Anda di halaman 1dari 7

NASKAH PUBLIKASI

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI


PENYAKIT JANTUNG KORONER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS
HARAPAN BARU SAMARINDA

KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir Pada Program Studi D III
Keperawatan

Oleh:

Ravira Marinda
Putri 2011102416067

PROGRAM STUDI D III


KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU
KEPERAWATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2022
NASKAH PUBLIKASI

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN YANG MENGALAMI


PENYAKIT JANTUNG KORONER DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HARAPAN
BARU SAMARINDA

CASE STUDY OF NURSING CARE ON CLIENTS WITH CORONARY HEART


DISEASE IN THE WORK AREA OF HARAPAN NEW HEALTH CENTER SAMARINDA

Putri Marinda Ravira1, Taharuddin2, Hidayat Rahman Faried3


Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
*Email: Raviramarindaptr@gmail.com

ABSTRACT

The death rate caused by cardiovascular problems reaches 6.7 million cases. The prevalence of riskesdas data in 2018
with the prevalence of Coronary Heart Disease in Indonesia reached 1.5%. Then the data at the Harapan Baru Health
Center in Samarinda recorded 4 cases of Coronary Heart Disease in 2020, then increased to 21 cases in 2021. The
purpose of this study The purpose of this study was to obtain an overview of providing nursing care to clients with
coronary heart disease in the work area of the Harapan Baru Health Center, Samarinda. This type of research uses an
observation method that uses a pain scale observation sheet that exists in patients. Interventions are given to clients with
a diagnosis of Coronary Heart Disease. After nursing actions, namely the Deep Breathing Relaxation Technique for 3x2
hours, it is expected that pain in clients with a medical diagnosis of Coronary Heart Disease will decrease.

Keywords: Nursing Care, Coronary Heart Disease, Deep Breathing Relaxation Techniques

INTISARI

Angka kematian akibat masalah kardiovaskular mencapai 6,7 juta kasus. Prevalensi data riskesdas tahun 2018 dengan
prevalensi Penyakit Jantung Koroner di Indonesia mencapai 1,5%. Kemudian data di Puskesmas Harapan Baru
Samarinda mencatat 4 kasus Penyakit Jantung Koroner pada tahun 2020, kemudian meningkat menjadi 21 kasus pada
tahun 2021. penderita penyakit jantung koroner di wilayah kerja Puskesmas Harapan Baru Samarinda. Jenis penelitian
ini menggunakan metode observasi yang menggunakan lembar observasi skala nyeri yang ada pada pasien. Intervensi
diberikan pada klien dengan diagnosa Penyakit Jantung Koroner. Setelah dilakukan tindakan keperawatan yaitu Teknik
Relaksasi Pernapasan Dalam selama 3x2 jam diharapkan nyeri pada klien dengan diagnosa medis Penyakit Jantung
Koroner akan berkurang.

