Anda di halaman 1dari 19

NASKAH PUBLIKASI

PUBLICATION MANUSCRIPT

ANALISIS PRAKTIK KLINIK KEPERAWATAN PADA PASIEN ACUTE


CORONARY SINDROM (ACS) DENGAN INTERVENSI INOVASI
AKUPRESUR MENGGUNAKKAN MINYAK VALERIAN
TERHADAP KUALITAS TIDUR DI RUANG INTENSIVE
CARDIAC CARE UNIT (ICCU) RSUD ABDUL WAHAB
SJAHRANIE SAMARINDA TAHUN 2018

ANALYSIS OF NURSING CLINICAL PRACTICE ON ACUTE CORONARY


SINDROM (ACS) PATIENT WITH INNOVATION INTERVENTION OF
ACUPRESSURE USING VALERIAN OIL ON SLEEP QUALITY IN
INTENSIVE CARDIAC CARE UNIT (ICCU) ROOM OF
RSUD ABDUL WAHABSJAHRANIE SAMARINDA
IN 2018
Jodi Setiawan1, Bachtiar2

DISUSUN OLEH
Jodi Setiawan., S.Kep

17111024120143

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR

2019
Analisa Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Acute Coronary Sindrom (ACS)
dengan Intervensi Inovasi Akupresur Menggunakan Minyak Valerian Terhadap
Kualitas Tidur di Ruang Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) RSUD Abdul Wahab
Sjahranie Samarinda Tahun 2019

Jodi Setiawan1, Bachtiar2

INTISARI

Acute Coronary sindrom (ACS) merupakan kejadian kegawatan yang diakibatkan oleh
gangguan pada pembuluh darah Koroner yang bersifat progresif, terjadi perubahan secara
tiba-tiba dari stabil menjadi tidak stabil (Susilo., 2013). Pasien dengan Acute Coronary
Sindrom (ACS) membutuhkan tidur yang cukup dikarenakan dengan kualitas tidur yang
baik akan memperbaiki sel-sel otot jantung. Menjaga kualitas tidur menjadi sangat penting
pada klien yang sedang menjalani hospitalisasi. Tindakan keperawatan mandiri yang bisa
diberikan kepada klien sebagai alternatif yang dapat dipilih untuk mengatasi gangguan
istirahat-tidur adalah Akupresur menggunakan minyak Valerian. Akupresur menggunakan
minyak Valerian dapat meningkatkan kenyamanan dan relaksasi klien serta memiliki efek
positif pada parameter kardiovaskuler seperti tekanan darah, frekuensi jantung dan
frekuensi pernafasan sehingga dapat meningkatkan kualitas tidur pasien.

Kata Kunci : Acute Coronary Sinrom, Kualitas Tidur, Akupresur menggunakan minyak
valerian.
Nursing Clinic Practice Analysis in the Acute Coronary Syndrome (ACS) Patient
with the Acupressure Innovation Intervention Using Valerian Oil on Sleep Quality in
the Intensive Cardiac Care Unit (ICCU) Room at Abdul Wahab Sjahranie Hospital in
Samarinda in 2019

Jodi Setiawan1, Bachtiar2

ABSTRACK

Acute Coronary Syndrome (ACS) is a severe event caused by a progressive disorder in the
coronary arteries, a sudden change from stable to unstable (Susilo, 2013). Patients with
Acute Coronary Syndrome (ACS) need adequate sleep because the good quality of sleep
will improve heart muscle cells. Maintaining the quality of sleep is very important for clients
who are undergoing hospitalization. Independent nursing actions that can be given to
clients as an alternative that can be chosen to overcome sleep-rest disorders are
Acupressure using Valerian oil. Acupressure using Valerian oil can increase client comfort
and relaxation and has a positive effect on cardiovascular parameters such as blood
pressure, heart frequency and respiratory frequency so as to improve the patient's sleep
quality.

Keywords: Acute Coronary Syndrome, Sleep Quality, Acupressure using valerian oil.

