Hipertensi
Asuhan keperawatan merupakan bentuk pelayanan kesehatan profesional yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan yang ditujukan kepada individu, keluarga dan
masyarakat baik yang sehat maupun yang sakit. Dengan mempertimbangkan aspek bio,
kebutuhan klien yang dilaksanakan secara bio, psiko, sosial dan spiritual dalam upaya
1. Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses
yang sistematis dalam pengumpulan data dari berbagai sumber data untuk mengevaluasi dan
dalam pengkajian adalah pengumpulan data dan merumuskan prioritas masalah. Pada
pengkajian – pengumpulan data yang cermat tentang klien, keluarga, didapatkan data melalui
Data yang dikumpulkan dapat dibagi dua (Kelliat, Budi Ana., 1995) :
a. Data dasar
b. Data khusus yang berhubungan dengan situasi klien saat ini yang dapat ditentukan oleh
a. Aktivitas/istirahat
Sirkulasi
Tanda : kenaikan tekanan darah, hipotensi postural, takikardi, pengisian kapiler lambat,
Integritas Ego
Eliminasi
Makanan/Cairan
Gejala : makanan yang disukai, yang mencakup makanan tinggi garam, tinggi lemak, tinggi
Neurosensori
Tanda : status mental: perubahan keterjagaan, orientasi, pola/isi bicara, afek, proses pikir, atau
memori (ingatan).
Nyeri/ketidaknyamanan
Gejala : angina, sakit kepala oksipitalberat seperti pernah terjadi sebelumnya.
h. Pernafasan
Keamanan
Gejala
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah masalah kesehatan yang atau masalah kesehatan yang
potensial dimana perawat dapat secara sah dan mandiri menanganinya dalm bentuk tindakan
yang ditujukan untuk mencegah, mengurangi, atau mengatasi masalah tersebut (Gordon &
Carpenito, 1998)
a. Aktual, diagnosa keperawatan yang menjelaskan masalah nyata saat ini sesuai dengan data
b. Potensial, diagnosa keperawatan yang menjelaskan bahwa masalah kesehatan yang nyata
akan terjadi jika tidak dilakukan intervensi keperawatan. Saat ini masalah belum ada tapi
c. Kemungkinan, diagnosa keperawatan yang mejelaskan bahwa perlu data tambahan untuk
memastikan tambahan masalah. Pada keadaan ini masalah dan faktor pendukung belum ada
tapi sudah ada faktor yang menimbulkan masalah (Kelliat, Budi Ana., 1995)
Diagnosa keperawatan yang mungkin timbul pada klien dengan hipertensi, menurut
d. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan yang berlebihan,
3. Perencanaan
keperawatan klien. Tahapan ini disebut perencanaan keperawatan yang terdiri dari :
Ada beberapa hal yang mempengaruhi dalam menentukan urutan prioritas (Kelliat, Budi
b. Sumber daya dan dana yang tersedia. Fokus diagnosa disesuaikan dengan kemampuan dan
keterampilan perawat. Selain itu fasilitas dan dana yang tersedia akan mempengaruhi
c. Peran serta klien. Perawat dan klien harus bekerja sama dalam menetukan fokus perhatian
intervensi keperawatan.
Penetapan sasaran dan tujuan dilakukan setelah penetapan urutan prioritas dignosa
keperawatan. Sasaran merupakan hasil yang diharapkan dalam mengurangi atau mengatasi
Tujuan dirumuskan untuk menggambarkan penampilan, hasil, atau prilaku klien yang
berhubungan dengan sasaran. Ada tiga kegunaan tujuan (Kelliat, Budi Ana., 1998) : Memberi
arah pemilihan atau penentuan strategi keperawatan, menentukan fasilitas, metode yang
Kriteria adalah standar yang dipakai untuk mengevaluasi penampilan klien. Kriteria
evaluasi diperlukan apabila tujuan belum spesifik dan tidak dapat diukur. Ada beberapa
a. Dapat diukur
c. Dapat dicapai
Dari diagnosa keperawatan yang telah disusun di atas, maka rencana tindakan
1. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan peningkatan after load, vasokontriksi.
Tujuan : Berpartisipasi dalam aktivitas yang menurunkan tekanan darah/beban kerja jantung.
Kriteria hasil : Mempertahankan TD dalam rentang individu yang dapat diterima, memperlihatkan irama dan
Intervensi Rasional
1.1. Pantau Tekanan darah 1.1. Mengetahui secara dini perubahan yang
terjadi dan untuk memberikan tindakan
yang sesuai dengan keadaan pasien.
1.2. Denyut karotis, jugularis dan femoralis
1.2. Catat keberadaan,kualitas dapat mencerminkan efek dari
denyutan sentral dan perifer vasokontriksi dan kongesti vena.
