Anda di halaman 1dari 9

1

ANALISIS JURNAL PENGARUH THERAPI RELAKSASI BANSON


TERHADAP PENURUNAN SKALA NYERI PADA PASIEN DENGAN CAD
Disusun untuk memenuhi salah satu syarat tugas Satase Keperawatan Medikal
Bedah Hoilisik Islami

Dosen Pembimbing Ns. Atun S.,Kep.,Ners.,M.Kep

Oleh:
Kelompok 8
Ariska Laraswati 402023
Rida Alkania 402023099
Ananda Herdanta 402023
Sania Sundari 402023
Zein Al Syurfah 402023
Endang Sudrajat 402023

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH BANDUNG
2023
2

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr.wb. Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat
serta karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Analisis Jurnal pada Satase
Keperawatan Medikal Bedah Hoilisik Islami dengan judul “Pengaruh Terapi
Relaksasi banson terhadap penurunan nyeri pada pasien CAD”.
Analisis Jurnal ini dibuat dengan tujuan memenuhi tugas Satase
Keperawatan Medikal Bedah Hoilisik Islami dari Ibu Ns. Atun.,M.Kep sebagai
dosen pembimbing mata kuliah. Selain itu, penyusunan Analisis Jurnal ini
bertujuan menambah wawasan kepada pembaca tentang Pengaruh Terapi relaksasi
banson terhadap penurunan nyeri pada pasien CAD”.
Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Ns. Atun M.Kep
selaku dosen pembimbing mata kuliah. Berkat tugas yang diberikan ini, dapat
menambah wawasan penulis berkaitan dengan topik yang diberikan. Penulis juga
mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua pihak yang membantu
dalam proses penyusunan Analisis Jurnal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih
melakukan banyak kesalahan. Oleh karena itu penulis memohon maaf atas
kesalahan dan ketaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini.
Penulis juga mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila
menemukan kesalahan dalam laporan jurnal ini.

Bandung, Oktober 2023

Penulis
3

DAFTAR ISI
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Coronary Artery Disease (CAD) merupakan suatu gangguan fungsi
jantung yang disebabkan karena otot miokard kekurangan suplai darah
akibat adanya penyempitan arteri koroner dan tersumbatnya pembuluh
darah jantung (AHA, 2017).
Coronary Artery Disease (CAD) atau lebih dikenal Penyakit
Jantung Koroner (PJK) merupakan suatu gangguan fungsi jantung yang
disebabkan karena adanya penyempitan dan tersumbatnya pembuluh darah
jantung. Kondisi ini dapat mengakibatkan perubahan pada berbagai aspek,
baik fisik, psikologis, maupun sosial yang berakibat pada penurunan
kapasitas fungsional jantung dan kenyamanan (Mutarobin, 2019).
Dalam studi Biopsycosocial Quality : Jurnal Kesehatan Vol. 13 No.
1, Mei 2019 e ISSN 2655-2434 (online) 10 Spiritual Factors Impacting
African American Patient’s Cardiac Rehabilitation Refferal and
Participation menyatakan bahwa sebagian besar dari pasien CAD memiliki
historical assessment obesitas (35%), gaya hidup (30%), hipertensi (33%),
sindrom metabolik (35%), pre diabetes melitus (38,2%), diabetes melitus
(8,3%), dan merokok (20,5%) laki-laki dan (15,9%) wanita berkontribusi
pada peningkatan prevalensi Atherosclerotic Cardiovascular Disease
(ASCVD). Selain itu, sebagian besar pasien CAD juga memiliki clinical
assessment seperti nyeri dada, sesak napas, TD systole < 100 - 150 mmHg,
dan dyastole > 90 mmHg, denyut nadi dalam rentang 50 – 90 x/menit,
saturasi O2 < 85%, peningkatan HDL dan LDL, peningkatan enzim
jantung Troponin I, Troponin T, dan CK-CKMB (Bash, 2015).
Setiap tahunnya tujuh belas juta orang tutup usia karena penyakit
jantung dan pembuluh darah. Sebanyak 7,3 juta diantaranya terjadi akibat
penyakit jantung koroner (WHO, 2014). Prevalensi penyakit jantung
koroner di Indonesia pada tahun 2018 meningkat secara signifikan
5