Keywords: acute coronary sindrom (ACS), valerian oil, sleep quality

1. Nurse Profession Student of Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur


2. Lecturer of Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur
PENDAHULUAN berpenghasilan rendah-menengah
ACS merupakan kondisi (WHO,2016).
kegawatan sehingga penatalaksanaan Riset kesehatan dasar Indonesia
yang dilakukkan secara tepat dan tahun 2016, menunjukkan penyakit
cepat merupakan kunci keberhasilan jantung merupakan penyebab kematian
dalam mengurangi risiko kematian terbesar ke 9 dan ke 11 dengan 5,1%
dan menyelamatkan miokard serta dari semua kematian yang diakibatkan
mencegah meluasnya infark. Tujuan penyakit jantung iskemia (penyumbatan
penatalaksanaan ACS adalah untuk parsial aliran darah ke jantung) dan
memperbaiki prognosis dngan cara 4,6% disebabkan penyakit jantung.
mencegah infark miokard lanjut dan Angka kejadian PJK di Indonesia
mencegah kematian. Upaya yang sebanyak 7,2%. Penyakit
dilakukan adalah mengurangi kardiovaskular saat ini merupakan salah
terjadinya trombotik akut dan satu penyebab utama dan pertama
disfungsi ventrikel kiri (Majid, 2016). kematian di negara maju dan
Secara global, penyakit berkembang yang akan menggantikan
kardiovaskular menduduki peringkat kematian akibat infeksi.
pertama penyebab kematian, World Prevalensi penyakit jantung
Health Organisation (WHO) dalam The koroner di Indonesia tahun 2017
top 10 causes of death, pada tahun 2008 sebesar 0,5% atau diperkirakan sekitar
sejumlah 7,2 juta jiwa atau 12,8% 883.447 orang, sedangkan berdasarkan
meninggal karena penyakit jantung diagnosis dokter atau gejala sebesar
koroner. Penyakit jantung koroner 1,5% atau diperkirakan sekitar
secara klinik termasuk silent ischaemia, 2.650.340 orang terdiagnosisi
yaitu yang terdiri dari angina pectoris menderita SKA. Jumlah penderita
stabil, angina pectoris tidak stabil, penyakit jantung koroner terbanyak
infark miokard dan gagal jantung. Dari terdapat di provinsi Jawa Barat
kejadian tersebut dapat mengakibatkan sebanyak 160.812 orang, sedangkan
kematian dan sekitar 80% dari kematian diwilayah Kalimantan Timur jumlah
tersebut terjadi di negara penderita penyakit jantung koroner
sebanyak 13.767 orang. (Riset akan memperbaiki perfusi ginjal.
Kesehatan Dasar, 2018). Istirahat juga mengurangi kerja otot
Berdasarkan data rekam medik di pernapasan dan penggunaan oksigen.
RSUD Abdul Wahab Sjahranie selama Frekuensi jantung menurun, yang akan
tahun 2018 didapatkan data 5 penyakit memperpanjang periode diastole
terbesar adalah (CHF), ACS STEMI, pemulihan sehingga memperbaiki
ACS NonSTEMI, ACS UAP, CAD efisiensi kontraksi jantung (Rahayu,
OMI. Data dari 3 bulan terakhir 2018, 2016).
menyatakan bahwa pasien yang Identifikasi dan penanganan
terdiagnosa (ACS) sebanyak 60 orang. gangguan tidur pasien adalah tujuan
Pengenalan ACS sangat penting penting bagi perawat. Perawat harus
diketahui dan dipahami oleh perawat. memahami sifat alamiah dari tidur,
Perawat perlu untuk memahami faktor yang mempengaruhi dan
patofisiologis ACS, nyeri dada yang kebiasaan tidur pasien untuk membantu
khas pada ACS, analisa EKG dan hasil pasien mendapatkan kebutuhan tidur
laboratorium sebagai kunci utama dan istirahat. Tanpa istirahat dan tidur
pengkajian ACS. Perawat sebagai yang cukup, berkonsentrasi, membuat
bagian dari tenaga kesehatan, keputusan dan berpartisipasi dalam
mempunyai peran yang sangat strategis aktivitas harian atau keperawatan akan
dalam penatalaksanaan ACS tersebut. menurun dan meningkatkan iritabilitas