1.3. S4 umum terdengar pada pasien
hipertensi berat perkembangan S3
1.3. Auskultasi tonus jantung dan menunjukkan hipertropi ventrikel dan
bunyi napas kerusakan fungsi. Adanya krakles,
mengindikasikan kongesti paru
sekunder.
1.4. Adanya pucat, dingin, kulit lembab dan
pengisian kapiler lambat mungkin
1.4. Amati warna kulit, kelembaban, berkaitan dengan vasokontriksi.
suhu, dan masa pengisian kapiler
1.5. Mengindikasikan gagal jantung,
kerusakan ginjal atau vaskular.
1.5. Catat edema umum/tertentu 1.6. Menurunkan rangsang simpatis,
meningkatkan relaksasi.
1.6. Berikan lingkungan tenang dan
1.7. Menurunkan strees dan ketegangan
kurangi aktifitas yang mempengaruhi tekanan darah
1.7. Pertahankan pembatasan
aktifitas, seperti istirahat
ditempat tidur, bantu klien
1.8. Dapat menurunkan rangsangan yang
melakukan aktifitas perawatan menimbulkan strees sehingga akan
diri sesuai kebutuhan menurunkan TD
1.8. Anjurkan teknik relaksasi,
1.9. Menghindari terjadinya penurunan
Intervensi Rasional
aktifitas pengalihan fungsi jantung dan beban kerja jantung.
da dan gejala: Keluhan nyeri kepala oksipital terutama pada saat bangun , otot-otot wajah tegang,
menyeringai menahan sakit, gelisah, leher kaku, penglihatan kabur, mual dan muntah.
teria hasil : Mengungkapkan nyeri hilang, menyatakan metode yang memberikan pengurangan, mengikuti
Intervensi Rasional
2.1. Kaji tingkat nyeri pasien 2.1. tingkat nyeri dapat mempengaruhi
tingkah laku pasien dan proses
pengobatan
2.2. Mempertahankan tirah baring
2.2. Meningkatkan relaksasi terhadap
selama fase akut seluruh organ yang bersangkutan
2.3. Berikan tindakan non
2.3. Tindakan tersebut menurunkan tekanan
farmakologi (kompres dingin pada vaskuler serebral dan memperlambat
dahi, pijat punggung, leher, untuk respon simpatis
ketenangan redupkan lampu
kamar)
2.4. Kurangi aktifitas yang berlebihan
2.4. Aktifitas yang berlebihan dapat
meningkatkan tekanan vaskuler serebral
2.5. Bantu pasien dalam aktifitas
2.5. Mencegah komplikasi dalam
sesuai kebutuhan hubungannya dengan sakit kepala
2.6. Berikan cairan, makanan lunak
2.6. Meningkatkan kenyamanan umum
dan perawatan mulut yang teratur
2.7. Berikan analgetik sesuai indikasi
2.8. Berikan anti ansietas, misalnya:
2.7. Mengontrol nyeri dan menurunkan
Diazepam. rangsangan sistem saraf simpatis
2.8. Mengurangi tegangan dan
ketidaknyamanan yang diperberat oleh
stress.
riteria hasil : Ikut serta dalam kegiatan yang dibutuhkan, menunjukkan toleransi aktifitas yang dapat diukur,
Intervensi Rasional
3.1. Kaji respon pasien terhadap 3.1. Perubahan aktifitas dapat
aktifitas mengidentifikasi tingkat kelemahan
fisik pasien atau klien
3.2. Mengidentifikasi perubahan respon
3.2. Observasi tanda-tanda vital fisiologis terhadap aktifitas
(Ajarkan pasien Nadi, tekanan 3.3. Tekhnik penghematan energi
darah, respirasi) mengurangi penggunaan energi dan
3.3. Berikan tentang tehnik membantu keseimbangan suplai
penghematan energi (melakukan oksigen
aktifitas perlahan-lahan dan
menggunakan alat bantu) 3.4. Kemajuan aktifitas secara bertahap
3.4. Berikan dorongan untuk mencegah peningkatan kerja jantung
melakukan aktifitas atau secara tiba-tiba.
peraweatan diri, jika dapat
ditoleransi (secara bertahap).
4. Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan masukan berlebihan, pola
a dan gejala: Berat Badan (BB) meningkat 10%-20% dari BB Ideal, lipatan trisep pada pria lebih dari 15 mm
Kriteria hasil : Menunjukkan perubahan pola makan (misal: pilihan makanan, kuantitas, dan sebagainya),
Tabel 2.7 Rencana keperawatan perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh
Intervensi Rasional
4.1. Kaji pemahaman pasien tentang
4.1. Kegemukan merupakan resiko tinggi
hubungan antar hipertensi dan terhadap hipertensi
kegemukan
4.2. Anjurkan pasien untuk
4.2. Mempercepat proses aterosklerosis.
menurunkan asupan kalori lemak, Masukan garam memperbanyak volume
garam dan gula cairan intravaskuler dan merusak ginjal
4.3. Program penurunan berat badan
4.3. Tetapkan keinginan pasien untuk membantu menunjang keberhasilan
menurunkan berat badan proses penyembuhan
4.4. Bantu untuk memilih makanan
4.4. Menghindari makanan tinggi lemak
yang tepat (hindari makanan jenuh dan kolesterol penting dalam
dengan kejenuhan lemak tinggi mencegah perkembangan aterogenesis
dan kolesterol) 4.5. Memberikan konseling dan bantuan
4.5. Rujuk ke ahli gizi sesuai indikasi. memenuhi kebutuhan diit individu.
5. Inefektif koping individu berhubungan dengan krisis situasi, harapan yang tak terpenuhi,
perubahan hidup beragam.