menjadi 1,5% dari yang sebelumya pada tahun 2013 sebanyak 0,13%,
dengan prevalensi tertinggi di provinsi Kalimantan Utara yaitu 2,2 % dari
total penduduk semua umur, sedangakan Provinsi DKI Jakarta menduduki
peringkat ke-5 (Riskesdas, 2018). Kejadian pasien laki-laki lebih banyak
dibandingkan pasien perempuan yaitu sebesar 11% dan 10,9% (Riskesdas,
2018).
Pasien dengan iskemia miokard mempunyai keluhan dapat berupa
nyeri dada seperti rasa tertekan/berat daerah restrosternal, menjalar ke
lengan kiri, bahu, leher, rahang, area interskapular, atau epigastrium dapat
berlangsung intermiten atau persisten (>20 menit). Persentasi angina
atipikal sering dijumpai yang biasanya ditambah berupa gangguan
pencernaan (indigesti), sesak nafas atau rasa lemah mendadak yang sulit
diterangkan (PERKI 2018).
Nyeri dada yang dirasakan secara terus –menerus merupakan
gejala klinis utama yang dialami oleh penderita penyakit jantung
koroner. Penderita yang tidak dapat mengontrol nyeri yang dirasa
akan membuat disharmonisasi dalam tubuh, sehingga akan
mengakibatkan timbulnya perubahan hemodinamika. Dalam mengatasi
nyeri pada pasien penyakit jantung coroner hal utamanya ialah dengan
pemberian medikasi obat dan juga bisa ditambahkan dengan terapi non
farmakologis (Aziza, 2019).
Intervensi keperawatan meliputi intervensi mandiri maupun
kolaboratif. Intervensi mandiri antara lain berupa pemberian relaksasi,
sedangkan intervensi kolaboratif berupa pemberian farmakologis.
Intervensi non farmakologis mencakup terapi agen fisik dan intervensi
perilaku kognitif. Salah satu intervensi keperawatan yang digunakan untuk
mengurangi nyeri dada kiri adalah relaksasi Benson. Relaksasi Benson
merupakan teknik relaksasi pasif dengan tidak menggunakan tegangan otot
sehingga sangat tepat untuk mengurangi nyeri pada kasus Acute
Myocardial Infark. Relaksasi Benson merupakan pengembangan metode
respons relaksasi dengan melibatkan faktor keyakinan pasien, yang dapat
6

menciptakan suatu lingkungan internal yang tenang sehingga dapat


membantu pasien mencapai kondisi kesehatan dan kesejahteraan lebih
tinggi.
Dalam relaksasi Benson mekanisme gerbang yang berlokasi
disepanjang system saraf pusat dapat mengatur atau bahkan menghambat
impuls-impuls nyeri. Stimulus nyeri sebagai akibat adanya iskemia / infark
miokard akan mengaktifkan saraf parasimpatis dan mengirimkan impuls
nyeri melalui nosiseptor ( saraf panca indera yang menghantarkan stimulus
nyeri dada ke otak ) menimbulkan potensial aksi. Impuls ini akan
disalurkan oleh serabut saraf A delta dan serabut saraf C dari perifer ke
system saraf spinotalamik. Ketika impuls nyeri sampai ke korteks serebri
maka otak akan menginterpretasikan kualitas nyeri sesuai dengan
pengalaman nyeri yang sebelumnya, pengetahuan serta faktor budaya.
Sikap tenang dan perasaan rileks yang didapatkan setelah
melakukan relaksasi Benson akan menghambat sel transmitter dalam
mentransmisikan impuls nyeri ke otak ( menutup gerbang ), menghambat
kerja saraf simpatis dan meningkatkan kerja saraf parasimpatis akan
menimbulkan respon fisiologis seperti penurunan denyut nadi, penurunan
konsumsi oksigen, penurunan kecepatan pernafasan, penurunan tekanan
darah dan penurunan tegangan otot serta akan menimbulkan respon
psikologis yaitu menurunkan stress, kecemasan, depresi dan merangsang
pengeluaran hormone endorphin yang bertindak seperti morphine.
Penutupan gerbang merupakan dasar terhadap intervensi non farmakologis
dalam penanganan nyeri (Benson, 2010). Keuntungan dari relaksasi
Benson selain mendapatkan manfaat dari relaksasi juga mendapatkan
kemanfaatan dari penggunaan keyakinan seperti menambah keimanan dan
kemungkinan akan mendapatkan pengalaman transendensi (Purwanto,
2014).
Metode pereda nyeri non farmakologi biasanya mempunyai resiko
yang sangat rendah. Meskipun tindakan tersebut bukan merupakan
pengganti untuk obat-obatan, tindakan tersebut mungkin diperlukan atau
7

sesuai untuk mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya


beberapa detik atau menit. Teknik relaksasi merupakan salah satu metode
manajemen nyeri non farmakologi dalam strategi penanggulangan nyeri
disamping metode TENS(Transcutaneons Electric Nerve Stimulation).
Oleh karena itu makalah ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada
pengaruh terapi relaksasi benson untuk pengurangan nyeri dada pada
pasien penderita Penyakit Jantung Koroner.

