Anda di halaman 1dari 126

UNIVERSITAS FALETEHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN COVID-19


DAN PERAN ORANG TUA DENGAN PELAKSANAAN
TINDAKAN MENCUCI TANGAN PADA
ANAK PRASEKOLAH DI TK ANANDA
KRAMATWATU SERANG BANTEN
TAHUN 2020

SKRIPSI

ALLDY BERNANDA
1016031005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2020
UNIVERSITAS FALETEHAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG PENCEGAHAN COVID-19


DAN PERAN ORANG TUA DENGAN PELAKSANAAN
TINDAKAN MENCUCI TANGAN PADA
ANAK PRASEKOLAH DI TK ANANDA
KRAMATWATU SERANG BANTEN
TAHUN 2020

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat memperoleh gelar


Sarjana Keperawatan

ALLDY BERNANDA
1016031005

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
TAHUN AKADEMIK 2020
i
Universitas Faletehan
HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi dengan judul “Hubungan Pengetahuan Tentang Pencegahan Covid-19 dan


Peran Orang Tua Dengan Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan Pada Anak
Prasekolah Di TK Ananda Kramatwatu Serang Banten Tahun 2020” telah
dipertahankan di hadapan Dewan Penguji Skripsi Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Faletehan.

Serang, 30 Juli 2020

Pembimbing I

Dini Rachmaniah, M.kep, Sp. Kep. An


NIK : 04.04.008

Pembimbing II

Ns. Eka Ernawati, S.Kep., M.Kep


NIK : 09.11.164

Mengetahui,
Ketua Program Studi,

Dini Rachmaniah, M.kep, Sp. Kep. An


NIK : 04.04.008

ii
Universitas Faletehan
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya
sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “Hubungan
Pengetahuan dan Peran Orang Tua Dengan Pelaksanaan Tindakan Mencuci
Tangan Pada Anak Prasekolah Di TK Ananda Kramatwatu Serang Banten Tahun
2020”. Proses penyusunan penelitian ini, saya telah dibimbing dengan baik oleh
para dosen pembimbing dan mendapatkan banyak dukungan dari berbagai pihak.
Oleh karena itu sebagai bentuk rasa syukur, saya ucapkan terimakasih kepada :

1. Andiko Nugraha Kusuma, SKM.,M.KM selaku Rektor Universitas Faletehan.


2. Hj. Een Nuraeni, S.pd selaku Kepala Sekolah TK Ananda Kramatwatu
3. Ns. H. Asra, S.Kep.,M.Kep selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Faletehan.
4. Dini Rachmaniah, M.kep, Sp. Kep. An selaku Ketua Program Studi Ilmu
Keperawatan dan sekaligus pembimbing I, yang dengan tekun memberikan
bimbingan ilmiah melalui berbagai arahan, sharing, dan usul/saran yang
cemerlang.
5. Dr. Enik Utmawati selaku Kepala Puskesmas Kramatwatu.
6. Ns. Eka Ernawati, S.Kep.,M.Kep selaku pembimbing II, yang dengan tekun
memberikan bimbingan ilmiah melalui berbagai arahan, sharing, dan
usul/saran yang cemerlang.
7. Ns. Elfina Yulidar, S.Kep.,M.Kep selaku penguji ahli, yang dengan tekun
memberikan ilmiah melalui berbagai arahan, sharing, dan usul/saran yang
cemerlang.
8. Pihak Perpustakaan Universitas Faletehan yang telah memfasilitasi peneliti
dalam mengambil referensi-referensi untuk penelitian ini.
9. Wali murid TK Ananda yang telah bersedia menyempatkan waktunya untuk
menjadi responden dalam penelitian ini.
10. Pihak Dinas Kabupaten Serang dan TK Ananda yang telah memfasilitasi
peneliti sehingga dapat melakukan studi pendahuluan dan memperoleh data
yang mendukung penelitian.

iii
Universitas Faletehan
Penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan dalam pembuatan skripsi
ini, sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan untuk
perbaikan pada penelitian selanjutnya.

Serang, 30 Juli 2020

Peneliti

iv
Universitas Faletehan
HALAMAN PERSEMBAHAN

“Tidak lah kamu perhatikan bagaimana Allah telah membuat perumpamaan


kalimat yang baik seperti pohon yang baik, akarnya teguh dan cabangnya
(menjulang) ke langit”. “Pohon itu memberikan buahnya pada setiap musim
dengan seizin Tuhannya. Allah membuat perumpamaan-perumpamaan itu
untuk manusia supaya mereka selalu ingat”. (QS. Ibrahim 24-25)

-ilmu tanpa amal ibarat pohon tanpa buah-

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang


yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat (Qs al-Mujadalah : 11)

Ilmu itu didapatkan dengan jasad yang santai (HR Muslim)

Dalam keridhoan Allah SWT skripsi ini kupersembahkan kepada :

Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW

Kedua orang tua (Bapak dan Ibu) dan keluarga terdekat (adik-adiku)

Umu Habibah yang selalu mendukung dan memberikan semangat

Eka Anisah fatin yang telah membantu dalam pembuatan skripsi ini

Bondol Troops dan teman-teman se-angkatan 2016 dan Universitas Faletehan

Saudara se-umat Muslim, Bangsa Indonesia

v
Universitas Faletehan
vi
Universitas Faletehan
viii
Universitas Faletehan
ABSTRAK

Nama : Alldy Bernanda


Program Studi : Ilmu Keperawatan
Judul : Hubungan Pengetahuan Tentang Pencegahan Covid-19 dan
Peran Orang Tua dengan Pelaksanaan Tindakan Mencuci
Tangan Pada Anak Prasekolah di TK Ananda Kramatwatu
Serang Banten

VII BAB+67 Halaman+xvii Romawi+7 Tabel+1 Skema+1 Gambar+12 Lampiran

Kebiasaan mencuci tangan pada anak adalah suatu perilaku sehat yang dipengaruhi
oleh tingkat pengetahuan dan peran orang tua untuk mengurangi penularan virus
saat ini yaitu Covid-19. Pengetahuan yang baik dapat menciptakan peran yang aktif
dalam mendidik anak terutama keterampilan dalam mencuci tangan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan tentang pencegahan covid-19
dan peran orang tua dengan pelaksanaan tindakan mencuci tangan pada anak
prasekolah. Metode yang digunakan yaitu desain cross sectional. Pengumpulan
data menggunakan kuesioner, serta observasi tindakan mencuci tangan. Sampel
dalam penelitian ini berjumlah 35 yang di ambil dengan menggunakan tehnik total
sampling. Hasil penelitian diperoleh sebagian besar pengetahuan tentang
pencegahan covid-19 berkategori kurang baik (74,3%) dan sebagian besar peran
orang tua berkategori kurang baik (71,4%). Pelaksanaan cuci tangan hampir
seluruh responden berkategori tidak sesuai (82,9%). Hasil uji statistik menunjukan
ada hubungan antara pengetahuan tentang pencegahan covid-19 (p=0,027) dan
peran orang tua (p=0,043) dengan pelaksanaan tindakan mencuci tangan pada anak
prasekolah. Orang tua disarankan agar memberikan peran yang lebih baik terhadap
anak terkait kebiasaan mencuci tangan.

Kata Kunci : Pengetahuan, peran orang tua, tindakan mencuci tangan

Daftar Pustaka : 30 (2010-2020)

vi
Universitas Faletehan
ABSTRACT

Name : Alldy Bernanda


Study Program : Nursing Science
Title : Relationship of Knowledge About Covid-19 Prevention
and The Role of Parents with Washing Acts Hands On
Preschoolers in TK Ananda Kramatwatu Serang
Banten
Year 2020

CHAPTER VII+67 Pages+xvii Roman+7 Table+1Schemes+12 Attachments

The habit of washing hands on children is a healthy behavior that is influenced by


the level of knowledge about covid prevention 19 and the role of parents to
reduce the transmission of the virus Covid-19. Good knowledge about covid
prevention 19 can create an active role of parents in educating children,
especially skills in hand washing. This study aims to determine the relationship of
knowledge about covid-19 prevention and the role of parents with the
implementation of the act of washing hands in preschool children. The method
used was cross sectional design. Data collection used a questionnaire, as well as
observing the act of washing hands. The sample in this study amounted to 35
taken using total sampling techniques. The results obtained by most of the
knowledge about covid prevention 19 categorized as less good (74.3%) and most
of the role of parents categorized as less good (71.4%). The implementation of
hand washing almost all respondents was categorized as inappropriate (82.9%).
Statistical test results showed there was a relationship between knowledge about
covid prevention 19 (p = 0.027) and role of parents (p = 0.043) to the
implementation of the act of washing hands in preschool children. It is
recommended for parents to give a better role to children related to hand washing
habits.

Keyword : Knowledge, the role of parents, the act of washing hands

Reference list : 30 (2010-2020)

ix
Universitas Faletehan
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN............................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
KATA PENGANTAR..................................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... v
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI................. vi
SURAT PERNYATAAN............................................................................... vii
ABSTRAK....................................................................................................... viii
ABSTRACT..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR SKEMA.......................................................................................... xv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................... xvii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
A. Latar Belakang................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian................................................................................ 6
1. Tujuan Umum................................................................................ 6
2. Tujuan Khusus............................................................................... 7
D. Manfaat Penelitian............................................................................. 7
1. Bagi Instansi Kesehatan............................................................... 7
2. Bagi Masyarakat.......................................................................... 7
3. Bagi Peneliti................................................................................. 7
E. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................. 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 9


A. Konsep Pengetahuan........................................................................... 9
1. Pengertian Pengetahuan................................................................ 9
2. Tingkat Pengetahuan..................................................................... 9

x
Universitas Faletehan
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan......................... 10
B. Konsep Peran Orang Tua.................................................................... 11
1. Pengertian .................................................................................... 11
2. Peran Orang Tua........................................................................... 11
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Peran Orang Tua.................. 12
4. Macam-Macam Peran................................................................... 13
5. Faktor yang Mempengaruhi Peran................................................ 15
C. Konsep Anak Prasekolah................................................................... 17
1. Pengertian Anak Prasekolah.......................................................... 17
2. Ciri-Ciri Anak Prasekolah.............................................................. 18
3. Karakteristik Perkembangan Anak Prasekolah.............................. 19
D. Konsep COVID-19............................................................................ 22
E. Konsep Mencuci Tangan ................................................................... 24
1. Pengertian Mencuci Tangan .......................................................... 24
2. Tujuan Mencuci Tangan ................................................................ 25
3. Indikasi Mencuci Tangan .............................................................. 26
4. Momen dan Enam Langkah Mencuci Tangan .............................. 27

BAB III KERANGKA KONSEP................................................................... 31


A. Kerangka Konsep .............................................................................. 31
B. Definisi Operasional........................................................................... 32
C. Hipotesis............................................................................................. 33

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN..................................................... 34


A. Jenis Penelitian................................................................................... 34
B. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 34
C. Populasi dan Sampel Penelitian......................................................... 35
1. Populasi......................................................................................... 35
2. Sampel........................................................................................... 35
D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data.................................................. 35
1. Alat Pengumpulan Data................................................................ 35
2. Teknik Pengumpulan Data............................................................ 36

xi
Universitas Faletehan
E. Uji Validitas, Uji Reliabilitas dan Uji Normalitas ..................................... 38
1. Uji Validitas.................................................................................. 38
2. Uji Reliabilitas ............................................................................. 39
3. Uji Normalitas ............................................................................. 40
F. Pengolahan dan Analisa Data ..................................................................... 41
1. Pengolahan Data............................................................................ 41
2. Analisa Data................................................................................... 42

BAB V HASIL PENELITIAN....................................................................... 46


A. Uji Univariat...................................................................................... 46
1. Gambaran Pengetahuan Orang Tua Tentang Pencegahan Covid-
19 di TK Ananda........................................................................... 46
2. Gambaran Peran Orang Tua di TK Ananda.................................. 47
3. Gambaran Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan Pada Anak
Prasekolah di TK Ananda............................................................. 47
B. Analisa Bivariat.................................................................................... 48
1. Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua Tentang Pencegahan
Covid- 19 dengan Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan pada
Anak Prasekolah di TK Ananda.................................................... 48
2. Hubungan Antara Peran Orang Tua dengan Pelaksanaan Tindakan
Mencuci Tangan Pada Anak Prasekolah di TK Ananda............... 50

BAB VI PEMBAHASAN............................................................................... 51
A. Analisa Univariat............................................................................... 51
1. Gambaran Pengetahuan Orang Tua Tentang Pencegahan Covid-
19 di TK Ananda........................................................................... 51
2. Gambaran Peran Orang Tua di TK Ananda.................................. 54
3. Gambaran Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan Pada Anak

Prasekolah di TK Ananda............................................................. 55
B. Analisa Bivariat................................................................................ 57
1. Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua Tentang Pencegahan
Covid- 19 dengan Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan pada

xi
Universitas Faletehan
Anak Prasekolah di TK Ananda.................................................... 57
2. Hubungan Antara Peran Orang Tua dengan Pelaksanaan Tindakan
Mencuci Tangan Pada Anak Prasekolah di TK Ananda............. 59

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN.................................................... 62


1. Kesimpulan...................................................................................... 62
2. Saran................................................................................................ 62

DAFTAR REFERENSI .............................................................................. 64


LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xi
Universitas Faletehan
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional Penelitian........................................................ 32


Tabel 4.1 Analisa Bivariat................................................................................ 44
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Tentang Pencegahan
Covid-19............................................................................................. 46
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua............................................. 47
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan........ 48
Tabel 5.5 Hubungan Pengathuan Orang Tua Tentang Pencegahan Covid-19
Dengan Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan.............................. 49
Tabel 5.6 Hubungan Peran Orang Tua dengan Pelaksanaan Tindakan Mencuci
Tangan............................................................................................... 50

xiv
Universitas Faletehan
DAFTAR SKEMA

Skema 3.1 Kerangka Konsep............................................................................ 31

xv
Universitas Faletehan
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Gambaran 6 langkah mencuci tangan menurut WHO.................. 29

xvi
Universitas Faletehan
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Surat Permohonan Izin Studi Pendahuluan Puskesmas Kramatwatu


Lampiran 2 : Surat Balasan Izin Studi Pendahuluan Puskesmas Kramatwatu
Lampiran 3 : Surat Izin Uji Validitas
Lampiran 4 : Surat Balasan Izin Uji Validitas
Lampiran 5 : Surat Izin Penelitian
Lampiran 6 : Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 7 : Informed Consent
Lampiran 8 : Lembar Cheklist 6 langkah mencuci tangan menurut WHO
Lampiran 9 : Lembar Kuesioner
Lampiran 10 : Hasil Uji Validitas
Lampiran 11 : Output SPSS
Lampiran 12 : Data Coding
Lampiran 13 : Cek Plagiat
Lampiran 14 : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 15 : Lembar Bimbingan

xvii Universitas Faletehan


BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Diawal Tahun 2020, dunia di gemparkan dengan merabaknya virus baru
yaitu Corona Virus dengan jenis (SARS-CoV-2) dan penyakitnya disebut
Corona Virus Disease 2019 (COVID-19). Asal mula virus ini berasal dari
Wuhan, Tiongkok. Ditemukan pada akhir Desember tahun 2019.
Penyebaran COVID-19 terjadi sangat cepat dan meluas karena dapat
menular melalui kontak dari manusia ke manusia. Hingga saat ini, berita
seputar COVID-19 masih menjadi perhatian utama semua negara untuk
waspada dan tetap siaga menghadapai COVID-19 yang belum ditemukan
obat dan vaksinnya (WHO, 2020).

Tanggal 23 Juli 2020, berdasarkan data terakhir yang didapatkan dari


website Centre for Systems Science and Engineering (CSSE) Universitas
John Hopkins, menunjukkan total kasus di dunia telah mencapai 15,2 juta,
dengan kematian 624 ribu dan 8,66 juta pasien dinyatakan sembuh. Saat
ini data terus berubah seiring dengan berjalannya waktu. Tercatat 215
negara terinfeksi COVID-19, 10 besar negara dari kasus tertinggi
diantaranya Amerika serikat (4,04 juta kasus), Brazil (2,23 juta kasus),
India (1,24 juta kasus), Rusia (795 ribu kasus), Afrika Selatan (395 ribu
kasus), Peru (367 ribu kasus), Meksiko (362 ribu kasus), Chili (336 ribu
kasus), Britania Raya (296 ribu kasus) dan Iran (281 ribu kasus). Indonesia
menempati urutan ke 24 dari total 215 negara yang terinfeksi COVID-19
(WHO, 2020).

xvii Universitas Faletehan


2

Kasus yang ditemukan di berbagai negara tersebut sebagian besar


berkontak dengan orang yang memiliki riwayat bepergian ke Wuhan. Asal
mula wabah ini masuk ke Indonesia berawal dari WNA Jepang yang
berkunjung ke Indonesia dan berhubungan dengan dua orang WNI yaitu
ibu 64 tahun dan putrinya 31 tahun. Menurut Menteri Kesehatan, Terawan
Agus Prutanto menyimpulkan bahwa dari seorang warga Jepang yang
datang ke Indonesia melalui Malaysia, WNA tersebut itu kemudian
diketahui telah tertular virus, saat tiba di Bandara Soekarno-Hatta, warga
Jepang tersebut telah mengonsumsi obat penurun demam hingga tidak
terdeteksi alat thermo scanner.

