Anda di halaman 1dari 59

Samuel Kwando

2021

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERKAIT 1000 HARI PERTAMA


KEHIDUPAN TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MAJARAN
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERKAIT 1000 HARI PERTAMA KEHIDUPAN
TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS MAJARAN

Oleh

Samuel C. G. I. Kwando

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PAPUA
2021
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERKAIT 1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MAJARAN

Oleh

Samuel C. G. I. Kwando

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PAPUA
2021

i
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERKAIT 1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MAJARAN

Oleh

Samuel C. G. I. Kwando

201670016

Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Kedokteran

Pada

Fakultas Kedokteran Universitas Papua

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS PAPUA
2021

ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN

iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, atas berkat kasih dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran,
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Papua. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Sepus M. Fatem, S.Hut. M.Sc, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Papua yang telah memberikan kesempatan kepada penulis.
2. dr. Nurasi Lidya E. Marpaung, M. Biomed, AIFO-K, selaku penaggung jawab
modul yang telah membantu terlaksananya kegiatan penelitian ini.
3. Atira Tilik Mayor, S.ST,M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran.
4. dr. Soraya S. Pasulu, Sp.A selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran.
5. Dosen dan para staf Fakultas Kedokteran Universitas Papua yang telah memberikan
kesempatan, saran dan motivasi, serta ilmu kepada peneliti.
6. Pihak puskesmas yang telah bersedia memberikan izin dan turut membantu selama
proses penelitian.
7. Orang tua serta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moral
maupun material, serta motivasi-motivasi kepada penulis.
8. Teman-teman dekat serta rekan-rekan FK UNIPA angkatan 2016 (Muth, Dani,
Khoir, Dewa, Natasyah, Annisa, Astri) yang telah memberikan dukungan, dan
bantuan pada penulis.
9. Semua pihak yang terlibat dan yang telah membantu penulis yang tidak dapat
dituliskan satu per satu.
Akhir kata penulis berharap semoga Tuhan YME memberkati, serta membalas setiap
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga penelitian ini dapat menjadi
berkat tersendiri bagi masyarakat, peneliti, dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Sorong, 3 Juni 2021
Penulis
v
HALAMAN PERNYATAAN DAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

vi
ABSTRAK

Nama : Samuel C. G. I. Kwando


Program Studi : Pendidikan Dokter
Judul : Hubungan tingkat pengetahuan ibu terkait 1000 HPK
terhadap status gizi anak di wilayah kerja Puskesmas
Majaran
Status gizi merupakan suatu keadaan yang dipengaruhi oleh keseimbangan asupan zat gizi
yang berasal dari makanan dengan kebutuhan zat yang diperlukan untuk metabolisme
tubuh, gizi yang buruk pada seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) dapat
menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan seorang anak menjadi terhambat. Di
provinsi Papua barat menurut data Riskesdas (2013-2018) terjadi penurunan presentase gizi
buruk dan gizi kurang, Tetapi walaupun sudah mengalami penurunan angka presentase
permasalahan gizi, penurunanya tersebut masih dibawah rerata nasional. Penelitian ini
menggunakan desain Cross sectional dan dilakukan di tiap posyandu yang berada di
wilayah kerja Puskesmas Majaran, pengambilan data pada bulan April-Mei 2021 dengan
menggunakan metode Total sampling. Pengambilan data menggunakan kuesioner, dan
didapatkan 141 data responden yang selanjutnya akan dianalisis menggunakan uji korelasi
Spearman dan Kruskall-wallis.
Hasil penelitian ini memperlihatkan masih terdapat anak yang memiliki status gizi tidak
normal yaitu 24 anak (14,5%), dan didapatkan anak dengan status gizi normal adalah 141
anak (85,4%). Dan dari penelitian ini juga didapatkan gambaran mengenai tingkat
pengetahuan ibu yaitu tingkat pengetahuan kurang terdapat 22 orang (13,3%), tingkat
pengetahuan cukup 83 orang (50,3%), sedangkan tingkat pengetahuan baik terdapat 60
orang (36,3%). Hasil analisis uji korelasi Spearman tingkat pengetahuan ibu terkait 1000
HPK terhadap status gizi di anak di wilayah kerja Puskesmas Majaran didapatkan nilai p >
0,05Tidak terdapat hubungan yang signifikan secara statistik antara tingkat pengetahuan
ibu terkait 1000 HPK terhadap status gizi anak di wilayah kerja Puskesmas Majaran
Kata Kunci: Tingkat pengetahuan, 1000 HPK, status gizi anak, Wilayah kerja Puskesmas
Majaran.
vii
ABSTRACT

Name : Samuel C. G. I. Kwando


Study Program : Medical Education
Title : Correlation Between Mother's Level of Knowledge Related to 1000
HPK on Children’s Nutritional Status in the Majaran Health
Center’s Working Area
Nutritional status is a condition that is influenced by the balance of nutrient intake from
food with the need for substances required for body metabolism. Poor nutrition during the
first thousand days of life (1000 HPK) can hinder a child's growth and development.
According to Riskesdas data (2013-2018), there was a decrease in the percentage of
malnutrition and undernourishment in the province of West Papua, however though the
percentage of nutritional problems has decreased, the decline is still below the national
average. Meanwhile, the total sampling method used as a data collection from April to May
2021. In addition, data from 141 respondents was collected using questionnaires, which
then be analyzed using the Spearman and Kruskall-Wallis correlation tests.
The results of the study revealed that there were still 24 children (14.5 percent) who had an
abnormal nutritional status, whereas 141 children had a normal nutritional status (85.4
percent ). Furthermore, as a part of this research, an overview of mother's level of
knowledge, namely the level of knowledge in a less category as much as 22 people (13.3%),
the level of knowledge in sufficient category was 83 people (50.3%), while the level of
knowledge in a good category was 60 people (36.3%).
The results of the Spearman correlation test analysis of the mother's level of knowledge
related to 1000 HPK on children’s nutritional status in Majaran Health Center’s working
area obtained p value > 0.05. There is no statistically significant correlation between
mothers' level of knowledge of 1000 HPK on children’s nutritional status in the Majaran
Health Center's working area.
Keywords: Level of knowledge, 1000 HPK, children’s nutritional status, Majaran Health
Center’s working area

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................................. i


HALAMAN PERNYATAAN SYARAT SARJANA ........................................................ ii
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ..............Error! Bookmark not defined.
HALAMAN PERNYATAAN DAN PENGESAHAN ...................................................... iv
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ....................................... vi
ABSTRAK .......................................................................................................................... vii
ABSTRACT ...................................................................................................................... viii
DAFTAR ISI ....................................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xii
DAFTAR SKEMA ............................................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN..................................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................................... xv
BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang Masalah .......................................................................................... 1
1.2. Indentifikasi masalah ............................................................................................... 2
1.3. Rumusan masalah .................................................................................................... 3
1.4. Hipotesis .................................................................................................................. 3
1.5. Tujuan umum dan tujuan khusus ............................................................................. 3
1.5.1. Tujuan umum.................................................................................................... 3
1.5.2. Tujuan khusus ................................................................................................... 3
1.6. Manfaat penelitian ................................................................................................... 4
1.6.1. Manfaat untuk peneliti ...................................................................................... 4
1.6.2. Manfaat untuk masyarakat................................................................................ 4
1.6.3. Manfaat untuk institusi ..................................................................................... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .......................................................................................... 5
ix
2.1. Status gizi ................................................................................................................. 5
2.1. 1 Pengertian status gizi ........................................................................................ 5
2.1. 2 Indikator penelaian status gizi .......................................................................... 5
2.1. 3 Metode penilaian status gizi ............................................................................. 6
2.2. Seribu Hari Pertama Kehidupan .............................................................................. 8
2.2.1. Pengertian Seribu hari pertama kehidupan ....................................................... 8
2.2.2. Hubungan status gizi terhadap seribu hari pertama kehidupan ........................ 8
2.3. Pengetahuan ........................................................................................................... 10
2.3.1. Definisi pengetahuan ...................................................................................... 10
2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan ............................................ 11
2.3.3. Tingkat pengetahuan....................................................................................... 12
2.3.4. Kriteria tingkat pengetahuan .......................................................................... 13
2.4. Kerangka teori ........................................................................................................ 14
2.5. Kerangka konsep .................................................................................................... 14
BAB 3 METODE PENELITIAN ..................................................................................... 15
3.1 Desain penelitian.................................................................................................... 15
3.2 Lokasi dan waktu penelitian .................................................................................. 15
3.3 Populasi dan sampel ............................................................................................... 15
3.4 Kriteria inklusi dan eksklusi .................................................................................. 15
3.4.1 Kriteria inklusi ................................................................................................ 15
3.4.2 Kriteria eksklusi .............................................................................................. 15
3.5 Besar sampel .......................................................................................................... 16
3.6 Identifikasi variabel ............................................................................................... 16
3.7 Cara kerja ............................................................................................................... 16
3.8 Definisi operasional ............................................................................................... 18
3.9 Etika penelitian ...................................................................................................... 20
BAB 4 HASIL PENELITIAN ........................................................................................... 21
4.1 Gambaran Lokasi Penelitian .................................................................................. 21
4.2 Karakteristik Responden ........................................................................................ 21
4.2.1 Karakteristik dan Demografi ibu .................................................................... 21
x
4.2.2 Karakteristik Baduta ....................................................................................... 22
4.3 Analisis Univariat .................................................................................................. 22
4.3.1 Pengetahuan ibu.............................................................................................. 22
4.3.2 Status gizi ....................................................................................................... 23
4.4 Analisis Bivariat..................................................................................................... 23
4.4.1 Hubungan tingkat pengetahuan ibu terkait 1000HPK terhadap status gizi
(BB/TB). ........................................................................................................................ 23
BAB 5 PEMBAHASAN..................................................................................................... 25
5.1. Status Gizi .............................................................................................................. 25
5.2. Tingkat pengetahuan ibu terkait seribu hari pertama kehidupan ........................... 25
5.3. Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu terkait Seribu Hari Pertama Kehidupan
terhadap Status Gizi (BB/TB) ........................................................................................... 26
BAB 6 KESEIMPULAN DAN SARAN ........................................................................... 28
6.1. Kesimpulan ............................................................................................................ 28
6.2. Saran ...................................................................................................................... 28
6.3. Keterbatasan penelitian .......................................................................................... 29
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 30
LAMPIRAN ....................................................................................................................... 33

