Disusun Oleh:
MUHAMMAD MULTHAZAM UMAR, S.Kep
20.04.017
Disusun Oleh:
MUHAMMAD MULTHAZAM UMAR, S.Kep
20.04.017
i
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH AKHIR
Nim : 20.04.017
Dengan ini menyatakan bahwa Karya Ilmiah Akhir ini adalah hasil
penelitian saya sendiri dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan
untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, serta tidak
terdapat karya atau pemikiran yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan
dalam daftar pustaka.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa
sebagai atau keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain,
maka saya bersedia mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia
menerima sanksi berupa gelar kerserjanaan yang telah diperoleh dapat di
tinjau kembali.
Demikian, pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan
tanpa ada paksaan sama sekali.
iv
ABSTRAK
Pendahuluan : Chronic Kidney Disease (CKD) adalah suatu proses patofisiologis dengan
etiologi yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel dan progresif dimana
kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
sehingga menyebabkan uremia.
Metode yang digunakan adalah study kasus manajemen asuhan keperawatan gawat darurat
pada Tuan.B dengan diagnosis Chronic Kidney Diseases ( CKD) berupa pelaksanaan asuhan
keperawatan dengan menggunakan primary survey untuk memberikan penanganan meliputi
pengkajian Airway, Breathing, Circulation, Disability dan Exposure.
Hasil yang diperoleh pada pelaksanaan asuhan keperawatan pada Tn. B menggunakan
primary survey melalui pengkajian Airway: tidak terdapat kesenjangan antara teori dengan kasus
dimana di dapatkan suara ronchi, Breathing : Tidak terdapat kesenjangan karena pasien mengalami
sesak nafas, Circulation : Terdapat kesenjangan dari hasil pengkajian di dapatkan normal dan CRT < 2
detik. Disability : Tidak terdapat kesenjangan dari hasil pengkajian tingkat kesadaran Tn. “E” yaitu
GCS 15. dan Exposure : tidak terdapat kesenjangan dari hasil pengkajian tidak terdapat peningkatan
suhu tubuh.
Kesimpulan dan Saran : hasil diagnosa yang di angkat terdapat kesenjangan yaitu diagnosa,
bersihan jalan napas tidak efektif,. Hal ini disebabkan oleh respon tubuh setiap orang yang berbeda-
beda sesuai dengan tanda dan gejala yang dialami oleh pasien. Saran kepada pihak Rumah Sakit agar
memberikan pendidikan dan pelatihan secara berkala, khususnya mengenai metode pelayanan terkini
pada pasien dengan kasus-kasus keperawatan gawat darurat, untuk meningkatkan pengetahuan dan
keterampilan bagi tenaga keperawatan khususnya yang berada di ruangan IGD Non Bedah Rumah
Sakit IBNU SINA YW UMI Makassar.
UMI Makassar”.
pihak yang sangat berguna dan bermanfaat baik secara langsung maupun
Umar Jabba dan ibunda Nuryana Darman serta saudara-saudari saya dan
semua keluarga yang telah memberikan dukungan moral, materi dan doa
Oleh karena itu pada kesempatan yang baik ini dengan berbesar hati
sebesar-besarnya kepada:
vii
2. Bapak Dr. Ns. Makkasau Plasay, M.Kes, selaku ketua STIKES
6. Ns. Muh Yusuf Tahir, M.Kes., M.Kep Selaku penguji yang telah
viii
9. Civitas Akademika STIKES Panakkukang Makassar, yang telah
10. Senior Perawat IGD Non Bedah RS Ibnu Sina YW-UMI Makassar
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah
melakukan penelitian dan penyusunan Karya Ilmiah Akhir ini masih jauh
penyelesaian Karya Ilmiah Akhir ini. Semoga Karya Ilmiah Akhir ini bisa
Penyusun
ix
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................... i
ABSTRAK ....................................................................................... v
ABSTRACT ..................................................................................... vi
B. Tujuan Umum.................................................................... 5
a. Pengertian ............................................................. 9
x
c. Klasifikasi ............................................................. 16
d. Etiologi .................................................................. 17
e. Patofisiologi ......................................................... 18
d. Implementasi ....................................................... 46
e. Evaluasi ................................................................ 46
c. Diagnosa Keperawatan............................................. 60
e. Implementasi .............................................................. 64
f. Evaluasi ...................................................................... 64
A. Kesimpulan ............................................................................. 84
B. Saran ...................................................................................... 85
xi
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 : Klasifikasi Penyakit CKD atas dasar derajat penyakit .... 16
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1: Bagian Bagian Ginjal................................................... 10
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
Gagal Ginjal Kronik atau Chronic Kidney Disease (CKD) saat ini
Permanasari, 2018)
1
bertanggung jawab atas 16% dari total kematian dunia. Sejak tahun
meningkat lebih dari 2 juta menjadi 8,9 juta kematian pada tahun
kronis, yang artinya 1.140 dalam satu juta orang Amerika adalah
2
gagal ginjal kronis tertinggi pada umut 45 – 54 tahun yaitu sebesar
(0,86%).
garam dan air. Gagal ginjal kronik juga dapat mengakibatkan anemia
Wilson, 2019).
kerabat yang masih hidup yang biasanya berasal dari orangtua atau
saudara atau dari donor cadaver yang diperoleh dari pasien yang
3
sudah meninggal yang keluarganya telah menyetujui untuk
gagal ginjal kronik yaitu bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan
2012).
program terapi yang keras dan tidak dapat ditawar. Selain itu perawat
4
berperan dalam pembatasan diet pada lansia dan memberi
dkk, 2009).