Menurut data dari (Covid19.co.id, 2020) di Indonesia telah mencapai


93.657 kasus, dengan total kematian 4.576, dan total pasien sembuh
berjumlah 52.164. Pemerintah Provinsi Banten telah menetapkan status
kejadian luar biasa kepada warganya, 1.707 warganya yang positif dengan
total kematian 85 orang, dan total pasien sembuh berjumlah 1.232. Status
tersebut meliputi Provinsi Banten diantaranya yaitu Kabupaten Tangerang,
Kota Tangerang, Kota Tangerang Selatan, Kabupaten Serang, Kota
Serang, Kabupaten Lebak, Kota Cilegon dan Kabupaten Pandeglang yang
di sampaikan dalam jumpa pers bersama pimpinan daerah di Pendopo
Kota Tangerang, minggu 15 maret 2020.

Berdasarkan data Dinas Kabupaten Serang tanggal 7 Juli 2020 tercatat dari
29 Kecamatan, Kecamatan Kramatwatu menempati urutan pertama di
Kabupaten Serang dan ditetapkan sebagai zona merah dengan jumlah 5
orang terkonfirmasi positif corona.

(WHO, 2020) merekomendasikan masyarakat dunia untuk mencegah


wabah ini dengan sejumlah langkah, yaitu tutup mulut dan hidung jika
batuk, cari pertolongan medis, hindari kontak langsung di tempat ramai
dan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih yang mengalir.
3

Mencuci tangan adalah proses menggosokan kedua tangan secara


bersamaan dengan menggunakan zat pembersih atau sabun yang sesuai
dan dibilas dengan air mengalir yang tujuannya untuk menghilangkan
mikroorganisme. Air yang kotor banyak mengandung kuman dan bakteri
penyebab penyakit. Jika digunakan kuman akan berpindah ke tangan dan
pada saat makan kuman dengan cepat masuk ke dalam tubuh yang bisa
menimbulkan penyakit (Della Febriana, Arifarahmi, 2019).

Kebiasaan mencuci tangan dengan sabun adalah bagian dari pelaksanaan


tindakan hidup bersih dan sehat, cuci tangan pada masa lalu dianggap hal
sepele, saat ini di wabah Covid-19 telah menjadi perhatian dunia dan
menjadi salah satu dari tiga pilar pembangunan bidang kesehatan yakni
pelaksanaan tindakan hidup bersih dan sehat, penciptaan lingkungan yang
sehat serta penyediaan layanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau
oleh semua lapisan masyarakat. padahal mencuci tangan bisa memberikan
kontribusi pada peningkatan status kesehatan masyarakat (WHO, 2019).

Status kesehatan masyarakat terhadap cuci tangan dipengaruhi oleh


pengetahuan, karena pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang
sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Oleh karena itu
baik buruknya pengetahuan seseorang akan berpengaruh terhadap peran
yang dimiliki oleh orang tua untuk menerapkan kebiasaan mencuci tangan
dalam kehidupan sehari-hari dan mengajarkan kepada anak-anaknya
(Rihiantoro, 2016).

Berdasarkan fenomena yang ada di Indonesia, terlihat bahwa anak-anak


usia prasekolah mempunyai kebiasaan kurang memperhatikan perlunya
cuci tangan dalam kehidupan sehari-hari, terutama ketika di lingkungan
sekolah. Mereka biasanya langsung makan makanan yang mereka beli di
sekitar sekolah tanpa cuci tangan terlebih dahulu, padahal sebelumnya
mereka bermain-main.
4

Anak prasekolah adalah anak-anak yang ada di masa Golden Age


yaitu anak yang berusia sekitar 3 sampai 5 tahun. Masa prasekolah adalah
dimana kognitif anak mulai menunjukkan perkembangan dan anak telah
mempersiapkan diri untuk memasuki sekolah. Kemampuan belajar yang
diperlukan usia prasekolah antara lain mengenal warna, mengenal angka
dan huruf, berhitung sederhanan mengerti kata sifat, dan mengenal bentuk
suatu objek (Utami, 2017). Anak lebih suka bermain dengan posisi yang
berdekatan dengan teman atau lingkungannya, mereka memakai tangannya
untuk memasukkan benda kedalam mulutnya, makan dan membersihkan
ingus (Susanto, 2011).

Pelaksanaan tindakan tersebut tentunya berpengaruh dan dapat


memberikan kontribusi dalam terjadinya penyakit diare. Tidak hanya
diare penyakit lainnya seperti ispa dan demam yang menjadi dampak
kebiasaan kurang mencuci tangan. Menuci tangan merupakan tehnik dasar
yang paling penting dalam pencegahan penularan infeksi. Salah satunya
yaitu infeksi saluran pernafasan yang erat hubungannya dengan pneumonia
mencapai sekitar > 50 (Depkes RI, 2010).

Pneumonia merupakan penyakit infeksi saluran pernafasan dan menjadi


salah satu gejala COVID-19 yang sering ditemukan pada pasien yang
dinyatakan positif, selain pneumonia gejala lain yang sering timbul pada
orang yang terpapar COVID-19 yaitu demam tinggi dengan suhu 380C ke
atas. Untuk mencegah gejala tersebut terjadi, salah satunya dengan
menerapkan kebiasaan mencuci tangan memakai sabun dan air bersih yang
mengalir.

Sementara itu data dari indeks pembangunan kesehatan masyarakat


(IPKM) tahun 2010, presentase penduduk indonesia yang berpelaksanaan
tindakan benar dalam melakukan cuci tangan sebesar 24,3% (Kemenkes
RI, 2011). Perlu pendampingan peran orang tua dalam hal keterampilan
mencuci tangan pada anak. Cuci tangan nampaknya belum menjadi budaya
5

atau kebiasaan yang diterapkan dikehidupan sehari-hari, masih banyak


anak-anak yang menganggap hal yang sebenarnya mudah tetapi mereka
belum menerapkan dikehidupan mereka sehari-hari.

Mempertahankan kesehatan anak merupakan tanggung jawab orang tua,


namun demikian sekolah-sekolah umum dan departemen kesehatan telah
kontribusi dalam upaya peningkatan kesehatan anak dengan menyediakan
sekolah yang sehat, pelayanan kesehatan, dan pendidikan kesehatan yang
sangat menekankan pada praktik-praktik kesehatan. Sekolah adalah
sebagai perpanjangan tangan keluarga yang meletakkan dasar pelaksanaan
tindakan untuk kehidupan anak selanjutnya, termasuk pelaksanaan
tindakan kesehatan (Notoatmodjo, 2010).

Pelaksanaan tindakan kesehatan seorang anak dipengaruhi oleh beberapa


faktor pendukung salah satunya adalah peran orang tua. Peran orang tua
menggambarkan seperangkat pelaksanaan tindakan interpersonal, sifat
tertentu, peran orang tua sebagai pendidik, motivator dan fasilitator.
Apabila peran-peran ini dilaksanakan dengan baik maka kebiasaan seorang
anak akan menjadi lebih baik dan anak akan termotivasi untuk melakukan
mencuci tangan. Kenyataan ini memberi gambaran bahwa masih banyak
ditemukan orang tua yang tidak memperhatikan kesehatan anaknya dan
masih banyak anak yang tidak mencuci tangan sebelum makan. Sehingga
kondisi tubuh anak rentan terhadap penyakit dan virus (Rihiantoro, 2016).

Selaras dengan penelitian yang dilakukan oleh Lukas, Utami dan Putri
Tahun 2019 dengan judul hubungan pengetahuan ibu dengan pelaksanaan
tindakan hidup bersih dan sehat anak prasekolah di TK Dharma wanita
persatuan tlogomas Malang didapatkan hasil p value < dari α dan dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan pengetahuan ibu dengan PHBS anak
prasekolah di TK Dharma wanita tlogomas Malang.
6

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 16


Maret 2020 di TK Ananda Kramatwatu Serang Banten, peneliti
mendapatkan data jumlah total anak di TK Ananda berjumlah 35 anak.
Dari hasil wawancara kepada 10 ibu 7 diantaranya tidak mengetahui cara
mencuci tangan yang baik dan benar, sehingga mereka tidak bisa
mengajarkan cara mencuci tangan tersebut kepada anak-anaknya, dan
mereka menyerahkan kepada guru TK nya agar anak diajarkan cara
mencuci tangan yang baik dan benar.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian besar orang
tua tidak mengetahui cara mencuci tangan yang baik dan benar maka
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan
Pengetahuan tentang pencegahan Covid-19 dan Peran Orang Tua dengan
Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan pada Anak Prasekolah di TK
Ananda Kramatwatu Serang Banten Tahun 2020”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, di TK Ananda
Kramatwatu sebagian besar orang tua tidak mengetahui cara mencuci
tangan yang baik dan benar sehingga orang tua sulit untuk mengajarkan
kepada anaknya cara mencuci tangan. Dengan adanya fenomena sekarang
di Indonesia yaitu merabaknya wabah penyakit COVID-19 yang semakin
hari semakin bertambah kasus orang yang terinfeksi, salah satu
pencegahannya yaitu dengan cara mencuci tangan pakai sabun dan air
bersih yang mengalir. Berdasarkan fenomena tersebut, maka rumusan
masalah yang diangkat untuk melakukan penelitian ini yaitu apakah
terdapat “Hubungan Pengetahuan tentang pencegahan Covid-19 dan Peran
Orang Tua dengan Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan pada Anak
Prasekolah di TK Ananda Kramatwatu Serang Banten Tahun 2020”.
7

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Hubungan Pengetahuan tentang pencegahan
Covid-19 dan Peran Orang Tua dengan Pelaksanaan Tindakan
Mencuci Tangan pada Anak Prasekolah di TK Ananda Kramatwatu
Serang Banten Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya gambaran pengetahuan tentang pencegahan Covid-19
dengan pelaksanaan tindakan mencuci tangan di TK Ananda
Kramatwatu Serang Banten Tahun 2020.
b. Diketahuinya gambaran peran orang tua dalam melakukan kegiatan
cuci tangan pada anak prasekolah di TK Ananda Kramatwatu
Serang Banten Tahun 2020.
c. Diketahuinya pelaksanaan tindakan anak usia prasekolah dalam
melakukan cuci tangan di TK Ananda Kramatwatu Serang Banten
Tahun 2020.
d. Diketahuinya hubungan pengetahuan tentang pencegahan Covid-19
dengan pelaksanaan tindakan mencuci tangan di TK Ananda
Kramatwatu Serang Banten Tahun 2020.
e. Diketahuinya hubungan peran orang tua dengan pelaksanaan
tindakan mencuci tangan di TK Ananda Kramatwatu Serang
Banten Tahun 2020.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Instansi Kesehatan
Penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan program kesehatan
dalam mengoptimalkan Pelaksanaan tindakan Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS).
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan masyarakat
mengenai pentingnya mencuci tangan, sehingga dapat merubah
8

pelaksanaan tindakan masyarakat sebagai salah satu upaya pencegahan


primer dalam mananggulangi kejadian penyebaran penyakit COVID-
19.
3. Bagi Peneliti
Penelitian ini memberikan tambahan pengetahuan dan pengalaman
bagi peneliti mengenai pengetahuan dan peran orang tua dengan
pelaksanaan tindakan mencuci tangan pada anak prasekolah dalam
upaya penyebaran penyakit COVID-19.

E. Ruang Lingkup Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Hubungan pengetahuan tentang
pencegahan Covid-19 dan peran orang tua dengan pelaksanaan tindakan
mencuci tangan pada anak prasekolah di TK Ananda Kramatwatu Serang
Tahun 2020. Responden dalam penelitian ini adalah orang tua yang
memiliki anak di TK Ananda. Adapun tempat dan waktu pelaksanaan pada
bulan Juni Tahun 2020. Pembahasan dalam penelitian ini adalah untuk
mengetahui adakah hubungan pengetahuan dan peran orang tua dengan
pelaksanaan tindakan mencuci tangan pada anak prasekolah di TK Ananda
Kramawatu Serang Tahun 2020. Penelitian ini menggunakan kuesioner
pengetahuan dan peran orangtua terkait cuci tangan dalam bentuk google
form dan di share melalui whatsapp group. Desain penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian Cross sectional.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Pengetahuan
1. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan berdasarkan kamus besar bahasa indonesia diartikan sebagai
segala sesuatu yang diketahui atau segala sesuatu yang berkenan dengan
hal mata pelajaran. (Notoatmodjo, S, 2012) mengatakan pengetahuan
merupakan hasil tahu yang terjadi setelah seseorang melakukan
pengindraan terhadap objek tertentu, pengalaman dan proses belajar
seseorang. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata
dan telinga yaitu proses melihat dan mendengar. (Donsu, 2017)
menjelaskan pengetahuan adalah suatu hasil dari rasa keingintahuan
melalui proses sensoris, terutama pada mata dan telinga terhadap objek
tertentu. Berdasarkan definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa
pengetahuan merupakan proses mengingat dan mengenal suatu objek
tertentu melalui panca indra, pengalaman dan pelajaran pada suatu bidang
tertentu.

2. Tingkat Pengetahuan
Menurut (Notoatmodjo, S, 2012) terdapat 6 tingkat pengetahuan, yaitu :
a. Tahu (Know)
Tahu adalah mengingat kembali memori yang telah ada sebelumnya
setelah mengamati sesuatu.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan tentang suatu
objek yang diketahui dan diinterpretasikan secara benar
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi adalah suatu kemampuan untuk mempraktekan materi yang
sudah dipelajari pada kondisi real (sebenarnya)

9
Universitas Faletehan
10

d. Analisis (Analysis)
Analisis adalah kemampuan menjabarkan atau menjelaskan suatu objek
atau materi tetapi masih di dalam struktur organisasi tersebut dan masih
ada kaitannya satu dengan yang lainnya.
e. Sintesis (Synthesis)
Sisntesis adalah suatu kemampuan menghubungkan bagian-bagian di
dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Evaluasi adalah pengetahuan untuk melakukan penilaian terhadap suatu
materi atau objek

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan


Menurut (Lestari, 2015) faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
manusia adalah :
1) Tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk memberikan
pengetahuan, melalui pendidikan diharapkan individu dapat memiliki
pengetahuan terhadap suatu objek tertentu sehingga dapat membentuk
sikap dan pelaksanaan tindakan yang lebih baik.
2) Informasi
Pada umumnya seseorang yang mendapat atau meiliki informasi yang
lebih luas akan menambah atau memiliki pengetahuan yang luas
3) Pengalaman
Suatu kejadian yang pernah dialami oleh seseorang akan menambah
pengetahuan sesuatu yang bersifat informal
4) Budaya
Tingkah laku manusia dalam memenuhi kebutuhan yang meliputi
kepercayaan akan berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan
5) Sosial ekonomi
Kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan hidup pada
umumnya akan berdampak terhadap pengetahuan
11

B. Konsep Peran Orang Tua


1. Pengertian
Orang tua yaitu terdiri dari ayah dan ibu. Orang tua memiliki peran
penting dalam membimbing dan mendampingi anak-anaknya baik dalam
pendidikan formal maupun non-formal. Peran orang tua itu sendiri dapat
mempengaruhi perkembangan anak dalam aspek kognitif, efektif dan
psikomotor. Pengertian orang tua di atas tidak terlepas dari pengertian
keluarga karna orang tua merupakan bagian dari keluarga besar yang
sebagian besar telah tergantikan oleh keluarga inti terdiri dari ayah, ibu
dan anak-anak. F.J Brown berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang
sosiologis keluarga adalah semua pihak yang ada hubungan darah atau
keturunan yang dapat dibandingkan dengan semua marga (Yusuf, 2012).

Peran adalah pelaksanaan tindakan yang berkenan dengan siapa yang


memegang posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau tempat
seseorang dalam suatu sistem sosial. Setiap pelaksanaan tindakan individu
menempati posisi-posisi multiple, orang dewasa, pria dan suami yang
berkaitan dengan masing-masing posisi ini adalah sejumlah peran, di
dalam hal posisi ibu, beberapa peran yang terkait adalah sebagai penjaga
rumah, merawat anak, pemimpin kesehatan dalam keluarga, memasak,
sahabat atau teman bermain bagi anak (Friedman, 2013).

2. Peran Orang Tua


Peran orang tua adalah seperangkat pelaksanaan tindakan dua orang ayah-
ibu salam bekerjasama dan bertanggung jawab berdasarkan keturunan
sebagai tokoh panutan anak semenjak terbentuknya pembuahan atau zigot
secara konsisten dan stimulus tertentu, baik berupa bentuk tubuh maupun
sikap dan spiritual serta emosional yang mandiri (Pratiwi, 2010).
Peran aktif orang tua sangat diperlukan disaat mereka berada pada usia
sekolah. Peran aktif orang tua tersebut yang dimaksud adalah usaha
langsung terhadap anak seperti membimbing, memberikan pengertian,
mengingatkan dan menyediakan fasilitas kepada anak serta peran lain yang
12

lebih penting adalah dalam menciptakan lingkungan rumah sebagai


lingkungan sosial yang dialami oleh anak, melalui pengamatannya terhadap
tingkah laku secara berulang ulang, anak ingin menirunya dan menjadi ciri
kebiasaan atau kepribadiannya.

3. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Peran Orang Tua


a. Faktor-faktor Pendukung (Predisposing Factor)
Faktor pendukung adalah faktor pemicu atau anteseden terhadap
pelaksanaan tindakan yang menjadi dasar atau motivasi bagi
pelaksanaan tindakan mencakup pengetahuan, sikap masyarakat
terhadap kesehatan, tradisi dan masyarakat terhadap hal yang berkaitan
dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat
pengetahuan, tingkat sosial ekonomi, dan sebagainya. Faktor-faktor ini
terutama yang positif mempermudah terwujudnya pelaksanaan tindakan
maka sering disebut faktor pemudah.

b. Faktor-faktor Pemungkin (Enabling Factor)


Faktor-faktor ini mencakup ketersediaan saran dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat, lingkungan fisik misalnya air
bersih, tempat pembuangan sampah, tempat pembuangan tinja,
ketersediaan makanan yang bergizi, dan sebagainya. Termasuk juga
fasilitas pelayanan kesehatan seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik,
posyandu, polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta,
dan sebagainya. Untuk berpelaksanaan tindakan sehat, masyarakat
memerlukan sarana dan prasarana pendukung. Fasilitas ini pada
hakikatnya mendukung atau memungkinkan terwujudnya pelaksanaan
tindakan kesehatan, maka faktor-faktor ini disebut faktor pemungkin.

c. Faktor Penguat (Reinforcing Factor)


Faktor ini merupakan faktor yang menentukan apakah tindakan
kesehatan memperoleh dukungan atau tindakan. Faktor ini terwujud
dalam bentuk sikap dan pelaksanaan tindakan pengasuh anak-anak atau
13

orang tua yang merupakan tokoh yang dipercaya atau dipanuti oleh
anak-anak seperti pengasuh anak-anak memberikan keteladanan dengan
melakukan cuci tangan sebelum makan atau selalu minum air yang
sudah dimasak maka hal ini menjadi penguat untuk pelaksanaan
tindakan hidup bersih dan sehat bagi anak-anak seperti halnya pada
masyarakat akan memerlukan acuan untuk berpelaksanaan tindakan
melalui peraturan-peraturan atau undang-undang baik dari pusat atau
pemerintah daerah, pelaksanaan tindakan tokoh masyarakat, tokoh
agama termasuk juga petugas kesehatan setempat (Notoatmodjo, S,
2012)

4. Macam-macam peran
Ada dua macam peran :
1. Peran Formal
Peran formal merupakan peran yang membutuhkan keterampilan dan
kemampuan tertentu dalam menjalankan peran tersebut. Peran formal
yang standar terdapat dalam keluarga yaitu ayah sebagai pencari
nafkah, ibu sebagai pengatur ekonomi keluarga, di samping itu tugas
pokok sebagai pengasuh anak. Jika salah satu angota keluarga tidak
dapat memenuhi suatu peran, maka anggota keluarga yang lainnya
mengambil alih kekosongan ini dengan memerankan perannya agar
tetap berfungsi dengan baik (Friedman, 2013).

Setiap posisi peran dalam keluarga adalah peran yang terkait, yaitu
sejumlah pelaksanaan tindakan yang kurang lebih bersifat homogen.
Keluarga membagi peran secara merata kepada para anggotanya seperti
cara masyarakat membagi peran-perannya menurut pentingnya
pelaksanna peran bagi berfungsinya suatu sistem. Ada peran yang
membutuhkan keterampilan dan kemampuan tertentu, ada juga peran
yang tidak terlalu komplek, sehingga dapat di delegasikan kepada
mereka yang kurang terampil atau kepada mereka yang kurang
14

memiliki kekuasaan (Pratiwi, 2010) Peran yang membentuk posisi


sosial sebagai suami-ayah dan istri-ibu antara lain sebagai berikut :
a. Peran sebagai provaider atau penyedia
b. Sebagai pengatur rumah tangga
c. Perawatan anak, baik yang sehat maupun yang sakit
d. Sosialisasi dan rekreasi anak
e. Persaudaraan, memelihara hubungan keluarga paternal dan maternal
peran terapeutik dan peran seksual

2. Peran Informal
Peran informal adalah peran yang mempunyai tuntunan yang berbeda,
tidak terlalu didasarkan pada usia, jenis kelamin dan lebih berdasarkan
pada atribut personalitas atau kepribadian individu. Peran informal
dapat mempermudah pandangan terhadap sifat masalah yang dihadapi
dan mendapatkan solusi yang tepat. Pelaksanaan informal yang efektif
dapat mempermudah peran-peran formal (Friedman, 2013). Berikut
beberapa contoh peran informal antara lain :
a. Pendorong, pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi
kegiatan mendorong, memuji, setuju dengan dan menerima
kontribusi dari orang lain. Akibatnya ia dapat merangkul orang lain
dan membuat mereka merasa bahwa pemikiran mereka penting dan
bernilai untuk didengarkan.
b. Pengharmonis. Pengaharmonis yaitu berperan menengahi perbedaan
yang terdapat diantara para anggota, penghibur dan menyatukan
kembali perbedaan pendapat.
c. Inisiator-kontributor mengemukakan dan mengajukan ide-ide baru
atau cara-cara mengingat masalah-masalah atau tujuan kelompok-
kelompok.
d. Pendamai. Pendamai berarti jika terjadi konflik dalam keluarga maka
konflik-konflik dapat diselesaikan dengan jalan musyawarah atau
damai.
15

e. Pencari nafkah. Pencari nafkah yaitu peran yang dijalankan oleh


orang tua dalam memenuhi kebutuhan, baik material maupun
nonmaterial anggotan keluarganya.
f. Perawatan keluarga. Perawatan keluarga yaitu peran yang dijalankan
terkait merawatan anggota keluarga jika ada yang sakit.
g. Penghubung keluarga. Perantara keluarga adalah penguhubung,
biasanya ibu mengirim dan memonitor komunikasi dalam keluarga
h. Pionir keluarga. Pionir keluarga yaitu membawa keluarga pindah ke
suatu wilayah asing dan mendapatkan pengalaman baru.
i. Sahabat, penghibur dan koordinator. Koordinator berarti
mengorganisasi dan merencanakan kegiatan-kegiatan keluarga yang
berfungsi mengangkat keakraban dan memerangi kepedihan.
j. Pengikut dan saksi. Saksi sama dengan pengikut kecuali dalam
beberapa hal, saksi lebih pasif. Saksi hanya mengamati dan tidak
melibatkan dirinya.

5. Faktor yang mempengaruhi peran


1. Faktor Kelas Sosial
Kelas sosial ditentukan oleh unsur-unsur seperti pendidikan, pekerjaan dan
penghasilan. Pendapatan seseorang dari segi finansial akan mempengaruhi
status ekonomi, dimana dengan pendapatan yang lebih besar
memungkinkan lebih bisa terpenuhinya kebutuhan, sehingga yang ada
dimasyarakat bahwa semakin tingi status ekonomi seseorang maka akan
semakin tinggi pula kelas sosialnya (Notoatmodjo, S, 2012).

Pada keluarga dengan status ekonomi kurang, peran orang tua merupakan
hal penting dari sang ibu, dimana ibu lebih jauh bersifat tradisional dalam
pandangannya terhadap pengasuhan anak dengan suatu penekanan yang
lebih besar pada kehormatan, kepatuhan, kebersihan dan disiplin bila
dibandingkan dengan keluarga menengah ke atas yang lebih menitik
beratkan pada pengembangan pengendalian kekuatan sendiri dan
16

kemandirian prinsip perkembangan serta psikologi antara orang tua dan


anak (Friedman, 2013).

2. Faktor Bentuk Keluarga


Faktor bentuk keluarga merupakan unsur penting dalam perawatan anak
mengingat anak adalah bagian dari keluarga. Kehidupan anak dapat
ditentukan oleh lingkungan keluarga, untuk itu keperawatan anak harus
mengenal keluarga sebagai tempat tinggal atau sebagai konstanta tetap
dalam kehidupan anak (Wong & whaley, 2012). Anak merupakan individu
yang unik dan mempunyai kebutuhan sesuai dengan tahap perkembangan,
meliputi kebutuhan fisiologis sosial dan spritual.

Keluarga dengan orang tua lengkap yaitu dengan adanya ayah dan ibu
akan mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anggota keluarga
terutama anak, dimana anggota keluarga dengan adanya ayah dan ibu akan
menimbulkan perasaan aman dan nyaman dalam mengembangkan dan
memenuhi kebutuhan fisik, mental dan sosial, dibandingkan denhgan
keluarga orang tua tunggal yang hanya mengenal salah satu sosok orang
tua sehingga anggota keluarga atau anak mengalami kesulitan mencari
identitas diri (Wong & whaley, 2012).

3. Faktor Tahap Perkembangan Keluarga


Tahap perkembangan keluarga dimulai dari terjadinya pernikahan yang
menyatukan dua pribadi yang berbeda, dilanjutkan dengan tahap persiapan
menjadi orang tua. Tahap selanjutnya adalah menjadi orang tua dengan
anak usia bayi sampai tahap-tahap berikutnya yang berakhir dengan tahap
berduka kembali dimana setiap tahap individu mempunyai peran yang
berbeda sesuai dengan keadaan (Wong & whaley, 2012).
17

4. Faktor Model Peran


Individu merupakan bagian dari masyarakat, informasi yang diterima
individu terkait dengan masalah sehari-hari dalam masyarakat akan
menyebabkan masalah peran dari individu tersebut sehingga akan terjadi
transisi peran dan konflik peran (Friedman, 2013).

5. Faktor Peristiwa Situasional Khususnya Masalah Kesehatan atau Sakit


Kejadian kehidupan situasional yang berhadapan dengan keluarga dengan
pengaruh sehat-sakit terhadap peran keluarga. Peran sentral ibu sebagai
pembuat keputusan tentang kesehatan utama, pendidik, konselor, dan
pemberi asuhan dalam keluarga (Friedman, 2013).

C. Konsep Anak Prasekolah


1. Pengertian anak prasekolah
Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3-5 tahun. Dalam usia ini anak
umumnya mengikuti program anak (3-5 tahun) dan kelompok bermain
(usia 3 tahun), sedangkan pada usia 4-6 tahun biasanya mereka mengikuti
program Taman Kanak-Kanak (Kozier, 2010).

Periode prasekolah mendekati tahun antara 3 dan 5 tahun. Anak-anak


menyempurnakan terhadap penguasaan tubuh mereka. Perkembangan fisik
pada anak usia prasekolah berlangsung menjadi lambat, dimana
perkembangan kognitif dan psikososial terjadi cepat (Kozier, 2010).

Dari beberapa pengertian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa anak usia
prasekolah adalah anak yang berusia 3-5 tahun yang mengikuti program
Taman kanak-Kanak, dimana dalam perkembangan kognitif dan
psikososial terjadi sangat cepat.
18

Menurut (Noorlaila, 2010), dalam perkembangan anak prasekolah ada


beberapa tahapan yaitu :
1) Sejak lahir sampai usia 3 tahun, anak memiliki kepekaan sensoris dan
daya pikir yang sudah mulai menyerap pengalaman-pengalaman
melalui sensorinya, usia setengah tahun sampai kira-kira tiga tahun,
mulai memiliki kepekaan bahasa dan sangat tepat untyk
mengembangkan bahasanya.
2) Masa usia 2-4 tahun, gerakan-gerakan otot mulai dapat
dikoordinasikan dengan baik, untuk berjalan maupun banyak bergerak
yang semi rutin, berminat pada benda-benda kecil, dan mulai
menyadari adanya urutan waktu (pagi, siang, sore, malam).

2. Ciri-ciri Anak Prasekolah


(Kozier, 2010) mengemukakan ciri-ciri anak prasekolah (3-5 tahun) yang
biasanya ada di TK meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan kognitif anak,
yaitu :
1) Ciri fisik
Dalam penampilan maupun gerak-gerik anak prasekolah mudah
dibedakan dengan anak yang berada dalam tahapan sebelumnya yaitu
umumnya anak sangat aktif, mereka telah memiliki penguasaan
(kontrol) terhadap tubuhnya dan sangat menyukai kegiatan yang
dilakukan sendiri, seperti memberikan kesempatan kepada anak anak
untuk lari, memanjat dan melompat.
2) Ciri sosial
Biasanya bersosialisasi dengan orang disekitarnya. Umumnya anak
pada tahapan ini memiliki satu atau dua sahabat, tetapi sahabat ini
cepat berganti, mereka mau bermain dengan teman. Sahabat yang
dipilih biasanya sama jenis kelaminnya. Tetapi kemudian berkembang
sahabat yang terdiri dari jenis kelamin yang berbeda.
19

3) Ciri emosional
Yaitu cenderung mengekspresikan emosinya dengan bebas dan
terbuka. Sikap marah dan iri hati sering diperlihatkan oleh anak pada
usia tersebut. Mereka sering kali mempeributkan perhatian guru.
4) Ciri kognitif
Umunya telah terampil dalam bahasa. Sebagaian dari mereka senang
bicara, khususnya dalam kelompoknya. Sebaiknya anak diberi
kesempatan untuk berbicara, sebagian dari mereka perlu dilatih untuk
menjadi pendengar yang baik.

3. Karakteristik Perkembangan Anak Prasekolah


1. Perkembangan Fisik
Saat berusia 3-5 tahun, anak terlihat lebih tinggi dan lebih kurus. Dari
usia toddler anak cenderung bertambah tinggi bukan bertambah berat.
Saat berusia 5 tahun, ukuran otak anak prasekolah hampir menyamai
ukuran otak individu dewasa. Ekstremitas tumbuh lebih cepat dari
pada batang tubuh, menyebabkan tubuh anak tampak tidak
proposional.

Kemampuan motorik anak prasekolah mampu mencuci tangan dan


wajah, serta menyikat gigi mereka. Mereka merasa malu untuk
memperlihatkan tubuh mereka. Biasanya, anak prasekolah berlari
demgan keterampilan yang meningkat setiap tahunnya. Anak
prasekolah dapat berdiri seimbang di atas jari-jari kaki dan dapat
mengenakan pakaian tanpa bantuan (Kozier, 2010).
2. Perkembangan Psikososial
Menurut Erikson dalam (Kozier, 2010) krisis perkembangan anak usia
prasekolah inisiatif versus rasa bersalah. Anak prasekolah harus
memecahkan masalah sesuai hati nurani mereka. Kepribadian mereka
berkembang. Erikson memandang krisis pada masa ini sebagai sesuatu
yang penting bagi perkembangan konsep diri. Anak prasekolah harus
belajar dengan apa yang dapat mereka lakukan. Akibatnya anak
20

prasekolah meniru pelaksanaan tindakan, dan imajinasi serta


kreativitasnya menjadi hidup.
3. Perkembangan Kognitif
Menurut (Kozier, 2010) perkembangan kognitif anak prasekolah
merupakan fase pemikiran intuitif. Anak masih egosentrik, tetapi
egosentrisme perlahan-lahan berkurang saat anak menjalani dunia
mereka yang semakin berkembang. Anak prasekolah belajar melalui
trial and error dan hanya memikirkan 1 ide pada satu waktu. Sebagian
besar anak berusia 5 tahun dapat menghitung uang koin. Kemampuan
membaca juga mulai berkembang pada usia ini. Anak menyukai
dongeng dan buku-buku mengenai binatang dan lainnya.
4. Perkembangan Moral
Anak prasekolah mampu berpelaksanaan tindakan prososial, yakni
setiap tindakan yang dilakukan individu agar bermanfaat bagi orang
lain. Pelaksanaan tindakan moral biasanya dipelajari melalui upaya
meniru, mula-mula orang tua dan kemudian orang tua terdekat lainnya.
Anak prasekolah mengontrol prilaku mereka karena mereka
menginginkan cinta dan persetujuan dari orang tua. Biasanya mereka
berpelaksanaan tindakan baik di tatanan sosial (Kozier, 2010).
5. Perkembangan emosi
Anak prasekolah berada dalam masa perkembangan kepribadian yang
unik, anak sering tampak keras kepala, menjengkelkan, dan melawan
orang tua. Anak mulai berkenalan serta belajar menghadapi rasa
kecewa saat apa yang dikehendaki tidak terpenuhi. Rasa kecewa,
marah, sedih merupakan suatu yang wajar dan natural. Pada masa
prasekolah berkembang juga perasaan harga diri yang menuntut
pengakukan dari lingkungannya. Jika lingkungannya (orang tua) tidak
mengakui harga diri anak, seperti memperlakukan anak secara keras,
atau kurang menyayanginya, maka pada diri anak akan berkembang
sikap-sikap antara lain keras kepala atau menentang, menyerah
menjadi penurut, harga diri kurang, serta pemalu.
21

Emosi memiliki peranan yang sangat penting dalam perkembangan


anak, baik pada usia prasekolah maupun pada tahap-tahap
perkembangan selanjutnya, karena memiliki pengaruh terhadap
pelaksanaan tindakan anak. Anak memiliki kebutuhan emosional, yaitu
:
a. Dicintai
b. Dihargai
c. Merasa aman
d. Merasa kompeten
e. Mengoptimalkan kompetensi

Salah satu pelaksanaan tindakan hidup sehat yang dilakukan anak usia
prasekolah diantaranya adalah mencuci tangan dengan sabun. Pelaksanaan
tindakan cuci tangan ini pada umumnya sudah diperkenalkan kepada anak-
anak sejak kecil, tidak hanya oleh orang tua di rumah, bahkan menjadi
salah satu kegiatan rutin yang diajarkan para guru di Taman Kanak-kanak
sampai dengan Sekolah Dasar. Pada anak usia 4-5 tahun sangat rentang
terkena penyakit, mereka belum mendapatkan kesehatan dengan baik dan
pada usia tersebut anak masih berpelaksanaan tindakan ceroboh sehingga
membahayakan kesehatannya. Kenyataan pelaksanaan tindakan sehat ini
belum menjadi budaya masyarakat kita dan biasanya hanya dilakukan
sekedarnya. Tangan merupakan pembawa utama kuman penyakit.
Sehingga sangat penting pelaksanaan tindakan cuci tangan pakai sabun
merupakan pelaksanaan tindakan yang sangat efektif untuk mencegah
penyebaran berbagai penyakit menular seperti diare, ISPA dan Flu burung
(Setiawan, 2014).
22

D. Konsep COVID-19
COVID-19 merupakan virus RNA strain tunggal positif, berkapsul dan tidak
bersegmen. Coronavirus tergolong ordo Nidovirales, keluarga Coronaviridae,
Coronaviridae dibagi dua subkeluarga dibedakan berdasarkan serotipe dan
karakteristik genom. Terdapat empat genus yaitu alpha coronavirus,
betacoronavirus, deltacoronavirus dan gamma coronavirus. Pada awalnya data
epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan dengan satu
pasar seafood atau live market di Wuhan Provinsi Hubei Tiongkok. Sampel
isolat dari pasien diteliti dengan hasil menunjukkan adanya infeksi Corona
Virus, jenis betacorona virus tipe baru, diberi nama 2019 novel Corona Virus
(2019-nCoV) (PDPI, 2020).

