Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISA SINTESA TINDAKAN CPR PADA Ny.

M
DI RUANG ICU
RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

Disusun Oleh :

SHAFILLA RAMADHANTY

20902000063

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

2021
BAB I
PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Menurut Hardisman (2014) henti jantung atau cardiac arrest merupakan keadaan
dimana terjadinya penghentian mendadak sirkulasi normal darah ditandai dengan
menghilangnya tekanan darah arteri. Henti jantung dapat mengakibatkan asistol, fibrilasi
ventrikel dan takikardia ventrikel tanpa nadi. Menurut penelitian di beberapa Negara
Eropa, kasus henti jantung merupakan salah satu penyebab kematian dengan angka
kejadian sekitar 700.000 kasus setiap tahunnya. Sementara itu, di Amerika henti jantung
merupakan pembunuh nomor satu dimana setiap tahunnya terdapat sekitar 330.000 orang
yang menjadi korban meninggal secara mendadak karena henti jantung (Bala et al dalam
Dewi, 2015).
Pada pasien yang henti jantung pasti akan dilakukan tindakan cpr/rjp. Pertolongan
yang tepat dalam menangani kasus kegawatdaruratan dalam hal ini yaitu cardiac arrest
adalah Basic Life Support atau yang dikenal dengan Bantuan Hidup Dasar (BHD).
Cardio Pulmonary Resusitation (CPR) atau yang biasa disebut Resusitasi Jantung Paru
(RJP) adalah sekumpulan intervensi yang bertujuan untuk mengembalikan dan
mempertahankan fungsi vital organ pada korban henti jantung dan henti nafas. Intervensi
ini terdiri dari pemberian kompresi dada dan bantuan nafas (Hardisman, 2014). Bantuan
Hidup Dasar dalam hal ini yaitu tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP) merupakan
penentu penting dalam kelangsungan hidup korban henti jantung. Hal ini berarti
membutuhkan peningkatan jumlah bystander BHD di lingkungan masyarakat (AHA,
2010).
b. Tujuan
- Mempertahankan dan mengembalikan fungsi oksigenasi organ-organ vital (otak,
jantung dan paru).
- Mencegah berhentinya sirkulasi atau berhentinya respirasi.
- Memberikan bantuan eksternal terhadap sirkulasi dan ventilasi dari korban yang
mengalami henti jantung atau henti napas melalui resusitasi jantung paru (RJP).
c. Sasaran
Pasien Tn.B yang henti jantung di ruang ICU

BAB II
DESKRIPSI KASUS

a. Karakteristik sasaran
1. Jenis kelamin : peremuan
2. Usia : 71 Tahun
3. Hemodinamik : hemodinamik pasien menunjukkan BP : 93/58 mmhg, HR: 123
x/menit, t: 36,60c, spo2: 70%
b. Analisa kasus
Ny.M usia 7 tahun didiagnosis medis mengalami ckd dengan penurunan
kesadaran. Pemeriksaan status kesadaran diperoleh tingkat kesadaran apatis GCS: 3 (e: 2,
v: 1, m: ). Pasien terpasang ETT dan juga ventilator mekanik. Saat dilakukan hemodialisa
tiba – tiba henti jantung dan henti nafas selama 3 kali.
c. Prinsip tindakan menurut teori (sesuai dengan karakteristik sasaran),
1. Aseptik : Segala upaya yang dilakukan untuk mencegah masuknya mikroorganisme
ke dalam tubuh yang kemungkinan besar akan mengakibatkan infeksi.
2. Asianotik : Tindakan yang tidak boleh menimbulkan sianosis.
3. Afektif : Tindakan yang dilandaskan gaya atau makna yang menunjukan perasaan dan
emosi.
4. Atraumatik : Tindakan yang mencegah terjadinya trauma.
d. Data hasil pemeriksaan
1. Diharapkan jantung kembali normal
2. Diharapkan nafas kembali normal
BAB III
METODOLOGI TINDAKAN

a. Terdiri dari deskripsi tindakan/skill (sesuai karakteristik sasaran)