Kata kunci: Asuhan Keperawatan, Penyakit Jantung Koroner, Teknik Relaksasi Pernapasan Dalam
1. PENDAHULUAN Relaksasi napas dalam sangat efektif, berdasarkan hasil
penelitian Hutabarat (2020) tentang pereda nyeri pada
Degeneratif adalah suatu proses di mana penyakit jantung koroner. Masalah nyeri teratasi
fungsi sel-sel saraf yang tidak diketahui penyebabnya sebagian dengan hasil mulai dari skala nyeri 4 (sedang)
secara bertahap menurun. Kondisi ini menurunkan sampai skala nyeri 2 (ringan).
sel-sel saraf yang berfungsi sebelumnya dan
menyebabkan mereka berhenti berfungsi sama sekali. 2. METODE
Denaturasi merupakan proses kerusakan yang lebih
cepat pada neuron, mielin, dan jaringan,yang Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode
menghasilkan peng embangan produk degeneratif penelitian dengan jenis metode studi kasus dan bersifat
dan reaksi penghancuran sel yang intensif. Penyakit deskriptif. Penelitian tentang metode ini dilakukan
tersebut menunjukkan penurunan tingkat secara menyeluruh Mulailah dengan menjalankan state
kelangsungan hidup sel saraf dan mempercepat secara sistematis observasi, pengumpulan data, analisis
kematian sel z (Suiraoka, I.2016). informasi dan pelaporan hasil. Subyek studi kasus
Penyakit kardiovaskular, atau lebih dikenal sebagai dalam penulisan ini adalah 1 orang klien dengan
penyakit jantung, umumnya mengacu pada kondisi penyakit jantung koroner di wilayah kerja Puskesmas
penyempitan atau penyumbatan pembuluh darah Harapan Baru Samarinda.Instrumen yang digunakan
yang dapat menyebabkan serangan jantung, nyeri penulis dalam penelitian menggunakan instrumen
dada (angina), atau stroke. Koamerindisi jantung lain berupa lembar observasi dan lembar
yang mempengaruhi otot jantung, katup jantung, atau pengkajian.Lembar observasi yang digunakan adalah
irama jantung juga dianggap sebagai bentuk penyakit skala nyeri. Prosedur pengumpulan data dan instrumen
jantung (AHA, 2017). pengumpul data yang digunakan dalam studi kasus.
World Health Organization (WHO) Metode pengumpulan data yang digunakan dengan
menyatakan bahwa penyakit arteri koroner (PJK) metode observasi. Instrumen pengumpulan data adalah
merupakan salah satu masalah kesehatan alat yang digunakan pada saat melakukan proses
kardiovaskular yang jumlahnya meningkat pesat asuhan keperawatan, seperti : tensimeter, stetoskop,
dengan angka kematian 6,7 juta (6,7 juta kasus). Data penlight, dan lembar observasi.
Riskesdas 2018 juga menunjukkan prevalensi
penyakit jantung yang terdiagnosis secara medis 3. HASIL DISKUSI
mencapai 1,5% di Indonesia, dengan prevalensi
tertinggi di Kalimantan Utara sebesar 2,2%, DIY 2% a. Pengkajian
dan Gorontalo 2%. Selain ketiga provinsi bagian Pengkajian keperawatan pada kasus ini masalah yang
tersebut, terdapat delapan provinsi bagian lain yang muncul pada keluhan utama dengan masalah nyeri
prevalensinya lebih tinggi dibandingkan dengan pada yaitu : nyeri pada dada, skala nyeri berada pada
prevalensi nasional. Delapan provinsi bagian tersebut angka 5, lokasi nyeri berada di dada sebelah kiri, rasa
adalah Aceh (1,6%), Sumatera Barat (1,6%), DKI sakit seperti ditusuk-tusuk dan terasa panas. Pada
Jakarta (1,9%), Jawa Barat (1,6%), Jawa Tengah pengkajian ini di fokuskan pada asuhan keperawatan.
(1,6%), Kalimantan Timur (1,9%) dan Sulawesi Pengkajian pada klien Tn. S yang mengalami penyakit
Utara (1,8%). dan Sulawesi Tengah (1,9%). jantung koroner dilakukan pada tanggal 21 Maret 2022
Berdasarkan data Puskesmas Harapan Baru Kota pada jam
Samarinda di tahun 2020 tercatat penderita penyakit 10.00 WITA. Dan hasil yang didapatkan pada klien
jantung sebanyak 4 orang sedangkan pada tahun ialah:
2021 penderita penyakit jantung meningkat sebanyak Didapatkan kesesuaian data antara tinjauan teori dan
21 penderita ( Sumber Tata Usaha PKM Harapan keadaan klien.
Baru 2021). Tanda dan gejala PJK antara lain Dimana klien merasakan nyeri pada dada, dada terasa