Pasien dengan ACS membutuhkan tidur meningkat. Disamping itu jika
yang cukup dikarenakan dengan seseorang memperoleh tidur yang
kualitas tidur yang baik akan cukup, mereka merasa tenaganya telah
memperbaiki sel-sel otot jantung. pulih. Kualitas tidur yang buruk pada
Pasien perlu sekali beristirahat baik pasien jantung dapat disebabkan oleh
secara fisik maupun emosional. Istirahat dysnea, disritmia dan batuk (Rahayu ,
akan mengurangi kerja jantung, 2016).
meningkatkan tenaga cadangan jantung, Kualitas tidur merupakan kondisi
dan menurunkan tekanan darah. tidur seseorang yang dapat
Lamanya berbaring juga akan digambarkan dengan lama waktu tidur
merangsang diuresis karena berbaring dan keluhan-keluhan yang dirasakan
saat tidur maupun saat bangun tidur ketergantungan obat, dan kecanduan
seperti merasa letih, pusing, badan narkoba (Hudak dan Gallo, 2016).
pegal-pegal atau mengantuk berlebihan Tindakan untuk mengatasi
pada siang hari (Potter & Perry, 2015). gangguan tidur bisa menggunakan
Tidur merupakan kebutuhan terapi farmakologi maupun
primer manusia. Hal ini diperlukan nonfarmakologi. Terapi farmakologis,
untuk menjaga energi, penampilan, dan penatalaksanaan insomnia yaitu dengan
kesejahteraan fisik. Tidur memiliki memberikan obat dari golongan
peran penting dalam fungsi sedatif-hipnotik seperti benzodiazepin
kardiovaskular untuk mengurangi (ativan, valium, dandiazepam). Terapi
intensitas kecemasan, mudah farmakologis memiliki efek yang cepat,
tersinggung, dan marah, dan tidur dapat akan tetapi jika diberikan dalam waktu
meningkatkan kebutuhan oksigen jangka panjang dapat menimbulkan
rhythmandmyocardial jantung. efek berbahaya bagi kesehatan pasien
Insomnia dapat diobati dengan dengan gangguan jantung. Terapi
obat-obatan, jamu, psikoterapi, dan nonfarmakologi untuk mengatasi
perawatan fisiologis. Cara yang paling kebutuhan tidur terdiri dari beberapa
umum untuk mengobati atau mengatasi tindakan penanganan, meliputi; teknik
masalah tidur adalah dengan relaksasi, terapi musik, pijatan,
menggunakan obat-obatan. akupresur dan terapi menggunakan
Berdasarkan studi penelitian, terdapat aromaterapi (Hadibroto, 2016).
perbedaan yang signifikan antara Pada sistem sirkulasi, pijat
kualitas tidur pasien yang akupresur dapat melancarkan aliran
menggunakan obat obatan dan pasien darah dan mengakibatkan penurunan
yang tidak menggunakannya. frekuensi detak jantung yang dapat
Efektivitas terapi drugless lebih lambat menurunkan tekanan darah. Penelitian
dibandingkan efektivitas bantu tidur; yang dilakukan oleh Majid (2016)
Namun, terapi drugless yang lebih tentang terapi akupresur juga
permanen dan tidak memiliki efek mendapatkan hasil bahwa akupresur
samping obat resistensi obat, memberikan pengaruh terhadap
penurunan tekanan darah dan dapat
juga membantu untuk memperbaiki dengan intervensi inovasi Relaksasi
kulitas tidur seseorang (Majid, 2016). Akupresure dengan Minyak Valerian
Sebuah cara tradisional 2.5% terhadap kualitas tidur di Ruang
mengobati insomnia adalah dengan ICCU RSUD Abdul Wahab Sjahranie
menggunakan valerian herbal tumbuh Samarinda Tahun 2018.
di tanaman alam. Tanaman herbal ini TUJUAN
adalah salah satu dari banyak tanaman 1. Tujuan Umum
yang digunakan untuk mengobati Penulisan Karya Ilmiah
insomnia. Efek valerian sendiri mirip Akhir-Ners (KIAN) ini bertujuan
dengan benzodiazepin (misalnya, untuk melakukan analisa praktik
efeknya sebanding dengan 10 mg klinik keperawatan pada klien
oxazepam ) Namun, efek samping dengan Acut Coronary Syndrome