UMI MAKASSAR”
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
5
b. Untuk mendapatkan pengalaman nyata dalam menetapkan
Makassar
C. Manfaat Penulisan
1. Institusi Pendidikan
6
Kidney Disease (CKD) di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit IBNU
4. Penulis
pendidikan.
D. Sistematika Penulisan
a. Tempat
7
Pengambilan laporan manajemen asuhan keperawatan
8
BAB II
TINJAUAN KASUS KELOLAAN
A. Tinjauan Teori
atau penyakit ginjal tahap akhir end stage renal disease terjadi bila
9
minggu. Pada kedua kasus tersebut, ginjal kehilangan
Wilson, 2012).
10
otot yang meliputi iga, seangkan di anterior (bawah) dilindungi
11
ini tepat dibawah tunika fibrosa, melengkung
(a.) Nefron
(b.) Glomerulus
dan tertinggal.
12
(c.) Tubulus kontortus proksimal
diameter 55μm.
13
terjadi disini.Duktus ini memiliki kemampuan
3) Fungsi Ginjal
14
antara 4,8-8,2. Ginjal menyekresi urine sesuai dengan
perubahan pH darah.
(Muttaqin, 2011).
dua hal yaitu, atas dasar derajat (stage) penyakit dan atas dasar
15
diagnosis etiologi. Klasifikasi atas dasar derajat penyakit dibuat
LFG
Derajat Penjelasan
(ml/mn/1,73m²)
16
transplantasi (sikiosporin/takrolimus) Penyakit recurrent
d. Etiologi
renalis)
sklerosis sitemik)
7) Nefropati toksik
(Robinson, 2013)
e. Patofisiologi
17
Pada waktu terjadi kegagalan ginjal sebagian nefron
ginjal telah hilang 80% - 90%. Pada tingkat ini fungsi renal yang
berat
18
sebenarnya dibersihkan oleh ginjal Penurunan laju filtrasi
steroid.
19
Episode muntah dan diare menyebabkan penipisan air dan
3) Asidosis
4) Anemia
20
ginjal, terdapat peningkatan kadar serum fosfat dan
menurun.
21
Gambar 2.2 Patofisiologi Chronic Kidney Disease (CKD)
22
f. Penatalaksanaan Medik
senormal mungkin.
1) Terapi Konservatif
2) Asidosis metabolic
23
3) Anemia
24
untuk mencegah atau mengoreksi gangguan keseimbangan
pengganti.
25
sumber yaitu donor kerabat yang masih hidup living
resipien.
nutrisi selama tahap awal gagal ginjal kronik. Saat fungsi ginjal
26
seperti ion hydrogen, fosfat, dan sulfit yang dieliminasi oleh
ginjal.
normal. Asupan air satu sampai dua liter per hari biasanya
dibatasi hingga 2 gram per hari pada awalnya. Batasan air dan
badan tiap hari dan melaporkan kenaikan berat badan lebih dari
(Almatsier,2004)
27
2. Konsep Asuhan Keperawatan Chronic Kidney Disease (CKD)
a. Pengkajian Keperawatan
1) Identitas Pasien
2) Riwayat Kesehatan
28
(b.) Riwayat Kesehatan Sekarang
29
3) Pengakajian B1- B6
30
apakah pasien masih dehidrasi, apakah ada
kerusakan ginjal.
4) Pemeriksaan fisik
meningkat.
31
(b.) Kepala
tipis.
ikterik.
berbau.
(d.) Dada/Thorak
32
(e.) Jantung
yang cepat
(f.) Perut/Abdomen
terjadinya acites
(g.) Genitourinaria
(h.) Ekstremitas
33
Biasanya didapatkan nyeri panggul, edema pada
gerak sendi.
b. Diagnosa Keperawatan
alveolus-kapiler.
34
2.) Ketidakefektifan pola napas b/d ansietas, hiperventilasi,
2017)
35
c. Intervensi Keperawatan
Rencana Keperawatan
No Diagnosa Keperawatan Intervensi
Tujuan Dan Kriteria Hasil (SLKI)
Keperawatan (SIKI)
1 (D.0003) Gangguan L.01003 Pertukaran Gas I.01014 Pemantauan Respirasi
pertukaran gas berhubungan Ekspektasi: meningkat Observasi
dengan ketidakseimbangan Kriteria hasil 1.1 Monitor frekuensi, irama kedalaman dan
ventilasiperfusi, perubahan 1. Tingkat kesadaran meningkat upaya napas
membrane alveolus-kapiler. 2. Dispnea menurun 1.2 Monitor pola napas (seperti bradipnea,
Data Mayor : 3. Bunyi napas tambahan menurun takipnea, hiperventilasi, Kussmaul, Cheyne-
DS : 4. Pusing menurun Stokes, Biot, ataksik)
1. Dispnea 5. Penglihatan kabur menurun 1.3 Monitor kemampuan batuk efektif
DO : 6. Diaforesis menurun 1.4 Monitor adanya produksi sputum
1. PCO2 meningkat/menurun 7. Gelisah menurun 1.5 Monitor adanya sumbatan jalan napas
2. PO2 menurun 8. Napas cuping hidung menurun 1.6 Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
3. Takikardi 9. PCO2 membaik 1.7 Auskultasi bunyi napas
4. pH arteri 10. PO2 membaik 1.8 Monitor saturasi oksigen
meningkat/menurun 11. Takikardia membaik 1.9 Monitor nilai AGD
5. Bunyi napas tambahan 12. pH arteri membaik 1.10 Monitor hasil x-ray toraks
13. Sianosis membaik Terapeutik
14. Pola napas membaik 1.11 Atur interval pemantauan respirasi sesuai
36
Data Minor 15. Warna kulit membaik kondisi pasien
DS : 1.12 Dokumentasikan hasil pemantauan
1. Pusing Edukasi
2. Penglihatan kabur 1.13 Jelaskan tujuan dan prosedur