dada/kompresi berat/rasa tidak nyaman pada dada, panas, merasa lemah, tidak nyaman, kesulitan tidur,
nyeri dada/rasa tidak nyaman di dada bagian merasa bingung, merasa khawatir.
tengah/dada depan kiri/lengan kiri menyebar, nyeri Pada saat melakukan pengkajian penulis menemukan
dada/rasa tidak nyaman pada dada saat mendaki/rasa data pada klien yang tidak sesuai dengan teori. Data
tidak nyaman pada dada hilang saat menaiki tersebut yaitu nyeri ulu hati, diabetes mellitus, riwayat
tangga/rasa tergesa-gesa dan aktivitas yang penyakit keluarga, sesak napas.
menyakitkan/ istirahat (Ghani, L 2016). Menurut Dalam melakukan pengkajian pada klien didapatkan
Kementerian Kesehatan Indonesia (2017), pasien data keluhan klien yang tidak sesuai dengan tinjauan
dengan penyakit arteri koroner menunjukkan gejala teori tentang penyakit jantung koroner. Data tersebut
nyeri dada yang khas seperti beban berat yang luar yaitu menanyakan mengenai masalah yang dihadapi
biasa, rasa terbakar, rasa perih, dan nyeri perut bagian Kesesuaian data antara tinjauan teoridan keadaan klien
atas. Pasien penyakit jantung koroner dapat diobati sebab keluhan yang dirasakan oleh klien adalah
dengan metode farmakologi dan nonfarmakologi. keluhan yang umum terjadi pada klien yang mengalami
Salah satu penanganan nonfarmakologi yang dapat penyakit jantung koroner.
dilakukan adalah relaksasi nafas dalam seangkan b. Diagnosa Keperawatan
penanganan farmakologi dapat ditangani dengan Diagnosa keperawatan adalah penilaian klinis terhadap
pemberian analgesik (Santosa dan Baharuddin, respon klien aktual dan potensial terhadap masalah
2020). kesehatan atau proses kehidupan yang dialami klien.
Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengetahui
respon klien secara individu, keluarga, dan masyarakat meredakan nyeri, 6. Ajarkan teknik non farmakologis
terhadap situasi yang berhubungan dengan kesehatan (mis.Relaksasi Nafas Dalam).
(Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia, 2016). Perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada
Di dalam tinjauan teori, terdapat 7 masalah masalah intoleransi aktivitas dengan intervensi
keperawatan yang akan timbul pada klien yang manajemen energi (I.05178) yaitu: 1.Identifikasi
mengalami penyakit jantung koroner, antara lain gangguan fungsi tubuh yang mengakibatkan kelelahan,
sebagai berikut: 2.Monitor pola dan jam tidur, 3.Anjurkan melakukan
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera aktivitas secara bertahap, 4.Lakukan rentang gerak
fisiologis: iskemia (D.0077), Intoleransi aktivitas pasif dan/atau aktif.
berhubungan dengan ketidakseimbangan suplai darah Perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada
dan oksigen (D.0056), Ansietas berhubungan dengan masalah asnietas dengan intervensi reduksi ansietas
kurangnya terpapar informasi (D.0080), Penurunan (I.09314) yaitu: 1. Identifikasi saat tingkat ansietas
curah jantung berhubungan dengan perubahan berubah, 2.Identifikasi kemampuan mengambil
kontraktilitas (D.0008), Perfusi perifer tidak efektif keputusan, 3.Temani pasien untuk mengurangi
berhubungan dengan penurunan aliran arteria atau vena kecemasan,jika memungkinkan, 4.Dengarkan dengan
(D.0009), Hipervolemia berhubungan dengan penuh perhatian, 5.Anjurkan keluarga untuk tetap
kelebihan asupan natrium (D.0022), Pola napas tidak bersama pasien, jika perlu. 6.Anjurkan melakukan
efektif berhubungan dengan depresi pusat pernafasan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai kebutuhan.
(D.0005) Berdasarkan data hasil pengkajian pada klien Perencanaan asuhan keperawatan yang dilakukan pada
Tn.S didapatkan data untuk menegakkan 5 diagnosa masalah defisit pengetahuan dengan intervensi edukasi
keperawatan menurut Standar Diagnosa Keperawatan kesehatan (I.12383) yaitu: 1.Identifikasi kesiapan dan
Indonesia (SDKI) yaitu nyeri akut, intoleransi aktivitas, kemampuan menerima informasi, 2.Sediakan materi
ansietas, defisit pengetahuan. Dari 5 diagnosa dan media pendidikan kesehatan, 3.Jadwalkan