(WHO) memberi nama virus baru tersebut Severa Acute Respiratory Syndrome
Corona Virus-2 (SARS-CoV-2) dan nama penyakitnya sebagai Corona Virus
Disease 2019 (COVID-19). Pada mulanya transmisi virus ini belum dapat
ditentukan apakah dapat menular dari manusia ke manusia. Jumlah kasus terus
bertambah seiring dengan waktu. Selain itu, terdapat kasus 15 petugas medis
terinfeksi oleh salah satu pasien. Salah satu pasien tersebut dicurigai kasus
“super spreader”. Akhirnya dikonfirmasi bahwa transmisi pneumonia ini dapat
menular dari manusia ke manusia.

COVID-19 memiliki kapsul, partikel berbentuk bulat atau elips, sering


pleimorfik dengan diameter sekitar 50-200mm. Semua virus ordo Nidovirales
memiliki kapsul, tidak bersegmen, dan virus positif RNA serta memiliki genom
RNA sangat panjang. Struktur coronavirus membentuk struktur seperti kubus
dengan protein S berlokasi di permukaan virus. Protein S atau spike protein
merupakan salah satu protein antigen utama virus dan merupakan struktur
utama penulisan gen. Protein S ini berperan dalam penempelan dan masuknya
virus kedalam sela host (interaksi protein S dengan reseptornya di sel inang).
23

COVID-19 bersifat sensitif terhadap panas dan secara efektif dapat


diinaktifkan oleh desinfektan mengandung klorin, pelarut lipid dengan suhu
56oC selama 30 menit, eter, alkohol, asam perioksiasetat, detergen non-ionik,
formalin, oxidlizing agent dan kloroform. Klorheksidin tidak efektif dalam
menonaktifkan virus.

Menurut Kemkominfo RI gejala COVID-19 diantaranya yaitu Demam 38 0C,


Batuk kering, Sesak nafas, Rasa lelah. Menurut liputan.com Perbedaan flu
biasa dengan flu COVID-19 yaitu : gejala orang yang mengalami Flu biasa
terdiri dari Bersin, Hidung tersumbat dan berair, Sakit tenggorokan, Sakit
kepala, Batuk kering, Demam. Sedangkan gejala orang yang mengalami flu
COVID-19 terdiri dari Demam 380C, Batuk kering, Sesak nafas dan Rasa lelah
(Covid19.co.id, 2020).

Cara mencegah penyebaran COVID-19, Saat ini belum ada vaksin untuk
mencegah COVID-19. Virus ini diperkirakan menyebar terutama dari orang ke
orang. Antara orang yang bersentuhan erat satu sama lain dalam jarak 1 meter.
Melalui tetesan pernapasan yang dihasilkan ketika orang yang terinfeksi batuk
atau bersin. Tetesan ini dapat mendarat di mulut atau hidung orang yang berada
di dekatnya atau mungkin terhirup ke dalam paru-paru. Orang dewasa yang
lebih tua dan orang-orang yang memiliki kondisi medis kronis yang mendasari
parah seperti penyakit jantung atau paru-paru atau diabetes tampaknya berisiko
lebih tinggi untuk mengembangkan komplikasi yang lebih serius dari penyakit
COVID-19. Menurut (WHO, 2020) cara mencegah penularan Virus Corona
dengan cara hidup sehat dan menjaga kebersihan yaitu :
24

1. Cuci tangan sesering mungkin


Cuci tangan secara teratur dan sesering mungkin dengan sabun dan air atau
bahan mengandung alkohol akan membunuh virus yang mungkin ada di
tangan kamu.
2. Terapkan sosial distancing
Jaga jarak minimal 1 meter dengan mereka yang batuk atau bersih.
Alasannya, ketika seseorang batuk atau bersin atau bersih, mereka
menyemprotkan tetesan cairan kecil dari hidung atau mulut mereka yang
mungkin mengandung virus. Jika terlalu dekat, kamu bisa menghirup
tetesan air yang mungkin saja mengandung virus COVID-19.
3. Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut
Tangan menyentuh banyak permukaan dan virus mungkin menempel di
sana. Setelah terkontaminasi, tangan dapat memindahkan virus ke mata,
hidung, atau mulut kamu. Dari sana, virus bisa masuk ke tubuh dan bisa
membuat sakit.
4. Lakukan aturan bersin yang benar
Pastikan kamu, dan orang-orang di sekitar untuk selalu menutupi mulut
dan menutupi hidung dengan siku tangan yang ditekut ketika batuk atau
bersih. Kemudian segera buang tisu bekasnya. Alasannya, tetesan
menyebarkan virus.
5. Jika mengalami demam, batuk, dan kesulitan bernafas segeralah berobat
Tetap di rumah jika Anda merasa tidak sehat. Jika Anda mengalami
demam, batuk dan kesulitan bernapas, cari bantuan medis dan ikuti arahan
otoritas kesehatan setempat. Otoritas nasional dan lokal akan memiliki
informasi terbaru tentang situasi di daerah Anda.

E. Konsep Mencuci Tangan


1. Pengertian mencuci tangan
Menurut (Depkes RI, 2013) mencuci tangan adalah proses yang secara
mekanis melepaskan kotoran dan debris dari kulit tangan dengan
menggunakan sabun biasa dan air. Cuci tangan adalah proses membuang
25

kotoran dan debu secara mekanis dari kuliot kedua belah tangan dengan
memakai sabun dan air.

Sementara itu menurut Larson seperti yang dikutip dalam (Schaffer, 2013)
Mengatakan bahwa mencuci tangan adalah menggosok dengan sabun
secara bersama seluruh kulit permukaan tangan dengan kuat dan ringkas
yang kemudian dibilas dibawah air. Mencuci tangan adalah membasahi
tangan dengan air mengalir untuk menghindarfi penyakit, agar kuman
yang menempel pada tengan benar-benar hilang. Mencuci tangan juga
mengurangi pemindahan mikroba ke pasien dan menghambat
pertumbuhan mikroorganisme yang berada pada kuku, tangan dan lengan
(Schaffer, 2013).

Teknik dasar yang paling penting dalam pencegahan dan pengontrolan


penularan infeksi adalah mencuci tangan. Mencuci tangan adalah prosedur
kesehatan yang paling penting yang dapat dilakukan oleh semua orang
untuk mencegah penyebaran kuman. Mencuci tangan adalah tindakan aktif
dan singkat menggosok tangan dengan sabun dibawah air hangat yang
mengalir (Depkes RI, 2013). Jadi, cuci tangan adalah tindakan
membersihkan kedua tangan dari mikroorganisme, debu, dan kotoran
dengan cara menggosok kedua tangan dengan menggunakan air dan sabun
secara bersamaan kemudian dibilas dengan air mengalir.

2. Tujuan mencuci Tangan


(Schaffer, 2013) tujuan cuci tangan adalah menghilangkan kotoran dan
debu secara mekanis dari permukaan kulit dan mengurangiu
mikroorganisme sementara. Sedangkan menurut Gould (2013) mengatakan
bahwa tujuan dari cuci tangan adalah untuk membersihkan
mikroorganisme transien sebelum berpindah ke pasien yang rentan. Infeksi
silang dapat terjadi sewaktu perawat berpindah dari satu pasien ke pasien
yang lain atau memegang bagian yang berbeda pada satu pasien Tujuan
mencuci tangan adalah untuk membuang kotoran dan organisme yang
26

menempel dari tangan dan untuk mengurangi jumlah mikroba total pada
saat itu. Tangan yang terkontaminasi merupakan penyebab utama
perpindahan infeksi (Schaffer, 2013).

3. Indikasi Mencuci Tangan


Menurut (Schaffer, 2013) cuci tangan sebaiknya dilakukan sebelum :
a. Memeriksa (kontak langsung) dengan pasien dan
b. Memakai sarung tangan bedah steril atau DTT sebelum pembedahan
atau sarung tangan pemeriksaan untuk tindakan rutin.
Cuci tangan sebaiknya dilakukan setelah
a. Situasi tertentu dimana kedua tangan dapat terkontaminasi kuman
seperti : memegang instrument yang kotor dan alat-alat lainnya,
menyentuh selaput lendir, darah, atau di tubuh lainnya (sekresi atau
ekskresi) kontak yang lama intensif dengan pasien
b. Melepas sarung tangan

(WHO, 2019) mengindikasikan cuci tangan sebagai berikut :


a. Cuci tangan dengan air dan sabun ketika terlihat kotor atau terpapar
dengan darah atau cairan tubuh lainnya atau setelah menggunakan
toilet.
b. Sebelum dan sesudah menyentuh pasien
c. Sebelum melakukan prosedur invasif dengan atau tanpa menggunakan
sarung tangan
d. Setelah bersentuhan dengan kulit yang tidak intact, membran mukosa
atau balutan muka
e. Bila berpindah dari satu bagian tubuh yang terkontaminasi kebagian
tubuh yang lainnya dalam satu perawatan pada pasien yang sama
f. Setelah kontak dengan peralatan medis
g. Setelah melepaskan sarung tangan steril dan non steril
h. Sebelum pemberian medikasi atau mempersiapkan makanan cuci
tangan menggunakan alkohol handrub atau cuci tangan dengan sabun
anti bakterial dengan air mengalir.
27

4. Momen dan Enam Langkah mencuci Tangan


a. Momen Cuci Tangan
Menurut (WHO, 2019) 5 momen mencuci tangan adalah sebagai
berikut :
1) Sebelum kontak dengan pasien
Mencuci tangan sebelum menyentuh pasien ketika mendekatin
pasien dalam situasi berjabat tangan, membantu pasien bergeser
ataupun berpindah posisi, dan pemeriksaan klinis.
2) Sebelum melakukan tindakan aseptik
Mencuci tangan segera sebelum tindakan aseptik dalam situasi
seperti perawtan gigi dan mulut, aspirasi sekresi, pembalutan dan
perawatan luka, insersi kateter, mempersiapkan makanan, dan
pemberian obat.
3) Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien resiko tinggi.
Mencuci tangan segera setelah terpapar dengan cairan tubuh pasien
yang beresiko tinggi atau setelah melepaskan sarung tangan dalam
situasi seperti perawatan gigi dan mulut, aspirasi sekeresi,
pengambilan dan memeriksa darah, membersihkan urin, feses, dan
penanganan limbah.

(Tietjen, 2014) mengklasifikasikan prosedur atau langkah-langkah mencuci


tangan berdasarkan jenis cuci tangan, yaitu :
Cuci tangan rutin
Cuci tangan rutin adalah membersihkan tangan dari kotoran dan
mikroorganisme dengan cara menggosok menggunakan air dan sabun biasa.
Hal ini dilakukan pada kondisi pasien yang tidak terlalu rentan. Langkah-
langkah untuk mencuci tangan rutin adalah :
1) Basahi kedua belah tangan
2) Gunakan sabun biasa (bahan antiseptik tidak perlu)
3) Gosok dengan keras seluruh bidang permukaan tangan dan jari-jari
bersama sekurang kurangnya selama 10-15 detik, dengan
memperhatikan bidang dibawah kuku tangan dan diantara jari.
28

4) Setelah kontak dengan pasien


Mencuci tangan setelah menyentuh pasien dan lingkungan sekitarnya
dan ketika meninggalkan psien dalam situasi seperti berjabat tangan,
membantu pasien merubahn posisi dan pemeriksaan klinik.
5) Setelah bersentguhan dengan lingkungan sekitar pasien
Mencuci tangan setelah menyentuh benda atau perlatan pasien di
lingkungan sekitarnya dan ketika meninggalkan ruangan pasien
bahkan bila tidak menyentuh pasien dalam situasi mengganti linen
temp;at tidur pasiemn dan penyetelan kecepatan perfiusi.

b. Enam Langkah Mencuci tangan


Enam langkah tersebut adalah sebagai berikut :
1) Langkah pertama, menggosok tangan dengan mempertemukan
telapak tangan dengan telapak tangan.
2) Langkah kedua, menggosok telapak tangan ke pungung tangan.
3) Langkah ketiga, kedua telapak tangan mengatuk dan jari terjalin.
4) Langkah keempat, letakan bagian belakang jari ke telapak
tangan dengan jari terkunci.
5) Langkah kelima, gosok dan putar ibu jari tangan kanan dan
sebliknya.
6) Langkah keenam, letakan kelima jari tangan kiri diatas telapak
tangah kanan putar maju dan mundur, dan lakukan sebaliknya.
29

Gambar 2.1
6 Langkah mencuci tangan menurut WHO
Sumber : TaraNatureEpa.co.id

c. Tehnik mencuci tangan


Tehnik mencuci tangan adalah faktor utama infeksi di ruang rawat d rumah
sakit, dimana strain yang mengkoloni pasien sama dengan mengoloni
tangan perawat. Maka di perlukan teknik mencuci tangan yang benar bagi
petugas kesehatan yang kontak dengan pasien.
(Schaffer, 2013) mengatakan teknik mencuci tangan yang efektif mencakup
hal tersebut :
1) Menggunakan keran yang dikendalikan dengan siku atau kaki untuk
menghindari perpindahan organisme baik ke tangan yang bersih saat
keran dimatikan atau ke orang berikutnya
30

2) Mengguanakan produk dari dispenser karena sabun batangan dapat


tercemar berat oleh batang gram negatif. Dispenser jangan di topped-up
karena hal ini dapat menimbulkan resiko pencemaran
3) Melembabkan tangan sebelum bahan pembersih ditambahkan. Hal ini
dapat membantu mengurangi kontak dengan bahan kimia keras yang
dapat merusak kulit
4) Menggosok dengan kuat semua permukaan punggung tangan, telapak,
dan sela jari dengan busa paling sedikit 10 detik
5) Mengeringkan tangan dengan benar karena tangan yang lembab lebih
mudah memindahkan bakteri dari pada yang kering
6) Pembuangan handuk kertas ke wadah tanpa menyentuhnya, untuk
menghindari rekontaminasi.
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASIONAL
DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Keranga Konsep
Kerangka konseptual merupakan gambaran dan arahan asumsi mengenai
variabel-variabel yang akan diteliti, atau memiliki arti hasil sebuah sintesis
dari proses berfikir deduktif maupun induktif, kemudian dengan
kemampuan kreatif dan inovatif diakhiri konsep atau ide baru (Hidayat,
2017). Variabel dalam penelitian ini meliputi variabel independen dan
variabel dependen. Variabel independen (variabel bebas) merupakan
variabel yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen
(variabel terikat). Variabel ini disebut juga variabel prediktor, resiko atau
kausa. Sedangkan variabel dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi atau menjadi akibat karena variabel bebas. Variabel ini
disebut juga variabel efek, hasil, outcome atau event (Hidayat, 2017).

Pada penelitian ini Hubungan pengetahuan tentang pencegahan Covid-


19 dan peran orang tua dengan pelaksanaan tindakan mencuci tangan
pada anak prasekolah di TK Ananda Kramatwatu Serang Banten
tahun 2020, Variabel independen yaitu pengetahuan dan peran orang tua,
dan variabel dependen yaitu pelaksanaan tindakan mencuci tangan.

Skema 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Pengetahuan Orang Tua

Pelaksanaan tindakan
Mencuci Tangan Anak
Prasekolah
Peran Orang Tua

31
Universitas Faletehan
32

B. Definisi Operasional
Definisi operasional mengartikan variabel secara operasional berdasarkan
karakteristik yang diamati, memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena (Hidayat, 2017). Pada penelitian ini definisi operasional dibuat
dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1
Definisi Operasional Penelitian
No Variabel Definisi Alat Hasil Ukur Skala
Operasional Ukur Ukur
Variabel Independen
1. Pengetahuan Kemampuan orang Kuesioner 1. Kurang Baik, jika Ordinal
Orang Tua tua menjawab nilai pengetahuan
dengan benar < mean (13)
pertanyaan tentang 2. Baik, jika nilai
mencuci tangan pengetahuan ≥
yang baik dan benar mean (13)

2. Peran Orang Seperangkat Kuesioner 1. Kurang Baik, Jika Ordinal


tua Pelaksanaan skor yang
tindakan atau diperoleh < mean
(44)
aktivitas orang tua
2. Baik, Jika skor
untuk mengajarkan yang diperoleh ≥
kebiasaan mencuci mean (44)
tangan pada anak
guna mencegah
penularan penyakit

Variabel Dependen
1. Pelaksanaan Pelaksanaan Lembar 1. Tidak Sesuai, jika Ordinal
tindakan tindakan mencuci Cheklist anak melakukan
Mencuci tangan anak yang dengan kriteria
langkah cuci
Tangan diajarkan orang tua
tangan pada
dan di lihat oleh lembar cheklist
peneliti melalui menurut WHO
lembar cheklist 2. Sesuai, jika anak
tidak melakukan
dengan kriteria
langkah cuci
tangan pada
lembar cheklist
33

menurut WHO

C. Hipotesis
Hipotesis berasal dari kata hipo (lemah) dan tesis (pernyataan), yaitu suatu
pernyataan yang masih lemah yang membutuhkan pembuktian untuk
menegaskan apakah hipotesis dapat diterima atau ditolak, berdasarkan
fakta atau data empiris yang telah dikumpulkan dalam penelitian, atau
dengan kata lain hipotesis merupakan sebuah pernyataan tentang
hubungan yang diharapkan antara dua variabel atau lebih yang dapat diuji
secara empiris. Hipotesis terdiri atas pernyataan terhadap ada atau tidak
adanya hubungan antara dua variabel, yakni variabel bebas (independent
variabel) dan variabel terkait (dependent variabel) (Hidayat, 2017).