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Rujukan Baku WHO-NCH ................................ 6

Tabel 3.1 Definisi Operasional .................................................................................................... 18

Tabel 3.2 Definisi Oprasional ...................................................................................................... 19

Tabel 4.1 Karakteristik dan Demografi Responden .................................................................... 21

Tabel 4.2 Karakteristik Baduta .................................................................................................... 22

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Terkait 1000 HPK .......................................... 22

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Status Gizi .................................................................................. 23

Tabel 4.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terkait 1000 HPK Terhadap Status Gizi
(BB/TB) ....................................................................................................................................... 23

xii
DAFTAR SKEMA

Skema 2.1 Kerangka Teori .......................................................................................................... 14

Skema 2.2 Kerangka Konsep........................................................................................................ 14

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Keterangan Lolos Kaji Etik ..................................................................................... 33

Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data ............................................................. 34

Lampiran 3. Surat Selesai Penelitian Puskesmas Majaran .......................................................... 35

Lampiran 4. Informed Consent .................................................................................................... 36

Lampiran 5. Lembar Persetujuan Menjadi Responden ............................................................... 37

Lampiran 6. Kueioner .................................................................................................................. 38

Lampiran 7. Analisis data dan validasi ........................................................................................ 43

xiv
DAFTAR SINGKATAN

BADUTA : Bawah Dua Tahun

BB/U : Berat Badan/Umur

BB/TB : Berat Badan/Tinggi Badan

HPK : Hari Pertama Kehidupan

Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

SD : Sekolah Dasar

SMA : Sekolah Menegah Atas

SMP : Sekolah Menegah Pertama

Unicef : United Nations Children’s Fund

WHO : World Health Organization

xv
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah


Status gizi merupakan suatu keadaan yang dipengaruhi oleh keseimbangan asupan
zat gizi yang berasal dari makanan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk
metabolisme tubuh, kurangnya asupan gizi dapat menyebabkan terganggunya status
gizi dari anak tersebut. Kurangnya asupan gizi pada seribu hari pertama kehidupan
(1000 HPK) dapat menyebabkan pertumbuhan dan perkembangan seorang anak
terhambat. Hal ini disebabkan karena pada priode seribu hari pertama kehidupan
merupakan masa-masa yang crucial, karena pada priode ini terjadi pertumbuhan otak
yang sangat pesat. Menurut Unicef pada tahun 2019 presentase kasus stunting
mencapai 21,3%, wasting 6,9%, dan overweight 5,6% pada anak kurang dari 5
tahun.1,2,3
Di Indonesia, data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) tahun 2018 menyatakan
bahwa presentase gizi buruk pada anak usia 0-23 bulan mencapai 3,8%, dan presentase
gizi kurang mencapai presentase 11,4%.3 Data tersebut jika dibandingkan dengan data
tahun 2017 mengalami kenaikan angka presentase, kemudian menurut data RIskesdas
dari tahun 2013-2018 proporsi gizi buruk dan gizi kurang pada balita mengalami
penurunan angka presentase yaitu gizi buruk tahun 2013 mencapai angka 5,7% dan
pada tahun 2018 mencapai 3,9%, sedangkan gizi kurang pada tahun 2013 mencapai
13,9% dan pada tahun 2018 mencapai 13,8%.3,4
Pemerintah Indonesia berupaya untuk memperbaiki permasalahan gizi yang ada,
salah satu upayanya adalah terdapat dalam peraturan Menteri kesehatan No. 23 Tahun
2014 tentang upaya perbaikan gizi yang memampukan setiap keluarga untuk
mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi dari setiap anggota keluarga. Oleh
karena itu keluarga harus memiliki pengetahuan tentang gizi karena, pertumbuhan dan
perkembangan anak pada 1000 hari kehidupan merupakan priode emas. 4,5
Menurut Riskesdas (2013-2018) Papua Barat mengalami penurunan angka
presentase gizi buruk, dan gizi kurang. Tetapi walaupun sudah mengalami penurunan
2

angka presentase permasalahan gizi, penurunanya tersebut masih dibawah rerata


nasional. Menurut profil kesehatan Papua Barat yang tercantum dalam isu pokok,
permasalahan menganai gizi masih belum teratasi secara menyeluruh, dan prevalensi
gizi kurang dan gizi buruk masih cukup tinggi.6
Pada penelitian yang dilakukan Siti Munthofiah mengenai hubungan antara
pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dengan status gizi anak balita terdapat hubungan
yang bermakna antara status gizi dengan pengetahuan, sikap, dan perilaku
ibu.7Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dhirah dkk mengenai hubungan perilaku
ibu tentang 1000 hari pertama kehidupan dengan status gizi baduta di Gampong Mibo
kecamatan Banda Raya Banda Aceh, terdapat hubungan antara perilaku ibu terhadap
status gizi.8 Menurut Iihafatul Hawadah mengenai Hubungan antara pengetahuan dan
sikap ibu tentang 1000 hari pertama kehidupan dengan status gizi baduta di Kecamatan
Mayang kabupaten Jember, terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu
dengan status gizi baduta.9
Pada wilayah kerja Puskesmas Majaran masih terdapat permasalahan gizi, kasus
ini mengalami peningkatan dari tahun 2017-2020,10 Oleh karena itu peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian mengenai Hubungan tingkat pengetahuan ibu terkait 1000
HPK terhadap status gizi anak di Wilayah kerja Puskesma Majaran.

1.2. Indentifikasi masalah


1. Di Indonesia masalah terkait gizi dari tahun 2013-2018 mengalami penurunan
presentase. Tetapi masih terdapat beberapa provinsi yang memiliki tingkat
presentase masalah gizi dibawah rerata nasional.
2. Di Papua Barat masih terdapat masalah mengenai gizi, walaupun menurut hasil
data Riskesdas tahun 2018 Papua barat mengalami penurunan angka presentase
masalah gizi.
3. Pada wilayah kerja Puskesmas Majaran masih terdapat permasalahan gizi.
3

1.3. Rumusan masalah


1. Bagaimana status gizi anak usia 0-24 bulan di wilayah kerja puskesmas Majaran.
2. Bagaimana tingkat pengetahuan ibu yang memiliki anak usia 0-24 bulan tentang
1000 hari pertama kehidupan di wilayah kerja puskesmas Majaran.
3. Bagaimana hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terkait 1000 hari pertama
kehidupan terhadap status gizi anak di wilayah kerja puskesmas Majaran.

1.4. Hipotesis
Adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terkait 1000 kehidupan terhadap
status gizi anak di wilayah kerja puskesmas Majaran.

1.5. Tujuan umum dan tujuan khusus

1.5.1. Tujuan umum


Untuk mengetahui apakah terdapat hubungan tingkat pengetahuan ibu terkait
1000 hari pertama kehidupan di wilayah kerja puskesmas Majaran.