dari valerian lebih sedikit. Ketika tubuh (ACS) Non Stemi dengan
manusia menyerap valerian, asam intervensi inovasi Relaksasi
gammaaminobutyric (GABA) Akupresure dengan Minyak
meningkatkan aktivitas reseptor. Valerian 2.5% terhadap kualitas
Hasil sebuah artikel menyimpulkan tidur di Ruang ICCU RSUD Abdul
bahwa valerian bisa meningkatkan Wahab Sjahranie Samarinda”.
kualitas tidur dengan minimal atau 2. Tujuan Khusus
tidak ada efek samping (M.Bagheri, a) Mengetahui karakteristik
2016). pasien
Berdasarakan latar belakang b) Menganalisa kasus kelolaan
diatas, maka penulis tertarik untuk pasien dengan Acut Coronary
mengaplikasikan hasil riset tentang Syndrome (ACS) Non Stemi
teknik akupresure dengan minyak dengan intervensi inovasi
valerian 2,5% terhadap kualitas tidur relaksasi Akupresure dengan
yang dituangkan dalam Karya Tulis Minyak Valerian 2.5%
Ilmiah Akhir Ners (KIAN) dengan terhadap kualitas tidur di
judul “Analisa Praktik Klinik Ruang ICCU RSUD Abdul
Keperawatan pada pasien dengan Acut Wahab Sjahranie Samarinda.
Coronary Syndrome (ACS) Non Stemi
c) Menganalisa hasil intervensi S : Skala 6 (Sedang)
Akupresure dengan Minyak T : Hilang timbul
Valerian 2.5% terhadap DO :
kualitas tidur di Ruang ICCU Tekanan darah 156/96
RSUD Abdul Wahab mmhg, RR 29 kali
Sjahranie Samarinda. permenit, Nadi 87 kali
ASUHAN KEPERAWATAN permenit, ekspresi klien
Inisial klien Bapak. M, umur 58 meringis menahan sakit dan
tahun, no. MR 01xxx, jenis kelamin memegangi dada yang sakit
laki-laki, klien masuk Rumah Sakit 28 dan klien mengatakan
Desember 2018 pukul 09 pagi WITA, sudah 2 minggu mengalami
BB 70 Kg, TB 160 Cm, agama islam, gangguan tidur.
status pernikahan menikah, pendidikan c. Alasan dirawat di ICCU
SMA, pekerjaan Swasta, alamat rumah Klien mengatakan dari
JL. Gatot Subroto, diagnosa medis IGD langsung dirawat di
ACS Non Stemi. ICCU karena keadaannya
1. Keluhan Utama yang lemah, sesak nafas dan
a. Saat masuk rumah sakit nyeri dibagian dada yang tidak
(Jumat, tgl 28 Desember 2018 berkurang.
pkl : 09.00) klien mengeluh 2. Diagnosa Keperawatan
nyeri di bagian dada. a. Nyeri Akut berhubungan
b. Saat pengkajian (Jumat, tgl 28 dengan Agen Cidera Biologis
Desember 2018 pkl : 11.00) b. Ketidakefektifan Pola Nafas
DS : berhubungan dengan
Klien mengatakan nyeri Hiperventilasi
dada c. Penurunan Curah Jantung
P : Klien mengatakan nyeri berhubungan dengan
timbul saat banyak bergerak Perubahan Kontraktilitas
ataupun beraktifitas Miokard
Q : Seperti ditekan
R : Dada bagian kiri
d. Gangguan Pola Tidur terbangun saat tidur dimalam hari,
berhubungan dengan tidur mulai pukul 23.00-04.00
Halangan Lingkungan Wita. Data objektif yang
e. Intoleransi Aktivitas didapatkan tekanan darah 143/87
berhubungan dengan mmhg, nadi 88 x/menit,
Ketidakseimbangan Antara pernapasan 26 x/menit, hasil
Suplai dan Kebutuhan kuesioner PSQI 9 yang berarti
Oksigen buruk (lihat lampiran). Evaluasi
3. Intervensi Inovasi hari pertama dilakukan tanggal 29
Intervensi inovasi yang Desember 2018 pukul 09.00 Wita
dilakukan adalah teknik Akupresur didapatkan data: klien masih
menggunakan minyak valerian mengantuk, mudah untuk memulai
terhadap kualitas tidur. Dilakukan tidur, suasana kamar tenang,
Akupresur sebanyak satu kali pada tekanan darah 145/87 mHg, nadi
pukul 13.30 WITA selama 10-18 83 x/menit, pernapasan 25 x/menit.
menit pada daerah 9 titik Hari kedua sebelum pemberian
akupresur. Pengukuran kualitas tindakan Akupresur pada tanggal
tidur klien menggunakan 30 Juni 2018 pukul 14.30 Wita,
kuesioner, pengukuran dilakukan didapatkan data klien mengantuk,