Berdasarkan masalah yang telah dipaparkan maka hipotesis yang


memerlukan pengujian secara statistik dalam penelitian ini dan
berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa hipotesis penelitian ini
adalah:

Ha1 : Ada hubungan pengetahuan tentang pencegahan Covid-19 orang tua


dengan pelaksanaan tindakan mencuci tangan pada anak prasekolah di TK
Ananda Kramatwatu Serang Banten Tahun 2020.

Ha2 : Ada hubungan peran orang tua dengan pelaksanaan tindakan


mencuci tangan pada anak prasekolah di TK Ananda Kramatwatu Serang
Banten Tahun 2020.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian survei analitik, yaitu suatu metoda
penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan itu terjadi (Notoatmodjo, 2012).

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross


Sectional, Desain study Cross Sectional ialah suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek,
dengan cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada
satu saat (Point time approach). Data yang menyangkut variabel bebas
(variabel resiko) dan variabel terikat (variabel akibat), akan dikumpiulkan
dalam waktu yang sama (Notoatmodjo, 2012) Alasan pemilihan desain
study Cross Sectional karena mudah dilakukan, lebih ekonomis, dan
hasilnya dapat diperoleh dengan cepat.

Pada penelitian hubungan pengetahuan tentang pencegahan Covid-19 dan


peran orang tua dengan pelaksanaan tindakan mencuci tangan pada anak
prasekolah di TK Ananda Kramatwatu Serang Tahun 2020, Variabel
Independent (variabel resiko) yaitu Pengetahuan dan Peran, dan Variabel
Dependent (variabel akibat) yaitu Pelaksanaan tindakan Mencuci Tangan.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian


Lokasi penelitian ini telah dilakukan di TK Ananda Kramatwatu
Kabupaten Serang, adapun waktu penelitian ini pada tanggal 25 Juni – 10
Juli 2020.

34
Universitas Faletehan
35

C. Populasi dan Sampel


1. Populasi
Menurut Notoatmodjo, populasi ialah keseluruhan objek penelitian /
objek yang diteliti, dalam populasi dijelaskan secara spesifik tentang
siapa atau golongan mana yang menjadi sasaran penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini populasinya adalah seluruh
orang tua dan anak yang berada di TK Ananda Kramatwatu Kabupaten
Serang sebanyak 35 responden.

2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian
dari jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat,
2017). Pada penelitian ini tehnik pengambilan sampel menggunakan
tehnik Total Sampling sebanyak 35 responden. Alasan pengambilan
total sampling karena jumlah populasi yang kurang dari 100 sehingga
seluruh populasi dijadikan sampel. Sampel yang diambil dari
penelitian ini adalah 35 orang.

D. Alat dan Teknik Pengumpulan Data


1. Alat Pengumpulan Data
Alat ukur atau instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
berupa kuisioner atau angket. Angket atau kuisioner adalah cara
pengumpulan data melalui pemberian pertanyaan kepada responden.
Dapat digunakan untuk responden dengan jumlah sampel besar
(Hidayat, 2017). Instrument dalam penelitian ini diklasifikasikan
sebagai berikut :

Instrument penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah


kuesioner pengetahuan orang tua tentang pencegahan Covid-19
sebanyak 20 item pertanyaan, dan kuesioner peran orang tua tentang
mencuci tangan sebanyak 15 item pertanyaan.
36

a. Instrumen Pengetahuan Tentang Pencegahan Covid-19


Instrumen pengetahuan tentang pencegahan covid-19 berjumlah 20
pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda dengan interpretasi
penilaian apabila skor benar nilainya 1 dan apabila salah nilainya 0.
Kuesioner ini untuk mengetahui kognitif ibu terkait pengetahuan
tentang cuci tangan. Instrumen ini disusun sendiri oleh peneliti dan
bersumber dari materi yang ada di BAB II Tinjauan Pustaka.
b. Instrumen Peran Orang Tua
Instrument peran orang tua berjumlah 15 pertanyaan menggunakan
skala Likert dengan interpretasi penilaian skor (4: Selalu, 3: Sering,
2: Kadang-Kadang, 1: Tidak Pernah), Kuesioner ini untuk
mengetahui peran orang tua tentang mencuci tangan pada anak..
Instrumen ini disusun sendiri dan dimodifikasi oleh peneliti yang
bersumber dari Della Febriana, Arifarahmi, R. F. (2019).
Gambaran motivasi dan peran orang tua tentang cuci tangan pakai
sabun pada anak di SD Negeri 19 kota jambi tahun 2019. Jurnal
Akademika Baiturrahman, 8(2), 206–217 dan mengacu kepada
materi yang ada di BAB II Tinjauan Pustaka.

2. Teknik Pengumpulan Data


Pada penelitian ini pengumpulan data dilakukan dengan cara
menggunakan alat ukur yaitu kuesioner yang telah dibuat oleh peneliti
yang mengacu kepada beberapa pertanyaan tentang tingkat
pengetahuan dan peran orang tua dengan pelaksanaan tindakan
mencuci tangan pada anak prasekolah. Adapun cara pengumpulan data
untuk penelitian ini, ditempuh dalam beberapa tahapan sebagai
berikut:
a. Tahap Persiapan Penelitian
Pengumpulan data dilakukan ditempat penelitian dengan prosedur
berikut :
37

1) Peneliti mengajukan pembuatan surat pengantar atau


permohonan izin penelitian dari Program Studi Ilmu
Keperawatan Universitas Faletehan atas persetujuan dosen
pembimbing
2) Sebelum penelitian ini dilakukan, peniliti meminta izin untuk
melakukan studi pendahuluan ke Puskesmas Kramatwatu untuk
memperoleh data dan menentukan tempat penelitian
3) Setelah mendapatkan data dan tempat penelitian yaitu TK
Ananda Kramatwatu, peneliti meminta izin untuk melakukan
studi pendahuluan di TK ananda untuk memperoleh data
tambahan.
4) Peneliti akan meminta izin kepada kepala sekolah TK Hubbul
Wathan untuk melakukan uji validitas dan uji reliabilitas
kuesioner di TK Hubbul Wathan Kabupaten Pandeglang. Uji
validitas dan reliabilitas dilakukan secara online menggunakan
google form (https://forms.gle/1c8mrJcukdE6vKvE6).

b. Tahap Pelaksanaan Penelitian


1. Peneliti menyebarkan kuesioner melalui whatsapp group
kepada orang tua menggunakan google form yang disebarkan
dalam bentik link sehingga orang tua dapat dengan mudah
mengerjakan soal dalam google form yang sudah dibuat oleh
peneliti.
2. Sebelum responden mengisi kuesioner, peneliti memberikan
inform consent kepada calon responden. Apabila calon
responden menyetujui hal tersebut, maka calon responden akan
menyatakan ketersediaan dalam lembar persetujuan menjadi
responden melalui google form. Jika responden tidak
menyetujui maka responden masuk kedalam kriteria eksklusi
atau tidak masuk dalam kategori responden.
38

3. Setelah responden menandatangani lembar persetujuan,


peneliti memberikan kuesioner Pengetahuan dan peran orang
tua (https://forms.gle/7NAcQomyv3crEQLW6).
4. Selanjutnya responden mengirimkan video tindakan cuci
tangan anaknya melalui whatsapp group.
5. Setelah responden selesai, peneliti akan memeriksa kembali
kelengkapan form kuesioner yang telah diisi.
6. Setelah kuesioner lengkap, peneliti melakukan penginputan
data.
7. Pengolahan data akan dilakukan setelah semua data di input.

E. Uji Validitas, Uji Reliabilitas dan Uji Normalitas


1. Uji Validitas
Validitas berasal dari kata validity yang dimana uji validitas dilakukan
untuk mengetahui ketepatan suatu alat ukur dalam mengukur suatu
data dengan cara melakukan korelasi antar skor masing-masing
variabel dengan skor totalnya (Hastono, 2016).

Uji validitas dilakukan pada tanggal 5-9 Juni 2020 di TK RA Hubbul


Wathan Kabupaten Pandeglang pada 15 responden memiliki
karakteristik yang sama dengan responden yang ada dalam penelitian.

Teknik korelasi yang digunakan adalah teknik Pearson Product


Moment.

Keterangan :
r : Korelasi antara instrument pertanyaan secara keseluruhan
N : Besar populasi
X : Pertanyaan
39

Y : Skor total
XY : Skor pertanyaan dikali skor total

Keputusan uji :
1) Bila r hitung lebih besar dari r tabel berarti variabel yang diuji
coba dinyatakan valid.
2) Bila r hitung lebih kecil dari r table variabel yang diuji coba
dinyatakan tidak valid.

Hasil analisis untuk variabel pengetahuan tentang pencegahan covid-


19 yang dilakukan pada orang tua yang memiliki anak usia prasekolah
di TK Hubbul Wathan. Didapatkan hasil nilai r hitung pada variabel
pengetahuan (0,564 – 0,850) dan variabel peran (0,620 – 0,945). Nilai
r hitung lebih besar dari r tabel (0,514). Sehingga dapat disimpulkan
bahwa semua pertanyaan valid dan bisa digunakan.

Menentukan nilai r tabel dilihat dengan tabel r (pada lampiran) dengan


menggunakan rumus df = n-2 = 15-2 = 13. Pada tingkat kemaknaan
5%, didapat angka r tabel = 0,514. Menentukan r hasil perhitungan
nilai r hasil dapat dilihat pada kolom “Corrected item-Total
Correlation”.

2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan sejauh
mana hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dua
kali atau lebih terhadap gejala yang sama dan dengan alat ukur yang
sama. Instrument penelitian dikatakan reliabel jika nilai cronbach’s

alpha lebih besar dari nilai koefisien alpha tabel (r alpha ( ) > r tabel)

(Hastono, 2016).
40

Pengukuran reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan one shot


atau diukur satu kali saja kemudian hasilnya dibandingkan dengan
pertanyaan lain. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan sistem
komputer, suatu varibel dikatakan reliabel jika r alpha > r tabel.
Pengujian reliabilitas dimulai dengan uji validitas terlebih dahulu. Jika
pertanyaan tidak valid, maka pertanyaan tersebut dibuang pertanyaan
yang valid kemudian dilakukan uji reliabilitas (Hastono, 2016).

Uji reliabilitas dilakukan secara one shot (sekali ukur) bersamaan


dengan uji validitas. Hasil uji reliabel untuk hubungan pengetahuan
tentang pencegahan covid-19 dengan pelaksanaan tindakan mencuci
tangan didapatkan nilai alpha (0,958) lebih besar dari r tabel, maka
dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel. Dan untuk hasil
uji reliabel hubungan peran orang tua dengan pelaksanaan tindakan
mencuci tangan didaptkan nilai alpha (0,968) lebih besar dari r tabel,
maka dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut reliabel.

3. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi
normal ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki
distribusi data normal atau mendekati normal. Namun demikian
dengan hanya melihat histogram hal ini bisa menyesatkan khususnya
untuk jumlah sampel yang kecil dibawah 30.

Pengujian normalitas data akan menggunakan rumus perbandingan


antara nilai skewness dibagi dengan nilai standard error. Adapun
kaidah pengujian yang berlaku adalah :
a. Jika hasil perbandingan dari kedua nilai tersebut diluar dari kisaran
-2 hingga +2, maka sampel berdistribusi tidak normal
b. Jika hasil perbandingan dari kedua nilai tersebut didalam kisaran -2
hingga +2, maka sampel berdistribusi normal
41

Hasil pengujian normalitas pada variabel pengetahuan 1,673 dan


variabel peran 1,668. Nilai kedua varibel tersebut memperlihatkan data
berkisar di sekitar -2 hingga +2 memiliki makna bahwa distribusi data
bersifat normal.

F. Pengolahan dan Analisa Data


1. Pengolahan Data
Bagian terpenting dalam sebuah penelitian adalah pengolahan data,
namun sebelum diolah harus terlebih dahulu dilakukan analisa data
untuk mencegah terjadinya kesalahan dalam pengolahan data.
Langkah-langkah pengolahan data menurut (Hidayat, 2017), yang
dilakukan adalah sebagi berikut :
a. Editing
Sebelum data masuk, peneliti akan memastikan semua kuesioner
diisi oleh responden dengan mengaktifkan menu “wajib diisi” pada
setiap pertanyaan sehingga jika ada responden yang tidak mengisi
salah satu pertanyaan, maka responden tidak dapat melanjutkan
kuesioner berikutnya.
b. Coding
Setelah kuesioner diedit dan disunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean atau coding , yakni mengubah data berbentuk kalimat
atau huruf menjadi data angka atau bilangan. Pada google form,
pilihan jawaban kuesioner diubah dari kalimat menjadi angka.
Untuk pertanyaan dengan menggunakan skala likert pilihan
jawaban SL, S, KK, dan TP diubah menjadi 4,3,2,1.
c. Entry Data atau Processing Data
Entry Data atau Processing pada proses ini dilakukan pemberian
skor terlebih dahulu pada setiap jawaban dari masing-masing
responden kemudian dimasukkan kedalam program paket
komputer yaitu SPSS. Pada proses ini dibutuhkan ketelitian karena
bila tidak teliti maka hasilnya akan bias.
42

d. Cleaning
Apabila semua data dari setiap responden selesai dimasukan, maka
perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan adanya kesalahan-
kesalahan kode, ketidaklengkapan, kemudian dilakukan
penyuntingan pada google form.
e. Analysis
Analysis dalam hal ini dilakukan sesuai dengan tujuan yang
dikehendaki oleh penulis. Jika penelitiannya deksriptif maka akan
membahas cara-cara meringkas, mendeskripsikan sesuatu, namun
jika menggunakan penelitian inferensial maka dipergunakan
pengambilan kesimpulan berdasarkan sampel yang diuji.

2. Analisa Data
Analisis data merupakan kegiatan meringkas kumpulan dan menjadi
ukuran tengah dan ukuran variasi dan membandingkan gambaran antar
kelompok subyek (Hastono, 2016). Analisis data menggunakan
analisis kuantitatif. Pengolahan data dari mulai proses memasukkan
data sampai analisis data disamping menggunakan rumus, juga
bantuan sistem komputerisasi yaitu program perangkat lunak
(software) pengolahan data. Analisis data yang digunakan adalah
analisis univariat dan analisis bivariat.

a. Analisa Univariat
Analisa data yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Pada umumnya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan persentase dari tiap variabel. Dalam penelitian ini
hanya dilakukan satu analisis data yaitu analisis univariat. Analisa
univariat yang dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil
penelitian. Pada umunya dalam analisis ini hanya menghasilkan
distribusi dan frekuensi dari tiap variabel (Hastono, 2016).
43

Analisa univariat dalam penelitian ini menunjukan hasil distribusi


frekuensi karakterisitik jenis kelamin laki-laki berjumlah 6 dengan
persentasi 17,2% dan perempuan berjumlah 29 dengan persentase
82,9%. Distribusi frekuensi pekerjaan yang tidak bekerja
berjumlah 25 dengan persentase 71,4% dan yang bekerja
berjumlah 10 dengan persentase 28,6%. Distribusi frekuensi
gambaran pengetahuan kurang baik berjumlah 28 dengan
persentase 74,3% dan pengetahuan baik berjumlah 9 dengan
persentase 25,7%. Distribusi frekuensi peran kurang baik
berjumlah 25 dengan persentase 71,4%, dan peran baik berjumlah
10 dengan persentase 28,6%. Distribusi frekuensi pelaksanaan
tindakan mencuci tangan yang tidak sesuai berjumlah 29 dengan
persentase 82,9%, yang sesuai berjumlah 6 dengan persentase
17,1%.

Tabulasi menurut Arikunto (2010) :


1% - 19% : Sangat sedikit responden
20% - 39% : Sebagian kecil responden
40% - 59% : Hampir sebagian besar responden
60% - 79% : Sebagian besar responden
80% - 99% : Hampir seluruh responden
100% : Seluruh responden

b. Analisa Bivariat
Analisisi bivariat dilakukan untuk melihat hubungan antara
masing-masing variabel independen dan variabel dependen untuk
melihat ada tidaknya hubungan bermakna antara dua variabel, serta
menjawab hipotesis (Hastono, 2016).

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga


berhubungan atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Dengan tujuan
44

untuk melihat hubungan antara varibel independen dengan variabel


dependen. Untuk membuktikan adanya hubungan antara dua
variabel tersebut digunakan uji Chi square dengan batas
kemaknaan α 0,05 apabila nilai p ≤ α maka terdapat hubungan yang
bermakna, dan apabila p ≥ α maka tidak terdapat hubungan yang
bermakna (Notoatmodjo, 2012).