1.5.2. Tujuan khusus


- Mengetahui status gizi anak usia 0-24 bulan di wilayah kerja puskesmas
Majaran
- Mengetahui gambaran pengetahuan ibu terkait 1000 hari pertama kehidupan
terhadap status gizi anak usia 0-24 bulan di wilayah kerja puskesmas
Majaran.
- Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan ibu terkait 1000 hari pertama
kehidupan terhadap status gizi anak usia 0-24 bulan di wilayah kerja
puskesmas Majaran.
4

1.6. Manfaat penelitian

1.6.1. Manfaat untuk peneliti


- Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman terkait pentingnya 1000
kehidupan.
- Menambah pengalaman di dalam lingkungan masyarakat, menambah
pengetahuan mengenai komunikasi yang lebih efektif terhadap masyarakat
- Menambah pegetahuan dan pengalaman terkait pengambilan data dalam
bidang penelitian kesehatan, hal ini dapat menjadi pembelajaran untuk
pegadaan penelitian dimasa yang akan datang.

1.6.2. Manfaat untuk masyarakat


- Hasil penelitian dapat menjadi rujukan untuk mendapatkan suatu informasi
mengenai hubungan pengetahuan ibu terhadap 1000 hari kehidupan
- Hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan evaluasi ibu atau keluarga
terkait pentingnya 1000 hari kehidupan.

1.6.3. Manfaat untuk institusi


- Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber informasi terkait
hubungan tingkat pengetahuan ibu terhadap 1000 hari kehidupan.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Status gizi

2.1. 1 Pengertian status gizi


Zat gizi adalah zat yang terdapat di dalam makanan dan merupakan zat yang
diperlukan untuk metabolisme tubuh, sedangkan gizi/nutritur adalah sebuah
keseimbangan antara zat gizi yang masuk (dari makanan) dengan kebutuhan zat gizi
yang diperlukan untuk metabolisme.11 Sehingga, status gizi dapat di artikan sebagai
suatu keadaan yang dipengaruhi oleh keseimbangan asupan zat gizi yang berasal
dari makan dengan kebutuhan zat gizi yang diperlukan untuk metabolisme
tubuh.12,13 Pada setiap individu memerlukan asupan yang berbeda-beda, hal ini
dipengaruhi oleh jenis kelamin, usia, aktivitas tubuh dalam kegiatan sehari-hari,
berat badan, dan lainnya.13

2.1. 2 Indikator penelaian status gizi


Indikator merupakan suatu tanda-tanda yang dapat mengambarkan status gizi
dari seseorang. Indikator status gizi menurut kemenkes No.
1995/Menkes/SK/XII/2010 yang didasarkan menurut WHO tahun 2005 dinilai
berdasarkan 3 aspek yaitu berat badan menurut umur, tinggi badan menurut umur,
dan berat badan menurut tinggi badan.3 Berat badan menurut umur merupakan berat
badan anak yang dicapai pada umur tertentu, tinggi badan menurut umur merupakan
tinggi badan yang dicapai berdasarkan umur tertentu, dan berat badan menurut
tinggi badan merupakan perbandingan antara berat badan dengan tinggi badan yang
dicapai oleh individu tersebut.3, 11
6

2.1. 3 Metode penilaian status gizi


Dalam melakukan suatu penilaian status gizi dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu secara langsung dan secara tidak langsung.12
a. Penilaian secara langsung
- Antropometri
Penilaian ini digunakan untuk melihat ketidakseimbangan asupan
karbohidrat, lemak, dan protein. Antropometri sebagai indikator status gizi
digunakan untuk mengukur beberapa parameter yaitu umur, di ukur dari
anak tersebut 0 bulan-24 bulan. Dapat juga dilakukan untuk anak usia >2
tahun, parameter selanjutnya yaitu berat badan harus menggunakan
timbangan yang sesuai dan caranya yang tepat. Parameter ketiga tinggi
badan, pengukuran dilakukan dengan posisi lurus. Parameter keempat
lingkar lengan atas diukur dengan menggunakan pita LILA atau meteran,
parameter kelima adalah lingkar kepala. Parameter keenam lingkar dada, dan
yang terakhir adalah jaringan lunak yang akan diukur menggunakan alat
khusus. Penilaian dengan metode ini belum dapat dilakukan secara tunggal,
harus dilakukan dengan kombinasi.
Tabel 2.1. Klasifikasi status gizi berdasarkan rujukan baku WHO-NCHS12

Status gizi BB/U Status gizi BB/TB

Gizi lebih >2 SD Gemuk >2SD

Gizi baik ≥-2 SD sampai 2 SD Normal ≥- 2 SD sampai 2 SD

≥-3SD Sampai <- ≥-3SD Sampai <-2SD


Gizi kurang Kurus
2SD
Kurus <-3 SD
Gizi buruk <-3SD
sekali
7

- Pemeriksaan klinis
Pada penilaian status gizi menggunakan metode ini dapat dibagi menjadi dua
metode yaitu riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Riwayat medis
merupakan catatan mengenai perkembangan suatu penyakit, dan pada
pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan dari kepala sampai ujung kaki
untuk mengetahui tanda dan gejala permasalahan gizi. 12
- Biofisik
Pada penilaian status gizi menggunakan metode ini yang akan kita nilai
adalah melihat kemampuan fungsi jaringan dan perubahan struktur dari
individu tersebut. Pada tes kemampuan fungsi jaringan meliputi kemapuan
kerja dan energi, serta adaptasi sikap. Sedangkan pada tes perubahan
struktur dapat dilihat secara klinis tentang perubahan struktur, seperti
pengerasan kuku, pertumbuhan rambut, dan lainya.12
b. Penilaian tidak langsung
- Survei konsumsi makanan
Metode penilaian status gizi ini dapat menentukan status gizi perorangan
atau kelompok, yang dimana dari survei ini dimaksudkan untuk mengetahui
kebiasaan makan, kecukupan bahan makanan dan zat gizi. 12
- Statistik vital
Merupakan salah satu metode untuk penilaian status gizi yang dilakukan
dengan cara menganalisis statistik kesehatan di suatu wilayah. Yang dimana
kita dapat melihat indikator secara tidak langsung mengenai pengukuran
status gizi masyarakat. Beberapa statistik yang berhubungan dengan status
gizi meliputi angka kesakitan, angka kematian, pelayanan kesehatan, dan
penyakit infeksi yang berhubungan dengan status gizi.12
8

2.2. Seribu Hari Pertama Kehidupan

2.2.1. Pengertian Seribu hari pertama kehidupan


Seribu hari pertama kehidupan (1000 HPK) ini dimulai dari 270 hari di dalam
kandungan dan ditambah dengan 730 hari dari 0 hari sampai anak berusia 2 tahun.
Seribu hari pertama kehidupan ini biasanya disebut sebagai Golden age, karena
pada priode ini terjadi pertumbuhan otak yang sangat pesat, sehingga pada priode-
priode 1000 hari pertama kehidupan ini menjadi begitu penting dan sangat
berpengaruh terhadap kualitas hidup anak dimasa yang akan datang. Menurut data
Riskesdas tahun 2018 yang dilakukan oleh Badan penelitian dan pengembangan
kesehatan terjadi penurunan angka stunting di Indonesia, yang awalnya pada tahun
2013 mencapai 37,2% dan pada tahun 2018 mencapai 30,8%.5 Tetapi angka tersebut
masih diatas batasan yang telah ditetapkan oleh WHO yaitu 20%, oleh karena itu di
Indonesia masih harus terus dilakukan peningkatan program-program pemerintah
sebagai upaya penurunan angka permasalahan gizi di Indonesia. Sehingga peran
keluarga sebagai lingkungan pertama yang dikenal anak begitu sangat penting
dalam mencegah dan menurunkan angka permasalahan gizi, tidak hanya
mengandalkan atau bergantung pada tenaga profesional dibidang kesehatan. Hal ini,
dapat terjadi jika keluarga memiliki pengetahuan yang baik mengenai status gizi
anak, sehingga pendidikan mengenai pemenuhan gizi pada 1000 hari kehidupan
sangat penting diketahui oleh keluarga.5,11

