2021
Oleh
Samuel C. G. I. Kwando
Oleh
Samuel C. G. I. Kwando
i
HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TERKAIT 1000 HARI PERTAMA
KEHIDUPAN TERHADAP STATUS GIZI ANAK DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS MAJARAN
Oleh
Samuel C. G. I. Kwando
201670016
Skripsi
Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Kedokteran
Pada
ii
iii
HALAMAN PENGESAHAN
iv
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan YME, atas berkat kasih dan
karunianya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini
dilakukan untuk memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Kedokteran,
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Papua. Oleh karena
itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Dr. Sepus M. Fatem, S.Hut. M.Sc, selaku Dekan Fakultas Kedokteran Universitas
Papua yang telah memberikan kesempatan kepada penulis.
2. dr. Nurasi Lidya E. Marpaung, M. Biomed, AIFO-K, selaku penaggung jawab
modul yang telah membantu terlaksananya kegiatan penelitian ini.
3. Atira Tilik Mayor, S.ST,M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran.
4. dr. Soraya S. Pasulu, Sp.A selaku dosen pembimbing yang telah menyediakan
waktu untuk membimbing penulis dengan penuh kesabaran.
5. Dosen dan para staf Fakultas Kedokteran Universitas Papua yang telah memberikan
kesempatan, saran dan motivasi, serta ilmu kepada peneliti.
6. Pihak puskesmas yang telah bersedia memberikan izin dan turut membantu selama
proses penelitian.
7. Orang tua serta keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan baik moral
maupun material, serta motivasi-motivasi kepada penulis.
8. Teman-teman dekat serta rekan-rekan FK UNIPA angkatan 2016 (Muth, Dani,
Khoir, Dewa, Natasyah, Annisa, Astri) yang telah memberikan dukungan, dan
bantuan pada penulis.
9. Semua pihak yang terlibat dan yang telah membantu penulis yang tidak dapat
dituliskan satu per satu.
Akhir kata penulis berharap semoga Tuhan YME memberkati, serta membalas setiap
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga penelitian ini dapat menjadi
berkat tersendiri bagi masyarakat, peneliti, dan bagi perkembangan ilmu pengetahuan.
Sorong, 3 Juni 2021
Penulis
v
HALAMAN PERNYATAAN DAN PUBLIKASI
TUGAS AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
vi
ABSTRAK
viii
DAFTAR ISI
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi Status Gizi Berdasarkan Rujukan Baku WHO-NCH ................................ 6
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Terkait 1000 HPK .......................................... 22
Tabel 4.5 Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terkait 1000 HPK Terhadap Status Gizi
(BB/TB) ....................................................................................................................................... 23
xii
DAFTAR SKEMA
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
xiv
DAFTAR SINGKATAN
SD : Sekolah Dasar
xv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.4. Hipotesis
Adanya hubungan antara tingkat pengetahuan ibu terkait 1000 kehidupan terhadap
status gizi anak di wilayah kerja puskesmas Majaran.
- Pemeriksaan klinis
Pada penilaian status gizi menggunakan metode ini dapat dibagi menjadi dua
metode yaitu riwayat medis dan pemeriksaan fisik. Riwayat medis
merupakan catatan mengenai perkembangan suatu penyakit, dan pada
pemeriksaan fisik dilakukan pemeriksaan dari kepala sampai ujung kaki
untuk mengetahui tanda dan gejala permasalahan gizi. 12
- Biofisik
Pada penilaian status gizi menggunakan metode ini yang akan kita nilai
adalah melihat kemampuan fungsi jaringan dan perubahan struktur dari
individu tersebut. Pada tes kemampuan fungsi jaringan meliputi kemapuan
kerja dan energi, serta adaptasi sikap. Sedangkan pada tes perubahan
struktur dapat dilihat secara klinis tentang perubahan struktur, seperti
pengerasan kuku, pertumbuhan rambut, dan lainya.12
b. Penilaian tidak langsung
- Survei konsumsi makanan
Metode penilaian status gizi ini dapat menentukan status gizi perorangan
atau kelompok, yang dimana dari survei ini dimaksudkan untuk mengetahui
kebiasaan makan, kecukupan bahan makanan dan zat gizi. 12
- Statistik vital
Merupakan salah satu metode untuk penilaian status gizi yang dilakukan
dengan cara menganalisis statistik kesehatan di suatu wilayah. Yang dimana
kita dapat melihat indikator secara tidak langsung mengenai pengukuran
status gizi masyarakat. Beberapa statistik yang berhubungan dengan status
gizi meliputi angka kesakitan, angka kematian, pelayanan kesehatan, dan
penyakit infeksi yang berhubungan dengan status gizi.12
8
yang buruk selama kehamilan akan mempengaruhi luaran bayi yang dilahirkan.
