Anda di halaman 1dari 81

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEPATUHAN

PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN SELAMA


KEJADIAN COVID-19 DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS PANTOLOAN

SKRIPSI

NUR FADILLAH M. DIRAN


201801121

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEPATUHAN
PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN SELAMA
KEJADIAN COVID-19 DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS PANTOLOAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi


Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

NUR FADILLAH M. DIRAN


201801121

PROGRAM STUDI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU
2022
PERNYATAAN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi berjudul Hubungan pengetahuan dan


sikap ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 Tahun
selama kejadian Covid-19 diwilayah kerja puskesmas Pantoloan adalah benar
karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumberinformasi yang
berasalataudikutipdarikarya yang diterbitkanmaupuntidakditerbitkandaripenulis
lain telahdisebutkandalamteks dan dicantumkandalam daftar
pustakadibagianakhirskripsiini

Denganinisayamenyatakanhakciptaskripsisayakepada STIKes Widya


Nusantara Palu

PaluAgustus 2022

Nur Fadillah M. Diran


201801121
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEPATUHAN
PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN SELAMA
KEJADIAN COVID-19 DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS PANTOLOAN
The relationship of knowledge and attitude of mothers with compliance with
immunization in children agen 1-2 years during the event of Covid-19 in the work
area of the Pantoloan community health center

Nur Fadillah M. Diran, Yuhana Damantalm, Maharani Farah Dhifa Dg.Masikki


Ilmu Keperawatan, Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Widya Nusantara Palu

ABSTRAK

Imunisasimereupakan salah satucara yang dilakukanuntukmemberikankekebalan


pada anak.
Imunisasimasihberperanpentingdalammelindungianakmelawanpenyakit. Tujuan
dari penelitian ini untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan dan sikap ibu
dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 tahun selama kejadian
Covid-19 diwilayah kerja puskesmas Pantoloan. Metode yang digunakan adalah
desain analitik dengan pendekatan Cross Sectional yang diarahkan untuk
mengetahui tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu terhadap kepatuhan
pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 tahun selama kejadian Covid-19
diwilayah kerja puskesmas Pantoloan. Hasil uji statistic dengan menggunakan uji
Chi-square diperoleh nilai pengetahuan ibu, p-value = 0,238 yang lebih dari α =
0,05 yang artinya tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan ibu dengan
kepatuhan pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 tahun selama kejadian Covid-
19 diwilayah kerja puskesmas Pantoloan. Untuk sikap ibu terdapat nilai p-value =
0,000 yang kurang dari α = 0,05 yang artinya ada hubungan signifikan antara
sikap ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 tahun selama
kejadian Covid-19 diwilayah kerja puskesmas Pantoloan. Kesimpulan dalam
penelitian ini adalah Pengetahuan ibu yang baik 34,2% (13 ibu), Sikap positif
63,2% (24 ibu), dan kepatuhan dalam pemberian imunisasi sebanyak 68,4% (26
ibu).

Kata kunci : Pengeatahuan, Sikap, Kepatuhan Pemberian Imunisasi


ABSTRAK
LEMBAR PERSETUJUAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN KEPATUHAN


PEMBERIAN IMUNISASI PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN SELAMA
KEJADIAN COVID-19 DIWILAYAH KERJA
PUSKESMAS PANTOLOAN

SKRIPSI

NUR FADILLAH M.DIRAN


201801121

Tanggal Agustus 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep., M.Erg Maharani Farah Dhifa Dg. Masikki, M.Si., Apt
NIK. 20110901019 NIK. 20150901054

Mengetahui,
Ketua Prodi Ners
STIKes Widya Nusantara Palu
DAFTAR ISI

Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep., M.Erg


NIK. 20110901019
PRAKATA

Puji dan syukur penulisan panjatkan kepada Allah SWT atas segala
karunia-Nya sehingga skripsi ini berhasil diselesaikan dan izinkan penulis
menghanturkan sambut sujud sedalam-dalamnya serta terima kasih dan
penghargaan yang setinggi-tingginya kepada orang tua tercinta, Ayahanda
Moh. Diran Laroni dan Ibunda Sumarni Syam, atas segala do’a, dorongan
semangat, inspirasi, serta segala bantuan baik moril maupun materialnya
selama studi yang senantiasa ikut menemani setiap mata kuliah yang penulis
jalani. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan
April 2022 sampai Agustus 2022 ini ialah “Hubungan pengetahuan dan
sikap ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 Tahun
selama kejadian Covid-19 diwilayah kerja puskesmas pantoloan”.
Dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, penulis telah banyak
menerima bimbingan, bantuan, dorongan, arahan dan do’a dari pihak. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan rasa
terimakasih kepada:
1. Ibu Widyawaty L. Situmorang, Bsc., M.Sc, selaku Ketua yayasan
STIKes Widya NusantaraPalu.
2. Bapak
Dr.TigorH.Situmorang,M.H.,M.Kes,selakuKetuaSTIKesWidyaNusantar
aPalu.
3. Ibu Ns. Yuhana Damantalm, S.Kep.,M.Erg., selaku Ketua Prodi
Keperawatan STIKes Widya Nusantara Palu, Sekaligus pembimbing I
yang telah memberikan masukan dan dukungan moral dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Maharani Farah Dhifa Dg. Masikki, M.Si.,Apt., selaku pembimbing
II yang telah memberikan bimbingan dan saran dalam perbaikan skripsi
ini.
5. Ibu Ns. Kartina Feby Lestari, S.Kep.,M.P.H., selaku penguji utama yang
telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.
6. Bapak Ishak, Amd. Kep, Terimakasih atas kerjasamanya sehingga
penelitian ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang telahditetapkan.
7. Kepada Kedua Orang tua saya yang sangat saya sayangi, Keluarga besar
serta Adik Kandung satu-satunya Fahril Rohman MD Terimakasih
bantuan Moril dan Materialnya
8. Tante, om beserta seluruh keluarga dari pihak Bapak maupun Ibu saya
yang memberi dukungan moral maupun materil selama masa
perkuliahan.
9. Terimakasih Kepada Sahabat saya dari zaman ingusan SD-Sekarang ini,
Milanti Dayang Suri, yang selalu memberi support walaupun berjauhan
(LDR) Makassar-Palu.
10. Terimakasih Kepada Teman-teman Serta Sahabat Saya Ananda Shesilia
Lambe, S.Kep,Moh Dur Sule, S.Kep, Rosdiana,S.Kep, Niluh Gabriela
S.Kep, Nilam Sari,S.Kep, Yohanes Tumewu, S.Kep, Devi Fanesa
Pakaya, S.Kep, Imroatur Rosidah, S.Kep, Rizki Amelia, S.Kep Yang
selalu memberikan semangat, motivasi serta do’a dalam penyusunan
skripsi ini.
11. Temam-teman seperjuangan angkatan XI dan Kelas IV C Keperawatan
program studi Ners STIKes Widya Nusantara Palu selalu kompak
memberikan semangat dan mitivasi selama perkuliahan.
12. Teman-temanserta Senior-senior Organisasi BEM Periode 2019-2020
dan Periode 2021-2022 Serta saudara-saudara di Karang Taruna
Pantoloan.
13. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun demi
perbaikan skripsi ini. Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi
kemajuan ilmu pengetahuan khususnya dibidang ilmu keperawatan.

Palu, Agustus 2022


Nur Fadillah M. Diran
201801121
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL/COVER
HALAMAN JUDUL SKRIPSI
HALAMAN PERNYATAAN
ABSTRAK
ABSTRACT
LEMBAR PENGESAHAN
PRAKATA
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
B. RumusanMasalah
C. TujuanPenelitian
D. ManfaatPenelitian
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. TinjauanTeori
B. KerangkaKonsep
C. Hipotesis
BAB III METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
B. Tempat Dan Waktu Penelitian
C. PopulasiDan Sampel
D. VariabelPenelitian
E. DefinisiOperasional
F. InstrumenPenelitian
G. Teknik Pengumpulan Data
H. Analisis Data
I. Bagan Alur Penelitian
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
C. KeterbatasanPenelitian
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Distribusi karakteristik responden berdasarkan usia, jenis kelamin,


pendidikan terakhir dan pekerjaan.
Tabel 4.2 Distribusi frekuensi berdasarkan pengetahuan ibu di wilayah kerja
puskesmas Pantoloan.
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi berdasarkan sikap ibu di wilayah kerja puskesmas
Pantoloan.
Tabel 4.4 Distribusi frekuensi berdasarkan kepatuhan pemberian imunisasi di
wilayah kerja puskesmas Pantoloan.
Tabel 4.5 Hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi
paada anak usia 1-2 Tahun selama kejadian Covid-19 di wilayah kerja
puskesmas Pantoloan.
Tabel 4.6 Hubungan sikap ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada anak
usia 1-2 Tahun selama kejadian Covid-19di wilayah kerja puskesmas
Pantoloan.
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka konsep


Gambar 3.1 Bagan alur penelitian
DAFTAR LAMPIRAN

1. Jadwal penelitian
2. Surat permohonan pengambilan data awal
3. Surat balasan pengambilan data awal
4. Surat permohonan penelitian
5. Permohonan menjadi responden
6. Kuesioner pengetahaun
7. Kuesioner sikap
8. Surat balasan selesai penelitian
9. Master tabel
10. Hasil Analisis SPSS
11. Dokumentasi penelitian
12. Riwayat hidup
13. Lembar bimbingan proposal skripsi
BAB I
LATAR BELAKANG

