Anda di halaman 1dari 4

ANALISA SINTESA

PADA NY.N DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI


JENIS TINDAKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

DISUSUN OLEH :
ANNISA KUSUMA WARDANI
S20202/S20D

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM SARJANA


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS KUSUMA HUSADA SURAKARTA
2023
ANALISA SINTESA
PADA NY.N DENGAN DIAGNOSA MEDIS HIPERTENSI
JENIS TINDAKAN PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Keluhan Utama
Pasien mengatakan pusing, pasien juga mengatakan kenapa tekanan darahnya tinggi
karna ia baru saja mengalami tekanan darah tinggi baru kali ini. Pasien tampak bingung.
TD: 192/104 Nadi: 89x/menit Suhu: 36.6ºC RR: 20x/menit SPO2: 99%
GCS (Eye:4, Motorik:5, Verbal: 6) GCS:15. Kesadaran composmentis.
B. Diagnosis Medis
Hipertensi
C. Diagnosa Keperawatan
Defisit pengetahuan berhubungan dengan kurangnya terpapar informasi (D.0111)
D. Data Yang mendukung diagnosa keperawatan
Data Subjektif:
Pasien mengatakan pusing, pasien juga mengatakan kenapa tekanan darahnya tinggi
karna ia baru saja mengalami tekanan darah tinggi baru kali ini
Data Objektif:
Pasien tampak bingung.
TD: 192/104 Nadi: 89x/menit Suhu: 36.6ºC RR: 20x/menit SPO2: 99%
E. Dasar pemikiran ( Dijelaskan terkait dengan teori yang mendasari berkaitan penyakit
berdasarkan jurnal atau literature)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebihdari 140 mmHg dan tekanan
darah diastolik dari 90 mmHg pada kedua kali pengukuran dengan selang waktu lima
menit dalam keadaan istirahat/ tenang. Hipertensi berlangsung dalam jangka waktu lama
dan tidak terkontrol akan menimbulkan komplikasi, komplikasi yang dapat terjadi ialah
stroke, infark mokard, dan gagal ginjal. Manajemen hipertensi yang dilakukan antara lain
kombinasi obat-obatan dan modifikasi gaya hidup, seperti membatasi asupan
garam,olahraga, istirahat, mengendalikan stres serta menghindari makanan-makanan
tertentu yang dapat memperparah tekanan darah (Ulya et al., 2017)
F. Prinsip tindakan keperawatan (dijelaskan terkait procedure tindakan)
1. Petugas melakukan anamnesis pada pasien
Didapatkan keluhan : mulai dari tidak bergejala sampai bergejala, seperti nyeri/sakit
kepala, gelisah, jantung berdebar, leher kaku, penglihatan kabur, dan rasa sakit
didada.
Adanya faktor risiko : riwayat pola makan (konsumsi garam berlebih),konsumsi
alkohol, aktivias fisik kurang, kebiasaan merokok, obesitas, diabetes melitus,
psikososial dan stres.
2. Petugas mencuci tangan sebelum melakukan tindakan
3. Petugas mengukur TTV pada pasien
4. Petugas mencuci tangan setelah melakukan tindakan
5. Petugas menegakkan diagnosa hipertensi yang didapatkan dari anamnesa dan
pemeriksaan
6. Petugas memberikan terapi pada pasien
Konseling dan Edukasi :
Edukasi individu dan keluarga tentang pola hidup sehat untuk mencegah dan
mengontrol hipertensi seperti
- Gizi seimbang dan pembatasan garam dan leak
- Mempertahankan berat badan dan lingkar pinggang ideal
- Gaya hidup aktif/ olhraga teratur
- Stop merokok
- Membatasi konsumsi alkohol
7. Petugas menulis hasil pemeriksaan, diagnosa, terapi pada rekam medis
G. Analisa tindakan (dijelaskan terkait bagaimana mekanisme tindakan yang diberikan
bisa menyelesaikan masalah keperawatan pada pasien)
Klien dengan hipertensi umumnya belum mengetahui terkait informasi yang dibutuhkan
termasuk dari pencegahan dan pengobatan. Mencegah terjadinya informasi yang salah
atau kurang tepat maka dilakukan Pendidikan Kesehatan agar klien mengetahui informasi
yang benar dan tepat. Pada akhirnya mengharapkan kepatuhan terhadap pengobatan
hiprtensi
H. Bahaya dilakukannya tindakan (dijelaskan kontraindikasi dari tindakan yang
dilakukan).
Bahaya dilakukannya tindakanKesalahan dalam menyampaikan informasi, kesalahan
dalam menangkap atau memahamiinformasi yang diberikan
I. Tindakan keperawatan lain yang dilakukan
 Tirah baring
Tirah baring merupakan suatu intervensi dimana klien dibatasi untuk berada
ditempat tiduruntuk tujuan terapeutik, dalam kasus ini pasien di tirah baringkan
untuk mengurangi aktifitasyang dapat membuat perdarahan bertambah parah
 Penurunan kecemasan
Pasien khawatir dan takut jika kehamilannya yang kedua ini mengalami
keguguran kembaliseperti pada kehamilan yang pertama, penurunan kecemasan di
berikan dengan harapanpasien tidak merasa takut dan khawatir terhadap
kehamilannya sehingga pasien tenang dandapat mengikuti program pengobatan
yang diberikan
J. Hasil yang didapatkan setelah dilakukan tindakan
S: Pasien mengatakan memahami informasi yang di sampaikan dan akan mematuhi
pengobatan dan terapi yang diberikan
O: Pasien tampak rileks, pasien tamppak kooperatif RR 20x/ menit, HR 85x/ menit, Suhu
36,50C, TD : 194/104 mmHg
A : masalah sudah teratasi
P : Hentikan intervensi
K. Evaluasi Diri
Tindakan ini sudah dilakukan sesuai prosedur dan tidak ada perbedaan yang signifikan
antara SAP (Satuan Acara Penyuluhan) dengan proseduryang telah dilakukan
L. Kepustakaan
Ulya, Z., Iskandar, A., & Asih, F. T. (2017). Jurnal Keperawatan Soedirman (The
Soedirman Journal of Nursing), Volume 12, No.1 Maret 2017. 12(1), 38–46.

Anda mungkin juga menyukai