2.2.2. Hubungan status gizi terhadap seribu hari pertama kehidupan


Dalam mencapai tumbuh kembang yang baik di perlukan nutrisi yang adekuat,
makanan yang memiliki kuatitas serta kualitas yang kurang baik akan
mempengaruhi gizi seorang anak. Penelitian yang terdapat di India membuktikan
bahwa dewasa pendek cenderung terjadi akibat gizi kurang, sehingga pada waktu
dewasa individu tersebut memiliki kecendrungan untuk melahirkan bayi dengan
berat badan rendah. Hal ini dapat menjadi faktor risiko kurangnya kemampuan
berpikir, pendidikan rendah, status ekonomi yang rendah. Oleh karena itu penting
melihat dan memperhatikan asupan makanan dan status gizi ibu, karena keadaan
9

yang buruk selama kehamilan akan mempengaruhi luaran bayi yang dilahirkan.
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin, masalah
yang biasa terjadi adalah bayi lahir dengan keadaan prematur, anemia pada ibu,
penurunan sistem imun, terjadi kesulitan saat persalinan. 11,12
Setelah melewati fase kehamilan selanjutnya akan masuk kedalam masa 0 hari
sampai 6 bulan, dalam priode ini ASI eksklusif sangat berperan penting karena
menjadi makanan tunggal terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, serta
terdapat antibodi yang terdapat di dalam ASI yang akan melindungi bayi dari
infeksi dan penyakit.11 Setelah bayi berusia 6 bulan ASI hanya mampu memenuhi
60% kebutuhan nutrisi, oleh karena itu bayi memerlukan tambahan nutrisi. MP-ASI
merupakan tambahan yang di perlukan untuk bayi berusia 6 bulan sampai 2 tahun,
MP-ASI dan ASI harus diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. MP-ASI harus
mencakup semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi. Sehingga penting untuk
memperhatikan asupan gizi yang sesuai, adapun dampak dari kekurangan dan
kelebihan asupan gizi:11,12
a. Kurangnya asupan gizi
1. Pertumbuhan
Kurangnya asupan gizi yang baik pada masa pertumbuhan akan
menyebabkan seorang anak tidak dapat tumbuh secara optimal, terjadinya
pembentukan otot yang terhambat.11
2. Produksi tenaga
Asupan makanan bergizi sangat penting sebagai sumber tenaga, sehingga
bila terjadi kekurangan asupan dapat menyebabkan kekurangan tenaga untuk
beraktivitas. Individu tersebut akan kurang produktiv, cepat merasa lelah,
dan menjadi malas.11,12
3. Daya tahan tubuh
Asupan mempengaruhi sistem atau daya tahan tubuh juga, dimana protein
dapat berperan sebagai pembentukan antibodi. Menurut WHO tahun 2002
dikatakan bahwa 54% gizi kurang berperan atas kematian bayi dan balita,
10

dari sini saja sudah dapat dibayangkan betapa pentingnya asupan gizi yang
kita konsumsi dalam membentuk imunitas kita. 11
4. Struktur dan fungsi otak
Kurangnya asupan gizi pada waktu janin dan usia balita sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan otak (sel-sel tidak dapat berkembang),
sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
struktur dan fungsional otak.11 Otak manusia mengalami perubahan
struktural dan fungsional antara minggu ke 24 sampai minggu ke 42 setelah
konsepsi, kemudian akan berlanjut sampai usia 2 atau 3 tahun (pertumbuhan
yang optimal). Kurangnya asupan gizi akan menyebabkan terganggunya
fungsi otak secara permanen, sehingga kemampuan berpikir menjadi
menurun.11
5. Gangguan perilaku
Kekurangan gizi akan menyebabkan seseorang anak memiliki perilaku
yang kurang tenang, cengeng, dan pada stadium lanjut dapat menyebabkan
timbulnya sifat apatis. Kelebihan asupan gizi asupan gizi yang berlebihan
akan menyebabkan obesitas dan dapat menjadi faktor risiko terjadinya
penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, jantung koroner,
kanker, dan lainnya.11,12
b. Kelebihan asupan gizi
Asupan gizi yang berlebihan akan menyebabkan obesitas dan dapat
menjadi faktor risiko terjadinya penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes
melitus, jantung koroner, kanker, dan lainnya.11

2.3. Pengetahuan

2.3.1. Definisi pengetahuan


Pemerintah dalam upayanya untuk memperbaiki permasalahan gizi yang ada,
membuat suatu peraturan yang terdapat di dalam peraturan menteri kesehatan No.
23 Tahun 2014 tentang upaya perbaikan gizi yang memampukan setiap keluarga
11

untuk mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi dari setiap anggota
keluarga.4Oleh karena itu pengetahuan sangat dibutuhkan ibu dalam mengatur dan
membina anak-anaknya agar dapat memiliki status gizi yang baik.
Pengetahuan adalah sesuatu yang didapatkan dari keinginantahuan terhadap
suatu objek setelah individu tersebut melakukan pengindraan. Pengindraan berupa
penglihatan, pendegaran, penciuman, perasa, dan peraba, menurut Notoatmodjo
indra utama yang berperan sebagi sumber pengetahuan adalah pengelihatan dan
pendegaran. Menurut penelitian yang dilakukan Rogers tahun 1974 dikatakan
bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang.14

2.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Faktor-faktor ini dapat dibagi menjadi dua yaitu:
1. Faktor internal
Faktor internal berupa pengalaman, usia, pendidikan. dimana menurut
Notoatmodjo pengalaman merupakan pengulangan pengetahuan yang
didapat pada masa lalu ketika memecahkan suatu permasalahan sehingga
memperoleh suatu kebenaran. Jadi semakin banyak orang tersebut mendapat
pembelajaran, maka semakin mudah orang tersebut menangkap informasi
dan memecahkan masalahnya. Menurut Nursalam bertambahnya usia
seseorang biasanya akan lebih dewasa intelektualnya, sehingga dapat
dikatakan bahwa bertambahnya umur tidak hanya berpengaruh terhadap fisik
saja tetapi juga berpengaruh pada pola pikir.14 Oleh karena itu seseorang
tersebut akan semakin matang dalam berpikir dan melakukan suatu tindakan.
Yang ketiga adalah pendidikan, dimana semakin tinggi pendidikannya maka
diharapkan tingkat pengetahuan seseorang tersebut dapat bertambah. Ketika
tingkat pengetahuan dari individu tersebut meningkat, hal ini akan
mempengaruhi sikap dan perilaku individu tersebut. Jadi dengan adanya
faktor pendidikan diharapkan seseorang tersebut dapat dengan mudah
informasi yang diterimanya. Tingkat pendidikan seseorang akan
12

mempengaruhi pola pikir seseorang, semakin tinggi tingkat pendidikan


seseorang maka semakin mudah untuk menangkap informasi yang diberikan
dan semakin mudah untuk berpikir secara rasional.14,15
2. Faktor eksternal
Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan adalah lingkungan dan
sosial budaya. Menurut Nursalam lingkungan merupakan seluruh kondisi
yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi
perkembangan dan perilaku kelompok maupun individu. Sedangkan sosial
budaya merupakan suatu sistem yang terdapat di masyarakat, sistem ini
dapat mempengaruhi sikap masyarakat dalam menerima informasi. 14,15

2.3.3. Tingkat pengetahuan


Tindakan seseorang sangat dipengaruhi oleh pengetahuan, dimana menurut
penelitian yang ada perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng
dibandingkan perilaku yang tidak didasari pengetahuan. Pengetahuan memiliki
enam tingkatan yaitu:14
a. Tahu
Dalam hal ini tahu diartikan bahwa individu tersebut hanya mengingat materi
yang sudah pernah dipelajari sebelumnya, atau biasa disebut recall. Tingkat
pengetahuan ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 14
b. Memahami
Pada tahap ini individu tersebut dapat menjelaskan dan menginterpretasikan
suatu objek yang diketahui dengan sangat baik, individu tersebut tidak hanya
sekedar tahu terhadap objek tersebut tetapi juga paham dan dapat menyimpulkan
objek yang diketahui tersebut.14
c. Aplikasi
Pada tahap ini seseorang sudah tidak hanya menjelaskan tetang sesuatu yang dia
pahami dan pelajari, tetapi sudah menerapkan ilmu yang sudah dipelajari
tersebut ke dalam kehidupannya14.
13

d. Analisis
Pada tahap pengetahuan ini seseorang mampu untuk menjabarkan suatu objek
atau materi, dan mencari hubungan didalam suatu objek-objek yang masih
memiliki sistem yang sama.14
e. Sintesis
Sintesis dapat diartikan mengenai suatu kemampuan yang dimiliki oleh sesorang
untuk menggabungkan dan merangkumkan setiap pengetahuan atau objek-objek
menjadi sesuatu yang baru.14
f. Evaluasi
Merupakan suatu kemampuan untuk menilai suatu objek atau suatu individu
berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan.14

2.3.4. Kriteria tingkat pengetahuan


Pengetahuan dapat diinterpretasikan dengan skala seperti dibawah ini menurut
Arikunto.14
a. Baik : presentase 76%-100%
b. Cukup : presentase 56%-75%
c. Kurang : presentase < 56%
14

2.4. Kerangka teori

2.5. Kerangka konsep


BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Penelitian ini menggunakan metode analitik dengan desain studi cross sectional.
Tujuan penelitian ini untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel
terikat, dan pengambilan data akan dilakukan dalam satu waktu yang sama tanpa
dilakukan follow up.