DO : pemantauan
1. Sianosis 1.14 Informasikan hasil pemantauan, jika
2. Diaforesis perlu
3. Gelisah Kolaborasi
4. Napas cuping hidung 1.15 Kolaborasi penentuan dosis oksigen
5. Pola napas abnormal 1.16 Kolaborasi penggunaan oksigen saat
(cepat/lambat, aktivitas dan/atau tidur
reguler/irreguler,dalam/dangkal
)
6. Warna kulit abnormal
(pucat, kebiruan)
7. Kesadaran menurun
2. Ketidakefektifan pola napas Respiratory status : Ventilation Airway Management
b/d ansietas, hiperventilasi, - Respiratory status : Airway patency 1. Buka jalan napas, guanakan teknik chin
keletihan, nyeri, obesitas, - Vital sign Status lift atau jaw thrust bila perlu
posisi tubuh yang Kriteria Hasil : 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan
37
menghambat ekspansi paru - Mendemonstrasikan batuk efektif dan ventilasi
dan sindrom hipoventilasi suara napas yang bersih, tidak ada 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan
sianosis dan dyspneu (mampu alat jalan napas buatan
mengeluarkan sputum, mampu bernapas 4. Pasang mayo bila perlu
dengan mudah, tidak ada pursed lips) 5. Lakukan fisioterapi dada jika perlu
Menunjukkan jalan napas yang paten 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau
(klien tidak merasa tercekik, irama napas, suction
frekuensi pernapasan dalam rentang 7. Auskultasi suara napas, catat adanya
normal, tidak ada suara napas abnormal) suara tambahan
Tanda Tanda vital dalam rentang normal 8. Lakukan suction pada mayo
(tekanan darah, nadi, pernapasan) 9. Berikan bronkodilator bila perlu
10. Berikan pelembab udara Kassa basah
NaCl Lembab
11. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan
keseimbangan.
12. Monitor respirasi dan status O2
3. (D.0009) Perfusi perifer tidak L.02011 Perfusi Perifer I.02079 Perawatan Sirkulasi
efektif berhubungan dengan Ekspektasi: meningkat Observasi
penurunan aliran arter/vena, Kriteria hasil: 2.1 Periksa sirkulasi periver (mis. Nadi perifer,
penurunan konsentrasi 1. Denyut nadi perifer meningkat edema, pengisian kapiler, warna, suhu, ankle
38
hemoglobin. 2. Penyembuhan luka meningkat brachial index)
Data Mayor 3. Sensasi meningkat 2.2 Identifikasi faktor resiko gangguan sirkulasi
DS : 4. Warna kulit pucat menurun ( mis. Diabetes, perokok, orang tua hipertensi
DO : 5. Edema perifer menurun dan kadar kolestrol tinggi)
1. CRT > 3 detik 6. Nyeri ekstremitas menurun 2.3 Monitor panans, kemerahan, nyeri atau
2. Nadi perifer menurun/tidak 7. Parastesia menurun bengkak pada ekstermitas
teraba 3. Akral teraba dingin 8. Kelemahan otot menurun Teraupetik
4. Warna kulit pucat 9. Kram otot menurun 2.4 Hindari pemasangan infus atau
5. Turgot kulit menurun 10. Bruit femoralis menurun pengambilan darah di daerah keterbatasan
Data Minor 11. Nekrosis menurun perfusi
DS : 12. Pengisian kapiler membaik 2.5 Hindari pengukuran tekanan darah pada
1. Parastesia 13. Akral membaik ekstermitas dengan keterbatasan perfusi
2. Nyeri ekstremitas 14. Turgor kulit membaik 2.6 Hindari penekanan dan pemasangan
DO : 15. Tekanan darah sistolik membaik tourniquet pada area yang cidera
1. Edema 16. Tekanan darah diastolik membaik 2.7 Lakukan pencegahan infeksi
2. Penyembuhan luka lama 17. Tekanan arteri rata-rata membaik 2.8 Lakukan perawatan kaki dan kuku
3. Bruit femoralis 18. Indeks ankle-brachial membaik Edukasi
2.9 Anjurkan berhenti merokok
2.10 Anjurkan berolah raga rutin
2.11 Anjurkan mengecek air mandi untuk
39
menghindari kulit terbakar
2.12 Anjurkan minum obat pengontrol tekanan
darah, antikoagulan,dan penurun kolestrol, jika
perlu
2.13 Anjurkan minum obat pengontrl tekanan
darah secara teratur
2.14 Anjurkan menggunakan obat penyekat
beta 2.15 Ajarkan program diet untuk
memperbaiki sirkulasi ( mis. Rendah lemak
jenuh, minyak ikam omega 3)
4. (D.0022) Hipervolemia L.03020 Keseimbangan Cairan I.03114 Manajemen Hipervolemia
berhubungan dengan Ekspektasi: meningkat Observasi
gangguan mekanisme Kriteria hasil: 3.1 Periksa tanda dan gejala hipervolemia
regulasi, kelebihan asupan 1. Asupan cairan meningkat (mis. Ortopnea, dispnea, edema, JVP/CVP
cairan, kelebihan asupan 2. Haluaran urin meningkat meningkat, refleks hepatojugular positif, suara
cairan. 3. Kelembaban membran mukosa npas tambahan) 3.2 Identifikasi penyebab
Data Mayor meningkat hipervolemia
DS : 4. Asupan makanan meningkat 3.3 Monitor status hemodinamik (mis.