Kekurangan gizi pada ibu hamil dapat berdampak buruk bagi ibu dan janin, masalah
yang biasa terjadi adalah bayi lahir dengan keadaan prematur, anemia pada ibu,
penurunan sistem imun, terjadi kesulitan saat persalinan. 11,12
Setelah melewati fase kehamilan selanjutnya akan masuk kedalam masa 0 hari
sampai 6 bulan, dalam priode ini ASI eksklusif sangat berperan penting karena
menjadi makanan tunggal terbaik untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi, serta
terdapat antibodi yang terdapat di dalam ASI yang akan melindungi bayi dari
infeksi dan penyakit.11 Setelah bayi berusia 6 bulan ASI hanya mampu memenuhi
60% kebutuhan nutrisi, oleh karena itu bayi memerlukan tambahan nutrisi. MP-ASI
merupakan tambahan yang di perlukan untuk bayi berusia 6 bulan sampai 2 tahun,
MP-ASI dan ASI harus diberikan sampai bayi berusia 2 tahun. MP-ASI harus
mencakup semua zat gizi yang diperlukan oleh bayi. Sehingga penting untuk
memperhatikan asupan gizi yang sesuai, adapun dampak dari kekurangan dan
kelebihan asupan gizi:11,12
a. Kurangnya asupan gizi
1. Pertumbuhan
Kurangnya asupan gizi yang baik pada masa pertumbuhan akan
menyebabkan seorang anak tidak dapat tumbuh secara optimal, terjadinya
pembentukan otot yang terhambat.11
2. Produksi tenaga
Asupan makanan bergizi sangat penting sebagai sumber tenaga, sehingga
bila terjadi kekurangan asupan dapat menyebabkan kekurangan tenaga untuk
beraktivitas. Individu tersebut akan kurang produktiv, cepat merasa lelah,
dan menjadi malas.11,12
3. Daya tahan tubuh
Asupan mempengaruhi sistem atau daya tahan tubuh juga, dimana protein
dapat berperan sebagai pembentukan antibodi. Menurut WHO tahun 2002
dikatakan bahwa 54% gizi kurang berperan atas kematian bayi dan balita,
10
dari sini saja sudah dapat dibayangkan betapa pentingnya asupan gizi yang
kita konsumsi dalam membentuk imunitas kita. 11
4. Struktur dan fungsi otak
Kurangnya asupan gizi pada waktu janin dan usia balita sangat
berpengaruh terhadap pertumbuhan otak (sel-sel tidak dapat berkembang),
sehingga dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan
struktur dan fungsional otak.11 Otak manusia mengalami perubahan
struktural dan fungsional antara minggu ke 24 sampai minggu ke 42 setelah
konsepsi, kemudian akan berlanjut sampai usia 2 atau 3 tahun (pertumbuhan
yang optimal). Kurangnya asupan gizi akan menyebabkan terganggunya
fungsi otak secara permanen, sehingga kemampuan berpikir menjadi
menurun.11
5. Gangguan perilaku
Kekurangan gizi akan menyebabkan seseorang anak memiliki perilaku
yang kurang tenang, cengeng, dan pada stadium lanjut dapat menyebabkan
timbulnya sifat apatis. Kelebihan asupan gizi asupan gizi yang berlebihan
akan menyebabkan obesitas dan dapat menjadi faktor risiko terjadinya
penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes melitus, jantung koroner,
kanker, dan lainnya.11,12
b. Kelebihan asupan gizi
Asupan gizi yang berlebihan akan menyebabkan obesitas dan dapat
menjadi faktor risiko terjadinya penyakit degeneratif seperti hipertensi, diabetes
melitus, jantung koroner, kanker, dan lainnya.11
2.3. Pengetahuan
untuk mengenal, mencegah, dan mengatasi masalah gizi dari setiap anggota
keluarga.4Oleh karena itu pengetahuan sangat dibutuhkan ibu dalam mengatur dan
membina anak-anaknya agar dapat memiliki status gizi yang baik.