an gejala : Menyatakan ketidakmampuan dalam memecahkan masalah, gelisah, cemas, insomnia, tegang,
depresi.
Kriteria hasil : Menyadari akan kemampuan koping saat ini, menghindari stress, menggunakan ketrampilan
Intervensi Rasional
5.1. Kaji keefektifan strategi koping
5.1. Mekanisme adaptif perlu untuk
dengan mengobservasi perilaku mengubah pola hidup seseorang
5.2. Catat laporan gangguan tidur,
peningkatan keletihan, kerusakan
5.2. Mekanisme maladaptif merupakan
konsentrasi indikator marah yang ditekan dan
menjadi penentu utama tekanan darah
5.3. Bantu pasien untuk mengatasinya diastolik
5.4. Libatkan pasien dalam
5.3. Mengenalkan pasien terhadap stressor
perencanaan perawatan dan beri
5.4. Keterlibatan memberikan perasaan
dorongan pengobatan kontrol diri yang berkelanjutan dan
dapat meningkatkan kerjasama dalam
5.5. Bantu pasien untuk regimen terapeutik
mengidentifikasi dan mulai
5.5. Perubahan yang harus diprioritaskan
merencanakan perubahan hidup untuk menghindari rasa tidak menentu
yang perlu dan tidak berdaya
5.6. Dorong pasien untuk
5.6. Memberikan perhatian dapat
mengevaluasi tujuan hidup. memberikan pandangan pasien terhadap
Tanyakan pertanyaan seperti apa yang diinginkan.
“Apakah yang anda lakukan”
merupakan apa yang anda
inginkan.
instruksi tidak akurat, perilaku tidak tepat misal bermusuhan, agitasi, apatis.
Kriteria hasil : Pasien menyatakan pemahaman tentang proses penyakit dan regimen pengobatan,
mengidetifikasi efek samping obat dan kemungkinan komplikasi yang perlu diperhatikan,
Intervensi Rasional
6.1. Kaji tingkat pengetahuan pasien 6.1. Tingkat pengetahuan pasien
mempengaruhi proses
pemahaman pasien tentang
kondisi dan penyakit yang
dialaminya
6.2. Jelaskan tentang hipertensi dan efeknya
6.2. Memberikan dasar untuk
pada jantung, pembuluh darah, ginjal, pemahaman tentang peningkatan
dan otak. tekanan darah, pemahaman
bahwa tekanan darah meningkat
dapat terjadi tanpa gejala, untuk
memungkinkan pasien
melanjutkan pengobatan
meskipun ketika merasa sehat
6.3. Faktor-faktor resiko
menunjukkan hubungan dalam
6.3. Bantu pasien dalam menunjang hipertensi, penyakit
mengidentifikasikan faktor-faktor kardiovaskuler, ginjal
resiko kardiovaskuler, mis: obesitas,
diit tinggi lemak, kolesterol, pola hidup
6.4. Sumber-sumber di masyarakat
monoton, merokok, minum alkohol dapat membantu pasien dalam
6.4. Berikan informasi tentang sumber - upaya mengawali dan
sumber di masyarakat dan dukungan mempertahankan perubahan pola
pasien dalam membuat perubahan pola hidup.
hidup.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan realisasi dari rencana yang telah dibuat. Pelaksanaan asuhan
keperawatan adalah merupakan pemberian asuhan keperawatan yang nyata serta merupakan
penyelesaian dari tindakan keperawatan untuk mencapai sasaran yang telah dirumuskan
dalam perencanaan yaitu dengan terpenuhinya kebutuhan klien secara optimal (Gaffar,
1997).
b. Keterampilan interpersonal, intelektual, teknikal, dilakukan dengan cermat dan eisien pada
Setelah pelaksanaan selesai, dilakukan dokumentasi intervensi secara tertulis pada catatan
5. Evaluasi
Evaluasi asuhan keperawatan adalah tahap akhir proses keperawatan yang bertujuan
untuk menilai hasil akhir dari keseluruhan tindakan keperawatan yang telah dilakukan, ditulis
berupa keberhasilan maupun ketidakberhasilan yang dilihat dari masalah yang ada (Gaffar,
1997).
Evaluasi yang dilakukan disini adalah bersifat sumatif yaitu dilakukan sekaligus pada