sebelum dan sesudah intervensi mata sayup, tekanan darah 145/83
dilakukan selama 3 hari mmHg, nadi 84 x/menit,
berturu-turut pada tanggal 29, 31 pernapasan 25 x/menit. Evaluasi
Desember 2018 dan 01 Januari hari ke dua dilakukan tanggal 31
2019, untuk melihat terapi yang Desember 2018 pukul 09.00
dilakukan. didapatkan data : klien masih
Akupresur hari pertama mengantuk, mudah untuk memulai
dilakukan pada tanggal 28 tidur, suasana kamar tenang,
Desember 2018 pukul 14.30 Wita tekanan darah 142/82 mmHg, nadi
didapatkan data subjektif bahwa 80 x/menit, pernapasan 25 x/menit.
klien sulit untuk tidur dimalam Hasil evaluasi akhir setelah 3 hari
hari, masih mengantuk, sering pemberian Akupresur, pada
tanggal 01 januari 2019 pukul stabil, non ST segmen elevasi infark
09.00, didapatkan data : klien miokard, dan elevasi ST segmen infark
mudah tertidur, mulai tidur pukul myocard. Sindrom Koroner Akut
22.00-06.00 wita, tidak terbangun merupakan satu dari tiga penyakit
saat malam, tekanan darah 138/80 pembuluh darah arteri koroner, yaitu:
mmHg, nadi 78 x/menit, STEMI, non STEMIdan unstable
pernapasan 25 x/menit. Hasil angina pectoris. (mulyadi., 2015)
kuesioner PSQI menurun dari skor Suatu spektrum penyakit dengan
9 (buruk) menjadi 4 (baik) (lihat etiologi bermacam-macam, terdapat
lampiran). ketidakseimbangan antara pemberian
ANALISA KEPERAWATAN PADA dan kebutuhan oksigen miokardium
PASIEN KELOLAAN Meliputi STEMI, non-STEMI, dan
Diagnosa medis utama dalam angina tak stabil. (Widya., 2017).
karya ilmiah ini adalah Acute Coronary Acute coronary syndrome (ACS)
Sindrom . Acute Coronary Sindrom mengacu pada spektrum presentasi
(ACS) atau Sindrom Koroner Akut klinis mulai dari ST-I sampai elevasi
(SKA) adalah kejadian kegawatan yang miokard ST-segmen sampai presentasi
diakibatkan oleh gangguan pada yang ditemukan pada infark miokard
pembuluh darah Koroner yang bersifat elevasi non-ST-segmen (NSTEMI) atau
progresif, terjadi perubahan secara angina yang tidak stabil. Dalam hal
tiba-tiba dari stabil menjadi tidak stabil. patologi, ACS hampir selalu dikaitkan
(Susilo., 2013; Oktavianus & Sari., dengan ruptur plak aterosklerotik dan
2015) trombosis parsial atau lengkap dari
Sindrom Koroner Akut adalah arteri terkait infark (Widya, 2017).
suatu kadaan gawat darurat jantung Dalam melakukan pengkajian
dengan manifestasi klinik brupa pada Bpk. M penulis menggunakan
perasaan tidak enak didada atau gejala- metode wawancara, observasi, serta
gejala lain sehingga akibat dari iskemia catatan rekam medis. Diagnosa medis
miokard. Sindrom Koroner Akut adalah pasien adalah Acute Coronary
istilah untuk tanda-tanda klinis dan Sindrom.
gejala iskemia miokard: angina tidak
ALTERNATIF PEMECAH YANG meningkatkan aktivitas reseptor.
DAPAT DILAKUKAN Hasil sebuah artikel menyimpulkan
Adapun cara lain yang dapat bahwa valerian bisa meningkatkan
dilakukan untuk mengatasi gangguan kualitas tidur dengan minimal atau
tidur adalah dengan menggunakan tidak ada efek samping (M.Bagheri,
minyak Valerian. Terapi relaksasi 2016).
merupakan salah satu teknik di dalam KESIMPULAN
terapi perilaku yang pertama kali a. Kasus kelolaan pada Bpk. H
dilakukan oleh Edmund Jacobson dengan diagnosa Medis Acute
seorang psikologi dari Chicago dalam Coronary Sindrom didapatkan
Wijayanti (2016). Teknik ini melatih hasil sebagai berikut :
otot-otot dan pikiran menjadi rileks 1) Keluhan utama dari hasil
dengan cara yang cukup sederhana pengkajian yang didapat
seperti meditasi, relaksasi otot, adalah nyeri, klien