1. Ortopnea 5. Edema menurun frekuensi jantung, tekanan darah, MAP, CVP,
2. Dispnea 6. Dehidrasi menurun PAP, PCWP, CO, CI), jika tersedia
40
3. Paroxymal nocturnal 7. Asites menurun 3.4 Monitor intake dan output cairan
dyspnea 8. Konfusi menurun 3.5 Monitor tanda hemokonsentrasi
(PND) 9. Tekanan darah membaik (mis. kadar natrium, BUN, hematokrit, berat
DO : 10. Denyut nadi radial membaik jenis urine)
1. Edema anasarka dan/atau 11. Tekanan arteri rata-rata membaik 3.6 Monitor tanda peningkatan tekanan
edema perifer 12. Membran mukosa membaik onkotik plasma (mis. kadar protein dan
2. Berat badan meningkat 13. Mata cekung membaik albumin meningkat)
dalam waktu singkat 14. Turgor kulit membaik 3.7 Monitor keceptan infus secara ketat
3. Jugular venous pressure 15. Berat badan membaik 3.8 Monitor efek samping diuretik (mis.
(JVP) dan/atau Central Hipotensi ortostatik, hipovolemia, hipokalemia,
Venous Pressure (CVP) hiponatremia)
meningkat Terapeutik
4. Refleks hepatojugular positif 3.9 Timbang berat badan setiap hari pada
Data Minor waktu yang sama
DS : - 3.10 Batasi asupan cairan dan garam
DO : 3.11 Tinggikan kepala tempat tidur 30- 40°
1. Distensi vena jugularis Edukasi
2. Terdengar suara napas 3.12 Anjurkan melapor jika haluaran urin < 0,5
tambahan mL/kg/jam dalam 6 jam
3. Hepatomegali 3.13 Anjurkan melapor jika BB bertambah > 1
41
4. Kadar Hb/Ht menurun kg dalam sehar
5. Oliguria 3.14 Ajarkan cara mengukur dan mencatat
6. Intake lebih banyak asupan dan haluaran cairan
daripada output (balans cairan 3.15 Ajarkan cara membatasi cairan
positif) Kolaborasi
3.16 Kolaborasi pemberian diuretic
3.17 Kolaborasi penggantian kehilangan
kalium akibat diuretik
42
ideal yang sehat meningkat perlu 4.9 Fasilitasi menentukan pedooman diet
Data Minor 7. Pengetahuan tentang pilihan minuman (mis. Piramida makanan)
DS : yang sehat meningkat 4.10 Sajikan makanan secara menarik dan
1. Cepat kenyang setelah 8. Pengetahuan tentang standar asupan suhu yang sesuai
makan nutrisi yang tepat meningkat 4.11 Berikan makanantinggi serat untuk
2. Kram/nyeri abdomen 9. Penyiapan dan penyimpanan makanan mencegah konstipasi
3. Nafsu makan menurun yang aman meningkat 4.12 Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi
DO : 10. Penyiapan dan penyimpanan minuman protein
1. Bising usus hiperaktif yang aman meningkat 4.13 Berikan makanan rendah protein
2. Otot pengunyah lemah 11. Sikap terhadap makanan/minuman Edukasi
3. Otot menelan lemah sesuai dengan tujuan kesehatan 4.14 Anjurkan posisi dusuk, jika mampu
4. Membran mukosa pucat meningkat 4.15 Anjurkan diet yang diprogramkan
5. Sariawan 12. Perasaan cepat kenyang menurun Kolaborasi
6. Serum albumin turun 13. Nyeri abdomen menurun 4.16 Kolaborasi pemberian medikasi sebelum
7. Rambut rontok berlebihan 14. Sariawan menurun makan (mis. Pereda nyeri, antiemetic), jika
8. Diare 15. Rambut rontok menurun perlu 4.17 Kolaborasi dengan ahli gizi
16. Diare menurun menentukan jumlah kalori dan jenis nutrient
17. Berat badan membaik yang dibutuhkan, jika perlu
18. Indeks Massa Tubuh (IMT) membaik
19. Frekuensi makan membaik
43
20. Nafsu makan membaik
21. Bising usus membaik
22. Tebal lipatan kulit trisep membaik
23. Membran mukosa membaik
6. (D.0056) Intoleransi aktivitas L.05047 Toleransi Aktivitas I.05178 Manajemen Energi Observasi
berhubungan dengan Ekspektasi: meningkat 5.1 Identifikasi gangguan fungsi tubuh yang