Hasil akhir uji Chi square adalah untuk mengetahui apakah


keputusan jika Ho ditolak atau Ho diterima (gagal ditolak). Dengan
ketentuan apabila P value ≤ 0,05 maka Ho ditolak, artinya ada
perbedaan yang bermakna, jika P value ≥ 0,05 maka Ho diterima,
artinya tidak ada perbedaan yang bermakna antar variabel
(Notoatmodjo, 2012)
Tabel 4.1 Analisis bivariat
No Variabel Analisa Variabel Analisa Uji yang
Independen data Dependen data digunakan
1 Pengetahuan Kategorik Pelaksanaan Kategorik Chi Square
Orang Tua tindakan cuci
tangan pada
anak
2 Peran Orang Kategorik Pelaksanaan Kategorik Chi Square
Tua tindakan cuci
tangan pada
anak
BAB V
HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian
Dalam bab ini akan disajikan hasil penelitian tentang “Hubungan
Pengetahuan Tentang Pencegahan Covid-19 dan Peran Orang Tua dengan
Pelaksanaan Tindakan Mencuci tangan Pada Anak Prasekolah Di TK
Ananda Kramatwatu Serang Banten Tahun 2020”. Penelitian ini dilakukan
di whatsapp group wali murid dan guru TK Ananda, pengumpulan data
dilakukan pada tanggal 25 Juni – 10 Juli 2020 yang dilakukan pada 35
wali murid TK Ananda. Secara lengkap hasil penelitian ini, seperti tersaji
pada bagian berikut ini.

1. Analisa Univariat
Analisa univariat adalah suatu kegiatan untuk menjelaskan atau
mendeskripsikan masing-masing variabel yang di teliti dengan
menggunakan angka atau nilai jumlah dan persentase dari masing-
masing kategori ditiap variabel dengan frekuensi, sehingga dapat
menjadi informasi yang berguna.

a. Gambaran Pengetahuan Orang Tua Tentang Pencegahan


Covid-19 Di TK Ananda Kramatwatu Serang Banten Tahun
2020

Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Orang Tua Tentang
Pencegahan Covid-19 Di TK Ananda Kramatwatu Serang
Banten Tahun 2020

46
Universitas Faletehan
Pengetahuan Frekuensi Persentase
Kurang Baik 26 74,3%
Baik 9 25,7%
Total 35 100%
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 5.1 diatas diperoleh data bahwa pengetahuan orang tua
tentang pencegahan Covid-19 didapatkan hasil sebagian besar responden
(74,3%) memiliki pengetahuan yang kurang baik tentang covid-19 dan
pencegahannya.

b. Gambaran Peran Orang Tua di TK Ananda Kramatwatu


Seramg Banten Tahun 2020

Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Peran Orang Tua Tentang Pencegahan
Covid-19 Di TK Ananda Kramatwatu Serang Banten Tahun
2020

Peran Frekuensi Persentase


Kurang Baik 25 71,4%
Baik 10 28,6%
Total 35 100%
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 5.2 diatas diperoleh data bahwa peran orang tua
sebagian besar responden (71,4%) memiliki peran yang masih kurang
baik terhadap pelaksanaan tindakan mencuci tangan.

c. Gambaran Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan pada


Anak Prasekolah di TK Ananda Kramatwatu Serang Banten
Tahun 2020
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan
Pada Anak Prasekolah Di TK Ananda Kramatwatu Serang
Banten Tahun 2020

Tindakan Mencuci Tangan Frekuensi Persentase


Tidak Sesuai 29 82,9%
Sesuai 6 17,1%
Total 35 100%
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 5.3 diatas diperoleh data bahwa hampir seluruh


responden (82,9%) memiiki ketidaksesuaian dalam pelaksanaan tindakan
mencuci tangan.

2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antara
variabel Independen (Pengetahuan dan Peran) terhadap variabel
Dependen yaitu pelaksanaan tindakan mencuci tangan pada anak
prasekolah.

a. Hubungan Antara Pengetahuan Orang Tua Tentang


Pencegahan Covid-19 dengan Pelaksanaan Tindakan Mencuci
Tangan pada Anak Prasekolah di TK Ananda Kramatwatu
Serang Banten Tahun 2020.

Tabel 5.4
Hubungan Pengetahuan Orang Tua Tentang Pencegahan
Covid-19 dengan Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan
Pada Anak Prasekolah Di TK Ananda Kramatwatu
Serang Banten Tahun 2020
Tindakan Mencuci
Tangan
P.
Total OR
Tidak Sesu Value
Pengetahuan
Sesuai ai

N % N % N %

Kurang Baik 24 92,3 2 7,7 26 100


9,600
Baik 5 55,6 4 44,4 9 100 0,027
1,363-67,596
Total 29 82,9 6 17,1 35 100

Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 5.4 diatas didapatkan data bahwa dari 35 responden


didapatkan hasil hubungan antara pengetahuan yang kurang baik dari 26
responden diperoleh 24 hampir seluruh responden (92,3%) memiliki
pengetahuan kurang baik menunjukan tindakan mencuci tangan anaknya
yang tidak sesuai. Sedangkan hampir sebagian besar responden (55,6%)
memiliki pengetahuan baik menunjukan tindakan mencuci tangan anaknya
yang tidak sesuai.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,027 maka dapat disimpulkan ada
perbedaan proporsi tindakan mencuci tangan pada anak antara ibu dengan
pengetahuan baik dan kurang baik (ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan dengan pelaksanaan tindakan mencuci tangan pada anak).
Dari hasil analisis diperoleh pula nilai OR=9,600, artinya ibu yang
memiliki pengetahuan kurang baik berpeluang 9,6 kali lebih besar
dibandingkan dengan pengetahuan orang tua yang baik terhadap tindakan
mencuci tangan anak yang tidak sesuai.
b. Hubungan Antara Peran Orang Tua dengan Pelaksanaan
Tindakan Mencuci Tangan Pada anak Prasekolah di TK
Ananda Krmatwatu Serang Banten Tahun 2020.

Tabel 5.5
Hubungan Peran Orang Tua dengan Pelaksanaan Tindakan
Mencuci Tangan Pada Anak Prasekolah Di TK Ananda Kramatwatu
Serang Banten Tahun 2020

Tindakan Mencuci
Tangan
P.
Total OR
Peran Tidak Ses Value
Sesuai uai

N % N % N %
Kurang Baik 23 92 2 8 25 100
7,667
Baik 6 60 4 40 10 100 0,043
Total 29 82,9 6 17,1 35 100 1,123-52,321
Sumber : Data Primer 2020

Berdasarkan tabel 5.6 diatas didapatkan data bahwa dari 35 responden


didapatkan hasil hubungan antara peran yang kurang baik dari 25
responden diperoleh 23 hampir seluruh responden (92%) yang memiliki
peran kurang baik menunjukan tindakan mencuci tangan anaknya yang
tidak sesuai. Sedangkan sebagian besar responden (60%) memiliki peran
yang baik menunjukan tindakan mencuci tangan anaknya yang tidak
sesuai.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p=0,043 maka dapat disimpulkan ada
perbedaan proporsi tindakan mencuci tangan pada anak antara ibu dengan
peran baik dan kurang baik (ada hubungan yang signifikan antara peran
dengan pelaksanaan tindakan mencuci tangan pada anak). Dari hasil
analisis diperoleh pula nilai OR=7,667, artinya ibu yang memiliki peran
kurang baik berpeluang 7,6 kali lebih besar dibandingkan dengan peran
ibu yang baik terhadap tindakan mencuci tangan anak yang tidak sesuai.
BAB VI
PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

A. Hasil Analisis Univariat

1. Gambaran Pengetahuan Orang Tua Tentang Pencegahan


Covid-19 di TK Ananda Kramatwatu Serang Banten Tahun
2020

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 35 responden sebagian


besar responden mempunyai pengetahuan yang kurang baik
sebanyak 26 (74,3%) dan sebagian kecil responden mempunyai
pengetahuan yang baik sebanyak 9 (25,7%). Analisis dari hasil
instrumen penelitian pada kuesioner pengetahuan di dapatkan hasil
responden paling banyak menjawab yang belum tepat adalah
kuesioner nomor 4,6,9 dan 15 yaitu terkait 6 langkah mencuci
tangan, waktu yang tepat dalam mencuci tangan dan waktu yang
dibutuhkan untuk mencuci tangan baik dengan sabun maupun hand
sanitizer. Sehingga dapat disimpulkan kuesioner yang dijawab
belum tepat tersebut menggambarkan pengetahuan responden yang
kurang baik tentang covid-19 dan pencegahannya.

Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa banyak orang tua siswa


yang memiliki pengetahuan kurang baik tentang pencegahan covid-
19 terutama berkaitan dengan kegiatan mencuci tangan. Faktor
yang menjadi penyebab hal tersebut salah satunya adalah status
pekerjaan dan jenis kelamin. Dalam penelitian ini sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan dan tidak bekerja, selain
faktor status pekerjaan dan jenis kelamin, faktor usia, pendidikan,
pengalaman, fasilitas dan sumber informasi merupakan faktor-
faktor yang dapat mempengaruhi pengetahuan seseorang. Terlihat
jelas dari hasil analisis instrumen dalam penelitian ini sebagian

51
Universitas Faletehan
52

besar responden menjawab kuesioner no 4,6,9 dan 15 dengan tidak


tepat, jadi dapat disimpulkan masih banyak responden yang belum
terpaparnya infomasi mengenai 6 langkah mencuci tangan, hal ini
bisa saja karena orang tua yang memiliki pengetahuan baik namun
tidak diaplikasikan kepada kehidupan sehari-hari dalam merawat
anaknya. Selain itu faktor kebiasaan orang tua yang tidak sesuai
dalam mencuci tangan menjadikan prilaku yang kurang baik,
sehingga prilaku tersebut ditiru oleh anaknya untuk melakukan hal
yang sama dalam keterampilan mencuci tangan. Hal tersebut
sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh (Wulandari et
al., 2020) bahwa jenis kelamin memiliki hubungan yang signifikan
dengan pengetahuan pencegahan Covid-19.

Pengetahuan selain dapat diperoleh dari pendidikan formal dan non


formal juga bisa didapatkan melalui media massa. Pengetahuan
merupakan hasil dari penginderaan melalui panca indera manusia.
Pengetahuan juga dapat diperoleh melalui pendidikan, usia
pendidikan, pengalaman, informasi dan fasilitas merupakan
dominan yang sangat penting akan terbentuknya prilaku seseorang
(Notoatmodjo, 2010).

Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk


terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan dapat diperoleh dari
pengalaman diri sendiri ataupun orang lain. Pengetahuan baik juga
dapat diterapkan didalam kehidupan sehari-hari dan akan
berdampak kepada tingkat pelaksanaan tindakan mencuci tangan
pada anak yang sesuai dengan yang direkomendasikan oleh WHO
tetapi tidak demikian, terdapat sebagian orang tua yang memiliki
tingkat pengetahuan baik tetapi tidak menerapkan dalam kehidupan
mereka sehari-hari.

Universitas Faletehan
53

Berdasarkan (Notoadmojo, 2012) mengatakan bahwa sebelum


seseorang mengadopsi prilaku baik dalam diri seseorang tersebut
akan terjadi proses secara berurutan, yaitu Awareness (kesadaran),
Interest (merasa tertarik), Evaluation (menimbang-nimbang), Trial
(mencoba), Adaptation (mengadaptasi). Dalam penelitian ini orang
tua yang memiliki pengetahuan kurang baik berada pada nilai 26
(74,3%) lebih tinggi dari orang tua yang memiliki pengetahuannya
baik sebesar 9 responden (25,7%). Hal ini dapat dikarenakan salah
satu proses dalam pembentukan prilaku orang tua ada yang belum
sesuai diantaranya kesadaran dari orang tua tersebut terhadap
pentingnya mencuci tangan untuk mencegah penyebaran covid-19.

Hasil penelitian ini juga mengatakan bahwa orang tua yang


memiliki pengetahuan kurang baik dapat dipengaruhi oleh sebagian
besar orang tua yang tidak bekerja dan didominasi oleh orang tua
perempuan, karena mereka kurang terpapar informasi sehingga
sebagian besar orang tua mengajarkan cuci tangan kepada anaknya
tidak sesuai dengan yang telah di rekomendasikan oleh WHO yaitu
dengan cuci tangan 6 langkah. Lama pengalaman bekerja ikut
berpengaruh juga terhadap pengetahuan, kemampuan kerja
terbentuk dari gabungan antara pengalaman, tantangan, dan
kemampuan utama, termasuk didalamnya pleksibilitas, kreativitas,
perubahan managemen team kerja serta keinginan terus ingin
belajar.

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian (Sari & Atiqoh, 2020)
bahwa ada hubungan pengetahuan masyarakat dengan kepatuhan
menggunakan masker dalam upaya mencegah penyebaran covid-
19.

Universitas Faletehan
54

2. Gambaran Peran Orang Tua di TK Ananda Kramatwatu


Serang Banten Tahun 2020

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 35 responden sebagian


besar responden memiliki peran yang kurang baik sebanyak 25
(71,4%) dan sebagian kecil responden memiliki peran yang baik
sebanyak 10 (28,6%). Hasil penelitian ini menggambarkan bahwa
banyak orang tua yang memiliki peran yang kurang baik, hal
tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya yaitu status
pekerjaan. Orang tua yang tidak bekerja dan didominasi oleh
perempuan sebagian besar memiliki peran yang kurang baik
sehingga mempengaruhi pelaksanaan tindakan mencuci tangan
pada anak. Di karenakan mereka mengajarkan kepada anaknya
tidak sesuai dengan rekomendasi dari WHO.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh (Ludha &
Maulida, 2012) menyimpulkan bahwa ada hubungan yang
signifikan antara status pekerjaan khususnya ibu yang tidak bekerja
dengan pemberian ASI Eksklusif pada bayi umur 6-10 bulan. Hal
tersebut dikarenakan ibu yang tidak bekerja cenderung lebih sulit
mendapatkan informasi mengenai ASI Eksklusif.

Selain hal tersebut faktor yang melatarbelakangi kurangnya peran


orang tua yaitu tingkat pengetahuan dan jenis kelamin yang dimana
pada penelitian ini hampir seluruh responden berjenis kelamin
perempuan dan memiliki tingkat pengetahuan yang kurang.
Karena pengetahuan seseorang dapat menjadi patokan untuk
menciptakan peran yang baik salah satunya dalam hal merawat
anak terutama keterampilan mencuci tangan. Sehingga dapat
disimpulkan dalam penelitian ini pengetahuan yang dimiliki ibu
dapat mempengaruhi terbentuknya peran yang diciptakan oleh
seorang ibu dalam merawat anaknya.

Universitas Faletehan
55

Peran adalah pelaksanaan tindakan yang berkenan dengan siapa


yang memegang posisi tertentu, posisi mengidentifikasi status atau
tempat seseorang dalam suatu sistem sosial. Setiap pelaksanaan
tindakan individu menempati posisi-posisi multiple, orang dewasa,
pria dan suami yang berkaitan dengan masing-masing posisi ini
adalah sejumlah peran, di dalam hal posisi ibu, beberapa peran
yang terkait adalah sebagai penjaga rumah, merawat anak,
pemimpin kesehatan dalam keluarga, memasak, sahabat atau teman
bermain bagi anak (Friedman, 2013)

Hasil Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Della


Febriana, Arifarahmi, 2019) bahwa peran orang tua yang konsisten
terhadap perilaku hidup sehat akan ditiru oleh anak kemudian
menjadi kebiasaan atau kepribadian anaknya. Peran orang tua
sering kali mempraktekan kebiasaan mereka yang bermain bebas
dengan alam, namun jarang ada penyakit yang menginggapi
dirinya dan ini di praktekan pula oleh anaknya. Peran orang tua
sendiri dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan pengetahuan yang
menjadikan baik atau buruknya perilaku orang tua dalam
menanamkan perilaku anaknya.

3. Gambaran Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan pada


Anak Prasekolah di TK Ananda Kramatwatu Serang Banten
Tahun 2020

Hasil penelitian menunjukan bahwa dari 35 responden yang


menggambarkan pelaksanaan tindakan mencuci tangan hampir
seluruh responden 29 (82,9%) memiliki ketidaksesuaian dalam
mencuci tangan dan sebagian kecil responden 6 (17,1%) yang
memiliki kesesuaian dalam mencuci tangan. Ini artinya masih
banyak anak yang melakukan tindakan cuci tangan yang tidak

Universitas Faletehan
56

sesuai dengan yang telah direkomendasikan oleh WHO yaitu cuci


tangan 6 langkah.

Hal tersebut dipengaruhi oleh pengetahuan dan peran orang tua


sebagai role model bagi anaknya untuk meniru apa yang telah
diajarkan oleh orang tuanya. Sesuai yang telah diungkapkan oleh
(Notoatmodjo, 2010) bahwa usia, pendidikan, pengalaman,
informasi dan fasilitas merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pengetahuan seseorang. Selain itu faktor yang
melatarbelakangi anak dalam mencuci tangan yang tidak sesuai
yaitu lingkungan, baik lingkungan dimasyarakat maupun
lingkungan disekolah. Dimana lingkungan sangat berpengaruh
dalam tumbuh kembang anak salah satunya yaitu tindakan dalam
mencuci tangan. Lingkungan yang kurang baik akan memberikan
dampak negatif bagi anak dalam hal mencuci tangan misalnya
teman sebayanya tidak mencuci tangan dengan rajin ketika setelah
bermain ataupun sebelum dan setelah makan serta dalam
lingkungan sekolahnya kurang terpapar gambar atau poster-poster
cara mencuci tangan yang baik dan benar.