keperawatan tersebut, terdapat 4 diagnosa keperawatan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, 4.Jelaskan
yang sesuai dengan teori yaitu nyeri akut, intoleransi faktor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan, 5.
aktivitas, ansietas, perfusi perifer tidak efektif. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat.
Sedangkan satu diantaranya tidak sesuai dengan teori d. Implementasi Keperawatan
yaitu defisit pengetahuan. Saat pelaksanaan tindakan keperawatan dilakukan di
Diagnosa keperawatan yang terjadi pada Tn. S yaitu: rumah klien dengan memberikan terapi teknik relaksasi
Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera nafas dalam untuk mengurangi nyeri pada dada
fisiologis: Iskemia Munculnya masalah keperawatan klien.Adapun teknik relaksasi nafas dalam dilakukan
tersebut berdasarkan SDKI yang dimana penyebab selama 3 hari yang dimulai 22 maret – 24 maret 2022.
utamanya adalah nyeri pada dada, rasa sakit seperti Teknik relaksasi nafas dalam dilakukan dengan
ditusuk-tusuk. Pada klien dengan masalah nyeri akut melakukan teknik bernafas pada klien sesuai dengan
ditemukan data-data yang sesuai dengan tanda mayor langkah-langkah pelaksanaannya yaitu: 1.Usahakan
dan minor dimana klien tampak meringis, sulit tidur, klien tetap dalam keadaan rileks dan tenang,
frekuensi nadi meningkat, tekanan darah meningkat, 2.Membaca basmallah,3. Menarik nafas dari hidung
sehinggan penulis menetapkan nyeri akut sebagai dengan udara melalui hitungan 1,2,3., 4. Perlahan-
masalah keperawatan pada Tn.S., Penulis berasumsi lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil
bahwa terjadinya nyeri akut pada klien yang merasakan ekstremitas atas dan bawah rileks,
disebabkan oleh agen pencedera fisiologis 5.Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali,
menyebabkan dada terasa nyeri dan terasa panas. 6.Menarik nafas agi melalui hidung dan
c. Intervensi Keperawatan menghembuskan melalui mulut secara perlahan-lahan.
Intervensi keperawatan adalah rencana tindakan Pada masalah keperawatan intoleransi aktivitas, semua
keperawatan yang dilakukan oleh perawat kepada klien intervensi dilakukan pada klien.Pada masalah
dengan tujuan untuk mencapai kesejahteraan kesehatan keperawatn ansietas,semua intervensi dilakukan pada
klien dan kemandirian klien menjaga klien. Pada masalah defisit pengetahuan, terdapat 1
kesehatannya,pada tahap intervensi ini peneliti intervensi yang tidak dilakukan yaitu: 4.4 Jadwalkan
memberikan intervensi keperawatan pada klien dengan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan, tindakan ini
masalah keperawatan nyeri akuy berhubungan dengan tidak dilakukan karena klien ingin fokus terhadap
agen pencedera fisiologis. Rencana tindakan ini intervensi yang sudah ada.
dilaksanakan berdasarkan teori yang sudah ada dalam Selama melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. S
buku Standa Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI) yang mengalami penyakit jantung koroner, penulis
yaitu dengan pemberian teknik relaksasi nafas dalam sama sekali tidak mengalami kesulitan ataupun
yang sebelumnya penelitian ini telah dilakukan oleh kendala. Karena klien bisa bekerja sama dan klien
Hutabarat (2020) tentang pengaruh teknik relaksasi kooperatif selama pemberian asuhan keperawatan.
nafas dalam pada klien penyakit jantung koroner yang
e. Evaluasi Keperawatan
mengalami nyeri akut. Oleh karena itu, dalam
Setelah melakukan implementasi keperawatan selama 3
menangani masalah nyeri akut peneliti memberikan
hari di rumah klien didapatkan data perkembangan
intervensi keperawatan manajemen nyeri (I.08238)
pada evaluasi hari terakhir pada diagnosa nyeri akut
teknik relaksasi nafas dalam meliputi: 1. Lokasi,
berhubungan dengan agen pencedera fisiologis, teratasi
durasi, karakteristik, frekuensi. 2. Identifikasi skala
pada hari ketiga pada tanggal 23 Maret 2022 dimana
nyeri, 3. Identifikasi pengetahuan dan keyakinan
nyeri klien sudah berkurang . Di hari pertama tanggal