ketidakseimbangan antara Kriteria hasil: mengakibatkan kelelahan
suplai dan kebutuhan O2, 1. Frekuensi nadi meningkat 5.2 Monitor kelelahan fisik dan emosional
kelemahan.. 2. Saturasi oksigen meningkat 5.3 Monitor pola dan jam tidur
Data Mayor : 3. Kemudahan dalam melakukan aktivitas 5.4 Monitor lokasi dan ketidaknyamanan
DS : - sehari-hari meningkat selama melakukan aktivitas
DO : 4. Kecepatan berjalan meningkat Terapeutik
1. Frekuensi jantung 5. Jarak berjalan meningkat 5.5 Sediakan lingkungan nyaman dan rendah
meningkat >20% dari kondisi 6. Kekuatan tubuh bagian atas meningkat stimulus (mis. cahaya, suara, kunjungan)
istirahat 7. Kekuatan tubuh bagian bawah 5.6 Lakukan latihan rentang gerak pasin
Data Minor meningkat dan/atau aktif
DS : 8. Toleransi dalam menaiki tangga 5.7 Berikan aktivitas distraksi yang
1. Dispnea saat/setelah meningkat menenangkan 5.8 Fasilitasi duduk di sisi
beraktivitas 9. Keluhan lelah tempat tidur, jika tidak dapat berpindah atau
2. Merasa tidak nyaman 10. Dipsnea saat aktivitas menurun berjalan
44
setelah beraktivitas 11. Dipsnea setelah aktivitas menurun Edukasi
3. Merasa lemah 12. Perasaan lemah menurun 5.9 Anjurkan tirah baring
DO : 13. Aritmia saat beraktivitas menurun 5.10 Anjurkan melakukkan aktivitas secara
1. Tekanan darah berubah 14. Aritmia setelah beraktivitas menurun bertahap
>20% dari kondisi istirahat 15. Sianosis menurun 5.11 Anjurkan menghubungi perawat jika
2. Gambaran EKG 16. Warna kulit membaik tanda dan gejala kelelahan tidak berkurang
menunjukkan aritmia 17. Tekanan darah membaik 5.12 Ajarkan strategi koping untuk mengurangi
saat/setelah aktivitas 18. Frekuensi napas membaik kelelahan
3. Sianosis 19. EKG Iskemia membaik Kolaborasi
5.13 Kolaborasi dengan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
45
d. Implementasi
e. Evaluasi
46
Tujuan asuhan keperawatan adalah membantu klien
47
B. Tinjauan Kasus
1. Identitas Pasien
Nama : Tn. “ B”
Rujukan dari : -
Alasan masuk :
batuk berdahak dan nyeri pada dada Ketika batuk, demam tidak
a. Primary survey
1.) Airway
48
(b.) Resusitasi : -
(c.) Re evaluasi: -
2.) Breathing
Fungsi pernapasan :
bantu pernapasan.
d) Krepitasi : Ya Tidak √
f) Saturasi 02 : 88 %,
Assesment :-
Resusitasi :-
Re evaluasi :-
3.) Circulation
Keadaan sirkulasi :
49
c) Suhu axial : 36,5oC
Assesment : -
Resusitasi : -
Re evaluasi : -
Masalah keperawatan :-
4.) Disability
a.) Penilaian fungsi neurologis: Kesadaran composmentis
dengan GCS 15 (E4V5M6)
b.) Masalah keperawatan : -
c.) Intervensi/Implementasi : -
d.) Evaluasi : -
5) Exposure
a) Penilaian Hipotermia/hipertermia : Tidak ada peningkatan
dan penurunan suhu, dengan suhu : 36,5oC
b) Masalah keperawatan : -
c) Intervensi/Implementasi : -
d) Evaluasi : -
50
TRAUMA SCORE
A. Frekuensi pernapasan
10 -25 4
25 -35 3
> 35 2
< 10 1
0 0
B. Usaha napas
Normal 1
Dangkal 0
C. Tekanan darah
> 89mmHg 4
70 -89 3
50 -69 2
1- 49 1
0 0
D. Pengisian kapiler
< 2 dtk 2
> 2 dtk 1
0 0
E. Glasgow Coma Score (GCS)
14 -15 5
11- 13 4
8 – 10 3
5- 7 2
3- 4 1
Total trauma score : 14
PENILAIAN NYERI :
Nyeri : Tidak Ya,
Jenis
51
b. Survey Sekunder
A : alergi:
M: pengobatan:
P : Riwayat penyakit:
pauk
menurut OPQRST
52
P :Provokatif (penyebab)
Q :Quality (kualitas)
R :Radiation (paparan)
T :Timing (waktu)
(a.) Kepala
nyeri tekan
(b.) Mata
pada kornea,
(c.) Telinga
serumen.