mengurangi cahaya penerangan dan mengatakan nyeri di bagian
memutar musik yang menyejukkan dada yang tembus ke
sebelum tidur. punggung, klien sering
Sebuah cara tradisional terbangun pada malam hari
mengobati gangguan tidur adalah saat nyeri datang
dengan menggunakan valerian herbal 2) Diagnosa keperawatan yang
tumbuh di tanaman alam. Tanaman muncul pada Bpk. M adalah
herbal ini adalah salah satu dari banyak nyeri akut berhubungan
tanaman yang digunakan untuk dengan agen cidera biologis,
mengobati gangguan tidur. Efek ketidakefektifan pola nafas
valerian sendiri mirip dengan berhubungan dengan
benzodiazepin (misalnya, efeknya hiperventlasi, penurunan curah
sebanding dengan 10 mg oxazepam ) jantung berhubungan dengan
Namun, efek samping dari valerian kontraktilitas miokardial,
lebih sedikit. Ketika tubuh manusia gangguan pola tidur
menyerap valerian, asam berhubungan dengan halangan
gammaaminobutyric (GABA) lingkungan dan intoleransi
aktifitas berhubungan dengan kontraksi jantung klien menjadi
ketidakseimbangan antara baik dan diagnosa kelima yaitu
kebutuhan dan suplai oksigen intoleransi aktifitas berhubungan
dan kelebihan volume cairan dengan ketidakseimbangan antara
berhubungan dengan kebutuhan dan suplai oksigen
gangguan mekanisme regulasi dapat teratasi dengan tindakan
b. Evaluasi akhir yang dilakukan mandiri keperawatan.
selama tiga hari menunjukkan ada c. Hasil penerapan Akupresur
perubahan ke arah yang lebih baik. menunjukkan adanya perubahan
Gangguan pola tidur yang menjadi pola tidur dan kualitas tidur pada
diagnosa ke keperawatan keempat pasien Acute Coronary Sindrom
menjadi fokus khusus karena (ACS).
peneliti melakukan tindakan SARAN
inovasi untuk menangani masalah a. Saran bagi klien
keperawatan tersebut. Diagnosa Klien harus sering berlatih dan
pertama (nyeri akut berhubungan menggunakan teknik relaksasi
dengan agen cidera bilogis) dapat Akupresur ini kapan saja untuk
teratasi setelah ditangani dengan meningkatkan atau memperbaiki
berbagai intervensi keperawatan pola tidur dan kualitas tidur
ataupun intervensi medis, diagnosa b. Saran bagi perawat dan tenaga
kedua yaitu ketidakefektifan pola kesehatan
nafas berhubungan dengan Sebagai salah satu penatalaksanaan
penurunan suplai oksigen juga tindakan keperawatan
dapat teratasi setelah ditangani non-farmakologi, diharapkan
dengan berbagai intervensi perawat mampu
keperawatan maupun intervensi mengimplementasikan secara
medis, diagnosa ketiga (penurunan mandiri untuk membantu klien
curah jantung berhubungan dengan yang mengalami ganggun pola
kontraktilitas miokardial) belum tidur sehingga dapat meningkatkan
teratasi karena tidak ada harapan sembuh klien serta
tanda-tanda yang menunjukkan
memperpendek waktu rawat inap perawat yang dapat diunggulkan,
klien dirumah sakit. sehingga tenaga keperawatan dapat
c. Saran bagi penulis sering mengaplikasikan teknik
Mengoptimalkan pemahaman Akupresur dalam pemberian
asuhan keperawatan pada pasien intervensi nonfarmakologi
ACS sehingga dapat menjadi bekal relaksasi salah satunya untuk
pengetahuan untuk meningkatkan meningkatkan pola tidur dan
keilmuan kualitas tidur.
d. Saran bagi dunia keperawatan
Mengembangkan intervensi
inovasi sebagai tindakan mandiri
DAFTAR PUSTAKA Aslani , M., Tan C. K., Prayitno, A.
(2003). Farmasi Klinis
Alimul Aziz. Kebutuhan Dasar (Clinical Pharmacy), Menuju
manusia aplikasi konsep dan Pengobatan Rasional dan
proses keperawatan. Jakarta : Penghargaan Pilihan Pasien.
Salmeba Medika 2009 Jakarta: Elex Media
Komputindo. Hal. 18.