Kemampuan anak dalam mencuci tangan dapat dikaitkan dengan


pekerjaan ibu. Berdasarkan hasil penelitian hampir seluruh
responden 71,4% orang tua tidak bekerja. Ibu yang tidak bekerja
kurang berinteraksi dengan orang yang mempunyai latar belakang
pendidikan dan pekerjaan yang berbeda. Latar belakang pendidikan
orang lain seperti tenaga kesehatan dapat dimanfaatkan oleh ibu
untuk menerima informasi secara benar mengenai bagaimana
mendidik mencuci tangan pada anak. Oleh karena itu dalam
penelitian ini responden kurang menerima informasi dari orang lain
dan hanya memanfaatkan informasi dari media sosial, sehingga hal
tersebut dapat menyebabkan pengetahuan yang dimiliki oleh orang
tua kurang baik.

Universitas Faletehan
57

Pengetahuan merupakan proses belajar dengan menggunakan


panca indera yang dilakukan seseorang terhadap objek tertentu
untuk dapat menghasilkan pengetahuan dan keterampilan
pengetahuan dapat diperoleh diantaranya melalui pendidikan
formal, non formal pengalaman dan media massa. Pengetahuan
atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk
terbentuknya tindakan seseorang, pengetahuan itu sendiri dapat
diperoleh dari pengalaman dari diri sendiri atau orang lain.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


(Listiorini, 2012) menyatakan bahwa anak tidak selalu malakukan
cuci tangan dengan sendirinya. Bagi ibu sebagai ibu rumah tangga
akan sedapat mungkin mengingatkan dan memberikan contoh
secara terus menerus membiasakan diri untuk cuci tangan kepada
anak. Adanya pendidikan kepada anak mengenai kebiasaan
mencuci tangan menjadikan kegiatan tersebut menjadi suatu
“kewajiban” bagi anak. Anak yang terdidik dan terlatih akan
dengan sendirinya belajar untuk mencuci tangan meskipun dalam
pelaksanaannya tidak selalu dilakukan dengan benar.

B. Hasil Analisis Bivariat

1. Hubungan Pengetahuan Tentang Pencegahan Covid-19 dengan


Pelaksanaan Tindakan Mencuci Tangan pada Anak
Prasekolah di TK Ananda Kramatwatu Serang Banten Tahun
2020

Berdasarkan hasil analisa hubungan antara pengetahuan tentang


pencegahan covid-19 dengan pelaksanaan tindakan mencuci tangan
pada anak prasekolah menunjukan bahwa hampir seluruh
responden (92,3%) memiliki pengetahuan yang kurang baik dengan
pelaksanaan tindakan mencuci tangan yang tidak sesuai dan sangat

Universitas Faletehan
58

sedikit responden (7,7%) memiliki pelaksanaan tindakan mencuci


tangan yang sesuai. Sedangkan hampir sebagian responden
(55,6%) memiliki pengetahuan baik dengan pelaksanaan tindakan
mencuci tangan yang tidak sesuai dan hampir sebagian responden
(44,4%) memiliki pelaksanaan tindakan mencuci tangan yang
sesuai. Hal ini menunjukan bahwa secara substansif pengetahuan
memberikan dampak yang sangat besar bagi pelaksanaan tindakan
mencuci tangan pada anak prasekolah, dalam penelitian ini
pengetahuan yang dimiliki orang tua sebagian besar memiliki
pengetahuan kurang baik tentang pencegahan covid-19 sehingga
berdampak kepada pelaksanaan tindakan mencuci tangan pada
anak yang tidak sesuai lebih besar dibandingkan dengan anak yang
sesuai dalam melakukan tindakan mencuci tangan.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,027 pada α = 0,05


(p>α) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara pengetahuan orang tua tentang pencegahan covid-
19 dengan pelaksanaan tindakan mencuci tangan pada anak
prasekolah di TK Ananda Kramatwatu Serang Banten Tahun 2020.
Hasil analisis juga diperoleh nilai Odd Ratio (OR) = 9,600, artinya
responden dengan pengetahuan yang kurang baik beresiko 9.600
kali dengan pelaksanaan tindakan mencuci tangan yang tidak
sesuai pada anak prasekolah.

Sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Devi, Nabila dan


Atiqoh (2020) berdasarkan hasil uji Chi-Square didapatkan nilai p-
value 0,004 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada
hubungan antara pengetahuan masyarakat dengan kepatuhan
penggunaan masker sebagai upaya pencegahan penyakit Covid-19.

Hasil penelitian juga menunjukan bahwa orang tua yang memiliki


pengetahuan kurang baik dengan pelaksanaan tindakan mencuci

Universitas Faletehan
59

tangan pada anak dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya


adalah status pekerjaan kebanyakan orang tua terutama ibu yang
tidak bekerja yang memiliki pengetahuan kurang sehingga
berdampak kepada perilaku anak dalam melakukan tindakan
mencuci tangan. Hal ini diperkuat oleh pendapat (Notoatmodjo,
2010) mengatakan bahwa sebelum seseorang mengadopsi prilaku
baik dalam diri seseorang tersebut akan terjadi proses secara
berurutan, yaitu Awareness (kesadaran), Interest (merasa tertarik),
Evaluation (menimbang-nimbang), Trial (mencoba), Adaptation
(mengadaptasi). Dalam penelitian ini orang tua yang memiliki
pengetahuan kurang baik berada pada nilai 26 (74,3%) lebih tinggi
dari orang tua yang memiliki pengetahuannya baik sebesar 9
responden (25,7%). Hal ini dapat dikarenakan salah satu proses
dalam pembentukan prilaku orang tua ada yang belum sesuai
diantaranya kesadaran dari orang tua tersebut terhadap pentingnya
mencuci tangan untuk mencegah penyebaran covid-19.

Sehingga pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa responden


yang memiliki pengetahuan kurang baik dengan pelaksanaan
tindakan mencuci tangan dapat berpengaruh terhadap prilaku anak
dalam melaksanakan tindakan cuci tangan yang tidak baik dan
benar.

2. Hubungan Peran Orang Tua dengan Pelaksanaan Tindakan


Mencuci Tangan Pada Anak Prasekolah di TK Ananda
Kramatwatu Serang Banten

Berdasarkan hasil analisa hubungan antara peran orang tua dengan


pelaksanaan tindakan mencuci tangan pada anak prasekolah
menunjukan bahwa hampir sebagian besar responden (92%)
memiliki peran kurang baik dengan pelaksanaan tindakan mencuci
tangan pada anak yang tidak sesuai dan sangat sedikit responden

Universitas Faletehan
60

(8%) memiliki pelaksanaan tindakan mencuci tangan yang sesuai.


Sebagian besar responden (60%) memiliki peran yang baik dengan
pelaksanaan tindakan mencuci tangan pada anak yang tidak sesuai
dan hampir sebagian besar responden (40%) memiliki pelaksanaan
tindakan mencuci tangan yang sesuai. Hal ini menunjukan bahwa
secara substansif peran memberikan dampak besar bagi perilaku
anak dalam melakukan tindakan mencuci tangan, yang dimana
peran itu sendiri dipengaruhi oleh beberapa faktor salah satunya
yaitu tingkat pengetahuan, hampir seluruh responden sebagian
yang memiliki anak prasekolah di TK Ananda memiliki
pengetahuan yang kurang baik, itu karena sebagian dari mereka
terutama ibu banyak yang tidak bekerja. Oleh karena itu peran
orang tua dalam membimbing anaknya kurang maksimal karena
tidak didukung dengan pengetahuan yang baik, sehingga banyak
anak yang tidak sesuai dalam melakukan tindakan mencuci tangan.

Hal tersebut dipengaruhi oleh faktor kebiasaan orang tua yang


tidak menerapkan keterampilan mencuci tangan yang baik dan
benar dalam kehidupan sehari-hari, sehingga peran yang dimiliki
oleh orang tua tidak dapat merawat anaknya dengan baik dalam hal
mencuci tangan. Karena anak dapat meniru perilaku apa yang telah
menjadi kebiasaan orang tuanya.

Hasil uji statistik diperoleh nilai p value = 0,043 pada α = 0,05


(p>α) maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan yang
signifikan antara peran orang tua dengan pelaksanaan tindakan
mencuci tangan pada anak prasekolah di TK Ananda Kramatwatu
Serang Banten Tahun 2020. Hasil analisis juga diperoleh nilai Odd
Ratio (OR) = 7,667, artinya responden dengan peran yang kurang
baik beresiko 7.667 kali dengan pelaksanaan tindakan mencuci
tangan yang tidak sesuai pada anak prasekolah. Hal ini diperkuat
oleh penelitian yang dilakukan oleh Tori Rihiantoro (2016). Hasil

Universitas Faletehan
61

uji statistik didapatkan nilai p value = 0,00 < 0,05 sehingga dapat
disimpulkan bahwa ada hubungan antara peran orang tua dalam
kebiasan mencuci tangan pada anak usia 6-8 tahun. Hal ini
menunjukan bahwa peran ibu yang besar dalam mendidik anak
mencuci tangan yang disertai dengan ilustrasi apa yang mungkin
terjadi apabila seseorang tidak melakukan cuci tangan seperti
terpaparnya penyakit Covid-19 pada masa pandemi ini.

Hasil Penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian (Della Febriana,


Arifarahmi, 2019) yang menyimpulkan bahwa peran orang tua
yang konsisten terhadap perilaku hidup sehat akan ditiru oleh anak
kemudian menjadi kebiasaan atau kepribadian anaknya. Peran
orang tua sering kali mempraktekan kebiasaan mereka yang
bermain bebas dengan alam, namun jarang ada penyakit yang
menginggapi dirinya dan ini di praktekan pula oleh anaknya. Peran
orang tua sendiri dipengaruhi oleh tingkat pendidikan dan
pengetahuan yang menjadikan baik atau buruknya perilaku orang
tua dalam menanamkan perilaku anaknya.

(Notoatmodjo, S, 2012) mengatakan bahwa faktor yang


mempengaruhi peran orang tua salah satunya adalah faktor
pendukung. Faktor pendukung adalah faktor pemicu atau anteseden
terhadap pelaksanaan tindakan yang menjadi dasar atau motivasi
bagi pelaksanaan tindakan mencakup pengetahuan, sikap
masyarakat terhadap kesehatan, tradisi dan masyarakat terhadap hal
yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut
masyarakat, tingkat pengetahuan, tingkat sosial ekonomi, dan
sebagainya. Faktor-faktor ini terutama yang positif mempermudah
terwujudnya pelaksanaan tindakan maka sering disebut faktor
pemudah.

Universitas Faletehan
62

Sehingga pada penelitian ini dapat disimpulkan bahwa responden


yang memiliki peran kurang baik dengan pelaksanaan tindakan
mencuci tangan pada anak dapat mempengaruhi prilaku anak
dalam hal mencuci tangan yang menjadikan anak tidak dapat
melakukannya dengan baik dan benar.

Universitas Faletehan
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan kerangka konsep penelitian, analisa data, hasil
penelitian serta hasil pembahasan penelitian yang mengacu pada
tujuan penelitian, maka penulis dapat membuat kesimpulan sebagai
berikut :
1. Sebagian besar responden memiliki pengetahuan kurang baik
sebanyak 28 responden (74,3%)
2. Sebagian besar responden memiliki peran kurang baik
sebanyak 25 responden (71,4%)
3. Sebagian besar anak melakukan tidak sesuai dengan langkah
mencuci tangan menurut WHO sebanyak 29 anak (82,9%)
4. Terdapat hubungan yang signifikan antara pengetahuan tentang
pencegahan covid-19 dan peran orang tua dengan pelaksanaan
tindakan mencuci tangan pada anak prasekolah di TK Ananda
Kramatwatu Serang Banten Tahun 2020

B. Saran
1. Bagi Universitas Faletehan
Disarankan hasil penelitian ini sebagai informasi yang dapat
memberi masukan bagi pelayanan kesehatan untuk memberikan
gambaran baik di sekolah maupun di masyarakat tentang
mencuci tangan yang menjadi perhatian dunia untuk mencegah
penularan covid-19

2. Bagi Orang Tua di TK Ananda


Disarankan hasil penelitian ini sebagai informasi dan motivasi
yang diperoleh dan dapat menjadi masukan bagi orang tua
siswa untuk mendampingi dan memasang poster 6 langkah
mencuci tangan yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-

62
Universitas Faletehan
63

hari dan sebagai salah satu upaya pencegahan primer dalam


mananggulangi kejadian penyebaran penyakit COVID-19.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya


Disarankan hasil penelitian ini bisa dijadikan sebagai informasi
atau bahan rujukan untuk peneliti selanjutnya.

Universitas Faletehan
DAFTAR REFERENSI

Covid19.co.id. (2020). No. http://www.covid19.co.id


Della Febriana, Arifarahmi, R. F. (2019). Gambaran motivasi dan peran orang tua
tentang cuci tangan pakai sabun pada anak di SD Negeri 19 kota jambi tahun
2019. Jurnal Akademika Baiturrahman, 8(2), 206–217.
Depkes RI. (2010). Pedoman pemberantasan Diare. www.depkes.go.id
Depkes RI. (2013). Riset Kesehatan dasar. Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI.
Donsu, T. D. J. (2017). Psikologi Keperawatan, Aspek-Aspek Psikologi, Konsep
dasar Psikologi, Teori Prilaku Manusia. Pustaka Baru Press.
Friedman. (2013). Keperawatan Keluarga. Gosyen Publishing.
Hastono, S. P. (2016). Analisis Data Pada Bidang Kesehatan. PT Raja Grafindo
Persada.
Hidayat, A. A. (2017). Metodologi Penelitian Keperawatan dan Kesehatan.
Salemba Medika.
idntimes.com. (2020). No Title. http://www.idntimes.com/tag/virus-corona
Kemenkes RI. (2011). Menuju Masyarakat Sehat yang Mandiri dan Berkeadilan.
www.depkes.go.id
Kozier. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis (Edisi 5). EGC.
Lestari, T. (2015). Kumpulan teori untuk kajian pustaka penelitian kesehatan.
Nuha medika.
Listiorini, W. (2012). Hubungan antara kebiasaan anak prasekolah dengan
kejadian diare di wilayah kerja puskesmas pajang Surakarta.
Ludha, N., & Maulida, I. (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Dan Status
Pekerjaan Ibu Menyusui Dengan Pemberian Asi Eksklusif Pada Bayi Di
Pesantunan. Jurnal Ilmiah, 84, 1–3.
Noorlaila, I. (2010). Panduan Lengkap Mengajar Paud. Pinus Book Publisher.
Notoadmojo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S, S. (2012). Promosi kesehatan dan prilaku kesehatan. PT. Rineka
Cipta.
Notoatmodjo. (2010). Perilaku Kesehatan (C. ketiga H. Revisi (ed.)). Rineka
Cipta.
Notoatmodjo, S. (2012). Metodelogi penelitian kesehatan. Rineka Cipta.
PDPI. (2020). Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. http://www.klikpdpi.com
Pratiwi, I. (2010). Pola asuh efektif orang tua. http://www.tabloid-kesayangan-
anak.com
Rihiantoro, T. (2016). Penelitian Peran Orang Tua Dalam Kebiasaan Mencuci
Tangan Pada Anak Usia 6-8 Tahun. Jurnal Keperawatan, XII(1), 161–167.
Sari, D. P., & Atiqoh, N. S. (2020). Hubungan Antara Pengetahuan Masyarakat
Dengan Kepatuhan Penggunaan Masker Sebagai Upaya Pencegahan
Penyakit Covid-19. 10(1).

65 Universitas Faletehan
Schaffer. (2013). Pencegahan infeksi dan praktek yang aman. EGC.
Setiawan, I. (2014). Peran Orang Tua Dalam Memotivasi Anak Mencuci Tangan
Dengan Benar Dan Memakai Sabun Pada Anak Prasekolah Di TK Aisyiah.
Susanto, A. (2011). Perkembangan Anak Usia Dini (Kencana Prenada (ed.)).
Media Group.
Tietjen, B. . (2014). Pencegahan Infeksi Untuk Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Dengan Sumber Daya Terbatas. Bina Pustaka Sarwono Prawirodiharjo.
Utami, M. (2017). Mengembangkan Bakat dan Kreativitas Anak sekolah.
PT.Gramedia.
WHO. (2019). Hand Hygiene. http://www.who.int/infection-
prevention/tools/hand-hygiene/local adaptation/en
WHO. (2020). World Health Organization.
http://www.who.int/emergency/diseases/novel-coronavirus-2019
Wong & whaley. (2012). Clinical manual of pediatric nursing. Elsevier. Mosby.
Wulandari, A., Rahman, F., Pujianti, N., Sari, A. R., Laily, N., Anggraini, L.,
Muddin, F. I., Ridwan, A. M., Anhar, V. Y., Azmiyannoor, M., & Prasetio,
D. B. (2020). Hubungan Karakteristik Individu dengan Pengetahuan tentang
Pencegahan Coronavirus Disease 2019 pada Masyarakat di Kalimantan
Selatan. Jurnal Kesehatan Masyarakat Indonesia, 15(1), 42.
https://doi.org/10.26714/jkmi.15.1.2020.42-46
Yusuf, S. (2012). Psikologi perkembangan anak & remaja. PT Remaja
Rosdakarya.