53
Palpasi : Tidak teraba adanya massa dan tidak ada
nyeri tekan
(d.) Hidung
(f.) Wajah
(g.) Leher
Perkusi :redup
54
(i.) Jantung
Perkusi : pekak
(j.) Abdomen
Perkusi : timpani
(k.) Pelvis
(m.) Genitalia
(n.) Ekstremitas
55
Ekstremitas bawah : Simetris, gerakan aktif, jumlah jari
muda
(o.) Neurologis
Kekuatan otot 5 5
5 5
5) Hasil Laboratorium
Tanggal 05-01-2022
56
(b.) Elektrolit Darah
Tanggal, 05-01-2022. Kesan: Hiponatremia dan Azotemia
Hasil Normal
Natrium : 128.5 (136 – 145 mmol/L)
Kalium : 4.43 (3.5 – 5.1 mmol/L)
Clorida : 96 (94 – 110 mmol/L)
Urea UV : 131 ( 15-40 mmol/dl)
Creatinin : 9.2 (0.5-1.3 mg/dl)
Tabel 2.5. Elektrolit darah
6) Pengobatan
57
7) Analisa Data
ANALISA DATA
No Data Subjektif & Data Diagnosa Etiologi
Objektif
1 Data Subjektif : Chronic Kidney Disease
- Pasien mengatakan (CKD)
batuk berdahak
- Pasien mengeluh Adanya benda asing
(sekret)
sesak napas
- Pasien mengatakan
Penumpukan sekret di
badannya lemas saluran pernapasan
sehingga Bersihan Jalan
membuatnya sulit Napas Tidak Jalan napas tidak
adekuat
beraktivitas Efektif
Data Objektif :
- Pasien tampak Bersihan jalan napas
batuk berdahak
- Terdengar suara
Dyspneu
napas tambahan
(Ronkhi)
- RR : 28x/m
2 Data Subjektif : Chronic Kidney Disease
1. Pasien mengeluh (CKD)
sesak napas
Data Objektif : Gangguan reabsorbsi
1. Tampak pasien
Pola Napas Hipernatremis
bernapas
tidak efektif
menggunakan
Retensi cairan
otot bantu
pernapasan
Vol vaskuler meningkat
2. Terdengar suara
napas tambahan Oedema pulmonal
58
(Ronkhi)
3. Tampak napas Ekspansi paru turun
pasien cepat dan
dangkal Dyspneu
4. Terpasang NRM
10liter/m Pola Napas tidak efektif
5. RR : 28x/m
3. DS: Chronic Kidney Disease
(CKD)
- Pasien
mengatakan
sesak Retensi cairan
DO:
Tekanan Pulmonal Naik
- PH: 7.470
- PCO2: 43.7,
- HCO3: 32.1, Gangguan Vol vaskuler meningka
- SPO2: 88%
pertukaran gas
- Bunyi napas
Ronchi Oedema pulmonal
- Tampak pasien
bernapas Gangguan pertukaran
menggunakan
otot bantu gas
pernapasan
- Tampak napas
pasien cepat
dan dangkal
8) Diagnosa Keperawatan
59
(a.)Bersihan Jalan Napas Tidak Efektif berhubungan dengan
pusat pernapasan
ketidakseimbangan ventilasi-perfusi
INTERVENSI KEPERAWATAN
Rencana Keperawatan
Diagnosa
No Tujuan Dan Kriteria Intervensi
Keperawatan
Hasil (SLKI) Keperawatan (SIKI)
1 Bersihan Jalan Setelah dilakukan Latihan batuk efektif
Napas Tidak tindakan, selama Observasi
Efektif b.d Spasme 1x24 jam perawatan 1. Ientifikasi kempuan
jalan napas di harapkan bersihan batuk
jalan napas 2. Monitor adanya
meningkat dengan retensi sputum
kriteria hasil : Terapeutik
1. Batuk efektif 3. Atur posisi semi
meningkat fowler dan fowler
2. Produksi 4. Pasan perlak dan
sputum bengkok pada
menurun pasien
3. Disnpne 5. Buang sekret pada
menurun tempat sputum
4. Frekuensi Edukasi
napas 6. Jelaskan tujuan dan
membaik prosedur batuk
5. Pola napas efektif
membaik 7. Anjurkan Tarik
60
napas dalam
melalui hidung
selama 4 detik,
ditahan selama 2
detik, kemudian
keluarkan dari
mulut dengan bibir
dibulatkan selama 8
detik
8. Anjurkan batuk
dengan kuat
langsung setelah
Tarik napas dalam
yang ke-3
Kolaborasi
9. Kolaborasi
pemberian mukolitik
atau eksektoran,
jika perlu
61
3. Frekuensi 5. Berikan minum
napas membaik hangat
Edukasi
6. Ajarkan teknik
batuk efektif
Kolaborasi
7. Kolaborasi
pemberian oksigen
3. Gangguan Setelah dilakukan Pemantauan Respirasi
pertukaran gas b.d tindakan, selama Observasi
ketidakseimbangan 1x24 jam perawatan 1. Pantau kecepatan,
ventilasi-perfusi di harapkan irama, kedalaman,
gangguan pertukaran dan usaha respirasi
gas membaik 2. Auskultasi bunyi
dengan napas
Kriteria Hasil : 3. Pertahankan
1. Dispnea kepatenan jalan
menurun napas
2. Bunyi napas 4. Pantau efek
tambahan perubahan posisi
menurun pada perubahan
3. PCO2 membaik oksigenasi: AGD,
4. PO2 membaik SPO2
5. pH arteri Terapeutik
membaik 5. Dokumentasikan
hasil pemantauan
Edukasi
6. Jelaskan tujuan dan
prosedur
pemantauan
Kolaborasi
62
7. Kolaborasi
pemberian oksigen
Hari /
D Implementasi
No Tang Jam Evaluasi Keperawatan
X Keperawatan
gal
1 Rabu/ I Latihan batuk efektif S:
05- Observasi - Klien
01- 1. Mengidentifikasi 14:00 mengatakan
2022 kempuan batuk napas sesak
Hasil: batuk dan - Klien
tidak bisa 14:05 mengatakan
mengeluarkan
sputum batuk dan
2. Memonitor mampu
adanya retensi 14:10 mengeluarkan
63
sputum sputum
Hasil: pasien - Klien
memiliki sputum mengatakan
Terapeutik 14:15 badan terasa
3. Mengatur posisi lemas
semi fowler dan O:
fowler 14:20 - Klien tampak
Hasil: terpasang O2
memposisikan NRM 10 liter