tentang nyeri, 4. Monitor keberhasilan terapi, 5.
21
Jelaskan strategi
Maret 2022 pukul 10.00 WITA hasil pemeriksaan skala belum teratasi dan masalah defisit pengetahuan belum
nyeri klien berada pada angka 5 dan dihari ketiga pada teratasi. pada evaluasi hari kedua dengan masalah nyeri
tanggal 23 Maret 2022 pukul 09.00 WITA hasil akut belum teratasi , masalah intoleransi aktivitas
pemeriksaan skala nyeri klien berada pada angka 2. belum teratasi, masalah ansietas belum teratasi,
Berdasarkan hasil jurnal Juliana Hutabarat yang telah masalah perfusi perifer btidak efektif belum teratasi
dilakukan tentang penanganan nyeri pada pasien dan masalah defisit pengetahuan belum teratasi. pada
jantung koroner dengan menggunakan teknik relaksasi evaluasi hari ketiga dengan masalah nyeri akut teratasi,
nafas dalam. Terapi tersebut sangat baik dilakukan masalah intoleransi aktivitas teratasi, masalah ansietas
untuk mempercepat penanganan nyeri dan sangatt teratasi, masalah perfusi perifer tidak efektif teratasi,
efektif dilakukan dengan sendiri dan tidak masalah defisit pengetahuan teratasi.Selama 3 hari
membutuhkan biaya. pemberian tindakan didapatkan kondisi Tn. S
membaik, nyeri dada berkurang dengan teknik
4. KESIMPULAN relaksasi nafas dalam, kekuatan otot membaik,
kecemasan berkurang, nadi normal, pengetahuan
Asuhan keperawatan pada Tn. S yang mengalami membaik.Peneliti mengungkapkan
Penyakit Jantung Koroner dengan tanda mengatakan bahwa teknik relaksasi nafas dalam sangat efektif
nyeri, nyeri berada pada dada sebelah kiri, klien untuk nyeri pada Penyakit Jantung Koroner sesuai
tampak meringis, klien tamapk bersikap protektif. TD: dengan hasil yang telah diteliti.
160/80 mmHg, N: 120x/menit, RR: 20x/menit, T:
36C.Pada pengkajian tanggal 21 Maret 2022 5. SARAN
didapatkan data keluhan utama nyeri akut. Dari
masalah keperawatan utama yang timbul masalah 1. Bagi Institusi Pelayanan
keperawatan yang lain yaitu intoleransi aktivitsas Diharapkan institusi pelayanan kesehatan dapat
berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan kepada
darah dan kebutuhan oksigen, snsietas berhubungan para klien.
dengan kurang terpapar informasi, perfusi perifer tidak 2. Bagi Mahasiswa Keperawatan
efektif berhubungan dengan penurunan aliran asrteria Diharapkan mahasiswa keperawatan dapat menyadari
atau vena dan defisit pengetahuan berhubungan dengan pentingnya asuhan keperawatan yang baik dan sesuai
kurang terpapar informasi.Intervensi utama yang akan teori dalam memberikan asuhan keperawatan pada
dilakukan oleh peneliti yaitu terapi teknik relaksasi klien, sehingga klien akan mendapatkan pelayanan yang
nafas dalam pada diagnosa pertama, anjurkan holistic dan komprehensif.
melakukan aktivitas secara bertahap pada diagnosa 3. Bagi Institusi Pendidikan
kedua, pemberian terapi pada diagnosa ketiga, Diharapkan institusi pendidikan agar dapat
pemberian edukasi pada diagnosa keempat, pemberian meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang
edukasi pada diagnosa kelima.Peneliti berasumsi berkualitas dan profesiolnal, sehingga terlahirlah
bahwa intervensi yang ditetapkan sudah tepat dan perawat-perawat yang profesional dalam memberikan
efektif yang sebelumnya sudah dilakukan penelitian asuhan keperawatan.
oleh Juliana Hutabarat dan Standar Intervensi
Keperawatan Indonesia (SIKI). Implementasi 6. DAFTAR PUSTAKA
dilakukan selama 3 hari di mulai pada tanggal 21 Maret
2022 – 23 Maret 2022. Implementasi yang dilakukan AHA. (2017). High bood pressure clinical practice
pada masalah nyeri akut yang terjadi pada Tn. S adalah guideline for the orevention,detection,evaluation.A
teknik relaksasi nafas dalam. Implementasi utama pada report of the Amerika college of cardiologt. America : J
masalah keperawatan intoleransi aktivitas dengan Am Coll Cardiol.
menganjurkan aktivitas secara bertahap. Implementasi
pada masalah keperawatan ansietas dengan Anies. 2017. Kolesterol dan penyakit jantung coroner