A. Latar Belakang

Pelayanan imunisasi pada masa pendemi Covid-19 dilakasanakan


sesuai kebijakan pemerintah daerah setempat, berdasarkan analisis situasi
epidemiologi penurunan Covid-19, cakupan imunisasi rutin, dan situasi
epidemiologi penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I).
Petugas kesehatan dimohon dapat memantau status imunisasi setiap
sasaran yang ada diwilayah kerjanya. Bahkan pada masa pendemi Covid-
19 yang merebak dibeberapa bagian besar negara tidak menyurutkan
semangat para petugas kesehatan untuk tetap mensosialisasikan betapa
pentinya imunisasi dan mengambil langkah-langkah penting, untuk
memastikan bahwa setiap anak yang termasuk dalam kelompok rentan
terlindungi dari penyakit berbahaya dengan imunisasi1.
Menurut World Health Organization (2019), imunisasi dan vaksinasi
adalah acara sederhana, aman, dan efektif untuk melindungi seseorang dari
penyakit berbahaya, sebelum bersentuhan dengan agen penyebab penyakit.
Sedangkan, menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 12 Tahun 2017
tentang Penyenggelaraan Imunisasi, imunisasi adalah suatu upaya untuk
menimbulkan/meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap
suatu penyakit sehingga suatu saat terpajan dengan penyakit tersebut tidak
akan sakit atau hanya mengalami sakit ringan. Vaksin mengandung virus
atau bakteri yang dimatikan atau dilemahkan, dan tidak menyebabkan
penyakit atau membuat seseorang beresiko mengalami komplikasi.
Kebanyakan vaksin diberikan melalui suntikan, tetapi beberapa diberikan
secara oral (melaui mulut) atau disemprotkan kehidung2.
Kemenkes RI pada tahun (2020), Menjelaskan cakupan imunisasi
dasar lengkap secara nasional sebesar 83,3%. Angka ini belum memenuhi
target renstra tahun yaitu sebesar 92,9%. Cakupan imunisasi pada tahun
2020 merupakan cakupan imunisasi yang terendah (waktu 2011-2020)
sebagai dampak dari adanya pendemi Covid-19. Sedangkan apabila dilihat
menurut provinsi, terdapat 6 provinsi yang dapat mencapai target renstra
tahun 2020 yaitu provinsi Bali (99,4%), Nusa Tenggara Barat (99,1%),
Jawa Tengah (98,8%), dan Jambi (83,9%). Sedangkan provinsi dengan
capaian terendah yaitu Aceh (41,8%)3.
Menurut Data Profil Dinas Kesehatan Provensi Sulawesi Tengah
Pada Tahun 2019, diukur dari cakupan imunisasi HB 0-7 Hari, BCG, DPT
Hb-Hib 1 sampai DPT Hb-Hib 3, Polio 4, dan Campak. Berdasarkan data
yang diperoleh dari dinkes Kabupaten/Kota, capaian cakupan HB 0-7 Hari
(82,2%), BCG (89,5%), DPT HB-Hib 3 (93,8%), Polio 4 (72,7%), dan
Campak (90,5%)4.
Menurut teori Achmadi, Menjelaskan bahwa Pengetahuan tentang
imunisasi sangat penting bagi ibu, terutama bagi ibu yang baru saja
melahirkan bayinya. Imunisasi merupakan pemberian vaksin pada balita
agar imunisasi tubuh balita dapat meningkat dan kebal terhadap penyakit.
Karena pada saat lahir, imunisasi dalam tubuh bayi masih sangat lemah
dan sangat mudah terserang berbagai penyakit yang bahkan tidak sedikit
yang berujung pada kematian bayi5.
Menurut teori Berkowitz Dalam Azwar, Sikap adalah evaluasi atau
reaksi perasaan, sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan
mendukung atau memihak maupun perasaan tidak mendukung atau
memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak pada
objek tersebut. Sikap ibu berhubungan dengan status imunisasi bayi. Sikap
ibu yang positif terhadap imunisasi menyebabkan ibu membawa bayinya
ke pusat pelayanan untuk mendapatkan kelengkapatan imunisasi5.
Faktor yang perlu diperhatikan dalam pemberian imunisasi yaitu
kepatuhan orang tua dalam pemberian imunisasi, Jika orang tua tidak
patuh dalam memberikan imunisasi kepada anaknya maka dapat
perpengaruh terhadap kekebalan serta kerentanan tubuh anak terhadap
suatu penyakit, sehingga pemberian imunisasi yang tepat waktu sangat
perlu agar terlindungi dari berbagai penyakit berbahaya6.
Sejak Indonesia melaporkan kasus pertama Covid-19 pada Maret
2020, Layanan imunisasi rutin telah dilakukan untuk mencegah penyakit
seperti campak, rubella, dan difteri pada anak. Menurut data yang
didapatkan vaksin esensial seperti difteri, pertusis, tetanus (DPT3),
Campak rubella (MR 1) Pada Mei 2020 turun lebih dari 35% dibandingkan
periode yang sama tahun sebelumnya1.
Masa pendemi Covid-19 seharusnya tidak menghalangi tenaga
kesehatan untuk lebih mengsosialisasikan pentingnya imunisasi dan harus
mengambil langkah-langkah penting untuk memastikan bahwa setiap anak,
kelompok rentan, terlindungi dari penyakit berbahaya dengan vaksinasi.
Dimana pendemi Covid-19 ini, imunisasi harus diselesaikan sesuai jadwal
untuk melindungi anak dari PD3I. Pelayanan imunisasi dilakukan sesuai
prinsip pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) dan menjaga jarak
aman 1-2 meter. Selama pendemi Covid-19, otoritas kesehatan harus
mengkoordinasikan dan melindungi pemerintah daerah dan layanan
imunisasi. Bukan cuman itu, tenaga kesehatan diharapkan bisa memantau
status imunisasi setiap sasaran yang ada diwilayah kerjanya3.
Agustin K (2020) menyatakan “Kepatuhan Imunisasi Dasar dan
Booster Pada Masa Pendemi Covid-19 di Posyandu Wilayah Kerja
Puskesmas Colomadu I dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa,
berdasarkan status riwayat imunisasi responden yang diteliti, sebagian
besar responden (72,5%) telah mendapatkan imunisasi lengkap sesuai
dengan usianya, namun masih ada responden (27,5%) yang belum
mendapatkan imunisasi lengkap sesuai dengan usia anak. Hal ini kerena
orang tua takut akan terjadinya penularan covid-197.”
Dari data puskesmas pantoloan yang didapatkan, jumlah anak usia 1-
2 tahun berjumlah 38 anak, dengan rincian anak usia 1 tahun berjumlah 21
anak dan usia 2 tahun berjumlah 17 anak. Pemberian imunisasi pada anak
merupakan salah satu perilaku kesehatan, terwujud tidaknya perilaku
kesehatan tersebut berhubungan dengan berbagai faktor yang meliputi
pengetahuan dan sikap ibu serta petugas kesehatan selama masa pendemi
covid-19.
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti terdapat
10 Ibu yang asli warga pantoloan sejak adanya wabah Covid-19 dengan
hasil 3 Ibu mengatakan imunisasi sangat penting untuk kekebalan tubuh
terhadap penyakit, Namun 7 Ibu mengatakan mereka merasa enggan untuk
membawa anaknya ke posyandu karena takut. Menurut ketujuh ibu
imunisasi para anak akan demam, Sebagian lagi dari ketujuh ibu itu
berpendapat bahwa tanpa imunisasi anak mereka akan tetap sehat karena
sudah diberi ASI (air susu ibu). Maka dari itu tingkat kepatuhan pada ibu
untuk melakukan imunisasi mulai menurun.
Berdasarkan hal diatas maka peneliti tertarik mengangkat judul
tentang “Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Dengan Kepatuhan
Pemberian Imunisasi Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama Kejadian Covid-
19 Diwilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian sebelumnya rumusan masalah penelitian adalah


“Apakah Ada Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kepatuhan
Pemberian Imunisasi Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama Kejadian Covid-
19 Diwilayah Kerja Puskesmas Pantoloan?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan
kepatuhan pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 tahun selama
kejadian Covid-19 diwilayah kerja puskesmas Pantoloan.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis pengetahuan ibu pada anak usia 1-2 tahun selama
kejadian Covid-19 diwilayah kerja puskesmas Pantoloan.
b. Menganalisis sikap ibu pada anak usia 1-2 tahun selama kejadian
Covid-19 diwilayah kerja puskesmas Pantoloan.
c. Menganalisis kepatuhan pemberian imunisasi pada anak usia 1-2
tahun selama kejadian Covid-19 diwilayah kerja puskesmas
Pantoloan.
d. Menganalisis adanya hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan
pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 tahun selama kejadian
Covid-19 diwilayah kerja puskesmas Pantoloan.
e. Menganalisis adanya hubungan sikap ibu dengan kepatuhan
pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 tahun selama kejadian
Covid-19 diwilayah kerja puskesmas Pantoloan.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Widya Nusantara Palu)


Penelitian ini sebagai bahan informasi di perpustakaan berupa
bahan bacaan bagi para pembaca dan sebagai reverensi untuk peneliti
selanjutnya.
2. Bagi Masyarakat
Penelitian ini dapat menambah wawasan bagi masyarakat
tentang hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kepatuhan
pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 tahun selama kejadian Covid-
19 diwilayah kerja puskesmas pantoloan.
3. Bagi Instansi Tempat Penelitian (Puskesmas Pantoloan)
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai informasi khususnya
kepada petugas kesehatan tentang pentingnya kepatuhan pemberian
imunisasi pada anak usia 1-2 tahun.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori

1. Konsep Umum Tentang Imunisasi


a. Definisi Imunisasi
Imunisasi menurut IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia)
adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara
aktif terhadap antigen, sehingga bila kelak terungkap pada antigen
serupa, tidak terjadi penyakit. Imunisasi dilakukan dengan
memberikan vaksin yang merupakan kuman penyakit yang telah
dibuat lemah kepada seseorang agar tubuh dapar membuat antibodi
sendiri terhadap kuman penyakit yang sama8.
b. Tujuan Imunisasi
Anak-anak rentan terserang penyakit berbahaya, karena tubuh
mereka belum sepenuhnya kebal. Oleh karena itu, Imunisasi
anggota keluarga yang lengkap dan teratur diperlukan untuk
mencegah penyakit berbahaya dan mematikan8.
c. Manfaat Imunisasi
1) Untuk anak,mencegah penderitaan yang disebabkan oleh
penyakit, dan kemungkinan cacat atau kematian.
2) Untuk keluarga, menghilang kecemasan dan psikologi
pengobatan bila anak sakit. Imunisasi bukan saja melindungi
keluarga, tetapi menolong untuk mengawal penyakit yang bisa
menular. Mendukung pembentukan keluarga ketika orang tua
yakin anak mereka akan memiliki masa kecil yang nyaman.
3) Untuk meningkatkan kesehatan negara, menciptakan manusia
yang kuat dan bijaksana agar negara semakin maju9.
d. Tempat Imunisasi
1) Pelayana umum (Posyandu)
2) Puskesmas, rumah bersalin, dan rumah sakit umum
3) Dokter praktek, bidan, dan rumah sakit swasta9.
e. Jenis-Jenis Imunisasi
Imunisasi yang terprogram adalah imunisasi wajib untuk
melindungi seseorang, anggota masyarakat, dan lingkungan dari
penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi. Program imunisasi
meliputi imunisasi rutin, imunisasi booster, dan imunisasi khusus.
1) Imunisasi Rutin
Imunisasi rutin adalah imunisasi yang dilakukan secara
terus menerus dan berkesinambungan yang terdiri dari
imunisasi primer diikuti dengan imunisasi imunologis.
a) Imunisasi Primer (Dasar)
Imunisasi primer adalah imunisasi pertama yang
diberikan kepada bayi sebelum anak berusia satu tahun.
Dalam hal ini, sistem kekebalan tubuh akan bekerja dengan
maksimal. Setiap bayi (0-11 bulan) harus diimunisasi
lengkap yang termasuk 1 dosis hepatitis B, 1 dosis BCG, 3
dosis DPT-HB-Hib, 4 dosis polio tetes, dan 1 dosis
campak/MR.
b) Imunisasi Lanjutan
Imunisasi diikuti dengan kegiatan untuk menjamin
perlindungan kekebalan tubuh pada anak baduta, anak usia
sekolah, dan wanita usia subur.
(1) Imunisasi Lanjutan Pada Anak Baduta
Imunisasi dilanjutkan dengan imunisasi primer
untuk menjaga kekebalan tubuh dan memperpanjang
perlindungan pada anak setelah imunisasi primer pada
usia 18 bulan 1 dosis DPT-HB-Hib dan 1 dosis
campak/MR Pada 24 bulan. Perlindungan optimal
terhadap imunisasi lebih lanjut diberikan hanya jika
anak telah menyelesaikan imunisasi lengkap.
(2) Imunisasi Anak Sekolah
Imunisasi lanjut pada anak usia sekolah dasar (SD)
Dilaksanakan sebagai bagian dari kegiatan bulan
imunisasi anak sekolah (BIAS) Yang merupakan bagian
dari keagiatan UKS. Imunisasi tersebut adalah imunisasi
campak, tetanus, dan difteri. Imunisasi ini diberikan
pada kelas 1 (Campak dan DT), Kelas 2 (Td) dan Kelas
5 (Td).
2) Imunisasi Tambahan
Imunisasi tambahan atau komplementer adalah jenis
imunisasi yang diberikan kepada kelompok usia tertentu
dengan risiko infeksi terbesar setelah studi epidemiologi.
Kegiatan imunisasi tambahan dan kegiatan imunisasi lainnya
adalah Backlog fighting, Crash program, PIN (Pekan Imunisasi
Nasional), Sub-PIN, Catch up campaign Campak dan imunisasi
dalam penanganan KLB (Outbreak Response
Immunization/ORI)4.
3) Imunisasi Khusus
Imunisasi khusus adalah imunisasi untuk melindungi
masyarakat terhadap penyakit dan kondisi tertentu. Situasi
khusus meliputi keberangkatan calon jamaah haji/umroh dan
persiapan perjalanan kenegara-negara endemik berbagai
penyakit dan kondisi umum. Jenis imunisasi khusus, antara lain
terdiri atas imunisasi meningitis meningokokus, imunisasi
demam kuning, dan imunisasi anti-rabies4.
f. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi
1) Imunisasi HB 0-7 hari (Total)
Imunisasi HB 0-7 Hari merupakan imunisasi yang
diberikan kepada bayi untuk mencegah penularan hepatitis B
pada bayi usia 0-7 hari.
2) Imunisasi BCG
Imunisasi BCG merupakan imunisasi yang diberi kepada
bayi untuk mencegah penularan penyakit TBC pada bayi
berusia 1 bulan.
3) Imunisasi DPT-HB-Hib 3
DPT-HB-Hib 3 adalah imunisasi yang ditunjukkan untuk
mencegah penularan penyakit difteri, pertusis, tetanus, hepatitis
B, Haemophilus Influenzae type B, dan meningitis pada bayi
berusia 4 bulan (dosis ke-3).
4) Imunisasi Polio 4
Imunisasi polio adalah imunisasi yang akan diberi kepada
anak-anak untuk mencegah penularan penyakit polio. Anak
usia 4 bulan (dosis ke-4) mendapatkan imunisasi polio 4.
5) Imunisasi Campak/MR
Imunisasi campak/rubella (Measles Rubella) adalah
imunisasi yang akan diberi kepada bayi untuk mencegah
penularan penyakit campak dan rubella, bayi usia 9 bulan
mendapatkan vaksin camp[ak/MR.
6) Imunisasi Dasar Lengkap
Imunisasi primer/dasar lengkap didefinisikan sebagai, bayi
yang berusia ≤1 tahun dan diimunisasi dengan HB 0-7 hari (1
dosis), BCG (1 dosis), DPT/HB/Hib (3 dosis), Polio (4 dosis)
dan campak (1 dosis) dengan catatan Kohort bayi dalam catatan
imunisasi, dan alamat yang diberikan.
7) Imunisasi DPT-HB-Hib Baduta
Imunisasi baduta merupakan imunisasi lanjutan untuk
menjaga imunitas pada anak balita, imunisasi baduta DPT-HB-
Hib diberikan dosis ke 4 dengan interval minimal setalah
imunisasi dasar (12 bulan dari DPT-HB-Hib-3) bertujuan untuk
pencegahan penularan penyakit difteri, batuk rejan, tetanus,
hepatitis B, Haemophilus Influenzae type B, dan Meningitis.
8) Imunisasi Campak/MR baduta
Imunisasi baduta merupakan imunisasi lanjutan yang
ditunjukan untuk menjaga imunitas pada anak dibawah usia
dua tahun. Imunisasi baduta campak/MR diberikan dosis ke 2
dengan interval minimal setelah imunisasi dasar (6 bulan dari
campak/MR dosis pertama) yang bertujuan untuk mencegah
penularan penyakit campak dan rubella4.
2. Konsep Umum Tentang Pengetahuan
a. Definisi Pengetahuan
Pengetahuan merupakan hasil dari “Tahu” dan ini terjadi
setelah seseorang mempresepsikan suatu objek tertentu. Persepsi
terjadi melalui panca indra manusia, sebagian besar pengetahuan
manusia diserap melalui mata dan telinga. Pengetahuan kongnitif
merupakan area penting untuk membentuk tindakan mereka (overt
behavior). Oleh karena itu, pengalaman dan penelitian ternyata
menunjukkan bahwa perilaku berbasis pengetahuan lebih bertahan
lama dari pada perilaku berbasis non-pengetahuan. Ini adalah
proses berurutan sebelum mengabdosi perilaku baru pada manusia,
yakni10:
1) Awareness (Kesadaran), ketika seseorang sadar dalam arti ia
mengetahui objek tersebut terlebih dahulu.
2) Interest (Merasa tertarik/minat), dari stimulus atau subjek
disinilah sikap subjek mulai terbentuk.
3) Evaluation (Mempertimbangkan), dimana sikap ini yang lebih
baik. Proses dimana subjek mulai melakukan sesuatu sesuai
dengan kehendak stimulus.
4) Adopsi, dimana subjek berperilaku dengan cara baru sesuai
dengan pengetahuan, persepsi dan sikapnya terhadap stimulus.
Namun, dari penelitian lebih lanjut, rogers menyimpulkan
bahwa perubahan perilaku tidak sesuai melalui tahap-tahap
diatas.
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut suleyman, tingkat pengetahuan meliputi 4 kategori,
informasi deskriptif, informasi kausal, informasi normatif dan
informasi fundamental. Informasi deskriptif adalah jenis informasi
yang tujuannya dibuat sebagai transfer atau interprestasi tidak
adanya elemen kepemilikan. Informasi kausal adalah informasi
yang memberikan jawaban tentang sebab dan akibat. Informasi
normatif adalah informasi yang selalu berkaitan dengan suatu
ukuran perilaku atau suatu aturan. Informasi dasar adalah informasi
yang menjawab pertanyaan tentang hakikat sesuatu dan dipelajari
dalam filsafat.
Sedangkan menurut Daryanto dalam Yuliana, seseorang
berpengetahuan adalah ia yang mengetahui tentang topik-topik
dengan intensitas yang berbeda dan menjelaskan bahwa ada enam
tingkatan pengetahuan, yaitu :
1) Informasi atau penegtahuan (Knowledge)
Didefinisikan untuk mengetahui kesederhanaan dari
memori, yang sangat penting untuk mengetahui fakta.
2) Pemahaman (Comprehension)
Memahami suatu topik atau hanya sekedar
mengetahuinya, bukan sekedar memberinya nama, tetapi
menjelaskan topik yang sudah dikenal dengan benar.
3) Penerapan (Application)
Penerapan didefinisikan ketika mereka yang memahami
subjek mampu menerapkan dan menerapkan prinsip-prinsip
yang sudah dikenal pada situasi lain.
4) Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan seseorang untuk
mengidentifiaksi dan memisahkan kemudian menelaah
hubungan antar komponen dalam suatu objek.
5) Sintesis (Synthesis)
Sintesis adalah kemampuan untuk membuat formula baru
dari yang sudah ada. Sintesis menunjukkan kemampuan
seseorang untuk meringkas komponen pengetahuan atau untuk
menempatkan mereka ke dalam hubungan logis.
6) Penilaian (Evaluation)
Penilaian ini adalah kemapuan seseorang untuk menilai
objek tertentu berdasarkan kriteria atau standar yang umum
dalam kumpulan individu.
c. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut fitriani dalam yuliana, faktor yang mempengaruhi
pengetahuan adalah :
1) Pendidikan
Pendidikan yang mempengaruhi proses belajar adalah
semakin tinggi pendidikan seseorang maka semakin mudah
untuk mengakses informasi. Pengetahuan tambahan tidak dapat
dicapai dalam pendidikan nonformal. Pengetahuan manusia
tentang subjek mencakup dua sisi, yaitu sisi positif dan negatif.
Kedua aspek ini menentukan sikap seseorang terhadapnya suatu
objek tertentu. Semakin banyak anda mengetahui aspek positif
dari subjek, semakin positif sikap terhadap objek. Informasi
tentang pendidikan seseorang dikumpulkan oleh orang lain dan
dari media massa. Semakin banyak informasi yang masuk,
semakin banyak pula pengetahuan yang didapat tentang
kesehatan.
2) Sumber Informasi/Media Massa
Imformasi dari pembelajaran formal dan informasi dapat
memberikan dengan jangka pendek atau pengaruh langsung
yang mengarah pada perubahan dan peningkatan pengetahuan.
Kemajuan teknologi menyediakan banyak lingkungan yakni
bisa mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang informasi
baru. Alat komunikasi seperti televisi, radio, surat kabar,
majalah, konsultasi lainnya. Besar pengetahuan terhadap
pembentukan pemikiran dan keyakinan masyarakat.
3) Sosial Budaya dan Ekonomi Masyarakat
Adat dan tradisi dicari untuk alasan baik dan buruk, status
ekonomi seseorang juga dapat menentukan ketersediaan
peralatan yang dibutuhkan untuk kegiatan tertentu, sehingga
status sosial ekonomi sangat mempengaruhi pengetahuan
seseorang.
4) Lingkungan
Lingkungan merupakan lingkungan fisik, biologis dan
sosial yang meliputi individu. Lingkungan mempengaruhi
proses pengaksesan informasi dan individu-individu di
lingkungan tersebut, ini karena interaksi bereaksi seperti
infomasi.
5) Pengalaman (Pengetahuan)
Pengetahuan dapat diperoleh dari pengalaman pribadi atau
dari pengalaman orang lain. Pengalaman ini adalah cara untuk
mendapatkan kebenaran dari pengetahuan.
6) Usia
Usia seseorang sangat mempengaruhi persepsi diri atau
persepsi orang lain. Seiring bertambahnya usia seseorang, maka
kecerdasan manusia semakin meningkat, dan kekuatan semakin
dijiwai.
d. Kriteria tingkat pengetahuan
Notoadmodjo menyatakan bahwa pengetahuan seseorang
dapat diketahui dan dapat di interprestasikan dengan skala, yaitu :
1) Baik, apabila subjek mampu menjawab dengan benar 76-100%
dari seluruh pertanyaan.
2) Cukup baik, apabila subjek mampu menjawab dengan benar
56-75% dari seluruh pertanyaan.
3) Kurang, apabila subjek mampu menjawab dengan benar <56%
dari seluruh pertanyaan11.
3. Konsep Umum Tentang Sikap
a. Definisi Sikap
Sikap adalah penilaian atau perasaan seseorang terhadap
suatu objek, yaitu perasaan senang atau prasangka (Positif) dan
kesukaan atau netralitas (Negatif) terhadap objek tersebut. Sikap
adalah respon seseorang atau respon yang masih bersifat mandiri
terhadap suatu stimulus atau objek12.
b. Proses Pembentukan Sikap
Faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah
pengalaman pribadi, kebudayaan, orang lain yang dianggap
penting, madia massa, institusi atau lembaga pendidikan dan
lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu. Peranan
masing-masing faktor dalam membentuk sikap manusia13:
1) Apa yang telah dan sedang dialami seseorang ikuti membentuk
dan mempengaruhi penghayatan seseorang terhadap stimulus.
2) Pengaruh orang lain yang dianggap penting
3) Pengaruh kebudayaan
4) Media massa dan lembaga pendidikan serta agama
5) Pengaruh faktor emosional
c. Tingkat Sikap
Sikap memiliki tingkat berdasarkan intensitasnya sebagai
berikut13:
1) Menerima, diartikan bahwa seseorang atau subjek menerima
stimulus yang diberikan (objek).
2) Menanggapi, diartikan memberikan jawaban atau tanggapan
terdahap pertanyaan atau objek yang dihadapi. Misalnya,
seseorang ibu yang mengikuti penyuluhan tersebut ditanya atau
diminta menanggapi oleh penyuluhan, kemudian ia menjawab
atau menanggapinya.
3) Menghargai, mengevaluasi secara positif suatu topik atau
stimulus ketika mendiskusikannya dengan orang lain dan juga
mengundang orang lain untuk mempengaruhi topik tersebut dan
mendorong untuk mengnanggapinya.
4) Bertanggung jawab, tingkat sikap tertinggi adalah bertanggung
jawab atas apa yang ada yakini. Hanya mereka yang telah
mengambil sikap yang sesuai keyakinannya yang berani
mengambil risiko ketika orang lain mengkritik atau mengambil
risiko orang lain.
d. Faktor Yang Mempengaruhi Sikap
Faktor yang mempengaruhi sikap antara lain12:
1) Pengalaman pribadi
Pengalaman pribadi haruslah meningkatkan kesan yang
kuat untuk dapat menjadi dasar pembentukan sikap. Hal ini
karena sikap lebih mudah didukung ketika pengalaman pribadi
terjadi dalam situasi yang melibatkan faktor emosional.
2) Pengaruh orang lain dianggap penting
Individu seringkali cenderung memiliki sikap konformis
atau menyukai sikap orang-orang yang dianggap penting.
Disposisi ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk
bekerja sama dan menyelesaikan konflik dengan mereka yang
dianggap penting.
3) Media massa
Surat kabar, radio, atau media lainnya lebih dipengaruhi
oleh sikap menulis karena pesan yang ingin disampaikan secara
objektif mempengaruhi terhadap sikap.
4) Pengaruh budaya
Secara tidak sadar, budaya memiliki beberapa dampak
pada sikap kita terhadap berbagai masalah. Budaya telah
membentuk sikap anggota masyarakat kerena merupakan
budaya yang memberikan gaya pengalaman bagi individu yang
peduli terhadap mereka dimasyarakat.
5) Lembaga pendidikan dan keagamaan
Konsep dan ajaran etika lembaga pendidikan dan agama
mendefinisikan sistem kepeecayaan yang kuat, dan tidak
mengherankan bahwa konsep-konsep ini mempengaruhi
terhadap sikap.
6) Faktor emosional
Elemen emosional adalah sikap berbasis emosi yang
bertindak sebagai saluran frustasi atau penyimpangan dari
mekanisme pertahanan ego.
e. Pengukuran tingkat sikap
Notoatmodjo menyatakan bahwa sikap seseorang dapat
diketahui secara langsung dan tidak langsung. Secara langsung
dapat ditanyatakan bagaimana pendapat atau pertanyaan responden
terhadap suatu objek. Secara tidak langsung dapat dilakukan
dengan pertanyaan-pertanyaan hipotesis, kemudian ditanyakan
pendapat responden (sangat setuju, tidak setuju, sangat setuju).
4. Kepatuhan Imunisasi
a. Definisi
Kepatuhan adalah sejauh mana perilaku tertentu (Seperti
mengikuti instruksi dokter atau menerapkan gaya hidup sehat)
mengikuti instruksi dokter atau konselor kesehatan. Kebugaran ini
dipengaruhi atau dikendalikan oleh berbagai faktor berbagai faktor
seperti budaya, ekonomi, sosial, efikasi diri dan pengetahuan.
Pedoman yang mengatur perilaku individu membuat peraturan
(termasuk peraturan kesehatan) tetapi tidak di ikuti14.
Kepatuhan Imunisasi dasar adalah kelengkapan imunisasi
yang didapatkan balita yang terdiri dari BCG 1 Kali, DPT 3 Kali,
Polio 4 Kali, HB 3 Kali, dan Campak 1 Kali. Untuk Menilai
kelengkapan status imunisasi dasar lengkap dapat dilihat dari
cakupan imunisasi campak, karena imunisasi campak merupakan
imunisasi yang terakhir diberikan, dengan harapan imunisasi
sebelumnya sudah diberikan dengan lengkap sesuai dengan rentang
waktu yang telah ditentukan oleh tenaga kesehatan14.
b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Imunisasi
Pada teori Health Belief Model ada 3 kategori yang utama
dalam pemberian imunisasi yaitu5:
1) Faktor modifikasi yang terdiri dari usia, jenis kelamin, suku,
sosial-ekonomi, dan pengetahuan.
2) Faktor persepsi individu
3) Faktotor kemungkinan tindakan.
5. Tinjauan Umum Tentang Coronavirus Disease (Covid-19)
a. Definisi Coronavirus
Coronavirus adalah sebuah keluarga virus yang ditemukan
pada manusia dan hewan. Sebagian virusnya menginfeksikan
manusia serta menyebabkan berbagai penyakit, mulai dari penyakit
umum seperti flu, hingga penyakit-penyakit yang lebih fatal seperti
Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome(SARS)15.
b. Etiologi
Covid-19 disebabkan oleh virus yang termasuk dalam family
coronavirus. Coronavirus adalah virus RNA strain tunggal positif,
berkapsul dan tidak bersegmen. Terdapat 4 bentuk protein utama
pada coronavirus yakni protein N (nukleokapsid),glikoprotein M
(membran), glikoproteinspike S (spike), protein E (selubung).
Coronavirus tergolong Nidovirales, keluarga coronaviridae.
Coronavirus ini dapat menyebabkan penyakit pada hewan atau
manusia. Terdapat 4 genus yaitu alphacoronavirus,
betacoronavirus, gammacoronavirus, dan deltacoronavirus.
Sebelum adanya Covid-19, ada 6 jenis coronavirus yang dapat
menginfeksikan manusia, yaitu HCoV-229E (alphacoronavirus),
HCoV-OC43 (betacoronavirus), HCoVNL63 (alphacoronavirus),
HCoV-HKU1 (betacoronavirus), SARS-CoV (betacoronavirus),
dan MERS-CoV (betacoronavirus). Coronavirus yang menjadi
etiologi Covid-19 termasuk dalam genus betacoronavirus,
umumnya berbentuk bundar dengan beberapa pleomorfik dan
berdiameter 60-160 nm15.
Hasil analisis filogenetik menyatakan bahwa virus ini masuk
dalam subgenus yang sama dengan coronavirus yang menyebabkan
wabah Severe Acute Respiratory Syndrome(SARS) pada tahun
2002-2004 silam, yaitu Sarbecovirus. Atas dasar ini, International
Committee on Taxonomy of Viruses (ICTV) memberikan nama
penyebab Covid-19 sebagai SARS-CoV-2.
c. PenyebaranCoronavirus
Coronavirus adalahzoonosisyaituditularkanantarahewan dan
manusia. PenelitianmengatakanbahwaSevere Acute Respiratory
Syndrome(SARS) ditransmisikandarikucingluwak (civet cats)
kemanusia dan Middle East Respiratory Syndrome (MERS)
dariuntakemanusia.Namun, hewan yang
menjadisumberpenyebaranataupenularan penyakit Covid-19
inimasihbelum diketahui.
Covid-19 mempunyai masa inkubasi rata-rata 5-6 hari
dengan jarak antara 1 sampai 14 hari. Namun biasanya dapat
mencapai 14 hari. Risiko penularan tertinggi penyakit Covid-19
terjadi pada hari-hari pertama penyakit yang disebabkan oleh
konsentrasi virus pada sekret yang tinggi. Sebelum serangan gejala
(presimptomatik) seseorang yang terkonfirmasi Covid-19 bisa
langsung menjangkitkan sampai dengan 48 jam dan setelah
serangan gejala bisa sampai dengan 14 hari. Studi yang dilakukan
oleh Du Z et.al (2020) mengungkapkan bahwa 12.6% menyatakan
penyebaran presimptomatik. Sangat penting untuk mengetahui
masa presimptomatik karena bisa jadi virus akan menuyebar
melalui droplet atau kontak dengan benda yang terkontaminasi.
Sebagai tambahan, ada kasus konfirmasi yang tidak memiliki
gejala (asimptomatik), walaupun risiko penularan sangat rendah,
namun masih ada kemungkinan kecil akan terjadi penularan.
d. ManifestasiKlinis
Infeksi Covid-19 bisamengakibatkangejalaringan,
sedang,atauberat. Gejalaklinisutama yang timbulyaitudemam
(suhu> 380°C), batuk, dan kesulitanbernapas.
Selainitubisadisertaidengan fatigue, mialgia, sesakmemberat, gejala
gastrointestinal sepertidiare dan gejalasaluran napas lain.
Setengahdaripasientampaksesakdalamsatu minggu. Pada
kasusparahperburukansecaracepat dan progresifsepertiAcute
Respiratory Distress Syndrome (ARDS), syokseptik,
asidosismetabolik yang sulitdikoreksi dan
perdarahanataudisfungsisistemkoagulasidalambeberapahari. Pada
beberapapasien, gejala yang munculringan,
bahkantidakdisertaidemam. Kebanyakanpasienmemiliki prognosis
yang baik, dengansebagiankecildalamkondisikritisbahkan
meninggal16.
e. KomplikasiInfeksiCoronavirus
Coronavirusyang menyebabkanpenyakitSevere Acute
Respiratory Syndrome (SARS) bisamenimbulkankomplikasi
pneumonia, dan
masalahpernapasanparahlainnyabilatidakditanganidengancepat dan
tepat. Selainitu, Severe Acute Respiratory Syndrome(SARS) juga
bisamengakibatkangagaljantung, hati,kegagalanpernapasanbahkan
kematian.
HampirsamadenganSevere Acute Respiratory
Syndrome(SARS), novel coronavirus juga
bisamengakibatkankomplikasi yang parahsepertipneumonia,
sindrompernapasanakut, gagalginjal, sampai kematian.
f. PengobatanInfeksiCoronavirus
Tidakadaperawatankhususuntukmenanganiinfeksi virus
corona. Kebanyakanpengidapakanmembaikdengansendirinya.
Tetapi, adabeberapacara yang
dapatdilakukanuntukmeredakangejalainfeksi virus corona, seperti:
1) Minum obat yang tidak dijual bebaskan untuk mengurangi
demam, batuk dan juga rasa sakit. Tetapi jangan memberikan
aspirin dan obat batuk kepada anak-anak apalagi yang berusia
dibawah empat tahun.
2) Menggunakan pelembab ruangan atau mandi dengan air panas
untuk membantu mengurangi sakit tenggorokan dan batuk.
3) Perbanyak istirahat dan asupan cairan tubuh.
4) Apabila merasa cemas dengan gejala yang dialami, segera
hubungi penyedia layanan kesehatan terdekat.
Spesifikuntuk virus corona yang mengakibatkanpenyakit
yang parah, sepertiSevere Acute Respiratory Syndrome (SARS),
Middle East Respiratory Syndrome (MERS),
atauinfeksinovelcoronavirus,
penangananyaperludisesuaikandenganpenyakit yang diidap dan
kondisi pasien.
Jika pasien mengidap infeksi novel coronavirus, dokter akan
merujuk ke Rumah Sakit rujukan yang telah ditunjuk oleh Dinas
Kesehatan (Dinkes) setempat. Bila tidak bisa dirujuk karena
beberapa alasan, dokterakan melakukan.
a) Isolasi
b) Serial foto toraks sesuai
c) Terapi simpotomatik
d) Terapi cairan
e) Ventilator mekanik (bila gagal napas)
f) Bila disertai infeksi bakteri, dapat diberikan anti biotik
g. PencegahanPenyebaranCovid-19
PenyebaranCovid-19 terjadimelalui droplet yang
mengandungvirus SARS-CoV-2 yang
masukkedalamtubuhmelaluimata,hidung, dan mulut. Oleh
karenaitu, pencegahanpenyebaran Covid-19
terhadapindividudilakukandenganbeberapa tindakanyakni:

1) Mencucitanganmenggunakansabun dan air mengalirselama 40-


60 detikataumenggunakancairanantiseptikberbasisalkohol
(handsanitizer) minimal 20-30 detik. Janganmenyentuhmata,
hidung, dan mulutdengantangan yang kotor.
2) Ketika keluarrumahatauberinteraksidenganseseorang yang
tidakdiketahui status kesehatannyajanganlupauntukmemakai
masker.
3) Jagajarak minimal 1 meterdengan orang yang batukataubersin
agar terhindardari droplet yang kemungkinanbisa menyebarkan
Covid-19.
4) Janganlupauntuksegera mandi
ataubergantipakaiansaattibadirumahsetelahbepergian.
5) MelakukanPerilakuHidupBersih dan Sehat (PHBS)
untukmeningkatkanSistemimunitasdenganmengkonsumsigizisei
mbang, melakukanaktivitasfisik minimal 30 menitsehari,
istirahat yang
cukup,termasukpemanfaatankesehatantradisionalyaitudilakukan
denganmelaksanakanasuhanmandirimelaluipemanfaatanTanama
nObatKeluarga (TOGA) dan akupresur.

B. Kerangka Konsep

Kerangka konsep penelitian Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu


Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Anak Usia 1-2 Tahun
Selama Kejadian Covid-19 Diwilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.

Pengetahuan Ibu
Kepatuhan Pemberian Imunisasi

Sikap Ibu
Gambar 2.1 Kerangka Konsep

Keterangan :
: Variabel Yang Diteliti
: Mencari Hubungan

C. Hipotesis

Hipotesis adalah ketetapan awal dari suatu penelitian yang akan


dilakukan. Dalam penelitian ini menggunakan hipotesis sebagai berikut :
Ho : Tidak terdapat antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan pemberian
imunisasi pada anak usia 1-2 tahun selama kejadian Covid-19
diwilayah kerja Puskesmas Pantoloan.
Ha : Terdapat antara sikap ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi
pada anak usia 1-2 tahun selama kejadian Covid-19 diwilayah kerja
Puskesmas Pantoloan.
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yang


menggunakan desain analitik, khususnya pendekatan Cross Sectional
untuk mengukur secara bersamaan dua jenis variabel penelitian, mencari
hubungan antara variabel independen yaitu hubungan pengetahuan dan
sikap ibu, sedangkan variabel dependen yaitu kepatuhan pemberian
imunisasi17.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan diwilayah kerja pusekesmas pantoloan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli 2022.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi
Populasi adalah suatu bidang yang menyatakan suatu objek atau
subjek dengan kualitas dan karakteristik tertentu yang diidentifikasikan
oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya18.
Populasi dalam penelitian ini adalah jumlah anak usia 1-2 tahun
yang terdata dipuskesmas pantoloan sebanyak 38 anak.
2. Sampel
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh suatu populasi tersebut19. Sampel dalam penelitian ini
adalah seluruh anak usia 1-2 tahun yang terdata dipuskesmas
pantoloan, yang berjumlah 38 anak.
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan
Total Sampling, dimana jumlah sampel sama dengan populasi atau
sampel merupakan sebagian atau wakil dari populasi yang akan diteliti.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen
Variabel bebas merupakan variabel yang berpengaruh dan
menjadi penyebab berubahnya dan munculnya variabel dependen 20.
Variabel independen dalam penelitian ini adalah hubungan
pengetahuan dan sikap ibu.
2. Variabel Dependen
Variabel terikat merupakan variabel yang berpengaruh atau yang
merupakan hasil dari variabel independen20. Variabel dependen pada
penelitian ini adalah kepatuhan pemberian imunisasi.