Pengetahuan adalah sesuatu yang didapatkan dari keinginantahuan terhadap
suatu objek setelah individu tersebut melakukan pengindraan. Pengindraan berupa
penglihatan, pendegaran, penciuman, perasa, dan peraba, menurut Notoatmodjo
indra utama yang berperan sebagi sumber pengetahuan adalah pengelihatan dan
pendegaran. Menurut penelitian yang dilakukan Rogers tahun 1974 dikatakan
bahwa pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam
membentuk tindakan seseorang.14
d. Analisis
Pada tahap pengetahuan ini seseorang mampu untuk menjabarkan suatu objek
atau materi, dan mencari hubungan didalam suatu objek-objek yang masih
memiliki sistem yang sama.14
e. Sintesis
Sintesis dapat diartikan mengenai suatu kemampuan yang dimiliki oleh sesorang
untuk menggabungkan dan merangkumkan setiap pengetahuan atau objek-objek
menjadi sesuatu yang baru.14
f. Evaluasi
Merupakan suatu kemampuan untuk menilai suatu objek atau suatu individu
berdasarkan kriteria yang sudah ditetapkan.14
subjek
Keterangan:
n = Jumlah sampel
N = Besar populasi (jumlah anak usia 0-24 bulan di wilayah kerja
puskesmas Majaran)
d = Presisi terhadap populasi (5%)
Dari perhitungan sampel tersebut didapatkan hasil jumlah sampel minimal
sebanyak 141 subjek.
5. Analisis data
a. Analisis univariat
Analisis ini digunakan untuk mengambarkan tingkat pengetahuan ibu
terkait 1000 HPK terhadap status gizi anak di wilayah kerja Puskesmas
Majaran.
b. Analisis bivariat
Analisis ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel
yaitu tingkat pengetahuan ibu terkait 1000 HPK dengan status gizi anak
di wilayah kerja puskesmas Majaran. Analisis ini menggunakan teknik
korelasi Spearman
a. Tidak tamat
SD/ sederajat
b. Tamat Ordinal
Tingkat Pendidikan formal yang telah Kuesioner
SD/sederajat
pendidikan dicapai
c. Tamat
SMP/sederajat
d. Tamat
SMA/sederaja
t
e. Tamat
sarjana/diplom
a
Tingkat pendidikan
Tidak tamat SD/sederajat 1 0.61
Tamat SD/ sederajat 19 11.51
Tamat SMP/sederajat 39 23.64
Tamat SMA/sederajat 80 48.48
Tamat PT 26 15.76
22
Jenis Kelamin
Laki-laki 84 50.91
Perempuan 81 49.09
Berdasarkan data karakteristik baduta diatas, terdapat 165 baduta yang menjadi
sampel dalam penelitian ini. Dan paling banyak berjenis kelamin laki-laki (84)
dibandingkan yang berjenis kelamin perempuan (81).
Berdasarkan data diatas dapat diketahui bahwa Baduta yang memiliki status gizi
tidak normal berjumlah 24 (14,5%), sedangkan Baduta yang memiliki status gizi yang
normal berjumlah 141 (85,4%).
4.4.1 Hubungan tingkat pengetahuan ibu terkait 1000HPK terhadap status gizi
(BB/TB)
Tabel 4.5 Hubungan tingkat pengetahuan ibu terkait 1000HPK terhadap status gizi
(BB/TB)
Status Gizi (BB/TB)
Tingkat pengetahuan Nilai p*
Tidak Normal Normal
Kurang 7 15
Cukup 8 75 0.072
Baik 9 51
24
5.1.Status Gizi
Status gizi merupakan suatu kunci untuk menciptakan sumber daya manusia yang
berkualitas dimasa yang akan datang.9,16 Pembentukan kecerdasan saat usia dini sangat
dipengaruhi oleh asupan zat gizi yang diberikan kepada anak. Kekurangan asupan gizi
biasanya juga dikaitkan dengan kurangnya pemberian vitamin dan mineral yang
berhubungan dengan mikronutrien tertentu, hal-hal ini bisa menyebabkan
meningkatnya resiko ancaman penyakit infeksi. Hasil penelitian pada tabel 4.3.2
menunjukan bahwa terdapat 141 (85,4%) anak dengan status gizi normal, namun masih
terdapat 24 (14,5%) anak yang memiliki status gizi yang buruk.
Dari hasil tersebut dapat diketahui bahwa di wilayah kerja Puskesmas Majaran
memang masih terdapat anak-anak yang memiliki status gizi yang buruk. Hasil ini
sejalan dengan profil kesehatan Papua Barat yang tercantum dalam isu pokok,
dikatakan bahwa permasalahan mengenai gizi masih belum teratasi secara menyeluruh
dan prevalensi gizi kurang dan gizi buruk masih cukup tinggi. Walaupun dapat
dikatakan dari data Riskesdas tahun 2013-2018 Papua Barat sudah mengalami
penurunan presntase gizi buruk dan gizi kurang.5
Masalah gizi pada dasarnya merupakan masalah kesehatan yang
penaggulangannya tidak dapat hanya dilakukan dengan pendekatan medis saja,
sehingga perlu dilakukan penindakan yang melibatkan berbagai sektor yang terkait. 16,17
22 orang , ibu-ibu yang memiliki pengetahuan cukup berjumlah 83 orang dan menjadi
yang terbanyak diantara pengetahuan kurang dan, sedangkan ibu-ibu yang
berpengetahuan baik berjumlah 60 orang
Dari hasil penelitian ini didapatkan pengetahuan cukup merupakan tingkat
pengetahuan terbanyak (50,3%) mengenai 1000 HPK, hal ini sama dengan penelitian
yang dilakukan Iihafatul hawadah mengenai Hubungan antara pengetahuan dan sikap
ibu tentang 1000 hari pertama kehidupan dengan status gizi baduta di Kecamatan
Mayang Kabupaten Jember.12
Tingkat pengetahuan ibu ini merupakan salah satu faktor penting dalam upaya
pertumbuhan dan perkembangan usia dini, dikarenakan pengolahan makanan dan
nutrisi anak sebagian besar dikontrol oleh ibu. 18 Pengetahuan dalam pemberian ASI
juga merupakan faktor penting bagi pertumbuhan dan perkembangan anak, kandungan
ASI juga menggandung zat kekebalan tubuh yang akan melindungi dari berbagai jenis
penyakit yang akan menghambat pertumbuhan anak tersebut. 19,20
merawat dan mengasuh anaknya. Namun dari hasil penelitian ini masih didapatkan 24
anak yang memiliki status gizi tidak normal. 15
Hasil yang didapatkan adalah P-value 0,072> α 0,05 , sehingga dapat disimpulkan
bahwa dengan tingkat signifikasi 5% tidak terdapat cukup bukti untuk menyatakan
bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu terkait 1000 HPK
terhadap status gizi anak di wilayah kerja Puskesmas Majaran.
Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan penelitian yang dilakukan oleh Dhira
dkk tentang Hubungan perilaku ibu tentang 1000 HPK dengan status gizi Baduta di
Gampong Mibo Kecamatan Banda Raya Banda Aceh. Pada penelitian ini didapatkan
hasil yang signifikan antara hubungan pengetahuan tentang 1000 HPK terhadap status
gizi baduta.8
Namun hasil penelitian yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas Majaran
sejalan dengan penelitian oleh Ahmad faridi mengenai Hubungan pengetahuan ibu
1000 HPK, pola asuh dan pola makan dengan status gizi bayi 6-24 bulan, menunjukan
hasil yang tidak signifikan antara pengetahuan 1000 HPK terhadap status gizi anak.
hasil penelitian ini menunjukan P-value 0,158 > 0,05.21 Hasil penelitian ini juga sejalan
dengan penelitian yang dilakukan Iihafatul hawadah mengenai Hubungan antara
pengetahuan dan sikap ibu tentang 1000 HPK dengan status gizi baduta di Kecamatan
Mayang Kabupaten Jember, pada penelitian yang dilakukan Iihafatul hawadah tidak
terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan ibu dengan status gizi baduta,
dengan hasil penelitian P-value 0,145< α 0,05.9 Hasil tidak signifikan juga didapatkan
dari penelitian Haris dkk yang menyatakan tidak adanya hubungan antara pegetahuan
ibu terkait 1000 HPK terhadap status gizi anak.21
Oleh karena perbedaan-perbedaan ini dapat terjadi dikarenakan terdapat beberapa
faktor yang mempengaruhi status gizi seperti pola makan, infeksi penyakit, tingkat
pendidikan orang tua, pengetahuan mengenai gizi, dan status ekonomi. Perlu dipahami
bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu, yang terjadi ketika individu tersebut
berintraksi dengan sesuatu yang dialaminya. Pengetahuan atau kognitis merupakan
domain yang sangat penting untuk terbentuknya suatu tindakan seseorang. 9, 22, 23
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang telah didapatkan, dapat disimpulkan bahwa;
1. Masih terdapat anak dengan status gizi tidak normal di wilayah kerja
Puskesmas Majaran yaitu berjumlah 24 (14,5%) anak dan terdapat 141 (85,4%)
anak dengan status gizi normal.
2. Masih terdapat ibu yang memiliki pengetahuan kurang yaitu berjumlah 22
orang (13,3%), ibu dengan pegetahuan cukup berjumlah 83 orang (50,3%), dan
ibu yang berpengetahuan baik berjumlah 60 orang (36,3%)
3. Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara pengetahuan ibu terkait 1000
HPK terhadap status gizi anak diwilayah kerja puskesmas Majaran dengan nilai
(p=0,072> α(0,05)).
6.2. Saran
1. Diaharapkan pihak Puskesmas terus melakukan pelayanan-pelayanan yang
bersifat edukatif mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak-anak usia
dini.
2. Diharapkan bahwa ibu-ibu yang memiliki anak usia 0-24 bulan lebih
memperhatikan mengenai perkembangan dan pertumbuhan anak.
3. Diaharapkan pihak keluarga bukan hanya ibu, ikut membantu memantau status
gizi anak.
29
DAFTAR PUSTAKA
1. Kementerian pendidikan dan kebudayaan. Modul pendidikan keluarga pada 1000 hari
pertama kehidupan (HPK) : pelatihaan calon pelatih (PCP) penyelenggaraan
pendidikan keluarga. Place unknown: kementerian pendidikan dan kebudayaan; 2019.
Hal. 2-15.
2. World Health Organization. Guideline updates on the management of severe acute
malnutrition in infants and children [Internet]. [place unknown]: WHO; 2013 [20s0
DEC 25]. Available from: https://www.who.int/publications/i/item/9789241506328
3. Kementerian kesehatan Republik Indonesia. Profil kesehatan Indonesia tahun 2019.
Jakarta: kementerian kesehatan Republik Indonesia; 2020. Hal. 1-2, 136-43.
4. Kementerian kesehatan Republik Indonesia. Hasil riskesdas 2018. Jakarta:
kementerian kesehatan badan penelitian dan pengembangan kesehatan; 2019. Hal. 6-
13.
5. Kementerian kesehatan Republik Indonesia. Keluarga sehat idamanku kota sehat
kotaku. Place unknown: kementerian kesehatan Republik Indonesia. Hal. 1-18.
6. Dinas kesehatan provinsi Papua Barat. Profil kesehatan provinsi Papua Barat 2017.
Papua Barat: Dinas kesehatan Provinsi Papua Barat; 2017. Hal. 36-90.
7. Munthofiah S. Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dengan status
gizi anak balita [Internet]. Surakarta: Universitas Sebelas Maret; 2008 [cited 2020
Dec 27]. Available from: https://core.ac.uk/download/pdf/12349302.pdf
8. Dhirah UH, Rosdiana E, Anwar C, Marniati. Hubungan perilaku ibu tentang 1000
hari pertama kehidupan dengan status gizi baduta di gampong mibo kecamatan Bnda
Raya Banda Aceh.journal of healthcare technology an medicine [Internet]. 2020 April
1 [cited 2020 Dec 25];6(1):551-8. Available from:
https://jurnal.uui.ac.id/index.php/JHTM/article/download/872/442
9. Hawadah I. Hubungan antara pengetahuan dan sikap ibu tentang 1000 hari pertama
kehidupan dengan status gizi baduta di kecamatan Mayang Kabupaten Jember
[Internet]. Place unknown: Universitas Jember; 2019 [cited 2020 Dec 27]. Available
from: https://repository.unej.ac.id/handle/123456789/98034
31
10. Puskesmas Majaran. Profil puskesmas Majaran tahun 2019. Puskesmas Majaran;
2019. Hal. 1,4,17-8.
11. Septikasari M. Status gizi anak dan faktor yang mempengaruhi. Edisi ke-1.
Yogyakarta: UNY Press; 2018. Hal 5-18.
12. Harjatmo TP, Par’i HM, Wiyono S. penilaian status gizi. Cetakan pertama. Jakarta:
kementerian kesehatan Republik Indonesia; 2017. Hal. 3-22.
13. Mardalena I, Suryani E. Ilmu gizi. Cetakan pertama. Jakarta selatan: kementerian
kesehatan; 2016. Hal 32-6.
14. Wawan A, Dewi M. Teori dan pengukuran pengetahuan, sikap, dan perilaku manusia.
Yogyakarta: Nuha Medika; 2011. Hal.11-8.
15. Mubasyiroh L, Aya ZC. Hubungan perilaku ibu dalam pemenuhan gizi pada anak
1000 hari pertama kehidupan/Golden period dengan status gizi balita di desa
Sitanggal kecamatan Larangan kabupaten Brebes tahun 2018. Jurnal kesehatan
Bhakti Husada [Internet]. 2018 Jun [cited 2020 Dec 26];9(1):21-2. Available from:
295153-hubungan-perilaku-ibu-dalam-pemenuhan-gi-c4e5c832.pdf (neliti.com)
16. Wardani R, Prianggajati Y. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu dalam
memilih makanan sehari-hari dalam keluarga di RT 25 RW 09 lingkungan Tirtoudan
kelurahan Tosaren. Jurnal EduHealth [Internet]. 2013 Sep [cited 2020 Dec
26];3(2):98. Available from: 245223-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-perilaku-
0c1812a1.pdf (neliti.com)
17. Anindita P. Hubungan tingkat pendidikan ibu, pendapatan keluarga, kecukupan
protein dan zinc dengan Stunting (pendek) pada balita usia6-35 bulan di Kecamatan
Tembalang kota Semarang. Jurnal kesehatan masyarakat [Internet]. 2012 [cited 2021
Mei 26]; 1(2): 617-626. Available from: http://ejournals1.undip.ac.id/index.php/jkm
18. Irnani H, Sinaga T. Pengaruh pendidikan gizi terhadap pengetahuan, praktik gizi
seimbang dan status gizi pada anak sekolah dasar. Journal of nutrition [Internet].
2017[cited2021mei26];6(1):60-
64.Availablefrom:https://ejournal.undip.ac.id/index.php/jgi/article/view/17757
32
19. Susanti R. Indriati G. Utomo W. Hubungan pengetahuan ibu tentang gizi dengan
status gizi anak usia 1-3 tahun. JOM PSIK [Internet]. 2014 [cited 2021 Mei 26]; 1(2):
3-5. Available from: https://www.neliti.com/publications/187452/hubungan-
pengetahuan-ibu-tentang-gizi-dengan-status-gizi-anaka-usia-1-3-tahun
20. Nilakesuma A, Jurnalis YD, Rusdji SR. Hubungan status gizi bayi dengan pemberian
ASI ekslusif, tingkat pendidikan ibu dan status ekonomi keluarga di wilayahkerja
Puskesmas Padang Pasir. Jurnal kesehatan andalas [Internet]. 2015
[cited2021Mei26];4(1):38-
40.Availablefrom:http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/view/184
21. Faridi A, Wardani EN. Hubungan pengetahuan ibu 1000 HP, pola asuh, dan pola
makan dengan status gizi bayi 6-24 bulan [Internet]. 2020 [cited 2021 Mei26];
4(2):151-4
22. Rahmawati W, Wirawan NN, Wilujeng CS, Fadhilah E, Nugroho FA, Habibie IY, et
al. Indo Jour of human nutrition [Internal]. 2016 [cited2021 Mei26];3(1):22-
5.Availablefrom: https://ijhn.ub.ac.id/index.php/ijhn/article/view/140
23. Munthofiah S. Hubungan antara pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu dengan status
gizi anak balita [Internet]. 2008 [cited 2021 May 26]. Available from:
https://core.ac.uk/download/pdf/12349302.pdf
33
LAMPIRAN
Tanggal
:…/…/2021
LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON REPONDEN
Selamat pagi/siang/sore
Dengan Hormat,
Lampiran 5
Tanggal :…/…/2020
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(Informed consent)
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama :
Alamat :
Umur :
No. HP :
Menyatakan bersedia untuk menjadi subjek penelitian dari:
Nama : Samuel C. G. I. Kwando
NIM : 201670016
Fakultas : Fakultas Kedokteran Universitas Papua
Dengan judul penelitian ”Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terkait 1000 HPK
Terhadap Status Gizi Anak di Wilayah Kerja Puskemas Majaran”.