3.2 Lokasi dan waktu penelitian


Lokasi penelitian ini akan dilakukan di Puskesmas Majaran Kbaupaten Sorong,
dan penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April-Mei.

3.3 Populasi dan sampel


a. Populasi target : Ibu-ibu yang anaknya berusia 0-24 bulan
b. Populasi terjangkau : Ibu-ibu yang anaknya berusia 0-24 bulan di puskesmas
Majaran
c. Sampel : Ibu-ibu yang anaknya berusia 0-24 bulan di wilayah kerja puskemas
Majaran dan yang memenuhi kriteria eksklusi dan inklusi.

3.4 Kriteria inklusi dan eksklusi

3.4.1 Kriteria inklusi


a. Ibu-ibu yang memiliki anak berusia 0-24 bulan
b. Ibu-ibu yang bersedia menjadi responden dengan menandatagani informed
consent.

3.4.2 Kriteria eksklusi


a. Anak sakit ketika dilakukan penelitian
b. Ibu yang tidak bersedia menjadi responden
c. Ibu yang mengisi kuesioner tidak lengkap
16

3.5 Besar sampel


Pada penelitian ini akan menggunakan perhitungan sampel menggunakan rumus
Slovin
= 140,25

subjek
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Besar populasi (jumlah anak usia 0-24 bulan di wilayah kerja
puskesmas Majaran)
d = Presisi terhadap populasi (5%)
Dari perhitungan sampel tersebut didapatkan hasil jumlah sampel minimal
sebanyak 141 subjek.

3.6 Identifikasi variabel


Pada penelitian ini variabel yang akan di teliti adalah:
- Variabel bebas : Tingkat pengetahuan ibu terhadap 1000 HPK
- Variabel terikat : Status gizi
- Variabel perancu : Usia, dan pendidikan ibu

3.7 Cara kerja


Dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan-tahapan di bawah ini:
1. Tahap persiapan
a. Penyusunan proposal penelitian dan akan diajukan kepada pihak komite
etik
b. Setelah lolos dari kaji etik, tahap selanjutnya peneliti akan meminta izin
kepada pihak puskesmas untuk melakukan penelitian di posyandu di
wilayah kerja puskesmas Majaran.
17

2. Tahap pengambilan data


Data pada penelitian ini dikumpulkan melalui kuesioner yang berisikan
25 pertanyaan dan diambil dari ibu-ibu yang memiliki anak berusia 0-24
bulan dan peneliti memberikan lembar Informed consent kepada responden,
dan dilakukan penandatagan lembar Informed consent jika responden
meyetujui penelitian.
Kemudian kuesioner tersebut dilakukan uji validitas untuk
menggambarkan kusioner dalam penelitian tersebut dapat mengukur variabel
yang akan diteliti. Data yang telah dikumpulkan dianalisis menggunakan
program SPSS 24 dengan metode Pearson correlation. Kemudian
didapatkan dua pertanyaan tidak valid, yaitu pertayaan nomor 21 dan 22.
Sehingga jumlah pertanyaan menjadi 23 pertanyaan, pada uji validitas ini
Cronbach:s Alpha 0,789.
3. Pengumpulan data
a. Data primer
Data ini diperoleh dari subjek penelitian, dengan cara mengumpulkan
data lewat kuesioner tingkat pengetahuan ibu terkait 1000 HPK terhadap
status gizi anak yang telah dibagiakan.
b. Data skunder
Data ini merupakan data yang di ambil dari buku KMS anak-anak yang
ibunya menjadi subjek penelitian.
4. Pengolahan data
Pengolahan data menggunakan program SPSS 24 dengan tahapan yang
pertama editing dengan memeriksa kelengkapan dan kebenaran data, coding
melakukan pengelompokan data, entry data memasukan data ke dalam
komputer dengan menyesuaikan kode yang sudah ditentukan, cleaning
adalah pengecekan terhadap kesesuaian data yang telah dimasukan.
18

5. Analisis data
a. Analisis univariat
Analisis ini digunakan untuk mengambarkan tingkat pengetahuan ibu
terkait 1000 HPK terhadap status gizi anak di wilayah kerja Puskesmas
Majaran.
b. Analisis bivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu tingkat pengetahuan ibu terkait 1000 HPK dengan status gizi anak
di wilayah kerja puskesmas Majaran. Analisis ini menggunakan teknik
korelasi Spearman

3.8 Definisi operasional


Tabel 3.1 Definisi operasional
Variabel Keterangan

Variabel bebas Tingkat pengetahuan ibu terkait


1000 HPK
Variabel terikat Status gizi
Variabel perancu Usia, pendidikan
19

Tabel 3.2 Definisi oprasional14,15

Variabel Definisi oprasional Alat ukur Hasil ukur Skala


ukur
Pengetahuan Pemahaman responden Kuesioner Baik (76-100%) Ordinal
ibu terkait terhadap 1000 HPK Cukup (56-75%)
1000 HPK Kurang (<56%)

Usia Masa hidup responden Kuesioner Ibu-ibu yang Rasio


memiliki anak
berusia 0-24 bulan

a. Tidak tamat
SD/ sederajat
b. Tamat Ordinal
Tingkat Pendidikan formal yang telah Kuesioner
SD/sederajat
pendidikan dicapai
c. Tamat
SMP/sederajat
d. Tamat
SMA/sederaja
t
e. Tamat
sarjana/diplom
a

Status gizi Suatu keadaan yang -Timbangan BB/TB Ordinal


dipengaruhi oleh berat badan Normal ≥-2 SD
keseimbangan asupan zat gizi bayi dan alat sampai 2 SD
yang berasal dari makan ukur panjang Tidak normal
dengan kebutuhan zat gizi bayi >2SD atau <-2SD
yang diperlukan untuk - Buku KMS
metabolisme tubuh yang
diukur secara antropometri.
20

3.9 Etika penelitian


Etika penelitian sangat diperlukan dalam melakukan suatu penelitian, karena akan
melibatkan suatu subjek dalam penelitian ini. Proposal penelitian ini pertama akan
dikaji oleh pihak komite etik POLTEKES KEMENKES Sorong, kedua meminta
perizinan kepada pihak puskesmas Majaran yang terdapat di kabupaten Sorong,
selanjutnya setelah mendapatkan perizinan dari pihak puskesmas peneliti akan
memberikan lembar informed consent kepada responden yaitu ibu-ibu yang memiliki
anak 0-24 bulan, data yang telah di ambil oleh peneliti akan dijaga kerahasiaannya
dengan tidak menuliskan nama dari responden tersebut tetapi hanya dicantumkan kode
tertentu.
BAB 4
HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Majaran, Distrik Salawati, Kabupaten
Sorong yang terdiri dari 4 kelurahan dan 3 kampung yaitu Majaran, Majener,
Matawolot, Malaus, Walal, Katinim, dan Rawasugi. Wilayah kerja Puskesmas seluas
88.500Km, dan berdasarkan dari data Badan Meteorologi dan Geofisika sorong. Batas
wilayah sebelah Utara berbatasan dengan Distrik Mayamuk, sebelah Selatan
berbatasan dengan Distrik Moisigin, sebelah Timur berbatasan dengan Distrik
Klamono, sebelah Barat berbatasan dengan kampung Kalobo.10

4.2 Karakteristik Responden

4.2.1 Karakteristik dan Demografi ibu


Tabel 4.1 karakteristik dan demografi responden
Karakteristik responden n (Jumlah) % (Persen)
Usia Ibu
20 tahun
20 – 30 tahun 8 4.85
31 – 40 tahun 103 62.42
40 tahun 51 30.91
3 1.82
Pekerjaan Ibu
Tidak Bekerja 145 87.88
Bekerja 20 12.12

Tingkat pendidikan
Tidak tamat SD/sederajat 1 0.61
Tamat SD/ sederajat 19 11.51
Tamat SMP/sederajat 39 23.64
Tamat SMA/sederajat 80 48.48
Tamat PT 26 15.76
22

Berdasarkan data karakteristik ibu diatas didapatkan kelompok usia terbanyak


yaitu 20-30 tahun. Pendidikan responden terbanyak adalah SMA/sederajat (80)
kemudian diikuti dengan SMP/sederajat (39). Sedangkan terdapat 145 ibu yang tidak
bekerja.

