Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN ANALISIS JURNAL

STASE GAWAT DARURAT


JUDUL JURNAL :
Extracorporeal life support in cardiovascular patients with observed
refractory in-hospital cardiac arrest is associated with favourable
short and long-term outcomes: A propensity-matched analysis

Disusun Oleh:
Chanifah Elmawati (1820206011)
Arini Siska Wardani (1820206013)
Ahmad Riyatno (1820206034)
Rinaldy Andriansyah (1820206032)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Cardiac arrest adalah hilangnya fungsi jantung secara tiba-tiba dan
mendadak, bisa terjadi pada seseorang yang memang didiagnosa dengan
penyakit jantung ataupun tidak. Waktu kejadiannya tidak bisa
diperkirakan, terjadi dengan sangat cepat begitu gejala dan tanda tampak
(American Heart Association,2010). Jameson, dkk (2005), menyatakan
bahwa cardiac arrest adalah penghentian sirkulasi normal darah akibat
kegagalan jantung untuk berkontraksi secara efektif.
Faktor predisposisi penyebab Cardiac Arrest Menurut American
Heart Association (2010), seseorang dikatakan mempunyai risiko tinggi
untuk terkena cardiac arrest dengan kondisi: a) Ada jejas di jantung akibat
dari serangan jantung terdahulu. b) Penebalan otot jantung
(Cardiomyopathy). c) Seseorang yang sedang menggunakan obat-obatan
untuk jantung. d) Kelistrikan jantung Faktor predisposisi penyebab Cardiac
Arrest Menurut American Heart Association (2010), seseorang dikatakan
mempunyai risiko tinggi untuk terkena cardiac arrest dengan kondisi: a) Ada
jejas di jantung akibat dari serangan jantung terdahulu. b) Penebalan otot
jantung (Cardiomyopathy). c) Seseorang yang sedang menggunakan obat-
obatan untuk jantung. d) Kelistrikan jantung yang tidak normal. e)
Pembuluh darah yang tidak normal. f) Penyalahgunaan obat.
yang tidak normal. e) Pembuluh darah yang tidak normal. f)
Penyalahgunaan obat.
Ada salah satu cara untuk membantu seseorang yang mengalami
cardiac arrest adalah dengan melakukian CPR. Cardio Pulmonary
Resusitation (CPR) adalah suatu teknik bantuan hidup dasar yang bertujuan
untuk memberikan oksigen ke otak dan jantung sampai ke kondisi layak,
dan mengembalikan fungsi jantung dan pernafasan ke kondisi
normal(Nettina, 2006).
ECMO adalah singkatan dari Extra Corporeal Membrane
Oxygenation. Anda mungkin juga mendengarnya disebut ECLS , yang
merupakan singkatan dari Extra Corporeal Life Support adalah perawatan
yang menggunakan jantung buatan dan paru-paru untuk mendukung tubuh
ketika organ seseorang terlalu sakit untuk melakukan pekerjaan itu. ECMO
dapat mendukung tubuh untuk jangka waktu yang lama (hari ke minggu)
untuk memungkinkan jantung dan / atau paru-paru untuk beristirahat. Obat-
obatan untuk mendukung jantung dan paru-paru, atau gas khusus untuk
mengendurkan pembuluh darah antara jantung dan paru-paru. Setelah hati
atau paru-paru telah cukup disembuhkan untuk mendukung kebutuhan tubuh
mereka, ia akan dikeluarkan dari ECMO. Di sisi lain, jika dokter menyadari
bahwa ECMO tidak membantu untuk menjadi lebih baik, atau jika terus
menggunakan ECMO dapat melukai pasien, dukungan ECMO akan dihapus
(ELSO Extracorporeal life Support Organiation,

TUJUAN PENULISAN

Tujuan penulisan analisis jurnal ini adalah : Memaparkan informasi


tentang bagaimana cara memberi intervensi pada pasien yang menderita
penyakit Cardiac Arrest. Dapat memahami dan mengaplikasikan intervensi
berupa ECPR dan CCPR di rumah sakit.
BAB II
JURNAL PENELITIAN