E. Definisi Oprasional

1. Pengetahuan Ibu
Definisi Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu tentang imunisasi,
yang dimana pada imunisasi lanjut merupakan imunisasi
lanjutan pada imunisasi dasar.
Alat ukur Kuesioner
Cara ukur Pengisian kuesioner
Skala ukur Ordinal
Hasil Ukur 1. Pengetahuan baik, jika skor = >10
2. Pengetahuan cukup, jika skor = 7-10
3. Pengetahuan kurang, jika skor <7
2. Sikap Ibu
Definisi Reaksi atau respon ibu yang meliputi definisi imunisasi,
tujuan, manfaat, jenis imunisasi, jadwal imunisasi, dan
efek samping dari imunisasi.
Alat ukur Kuesioner
Cara ukur Pengisian kuesioner
Skala ukur Ordinal
Hasil ukur 1. Sikap positif, jika jawaban responden ≥41 mean
2. Sikap negatif, jika jawaban responden <41 mean
3. Kepatuhan Pemberian Imunisasi
Definisi Ketepatan waktu imunisasi pada anak usia 1-2 tahun
yang ditandai dengan, mendapatkan Imunisasi HB-0 pada
saat usia ≤24 Jam, BCG dan Polio saat usia 1 bulan,
DPT-HB-HIB dan Polio 2 saat usia 2 bulan, DPT-HB-
HIB 2 dan Polio 3 saat usia 3 bulan, DPT-HB-HIB 3,
polio 4 dan IPV saat usia 4 bulan , Campak/MR saat usia
9 bulan, DPT-HB-HIB lanjutan dan MR pada saat usia 18
dan 24 bulan.
Alat ukur
Buku KIA (Kesehatan Ibu & Anak
Cara ukur
Mengobservasi lembar KMS
Skala ukur
Ordinal
Hasil ukur
1. Patuh, apabila imunisasi pada anak lengkap dan tepat
waktu.
2. Tidak patuh, jika ada salah satu yang tidak terpenuhi.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk


pengumpulan data dalam bentuk daftar pertanyaan 21. Alat pengumpulan
data atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar
kuesioner dan lembar KMS.
1. Kuesioner Pengetahuan
Kuesioner pengetahuan ini diadopsi dari Bella Rena Safira yang
bertujuan untuk mengetahui pengetahuan ibu. Kuesioner ini berbentuk
Skala Guttmanyang terdiri dari 15 pertanyaan. Setiap jawaban benar
diberi skor 1. Baik nilai 76-100% (Skor >10), Cukup nilai antara 56-
75% (Skor antara 7-10), kurang nilai ≤55% (Skor <7). Pertanyaan 1-3,
merupakan dari definisi imunisasi. Pertanyaan 4-5 merupakan tujuan
dan manfaat dari imunisasi. Pertanyaan 6-9 merupakan macam-macam
dari imunisasi. Pertanyaan nomor 10 merupakan efek samping
imunisasi. Pertanyaan 11-12 merupakan waktu pemberian imunisasi
dan pertanyaan nomor 13 merupakan tempat imunisasi, dan pertanyaan
14-15 merupakan cara pemberian imunisasi.
2. Kuesioner Sikap
Kusioner pada sikap ibu berupa 15 pertanyaan mengenai reaksi
atau respon ibu terhadap kepatuhan pemberian imunisasi. Dengan
menggunakan Skala Likert, meliputi SS (Sangat setuju), S (Setuju), TS
(Tidak Setuju), STS (Sangat tidak setuju). Pertanyaan positif sebanyak
10 soal, dan negatif sebanyak 5 soal. Skor nilai pertanyaan positif yaitu
: SS= 4, S= 3, TS= 2, STS= 1; Skor nilai pertanyaan negatif, yaitu :
SS= 1, S= 2, TS= 3, STS= 4. Sikap positif, jika jawaban responden
≥41 mean dan sikap negatif, jika jawaban responden <41 mean.
3. Kepatuhan Imunisasi
Sedangkan untuk mengukur kepatuhan imunisasi pada anak
dilihat dari buku pedoman KIA (Kesehatan ibu dan anak) untuk
melihat status kunjungan imunisasi dengan kategori “Patuh dan Tidak
Patuh” dan diberikan skor 1 dan 0.

G. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakancaraataumetode yang


digunakanuntukmengumpulkan data.Dalampengumpulan data
penelitian,data diperolehdariduajenisyaitu data primer dan sekunder21.
1. Data Primer
Data primer merupakan kumpulan fakta yang diperoleh
langsung dari subjek penelitian dengan mengunakan alat pengukuran
(alat pengambilan data), langsung pada subjek sebagai sumber
informasi yang dicari18. Data primer ini diperoleh melalui dengan
menggunakan kuesioner.
2. Data Sekunder
Selain itu, dimana data sekunder diambil dari puskesmas
pantoloan untuk melengkapi data primer.
Teknik pengumpulan data adalah cara atau metode yang
digunakan yntuk mengumpulkan data. Sedangkan pengumpulan data
peneliti, data dikumpulkan dari dua jenis yaitu, data primer dan
sekunder18.
H. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, kemudian dan akan diolah dengan beberapa


tahap, agar tidak terjadi kesalahan22. Langkah-langkah mengolah data,
yaitu:
1. Editing adalah memeriksa semua data yang diperoleh dari hasil
kuesioner dengan melihat Kembali kelengkapan jawaban, nama dan
identitas.
2. Coding adalah memberikan kode dan skor pada nomor disetiap
pertanyaan pada kuesioner.
3. Tabulating adalah menghitung semua jawaban responden serta
menjumlahkannya kemudian diklasifikasi sesuai variable pengetahuan
dengan kategori baik dan kurang baik, serta variable sikap dengan
kategori baik dan kurang baik dalam master table.
4. Entering adalah memasukkan data kedalam table distribusi frekuensi
pada variable pengetahuan dan sikap.
5. Cleaning adalah melihat Kembali data penelitian yang dihitung, apakah
sudah benar atau belum.
6. Describing adalah menggambarkan atau menjelaskan data yang sudah
dikumpulkan dalam bentuk hasil dan pembahasan.
I. Analisis Data

Analisis data merupakan bagian yang sangat


pentinguntukmencapaitujuanpenelitian yang diinginkan.
Tujuanutamapenelitianiniadalahuntukmenjawabpertanyaanpenelitidenga
nmengungkapfenomena, adaduajenisanalisis data yang
akandigunakandalampenelitianini, yaitu23:
1. Analisisunivariat
Analisisunivariatmerupakanbentukanalisis data yang paling
sederhana, menganalisisdata hanyadengansatuvariabel.
Dalampenelitianini, analisisunivariat yang
penelitigunakanakanmenghasilkannilaiberdasarkandistribusi
frekuensi23. Secaraumum, analisisinidikumpulkansebagaipresentasi,
denganmenggunakanrumussebagaiberikut :
f
Rumus : P= ×100 %=… %
n
Keterangan :
P: Persentase
f : jumlahsubjek yang ada pada kategoritertentu
n : Jumlahataukeseluruhanresponden
2. Analisisbivariat
Analisisbivariatadalahanalisis yang
digunakanuntukmengidentifikasiduavariabel yang
didugaberhubunganatau berkorelasi24.
Untukmengetahuihubunganantaravariabelindependen dan
dependenmakaakandilakukan uji denganmenggunakan uji Chi-
square.
Adapun rumusmenggunakan Chi-square adalahsebagaiberikut:
n

X2 = ∑ 2
(Oi−E )
i−1
i

Ei

Keterangan :
X2 : Distribusi Chi-square
Oi : Nilai observasi (pengamatan) ke-i
Ei: Nilai ekspektasi ke-i
Namunperludiketahuisyarat-syaratdari uji ini yang
mempunyaibeberapaaturansebagaiberikut :
a. Biladalamtabel 2x2 dijumpainilai E (harapan) <5 lebih (20%),
maka uji yang akandigunakanadalahfisher Exact test
untuksemuavariabelditetapkansignifikanderajatpenolakan 5% (p =
0,05).
b. Bilatabel 2x2 tidakdijumpainilai E (harapan) <5 lebihdari (20%),
maka uji yang dipakaisebaiknyacontinuity correction.
c. Bilatabellebihdari 2x2 maka uji yang digunakanadalahpearson
Chi-square. Nilai p value<0,05
berartiadahubunganantaravariabeldependen dan
variabelindepenen. Bila p value>0,05
berartitidakadahubunganantaravariabeldependendeganvariabelind
ependen.
J. Bagan Alur Penelitian

Identifikasi Masalah

Lokasih Penelitian :
Diwilayah Kerja Puskesmas Pantoloan

Populasi :
Jumlah anak usia 1-2 tahun yang terdata dipuskesmas pantoloan,
sebanyak 38 anak.

Sampel :
Berjumlah 38 Anak

Desain Penelitian :
Kuantitatif

Pengumpulan Data :
Kuesioner & Buku KIA

Independen : Dependen :
Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Kepatuhan Pemberian Imunisasi

Analisis Data :
Uji Chi-Square

Hasil dan Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Gambar 3.1 Bagan Alur Penelitian


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian Secara Singkat


Puskesmas Pantoloan merupakan salah-satu Puskesmas yang
keberadaannya di Kelurahan Pantoloan Kecamatan Tawaeli,
pelayanan yang ada pada Puskesmas Pantoloan, ialah pemeriksaan
umum, pemeriksaan gigi dan mulut, pemeriksaan usia lanjut,
pemeriksaan MTBS, pemeriksaan kesehatan ibu dan anak (KIA),
pemeriksaan TB paru dan kusta, laboratorium, apotek, pelayanan
keluarga berencana (KB), pelayanan kesehatan peduli remaja (PKPR),
pelayanan imunisasi rutin bayi balita, pelayanan konseling gizi,
pelayanan vaksin Covid-19, instalasi gawat darurat 24 jam, dan IGD
bersalin atau perawatan 24 jam. Letak Puskesmas Pantoloan ± 23 KM
sebelah utara Kota Palu. Puskesmas Pantoloan membawahi fasilitas
kesehatan yaitu dua bangunan pustu dan dua bangunan puskesdes
yang masing-masing terletak di kelurahan Pantoloan Boya dan
kelurahan Baiya dengan jenis pelayanan berupa promotif, preventif,
dan kuratif25.
2. Hasil Penelitian
Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan, diperoleh hasil
sebagai berikut :
a. Karakteristik Responden
Data Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari
Usia, Jenis Kelamin, Pendidikan terakhir dan pekerjaan.
Karakteristik responden dapat dilihat dalam tabel dibawah ini :
Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia,
Jenis Kelamin, Pendidikan Terakhir, Dan Pekerjaan.

Karakteristik Responden Frekuensi(f) Presentase(%)


Usia
17-25 Tahun 12 31,6%
26-35 Tahun 20 52,6%
36-45 Tahun 6 15,6%
Jenis Kelamin
Laki-Laki 0 0
Perempuan 38 100%
PendidikanTerakhir
SD 3 7,9%
SMP 15 39,5%
SMA 14 36,8%
D3 2 5,3%
S1 4 10,5%
Pekerjaan
IRT 32 84,2%
Petani 3 7,9%
Guru 1 2,6
Wirausaha 2 6,3
a
Total sampel keseluruhan sumber: Data primer (2022).
Tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 38 responden dalam
penelitian ini, Usia tertinggi yaitu 26-35 Tahun berjumlah 20
responden (52,6%), Sedangkan responden dengan usia terendah
yaitu 36-45 Tahun berjumlah 6 responden (15,8%), dan responden
dengan usia 17-25 Tahun sebanyak 12 responden (31,6%). Pada
karakteristik responden menurut jenis kelamin pada penelitian ini
tidak dikelompokkan, sebab pada dilakukannya penelitian hanya
terdapatkan responden yang berjenis kelamin perempuan, yang
meneunjukkan bahwa semua responden dalam penelitian ini
berjenis kelamin Perempuan, dengan frekuensi Laki-Laki tidak ada
(0%) Berbanding Perempuan berjumlah 38 responden (100%).
Berdasarkan pendidikan terakhir ibu dikelompokkan menjadi lima
kategori yaitu SD, SMP, SMA, Diploma 3, dan S1. Terlihat bahwa
dari 38 responden dalam penelitian ini, Pendidikan tertinggi yaitu :
SMP Berjumlah 15 responden (39,5%), Sedangkan responden
dengan pendidikan terendah yaitu D3 berjumlah 2 responden
(5,3%). Didapatkan sebagian besar responden merupakan ibu
rumah tangga (IRT) yaitu sebanyak 32 responden (84,2%),
Sedangkan responden dengan pekerjaan terendah yaitu Guru
berjumlah 1 responden (2,6%).
3. Analisis Univariat
Analisis univariat dalam hasil penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui hasil distribusi frekuensi antar variabel yaitu variabel
independen (hubungan pengetahuan dan sikap) dan variabel dependen
(kepatuhan pemberian imunisasi) diwilayah kerja Puskesmas
Pantoloan. Dari pengolahan data hasil penelitian maka di dapatkan
hasil sebagai berikut :
a. Pengetahuan Ibu Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama Kejadian
Covid-19 Diwilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.
Pengetahuan ibu dikategorikan menjadi 3 bagian yaitu Baik,
cukup, dan kurang. Hal ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.2 Pengetahuan Ibu Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama
Kejadian Covid-19 Diwilayah Kerja Puskesmas
Pantoloan

Pengetahuan Frekuensi(f) Presentase(%)


