Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN KASUS KELOMPOK

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TN. S DENGAN POST


OPERASI HERNIO REPAIR HILS HARI KE 0-2 DI BANGSAL
FLAMBOYAN RSUD MUNTILAN

Disusun Oleh:
Chanifah Elmawati (1820206011)
Arini Siska Wardani (1820206013)
Ahmad Riyatno (1820206034)
Rinaldy Andriansyah (1820206032)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
UNIVERSITAS ‘AISYIYAH
YOGYAKARTA
2019
A. LAPORAN PENDAHULUAN (MINDMAP HILS)
2. Etiologi HIL 3. Klasifikasi HIL

1. Definisi HIL a. Primer : Kelainan Konginetal a. Henia indirekta


b. Sekunder : Peningkatan tekanan intra
Hernia adalah protusi atau abdomen, misal disebabkan karena b. Hernia direkta
penonjolan ruas organ, isi organ batuk kronis, konstipasi, kehamilan,
ataupun jaringan melalui bagian c. Hernia femoralis
asites, penyumbatan jalan keluar
lemah dari dinding rongga yang kandung kemih, masa abdomen yang d. Hernia incisional
bersangkutan (Nada, 2007). terlalu besar, gerak yang terlalu aktif
(Black.J, 2012). e. Hernia responsibilis
Hernia inguinalis lateralis adalah
hernia yang melalui annulus f. Hernia irresponsibilis
inguinalis internus yang terletak di
sebelah lateral vasa epigastrika g. Hernia incaserata
inferior menyusuri kanalis h. Hernia strangulasi
inguinalis dan keluar ke rongga HILS
perut melalui annulus inguinalis
eksternus (Mansjoer, 2010).
4. Manifestasi Klinis

5. Pemeriksaan Penunjang Menurut Herdman (2012), tanda dan gejala


yang sering muncul adalah:
a. Radiografi Abdomen
b. Pemeriksaan Laboratorium a. Berupa benjolan keluar masuk/ keras, dan
8. Diagnosa yang Sering Muncul
tersering tampak benjolan di lipatan pah
a. Nyeri akut berhubungan dengan b. Adanya rasa nyeri pada daeran benjolan bila
agen cidera biologis 6. Penatalaksanaan isinya terjepit, disertai rasa mual
b. Resiko infeksi berhubungan c. Terdapat gejala mual dan muntah
dengan luka bedah/insisi operasi a. Herniaplast d. Pada hernia inguinalis strangulate kulit
c. Ansietas berhubungan dengan b. Herniotomy diatasnya menjadi merah dan panas serta
keterbatasan kognitif c. Hernioraphy terasa sakit.
d. Hambatan mobilitas fisik e. Pada hernia femoralis kecil dapat
berhubungan dengan nyeri menimbulkan sakit saat kencing disertai
hematuria
Pathway

Etiologi (Kerja berat, batuk kronis, bawaan sejak lahir)

Penurunan organ abdomen ke dalam kantung peritonium

Hernia inguinal

Distensi inguinal

Hemiotomi

Tindakan pembedahan

Ansietas Efek anestesi Luka insisi Lingkungan Resti


aseptik perdarahan

Menekan sistem
syaraf Resti
Diskontravitas Lingkungan
jaringan perdarahan
aseptik

Penurunan reflek
gastrointestinal Penurunan Hb
Munculnya zat
patogen
Nyeri
kontaminasi
Penurunan O2
peningkatan
dalam tubuh
HCL

Gangguan Trauma jaringan


mobilitas Penurunan O2
Mual, muntah dalam jaringan

Risiko infeksi
Nutrisi kurang dari Gangguan
kebutuhan tubuh perfusi
jaringan
Diagnosa Keperawatan Pengkajian
1. Data demografi Nyeri Akut
2. Keluhan utama NOC : Kontrol Nyeri (1605)
Kriteria Hasil
3. Riwayat kesehatan
Pre Operasi 1. Mengenal nyeri
4. Riwayat
2. Menggunakan tindakan farmakologi dan
1. Nyeri akut psikososial nonfarmakologi
2. Ansietas 5. Riwayat spiritual NIC: Pain Management
6. Pemeriksaan fisik 1. Lakukan pengkajian nyeri meliputi lokasi,
3. Intoleransi Aktivitas
7. Aktivitas sehari- karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
hari intensitas, beratnya nyeri.
8. Test diagnostik 2. Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri.
Post operasi 9. Terapi obat 3. Kolaborasi dalam pemberian analgetik
1. Nyeri akut
ASUHAN
2. Resiko infeksi KEPERAWATAN
3. Hambatan mobilitas fisik Resiko Infeksi
NOC:
4. Kerusakan jaringan
Kontrol resiko : Proses infeksi ( 1924)
Kriteria hasil
1. Mengidentifikasi tanda dan gejala infeksi
Hambatan mobilitas fisik 2. Mencuci tangan
NOC: Kemampuan berpindah (0210) 3. Mempraktikan strategi untuk mengontrol
Kriteria hasil infeksi
1.Berpindah dari satu permukaan ke permukaan yang lain sambil berbaring NIC : Kontrol Infeksi ( 6540)
2. Berpindah dari tempat tidur ke kursi dan sebaliknya 1. Ganti peralatan perawatan per pasien
3. Berpindah dari kursi roda ke toilet dan sebaliknya sesuai protokol institusi
NIC : Terapi Latihan Ambulasi (0221) 2. Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan
1. Sediakan tempat tidur berketinggian rendah, yang sesuai perawatan pasien
2. Dorong untuk duduk ditempat tidur, disamping tempat tidur(menjuntai) sebagaimana yang 3. pakai sarung tangan steril dengan tepat
ditoleransi pasien
3. Bantu pasien untuk duduk disisi tempat tidur untuk memfasilitasi penyesuaian sikap tubuh
B. PENGKAJIAN KASUS
I. DATA DEMOGRAFI
a. Biodata
1) Nama (Initial) : Tn. S
2) Usia/ Tanggal lahir : 87 thn/ 31 Desember 2019
3) Jenis Kelamin :L
4) Alamat : Jl. Veteran 16 Sayangan, Muntilan.
5) Suku/ Bangsa : Jawa
6) Status Perkawinan : Kawin
7) Agama : Katolik
8) Pekerjaan : Pensiunan PNS
9) Diagnosa Medik : Hernia Inguinalis Lateral Sinistra
10) No. RM : 2857xx
11) Tanggal Masuk RS : 19 Mei 2019
12) Tanggal Pengkajian : 20 Mei 2019
13) Waktu Operasi : 20 Mei 2019/ Jam 09.00 WIB

b. Penanggung Jawab
1) Nama (Initial) : Ny.K
2) Usia : 56 tahun
3) Jenis Kelamin :P
4) Pekerjaan : PNS
5) Hubungan dengan Pasien : Anak
6) Alamat : Sayangan, Muntilan

II. KELUHAN UTAMA


Pasien mengatakan nyeri pada benjolan di bagian perut bawah sebelah kiri.

III. RIWAYAT KESEHATAN


a. Riwayat kesehatan sekarang
1) Waktu timbulnya penyakit/ kronologi kejadian
Pasien mengatakan munculnya benjolan yang terdapat di perut bawah
sebelah kiri kurang lebih 1 bulan yang lalu, dan pasien mengatakan
benjolan tersebut bisa hilang dan timbul lagi. Benjolan tersebut dirasa
sangat pasien sangat mengganggu dan terkadang terasa nyeri.
2) Awal munculnya penyakit
Munculnya benjolan yang hilang timbul di bagian perut sebelah kiri sejak
tanggal 17 April 2019.
3) Keadaan penyakit sekarang
Setelah dibawa ke rumah sakit keadaannya semakin membaik, benjolan
yang menjadi keluhan pasien tersebut diatasi dengan operasi.
4) Usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi keluhannya
Pasien menjalani operasi herniotomy hari ke-0, dan saat ini mendapat
perawatan di ruang bangsal Flamboyan. Keluhan yang paling dirasa pasien
saat ini adalah nyeri, usaha yang telah dilakukan untuk mengurangi
keluhannya dengan nafas dalam dan distraksi.
5) Kondisi saat dikaji
Pada saat dilakukan pengkajian kondisi pasien masih tampak menahan
nyeri, karena pasien baru menjalani operasi herniotomy.
P : Saat banyak gerak
Q: Sayatan
R: Kuadran kiri bawah abdomen
S: 5 (sedang)
T: Hilang timbul
b. Riwayat kesehatan lalu
1) Penyakit masa lalu dan penyakit infeksi yang pernah dialami
Pasien mengatakan memiliki riwayat TB, Hipertensi sejak 2 tahun yang
lalu.
2) Riwayat imunisasi
Klien mengatakan kurang mengetahui riwayat imunisasinya sewaktu kecil.
3) Kecelakaan yang pernah dialami
Pasien mengatakan pernah mengalami kecelakaan sepeda motor ± 10
tahun yang lalu, yang menyebabkan cidera pada kaki. Cidera tersebut
dapat sembuh dengan fisioterapi yang diberikan dokter.
4) Prosedur operasi dan perawatan rumah sakit yang pernah dialami
Pasien mengatakan belum pernah menjalani operasi baik operasi besar
maupun kecil.
5) Alergi (makanan, obat-obatan, dll)
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi makanan ataupun obat-obatan.
6) Konsumsi obat rutin yang biasa dilakukan
Pasien mengatakan tidak megonsumsi obat-obatan rutin.
c. Riwayat kesehatan keluarga
1) Penyakit keturunan yang dialami anggota keluarga
Pasien mengatakan bahwa ibu pasien mempunyai riwayat tekanan darah
tinggi, asma, diabetes dan istri dari pasien 2 tahun lalu meninggal dengan
komplikasi dari Diabetes Melitus.
2) Genogram

Keterangan:
: Laki-laki : Pasien : Meninggal
: Perempuan : Tinggal Satu Rumah
: Garis Keturunan : Meninggal
Interpretasi Genogram: Kedua orang tua pasien sudah meninggal, ibu dari
pasien sebelum meninggal memiliki riwayat hipertensi, asma dan Diabetes
Melitus. Pasien adalah anak ke 1 dari 6 bersaudara, sedangkan istri pasien adalah
anak ke 2 dari 3 bersaudara. Pasien memiliki 3 orang anak, anak pertama laki-laki
sudah berkeluarga dan tinggal bersama istri dan anaknya, anak kedua perempuan
juga sudah berkeluarga mempunyai 2 anak dan anak ketiga adalah anak yang
paling bungsu memiliki 4 anak yang sekarang tinggal bersama pasien. Istri pasien
sudah meninggal dengan riwayat komplikasi diabetes melitus. Sedangkan anak-
anak dari pasien sendiri masih hidup semua, tidak memiliki riwayat penyakit
kronis. Dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit hernia.

IV. RIWAYAT PSIKOSOSIAL


a. Kehidupan sosial
Kehidupan sosial pasien berlangsung baik, pasien mengatakan sering
menghadiri kegiatan di desa seperti kegiatan posyandu lansia, kegiatan
peribadahan gereja.
b. Hubungan pasien dengan orang lain
Pasien mengatakan hubungannya dengan orang lain baik termasuk dengan
petugas RS, tetangga, ataupun anggota keluarga lainnya.
c. Lingkungan rumah pasien
Pasien tinggal di daerah pedesaan, dan disekitar rumah pasien tidak terdapat
limbah ataupun polusi lainnya.
V. RIWAYAT SPIRITUAL
Pasien mengatakan selalu menyempatkan diri setiap minggunya untuk beribadah
ke greja dengan keluarga. Keluarga pasien juga sangat mendukung kegiatan
spiritual yang dilakukan.

VI. PEMERIKSAAN FISIK


a. Keadaan umum pasien
1) Tanda-tanda distress
Pasien tidak tampak tanda-tanda distress
2) Penampilan dihubungkan dengan usia
Penampilan pasien sesuai dengan usia
3) Ekspresi wajah, bicara, mood
Saat dilakukan pengkajian pasien menunjukan ekpresi wajah yang normal,
pasien menjawab semua pertanyaan yang diberikan dengan senang hati,
pasien kooperatif, bicara pasien normal, jelas, dan mudah dipahami.
4) Berpakaian dan kebersihan umum
Cara berpakaian pasien baik, kebersihan pasien juga baik kuku tidak
panjang, tidak bau badan, tidak bau mulut, rambut bersih.
5) Tinggi badan, BB, Gaya berjalan
Tinggi badan: 169cm
BB: 56kg
Cara berjalan: saat dilakukan pengkajian pasien dalam posisi setengah
duduk ditempat tidur, belum bisa berjalan karena nyeri.
b. Tanda-tanda Vital
1) Tekanan darah:170/91 mmHg
2) Nadi: 66 x/menit
3) Suhu: 36,2°C
4) Pernafasan: 20 x/menit

VII. PEMERIKSAAN PERSISTEM


c. Sistem Pernafasan
1) Hidung
Hidung simetris, tidak ada pernapasan cuping hidung, tidak ada polip,
tidak ada pembengkaan, tidak ada sekret.
2) Leher
Leher pasien tampak normal tidak ada pembesaran kelenjar tiroid/ tumor,
tidak nyeri saat menelan.
3) Dada
Bentuk dada normal tidak ada pigeon chest, simetris antara dada kanan dan
dada kiri, tidak ada edema, warna kulit sama dengan warna kulit lainnya,
tidak ada retraksi dinding dada, suara nafas vesikuler.
d. Sistem kadiovaskuler
Nadi reguler, CRT <2detik, tidak ada kelainan jantung, tidak ada kelainan
bunyi jantung.
e. Sistem perncernaan
Bibir lembab tidak ada sariawan, gigi gerigi tidak lengkap jumlah 20, gerakan
lidah dan kemampuan menelan baik, abdomen tampak normal dan simetris,
terdapat luka operasi di pada abdomen laterasl sinistra, dan adanya nyeri pada
kuadran kiri bawah abdomen.
f. Indera
1) Mata
Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikteris, tidak ada edema palpebral,
mata terlihat simetris, pandangan mata masih baik.
2) Hidung
Tidak terpasang O2, tidak terdapat sekret ataupun lendir pada hidung
pasien, serta tidak ada polip.
3) Telinga
Keadaan telinga simetris, tampak bersih, tidak ada pembengkakan, tidak
ada serumen yang keluar, pendengaran pasien baik.
g. Sistem Saraf
1) Fungsi cerebral
Orientasi waktu, tempat dan orang masih baik. pasien masih bisa dengan
jelas menyebutkan waktu, tempat dan orang yang berada di sekitarnya.
Daya ingat pasien juga masih baik. Pasien menggunakan bahasa jawa dan
Indonesia dalam kesehariannya. Kesadaran pasien composmetis dengan
E= 4 V=5 M= 6. Pasien masih bisa berbicara dengan jelas.
2) Fungsi cranial
Fungsi cranial pasien masih baik. tidak ada gangguan pada fungsi
kranialnya
3) Fungsi motorik
Fungsi motorik pasien baik, kekuatan otot pasien bernilai 5 karena pasien
masih dapat mengikuti gerakan mengangkat tangan atau kaki sesuai
dengan yang di perintahkan
4) Fungsi sensorik
Fungsi sensorik pasien baik, pasien masih dapat merasakan rangsangan
nyeri, merasakan getaran, panas, atau dingin.
5) Fungsi cerebellum
Fungsi cerebellum pasien baik, kesimbangan dan koordinasi pasien masih
baik. Pasien masih mampu mengangkat kedua tangganya.
6) Reflex
Reflex anggota tubuh pasien bagian atas dan bawah masih baik
7) Iritasi meningen
Tidak ada kaku kuduk yang di rasakan atau tampak dari pasien
h. Sistem Muskuloskeletal
1) Kepala
Bentuk kepala bulat, tidak ada benjolan atau massa, kulit kepala bersih
tidak ada ketombe.
2) Vertebrae
Pasien mengatak tidak pernah mengalami sakit di bagian vertebrae
3) Pelvis
Normal
4) Lutut
Pasien mengatakan tidak nyeri pada kedua lutunya, reflek patella baik
5) Kaki
Kaki normal tidak ada kelainan bentuk kaki
6) Bahu
Normal
7) Tangan
Terpasang infuse di tangan kiri, tangan normal, kedua tangan dapat
digerakan dengan baik.
i. Sistem Integumen
1) Rambut
Rambut berwarna hitam lebat, bersih, tidak rontok, terdapat uban.
2) Kulit
Kulit lembab, bersih, tidak ada ruam, pasien mengatakan kulit tidak gatal
3) Kuku
Kuku bagian tangan dan kaki tidak panjang, bersih, tidak ada jamur
j. Sistem endokrin
1) Kelenjar tiroid: tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
2) Percepatan pertumbuhan: pasien mengalami pertumbuhan yang normal
3) Gejala kreatinisme atau gigantisme: tidak ada tanda dan gejala kreatinisme
dan gigantisme
4) Ekskresi urin berlebih: pasien tidak mengalami ekskresi urin berlebih
5) Suhu tubuh yang tidak seimbang: selama dirawat dirumah saki suhu pasien
selalu normal
6) Riwayat bekas air seni dikelilingi semut: tidak ada bekas air seni di sekitar
selimut dan tidak berbau pesing
k. Sistem perkemihan
1) Edema palpebra: tidak ada tanda edema palpebra
2) Moon face: tidak ada tanda moon face
3) Edema anasarka: tidak ada tanda edeme anasarka
4) Keadaan kandung kemih: pada saat pengkajian keadaan kandung kemih
pasien normal, tidak penuh
5) Nocturia, dysuria, kencing batu: pasien tidak mengalami nocturia, dysuria
dan kencing batu
6) Penyakit menular seksual: pasien tidak memiliki penyakit menular seksual
7) Balance cairan: belance cairan pasien baik, seimbang antara intake dan
output
l. Sistem reproduksi
Pasien berjenis kelamin laki-laki, pasien mengatakan selama ini tidak pernah
mengalami gangguan pada organ reproduksinya.
m. Sistem Imun
Pasien mengatakan tidak memiliki alergi apapun, tidak memiliki riwayat
asma, dan pasien mengatakan tidak pernah memiliki riwayat transfusi.

VIII. AKTIFITAS SEHARI-HARI


a. Nutrisi
1) Selera makan: pasien mengatakan selera makan menurun saat dirawat
dirumah sakit karena kurang menyukai masakan rumah sakit
2) Frekuensi: 3x sehari
3) Makanan yang disukai dan makanan pantangan: pasien mengatakan
menyukai semua jenis makanan, pasien mengatakan tidak memiliki
pantangan makanan
4) Cara makan: Cara makan mandiri dengan piring dan sendok
5) Ritual sebelum makan: berdoa
b. Cairan
1) Jenis minuman yang dikonsumsi: air putih
2) Frekuensi: 4-5 gelas/ hari
3) Volume minuman/ cairan: kurang lebih 800cc
c. Eliminasi (BAB dan BAK)
1) Frekuensi
BAK: 4-5x/ hari
BAB: 1x/hari
2) Konsistensi
BAK: warna kuning jernih
BAB: normal
3) Kesulitan dan cara menangani
Pasien mengatakan tidak pernah mengalami kesuliatan saat proses
eliminasi
4) Obat-obatan untuk memperlancar BAB/ BAK
Tidak ada
d. Istirahat Tidur
1) Jam tidur: 9 jam/hari (tidur jam 10 malam bangun jam 5 pagi)
2) Gangguan tidur: pasien mengatakan tidak pernah mengalami gangguan
tidur
3) Bila tidak dapat tidur apa yang dilakukan: tidak ada
e. Olahraga
1) Progam olahraga tertentu: pasien biasanya mengikuti senam di posyandu
lansia setiap seminggu sekali pada hari jumat pagi.
2) Berapa lama dilakukan: 30 menit
3) Perasaan setelah olahraga: pasien mengatakan badan lebih segar setelah
berolahraga
f. Rokok, Alkohol, dan Obat-obatan
Pasien mengatakan sudah 2 tahun yang lalu tidak mengkonsumsi alcohol,
merokok dan pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan dari dokter
g. Personal Hygiene
1) Mandi: pasien mengatakan biasanya mandi 2x sehari yaitu setiap pagi dan
sore hari
2) Keramas: pasien mengatakan saat dirumah sakit belum keramas, saat
dirumah biasanya pasien keramas satu minggu 2-3 kali.
3) Gunting kuku
Pasien mengatakan mengguting kuku setiap satu minggu sekali atau setiap
kuku terlihat panjang dan kotor
4) Gosok gigi
Pasien mengatakan gosok gigi sehari 1 kali, setiap mandi pagi.
h. Aktifitas/ mobilitas fisik
1) Kegiatan sehari-hari: kegiatan sehari-hari sebelum sakit adalah membantu
anaknya menjaga toko dagangan.
2) Pengaturan jadwal harian: pasien mengatakan tidak ada pengaturan jadwal
harian, kegiatan yang dilakukan sehari-hari sudah menjadi kebiasaan sejak
lama
3) Penggunaan alat bantu untuk aktifitas: pasien mengatakan tidak
menggunakan alat bantu untuk beraktifitas
4) Kesulitan pergerakan tubuh: sebelum sakit pasien tidak mengalami
kesulitan dalam pergerakan tubuh. Saat ini aktivitas pasien terganggu,
belum bisa beraktivitas secara mandiri karena adanya nyeri pada luka
operasi.
i. Rekreasi
Pasien mengatakan jarang pergi rekreasi, pasien terkadang ikut pergi rekreasi
jika keluarga anak pasien yang tinggal bersamanya mendapat cuti dalam
pekerjaannya.

IX. TEST DIAGNOSTIK


a. Hasil Laboratorium pada tanggal 19 Mei 2019
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai rujukan
HEMATOLOGI
Hematologi Rutin
Leukosit 5.18 Ribu/uL 5.0-10.0
Eritrosit 4.07 106/uL 4.0-5.0
Hemoglobin 11.9 Gr/dl 12.0-15.0
Hematokrit 36.4 % 37-43
Trombosit 191 Ribu/uL 150-450
MPV 5.48 fL 7.2-11.1
Index eritrosit
RDW-CV 14.9 % 11.5
MCV 89.6 fL 80-100
MCH 29.2 Pg 26-34
MCHC 32.6 % 32-36
Hitung jenis
Neutrofil 48.3 % 50-70
Limfosit 25.0 % 25-40
Monosit 9.3 % 2-8
Eosinofil 6.3 % 2-4
Basofil 0.4 % 0-1

HEMOSTASIS
Masa Pembekuan/ CT 5.0 menit 2-6
Masa Perdarahan/ BT 3.0 menit 1-3

IMUNOSEROLOGI
HbSAG Rapid Negatif Negatif

KIMIA KLINIK
Diabetes
Glukosa sewaktu 104 mg/dL 120-140
Fungsi Ginjal
Ureum 26 mg/dL 15-45
Kreatinin 1.38 mg/dL 0.70-1.36

b. Pemeriksaan thorax tanggal 19 Mei 2019


Kesan: Tak tampak kelainan, besar COR DBN

c. Laporan operasi:
- Herniotomy
- Operasi tanggal 20 Mei 2019 mulai jam 09.00 WIB selesai jam 10.00 WIB
- Anastesi spinal

X. THERAPY SAAT INI


OBAT DOSIS LOKASI Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam Jam
10.00 12.00 16.00 18.00 22.00 24.00 04.00 08.00
Ceftriaxone 1 gr/ 12 J IV  
Ranitidin 50 mg/ 12 J IV  
Ketorolac 30 mg/ 8 J IV   
Candesartan 1x16 mg Oral 
Amlodipin 1x2,5 mg Oral 
Nama obat Dosis Indikasi Kontra indikasi Efek samping
Ceftriaxone 1 gr/ 12 jam Obat antibiotik - Memiliki Mual, muntah,
(IV) dengan fungsi hipersensitif atau sakit perut, sakit
untuk mengobati alergi terhadap kepala, lidah
berbagai macam Ceftriaxone dan bengkak,
infeksi bakteri. obat antibiotik berkeringat.
cephalosporin
lainnya, seperti
cefadroxil dan
cefalexin.
- Memiliki
hipersensitif atau
alergi terhadap
Penicilin dan obat
antibakteri beta
laktam lainnya.
Ranitidine 50 mg /12jam Ranitidin - Lansia, ibu hamil, Kegelisahan,
(IV) digunakan untuk ibu menyusui, depresi, halusinasi,
mengurangi kanker lambung, reaksi alergi
produksi asam penyakit ginjal, seperti kulit ruam
lambung sehingga penyakit paru, atau gatal-gatal,
dapat mengurangi diabetes pembengkakan
rasa nyeri uluhati wajah, bibir, atau
akibat ulkus atau lidah, gangguan
tukak lambung, pernapasan,
dan masalah asam perdarahan yang
lambung tinggi tidak biasa,
lainnya. muntah,
menguningnya
kulit atau mata.

Ketorolac 30 mg /12jam Obat untuk - Hipersensitif Nyeri dada, lemas,


(IV) mengatasi nyeri terhadap ketorolac sesak, demam,
sedang hingga tromethamine dan sakit kepala,
nyeri berat pernah menggigil, mual,
menunjukkan lemas.
reaksi alergi
terhadap aspirin
atau obat AINS
lainnya.
- Pasien dengan
atau yang
mempunyai
riwayat ulkus
peptikum akut,
perdarahan
saluran cerna atau
perforasi.
- Penderita
gangguan ginjal
berat atau berisiko
menderita gagal
ginjal
Candesarta 1x16 mg Candesartan Stenosis arteri  Reaksi
n (Oral) adalah sebagai renalis, deplesi hipersensitivitas,
pilihan terapi volume seperti dapat
untuk membantu intravaskular, hamil munculnya ruam k
mengatasi hiperte dan laktasi. emerahan, demam,
nsi, dan juga dan urtikaria).
kondisi  Nausea
gagal jantung (he
 Mual hingga
art failure).
muntah
 Nyeri pada
persendian
 Menggigil
 Batuk – batuk
 Rasa tidak nyaman
pada area dada
atau hingga
muncul nyeri dada
 Demam
Amlodipin 1x2,5 mg Amlodipine - Hipersensitifitas/r Merasa lelah atau
(Oral) adalah obat untuk eaksi alergi. pusing, Jantung
mengatasi hiperte - Hipotensi berdegup kencang,
nsi atau tekanan (tekanan darah Merasa mual dan
darah tinggi. rendah) tidak nyaman di
membantu bagian perut,
mencegah Pergelangan kaki
serangan stroke, membengkak
serangan jantung,
dan penyakit
ginjal.
C. ASUHAN KEPERAWATAN
1. ANALISA DATA
Data Etiologi Masalah
Data Subyektif: Agen cidera fisik Nyeri Akut
- Pasien mengatakan nyeri pada (Post herniotomy)
bagian bekas operasi
P : Saat banyak gerak
Q: Sayatan
R: Kuadran kiri bawah abdomen
S: 5
T: Hilang timbul
Data Obyektif:
- Pasien tampak menahan nyeri
- TD: 170/91 mmHg, N:66 x/menit, S:
36,2°C, RR: 20 x/menit

Data Subyektif: - Prosedur invasif Resiko infeksi


Data Obyektif:
- Terdapat luka operasi pada bagian
Kuadran kiri bawah abdomen
- Terdapat sebanyak 8 jahitan pada
luka operasi
- Terpasang infus RL 20 tpm di
tangan kanan
- TD: 170/91 mmHg, N:66 x/menit, S:
36,2°C, RR: 20 x/menit
Data Subyektif: Kerusakan rangka Hambatan mobilitas
- Pasien mengatakan sulit neuromuscular, nyeri fisik
menggerakan tubuhnya karena nyeri
dibagian luka operasi
Data Obyektif:
- Pasien tampak kesulitan melakukan
aktivitas sehari-hari
- Aktivitas klien terlihat dibantu
keluarga
- TD: 170/91 mmHg, N:66 x/menit, S:
36,2°C, RR: 20 x/menit

2. PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN:

a. Nyeri Akut berhubungan dengan agen cidera fisik


b. Risiko infeksi berhubungan dengan prosedur invasif
c. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan kerusakan rangka
neuromuscular, nyeri
3. PERENCANAAN
Diagnosa Keperawatan Tujuan Intervensi
Nyeri Akut berhubungan Setelah dilakukan tindakan Pain Management
dengan agen cidera fisik keperawatan selama 3x24 jam 1. Lakukan pengkajian nyeri
diharapkan pasien dapat Pain komprehensif yang meliputi
Control dengan kriteria hasil: lokasi, frekuensi, intensitas
1. Mampu mengontrol nyeri 2. Tingkatkan mobilisasi miring
skala 2 kanan miring kiri
2. Melaporkan bahwa nyeri 3. Berikan analgetik untuk
berkurang dengan mengurangi nyeri
menggunakan analgetik 4. Ajarkan teknik non
3. Menyatakan rasa nyaman farmakologi untuk
setelah nyeri berkurang mengurangi nyeri
dengan teknik non
farmakologi nafas dalam
4. Tanda vital dalam rentang
normal skala
Risiko infeksi Setelah dilakukan tindakan Perawatan Luka :
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 jam 1. Angkat balutan luka
prosedur invasif diharapkan pasien dapat 2. Monitor karakteristik luka
3. Bersihkan luka dengan prinsip
mencapai kontrol infeksi
steril
dengan kriteria hasil: 4. Pertahankan teknik balutan
- Tidak ada tanda-tanda steril ketika melakukan
infeksi (bengkak, perawatan luka dengan tepat
kemerahan, panas)
- Tanda-tanda vital dalam Kontrol Infeksi:
rentang normal 1. Cuci tangan sebelum dan
sesudah melakukan tindakan
ke pasien
2. Jaga lingkungan aseptik yang
optimal
3. Berikan antibiotik yang sesuai
4. Anjurkan keluarga untuk
mengenali tanda dan gejala
infeksi
Hambatan mobilitas fisik Setelah dilakukan tindakan 1. Monitoring vital sign
berhubungan dengan keperawatan selama 3x24 2. Kaji kemampuan pasien
kerusakan rangka jam, diharapkan dapat dalam mobilisasi.
neuromuscular, nyeri melakukan mobilisasi 3. Dampingi dan bantu pasien
mandiri. saat mobilisasi dan bantu
kriteria hasil: penuhi kebutuhan
1. Pasien meningkat dalam 4. Berikan alat bantu jika klien
aktivits fisik memerlukan.
2. Mengerti tujuan dari
peningkatan mobilisasi
3. Penyesuaian terhadap
perubahan fungsi tubuh
4. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
Catatan Perkembangan Hari Ke-1 : Senin, 20 Mei 2019
Diagnosa Implementasi Evaluasi
Keperawatan
Nyeri Akut b.d agen Dinas Pagi Dinas Pagi
cidera fisik Jam 11.00 Jam 13.30
- Mengkaji nyeri secara S:
komprehensif - Pasien mengatakan masih
Jam 11.10 terasa nyeri pada luka operasi
- Mengajarkan teknik manajemen P: Gerakan pada perut
nyeri non farmakologi nafas dalam Q: Sayatan
dan distraksi R: Kuadran kiri bawah
Jam 12.00 abdomen
- Menganjurkan pasien untuk S: 4 (sedang)
meningkatkan mobilisasi miring T: Hilang timbul
kanan miring kiri O:
- Pasien tampak menahan
nyeri
- TD: 159/87 mmHg, N:75
x/menit, S: 36,5°C, RR: 20
x/menit
A: Nyeri Akut
P:
- Lanjutkan intervensi dengan
memonitor tanda-tanda vital,
pemberian analgesik
ketorolac 30 mg per IV

Perawat

Ahmad R.

Dinas sore Dinas Sore


Jam 15.00 Jam 19.30
- Mengkaji nyeri secara S:
komprehensif - Pasien mengatakan masih
Jam 16.00 terasa nyeri pada luka operasi
- Memberikan analgetik ketorolac P: Terlalu banyak gerak
30mg per IV Q: Sayatan
Jam 18.00 R: Kuadran kiri bawah
- Mengajarkan teknik manajemen abdomen
nyeri non farmakologi nafas dalam S: 4 (sedang)
dan distraksi T: Hilang timbul
O:
- Pasien tampak menahan
nyeri
- TD: 149/85 mmHg, N:80
x/menit, S: 36,5°C, RR: 20
x/menit
A: Nyeri Akut
P:
- Lanjutkan intervensi dengan
memonitor tanda-tanda vital,
pemberian analgesik
ketorolac 30 mg per IV

Perawat

Rinaldy
Risiko infeksi Dinas pagi Dinas pagi
berhubungan dengan Jam 11.30 Jam 13.30
prosedur invasif - Mencuci tangan sebelum dan S: -
sesudah melakukan kontak O:
dengan pasien - Terdapat luka operasi pada
- Memonitor keadaan balutan post kuadran kiri bawah abdomen
operasi - Balutan tampak sedikit
- Menganjurkan keluarga untuk rembes
mengenali tanda dan gejala - TD: 159/87 mmHg, N:75
infeksi seperti kemerahan, panas, x/menit, S: 36,5°C, RR: 20
dan keluar cairan pada luka bekas x/menit
operasi
- Menjaga lingkungan aseptik yang A: Resiko infeksi
optimal seperti mengganti linen P:
kotor dengan yang bersih - Lanjutkan intervensi dengan
- Membatasi pengunjung memantau keadaan luka dan
memberikan antibiotik
ceftriaxone 1gram per IV.

Perawat

Elma

Dinas sore
Dinas sore Jam 18.30
Jam 14.30 S: -
O:
- Memonitor balutan luka - Balutan tampak sedikit
- Menjaga lingkungan aseptik yang rembes
optimal seperti mengganti linen - TD: 149/85 mmHg, N:80
kotor dengan yang bersih x/menit, S: 36,5°C, RR: 20
- Membatasi pengunjung x/menit

A: Resiko infeksi
P:
- Lanjutkan intervensi dengan
memantau keadaan luka dan
memberikan antibiotik
ceftriaxone 1gram per IV.
Perawat

Rinaldy
Hambatan mobilitas Dinas pagi Dinas pagi
fisik berhubungan Jam 12.00 Jam 13.30
dengan kerusakan - Memonitoring vital sign S:
rangka neuromuscular, - Mengkaji kemampuan pasien - Pasien mengatakan masih
nyeri. dalam mobilisasi. belum bisa beraktivitas
- Menganjurkan untuk belajar mandiri, mengatakan nyeri
miring kanan kiri pada perut lateral kiri saat
- Mendampingi dan bantu pasien banyak bergerak
saat mobilisasi dan bantu penuhi O:
kebutuhan - Pasien tampak sulit
melakukan aktivitas
- TD: 159/87 mmHg, N:75
x/menit, S: 36,5°C, RR: 20
x/menit
A: Hambatan mobilitas fisik
P:
- Lanjutkan intervensi dengan
terus memberikan motivasi
kepada pasien, libatkan
keluarga untuk mendampingi
dan bantu pasien saat
mobilisasi, anjurkan miring
kanan/kiri

Perawat

Arini S

Dinas sore Dinas sore


Jam 15.00 Jam 18.30
- Memonitoring vital sign S:
- Mengkaji kemampuan pasien - Pasien mengatakan bisa
dalam mobilisasi. miring kanan/kiri
- Menganjurkan untuk belajar O:
miring kanan kiri - Pasien masih tampak sulit
melakukan aktivitas
- TD: 149/85 mmHg, N:80
x/menit, S: 36,5°C, RR: 20
x/menit
A: Hambatan mobilitas fisik
P:
- Lanjutkan intervensi dengan
terus memberikan motivasi
kepada pasien, libatkan
keluarga untuk mendampingi
dan bantu pasien saat
mobilisasi, bantu klien untuk
duduk.

Perawat

Rinaldy

Catatan Perkembangan Hari Ke-2 : Selasa, 21 Mei 2019


Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Nyeri Akut b.d agen Dinas Pagi Dinas Pagi
cidera fisik Jam 07.45 Jam 13.30
- Mengkaji nyeri secara S:
komprehensif - Pasien mengatakan masih
Jam 08.00 terasa nyeri pada luka operasi
- Memberikan analgetik ketorolac P: Nyeri saat banyak gerakan
30mg per IV Q: Sayatan
Jam 10.00 R: Kuadran kiri bawah
- Mengajarkan teknik manajemen abdomen
nyeri non farmakologi nafas S: 3 (ringan)
dalam dan distraksi T: Hilang timbul
Jam 13.00 O:
- Menganjurkan pasien untuk - Pasien tampak rileks
meningkatkan meningkatkan - TD: 130/80 mmHg,
mobilisasi miring kanan miring N:80x/mnt, S: 36°C, RR:
kiri 20x/mnt
- Injeksi ketorolac 30 mg per IV
masuk, tidak ada reaksi alergi
A: Nyeri Akut
P:
- Lanjutkan intervensi dengan
memonitor tanda-tanda vital,
pemberian analgesik ketorolac
30 mg per IV

Perawat

Arini S
Dinas sore Dinas Sore
Jam 14.30 Jam 19.00
- Mengkaji nyeri secara S:
komprehensif - Pasien mengatakan masih
Jam 16.00 terasa nyeri pada luka operasi
- Memberikan analgetik ketorolac P: Nyeri saat banyak gerakan
30mg per IV Q: Sayatan
R: Kuadran kiri bawah
abdomen
S: 2 (ringan)
T: Hilang timbul
O:
- Pasien tampak rileks
- TD: 129/79 mmHg,
N:80x/mnt, S: 36°C, RR:
20x/mnt
- Injeksi ketorolac 30 mg per IV
masuk, tidak ada reaksi alergi
A: Nyeri Akut
P:
- Lanjutkan intervensi dengan
memonitor tanda-tanda vital,
pemberian analgesik ketorolac
30 mg per IV

Perawat

Ahmad R
Risiko infeksi Dinas pagi Dinas pagi
berhubungan dengan Jam 09.00 Jam 13.30
prosedur invasif - Mencuci tangan sebelum dan S:-
sesudah melakukan tindakan ke O:
pasien - Keadaan luka baik, tidak ada
- Melakukan perawatan luka post tanda-tanda infeksi
operasi dengan prinsip steril - Warna kulit disekitar luka
- Menjaga lingkungan aseptik baik, tidak ada tanda-tanda
pasien dengan membersihkan peradangan.
linen yang tampak kotor - Keadaan jahitan luka baik
- Tidak ada pus.
Jam 10.00 - TD: 130/80 mmHg,
- Memberikan antibiotik N:80x/mnt, S: 36°C, RR:
ceftriaxone 1gram per IV 20x/mnt
- Menganjurkan keluarga untuk - Injeksi ceftriaxone 1gram per
mengenali tanda dan gejala IV masuk, tidak ada reaksi
infeksi seperti kemerahan, alergi
panas, dan keluar cairan pada A: Resiko infeksi
luka bekas operasi P:
- Lanjutkan intervensi dengan
memantau keadaan luka, dan
melakukan perawatan luka
dengan prinsip steril dan
memberikan antibiotik
ceftriaxone 1gr per IV

Perawat

Elma

Dinas sore Dinas sore


Jam 14.00 Jam 18.30
- Mencuci tangan sebelum dan S:
sesudah melakukan tindakan ke - Klien mengatakan tidak ada
pasien rasa panas di area luka.
- Monitoring balutan luka O:
- Menjaga lingkungan aseptik - Tidak ada rembesan pada
pasien dengan membersihkan baluan luka.
linen yang tampak kotor - TD: 129/79 mmHg,
N:80x/mnt, S: 36°C, RR:
20x/mnt
A: Resiko infeksi
P:
- Lanjutkan intervensi dengan
memantau keadaan luka, dan
melakukan perawatan luka
dengan prinsip steril dan
memberikan antibiotik
ceftriaxone 1gr per IV

Perawat

Ahmad R
Hambatan mobilitas Dinas pagi Dinas pagi
fisik berhubungan Jam 11.00 Jam 13.30
dengan kerusakan - Memonitoring vital sign S:
rangka neuromuscular, - Mengkaji kemampuan pasien - Pasien mengatakan masih
nyeri. dalam mobilisasi. belum bisa beraktivitas
- Membentu pasien saat mandiri.
mobilisasi miring kanan/kiri dan O:
belajar duduk - Pasien bisa duduk di tempat
tidur
- TD: 130/80 mmHg,
N:80x/mnt, S: 36°C, RR:
20x/mnt
A: Hambatan mobilitas fisik
P:
- Lanjutkan intervensi dengan
terus memberikan motivasi
kepada pasien, libatkan
keluarga untuk mendampingi
dan bantu pasien saat
mobilisasi

Perawat

Rinaldy

Dinas sore Dinas sore


Jam 15.00 Jam 17.30
- Memonitoring vital sign S:
- Mengkaji kemampuan pasien - Pasien mengatakan sudah bisa
dalam mobilisasi. duduk, kebutuhan
- Membentu pasien saat makan/minum bisa dilakukan
mobilisasi miring kanan/kiri dan secara mandiri
belajar duduk dan O:
berdiri/berjalan - Pasien bisa duduk di tempat
tidur
- Pasien mampu berdiri di
samping tempat tidur dengan
bantuan keluarga.
- TD: 129/79 mmHg,
N:80x/mnt, S: 36°C, RR:
20x/mnt
A: Hambatan mobilitas fisik
P:
- Lanjutkan intervensi dengan
terus memberikan motivasi
kepada pasien, libatkan
keluarga untuk mendampingi
dan bantu pasien saat
mobilisasi (berdiri/berjalan)

Perawat

Ahmad R
Catatan Perkembangan Hari Ke-3 : Rabu, 22 Mei 2019
Diagnosa Keperawatan Implementasi Evaluasi
Nyeri Akut b.d agen Dinas Pagi Dinas Pagi
cidera fisik Jam 07.45 Jam 13.30
- Mengkaji nyeri secara S:
komprehensif - Pasien mengatakan suda jarang
Jam 10.00 merasa nyeri
- Mengajarkan teknik manajemen P: Nyeri sudah jarang timbul
nyeri non farmakologi nafas Q: Sayatan
dalam dan distraksi R: Luka operasi, Kuadran kiri
Jam 13.00 bawah abdomen
- Menganjurkan pasien untuk S: 1 (ringan)
meningkatkan meningkatkan T: Hilang timbul
mobilisasi miring kanan miring O:
kiri - Pasien tampak rileks
- TD: 140/87 mmHg,
N:76x/mnt, S: 36°C, RR: 20
x/mnt
- Injeksi ketorolac 30 mg per IV
masuk, tidak ada reaksi alergi
A: Nyeri Akut
P:
- Lanjutkan intervensi dengan
memonitor tanda-tanda vital,
pemberian analgesik ketorolac
30 mg per IV

Perawat

Rinaldy

Dinas sore Dinas sore


Jam 14.00 Jam 19.00
- Mengkaji nyeri secara S: Pasien mengatakan sudah
komprehensif tidak merasa nyeri pada luka
Jam 14.10 operasi
- Mengajarkan teknik manajemen P: jika ada teanan pada luka
nyeri non farmakologi nafas operasi.
dalam dan distraksi Q: Sayatan
Jam 14.20 R: Kuadran kiri bawah
- Menganjurkan pasien untuk abdomen
meningkatkan meningkatkan S: 1(ringan)
mobilisasi miring kanan miring T: Hilang timbul
kiri O:
Jam 16.00 - Pasien tampak lebih rileks
- Memberikan analgetik ketorolac - TD: 140/89 mmHg, N:71
30 mg per IV x/menit, S: 35,8°C, RR: 20
x/menit
- Injeksi ketorolac 30 mg per IV
masuk, tidak ada reaksi alergi
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan

Perawat

Rinaldy
Risiko infeksi Dinas pagi Dinas pagi
berhubungan dengan Jam 09.00 Jam 13.30
prosedur invasif - Mencuci tangan sebelum dan S:-
sesudah melakukan tindakan ke O:
pasien - Keadaan luka baik, tidak ada
- Melakukan perawatan luka post tanda-tanda infeksi
operasi dengan prinsip steril - Tidak ada tanda-tanda
- Menjaga lingkungan aseptik peradangan.
pasien dengan membersihkan - Keadaan jahitan luka baik
linen yang tampak kotor - Tidak ada pus.
- TD: 140/87 mmHg,
Jam 10.00 N:76x/mnt, S: 36°C, RR: 20
- Memberikan antibiotik x/mnt
ceftriaxone 1gram per IV - Injeksi ceftriaxone 1gram per
IV masuk, tidak ada reaksi
alergi
A: Resiko infeksi
P:
- Lanjutkan intervensi dengan
memantau keadaan luka, dan
melakukan perawatan luka
dengan prinsip steril dan
memberikan antibiotik
ceftriaxone 1gr per IV

Perawat

Ahmad R
Dinas sore Dinas sore
Jam 15.00 Jam 19.00
- Mencuci tangan sebelum dan S: -
sesudah melakukan tindakan ke O:
pasien - Balutan luka tampak bersih
- Mengobservasi balutan luka tidak rembes
Jam 15.30 - TD: 140/89 mmHg, N:79
- menjaga kebersihan linen x/menit, S: 35.8°C, RR: 20
tempat tidur,dan lingkungan x/menit
kamar klien - Tempat tidur klien bersih
A: Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
- Perencaan pulang

Perawat

Arini S
Hambatan mobilitas Dinas pagi Dinas pagi
fisik berhubungan Jam 11.00 Jam 13.30
dengan kerusakan - Memonitoring vital sign S:
rangka neuromuscular, - Mengkaji kemampuan pasien - Pasien mengatakan sudah
nyeri. dalam mobilisasi. bisa berjalan ketoilet
- Membantu pasien saat dengan bantuan keluarga
mobilisasi duduk dan berjalan O:
- Pasien bisa duduk dan
berjalan di dengan
bantuan
- TD: 130/80 mmHg,
N:80x/mnt, S: 36°C, RR:
20x/mnt
A: Hambatan mobilitas fisik
P:
- Lanjutkan intervensi
dengan terus
memberikan motivasi
kepada pasien, libatkan
keluarga untuk
mendampingi dan bantu
pasien saat mobilisasi

Perawat

Elma

Dinas sore Dinas sore


Jam 14.30 Jam 18.30
- Memonitoring vital sign S:
- Mengkaji kemampuan pasien - Pasien mengatakan sudah
dalam mobilisasi. bisa duduk secara
- Mendampingi dan bantu pasien mandiri, berdiri dan
saat mobilisasi duduk dan berjalan dengan bantuan
berjalan dan bantu penuhi keluarga.
kebutuhan yang belum bisa - O:
dilakukan secara mandiri - Pasien sudah bisa duduk
- TD: 140/89 mmHg, N:79
x/menit, S: 35.8°C, RR:
20 x/menit
A: Masalah teratasi
P:
- Intervensi dihentikan
- Perencaan pulang

Perawat

Arini S
DAFTAR PUSTAKA

Chang, Ester. (2010). Patofisiologi : Aplikasi Pada Praktik Keperawatan. Jakarta: EGC.
Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku Patofisiologi . Jakarta: EGC.
Doengoes, Marilyn dkk . (2012). Rencana Asuhan Keperawatan . Jakarta: EGC
Herdman, T.Heather. (2015). NANDA International Diagnosis Keperawatan Definisi dan
Klasifikasi 2015-2017. Jakarta: EGC.
Padila. (2012). Buku Ajar: Keperawatan Medikal Bedah. Yogyakarta: Nuha Medika.
Price, SA dan Wilson. (2006). Patofisiologi: Konsep klinis proses- proses penyakit ed. 6
vol.1. Jakarta: EGC.
Tarwoto. (2007). Keperawatan Medikal Bedah: Gangguan Sistem Persyarafan . Jakarta:
Sagung Seto.
Wilkinson, Judith. (2008). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Edisi 7. Jakarta: Penerbit
Buku Kedokteran (EGC).
William, Lippicont. (2008). Nursing: Memahami Berbagai Macam Penyakit . Jakarta:
Indeks.
Wilkinson, Judith. (2013). Diagnosis NANDA Intervensi NIC Kriteria Hasil NOC.
Jakarta: EGC .

Anda mungkin juga menyukai