Abstract
Aims:Extracorporeal life support (ECLS) has shown encouraging survival rates in
patients with in-hospital cardiacarrest; however, its routine use is still controversial.
We compared the survival of patients with in-hospital cardiacarrest receiving
conventional cardiopulmonary resuscitation (CCPR) to that of patients with ECLS as
an adjunct to cardiopulmonary resuscitation (ECPR).
Methods:A total of 353 patients with in-hospital cardiac arrest (272 CCPR and 52
ECPR) were included in this retrospective, propensity score-adjusted (1:1 matched),
single-centre study. Primary endpoints were survival at 30 days, long-term survival
and neurological outcome defined by the cerebral performance categories score.
Results: In the unmatched groups patients undergoing ECPR initially had
significantly higher APACHE II scores (P=0.03),increased norepinephrine dosages
(P=0.03) and elevated levels of creatine kinase (P<0.0001), creatinine (P=0.04) and
lactate (P=0.02) before cardiopulmonary resuscitation compared with those
undergoing CCPR. After equalising these parameters significant differences were
observed in short and long-term survival, favouring ECPR over CCPR (27% vs. 17%;
P=0.01 (short-term) and 23.1% vs. 11.5%; P=0.008 (long-term); median follow-up
duration after discharge 1136 days (interquartile range 823–1416)). There was no
significant difference in the incidence of a cerebral performance categories score of
1 or 2 between the matched groups (CCPR 66.7% vs. ECPR 83.3%; P=0.77). ECLS
implantation was the only significant and independent predictor of mortality in
multivariate Cox regression analysis(hazard ratio 0.57, 95% confidence interval
0.35–0.90; P=0.02).
Conclusion: In our cohort of cardiovascular patients ECPR was associated with better
short- and long-term survival over CCPR, with a good neurological outcome in the
majority of the patients with refractory in-hospital cardiac arrest.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Profil Penelitian
Judul : Extracorporeal life support in cardiovascular patients with
observedrefractory in-hospital cardiac arrest is associated with favourable short and
long-term outcomes: A propensity-matched analysis.
Pengarang :Johannes Blumenstein,Jürgen Leick, Christoph Liebetrau, Joerg
Kempfert, Luise Gaede, Sebastian Groß, MarcelKrug, Alexander Berkowitsch,
Holger Nef, Andreas Rolf, Matthias Arlt, Thomas Walther, Christian W Hamm,
and Helge Möllmann
Sumber (Source): acc.sagepub.com
Keyword :Intervention of nursing for In-Hospital Cardiac Arrest
Abstract
Aims:Extracorporeal life support (ECLS) has shown encouraging survival rates in
patients with in-hospital cardiacarrest; however, its routine use is still controversial.
We compared the survival of patients with in-hospital cardiacarrest receiving
conventional cardiopulmonary resuscitation (CCPR) to that of patients with ECLS
as an adjunct to cardiopulmonary resuscitation (ECPR). Methods: A total of 353
patients with in-hospital cardiac arrest (272 CCPR and 52 ECPR) were included in
this retrospective, propensity score-adjusted (1:1 matched), single-centre study.
Primary endpoints were survival at 30 days, long-term survival and neurological
outcome defined by the cerebral performance categories score.
Results: In the unmatched groups patients undergoing ECPR initially had
significantly higher APACHE II scores (P=0.03),increased norepinephrinedosages
(P=0.03) and elevated levels of creatine kinase (P<0.0001), creatinine (P=0.04) and
lactate (P=0.02) before cardiopulmonary resuscitation compared with those
undergoing CCPR. After equalising these parameters significant differences were
observed in short and long-term survival, favouring ECPR over CCPR (27% vs.
17%; P=0.01 (short-term) and 23.1% vs. 11.5%; P=0.008 (long-term); median
follow-up duration after discharge 1136 days (interquartile range 823–1416)).
There was no significant difference in the incidence of a cerebral performance
categories score of 1 or 2 between the matched groups (CCPR 66.7% vs. ECPR
83.3%; P=0.77). ECLS implantation was the only significant and independent
predictor of mortality in multivariate Cox regression analysis (hazard ratio 0.57,
95% confidence interval 0.35–0.90; P=0.02).
Conclusion: In our cohort of cardiovascular patients ECPR was associated with
better short- and long-term survival over CCPR, with a good neurological outcome
in the majority of the patients with refractory in-hospital cardiac arrest.
Tanggal Publikasi : New York University on February 17, 2016

Deskripsi Penelitian
TujuanPenelitian : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
perbandingan antara pasien Cardiac arrest yang menerima Conventional
Cardiopulmonary Resucitation (CCPR) dengan pasien yang menerima
Cardiopulmonary Resucitation (ECPR)yang menggunakan Extra Corporeal Life
Support (ECLS)
Desain Penelitian : Menggunakan metode study A Propensity-matched analysis

ANALISIS PICO

Population : Populasi dalam penelitian ini adalah terdiri dari 353 pasien yang
menderita Cardiac Arrest yang di pilih dari Departmen Cardiology. Terbagi menjadi 2
Kelompok yaitu kelompok Intervensi (n ; 52) pada pasien yang menggunakan ECLS
dan menerima tindakan ECPR sedangkan pada kelompok control (272 pasien) hanya
diberikan CCPR. Sebanyak 29 pasien tidak diikut sertakan kedalam penelitian karena
tidak memenuhi criteria inklusi.
Intervention : Pada kelompok Intervensi diberikan tindakan berupa cardiopulmonary
resuscitation (CPR) pada pasien yang menggunakan ECLS selama 10 menit. Intervensi
tersebut di follow-up selama 30 hari dan di lihat apakah setelah intervensi mengalami
Return of Spontaneous Circulation (ROSC).
Comparator : Pada kelompok control hanya diberikan tindakan berupa Conventional
Cardiopulmonary Resucitation (CCPR) tanpa menggunakan ECLS.
Outcome : setelah dilakukan interevensi didapatkan hasil tidak ada perbedaan yang
signifikan diamati dalam kelangsungan hidup jangka panjang antara 2 kelompok
dengan hasil (CCPR 66.7% vs. ECPR 83.3%; P=0.77). dimana pada kelompok
intervensi penggunaan ECLS lebih membantu keefektifan jantung dan tidak
mengalami ROSC.
Kekurangan Jurnal
Salah satu keterbatasaan utama dalam penelitian ini adalah jumlah pasien yang sangat
terbatas dan tidak disertakannya prosedur ECPR maupun CCPR.

Manfaat Penelitian bagi Keperawatan


Manfaat Praktis :
Dalam penelitian ini kita bisa mengetahui bahwa pada pasien yang menderita Cardiac
Arrest dapat dibantu dengan metode ECLS/ECPR.
Manfaat Teoritis :
Sebagai bahan pembelajaran bagi mahasiswa atau praktisi kesehatan.
Memperkuat dan menjadi landasan atau bukti bagi teori keperawatan.
Memanfaatkan pembelajaran untuk diaplikasikan kepada pasien yang menderita
Cardiac Arrest.
Critical Thinking
Di Indonesia masih banyak sekali warga yang mengalami Cardiac Arrest dan tidak
mengetahui bahwa ada alat untuk mengurangi CA tersebut. Pada jurnal berikut
diberitahukan bahwa CA dapat di tolong dengan pemasangan ECLS (Jantung Buatan).
Namun, di Indonesia masih terlalu sedikit Rumah sakit yang menyediakan ECLS ini.
BAB IV
Penutup

Kesimpulan
Dari hasil penyajian data dan pembahasan sebelumnya maka dapat disimpulkan
bahwa pemberian intervensi berupa pemasangan ECLS pada pasien penderita CA
sangat membantu pada saat dilakukan CPR. Dimana proses memompa darah
melalui jantung bisa maksimal dan tidak ada kendala.
DAFTAR PUSTAKA

American Hearth Association (AHA). (2010). Adult Basic Life Support:guidelines


for cardiopulmonary resuscitation and emergency cardiovasculer care

Sakamoto S, Taniguchi N, Nakajima S, et al. (2012) Extracorporeal life support for


cardiogenic shock or cardiac arrest due to acute coronary syndrome.

Shin TG, Choi JH, Jo IJ, et al. (2011) Extracorporeal cardiopulmonary resuscitation
in patients with inhospital cardiac arrest: A comparison with conventional
cardiopulmonary resuscitation. Crit Care Med

Anda mungkin juga menyukai