Alligod, Mosby. R. (2006). Nursing


Theory & their work (8 th ed). Behrozifar S, Zanvazi SH, Nezafati
The CV Mosby Company St. M, Esmaeili H. Relationship
Louis. Tronoto. Missouri: between sleep patterns and
Elsevier. Inc quality of life in patients
undergoing coronary artery
bypass graft surgery. Sabzevar
Al-Tuwajiri, Christensen & Hughes, J Medical Sci. 2007;14:53e61
2003. The Realtions Among [In Persian].
Enviromental Disclosure,
Enviromental Perfomance,
and Economic Perfomance : A Biranvand M, Kolahi AS,
Stimulations Equations Ghafelebashi S. Properties and
Aprroach. final diagnosis of patients with
primary diagnosis of acute
coronary syndromes. J Babol
American Heart Association, 2013. Univ Med Sci. 2006;10:72e82
Heart Disease an Stroke [In Persian].
Statistic. Circulation.
Diperoleh 30 Juni 2018
Brunner & Suddath, (2010). Buku
Ajar Keperawatan Medikal
Bedah Edisi 8 volume 2. and Classification 2015-2017.
Jakarta EGC EGC. Jakarta.

Damayanti , Deni 2013. Panduan Fleming, Richard M. 2005. Stop


Lengkap Menyusun Proposal. Inflamation Now!: A
Skripsi, Disertasi. Yogyakarta: Step-By-Step Plan to Prevent,
Alaska. Treat, and Reverse
Inflamation-the Leadingcause
of Heart Disease and Related
Dany & Cassileth BR. (2005). Conditions. Penerbit: G.P.
Alternative Medicine Putnam’s Sons.
Handbook: The Complete
Refrence uide To Alternative
And Complementary G, Widya. 2010. Mengenal
Therapies. New Insomnia : Cara Mudah
York:W.W.Norton & Mendapatkan Kembali Tidur.
Co:99-103 Jogjakarta : Katahati.

Darmojo, R.B Mariono, H.H. Gray, Huon H, dkk, 2002. Lucture


(2004). Geriatri (Ilmu Notes : Kardiologi (Edisi
Kesehatan Usia Lanjut). Edisi Keempat). Erlangga Medical
ke-3. Jakarta:Balai Penerbit Series. Jakarta
FKUI

Gunnarsdottir ,2008, Liver Cirrhosis


Dines-Kalinowski CM, Nurse N. – Epidemologi and Clinical
Promoting sleep in the ICU. Aspects, Departement of
Dimension Crit Care Nursing. Internal Medicine Sahlgrenska
2002;21:32e34. University Hospital, Goteborg
University, Swede.

Dongoes, Marilynn E, Mary France


Moorhouse dan Alice C. Guyton AC, Hall JE. Buku Ajar
Geisser. 2000. Rencana Fisiologi Kedokteran. Edisi
Asuhan Keperawatan : 11. Penterjemah: Irawati,
Pedoman Untuk Perencanaan Ramadani D, Indriyanti F.
dan Pendokumentasian Jakarta: Penerbit Buku
Perawatan Pasien. Jakarta : Kedokteran EGC, 2006.
EGC

Hardin, M.D., dan Bryan, N.s.


Ed. Herdman T.H and Komitsuru. S. (2009). A National Survey of
2014. Nanda Internasional the Nitrie/Nitrate
Nursing Diagnosis, Definition Concentrations in Cured Meat
Products and Non-meat Foods
Available at Retail – NBP. Khoshab H, Sabzevari S,
Research Report Human Gholamhosseini Nejad N,
Nutrition. 08:63. Rezaie M. Comparing view of
physicians, nurses and patients
in regard to related factors to
Hawley, LB 2003, Intisari sleep disorders of patients. J
Mikrobiologi dan Penyakit Health Promotion Manag.
infeksi, Penerbit Hipokrates, 2013;2:16e24 [In Persian].
Jakarta. Terang Uli, dkk.
2009. Dasar-dasar Teori dan
Praktek Isolasi/Determinasi Kozier, Erb, Blais, and Wilkinson.
Bakteriologi Kesehatan. Jilid 1 (1995). Fundamental of
Edisi 1, Politeknik Kesehatan Nursing-Concept Proses and
Depkes. Medan. Practise.
Acalifornia:Addison-Wesley
Publishing Company. Inc
Hudak & Gallo, (1997),
Keperawatan Kritis : suatu
pendekatan holistic, EGC, Mansjoer, A. dkk. (2007). Kapita
Jakarta Selekta Kedokteran, Jilid I.
Edisi 3. Jakarta: Media
Imani Pour M, Haqqani H. Effect Asculapias, Fakultas
awareness and function Kedokteran, Universitas
educator in the prevention of Indonesia
cardiovascular heart diseases
and some related factors. J
Nurs Midwifery Shahid Miftah Thoha. (2004). Perilaku
Beheshti. 2008;60:36e44 [In Organisasi, Konsep Dasar dan
Persian]. Aplikasinya. Jakarta: Raja
Grafindo Persada

Layperuma, Nanayakkara G, Mohammad Alizadeh S, Sabzevari


Pahalapetiya N. Morphometric SA, Mirzaei F, Baqerian B.
analysis of the mental foramen Comparison of signs and
in adult Sri Lanka Mandibles. symptoms of myocardial
Int J Morphol, 2009; 27 (4): infarction, unstable chest
1019-24. angina in men and women. J
Mazandaran Univ Med Sci.
2007;17:42e49 [In Persian].
Kaplan, N.M (2006) Kaplan’s
Clinical Hypertension.
Philadelphia : lippincot Murwani, Setyowati. (2008).
Williams & Wilkins Asuhan Keperawatan
Keluarga. Jogjakarta : Mitra
Cendik
Rubenstein, David, et al. 2007.
Lecture Notes Kedokteran
Oxord, H. 2003. Fisiologi dan Klinis. Dialih bahasakan oleh
Patologi Persalinan. Jakarta: Annisa Rahmalia. Jakarta :
Yayasan Essentia Medica Erlangga

Padila, (2012). Buku Ajar Sezavar S, Valizade M, Moradi M,


keperawatan Keluarga. Rahbar M. Effect of premature
Jokjakarta : Nuha Medika myocardial infarction and risk
factors in patients admitted to
Rasoul Akram Hospital
Passer, M.M.,& Smith, R. E (2007). Tehran. Hormozgan Medical
Psychology : The Science of J. 2010;14:156e163 [In
mind and behavior (3 th ed). Persian].
New York: McGraw-Hill.

Sharifi Rad GH, Mohebbi S,


Potter dan Perry. (2005). Buku Ajar Matlabi M. Relationship of
Fundamental Keperawatan; cardiovascular disease in the
Konsep, proses praktik Edisi 4 elderly member retirement
volume 2. Jakarta : EGC. center in Isfahan with a
history of physical activity
during middle age. Knowledge
Rezayian MA, Dehdarine Zhad A, Horizon. 2007;13(2):57e63 [In
Ismailinadimi AS, Ziaee Persian].
Tabatabai S. Geographical
epidemiology of deaths from
cardiovascular disease in the Smeltzer, Suzanne C. dan Bare,
cities of Kerman province. Brenda G, 2002, Buku Ajar
Iran Proficiency J Epidemiol. Keperawatan Medikal Bedah
2008;4:35e41 [In Persian]. Brunner dan Suddarth (Ed.8,
Vol. 1,2), Alih bahasa oleh
Agung Waluyo. (dkk), EGC,
Roger VL, Go AS, Lloyd-Jones Jakarta
DM, et al. American Heart
Association Statistics
Committee and Stroke Thapar N, Sanderson IR. Diarrhoea
Statistics Subcommittee. Heart in children : an interface
disease and stroke between developing and
statisticse2012 update: a develope countries. Lancet .
report fromtheAmerican Heart 1991; 363:641-53
Association. Circulation. 2012
Jan 3;125:e2ee220.
Thie (2007) Dalimartha , S., 2008. http://www.hindawi.com/journ
Metodologi Penelitian als/ecam/2013/763631 Evid
Kesehatan, Jakarta : Elex Based Complement Alternat
Media Komputindo Med. 2013;2013:763631. Last
accessed on 12/12/2014.

Tsay SL, Chen ML. Acupressure World Healty Organization. Global


and quality of sleep in patients tubercolosis report 2013,
with end- stage renal disease: WHO.
a randomized controlled trial. http:apss.who.int/iris/bitstream
Int J Nurs Stud. 2003;40:1e7 /10665/91355/9789241564656
engpdf. Diakses tanggal 30
Juni 2018
Udjianti , Wajan. 2011.
Keperawatan Kardiovaskuler.
Jakarta: Salemba Medika. Yeung WF, Chung KF, Poon MM,
et al. Acupressure, reflexology
and auricular acupressure for
Wang L, Cheng W, Sun Z, et al. Ear insomnia: a systematic review
acupressure, heart rate, and of randomized controlled
heart rate variability in trials. Sleep Med.
patients with insomnia. 2012;971:13e84
Available from

Anda mungkin juga menyukai