Resusitasi jantung paru (RJP) adalah metode untuk mengembalikan fungsi
pernapasan dan sirkulasi pada pasien yang mengalami henti napas dan henti jantung yang
tidak diharapkan mati pada saat itu.
b. Tujuan tindakan/skill,
Tujuan dari basic life support adalah merupakan faktor penting dalam
menyelamatkan korban arrest karena perfusi sangat tergantung pada RJP atau
kompresi dada dapat membantu jantung tetap mengalirkan darah ke organ organ organ
vital untuk mencegah kematian biologis
c. Ketrampilan spesifik yang diperlukan
- Ketepatan kedalaman
- Ketepatan letak tangan
- Ketepatan kecepatan
- Ketepatan posisi tangan

d. Alat yang diperlukan


- Ambubag
- Selang endokrateal
- Defribilator
- Epineprin
- Amiodaron
- Ventilator
- Spet 3 cc
e. Waktu pelaksanaan
Saat ditemukan henti jantung dan henti nafas
f. Hal-hal yang perlu diwaspadai
Basic Live Support atau Bantuan Hidup Dasar harus dilakukan segera
setelah korban ditemukan. Organ yang paling cepat mengalami kerusakan adalah
otak, karena otak hanya akan mampu bertahan jika ada asupan gula/ glukosa dan
oksigen. Otak dalam waktu lebih dari 10 menit tidak mendapat asupan oksigen dan
glukosa maka otak akan mengalami kematian secara permanen. Kematian otak
berarti pula kematian si korban. Oleh karena itu, golden periode (waktu emas) pada
korban yang Mengalami henti napas dan henti jantung adalah dibawah 10 menit.
Artinya dalam waktu kurang dari 10 menit penderita yang mengalami henti napas
dan henti jantung harus sudah mulai mendapatkan pertolongan. Jika tidak, maka
harapan hidup si korban sangat kecil.(Jurnal Ilmu Keperawatan, Volume 5 No. 1, Mei
2017)

g. Antisipasi untuk meminimalkan hambatan


- Pasien ditaruh ditempat datar
- Penolong membuka jalan nafas
- Posisi tangan penolong lurus dan tumpuannya benar

h. Sistem evaluasi
Setelah pemberian 5 siklus kompresi dada dan ventilasi (2 menit) penolong
kemudian melakukan evaluasi dengan ketentuan; jika tidak ada nadi karotis, penolong
kembali melanjutkan RJP. Jika ada nadi dan nafas belum ada, pasien diberikan bantuan
nafas 1 nafas buatan setisp 5 – 6 detik atau sekitar 10 – 12 x / menit. Jika ada nafas dan
ada nadi tetapi pasien belum sadar, letakkan pasien atau korban pada posisi pemulihan.
Posisi ini dirancang untuk menjaga jalan nafas paten dan mengurangi resiko obstruksi
jalan nafas dan aspirasi.
BAB IV
PENUTUP

a. Kesimpulan
Resusitasi jantung paru (RJP) adalah metode untuk mengembalikan fungsi
pernapasan dan sirkulasi pada pasien yang mengalami henti napas dan henti jantung
yang tidak diharapkan mati pada saat itu. Cardio Pulmonary Resusitation (CPR) atau
yang biasa disebut Resusitasi Jantung Paru (RJP) adalah sekumpulan intervensi yang
bertujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ pada korban
henti jantung dan henti nafas.

b. Saran
Penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan, karena masih terbatasnya pengetahuan penyusun. Oleh karena itu penyusun
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.

DAFTAR PUSTAKA

Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan Polisi Lalu Lintas Tentang Basic Life Support
(Bls) Di Kabupaten Ponorogo,Jurnal Ilmu Keperawatan, Volume 5 No. 1, Mei
2017
Indikasi Dan Keterampilan Resusitasi Jantung Paru (Rjp),E-Issn: 2503-3638, Print
Issn: 2089-9084 Ism Vol. 6 No.1, Mei-Agustus, Hal 58- 64.
Dewi, A.R. (2015). Pengaruh Pelatihan Resusitasi Jantung Paru Terhadap Pengetahuan
Dan Keterampilan Siswa Di Sma Negeri 2 Sleman Yogyakarta
(Http://Opac.Say.Ac.Id/6/1/Agustinretno Dewi-Naskahpublikasi-Perawat2015.Pdf/
Diakses Tanggal 08 Oktober 2015 Pukul 13.15 Wita)
Hardisman. (2014). Gawat Darurat Medis Praktis. Yogyakarta: Gosyen Publishing.
Sudiharto, Sartono.(2011). Basic Trauma Cardiac Life Support. Jakarta: Cv. Sagung Seto

Anda mungkin juga menyukai