mendengarkan dengan penuh perhatian, menemani Jogjakarta: AR-RUZZ MEDDIA
pasien untuk mengurangi kecemasan. Implementasi
pada masalah keperawatan perfusi perifer tidak efektif Bachrudin & Najib. 2016. Keperawatan Medikal Bedah
dengan menganjurkan berolahraga rutin kemudian I. : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
implementasi pada masalah defisit pengetahuan dengan
menjelaskan faktor risiko yang dapat mempengaruhi Darmanto, Muhammad Supri. 2019. Asuhan
kesehatan, mengajarkan perilaku hidup bersih dan Keperawatan pada Klien Penyakit Jantung Koroner
sehat. Dimana implementasi ini dilakukan mandiri oleh (PJK) dengan Intoleransi Aktivitas di Ruang Aster
klien untuk melakukan teknik relaksasi nafas dalam RSUD Dr. Harjono Ponorogo, Ponorogo : Kementrian
yang akan di ajarkan oleh perawat berguna untuk Kesehatan RI Polteknik Kesehatan Kemenkes Malang
mengurangi rasa nyeri pada dada Tn. S . Tn. S sangat Jurusan Keperawatan Prodi D III Keperawatan.
kooperatif ketika dilakukan pemberian asuhan
keperawatan dengan teknik relaksasi nafas dalam. Pada Ghani, L, Susilawati, M. ., & Novriani, H. (2016).
tahap evaluasi yang dilakukan selama Faktor risiko dominan penyakit jantung coroner di
3 hari terjadi perubahan yang baik pada masalah Indonesia. Buletin Penelitian Kesehatan, 44(3), 153-
keperawatan yang ada. Pada evaluasi hari pertama 164.
dengan masalah nyeri akut belum teratasi, masalah
intoleransi aktivitas belum teratasi, masalah ansietas
belum teratasi, masalah perfusi perifer btidak efektif
Hutabarat, J. (2020). Asuhan Keperawatan Pada Klien Santosa, W. N., & Baharuddin, B. (2020). Penyakit
Cronic Hearth Failure yang Mengalami Nyeri Akut Jantung Koroner dan Antioksidan. KELUWIH : Jurnal
Dengan Teknik Relaksasi Nafas Dalam di Rumah Sakit Kesehatan dan Kedokteran, 1(2), 98-103.
Umum Daerah Pandan Tahun 2020.
SDKI DPP PPNI, (2016), Standar Diagnosis
Hutasoit, E. S. (2019). PROSES KEPERAWATAN Keperawatan Indonesia (SDKI), Edisi 1, Jakarta,
PERKEMBANGAN DAN KONSEP. Persatuan Perawat Indonesia
Kementerian Kesehatan (2020). Tanda & Gejala Suiraoka, I. (2016). Penyakit degeneratif. Yogyakarta :
Penyakit Jantung Koroner (PJK). Nuha Medika. Mengenal, Mencegah Dan Mengurangi
Faktor Resiko 9 Penyakit Degeneratif, (Penyakit
Kurniati, D. (2019). IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Degeneratif), 41-54.
KEPERAWATAN.
Udjianti, Wajan J. 2010. Keperawatan Kardiovaskuler.
LeMone, Priscilla, Keren M. Burke, Dan Gerenen Jakarta : Penerbit Salemba Medika.
Bauldoff. 2019. Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah: Gangguan Kardiovaskuler Edisi 5. Jakarta : Wahyudi, E dan Hartati, S. 2017. Case-Based
EGC. Reasoning untuk Diagnosis Penyakit Jantung, IJCCS,
Vol.11, No.1, Januari, pp. 1-10 ISSN: 1978-1520
Malisa, N., Damayanti, D., Perdani, Z.P., Darmayanti,
D., Matongka , Y. H.,Suwarto, T., & Nompo, R. S. Wardana, I (2018). Gambaran Asuhan Keperawatan
(2021). Proses Keperawatan dan Pemeriksaan Fisik. Pasien Penyakit Jantung Koroner Dengan Nyeri Akut
Yayasan Kita Menulis. Di Ruang Sahadewa RSUD Sanjiwani.Denpasar.
Marleni, L., & Alhabib, A. (2017). Faktor-Faktor WHO (2019). Cardiovascular World Heart
Penyakit Jantung Koroner di RSI SITI Khadijah Organization https://www.who.int/health-
Palembang : Jurnal Kesehatan, 3(3), 478-483 topics/cardiovascular-diseases/ Diakses pada 14
Desember 2021
Nursalam. 2015. Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan Pendekatan Praktis Edisi.4. Jakarta : Wicaksono, Saputro Mukti. 2019. Asuhan
Salemba Medika. Keperawatan Pasien Penyakit Jantung Koroner
Dengan Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan di
Padila. (2013). Asuhan Keperawatan Penyakit Dalam. Wilayah Kerja Puskesmas Sukoharjo Ponorogo.
Yogyakarta: Nuha Medika Ponorogo: Kementerian Kesehatan RI Politeknik
Safira, N. (2019). KONSEP PERENCANAAN Kesehatan Kemenkes Malang Jurusan Keperawatan
KEPERAWATAN. Prodi D III Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai