Disusun oleh:
Mahdalena, S. Kep
NIM. 2011437715
Pembimbing Akademik:
Ns. Ade Dila Ruri, MNSc
Pembimbing Klinik
Ns. Rosmalinda, S.Kep.
Jantung memiliki sebutan lain yaitu kardio, maka kita sering mendengar istilah
(sampai ukuran mikro). Sistem ini membawa makanan serta oksigen dalam darah
Jantung merupakan organ tubuh manusia yang mempunyai peran penting dalam
kehidupan manusia dan pastinya sangat berbahaya jika jantung kita mempunyai masalah
mengingat bahwa banyak kematian disebabkan oleh penyakit jantung (Nugroho, 2018).
Penyakit Jantung adalah penyakit yang disebabkan oleh gangguan fungsi jantung
dan pembuluh darah. Ada banyak macam penyakit jantung, tetapi yang paling umum
adalah penyakit jantung koroner dan stroke, namun pada beberapa kasus ditemukan
Kegagalan sistem kardiovaskuler atau yang umumnya dikenal dengan istilah gagal
jantung adalah kondisi medis di mana jantung tidak dapat memompa cukup darah ke
seluruh tubuh sehingga jaringan tubuh membutuhkan oksigen dan nutrisi tidak terpenuhi
dengan baik. Gagal jantung dapat dibagi menjadi gagal jantung kiri dan gagal jantung
Data tahun 2015 menunjukkan bahwa 70 persen kematian didunia disebabkan oleh
penyakit tidak menular yaitu sebanyak 39,5 juta dari 56,4 juta kematian. Dari seluruh
kematian akibat Penyakit Tidak Menular (PTM) tersebut, 45% disebabkan oleh penyakit
jantung dan pembuluh darah dengan total 17,7 juta dari 39,5 juta kematian (WHO,2015).
Hasil riset kesehatan dasar Kementrian kesehatan, data menunjukan prevalensi
penyakit jantung berdasarkan diagnosis dokter di Indonesia yaitu sebesar 1,5% dari total
penduduk. Data riskesdas 2018 mengungkapkan tiga provinsi dengan prevalensi penyakit
jantung tertinggi yaitu Provinsi Kalimantan Utara 2,2%, Daerah Istimewa Yogyakarta
2%, dan Gorontalo 2%. Selain itu 8 provinsi lain juga memliki prevalensi lebih tinggi
dibandingkan prevalensi nasional, salah satunya Provinsi Kalimantan Timur yaitu 1,8%
Gagal jantung merupakan suatu keadaan yang serius. Kadang orang salah
mengartikan gagal jantung sebagai berhentinya jantung. Sebenarnya istilah gagal jantung
Kondisi ini dapat disebabkan oleh berbagai hal tergantung bagian jantung mana yang
mengalami kegagalan. Jika dominan pada sisi kiri yaitu : penyakit jantung iskemik,
penyakit jantung hipertensif, penyakit katup aorta, penyakit katup mitral, miokarditis,
arteriovenosa). Apabila dominan pada sisi kanan yaitu : gagal jantung kiri, penyakit paru
kronis, stenosis katup pulmonal, penyakit katup trikuspid, penyakit jantung kongenital
(Aspani, 2016).
Pada gagal jantung kanan akan timbul masalah seperti : edema, anorexia, mual,
dan sakit didaerah perut. Sementara itu gagal jantung kiri menimbulkan gejala cepat lelah,
berdebar-debar, sesak nafas, batuk, dan penurunan fungsi ginjal. Bila jantung bagian
kanan dan kiri sama-sama mengalami keadaan gagal akibat gangguan aliran darah dan
adanya bendungan, maka akan tampak gejala gagal jantung pada sirkulasi sitemik dan
Pasien dengan tanda dan gejala klinis penyakit gagal jantung akan menunjukkan
kebutuhan dasar manusia seperti penurunan curah jantung, gangguan pertukaran gas, pola
nafas tidak efektif, perfusi perifer tidak efektif, intoleransi aktivitas, hipervolemia, nyeri,
ansietas, defisit nutrisi, dan resiko gangguan integritas kulit (Aspani, 2016).
Pada pasien dengan gagal jantung perencanaan dan tindakan asuhan keperawatan
yang dapat dilakukan diantaranya yaitu memperbaiki kontraktilitas atau perfusi sistemik,
istirahat total dalam posisi semi fowler, memberikan terapi oksigen sesuai dengan
kebutuhan, menurunkan volume cairan yang berlebih dengan mencatat asupan dan
Istirahat total dalam posisi semi fowler dapat mengurangi keluhan yang dialami
pasien gagal jantung diantaranya, sesak nafas dan kesulitan tidur. Hal ini sejalan dengan
penelitian (Melanie, 2012) tentang sudut posisi tidur semi fowler 45° terhadap kualitas
tidur dan tanda vital pasien gagal jantung diruang rawat intensif RSUP Dr. Hasan Sadikin
Bandung. Hasil Penelitian ini membuktikan adanya pengaruh antara sudut posisi tidur
terhadap kualitas tidur pasien gagal jantung. Namun, tidak ada pengaruh yang signifikan
antara sudut posisi tidur terhadap tanda vital. Oleh karena itu pengaturan sudut posisi
tidur dapat menghasilkan kualitas tidur yang baik, sehingga bisa dipertimbangkan sebagai
salah satu intervensi untuk memenuhi kebutuhan istirahat dan tidur pasien.
Penyakit jantung dan pembuluh darah telah menjadi salah satu masalah penting
kesehatan masyarakat dan merupakan penyebab kematian yang utama sehingga sangat
diperlukan peran perawat dalam penanganan pasien gagal jantung. Adapun peran perawat
yaitu care giver merupakan peran dalam memeberikan asuhan keperawatan dengan
pendekatan pemecahan masalah sesuai dengan metode dan proses keperawatan yang
(Gledis & Gobel, 2016). Selain itu perawat berperan melakukan pendidikan kepada pasien
dan keluarga untuk mempersiapkan pemulangan dan kebutuhan untuk perawatan tindak
tersebut dalam penerapan asuhan keperawatan di ruang CVCU dengan judul “Pengaruh
pijat punggung terhadap skor kelelahan pasien gagal jantung Di ruang CVCU RSUD
Arifin Achmad”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disusun oleh ners muda maka rumusan
masalah untuk makalah ini ialah, bagaimana pengaruh pijat punggung terhadap skor
C. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengaruh pijat punggung terhadap skor kelelahan pasien gagal jantung
c. Menerapkan evidence based practice yang sesuai dengan kebutuhan pasien di ruang
Hasil Evidence Based Nursing Practice diharapkan dapat menjadi acuan penyusun
kebijakan terkait dengan pilihan tindakan untuk mengurangi skor kelelahan pasien
gagal jantung.
A. Gagal Jantung
1. Defenisi
Gagal jantung adalah sindrome klinis (sekumpulan tanda dan gejala), ditandai
oleh sesak napas dan fatigue (saat istirahat atau saat aktivitas) yang disebabkan oleh
kelainan struktur atau fungsi jantung. Gagal jantung disebabkan oleh gangguan yang
Gagal jantung kongestif adalah keadaan ketika jantung tidak mampu lagi
2. Etiologi
(Aspani, 2016)
a. Disfungsi miokard
arteriosus paten
3) Disaritmia
kardiomiopati.
gagal jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung,
b. Aterosklerosis koroner
ventrikel kiri dikaitkan dengan disfungsi ventrikel kiri sistolik dan diastolik
(after load).
e. Faktor sistemik
3. Manifestasi klinis
auskultasi.
paroksismal (PND).
dimalam hari)
3) Hepatomegali dan nyeri tekan pada kuadran kanan atas abdomen terjadi
5) Kelemahan
4. Klasifikasi gagal jantung
5. Patofisiologis
organ pemompa, sehingga terjadi yang namanya gagal jantung. Pada tingkat awal
normal mengalami payah dan kegagalan respon fisiologis tertentu pada penurunan
curah jantung. Semua respon ini menunjukkan upaya tubuh untuk mempertahankan
Sebagai respon terhadap gagal jantung ada tiga mekanisme respon primer yaitu
memadai untuk mempertahankan curah jantung pada tingkat normal atau hampir
yang menyebabkan curah jantung lebih rendah dari curah jantung normal. Bila curah
jantung berkurang, sistem saraf simpatis akan mempercepat frekuensi jantung untuk
mempertahankan curah jantung. Bila mekanisme ini gagal, maka volume sekuncup
yang harus menyesuaikan. Volume sekuncup adalah jumlah darah yang dipompa
pada setiap kontraksi, yang dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu preload (jumlah darah
pada tingkat sel yang berhubungan dengan perubahan panjang serabut jantung dan
kadar kalsium), dan afterload (besarnya tekanan ventrikel yang harus dihasilkan
untuk memompa darah melawan perbedaan tekanan yang ditimbulkan oleh tekanan
arteriol). Apabila salah satu komponen itu terganggu maka curah jantung akan
menurun.
otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis (akibat penumpukan asam laktat). Infark
jantung.
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif berhubungan dengan gagal
jantung karena kondisi ini secara langsung merusak serabut jantung, menyebabkan
kontraktilitas menurun. Ventrikel kanan dan kiri dapat mengalami kegagalan secara
terpisah. Gagal ventrikel kiri paling sering mendahului gagal jantung ventrikel
kanan. Gagal ventrikel kiri murni sinonim dengan edema paru akut. Karena curah
ventrikel brpasangan atau sinkron, maka kegagalan salah satu ventrikel dapat
6. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Penunjang yang dapat dilakukan pada pasien dengan kasus gagal
c. Ekokardiografi
EKG)
membedakan gagal jantung kanan dan kiri dan stenosis katup atau
insufisiensi
e. Radiografi dada : Dapat menunjukkan pembesaran jantung. Bayangan
(akhir)
merupakan indikasi
7. Penatalaksanaan
a. Terapi farmakologi :
B. Fatigue
1. Pengertian
yang menyatu. Perasaan tubuh total mulai dari kelelahan hingga kondisi kelelahan
Mahjoub, 2014)
melibatkan konsentrasi.
2. Klasifikasi fatigue
a. Fatigue Akut
Fatigue yang terjadi kurang dari 6 bulan. Dapat terjadi pada individu yang
sehat.Biasanya terjadi sementara dan dapat hilang dengan istirahat yang cukup
Fatigue yang berlangsung lebih dari 6 bulan. Terjadi pada individu yang
Mahjoub, 2014). Kelelahan kronis tidak responsif terhadap istirahat dan mungkin
3. Dampak fatigue
Kelelahan adalah respons normal terhadap dampak fisik atau stres tetapi juga
bisa menjadi tanda kekacauan fisik. Dalam pengertian umum, kelelahan adalah suatu
kondisi yang diketahui semua orang dari pengalamannya sendiri, terlepas dari dirinya
usia, jenis kelamin, atau kesehatan. Pada individu yang sehat, kelelahan adalah reaksi
fisiologis yang berlangsung lama, aktivitas yang intens. Ini dapat diprediksi dan
sementara(Matura dkk, 2018). Hal Ini dapat berkurang dengan istirahat dan biasanya
karakter berbeda. Individu yang sakit menggambarkan kelelahan sebagai rasa lelah
yang luar biasa saat istirahat, kelelahan dengan aktivitas, kurangnya energi yang
menghalangi tugas harian, inersia atau kurangnya daya tahan, atau hilangnya
fungsi emosional, sosial, atau pekerjaan dan menyebabkan gangguan serius dalam
a. Usia
keletihan meningkat seiring bertambahnya usia. Serat otot tipe I mampu bertahan
seiring penuaan, sedangkan serat otot tipe II berkurang seiring bertambahnya usia.