pasien semi - Klien tampak
fowler dispnea saat
4. Memasang 14:25 beraktivitas,
perlak dan frekuensi napas
bengkok pada 28 x/menit
pasien - Suara napas
Hasil: 14:25 ronchi
menyiapkan - Klien tampak
tissue untuk lemas
sputum A : Masalah bersihan
5. Membuang jalan napas belum
sekret pada teratasi
tempat sputum P : Intervensi dilanjutkan
Hasil: setelah di 1. Identifikasi
buang di tissue, 14:30 kempuan batuk
maka di buang di 2. Monitor adanya
tempat sampah retensi sputum
Edukasi 3. Atur posisi semi
6. Menjelaskan 14:35 fowler dan fowler
tujuan dan 4. Pasan perlak dan
prosedur batuk bengkok pada
efektif pasien
Hasil: pasien 5. Buang sekret
64
mengerti dengan pada tempat
penjelasan yang sputum
di berikan 6. Jelaskan tujuan
7. Menganjurkan dan prosedur
Tarik napas batuk efektif
dalam melalui 7. Anjurkan Tarik
hidung selama 4 napas dalam
detik, ditahan melalui hidung
selama 2 detik, selama 4 detik,
kemudian ditahan selama 2
keluarkan dari detik, kemudian
mulut dengan keluarkan dari
bibir dibulatkan mulut dengan
selama 8 detik bibir dibulatkan
Hasil: pasien selama 8 detik
mengikuti 8. Anjurkan batuk
anjuran yang di dengan kuat
ajarkan langsung setelah
8. Menganjurka Tarik napas
n batuk dalam yang ke-3
dengan kuat 9. Kolaborasi
langsung pemberian
setelah Tarik mukolitik atau
napas dalam eksektoran, jika
yang ke-3 perlu
Kolaborasi
9. Mengkolabor
asikan
pemberian
mukolitik
atau
eksektoran,
65
jika perlu
Hasil:
pemberian
nebulizer
NaCl 0.9%
2. Rabu/ II Manajemen jalan S:
05- napas - Klien
01- Observasi 14:05 mengatakan
2022 1. Memonitor pola napas sesak
napas berkurang
(frekuensi, 14:10 - Klien
kedalaman, mengatakan
usaha napas) 14:10 mampu
Hasil: mengeluarkan
pernapasan 28 sputum
x/menit O:
2. Memonitor 14:15 - Klien tampak
bunyi napas terpasang O2
tambahan NRM 10 liter
Hasil: suara - frekuensi napas
Ronchi 14:20 28 x/menit
3. Memonitor - Suara napas
sputum ronchi
Hasil: warna 14:30 - Klien tampak
putih, jumlah lemas
banyak A : Masalah Pola napas
belum teratasi
14:35 P : Intervensi dilanjutkan
1. Monitor pola
napas (frekuensi,
Terapeutik kedalaman,
4. Memposisik usaha napas)
66
an semi 2. Monitor bunyi
fowler atau napas tambahan
fowler 3. Monitor sputum
Hasil: 4. Posisikan semi
memposisik fowler atau fowler
an pasien 5. Berikan minum
semi fowler hangat
5. Memberikan 6. Ajarkan teknik
minum batuk efektif
hangat 7. Kolaborasi
Hasil: pasien pemberian
minum air oksigen
hangat
Edukasi
6. Mengajarkan
teknik batuk
efektif
Hasil: pasien
mengerti
cara batuk
efektif
Kolaborasi
7. Kolaborasi
pemberian
oksigen
Hasil:
Pasien
terpasang
oksigen
NRM 10lpm
67
3. Rabu/ III Pemantauan S:
05- Respirasi - Klien mengatakan
napas sesak
01- Observasi 14:00
berkurang
2022 1. Memantau O:
kecepatan, - Klien tampak
terpasang O2 NRM
irama,
10 liter
kedalaman, dan - frekuensi napas 22
usaha respirasi 14:05 x/menit
- Klien tampak lemas
Hasil:
- Klien tampak
pernapasan 28 14:10 menggunakan otot
x/menit napas bantu napas
dangkal, - PH: 7.470, PCO2:
43.7, HCO3: 32.1,
menggunakan 14:49
SPO2: 99%
otot bantu A : Masalah Gangguan
napas pertukaran gas belum
teratasi
2. Mengauskultasi
P : Intervensi dilanjutkan
bunyi napas 1. Pantau
Hasil: suara 15:00 kecepatan,
ronchi irama,
3. Mempertahanka kedalaman, dan
n kepatenan usaha respirasi
jalan napas 2. Auskultasi bunyi
Hasil: 14:00 napas
4. Pantau efek 3. Pertahankan
perubahan kepatenan jalan
posisi pada napas
perubahan 4. Pantau efek
oksigenasi: 14:35 perubahan posisi
AGD, SPO2 pada perubahan
Hasil: PH: oksigenasi: AGD,
68
7.470, PCO2: SPO2
43.7, HCO3: 5. Dokumentasikan
32.1, SPO2: hasil pemantauan
88% 6. Jelaskan tujuan
Terapeutik dan prosedur
5. Mendokumenta pemantauan
sikan hasil 7. Kolaborasi
pemantauan pemberian
Hasil: mencatat oksigen
hasil yang di
dapatkan
Edukasi
6. Menjelaskan
tujuan dan
prosedur
pemantauan
Hasil: keluarga
paham dengan
penjelasan
Kolaborasi
7. Kolaborasi
pemberian
oksigen
Hasil: Pasien
terpasang NRM
10 lpm
69
Tabel 2.9. Implementasi dan Evaluasi Keperawatan
70
71
BAB III
PEMBAHASAN KASUS KELOLAAN
pada Tn. “B” yang dilkukan di ruangan IGD Rumah Sakit Ibnu Sina YW-
Berikut ini akan membahas tentang perbedaan yang terjadi antara teori
dan kasus yang didapat dari asuhan keperawatan teori dan kasus yang
A. Pengkajian
a. Airway
71
terangsang dan mucus akan dikeluarkan dengan tekanan intra
berubah pola napas berubah (PPNI T.P., 2016). Pada kasus yang
saat inspirasi kedua dinding dada dan perut Tn. “B” sama antara
kiri dan kanan. dan pada kasus di temukan obstruksi jalan nafas.