Baik 13 34,2%
Cukup 3 7,9%
Kurang 22 57,9%
a
Total sampel keseluruhan. b
Pengetahuan. c
f=frekuensi. d
%=presentase.
Sumber: Data primer (2022).
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 38 responden dalam
penelitian ini terdapat 13 sampel (34,2%) yang termasuk dalam
kategori dengan pengetahuan baik, 3 sampel (7,9%) yang termasuk
dalam kategori dengan pengetahuan cukup, dan 22 sampel (57,9%)
yang termasuk dalam kategori dengan pengetahuan kurang.
b. Sikap Ibu Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama Kejadian Covid-19
Diwilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.
Sikap ibu dikategorikan menjadi 2 bagian yaitu Sikap positif
dan negatif. Hal ini dapat diamati pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.3 Sikap Ibu Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama Kejadian
Covid-19 Diwilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.
Sikap Frekuensi(f) Presentase %
Positif 24 63,2%
Negatif 14 36,8%
a
Total sampel keseluruhan. bSikap. cf=frekuensi. d%=presentase. Sumber: Data
primer (2022).
Tabel 4.3 menunjukkan bahwa dari 38 responden dalam
penelitian ini terdapat sebanyak 24 sampel (63,2%) mempunyai
sikap positif dan sebanyak 14 sampel (36,8%) mempunyai sikap
negatif.
c. Kepatuhan Pemberian Imunisasi Diwilayah Kerja Puskesmas
Pantoloan
Kepatuhan imunisasi diukur menggunakan pedoman buku
KMS atau Kartu imunisasi untuk melihat kunjungan
imunisasidengan kategori “Patuh dan Tidak Patuh.” Hal ini dapat
diamati pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.4 Kepatuhan Pemberian Imunisasi Diwilayah Kerja
Puskesmas Pantoloan
Kepatuhan Frekuensi(f) Presentase %
Patuh 26 68,4%
Tidak Patuh 12 31,6%
a
Total sampel keseluruhan. bKepatuhan. cf=frekuensi. d%=presentase. Sumber:
Data primer (2022).
Tabel 4.4 menunjukkan bahwa dari 38 responden didapatkan
hasil sebanyak 26 sampel (68,4%) yang patuh melakukan imunisasi
dan 12 sampel (31,6%) yang tidak patuh dalam melakukan
imunisasi.
4. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui seberapa besar keterkaitan hubungan antara variabel
independen atau bebas yaitu hubunagh pengetahuan dan sikap ibu dan
variabel dependen atau terikat yaitu kepatuhan pemberian imunisasi.
Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji Chi-
Square. Adapun tujuan dari penggunaan uji tersebut ialah untuk
mengetahui hubungan pengetahun dan sikap ibu dengan kepatuhan
pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 tahun selama keajdian Covid-
19 diwilayah kerja Puskesmas Pantoloan. Dari pengolahan data maka
di dapatkan hasil yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
a. Hubungan Antara Pengetahuan Ibu Terhadap Kepatuhan
Pemberian Imunisasi Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama Kejadian
Covid-19 diwilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.
Tabel 4.5 Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kepatuhan
Pemberian Imunisasi Pada Anak Usia 1-2 Tahun
Selama Kejadian Covid-19 diwilayah Kerja
Puskesmas Pantoloan.
KepatuhanPemberianImuni Total
sasi
Pengetahuan Patuh TidakPatuh P value
F % F % (N)
%
Baik 9 23,7 4 10,5 13 34,2
Cukup 1 2,6 2 5,3 3 7,9 0,238
Kurang 16 42,1 6 15,8 22 57,1

a
Total sampel keseluruhan. bPengetahuan. cf = frekuensi. d% = presentase. eUji
chi-square, tidak signifikan bila p>0,05. Sumber: Data primer (2022).
Tabel 4.5 Menunjukkan bahwa dari 38 responden didapatkan
hasil 13 responden (34,2%) yang memiliki pengetahuan baik
dengan tingkat kepatuhan pemberian imunisaasi “Patuh” yaitu 9
(23,7%) , Pengetahuan baik dengan tingkat kepatuhan pemberian
imunisasi “Tidak patuh” yaitu 4 (10,5%), 3 responden (7,9%) yang
memiliki pengetahuan cukup dengan tingkat kepatuhan pemberian
imunisasi yaitu “patuh” sebanyak 1 (2,6%), pengetahuan cukup
dengan tingkat kepatuhan pemberian imunisasi “tidak patuh” yaitu
2 (5,3%), Sedangkan 22 responden (57,1%) yang memiliki
pengetahuan kurang dengan tingkat kepatuhan pembrian imunisasi
“patuh” sebanyak 16 responden (42,1%), pengetahuan kurang
dengan tingkat kepatuhan pemberian imunisasi “Tidak patuh”
sebanyak 6 responden (15,8%).
Analisa data yang dilakukan menggunakan uji Chi-Square
didapatkan nilai p = 0,238 (p value > 0,05), maka Ho diterima yang
artinya tidak ada hubungan pengetahuan ibu dengan kepatuhan
pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 tahun selama kejadian
covid-19 diwilayah kerja puskesmas pantoloan.
b. Hubungan Antara Sikap Ibu Terhadap Kepatuhan Pemberian
Imunisasi Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama Kejadian Covid-19
diwilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.
Tabel 4.6 Hubungan Sikap Ibu Dengan Kepatuhan Pemberian
Imunisasi Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama
Kejadian Covid-19 diwilayah Kerja Puskesmas
Pantoloan.
Kepatuhan Pemberian Imunisasi Total
Patuh Tidak Patuh
Sikap P value
F % F %
(N)
%
Positif 22 57,9 2 5,3 24 63,2
0,000
Negatif 4 10,5 10 26,3 14 36,8

a
Total sampel keseluruhan. bSikap. cf = frekuensi. d% = presentase. eUji chi-
square, signifikan bila p<0,05. Sumber: Data primer (2022).
Tabel 4.6 Menunjukkan bahwa dari 38 responden didapatkan
hasil 24 responden (63,2%) yang memiliki sikap positif dengan
tingkat kepatuhan pemberian imunisaasi “Patuh” yaitu 22 (57.9%) ,
sikap positif dengan tingkat kepatuhan pemberian imunisasi “Tidak
patuh” yaitu 2 (5,3%), Sedangkan 14 responden (36,8%) yang
memiliki sikap negatif dengan tingkat kepatuhan pemberian
imunisasi yaitu “patuh” sebanyak 4 responden (10,5%), sikap
negatif dengan tingkat kepatuhan pemberian imunisasi “tidak
patuh” yaitu 10 (26,3%).
Analisa data yang dilakukan menggunakan uji Chi-Square
didapatkan nilai p = 0,000 (p value < 0,05), maka Ha diterima yang
artinya terdapat hubungan sikap ibu dengan kepatuhan pemberian
imunisasi pada anak usia 1-2 tahun selama kejadian covid-19
diwilayah kerja puskesmas pantoloan.
B. Pembahasan

1. Pengetahuan Ibu Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama Kejadian Covid-
19 Diwilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.
Berdasarkan hasil analisis univariat pengetahuan pada ibu
diwilayah kerja Puskesmas Pantoloan didapatkan bahwa ibu yang
memiliki pengetahuan yang baik yaitu sebanyak 13 responden
(34,2%), pengetahuan cukup ada 3 responden (7,9%) dan pengetahuan
kurang yaitu 22 responden (57,9%). Peneliti menilai bahwa seseorang
dikatakan memiliki pengetahuan baik apabila jumlah skor dari semua
pernyataan kuesioner yang di berikan bernilai = >10, kemudian
dikatakan pengetahuan cukup jika skornya bernilai = 7-10 dan untuk
pengetahuan kurang jika skornya bernilai = <7. Dalam hal ini peneliti
dapatkan dari hasil jawaban responden saat mengisi kuesioner yang
diberikan oleh peneliti.
Menurut asumsi peneliti ibu yang memiliki pengetahuan baik
yaitu ibu yang sudah memahami bahwa imunisasi dapat
mempertahankan tingkat kekebalan tubuh pada anak, ibu yang sudah
mengetahui jadwal kapan anak mereka harus imunisasi, dan ibu yang
sudah paham terkait dampak ketika anaknya tidak melakukan
imunisasi. Beda halnya dengan ibu yang memiliki pengetahuan cukup
yaitu ibu yang paham tentang imuisasi serta efek samping dari
imunisasi, tetapi kemauan ibu untuk melakukan imunisasi tidak
sepenuhnya dan ibu yang masih sibuk dengan pekerjaannya, sehingga
lalai dengan imunisasi. Sedangkan ibu yang memiliki pengetahuan
kurang karena ibu takut membawa anaknya untuk melakukan
imunisasi karena akan imunisasi anak mereka mengalami demam, dan
kebanyak issue yang mengatakan apabila anak akan demam, itu sudah
dikatakan Covid-19.
Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat yang dikemukakan
oleh (Toruntju,2013) mengatakan pengetahuan merupakan pemahaman
mengenai sejumlah informasi dan pengenalan secara obyektif terhadap
benda-benda atau suatu hal yang dapat diperoleh melalui pengalaman
yang dialami seseorang dan melalui hasil belajar seseorang secara
formal maupun informal. Pengetahuan tentang imunisasi merupakan
suatu kriteria imunisasi berdasarkan kelengkapan pemberian imunisasi
yang dianjurkan.
Hasil penelitian ini didukung oleh teori Dwi Kartini1.
Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang
melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan
terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga.
2. Sikap Ibu Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama Kejadian Covid-19
Diwilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.
Berdasarkan hasil analisis univariat sikap pada ibu diwilayah
kerja Puskesmas Pantoloan didapatkan bahwa ibu yang memiliki sikap
positif mayoritas 24 (63,2%) dan ibu yang memiliki sikap negatif
minoritas 14 (36,7%) ibu. Peneliti menilai bahwa seseorang dikatakan
memiliki sikap positif apabila jawaban responden ≥41 mean sedangkan
sikap negatif jika jawaban responden <41 mean.
Menurut asumsi peneliti bahwa ibu yang bersikap positif
terhadap imunisasi menyebabkan ibu membawa bayinya kepusat
pelayanan untuk mendapatkan imunisasi secara lengkap agar
terpanuhinya imunisasi. Sedangkan ibu yang bersikap negatif
merupakan ibu yang tidak yakin terhadap imunisasi untuk
meningkatkan daya tahan tubuh anak dan dampak dari imunisasi akan
mengakibatkan anak mereka demam.
Asumsi peneliti didukung oleh teori yang dikemukakan oleh
Allport dalam Notoadmojo menjelaskan sikap itu mempunyai 3
komponen pokok salah satunya kecenderungan untuk bertindak, yang
dimana ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap
yang utuh (total attitude). Dalam penentuan sikap ini, pengetahuan,
berfikir, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting. Sebagai
contoh dalam penelitian ini, responden yang mengetahui tentang
(manfaat, macam-macam imunisasi, dan jadwal imunisasi) akan
membawa responden untuk berfikir dan berusaha supaya imunisasi
anaknya patuh.
Pendapat ini juga didukung oleh teori Berkowitz 2013 yang
mengatakan bahwa sikap adalah evaluasi atau reaksi perasaan. Sikap
seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau
memihak maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak
pada objek tersebut.
3. Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama
Kejadian Covid-19 Diwilayah Kerja Puskesmas Pantoloan.
Hasil analisis univariat kepatuhan pemberian imunisasi pada ibu
diwilayah kerja Puskesmas Pantoloan didapatkan bahwa ibu yang
patuh dalam memberikan imunisasi sebanyak 26 (68,4%) dan ibu tidak
tidak patuh dalam pemberian imunisasi sebanyak 12 (31,6%) ibu.
Peneliti menilai bahwa seseorang dikatakan patuh dalam pemberian
imunisasi jika imunisasi pada anak lengkap dan tepat waktu,
sedangkan penilaian pada tidak patuh, jika salah satu yang tidak
terpenuhi.
Menurut asumsi peneliti apabila kepatuhan dikatakan patuh
karna adanya dorongan serta motivasi untuk menjalani imunisasi setiap
anak yang dilakukan oleh orang tuanya, mengikuti aturan jadwal
imunisasi, dan anak mendapatkan imunisasi secara lengkap.
Sedangkan kepatuhan dengan tidak patuh diakibatkan karna kelalaian
dari orang tua sehingga imunisasi pada anak tidak lengkap, yang
diakibatkan banyaknya aktifitas yang dilakukan orang tua.
Asumsi peneliti ini didukung oleh pendapat Niven yang
mendefinisikan kepatuhan ibu sebagai sejauh mana perilaku ibu sesuai
dengan ketentuan yang diberikan oleh profesional ksehatan. Kepatuhan
mempunyai arti suatu perilaku seseorang untuk mengikuti saran medis
ataupun yang diberikan untuk meningkatkan kepatuhan dalam
melakukan imunisasi dasar, sehingga dapat terpantau.
4. Hubungan Pengetahuan Ibu Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi
Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama Kejadian Covid-19 Diwilayah
Kerja Puskesmas Pantoloan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat adanya
hubungan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan pemberian
imunisasi pada anak usai 1-2 tahun selama kejadian Covid-19
diwilayah kerja Puskesmas Pantoloan, dengan nilai signifikan nilai p-
value 0,238 yang lebih besar dari nilai α=0,05.
Peneliti berasumsi bahwa tingkat pengetahuan ibu yang baik
disebabkan oleh tingkat pendidikan,
Asumsi peneliti didukung oleh teori Hijani, Nauli, & Zulfitri31.
Mengemukakan bahwa pengetahuan yang baik membuat
ibumemperoleh informasi yang benar mengenai manfaat dan tujuan
pemberian imunisasi sehingga akan mempengaruhi kelengkapan
imunisasi.
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Poniyah Simanullang, zulkarnain, & Lestariana 27. Tentang hubungan
pengetahuan ibu tentang imunisasi dasar dengan keptuhan pemberian
imunisasi pada bayi di poly anak RSIA STELLA MARIS Medan, yang
menunjukkan nilai p-value = 0,228 lebih besar dari nilai α = >0,05.
5. Hubungan Sikap Ibu Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada
Anak Usia 1-2 Tahun Selama Kejadian Covid-19 Diwilayah Kerja
Puskesmas Pantoloan.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat adanya
hubunganantarasikap ibu dengan kepatuhan pembeian imunisasi pada
anak usai 1-2 tahun selama kejadian Covid-19 diwilayah kerja
puskesmas pantoloan, dengan nilai signifikan nilai p-value 0,000 yang
lebih kecil dari nilai α=0,05.
Menurut asumsi peneliti ibu yang memiliki sikap positif terhadap
kepatuhan pemberian imunisasi disebabkan adanya keyakinan dn
kecenderungan untuk melakukan imunisasi.beda halnya dengan ibu
yang memiliki sikap negatif, yang masi mempunyai keraguan untuk
melakukan imunisasi, hal ini dapat ditandai pada soal nomor 3 yang
dimana pada soal itu masi banyak ibu yang menjawab tidak setuju
bahwa imunisasi untuk mencegah penyakit bukan menyembuhkan
penyakit.
Menurut Notoadmodjo (2012), sikap mempunyai tiga komponen
yakni : a). Kepercayaan atau keyakinan, b). Kehidupan emosional atau
evaluasi terhadap suatu objek, c). Kecenderungan untuk bertindak.
Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang
utu32.
Hal ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Husain,
dipuskesmas Runding Kota Subulussalam, yang menyatakan bahwa
adanya pengaruh yang signifikan antara sikap ibu dengan kepatuhan
pemberian imunisasi dasar33.
Penelitian ini didukung oleh penelitian Zulfikar & Lia
Muslimah34. Hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan
kelengkapan imunisasi dasar pada bayi di wilayah kerja puskesmas
Bies Kabupaten Aceh Tengah. Nilai p-value 0,000 lebih kecial dari
nilai α=0,05.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan


sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Pengetahuan ibu terhadap kepatuhan pemberian imunisasi dengan
tingkat pengetahuan baik 34,2% (13 ibu), pengetahuan cukup 7,9% (3
ibu), dan tingkat pengetahuan kurang 57,9% (22 ibu).
2. Sikap positif ibu terhadap kepatuhan pemberian imunisasi 63,2% (24
ibu) dan sikap negatif ibu terhadap kepatuhan pemberian imunisasi
36,8% (14 ibu).
3. Kepatuhan pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 tahun didapatkan
dari 38 responden sebagian besar 68,4% (26 ibu) yang patuh dalam
pemberian imunisasi dan 31,6% (12 ibu) yang tidak patuh dalam
pemberian imunisasi.
4. Tidak ada hubungan antara pengetahuan ibu dengan kepatuhan
pemberian imunisasin pada anak usia 1-2 tahun selama kejadian covid-
19 diwilayah kerja puskesmas pantoloan. Yang dikeatahui dari nilai p-
value = 0,238 yang lebih dari α = 0,05.
5. Ada hubungan antara sikap ibu dengan kepatuhan pemberian
imunisasin pada anak usia 1-2 tahun selama kejadian covid-19
diwilayah kerja puskesmas pantoloan. Yang diketahui dari nilai p-
value = 0,000 yang kurang dari α = 0,05.

B. Saran

1. Bagi Institusi Pendidikan (STIKes Widya Nusanatara Palu)


Bagi Institusi Pendidikan diharapkan penelitian ini bisa
dijadikan bahan bacaan pada perpustakaan STIKes Widya Nusantara
Palu untuk menambah wawasan yang lebih luas tentang pentingnya
kepatuhan pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 tahun.
2. Bagi Masyarakat
Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai sumber
informasi dan pengetahuan terkait pemberian imunisasi pada anak usia
1-2 tahun.
3. Bagi Instansi tempat peneliti
Diharapkan dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan
pelayanan asuhan keperawatan tentang imunisasi pada anak usia 1-2
tahun.
DAFTAR PUSTAKA

1. Apriani F, Suryanti. ZONA KEBIDANAN – Vol. 11 No. 3 Agustus 2021.


Vol. 11. 2021. 63–74 p.
2. Nanda Kharin A, Fidelia CT, Fairuz Auza D, Sekar Utami E, Aulia
Rahman F, Annisa Ahlul FJ, et al. Pengetahuan, Pendidikan, dan Sikap Ibu
terhadap Imunisasi Dasar Lengkap di Kabupaten Bogor. J Pengabdi
Kesehat Masy. 2021;1(1):25–31.
3. Kemenkes RI. Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa Pandemi
Covid-19. Covid-19 Kemenkes [Internet]. 2020;47. Available from:
https://covid19.kemkes.go.id/protokol-covid-19/petunjuk-teknis-pelayanan-
imunisasi-pada-masa-pandemi-covid-19/#.X6IYy6ozbIU
4. Sulteng DP. Profil Kesehatan Dinkes Sulteng 2019. Dinas Kesehat
Sulawesi Teng. 2019;1–222.
5. Nugrawati N, Diii P, Stikes K, Makassar A. Hubungan Pengetahuan Dan
Sikap Ibu Terhadap Imunisasi Lengkap Pada Balita. J Ilm Kesehat
Pencerah [Internet]. 2019;8(1):2656–8004. Available from:
https://stikesmu-sidrap.e-journal.id/JIKP/article/view/104/95
6. Dunn AM, Hofmann OS, Waters B, Witchel E. Cloaking malware with the
trusted platform module. Proceedings of the 20th USENIX Security
Symposium. 2011. p. 395–410.
7. Agustin K, Anggraini Y, Karanganyar MH. Study Analisis Peran Kader
terhadap Kepatuhan Imunisasi Dasar dan Booster pada Masa Pandemi
Covid-19 di Posyandu Dosen Prodi D3 Kebidanan STIKes Dosen Prodi D3
Kebidanan STIKes. J Bina Cipta Husada. 2020;1(2):2723–4096.
8. Kecamatan DI, Merbau P. Universitas Sumatera Utara. 2017;
9. Soedjatmiko, Hartato G SR dan EB. Intisari Imunisasi Edisi ke-2.Program
Imunisasi Nasional Depertemen Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. 2015. 1–81 p.
10. Ranuh G, Hariyana Suyitno, Sri Rezeki S Hadinegara, Cissy B
Kartasasmita IS. Pedoman Imunisasi Di Indonesia Edisi Kelima Tahun
2014.Imunisasi PD31. (Satgas Imunisasi Dokter Anak Indonesia). 2016.
146–313 p.
11. S N. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta;
2012.
12. Y. S. Teori Sikap. Jakarta.: Salemba Medika; 2012.
13. S A. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya. Jakarta.: Rajawali Press;
2010.
14. Putri RS. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kepatuhan Ibu Dalam
Pemberian Imunisasi Dasar Pada Balita Di Dukuh Pilangbangau Desa
Sepat Masaran Sragen Tahun 2016. 2016.
15. Swaesti. Buku Pedoman Pencegahan dan Penanganan Covid-19.
Yogyakarta; 2020.
16. A. YNR. Kebijakan Pemberlakuan Lock Down Sebagai Antisipasi
Penyebaran Corona Virus . 2020;
17. Musturoh I AN. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta.; 2018. 164–188 p.
18. Asra A, Irawan PB P. Metode Penelitian Survei. Bogor: In Media; 2016.
70–77 p.
19. S. N. Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.
20. Hidayat. Penelitian Keperawatan dan Tekhnik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika; 2011.
21. Nursalam. Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika;
2013.
22. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif. In Bandung; 2018.
23. Nursalamm. Metodologi Penelitian Ilmu kEperawatan. Surabaya: Salemba
Medika; 2016. 415 p.
24. Negara IC PA. Penggunaan Uji Chi-square Pengaruh Tingkat Pendidikan
dan Umur. 2018. 1–8 p.
25. Profil UPTD PUSKESMAS PANTOLOAN [Internet]. Palu Sulawesi
Tengah; 2018. 3–6 p. Available from: www.dinkes.palukota.go.id

26. Elisaneth. Usia berperan penting terhadap pengetahuan. In Jakarta; 2010.


53–54 p.
27. Simanullang P, Nasution Z, Siregar L, Agung UD. Hubungan Pengetahuan
Ibu Tentang Imunisasi Dasar Dengan Kepatuhan Pemberian Imunisasi Pada
Bayi Poly Anak RSIA Stella Maris Meda. Vol. 9. 2022.
28. Budiarti A. Hubungan Faktor Pendidikan, Pekerjaan, Sikap Dan Dukungan
Keluarga Terhadap Imunisasi Dasar Di Rw 03 Kelurahan Kedung Cowek
Kenjeran Surabaya. J Kesehat Mesencephalon. 2019;5(2).
29. Wawan, A., & Dewi M. Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap,
Perilaku Manusia. Jogjakarta: Nuha Medika; 2010.
30. Pakpahan hetti marlina, Silalahi D. Hubungan Pengetahuan Ibu dengan
Pemberian Imunisasi Dasar pada Balita di Desa Ujung Rambe Kecamatan
Bangun Purba Kabupaten Deli Serdang. J Darma Agung Husada [Internet].
2021;8(2):92–8. Available from:
http://jurnal.darmaagung.ac.id/index.php/darmaagunghusada/article/view/
1210
31. Hijani R, Nauli FA, Zulfitri R. Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang
Imunisasi Terhadap Kelengkapan Imunisasi Dasar Pada Balita Di Wilayah
Kerja Puskesmas Dumai Kota Kelurahan Dumai Kota. Univ Riau
[Internet]. 2015;1(1):1–9. Available from:
https://media.neliti.com/media/publications/184880-ID-hubungan-
pengetahuan-ibu-tentang-imunisa.pdf
32. Notoatmodjo S. Promosi Kesehatan Dan Perilaku Kesehatan. Jakarta.:
Rineka cipta; 2012.
33. Husain. Pengaruh Faktor Predisposing, Enablin dan Reinforcing Terhadap
Pemberian Imunisasi Dasar Lengkap Dipuskesmas Runding Kota
Subulussalam. 2016;
34. Muslimah L. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kelengkapan
Imunisasi Dasar Pada Bayi di Wilayah Kerja Puskesmas Bies Kabupaten
Aceh Tengah Relationship Between Knowledge and Attitude of Mother
and Completeness of Basic Immunization for Babies in the Working Ar. J
Healthc Technol Med. 2021;7(1):2615–109.

L
A
M
P
I
R
A
N
1. Jadwal Penelitian

No Jadwal kegiatan 2021 2022


11 12 1 2 3 4 5 6 7 8
1 Konsultasi Judul
2 Bimbingan Proposal
3 Ujian Proposal
4 Perbaikan Hasil Ujian
Proposal
5 Penelitian
6 Bimbingan Hasil
7 Ujian Hasil
2. Surat Permohonan Pengambilan Data Awal Diwilayah Kerja
Puskesmas Pantoloan
3. Surat Permohonan Izin Penelitian
4. Surat Balasan Melakukan Penelitian
INFORMED CONCENT
(LEMBAR PERSETUJUAN)

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama :
Umur :
Jenis Kelamin :
Setelah mendapatkan penjelasan tentang penelitian pengetahuan dan sikap
ibu dengan kepatuhan pemberian imunisasi pada anak usia 1-2 tahun selama
kejadian Covid-19 diwilayah kerja puskesmas pantoloan yang dilakukan oleh :
Nama : Nur Fadillah M. Diran
Nim : 201801121
Yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Ibu Dengan Kepatuhan
Pemberian Imunisasi Pada Anak Usia 1-2 Tahun Selama Kejadian Covid-19
Diwilayah Kerja Puskesmas Pantoloan” dengan ini saya menyatakan :
*) (Bersedia/Tidak Bersedia)
Untuk berpartisipasi menjadi responden dalam penelitian ini, tanpa paksaan
atau tekanan dari pihak tertentu guna membantu terlaksananya penelitian ini.
Semua jawaban yang saya berikan murni dari apa yang saya alami. Saya juga
mengijinkan jawaban saya dipergunakan sebagai data dalam penelitian ini.

Palu, Agustus 2022

Responden

*) Coret yang tidak perlu

LEMBAR KUESIONER RESPONDEN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU


TENTANG IMUNISASI PADA ANAK USIA 1-2 TAHUN DIWILAYAH
KERJA PUSKESMAS PANTOLOAN.
A. Identitas Responden
1. Nama :
2. Alamat :
3. Usia :
4. Pendidikan Terakhir :
5. Pekerjaan :
B. Petunjuk
1. Bacalah dengan teliti
2. Jawablah pertanyaan ini dengan jujur
3. Jawaban, dijawab sendiri tidak boleh diwakilkan
4. Berilah tanda (X) pada salah satu jawaban yang anda anggap benar.

PERTANYAAN TENTANG PENGETAHUAN


1. Apa pengertian imunisasi lanjutan ?
a. Imunisasi ulangan untuk mempertahankan tingkat kekebalan anak.
b. Imunisasi yang diberikan saat anak masih bayi
c. Imunisasi yang membahayakan dan tidak perlu diberikan

2. Imunisasi lanjutan adalah imunisasi yang bersifat ?


a. Dihindari
b. Diwajibkan
c. Dianjurkan

3. Imunisasi lanjutan termasuk imunisasi rutin, yang dimaksud imunisasi


rutin adalah ?
a. Dilaksanakan secara terus-menerus sesuai jadwal
b. Dilaksanakan ketika ada wabah penyakit saja
c. Dilaksanakan sewaktu-waktu

4. Apa tujuan diberikan imunisasi lanjutan ?


a. Untuk menghindari anak agar tidak mudah terkena penyakit menukar
b. Untuk menghindari anak agar tidak cengeng
c. Untuk menambah nafsu makan anak

5. Apa manfaat imunisasi lanjutan untuk anak ?


a. Untuk menurunkan kesehatan anak
b. Untuk mempercepat pertumbuhan anak
c. Untuk meningkatkan daya tahan tubuh anak

6. Apa saja macam-macam imunisasi lanjutan ?


a. Imunisasi polio dan campak
b. Imunisasi polio dan hepatitis
c. Imunisasi camapk dan imunisasi DPT-HB-Hib

7. Penyakit apa saja yang dapat dicegah dengan imunisasi lanjutan ?


a. Polio dan alergi
b. Radang otak dan campak
c. Batuk dan cacingan

8. Salah satu jenis imunisasi lanjutan adalah imunisasi Hib yang diberikan
pada anak usia 18 bulan untuk mencegah penyakit apa ?
a. Campak
b. Polio
c. Radang

9. Imunisasi campak yang diberikan pada anak untuk mencegah penyakit


apa ?
a. Tetanus
b. Polio
c. Gabagen

10. Bagaimana kondisi wajar yang biasanya anak rasakan sehari setelah
diimunisasi ?
a. Gatal-gatal alergi
b. Mimisan
c. Kemerahan, bengkak pada lokasi suntikan atau demam

11. Pada usia berapa imunisasi lanjutan diberikan pada anak ?


a. 18-24 bulan
b. 0-18 tahun
c. Saat baru lahir

12. Imunisasi lanjutan campak diberikan saat anak berusia ?


a. 10 tahun
b. 3 bulan
c. 2 tahun

13. Dimana tempat pelayanan imunisasi lanjutan biasanya didapatkan ?


a. Posyandu balita
b. Posyandu lansia
c. Apotek

14. Sebelum Imunisasi ibu harus memastikan anak dalam kondisi ?


a. Kenyang
b. Sehat
c. Sakit

15. Yang selama ini ibu ketahui dalam memberikan imunisasi, tenaga
kesehatan memberikannya dengan cara apa ?
a. Disuntikkan
b. Dikompreskan
c. Melalui Infus

PERTANYAAN TENTANG SIKAP


Petunjuk : Beri tanda checklist(√) pada kotak yang telah disediakan,
yang anda anggap sesuai dengan pendapat anda.
Keterangan : SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju

No Pertanyaan Alternatif Jawaban


SS S TS STS
1. Pemberian imunisasi lanjutan dilakukan pada
anak usia 18-24 bulan.
2. Imunisasi itu sangat penting untuk kesehatan
anak.
3. Imunisasi untuk mencegah penyakit bukan
menyembuhkan penyakit.
4. Manfaat yang didapat dari imunisasi lebih kecil
dari pada kerugiaannya (efek samping)
5. Imunisasi dapat menurunkan angka kesakitan
dan kematian pada anak.
6. Anak yang sedang mengalami demam tinggi,
batuk, pilek tetap harus diimunisasi.
7. Anda masih memberikan anak anda imuniasi
walaupun anda mendengar laporan mengenai
efek samping yang terjadi setelah imunisasi dari
orang lain.
8. Anda tidak akan memberikan imunisasi
selanjutnya kepada anak anda jika setelah
imunisasi anak anda mengalami demam.
9. Anda tidak akan mengimunisasi anak anda jika
jarak keposyandu/puskesmas jauh
10. Anda akan tetap mengimunisasi anak anda
walaupun biaya imunisasi memberatkan anda.
11. Ibu yang memiliki banyak anak, sebaiknya tetap
mengimunisasikan anaknya.
12. Imunisasi anak pertama harus lebih lengkap dari
pada anak selanjutnya.
13. Untuk mengantisipasi agar anak tidak demam
setelah imunisasi sebaiknnya diberikan obat
penurun panas setiba dirumah.
14. Agar jadwal imunisasi teratur dan tepat waktu,
ibu diberikan kartu imunisai.
15. Vaksin BCG, POLIO, dan HEP-B diberikan
pada anak usia 0-2 bulan.
5. Master Tabel
a. Identitas Responden
No Inisial JK Usia Pend.terakhir Pekerjaan
1 L P 2 2 2
2 M P 1 2 2
3 N P 2 3 1
4 S P 3 1 1
5 NR P 1 2 2
6 Y P 1 3 1
7 YT P 2 3 1
8 AS P 2 4 1
9 A P 2 2 1
10 ES P 3 2 1
11 LA P 1 3 1
12 PD P 1 3 1
13 FA P 1 2 1
14 NY P 2 5 1
15 S P 2 3 3
16 AN P 2 2 1
17 D P 2 2 1
18 M P 1 3 1
19 AF P 2 2 1
20 M P 2 5 1
21 F P 1 2 1
22 SN P 2 2 1
23 E P 1 3 1
24 P P 3 2 1
25 R P 2 2 1
26 RM P 3 3 1
27 DD P 2 2 1
28 L P 2 3 1
29 F P 1 3 1
30 S P 2 3 1
31 A P 3 2 1
32 EN P 3 1 1
33 HR P 2 1 1
34 H P 1 4 1
35 E P 2 5 4
36 OK P 1 5 4
37 KY P 2 3 1
38 IN P 2 3 1

Keterangan :
UMUR PEKERJAAN
17-25 Tahun 1 IRT 1
26-35 Tahun 2 PETANI 2
36-45 Tahun 3 GURU 3
46-55 Tahun 4 WIRAUSAHA 4
56-65 Tahun 5

PENDIDIKAN
SD 1
SMP 2
SMA 3
D3 4
S1 5

6. Analisis Data
a. Hasil Uji Normalitas Sikap

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Sikap Ibu 38 100.0% 0 .0% 38 100.0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Sikap Ibu Mean 41.00 .549

95% Confidence Interval Lower Bound 39.89


for Mean
Upper Bound 42.11

5% Trimmed Mean 40.97

Median 41.00

Variance 11.459

Std. Deviation 3.385

Minimum 33

Maximum 51

Range 18

Interquartile Range 4

Skewness .176 .383

Kurtosis 1.381 .750

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic Df Sig.

Sikap Ibu .132 38 .095 .962 38 .215

a. Lilliefors Significance Correction

b. Hasil Uji Univariat


1) Identitas Responden
USIA

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 17-25 Tahun 12 31.6 31.6 31.6

26-35 Tahun 20 52.6 52.6 84.2

36-45 Tahun 6 15.8 15.8 100.0

Total 38 100.0 100.0

JENIS KELAMIN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Perempuan 38 100.0 100.0 100.0

PENDIDIKAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SD 3 7.9 7.9 7.9

SMP 15 39.5 39.5 47.4

SMA 14 36.8 36.8 84.2

D3 2 5.3 5.3 89.5

S1 4 10.5 10.5 100.0

Total 38 100.0 100.0

PEKERJAAN

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid IRT 32 84.2 84.2 84.2

PETANI 3 7.9 7.9 92.1

GURU 1 2.6 2.6 94.7

WIRAUSAHA 2 5.3 5.3 100.0

Total 38 100.0 100.0

2) Independen dan Dependen


a) Bagian Univariat
Pengetahuan Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Baik 13 34.2 34.2 34.2

Cukup 3 7.9 7.9 42.1

Kurang 22 57.9 57.9 100.0

Total 38 100.0 100.0

Sikap Ibu

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Negatif 14 36.8 36.8 36.8

Positif 24 63.2 63.2 100.0

Total 38 100.0 100.0

Kepatuhan Pemberian Imunisasi

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid Patuh 26 68.4 68.4 68.4

Tidak Patuh 12 31.6 31.6 100.0

Total 38 100.0 100.0

b) Bagian Bivariat
Pengetahuan Ibu * Kepatuhan Pemberian Imunisasi Crosstabulation
Kepatuhan Pemberian
Imunisasi

Tidak
Patuh Patuh Total

Pengetahuan Kuran Count 16 6 22


Ibu g
Expected Count 15.1 6.9 22.0

% within
72.7% 27.3% 100.0%
Pengetahuan Ibu

% within Kepatuhan
Pemberian 61.5% 50.0% 57.9%
Imunisasi

% of Total 42.1% 15.8% 57.9%

Baik Count 9 4 13

Expected Count 8.9 4.1 13.0

% within
69.2% 30.8% 100.0%
Pengetahuan Ibu

% within Kepatuhan
Pemberian 34.6% 33.3% 34.2%
Imunisasi

% of Total 23.7% 10.5% 34.2%

Cukup Count 1 2 3

Expected Count 2.1 .9 3.0

% within
33.3% 66.7% 100.0%
Pengetahuan Ibu

% within Kepatuhan
Pemberian 3.8% 16.7% 7.9%
Imunisasi

% of Total 2.6% 5.3% 7.9%

Total Count 26 12 38

Expected Count 26.0 12.0 38.0

% within
68.4% 31.6% 100.0%
Pengetahuan Ibu

% within Kepatuhan 100.0% 100.0% 100.0%


Pemberian
Imunisasi
% of Total 68.4% 31.6% 100.0%

Chi-Square Tests

Asymp. Sig. (2-


Value df sided)

Pearson Chi-Square 1.902a 2 .386

Likelihood Ratio 1.748 2 .417

N of Valid Cases 38

a. 3 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is ,95.

Sikap Ibu * Kepatuhan Pemberian Imunisasi Crosstabulation

Kepatuhan Pemberian
Imunisasi

Patuh Tidak Patuh Total

Sikap Negatif Count 4 10 14


Ibu
Expected Count 9.6 4.4 14.0

% within Sikap Ibu 28.6% 71.4% 100.0%

% within Kepatuhan
15.4% 83.3% 36.8%
Pemberian Imunisasi

% of Total 10.5% 26.3% 36.8%

Positif Count 22 2 24

Expected Count 16.4 7.6 24.0

% within Sikap Ibu 91.7% 8.3% 100.0%

% within Kepatuhan
84.6% 16.7% 63.2%
Pemberian Imunisasi

% of Total 57.9% 5.3% 63.2%

Total Count 26 12 38

Expected Count 26.0 12.0 38.0

% within Sikap Ibu 68.4% 31.6% 100.0%

% within Kepatuhan
100.0% 100.0% 100.0%
Pemberian Imunisasi

% of Total 68.4% 31.6% 100.0%


Chi-Square Tests

Asymp. Sig. Exact Sig. Exact Sig.


Value df (2-sided) (2-sided) (1-sided)

Pearson Chi-
16.292a 1 .000
Square

Continuity
13.502 1 .000
Correctionb

Likelihood Ratio 16.878 1 .000

Fisher's Exact Test .000 .000

N of Valid Cases b
38

a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 4,42.

b. Computed only for a 2x2 table


7. Dokumentasi Penelitian
RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Panaikang, pada tanggal 31 Desember 2000 dari


Ayah Moh. Diran Laroni dan Ibu Sumarni Syam. Penulis adalah putri
pertama dari dua bersaudarah. Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah
Dasar Inpres Panaikang pada tahun 2012, dan pada tahun itu juga penulis
melanjutkan pendidikan kejenjang Sekolah Menengah Pertama Negeri 1
Pattallassang dan menyelesaikan pendidikan pada tahun 2015. Ditahun yang
sama yaitu pada tahun 2015, penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah
Menengah Atas Negeri 7 Palu dan menyelesaikan pendidikan SMA pada
tahun 2018. Pada tahun yang sama, yaitu 2018 penulis mendaftarkan diri
dan lulus seleksi masuk di STIKes Widya Nusantara Palu melalui jalur
seleksi berkas dan penulis diterima di Program Studi Keperawatan.

Anda mungkin juga menyukai