Orang yang lebih muda memiliki lebih banyak tipe Serat IIb daripada individu
b. Jenis Kelamin
kekuatan puncak otot quadricep yang lebih besar (torsi) setelah latihan daripada
pertahanan tekanan lutut pada kekuatan terbesar (torsi) dapat meningkatkan risiko
Fatigue adalah salah satu gejala utama pada gagal jantung yang digambarkan
pasien sebagai kelelahan fisik karena kehilangan energi yang berdampak pada
aktivitas sehari-hari untuk tetap mandiri (Austin, 2012). Fatigue dilaporkan sebagai
salah satu gejala paling menyusahkan pada pasien gagal jantung. Secara keseluruhan,
karena jantung gagal mempertahankan sirkulasi (Smith, et all 2008) sehingga pasokan
energi tidak dapat memenuhi permintaan energi yang dapat mempengaruhi baik
emosional maupun kesejahteraan fisik pasien (Ekman & Ehrenberg, 2002). Pada
pasien dengan gagal jantung, jantung mengalami disfungsi yang berakibat jantung
tidak dapat mempertahankan sirkulasi darah yang adekuat untuk kebutuhan tubuh
meskipun tekanan pengisian cukup, sehingga curah jantung mengalami penurunan
Kondisi tersebut akan menyebabkan kelelahan pada pasien gagal jantung(Tang, Yu,
a. Usia
b. Jenis Kelamin
kekuatan puncak otot quadricep yang lebih besar (torsi) setelah latihan daripada
wanita (Finsterer & Mahjoub, 2014). Di sisi lain wanita mengalami pengurangan
pertahanan tekanan lutut pada kekuatan terbesar (torsi) dapat meningkatkan risiko
besar responden berada di grade gagal jantung kelas II (902%), hal ini sejalan
gagal jantung kelas II sebanyak 70,3% mengunjungi rawat jalan gagal jantung.
d. Komorbiditas
Komorbiditas gagal jantung dibagi menjadi Cardiovasculer problems dan
paling umum mendasari diantara responden (43,1%). Temuan ini sejalan dengan
hipertensi merupakan komorbiditas utama pasien gagal jantung (Lum dkk, 2016).
1. Definisi
Perkataan massage berasal dari bahasa Arab “Maas” yang berarti menyentuh
atau meraba. Massage diambil dari bahasa Francis. Dalam bahasa Indonesia disebut
pijat atau mengurut (lutut). Massage dapat diartikan pijat yang telah disempurnakan
dengan ilmu-ilmu tentang tubuh manusia. Dapat pula didefinisikan dengan gerakan-
Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling
manipulasi (penanganan) perawatan dari bagian luar tubuh yang dilakukan dengan
perantaraan tangan atau dengan bantuan alat-alat listrik (mekanik) seperti steamer
2. Aplikasi massage
Bagian tubuh yang dapat dimassage terutama pada bagian kulit kepala,
wajah, leher, bahu, punggung, dada bagian atas, tangan dan lengan.Hal hal yang
a. Massage tidak dilakukan pada kondisi : jantung tidak baik, tekanan darah
tinggi sendi dan kelenjar membengkak, kulit lecet, pembuluh kapiler pecah
lebih gerakan dasar sesuai kondisi orang yang diurut serta hasil yang diinginkan.