b. Breathing
72
dengar (listen) suara napas abnormal pada jarak dekat dari wajah
cairan didalam jaringan paru atau dalam rongga dada. Hal ini
73
akan konsumsi makanan yang tidak bergizi dan asupan cairan
terjadi adalah pola nafas tidak efektif (Muttaqin & Sari, 2014).
c. Circulation
(Capillary refill time, CRT), CRT yang memanjang > 2 detik dapat
74
menunjukkan perfusi perifer yang buruk. Pada teori dilakukan
normal yaitu < 2 detik dan masih dalam batas normal namun
dan akral perifer dingin dan Nadi 85x/menit. Pada kasus yang
d. Disability
75
(GCS) untuk menilai berbagai penyebab perubahan tingkat
e. Exposure
a. Keluhan utama
76
frekuensi lebih sedikit, kulit kering dan gatal, nafsu makan
77
e. Riwayat Penyakit Keluarga
diabetes.
B. Diagnosis
paten, yang di tandai dengan gejala mayor dan minor. Adapun data
mayor yaitu data subjektif tidak tersedia dan data objektif batuk tidak
yaitu data subjektif dispnea, sulit bicara, ortopnea dan data objektif
78
pola napas berubah (PPNI T.P.,2016). Dari hasil pengkajian Penulis
napas. Pola napas tidak efektif adalah inspirasi atau ekspirasi yang
yang paling sering dirasakan oleh penderita gagal ginjal kronik adalah
sesak nafas, nafas tampak cepat dan dalam atau yang disebut
keperawatan pola napas tidak efekti terdapat data mayor dan minor.
Adapun data mayor yaitu data subjektif dispnea dan data objektif
napas abnormal. Untuk data minor yaitu data subjektif ortopnea dan
79
karbondioksida pada membran alveolus-kapiler (PPNI T.P.,2016).
mayor dan minor, Adapun data mayor yaitu data subjektif dispnea dan
pada hasil kimia darah pasien alkalosis metabolik, dan bunyi napas
pasien ronchi.
terdapat gejala mayor dan minor. Adapun gejala mayor yaitu data
lapisan kulit. Untuk data minor yaitu data subjektif tidak tersedia dan
pada pasien.
80
C. Intervensi
batuk, monitor adanya retensi sputum, atur posisi semi fowler dan
fowler, pasang perlak dan bengkok pada pasien, buang sekret pada
81
dengan dokter pemberian mukolitik yang bertujuan untuk
82
menunjukkan kesan alkalosis metabolik, saturasi oksigen 88%,
D. Implementasi
melihat respon pasien baik dari data subyektif maupun data objektif.
dihentikan.
83
Implementasi ketidakefektifan pola nafas yaitu, memonitor kecepatan,
E. Evaluasi
84
ketidakefektifan pola nafas belum teratasi dengan hasil sesak nafas
hasil pasien masih tampak lemas dan hasil kimia darah pH 7.470
85
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
dari hasil pengkajian di dapatkan normal dan CRT < 2 detik. Disability
kesadaran Tn. “E” yaitu GCS 15. dan Exposure : tidak terdapat
suhu tubuh.
diagnosa, bersihan jalan napas tidak efektif,. Hal ini disebabkan oleh
86
respon tubuh setiap orang yang berbeda-beda sesuai dengan tanda
B. Saran
yang dilakukan.
4. Bagi penulis
87
DAFTAR PUSTAKA
Black and Hawks. Medical Suurgical Nursing Clinical Management for Positive
Outcomes. Elsevier Saunders. 2018
Eka Putri , Alini, Indrawati ( 2020) Hubungan Dukungan Keluarga dan Kebutuhan
Spiritual dengan Tingkat Kecemasan Pasien Gagal Ginjal Kronik
dalam MenjalaniTerapi Hemodialisis di RSUD Bangkinang
Jurnal Ners Volume 4 Nomor 2 Tahun 2020 Halaman 47 - 55
Kozier, B., Glenora, Berman, A., & Snyder, J. S. (2011). Buku Ajar Fundamental
Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik. Jakarta: EGC
Pangaribuan Feni, ( 2020). Strategi Koping Pasien Gagal Ginjal Kronik yang
Menjalani Terapi Hemodialisa dikota Medan,Skripsi Universitas
Sumatera Utara
Permana, Sari, 2012. ‘Asuhan Keperawatan Pada Ny. M Dengan Chronic Kidney
Disease Di Ruang Hemodialisa Rsud Dr. Moewardi Surakarta’.
[Online] Jurnal. Dari Jurnal.
http://Eprints.Ums.Ac.Id/22368/10/Naskah_Pdf (29 Januari 2022)
Potter & Perry AG. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,Proses, dan
Praktik. 4th ed. EGC: Jakarta.2013.
Retno, Dwy, 2014. ‘Efektivitas Training Efikasi Diri Pada Pasien Penyakit Ginjal
Kronik Dalam Meningkatkan Kepatuhan Terhadap Intake
Cairan’.[Online] Jurnal. Dari Jurnal.
Media.Neliti.Com/Media/Publications/219966-None.Pdf (26
Desember 2018)
Ulya Najikhah, Warsono,( 2020) Penurunan Rasa Haus Pada Pasien Chronic
Kidney Disease (CKD) Dengan Berkumur Air Matang ,
Jurnal Universitas Muhammadiyah Semarang
https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/nersmuda.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
PENDIDIKAN FORMAL