Semua penjelasan mengenai penelitian ini telah disampaikan dan telah
dijelaskan kepada saya. Saya telah memahami maksud penelitian ini, dan saya juga
diberikan hak untuk bertanya serta membicarakan penelitian ini dengan peneliti
terkait memahami maksud, risiko, dan prosedur penelitian ini. Demikian pernyataan
persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan rasa tanggung jawab untuk
menjadi responden penelitian ini.
Sorong ,....../......./2021
Lampiran 6. Kuesioner
No. Sampel :
KUESIONER PENELITIAN
Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu Terkait 1000 Hari Pertama Kehidupan
Terhadap Status Gizi Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Majaran
1. Nama Responden :
2. Tanggal Pengambilan :
3. Karakteristik Responden :
Usia :
Pendidikan :
Perkerjaan :
4. Karakteristik Baduta
Usia :
Jenis Kelamin :
5. Status Gizi Baduta
Berat Badan :
Tinggi/Panjang Badan :
9. Saat pertama kali bayi lahir, maka yang sebaiknya dilakukan ibu kepada bayi
adalah...
a. Melakukan inisiasi menyusui dini
b. Memandikan bayi
c. Memberikan susu formula
10. Cairan ASI yang pertama kali keluar setelah melahirkan disebut dengan...
a. ASI transisi
b. Kolostrum
c. ASI matur
11. Cairan ASI berwarna kekuningan yang pertama kali keluar setelah melahirkan
sebaiknya...
a. Dibuang karena beda dari ASI biasanya
b. Diberikan kepada bayi karena berguna untuk meningkatkan daya tahan tubuh
c. Dibuang karena tidak baik untuk kesehatan bayi
12. ASI eksklusif adalah...
a. Memberikan ASI saja tanpa makanan tambahan saat bayi usia 0-6 bulan
b. Memberikan ASI dan bubur lembek saat bayi usia 0-6 bulan
c. Memberikan ASI dan susu formula sampai anak usia 2 tahun
13. Manfaat pemberian ASI bagi ibu adalah...
a. Mempercepat kesuburan setelah melahirkan
b. Mempercepat kehamilan berikutnya
c. Menunda kehamilan berikutnya
15. Apa akibatnya jika bayi diberikan makanan selain ASI sebelum waktunya?
a. Tidak apa-apa diberikan asal bayi tidak rewel
b. Anak jadi sering mencret karena pencernaanya terganggu
c. Anak jadi sering nangis
16. Kapan sebaiknya berat badan anak ditimbang?
a. 1-2 bulan sekali
b. 3-6 bulan sekali
c. Kapan saja jika ada waktu
17. Makanan pendamping ASI (MP-ASI) adalah...
a. Makanan peralihan dari ASI ke makanan keluarga
b. Makanan pengganti ASI
c. Makanan yang diberikan saat bayi usia kurang dari 6 bulan
18. MP-ASI sebaiknya diberikan sejak...
a. Usia bayi 3 bulan
b. Usia bayi 6 bulan
c. Usia bayi 12 bulan
19. Mengapa anak perlu diberi imunisasi?
a. Karena sudah dijadwalkan dari posyandu
b. Karena dapat meningkatkan kekebalan tubuh anak
c. Karena anak dapat sembuh dari segala penyakit
20. Yang termasuk 5 imunisasi dasar lengkap adalah
a. BCG
b. Campak
c. Benar semua
21. Sedangkan kapsul vitamin A merah diberikan kepada anak berusia?
a. 1-3 bulan
b. 6-11 bulan
c. 12-59 bulan
42
Correlations
Pengetahuan Status Gizi
Ibu tentang Anak
1000 HPK
N 165 165
N 165 165
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
0,789 23