Hasil perawatan massage tergantung atas besarnya tekanan, arah gerakan, dan
secara berirama
serabut otot
dan berturut-turut ke arah atas. Gerakan mengusap, yaitu gerakan ringan dan
terus menerus yang dilakukan dengan ujung jari bagian bawah pada bagian wajah
yang sempit seperti hidung dan dagu, dan dengan telapak tangan pada bagian
Effleurage sering dipakai untuk muka, leher, kulit kepala, punggung, dada,
lengan dan kaki. Effleurage memiliki efek seudatif yaitu memberikan efek
berikut:
kulit. Lakukan pijatan melingkar ringan dengan dua ujung jari yang ditekankan
kurang sempurna
2) Produksi kelenjar-kelenjar palit atau lemak oleh tekanan dan pelepasan
urutan menggosok ini, dirangsang hingga cara ini berfaedah terutama untuk
Gerakan ini menggunakan ujung jari dan telapak tangan untuk menjepit
beberapa bagian kulit. Pijatan jenis ini perlu sedikit tekanan (pressure) yang
dilakukan secara ringan dan berirama. Fulling adalah suatu bentuk petrisage yang
kebanyakan dipakai untuk mengurut lengan. Dengan jari kedua belah tangan,
jaringan ke dalam pembuluhpembuluh darah dan getah bening. Darah dan getah
zat dari jaringan ke alat-alat pembuangan. Jika aliran darah dan getah bening
dilakukan dengan seluruh tangan atau ujung jari. Ketukan dilakukan untuk
mengembalikan tonis otot-otot yang kendur dan pula untuk merangsang ujung
dengan menggunakan bagian samping luar kedua tangan, yang ditepukkan pada
urat syaraf dan menghilangkan kerut pada wajah. Pada pijatan ini gunakan ujung
jari dan telapak tangan untuk menggetarkan kulit secara bergantianVibrasi dapat
f. Gerakan Terpadu
kaki yaitu pada sendi, baik gerakan ke muka, ke belakang atau memutar. Macam
gerakan :
c. Gerakan memutar jari-jari secara pasif. Gerakan serupa dapat dilakukan untuk
A. Critical Review
1. Judul Penelitian
2. Latar Belakang
(Smith, Kupper, De Jonge, & Denollet, 2010). Kelelahan terjadi akibat penurunan
kapasitas fisik pasien gagal jantung dalam melakukan aktivitas sehari-hari yang
mengatasi masalah terutama akibat respon saraf simpatis. Secara fisiologis pijat
punggung merupakan salah satu teknik relaksasi yang memengaruhi tubuh secara
fisik maupun psikis. Pijat punggung memberikan efek relaksasi dengan cara
Dengan pijat punggung, maka pembuluh darah akan dilatasi, otot akan
relaksasi, serta kondisi psikologis akan lebih baik karena peningkatan endorfin
dan serotonin di otak. Pada fase tersebut, maka sirkulasi ke jaringan sistemik akan
strategis dalam tubuh akan secara langsung mengatasi kelelahan yang dialami
3. Kritik Jurnal
a. Abstrak
sampel, alat pengumpul data, aspek legal etik, metode analisa data, hasil dan
b. Pendahuluan
belakang tersebut.
c. Metode
dengan rancangan one group pretest and postest design tanpa menggunakan
dilakukan pada pagi hari selama 15 menit dengan interval 24 jam selama 3
hari.
metode: (a) hand changing, (b) teknik mengggesek dan memutar dengan ibu
jari, (c) teknik efleurasi merupakan tipe pijatan dengan cara menggosok
pijatan yang lambat dan luwes, (d) teknik petrisasi atau menarik secara
yang tinggi (Cronbach’s Alpha = 0,96) dan memiliki nilai reliabilitas yang
tinggi pula (0,95) sehingga sangat tepat untuk dijadikan instrumen dalam
pengukuran kelelahan.
d. Hasil Penelitian
pengaruh yang bermakna antara pijat punggung terhadap skor kecemasan (p<
0,05). Oleh karena itu, salah satu aspek yang menurunkan skor kelahan
Dari hasil penelitian diatas ners muda menerapkan penggunaan pijat punggung
terhadap kelelahan pasien gagal jantung yang disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi pasien yang ada di RSUD Arifin Ahmad ruang CVCU. Penelitian ini
biaya dan bahan material untuk melakukan relaksasi ini, yang dibutuhkan hanya
sedikit waktu yang mana pada satu hari hanya dilakukan sekali selama 15 menit.
5. Kesimpulan
6. Saran
a. Pengkajian
1) Informasi umum
Nama/Inisial : Ny. D
Umur : 59 tahun
No. RM : 01061427
2) Keluhan utama
Ny D mengeluh nyeri dada lebih kurang 1 hari sebelum masuk rumah sakit.
Dada terasa terhimpit, napas sesak, semakin bertambah sesak jika Ny. D
beraktifitas, Ny. D mengeluh badannya terasa lemas, sering merasa lelah, tidak
berdaya, tidak dapat melakukan aktivitas yang berat, tidak dapat berjalan jauh
dan terkena serangan jantung sejak tahun 2020. Ny. D pernah dirawat pada tahun
2020 di ruanagan jantung, tetapi setelah itu Ny. D mengaku tidak rutin kontrol
pada anggota keluarga yang lain, tetapi ayahnya Ny. D pernah mengalami
penyakit Stroke.
5) Pemeriksaan fisik
a) Tanda-tanda vital
- Suhu : 36,8C
- Pernapasan : 26x/menit
- Mulut: Mukosa bibir tampak kering, pasien tidak terpasang ETT atau
OPA
- Gigi : gigi tampak tidak lengkap, pasien tidak menggunakan gigi palsu
- Leher : tidak tampak lesi atau massa, tidak ada peningkatan JVP
c) Dada
Inspeksi : Pergerakan dada simetris, lesi (-), pasien tampak sesak, adanya
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), taktil fremitus (+)
Auskultasi: bunyi jantung S1 diikuti bunyi jantung S2, tidak ada suara
d) Tangan : terpasang IVFD di kanan dengan cairan Rl, tangan teraba dingin,
e) Abdomen
Palpasi : tidak teraba pembesaran massa atau organ di kuadran kiri atas-
Perkusi : Suara timpani pada abdomen kuadran kiri-kanan atas dan kiri-
kanan bawah.
Auskultasi: bising usus 9x/menit
g) Kaki : kaki kiri-kanan simetris, tidak tampak lesi, CRT <3 detik, akral teraba
<100 : observasi)
- ISDN 2 x 10 mg
- captopril 3 x 12,5 mg
- KSR 2 x 1
- Metformin 2 x 500 mg
- Glimepirid 1 x 2 mg
b. Analisa Data
c. Rencana Keperawatan
Diagnosa
Tujuan Intervensi
Keperawatan
Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan tindakan Energy Management
b.d kelelahan dan keperawatan selama 1x24 jam - Observasi adanya pembatasan
ketidak seimbangan didapatkan intoleransi aktivitas klien dalam melakukan aktivitas
kebutuhan dan suplai berkurang dengan kriteria hasil - Dorong pasien untuk
oksigen - Berpartipasi dalam akttivitas mengungkapkan perasaan
fisik tanpa disertai terhadap keterbatasan
peningkatan tekanan darah, - Kaji adanya faktor yang
nadi dan RR menyebabkan kelelahan
- Mampu melakukan aktivitas - Monitor nutrisi dan sumber energi
sehari-hari (ADLs) secara tangadekuat
mandiri - Monitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
- Monitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas
- Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
Activity Therapy
- Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan progran terapi yang
tepat.
- Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
- Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yangsesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
social
- Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
- Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda, krek
- Bantu untu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
- Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
- Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
- Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
- Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
- Monitor respon fisik, emoi, social
dan spiritual
d. Implementasi
a. Pengkajian
1) Informasi umum
Nama/Inisial : Tn. N
Umur : 63 tahun
Dari/Rujukan :-
No. RM : 01077060
Diagnosa medik : CH
2) Keluhan utama
Tn. N mengeluh nyeri dada, dada terasa berdebar-debar, sesak napas, lemas,
gampang lelah, tidak dapat melakukan aktivitas yang berat. Tn. N mengatakan
sebelum rawatan yang sekarang ia pernah di rawat juga di ruang CVCU 1 minggu
yang lalunya.
Keluarga pasien mengatakan tidak ada anggota keluarga yang lain yang
.
5) Pemeriksaan fisik
a) Tanda-tanda vital
- Nadi : 89 x/menit
- Suhu : 37,0C
- Pernapasan : 25 x/menit
- Mulut: Mukosa bibir tampak kering, pasien tidak terpasang ETT atau
OPA
- Gigi : gigi tampak tidak lengkap, pasien tidak menggunakan gigi palsu
- Leher : tidak tampak lesi atau massa, tidak ada peningkatan JVP
c) Dada
Palpasi : Nyeri tekan (-), nyeri lepas (-), taktil fremitus (+)
Auskultasi: bunyi jantung S1 diikuti bunyi jantung S2, tidak ada suara
d) Tangan : terpasang IVFD di kanan dengan cairan Nacl 3%, tangan teraba
Palpasi : tidak teraba pembesaran massa atau organ di kuadran kiri atas-
Perkusi : Suara timpani pada abdomen kuadran kiri-kanan atas dan kiri-
kanan bawah.
g) Kaki : kaki kiri-kanan simetris, tidak tampak lesi, CRT < 3 detik, akral teraba
- Nitrokaf 2x1
- CPG 1x75mg
- Rebamipide 3 x 1
- Ramipril 1 x 2,5
- Lansoprazole 2 x 1
- ISDN 3x5mg
- Antrovastatin 1 x 20 mg
- Aspilet 1 x 50 mg
b. Analisa Data
Activity Therapy
- Kolaborasikan dengan Tenaga
Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan progran terapi yang
tepat.
- Bantu klien untuk
mengidentifikasi aktivitas yang
mampu dilakukan
- Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yangsesuai dengan
kemampuan fisik, psikologi dan
social
- Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang
diperlukan untuk aktivitas yang
diinginkan
- Bantu untuk mendpatkan alat
bantuan aktivitas seperti kursi
roda, krek
- Bantu untu mengidentifikasi
aktivitas yang disukai
- Bantu klien untuk membuat
jadwal latihan diwaktu luang
- Bantu pasien/keluarga untuk
mengidentifikasi kekurangan
dalam beraktivitas
- Sediakan penguatan positif bagi
yang aktif beraktivitas
- Bantu pasien untuk
mengembangkan motivasi diri dan
penguatan
- Monitor respon fisik, emoi, social
dan spiritual
d. Implementasi
C. Pembahasan
Pada asuhan keperawatan yang telah dilakukan oleh penulis didapatkan hasil
bahwa terapi pijat punggung efektif dalam menurunkan skor kelelahan pada pasien gagal
jantung. Berdasarkan analisa tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa terapi pijat
punggung dapat menghilangkan kelelahan yang dirasakan pasien gagal jantung sehingga
Dari hasil tabel diatas dapat menunjukkan bahwa nilai skor kelelahan pasien jauh
lebih meningkat setelah dilakukan pijat punggung, dan pada hari ke tiga intervensi pasien
sudah mengalami kelelahan ringan. Pada kategori kelelahan dnegan menggunakan skala
FACIT pasien yang memiliki skor ≤ 30 maka pasien tersebut termasuk dalam kategori
mengalami kelelahan yang berat. Semakin tinggi skor kelelahan pasien artinya semakin
baik kualitas hidup pasien tersebut dan terapi pijat punggu dapat meningkatkan skor
kelelahan pasien.
Terapi pijat punggung merupakan salah satu terapi komplementer yang memiliki
banyak manfaat salah satunya adalah mampu meningkatkan peredaran darah otot dan
interval 24 jam selama 3 hari. Pengukuran dilakukan 5 menit pasca intervensi. Intervensi
pijat punggung menggunakan instrumen panduan pijat punggung yang terdiri dari
metode: (a) hand changing, (b) teknik mengggesek dan memutar dengan ibu jari, (c)
teknik efleurasi merupakan tipe pijatan dengan cara menggosok pijatan yang lambat dan
luwes, (d) teknik petrisasi atau menarik secara lembut, dan (e) teknik tekanan menyikat.
Secara fisiologis pijat punggung merupakan salah satu teknik relaksasi yang
memengaruhi tubuh secara fisik maupun psikis. Pijat punggung memberikan efek
relaksasi dengan cara menstimulasi pengeluaran endorfin di otak yang berefek menekan
aktifitas saraf simpatis dan menstimulasi aktivasi saraf parasimpatis. Dengan pijat
punggung, maka pembuluh darah akan dilatasi, otot akan relaksasi, serta kondisi
psikologis akan lebih baik karena peningkatan endorfin dan serotonin di otak. Pada fase
jantung mengalami penurunan dalam aspek kontraktilitas maupun curah jantung (Chen et
al., 2013).
Peningkatan jumlah energi strategis dalam tubuh akan secara langsung mengatasi
kelelahan yang dialami pasien dengan catatan pasien beraktivitas sesuai toleransinya.
Mekanisme lain pijat punggung dalam mengatasi kelelahan adalah dengan cara
merelaksasikan beberapa kumpulan otot di area punggung yang akan merangsang sistem
Substansi tersebut akan menstimulasi hipofisis untuk meningkatkan sekresi endorfin dan
pro opioid melano cortin (POMC) yang akan meningkatkan produksi ensefalin oleh
medula adrenal sehingga akan memengaruhi suasana hati dan memberikan perasaan rileks
Nugraha, dkk (2017) dalam penelitian yang berjudul Pengaruh Pijat Punggung
terhadap Skor Kelelahan Pasien Gagal Jantung mengambil kesimpulan bahwa terapi pijat
punggung bermakna mengurangi skor kelelahan pada pasien gagal jantung, dan
didapatkan hasil bahwa terapi pijat punggung dapat menjadi sebagai pilihan terapi
relaksasi yang tidak membutuhkan biaya dan relatif mudah untuk dilakukan oleh perawat
maupun keluarga pasien yang terlatih dan dapat dilakukan di klinik maupun non klinik.
Selain itu, pijat punggung tidak memerlukan peralatan yang rumit, sederhana, murah, dan
terjangkau untuk meningkatkan efikasi diri pada pasien dengan gagal jantung. Terapi pijat
D. Keterbatasan
Pada saat melakukan asuhan keperawatan hanya dapat dilakukan kepada 2 orang
pasien dikarenakan keterbatasan jumlah pasien yang bisa dilakukan intervensi pijat
punggung.
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Hasil analisa pada 2 pasien yang telah dilakukan asuhan keperawatan dan
intervensi pijat punggung untuk melihat pengaruhnya terhadap skor kelelahan pasien
gagal jantung dan terbukti dapat bahwa pijat punggung dapat menurunkan skor
kelelahan pasien gagal jantung sehingga pasien dapat melakukan aktivitas yang ringan
secara mandiri tanpa adanya meningkatan respon fisik dan fisiologis tubuh.
B. Saran
Penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi dan masukan bagi tenaga
kesehatan khususnya perawat untuk lebih berperan aktif dalam melakukan dan
3. Bagi Masyarakat
pada keluarga yang anggota keluarganya yang mengalami gagal jantung sehingga
dapat melakukan pijat punggung secara mandiri sehingga rasa kelelahan yang