibu S lebih berperan dalam pembentukan karakter dan moral anak-anak
disimpulkan dari penceritaan selama pengkajian.
d. Nilai dan Norma Keluarga
Keluarga Bapak A mengatakan nilai dan norma yang berlaku dalam keluarga
disesuaikan dengan agama yaitu islam dan adat suku jawa
4. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
Fungsi afektif keluarga terlihat dari bagaimana Bapak A sangat menyayangi seluruh
anggota keluarganya, tanpa terkecuali dan membeda – bedakan dalam keluarga.
b. Fungsi Sosial
Kegiatan yang ada di lingkungan selain kerja bakti adalah, keluarga mengikuti
kegiatan rohani yang di adakan oleh masyrakat yang ada di kelurahan tersebut.
c. Fungsi Ekonomi
Ekonomi keluarga bapak A dipenuhi oleh bapak A sebagai pencari nafkah, berprofesi
sebagai wiraswasta ang berpenghasilan di bawah Rp. 2.000.000 / bulan dan digunakan
untuk memenuhi kebutuhan sehari – hari keluarga.
d. Fungsi Perawatan Kesehatan
Fungsi perawatan kesehatan dapat dilihat dari pola di bawah ini:
Pola makan dan minum
Keluarga Bapak A makan sehari tiga kali dengan jenis makanan pokok nasi, lauk dan
sayur, terkadang disediakan juga buah dan susu. Makanan ringan atau jajan tersebut
hanya dikonsumsi saat ada ataupun benar-benar ingin.
Pola istirahat dan tidur
Ibu S seringkali tidur siang ketika pekerjaan rumah sudah selesai. Sementara tidur
malam dimulai pukul 21.00-05.00.
Pola aktivitas
Keluarga Bapak A memiliki aktivitas yang beragam. Ibu S sebagai ibu rumah tangga
sehari-hari di rumah keluar jika mengantar anak sekolah. Kedua anaknya sekolah SD
biasanya pulang langsung ke rumah tanpa main di luar. Anak cenderung senang main
gadget.
Pola eliminasi
BAB dan BAK satu keluarga lancar
Pola personal hygiene
Keluarga Bapak A mengatakan mandi bisa sehari tiga kali tergantung aktivitas apa
yang dilakukan hari itu. Apabila siang hari berkeringat setelah beraktivitas, maka
akan mandi lagi. Anak-anak Bapak A belum terbiasakan dengan cuci tangan dengan
sabun.
5. Stress dan Koping Keluarga
a. Stressor: jangka pendek dan jangka panjang
Bapak A mengatakan selama ini masih binggung untuk memebuhi kebutuhan
pendidikan untuk anak – anak keluarga yang dalam masa sekolah dan remaja,
karena harus memerluka biaya yang banyak.
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Keluarga mampu berespon dengan baik apabila ada stressor, jika da maslah dalam
keluarga, keluarga selalu bermusyawarah dengan seluruh anggota keluarganya.
c. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga mengatakan tidak ada koping yang disfungsional.
d. Pemeriksaan Fisik Pada Remaja Perokok
Keadaan Umum
Remaja yang merokok tampak lebih kurus, sulit untuk tidur, nafsu makan berkurang.
e. Harapan Keluarga
Keluarga berharap agar anak Z bisa diupayakan untuk mengurangi rokok .
ANALISIS DATA
Evaluasi Keperawatan
Diagnosa Keperawatan SLKI evaluasi TTD
sblm ssdh
Perilaku Kesehatan Keluarga mampu mengenal masalah perilaku kesehatan Kel.
cenderung beresiko
cenderung beresiko
SLKI : (L.12107)
Perilaku kesehatan membaik dengan kriteria haasil :
e. Penerimaan terhadap perubahan status kesehatan 3 5
meningkat
f. Kemampuan melakukan tindakan pencegahan masalah 3 5
kesehatan meningkat
g. Kemampuan peningkatan kesehatan meningkat
h. Pencegahan pengendalian kesehatan meningkat
Kesiapan peningkatan Keluarga mampu mengenal masalah kesiapan peningkatan Kel.
proses keluarga
proses keluarga
SLKI : (L.13123) Proses Keluarga membaik dengan
kriteria hasil :
- Adaptasi keluarga terhadap situasi meningkat 3 5
- Kemampuan keluarga berkomunikasi secara terbuka
di antara anggota keluarga meningkat
3 5
- Aktivitas mendukung keselamatan anggota keluarga
meningkat
- Minta keluarga melakukan aktivitas yang positif
BAB IV
KESIMPULAN
30
B. Saran
1. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan
Diharapkan dapat memberikan pelayanan kesehatan dan mempertahankan
hubungan kerja, baik antara tim kesehatan dengan klien. Sehingga dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan keluarga dan komunitas
khususnya mengenai penyuluhan dampak pergaulan bebas dan pola asuh yang
efektif bagi anak usia remaja
2. Bagi Institusi Pendidikan
Mampu meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang lebih berkualitas dan
profesional sehingga dapat tercipta perawat profesional terampil, inovatif dan
bermutu memberikan asuhan keperawatan secara menyeluruh berdasarkan kode
etik keperawatan.
3. Bagi perawat
Diharapkan bisa ikut terjun dalam memberikan penkes kepada masyarakat
31
DAFTAR PUSTAKA
Allender & Spradley. 2011. Community Health Nursing: Concept and Practice.
Philadelhia: Lippincott
Andarmoyo, Sulistyo. 2012. Keperawatan Keluarga Konsep Teori Proses Dan Praktik
Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu
Doengoes, Marilyn. 2010. Buku Ajar Keperawatan Keluarga Riset Teori DanPraktik.
Jakarta : EGC.
Setiadi. 2010. Konsep Dan Proses Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Sudiharto. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta : EGC
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2017. Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia. Edisi 1.
Jakarta : PPNI
Http:\Info » Kesehatan » Peran Pendidikan dalam Mengatasi Masalah Kesehatan
Remaja • www.jakartamotorhonda.com. Diakses tanggal 24 April 2021
Http:\remaja-dan-permasalahannnya.html. diakses tanggal 24 April 2021
Http:\peran-mahasiswa-dalam-kesehatan.html. diakses tanggal 24 April 2021
32