Anda di halaman 1dari 3

BAB 4

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

1. Pada tahap pengkajian dilakukan metode wawancara, observasi Tn. AL usia 63 tahun
dengan diagnose STEMI, keluhan utama nyeri dada, riwayat penyakit hipertensi, pasien
mengatakan nyeri dada tembus punggung, menjalar kerahang dan lengankiri. Nyeri
seperti tertekan benda berat. Nyeri sejak 3 hariyanglalu tapi hilang timbul. Nyeri
memberat siang sebelum MRS dan terasa terus-menerus. Skala nyeri (6): sedang. Pasien
mengatakan cemas karena ibunya meninggal dengan penyakit jantung. Pasien
mengatakan ini serangan jantung pertama kali. pasien mengatakan minum obat tidak
teratur. Pasien sering bertanya apakah bisa sembuh dan kapan, mengapa bisa sakit begini.
TD: 184/83 mmHg, RR: 26x/mnt, Nadi:120x/mnt, Suhu:35,5 C SpO2 : 98 % dengan
Oksigen nasal canule 3 lpm.
2. Setelah dilakukan pengkajian dan analisa kasus muncul lima diagnose pada pasien yaitu :
penurunan curah jantung b/d perubahan irama jantung (D.0008), pola nafas tidak efektif
b/d penurunan energy (D.0005), nyeri akut b/d agen pencidera fisik fisiologis (iskemia)
(D.0077), Ansietas b/d kurang terpapar informasi (D.0080), ketidakpatuhan b/d program
terapi kompleks atau lama (D.0114).Semua diagnosa teratasi dan teratasi sebagian.
3. Intervensi yang direncanakan pada kasus terdiri dari : diagnosa pertama penurunan curah
jantung berhubungan dengan perubahan irama jantung terdapat 17 intervensi
keperawatan, diagnose kedua pola nafas tidak efektif berhubungan dengan penurunan
energy terdapat 7 intervensi keperawatan, diagnose ketiga nyeri akut berhubungan
dengan agen pencidera fisik fisiologis (iskemia) terdapat 9 intervensi keperawatan,
diagnosa keempat ansietas berhubungan kurang terpapar informasi terdapat 8 intervensi
keperawatan, diagnose kelima ketidakpatuhan berhubungan dengan program terapi
kompleks atau lama terdapat 8 intervensi keperawatan.
4. Implementasi yang dilakukan sudah sesuai dengan intervensi yang di tetapkan, selain ituu
ada faktor pendukung dari keluarga untuk bekerja sama sehingga implementasi dapat
dilaksanakan dengan baik
5. Hasil evaluasi keperawatan didapatkan bahwa diagnosa keperawatan penurunan curah
jantung berhubungan irama jantung cukup meningkat, pola nafas tidak efektif
berhubungan dengan penurunan energi membaik, nyeri akut berhubungan dengan agen
pencidera fisiologis menurun,ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi
menurun, ketidakpatuhan berhubungan dengan program terapi kompleks atau lama
meningkat.

4.2 Saran
1. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan dengan adanya studi kasus ini dapat meningkatkan kualitas pembelajaran
bagi mahasiswa/I di kampus Politekhnik Kesehatan Kementrian Kesehatan Samarinda
Prodi D-VI Keperawatan Samarinda, khususnya pada keperawatan gawat darurat
terutama pada pembelajaran tentang asuhan keperawatan gawaat darurat.
2. Bagi rumah sakit
Diharapkan dengan adanya studi kasus ini, dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan
bahan evaluasi yang di perlukan dalam pemberian asuhan keperawatan di ruangan
khususnya di ruang IGD (instansi gawat darurat)
3. Bagi perawat
Diharapkan dengan adanya studi kasus ini, dapat dijadikan sebagai acuan untuk
meningkatkan mutu pemberian asuhan keperawatan pada kasus ST Elevasi Miokard
Infark.
DAFTAR PUSTAKA

Andrayani Lalewisnu. 2016. Exercise pada Pasien dengan ST Elevasi Miokard Infark (STEMI).
Jurnal Kesehatan Prima, Vol. 10, No. 2.

Indonesia, P. D. 2018. Pedoman Tata Laksana Sindrom Koroner Akut (Vol. I). Jakarta: PERKI.

Kementrian Kesehatan RI, R. 2018. Laporan Nasional Riskesdas. Jakarta: Lembaga Penerbit
Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

Tim Pokja SIKI DPP PPNI.(2018).Standar Intervensi Keperawatan IndonesiaI (1 st ed.).


Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan (1 st ed). Jakarta: Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat
Nasional Indonesia.

Tim pokja SIKI DPP PPNI.(2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (I). Jakarta. :
Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.

Suddarth, B. &. 2014. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah edisi 12. Jakarta: EGC.

Suhayatra Putra, E. F. (2016). Artikel Penelitian. (Gambaran Faktor Resiko dan Manajemen
Reperfusi Pasien IMA-EST di Bangsal Jantung RSup Dr. M. Djamil Padang).

Sofyana Merlyn Gischa. 2015. Peran Perawat dalam Menangani Pasien dengan Gangguan IMA
di IGD RSU Dr. Moewardi Surakarta. Bachelor Program in Nursing Sciena Kusuma
Husada Journal.

Anda mungkin juga menyukai