B. Kasus atau Skenario Klinis


Pasien Tn. Y 44 tahun, terdiagnosa CAD sejak 1 tahun yang lalu.
Pasien mengatakan sakit dada dan terasa panas sampai ke perut dengan
skala 7 dari 1-10. Nyeri yang pasien rasakan terus menerus dan tidak
membaik dengan istirahat. 5 hari SMRS pasien mengeluh nyeri dada
sampai membuat pasien merasa sesak. Karena kondisi pasien tidak
membaik maka pasien dibawa ke RS dan masuk IGD pada tanggal 15
Oktober 2023 dilakukan EKG, pemberian O 2 2 lpm dan arixtra. Pasien
mengatakan sudah 2 kali dirawat di RS karena hal yang sama. Terakhir
pada bulan maret pasien melakukan operasi PCI. Keluarga pasien
mengatakan tidak ada keluarganya yang menderita penyakit yang sama
ataupun menderita hiertensi,jantung dan Diabetes Melitus.
Hasil pemeriksaan fisik : TD :109/ 91 MmHg, Nadi: 63, RR :
20x/menit, SpO2 : 98%. Pada system pernafasan : pasien mengeluh sesak
namun sudah berkurang, Sistem kardiovaskular : Pada saat di inspeksi
dada: bentuk dada simetris, CRT>3 detik, auskultasi : s1 dan s2 reguler
terdapat suara murmur, perkusi : hipersonor pada paru dan dullness,
palpasi : terdapat nyeri tekan di dada, sistem gastrointestinal : gigi klien
tidak lengkap, pasien mengatakan panas kearea perut, bising usus
8x/menit. system perkemihan : tidak ada keluhan, system
musculoskeletal : ekstremitas atas, ROM tangan kanan dan kiri tidak
lemah dapat digerakan dengan bebas ke segala arah. Tidak terdapat edema
Kekuatan otot kanan dan kiri: 5/5, ekstremitas bawah ,Kaki kanan dan kiri
8

tidak lemah, kekuataan otot 5/5. Hasil pemeriksaan EKG didapatkan


( inferior infraction, abnormal ECG) sedangkan hasil USG jantung
( Kardiomegala tanpa bendungan paru, Cor membesar ke lateral kiri
dengan apeks tertanam pada diafragma)

C. Rumusan Masalah
Seorang wanita Tn. Y 44 tahun datang ke Rumah sakit Al-Ihsan
dengan diagnosa CAD . Pasien mengatakan nyeri dada dan terasa panas
sampai ke perut. Selama pasien merasakan nyeri di rumah dan rumah
sakit pasien hanya berbaring dan tidak melakukan aktivitas fisik. Pasien
belum bernah mendengar bahwa dengan melakukan terapi relaksasi
banson bisa mengurangi nyeri yang dirasakan pasien
1. Pasien : CAD, nyeri dada
2. Intervensi : Relaksasi banson
3. Comparison : Tidak ada
4. Outcome : Nyeri berkurang

D. Metode atau Strategi Penelusuran Bukti


Pencarian literature melalui publikasi dari database dan
menggunakan keyword “Terapi Relaksasi Benso” “CAD” “Pengurangan
Nyeri”. Pencarian literatur dilakukan dengan empat kelompok kata kunci
berdasarkan Medical Subject Heading (MeSH) dan dikombinasikan
dengan operator Boolean AND, OR, dan NOT. Database atau
searchengine yang digunakan Proquest, Pubmed dan google scholar.
Peneliti mendapatkan 10 artikel jurnal yang sesuai dengan keyword
tersebut dari tahun 2018-2023. Hasil pencarian yang sudah didapatkan
kemudian diperiksa duplikasi, tidak terdapat artikel yang sama. Peneliti
kemudian melakukan skrining berdasarkan judul (n=), abstrak (n=) dan
full text (n=) yang disesuaikan dengan tema literature review.
9

Anda mungkin juga menyukai