4.2.2 Karakteristik Baduta


Tabel 4.2 Karakteristik Baduta
Karakteristik Baduta n (Jumlah) % (Persen)
Usia
0-24 bulan 165 100.00

Jenis Kelamin
Laki-laki 84 50.91
Perempuan 81 49.09

Berdasarkan data karakteristik baduta diatas, terdapat 165 baduta yang menjadi
sampel dalam penelitian ini. Dan paling banyak berjenis kelamin laki-laki (84)
dibandingkan yang berjenis kelamin perempuan (81).

4.3 Analisis Univariat

4.3.1 Pengetahuan ibu


Tabel 4.3. Distribusi Frekuensi pengetahuan ibu terkait 1000 HPK
Pengetahuan ibu terkait
Frekuensi (n) Persen (%)
1000 HPK
Kurang 22 13.3
Cukup 83 50.3
Baik 60 36.3
23

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa responden yang memiliki


pengetahuan terkait 1000 HPK kurang berjumlah 22 orang (13,3%), dan responden
yang memiliki pengetahuan terkait 1000 HPK cukup berjumlah 83 orang (50,3%),
sedangkan responden yang memiliki pengetahuan terkait 1000 HPK baik berjumlah 60
orang (36,3%).

4.3.2 Status gizi


Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Status gizi
Status gizi Frekuensi (n) Persen (%)
Tidak normal > 2SD
24 14.5
atau <- 2SD
Normal -2 SD sampai 2
141 85.4
SD

Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa Baduta yang memiliki status gizi
tidak normal berjumlah 24 (14,5%), sedangkan Baduta yang memiliki status gizi yang
normal berjumlah 141 (85,4%).

4.4 Analisis Bivariat

4.4.1 Hubungan tingkat pengetahuan ibu terkait 1000HPK terhadap status gizi
(BB/TB)
Tabel 4.5 Hubungan tingkat pengetahuan ibu terkait 1000HPK terhadap status gizi
(BB/TB)
Status Gizi (BB/TB)
Tingkat pengetahuan Nilai p*
Tidak Normal Normal
Kurang 7 15
Cukup 8 75 0.072
Baik 9 51
24

Berdasarkan tabel diatas diketahui responden yang mempunyai tingkat


pengetahuan kurang memiliki anak dengan status gizi normal berjumlah 15 anak dan
status gizi tidak normal 7 anak. Kemudian responden yang mempunyai tingkat
pengetahuan cukup memiliki anak dengan status gizi normal berjumlah 75 anak dan
status gizi tidak normal 8. Sedangkan responden yang mempunyai tingkat pengetahuan
baik memiliki anak dengan status gizi normal berjumlah 51 dan status gizi tidak
normal 9 anak. Hasil ini didapat menggunakan uji statistik Correlation Spearman’s rho
diperoleh hasil p-value = 0,072 > 0,05. Sehingga dari hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa tingkat signifikansi 5% tidak dapat menyatakan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara tingkat pengetahuan ibu terkait 1000 HPK terhadap status gizi anak.
BAB 5
PEMBAHASAN

5.1.Status Gizi
Status gizi merupakan suatu kunci untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas dimasa yang akan datang.9,16 Pembentukan kecerdasan saat usia dini sangat
dipengaruhi oleh asupan zat gizi yang diberikan kepada anak. Kekurangan asupan gizi
biasanya juga dikaitkan dengan kurangnya pemberian vitamin dan mineral yang
berhubungan dengan mikronutrien tertentu, hal-hal ini bisa menyebabkan
meningkatnya resiko ancaman penyakit infeksi. Hasil penelitian pada tabel 4.3.2
menunjukan bahwa terdapat 141 (85,4%) anak dengan status gizi normal, namun masih
terdapat 24 (14,5%) anak yang memiliki status gizi yang buruk.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas Majaran
memang masih terdapat anak-anak yang memiliki status gizi yang buruk. Hasil ini
sejalan dengan profil kesehatan Papua Barat yang tercantum dalam isu pokok,
dikatakan bahwa permasalahan mengenai gizi masih belum teratasi secara menyeluruh
dan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk masih cukup tinggi. Walaupun dapat
dikatakan dari data Riskesdas tahun 2013-2018 Papua Barat sudah mengalami
penurunan presntase gizi buruk dan gizi kurang.5
Masalah gizi pada dasarnya merupakan masalah kesehatan yang
penaggulangannya tidak dapat hanya dilakukan dengan pendekatan medis saja,
sehingga perlu dilakukan penindakan yang melibatkan berbagai sektor yang terkait. 16,17

5.2.Tingkat pengetahuan ibu terkait seribu hari pertama kehidupan


Pengetahuan merupakan sesuatu yang didapatkan dari keingintahuan terhadap
suatu objek setelah individu tersebut melakukan pengindraan. 11 Pengetahuan terkait
1000 HPK pada penelitian ini diukur mengunakan kusioner yang terdiri dari 23
pertanyaan. Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa tingkat pengetahuan ibu-ibu
yang memiliki anak 0-24 bulan di wilayah Puskesmas Majaran terkait 1000 HPK ada
yang kurang, cukup, dan baik. Ibu-ibu yang memiliki pengetahuan kurang berjumlah
26

22 orang , ibu-ibu yang memiliki pengetahuan cukup berjumlah 83 orang dan menjadi
yang terbanyak diantara pengetahuan kurang dan, sedangkan ibu-ibu yang
berpengetahuan baik berjumlah 60 orang
Dari hasil penelitian ini didapatkan pengetahuan cukup merupakan tingkat
pengetahuan terbanyak (50,3%) mengenai 1000 HPK, hal ini sama dengan penelitian
yang dilakukan Iihafatul hawadah mengenai Hubungan antara pengetahuan dan sikap
ibu tentang 1000 hari pertama kehidupan dengan status gizi baduta di Kecamatan
Mayang Kabupaten Jember.12
Tingkat pengetahuan ibu ini merupakan salah satu faktor penting dalam upaya
pertumbuhan dan perkembangan usia dini, dikarenakan pengolahan makanan dan
nutrisi anak sebagian besar dikontrol oleh ibu. 18 Pengetahuan dalam pemberian ASI
juga merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, kandungan
ASI juga menggandung zat kekebalan tubuh yang akan melindungi dari berbagai jenis
penyakit yang akan menghambat pertumbuhan anak tersebut. 19,20

5.3.Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu terkait Seribu Hari Pertama Kehidupan


terhadap Status Gizi (BB/TB)
Pada penelitian ini menggunakan uji satatistik korelasi Spearman dengan tabel
3x2, sehingga didapatkan hasil terbanyak pada responden yang memiliki tingkat
pengetahuan cukup dengan status gizi normal (75 orang), dan responden yang memiliki
tingkat pengetahuan baik berada diposisi terbanyak kedua dengan status gizi normal
(51), sedangkan untuk responden yang memiliki tingkat pengetahuan kurang dengan
status gizi normal (15 orang). Pendidikan ibu berdasarkan hasil penelitian ini
menunjukan bahwa mayoritas ibu adalah tamatan SMA/Sederajat (48,4%). Penelitian
yang dilakukan oleh Laelatul dan Ziyadatul mengatakan bahwa semakin rendah tingkat
pengetahuan ibu sulit bagi mereka untuk menangkap informasi maupun ide-ide,
termasuk tentang pengetahuan pemenuhan gizi pada anak 1000 hari pertama
kehidupan.15 Pada penelitian ini dapat diperhatikan bahwa mayoritas ibu memilih
untuk tidak bekerja, sehingga dapat diartikan bahwa waktu ibu lebih banyak untuk
27

merawat dan mengasuh anaknya. Namun dari hasil penelitian ini masih didapatkan 24
anak yang memiliki status gizi tidak normal. 15
Hasil yang didapatkan adalah P-value 0,072> α 0,05 , sehingga dapat disimpulkan
bahwa dengan tingkat signifikasi 5% tidak terdapat cukup bukti untuk menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu terkait 1000 HPK
terhadap status gizi anak di wilayah kerja Puskesmas Majaran.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhira
dkk tentang Hubungan perilaku ibu tentang 1000 HPK dengan status gizi Baduta di
Gampong Mibo Kecamatan Banda Raya Banda Aceh. Pada penelitian ini didapatkan
hasil yang signifikan antara hubungan pengetahuan tentang 1000 HPK terhadap status
gizi baduta.8
Namun hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas Majaran
sejalan dengan penelitian oleh Ahmad faridi mengenai Hubungan pengetahuan ibu
1000 HPK, pola asuh dan pola makan dengan status gizi bayi 6-24 bulan, menunjukan
hasil yang tidak signifikan antara pengetahuan 1000 HPK terhadap status gizi anak.
hasil penelitian ini menunjukan P-value 0,158 > 0,05.21 Hasil penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Iihafatul hawadah mengenai Hubungan antara
pengetahuan dan sikap ibu tentang 1000 HPK dengan status gizi baduta di Kecamatan
Mayang Kabupaten Jember, pada penelitian yang dilakukan Iihafatul hawadah tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status gizi baduta,
dengan hasil penelitian P-value 0,145< α 0,05.9 Hasil tidak signifikan juga didapatkan
dari penelitian Haris dkk yang menyatakan tidak adanya hubungan antara pegetahuan
ibu terkait 1000 HPK terhadap status gizi anak.21
Oleh karena perbedaan-perbedaan ini dapat terjadi dikarenakan terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi status gizi seperti pola makan, infeksi penyakit, tingkat
pendidikan orang tua, pengetahuan mengenai gizi, dan status ekonomi. Perlu dipahami
bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu, yang terjadi ketika individu tersebut
berintraksi dengan sesuatu yang dialaminya. Pengetahuan atau kognitis merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang. 9, 22, 23
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa;

1. Masih terdapat anak dengan status gizi tidak normal di wilayah kerja
Puskesmas Majaran yaitu berjumlah 24 (14,5%) anak dan terdapat 141 (85,4%)
anak dengan status gizi normal.
2. Masih terdapat ibu yang memiliki pengetahuan kurang yaitu berjumlah 22
orang (13,3%), ibu dengan pegetahuan cukup berjumlah 83 orang (50,3%), dan
ibu yang berpengetahuan baik berjumlah 60 orang (36,3%)
3. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengetahuan ibu terkait 1000
HPK terhadap status gizi anak diwilayah kerja puskesmas Majaran dengan nilai
(p=0,072> α(0,05)).

6.2. Saran
1. Diaharapkan pihak Puskesmas terus melakukan pelayanan-pelayanan yang
bersifat edukatif mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak-anak usia
dini.
2. Diharapkan bahwa ibu-ibu yang memiliki anak usia 0-24 bulan lebih
memperhatikan mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak.
3. Diaharapkan pihak keluarga bukan hanya ibu, ikut membantu memantau status
gizi anak.
29

6.3. Keterbatasan penelitian


1. Lokasi pada penelitian ini bertempat d Posyandu yang tersebar di wilayah-
wilayah kerja Puskesmas Majaran. Kondisi setiap posyandu berbeda-beda hal
ini juga mempengaruhi pengambilan data, yang mana dapat terjadi saling kerja
sama antara responden, sehingga hasil yang diharapkan tidak sesuai dengan
tingkat kemampuan.
2. Data penelitian menggunakan desain Cross sectional yang mana hanya
dilakukann pengambilan data sekali, hal ini dapat menyebabkan pengambilan
data BB/TB menjadi kurang terlaksana dengan baik.
3. Pengambilan data ini dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada
responden tanpa di pantau.
30

DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian pendidikan dan kebudayaan. Modul pendidikan keluarga pada 1000 hari
pertama kehidupan (HPK) : pelatihaan calon pelatih (PCP) penyelenggaraan
pendidikan keluarga. Place unknown: kementerian pendidikan dan kebudayaan; 2019.
Hal. 2-15.
2. World Health Organization. Guideline updates on the management of severe acute
malnutrition in infants and children [Internet]. [place unknown]: WHO; 2013 [20s0
DEC 25]. Available from: https://www.who.int/publications/i/item/9789241506328
3. Kementerian kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia tahun 2019.
Jakarta: kementerian kesehatan Republik Indonesia; 2020. Hal. 1-2, 136-43.
4. Kementerian kesehatan Republik Indonesia. Hasil riskesdas 2018. Jakarta:
kementerian kesehatan badan penelitian dan pengembangan kesehatan; 2019. Hal. 6-
13.
5. Kementerian kesehatan Republik Indonesia. Keluarga sehat idamanku kota sehat
kotaku. Place unknown: kementerian kesehatan Republik Indonesia. Hal. 1-18.
6. Dinas kesehatan provinsi Papua Barat. Profil kesehatan provinsi Papua Barat 2017.
Papua Barat: Dinas kesehatan Provinsi Papua Barat; 2017. Hal. 36-90.
7. Munthofiah S. Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dengan status
gizi anak balita [Internet]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2008 [cited 2020
Dec 27]. Available from: https://core.ac.uk/download/pdf/12349302.pdf
8. Dhirah UH, Rosdiana E, Anwar C, Marniati. Hubungan perilaku ibu tentang 1000
hari pertama kehidupan dengan status gizi baduta di gampong mibo kecamatan Bnda
Raya Banda Aceh.journal of healthcare technology an medicine [Internet]. 2020 April
1 [cited 2020 Dec 25];6(1):551-8. Available from:
https://jurnal.uui.ac.id/index.php/JHTM/article/download/872/442
9. Hawadah I. Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang 1000 hari pertama
kehidupan dengan status gizi baduta di kecamatan Mayang Kabupaten Jember
[Internet]. Place unknown: Universitas Jember; 2019 [cited 2020 Dec 27]. Available
from: https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98034
31

10. Puskesmas Majaran. Profil puskesmas Majaran tahun 2019. Puskesmas Majaran;
2019. Hal. 1,4,17-8.
11. Septikasari M. Status gizi anak dan faktor yang mempengaruhi. Edisi ke-1.
Yogyakarta: UNY Press; 2018. Hal 5-18.
12. Harjatmo TP, Par’i HM, Wiyono S. penilaian status gizi. Cetakan pertama. Jakarta:
kementerian kesehatan Republik Indonesia; 2017. Hal. 3-22.
13. Mardalena I, Suryani E. Ilmu gizi. Cetakan pertama. Jakarta selatan: kementerian
kesehatan; 2016. Hal 32-6.
14. Wawan A, Dewi M. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2011. Hal.11-8.
15. Mubasyiroh L, Aya ZC. Hubungan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada anak
1000 hari pertama kehidupan/Golden period dengan status gizi balita di desa
Sitanggal kecamatan Larangan kabupaten Brebes tahun 2018. Jurnal kesehatan
Bhakti Husada [Internet]. 2018 Jun [cited 2020 Dec 26];9(1):21-2. Available from:
295153-hubungan-perilaku-ibu-dalam-pemenuhan-gi-c4e5c832.pdf (neliti.com)
16. Wardani R, Prianggajati Y. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam
memilih makanan sehari-hari dalam keluarga di RT 25 RW 09 lingkungan Tirtoudan
kelurahan Tosaren. Jurnal EduHealth [Internet]. 2013 Sep [cited 2020 Dec
26];3(2):98. Available from: 245223-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-
0c1812a1.pdf (neliti.com)
17. Anindita P. Hubungan tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga, kecukupan
protein dan zinc dengan Stunting (pendek) pada balita usia6-35 bulan di Kecamatan
Tembalang kota Semarang. Jurnal kesehatan masyarakat [Internet]. 2012 [cited 2021
Mei 26]; 1(2): 617-626. Available from: http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
18. Irnani H, Sinaga T. Pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan, praktik gizi
seimbang dan status gizi pada anak sekolah dasar. Journal of nutrition [Internet].
2017[cited2021mei26];6(1):60-
64.Availablefrom:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/17757
32

19. Susanti R. Indriati G. Utomo W. Hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan
status gizi anak usia 1-3 tahun. JOM PSIK [Internet]. 2014 [cited 2021 Mei 26]; 1(2):
3-5. Available from: https://www.neliti.com/publications/187452/hubungan-
pengetahuan-ibu-tentang-gizi-dengan-status-gizi-anaka-usia-1-3-tahun
20. Nilakesuma A, Jurnalis YD, Rusdji SR. Hubungan status gizi bayi dengan pemberian
ASI ekslusif, tingkat pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga di wilayahkerja
Puskesmas Padang Pasir. Jurnal kesehatan andalas [Internet]. 2015
[cited2021Mei26];4(1):38-
40.Availablefrom:http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/184
21. Faridi A, Wardani EN. Hubungan pengetahuan ibu 1000 HP, pola asuh, dan pola
makan dengan status gizi bayi 6-24 bulan [Internet]. 2020 [cited 2021 Mei26];
4(2):151-4
22. Rahmawati W, Wirawan NN, Wilujeng CS, Fadhilah E, Nugroho FA, Habibie IY, et
al. Indo Jour of human nutrition [Internal]. 2016 [cited2021 Mei26];3(1):22-
5.Availablefrom: https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/140
23. Munthofiah S. Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dengan status
gizi anak balita [Internet]. 2008 [cited 2021 May 26]. Available from:
https://core.ac.uk/download/pdf/12349302.pdf
33

LAMPIRAN

Lampiran 1. Keterangan Lolos Kaji Etik


34

Lampiran 2. Surat Permohonan Izin Pengambilan Data


35

Lampiran 3. Surat Selesai Penelitian Puskesmas Majaran


36

Lampiran 4. Informed consent

Tanggal
:…/…/2021
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON REPONDEN

Selamat pagi/siang/sore
Dengan Hormat,

Perkenalkan saya Samuel C. G. I. Kwando mahasiswa Fakultas Kedokteran


Universitas Papua. Pada saat ini saya akan melakukan penelitian yang berjudul “
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terkait 1000 HPK Terhadap Status Gizi Anak
di Wilayah Kerja Puskesmas Majaran”. Penelitian ini bertujuan untuk melihat dan
mengetahui apakah terdapat hubungan pengetahuan ibu terkait 1000 HPK dengan
status gizi anak 0-24 bulan di wilayah kerja puskesmas Majaran, serta penelitian ini
juga dilakukan sebagai persyaratan kelulusan bagi peneliti. Data yang akan diambil
oleh peneliti berupa kuesioner yang akan di isi oleh responden yang telah bersedia,
dan data dari buku KMS (Kartu Menuju Sehat).
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
dapat menjadi sumber informasi bagi masyarakat. Pada penelitian ini peneliti akan
memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden, dan diharapkan
partisipasi dan kesediaan ibu-ibu agar dapat meluangkan waktu untuk menjadi
responden dalam penelitian ini. Jika ibu bersedia menjadi responden dimohon
kesediaanya untuk menandatagani lembar persetujuan di bawah ini. Semua data
yang berkaitan dengan identitas, hasil kuesioner, dan data dari buku KMS akan
peneliti rahasiakan.
Demikian informasi yang dapat peneliti sampaikan. Atas perhatiannya saya ucapkan
terimakasih
37

Lampiran 5

Tanggal :…/…/2020
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed consent)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Alamat :
Umur :
No. HP :
Menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dari:
Nama : Samuel C. G. I. Kwando
NIM : 201670016
Fakultas : Fakultas Kedokteran Universitas Papua
Dengan judul penelitian ”Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terkait 1000 HPK
Terhadap Status Gizi Anak di Wilayah Kerja Puskemas Majaran”.
Semua penjelasan mengenai penelitian ini telah disampaikan dan telah
dijelaskan kepada saya. Saya telah memahami maksud penelitian ini, dan saya juga
diberikan hak untuk bertanya serta membicarakan penelitian ini dengan peneliti
terkait memahami maksud, risiko, dan prosedur penelitian ini. Demikian pernyataan
persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab untuk
menjadi responden penelitian ini.
Sorong ,....../......./2021

Peneliti Yang membuat pernyataan

Samuel C. G. I.Kwando Nama lengkap


38

Lampiran 6. Kuesioner

No. Sampel :

KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terkait 1000 Hari Pertama Kehidupan
Terhadap Status Gizi Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Majaran

1. Nama Responden :
2. Tanggal Pengambilan :
3. Karakteristik Responden :
Usia :
Pendidikan :
Perkerjaan :
4. Karakteristik Baduta
Usia :
Jenis Kelamin :
5. Status Gizi Baduta
Berat Badan :
Tinggi/Panjang Badan :

KUESIONER PENGETAHUAN IBU PADA 1000 HPK


1. Seribu hari pertama kehidupan (HPK) adalah....
a. Kehidupan mulai dari masa kehamilan hingga melahirkan
b. Kehidupan mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia dua tahun
c. Kehidupan mulai dari masa kehamilan hingga anak berusia 5 tahun
2. Kebutuhan gizi saat hamil sebaiknya:
a. Sama seperti sebelum hamil
b. Meningkat selama hamil
c. Menurun pada saat hamil
39

3. Makanan sehari-hari ibu hamil sebaiknya terdiri dari


a. Makanan pokok (contoh nasi), lauk, sayuran, dan buah-buahan beserta camilan
antara jam makan
b. Makanan pokok (contoh nasi), lauk, sayuran, buah-buahan dan ditambah minum
susu atau produk olahannya.
c. Makanan pokok (contoh nasi), lauk, sayuran, buah-buahan dan ditambah minum
susu beserta camilan antara jam makan.
4. Pertambahan berat badan ibu hamil yang normal adalah:
a. 5-6 Kg
b. 9-13,5 Kg
c. 20-22 Kg
5. Tujuan ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara rutin adalah
a. Untuk mempercepat proses persalinan
b. Agar rasa sakit ketika melahirkan berkurang
c. Untuk memantau kemajuan kehamilan.
6. Minimal pemeriksaan kehamilan pada ibu hamil adalah:
a. 3 kali
b. 4 kali
c. 5 kali
7. Ibu hamil dianjurkan makan makanan tinggi zat besi dan diberikan tablet tambah
darah (tablet Fe) tujuannya untuk
a. Mencegah anemia
b. Memudahkan buang air besar
c. Meningkatkan jumlah ASI
8. Tablet tambah darah yang dianjurkan dikonsumsi oleh ibu hamil ialah sebanyak:
a. 60 tablet
b. 90 tablet
c. 120 tablet
40

9. Saat pertama kali bayi lahir, maka yang sebaiknya dilakukan ibu kepada bayi
adalah...
a. Melakukan inisiasi menyusui dini
b. Memandikan bayi
c. Memberikan susu formula
10. Cairan ASI yang pertama kali keluar setelah melahirkan disebut dengan...
a. ASI transisi
b. Kolostrum
c. ASI matur
11. Cairan ASI berwarna kekuningan yang pertama kali keluar setelah melahirkan
sebaiknya...
a. Dibuang karena beda dari ASI biasanya
b. Diberikan kepada bayi karena berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh
c. Dibuang karena tidak baik untuk kesehatan bayi
12. ASI eksklusif adalah...
a. Memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan saat bayi usia 0-6 bulan
b. Memberikan ASI dan bubur lembek saat bayi usia 0-6 bulan
c. Memberikan ASI dan susu formula sampai anak usia 2 tahun
13. Manfaat pemberian ASI bagi ibu adalah...
a. Mempercepat kesuburan setelah melahirkan
b. Mempercepat kehamilan berikutnya
c. Menunda kehamilan berikutnya

14. Manfaat ASI bagi bayi adalah...


a. Membuat bayi gemuk
b. Membuat bayi kenyang dan tidak rewel
c. Meningkatkan daya tahan tubuh dan tumbuh kembang bayi
41

15. Apa akibatnya jika bayi diberikan makanan selain ASI sebelum waktunya?
a. Tidak apa-apa diberikan asal bayi tidak rewel
b. Anak jadi sering mencret karena pencernaanya terganggu
c. Anak jadi sering nangis
16. Kapan sebaiknya berat badan anak ditimbang?
a. 1-2 bulan sekali
b. 3-6 bulan sekali
c. Kapan saja jika ada waktu
17. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah...
a. Makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga
b. Makanan pengganti ASI
c. Makanan yang diberikan saat bayi usia kurang dari 6 bulan
18. MP-ASI sebaiknya diberikan sejak...
a. Usia bayi 3 bulan
b. Usia bayi 6 bulan
c. Usia bayi 12 bulan
19. Mengapa anak perlu diberi imunisasi?
a. Karena sudah dijadwalkan dari posyandu
b. Karena dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak
c. Karena anak dapat sembuh dari segala penyakit
20. Yang termasuk 5 imunisasi dasar lengkap adalah
a. BCG
b. Campak
c. Benar semua
21. Sedangkan kapsul vitamin A merah diberikan kepada anak berusia?
a. 1-3 bulan
b. 6-11 bulan
c. 12-59 bulan
42

22. Sampai usia berapa bayi dianjurkan tetap diberi ASI?


a. ASI dihentikan setelah pemberian ASI eksklusif
b. 1 tahun
c. 2 tahun
23. Cara menilai anak yang cukup gizinya adalah
a. Anak terlihat gemuk, lucu dan montok
b. Anak terlihat aktif dan banyak makan
c. Berat badan anak berada di atas garis merah pada KMS
43

Lampiran 7. Hasil uji statistik dan Validasi

Correlations
Pengetahuan Status Gizi
Ibu tentang Anak
1000 HPK

Spearman's rho Pengetahuan Ibu tentang Correlation Coefficient 1.000 .072


1000 HPK Sig. (2-tailed) . .360

N 165 165

Status Gizi Anak Correlation Coefficient .072 1.000

Sig. (2-tailed) .360 .

N 165 165

Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
0,789 23

Anda mungkin juga menyukai