65 Universitas Faletehan
Lampiran 1

Universitas Faletehan
Lampiran 1

Universitas Faletehan
Lampiran 1

Universitas Faletehan
Lampiran 1

Universitas Faletehan
Lampiran 4
Lampiran 4
Lampiran 6

LEMBAR CHEKLIST
6 LANGKAH MENCUCI TANGAN MENURUT WHO

NO KEGIATAN YA TIDAK
1 Meratakan cairan antiseptik dengan menggosokan
pada kedua telapak tangan
2 Menggosok punggung tangan dan sela-sela jari,
dilakukan pada kedua tangan
3 Menggosokan sela-sela jari tangan dengan tangan kiri
secara bergantian
4 Membersihkan ujung jari dengan mengatupkan kedua
ujung jari tangan kanan dan kiri
5 Mengosokan ibu jari dengan cara, ibu jari kanan
berputar dalam genggaman tangan kiri dan
sebaliknya (bergantian)
6 Meletakan ujung jari tangan kanan ke telapak tangan
kiri kemudian gosok perlahan secara memutar dan
sebaliknya (bergantian)

KETERANGAN :

* Beri tanda Checklist ( √ ) pada jawaban YA jika Responden Melakukannya


dan
* Beri tanda Cheklist ( √ ) pada jawaban TIDAK jika Responden Tidak
Melakukannya
Sumber : http://slidepdf.com/reader/full/checklist-cuci-tangan-who

KUESIONER PENELITIAN

A. Identitas Diri Responden


Lampiran 6

Inisial :
Umur :
Jenis kelamin : Laki-Laki / Perempuan (*)
Pekerjaan : Bekerja / Tidak bekerja (*)

(*) Coret yang tidak perlu

B. Kuesioner Pengetahuan
Berilah tanda centang (√) pada salah satu pilihan yang kamu anggap benar

1. Apakah anda sebelumnya pernah mendapatkan penyuluhan mengenai


cuci tangan baik itu diposyandu maupun ditempat lainnya?
a. Sering
b. Selalu
c. Kadang-kadang
d. Tidak pernah
2. Apa yang dimaksud dengan mencuci tangan?
a. Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan
kotoran debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun dan
air bersih
b. Mencuci tangan adalah proses yang secara mekanik melepaskan
perhiasan yang ada ditangan
c. Mencuci tangan adalah proses menggunakan cairan untuk
melembabkan tangan
d. Mencuci tangan adalah proses membersihkan tangan dengan
mengunakan tissu
3. Untuk mencegah penyebaran COVID-19 salah satunya yaitu dengan
cara mencuci tangan. Maka ada berapa langkah cuci tangan yang benar
menurut WHO atau Organisasi Kesehatan Dunia?
a. 6 langkah
b. 7 langkah
c. 8 langkah
Lampiran 6

d. 9 langkah
4. Mencuci tangan adalah tindakan yang paling mudah dilakukan dalam
mencegah penyebaran virus dimanapun dan kapanpun, maka dari itu
kapan waktu yang tepat untuk mencuci tangan?
a. Sebelum tidur
b. Sebelum pergi
c. Sebelum makan dan sesudah makan
d. Sebelum melakukan aktivitas
5. Jika kita sedang berada diluar rumah dan tidak ada sabun serta air
untuk mencuci tangan, maka sesuai rekomendasi dari pemerintah kita
bisa menggunakan?
a. Hand sanitizer
b. Tissue basah
c. Tissue kering
d. Lap basah
6. Ketika kita hendak mencuci tangan dengan sabun, maka berapa lama
waktu yang dibutuhkan untuk mencuci tangan dengan sabun?
a. 10-20 detik
b. 20-30 detik
c. 20-40 detik
d. 40-60 detik
7. Dengan keadaan yang terjadi sekarang ini di tengah pandemi COVID-
19, yang dimana kita diwajibkan untuk sering mencuci tangan pakai
sabun. Maka manfaat penting dari mencuci tangan itu adalah ?
a. Mencegah penyebaran infeksi
b. Membuat tangan harum
c. Membuat tangan agar tetap lembab
d. Agar mudah untuk dapat bersalaman
8. Salah satu penyakit yang dapat ditimbulkan bila tidak sering mencuci
tangan adalah diare. Bagaimana cara penularan penyakit diare?
a. Melalui udara
b. Melalui makanan
Lampiran 6

c. Melalui darah
d. Melalui sentuhan dari orang yang diare
9. Berapa lama waktu yang kita butuhkan ketika kita mencuci tangan
dengan menggunakan hand sanitizer?
a. 10-20 detik
b. 20-30 detik
c. 30-40 detik
d. 40-50 detik
10. Sesuai anjuran dari pemerintah untuk sering mencuci tangan 6
langkah, maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah ?
a. Tuangkan sabun pada telapak tangan dan gosok kedua telapak
tangan
b. Gosok tangan yang bersabun
c. Tuang sabun pada sebagian permukaan tangan
d. Membuka keran air
11. Setelah langkah pertama selesai dilakukan maka langkah keduanya
adalah ?
a. Tuang sabun pada tangan secukupnya menutupi semua permukaan
tangan
b. Usap dan gosok kedua punggung tangan secara bergantian
c. Gosok kedua telapak tangan
d. Basahi tangan dengan air yang mengalir
12. Langkah berikutnya adalah ?
a. Gosok sela-sela jari tangan hingga bersih
b. Gosok tangan yang bersabun dengan air
c. Gosok telapak tangan yang satu ke telapak tangan lainnya
d. Mengambil sabun secukupnya
13. Langkah pertama, kedua dan ketiga telah dilakukan maka langkah
selanjutnya adalah ?
a. Bilas langsung dengan air
b. Gosok punggung tangan dan sela jari
Lampiran 6

c. Bersihkan ujung jari secara bergantian dengan posisi saling


mengunci
d. Menggosokan sabun dikedua telapak tangan
14. Dalam prosedur mencuci tangan dengan sabun, setelah membersihkan
ujung jari secara bergantian dengan posisi saling mengunci, kemudian
langkah selanjutnya yaitu?
a. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian
b. Genggam dan basuh tangan dengan air mengalir
c. Gosok tangan yang bersabun dengan air
d. Membersihkan punggung tangan dengan air mengalir
15. Kemudian setelah kelima langkah tersebut dilakukan maka langkah
keenam dalam 6 langkah mencuci tangan adalah ?
a. Letakan ujung jari ketelapak tangan kemudian gosok perlahan
secara memutar dan bergantian
b. Membilas tangan dengan air mengalir
c. Mengeringkan tangan dengan lap
d. Menutup keran air dengan tangan
16. Apa yang harus anda lakukan agar terhindar dari Covid-19 saat diluar
rumah ?
c. Memakai masker dan cuci tangan setelah melakukan kontak
langsung dengan orang lain
d. Berjabat tangan dengan orang lain
e. Memakai topi setiap saat
f. Tidak membawa handsanitizer
17. Apa yang harus dilakukan untuk meminimalisir penyebaran Covid-19
dilingkungan masyarakat?
a. Melakukan pengasapan
b. Memberikan penyuluhan kesehatan
c. Melakukan penyemprotan lingkungan rumah dan sekitarnya
dengan desinfektan
d. Memberikan obat vitamin ke setiap rumah
18. Apa yang anda ketahui tentang sosial distancing ?
Lampiran 6

a. Menjaga jarak antar satu orang dengan orang lain diluar rumah
b. Menjauhi tempat-tempat ramai
c. Menjaga hubungan dengan orang lain
d. Tidak boleh berkomunikasi dengan orang lain
19. Apa saja tanda gejala yang sering muncul pada orang yang tertular
Covid-19 ?
a. Demam, batuk, sesak nafas
b. Sakit kepala, diare
c. Sakit punggung, gatal-gatal
d. Bersin-bersin, pilek
20. Hal apa saja yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan Covid-
19 ?
a. Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menghindari kontak
langsung dengan orang yang sakit, memakai masker kain
b. Memakai masker bedah
c. Tidak menutup hidung saat ada yang bersin didekat anda
d. Tidak mengunjungi tempat ramai

C. Kuesioner Peran
1. Jawablah pertanyaan dengan memberikan tanda checklist (√) pada
kolom
2. Semua pertanyaan di isi dengan satu jawaban
Lampiran 6

3. Keterangan :
a. Selalu = (SL) *Jika anda melakukan setiap hari
b. Sering = (S) *Jika anda melakukan 4 kali dalam seminggu
c. Kadang-Kadang = (KK) *Jika anda melakukan 2 kali dalam
seminggu
d. Tidak Pernah = (TP) *Jika anda tidak melakukan sama sekali

Jawaban
NO PERTANYAAN Skor
SL S KK TP
1 Apakah anda sering memberikan
pujian jika anak mencuci tangan pakai
sabun?
2 Apakah anda selalu menyediakan
tempat mencuci tangan bagi anak
untuk mencuci tangan pakai sabun?
3 Apakah anda dirumah menyediakan
sabun untuk mencuci tangan?
4 Apakah anda mengajarkan kepada
anak untuk selalu mencuci tangan
pakai sabun?
5 Apakah anda mengingatkan kepada
anak untuk mencuci tangan pakai
sabun setelah anak bermain?
6 Apakah anda mengingatkan kepada
anak untuk mencuci tangan pakai
sabun sebelum makan?
7 Jika anak lupa mencuci tangan pakai
sabun, apakah anda selalu
mengingatkan?
8 Apakah anda selalu mengingatkan
waktu yang tepat untuk mencuci
tangan pakai sabun kepada anak?
9 Apakah anda memarahi anak jika
anak tidak mencuci tangan pakai
sabun?
10 Apakah anda menjelaskan kepada
Lampiran 6

anak tentang cara mencuci tangan


pakai sabun yang baik dan benar?
11 Apakah anda selalu memperlihatkan
gambar-gambar cara mencuci tangan
pakai sabun kepada anak?
12 Apakah anda menjelaskan kepada
anak tentang bahaya tidak mencuci
tangan pakai sabun?
13 Apakah anda selalu mendidik anak
untuk berpelaksanaan tindakan hidup
bersih dan sehat?
14 Apakah anda selalu mengingatkan
anak tentang pentingnya mencuci
tangan?
15 Apakah anda pernah mempraktikan
kepada anak cara mencuci tangan
yang baik dan benar

Sumber :
Della Febriana, Arifarahmi, R. F. (2019). Gambaran motivasi dan peran orang tua
tentang cuci tangan pakai sabun pada anak di SD Negeri 19 kota jambi tahun
2019. Jurnal Akademika Baiturrahman, 8(2), 206–217.
Lampiran 10

HASIL UJI VALIDITAS

Kuesioner Pengetahuan

NO Kuesioner Pengatahuan Nilai r Keterangan


1 Pengetahuan 1 0,850 Valid
2 Pengetahuan 2 0,793 Valid
3 Pengetahuan 3 0,591 Valid
4 Pengetahuan 4 0,687 Valid
5 Pengetahuan 5 0,840 Valid
6 Pengetahuan 6 0,611 Valid
7 Pengetahuan 7 0,840 Valid
8 Pengetahuan 8 0,687 Valid
9 Pengetahuan 9 0,794 Valid
10 Pengetahuan 10 0,697 Valid
11 Pengetahuan 11 0,701 Valid
12 Pengetahuan 12 0,564 Valid
13 Pengetahuan 13 0,564 Valid
14 Pengetahuan 14 0,840 Valid
15 Pengetahuan 15 0,793 Valid
16 Pengetahuan 16 0,610 Valid
17 Pengetahuan 17 0,602 Valid
18 Pengetahuan 18 0,840 Valid
19 Pengetahuan 19 0,602 Valid
20 Pengetahuan 20 0,840 Valid
Kuesioner Peran
NO Kuesioner Peran Nilai r Keterangan
1 Peran 1 0,749 Valid
2 Peran 2 0,778 Valid
3 Peran 3 0,863 Valid
4 Peran 4 0,847 Valid
5 Peran 5 0,773 Valid
6 Peran 6 0,784 Valid
7 Peran 7 0,945 Valid
8 Peran 8 0,806 Valid
9 Peran 9 0,620 Valid
10 Peran 10 0,762 Valid
11 Peran 11 0,843 Valid
12 Peran 12 0,901 Valid
13 Peran 13 0,797 Valid
14 Peran 14 0,882 Valid
15 Peran 15 0,790 Valid
Lampiran 11

OUTPUT SPSS

UJI VALIDITAS & RELIABILITAS

Variabel Pengetahuan

Reliability Statistics

Cronbach's Cronbach's N of Items


Alpha Alpha Based on
Standardized
Items

,958 ,959 20

Item Statistics

Mean Std. Deviation N

P1 ,73 ,458 15
P2 ,67 ,488 15
P3 ,80 ,414 15
P4 ,73 ,458 15
P5 ,73 ,458 15
P6 ,73 ,458 15
P7 ,73 ,458 15
P8 ,73 ,458 15
P9 ,87 ,352 15
P10 ,67 ,488 15
P11 ,80 ,414 15
P12 ,80 ,414 15
P13 ,80 ,414 15
P14 ,73 ,458 15
P15 ,67 ,488 15
P16 ,60 ,507 15
P17 ,67 ,488 15
P18 ,73 ,458 15
P19 ,67 ,488 15
P20 ,73 ,458 15
Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's


Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Alpha if Item
Deleted

P1 13,87 40,981 ,840 . ,954


P2 13,93 40,924 ,793 . ,955
P3 13,80 42,743 ,591 . ,957
P4 13,87 41,838 ,687 . ,956
P5 13,87 40,981 ,840 . ,954
P6 13,87 42,267 ,611 . ,957
P7 13,87 40,981 ,840 . ,954
P8 13,87 41,838 ,687 . ,956
P9 13,73 42,352 ,794 . ,955
P10 13,93 41,495 ,697 . ,956
P11 13,80 42,171 ,701 . ,956
P12 13,80 42,886 ,564 . ,958
P13 13,80 42,886 ,564 . ,958
P14 13,87 40,981 ,840 . ,954
P15 13,93 40,924 ,793 . ,955
P16 14,00 41,857 ,610 . ,958
P17 13,93 42,067 ,602 . ,958
P18 13,87 40,981 ,840 . ,954
P19 13,93 42,067 ,602 . ,958
P20 13,87 40,981 ,840 . ,954
Item-Total Statistics

Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Squared Multiple Cronbach's


Item Deleted Item Deleted Total Correlation Correlation Alpha if Item
Deleted

PRN1 41,20 142,029 ,749 . ,967


PRN2 41,13 140,552 ,778 . ,967
PRN3 41,13 137,267 ,863 . ,965
PRN4 41,27 139,495 ,847 . ,966
PRN5 40,93 138,781 ,773 . ,967
PRN6 41,20 142,886 ,784 . ,967
PRN7 41,07 129,352 ,945 . ,964
PRN8 41,13 138,552 ,806 . ,966
PRN9 41,53 142,410 ,620 . ,970
PRN10 40,73 143,638 ,762 . ,967
PRN11 41,00 137,714 ,843 . ,966
PRN12 41,07 135,638 ,901 . ,964
PRN13 41,33 141,667 ,797 . ,967
PRN14 41,13 136,838 ,882 . ,965
PRN15 41,07 138,210 ,790 . ,967
Uji Normalitas Data

Variabel Pengetahuan

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent

Pengetahuan 35 100,0% 0 0,0% 35 100,0%

Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 13,29 ,776

Lower Bound 11,71


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 14,86

5% Trimmed Mean 13,54

Median 14,00

Variance 21,092

Pengetahuan Std. Deviation 4,593

Minimum 2

Maximum 20

Range 18

Interquartile Range 5

Skewness -,666 ,398

Kurtosis ,542 ,778

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Pengetahuan ,133 35 ,124 ,942 35 ,065


Variabel Peran

Case Processing Summary

Cases

Valid Missing Total

N Percent N Percent N Percent


Peran 35 100,0% 0 0,0% 35 100,0%
Descriptives

Statistic Std. Error

Mean 44,34 ,382

Lower Bound 43,57


95% Confidence Interval for Mean
Upper Bound 45,12

5% Trimmed Mean 44,40

Median 45,00

Variance 5,114

Peran Std. Deviation 2,261

Minimum 40

Maximum 48

Range 8

Interquartile Range 3

Skewness -,664 ,398

Kurtosis -,616 ,778

Tests of Normality

Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic df Sig. Statistic df Sig.

Peran ,197 35 ,001 ,896 35 ,003


ANALISIS UNIVARIAT
Karakteristik Responden
Pekerjaan

Pekerjaan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak berkerja 25 71,4 71,4 71,4


Valid Bekerja 10 28,6 28,6 100,0

Total 35 100,0 100,0

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

laki-laki 6 17,1 17,1 17,1

Valid perempuan 29 82,9 82,9 100,0

Total 35 100,0 100,0


Pengatahuan
Pengetahuan1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang Baik 26 74,3 74,3 74,3

Valid Baik 9 25,7 25,7 100,0

Total 35 100,0 100,0

Peran

Peran1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Kurang Baik 25 71,4 71,4 71,4

Valid Baik 10 28,6 28,6 100,0

Total 35 100,0 100,0

Tindakan Mencuci Tangan

Tindakan Cuci Tangan1

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

Tidak Sesuai 29 82,9 82,9 82,9

Valid Sesuai 6 17,1 17,1 100,0

Total 35 100,0 100,0


ANALISIS BIVARIAT
Pengetahuan

Pengetahuan1 * Tindakan Cuci Tangan1 Crosstabulation

Tindakan Cuci Tangan1 Total

Tidak Sesuai Sesuai

Count 24 2 26

Kurang Baik Expected Count 21,5 4,5 26,0

% within Pengetahuan1 92,3% 7,7% 100,0%


Pengetahuan1
Count 5 4 9

Baik Expected Count 7,5 1,5 9,0

% within Pengetahuan1 55,6% 44,4% 100,0%


Count 29 6 35

Total Expected Count 29,0 6,0 35,0

% within Pengetahuan1 82,9% 17,1% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 6,358 1 ,012
b
Continuity Correction 4,034 1 ,045
Likelihood Ratio 5,603 1 ,018
Fisher's Exact Test ,027 ,027
Linear-by-Linear Association 6,176 1 ,013
N of Valid Cases 35

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,54.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Pengetahuan1 (Kurang Baik / Baik) 9,600 1,363 67,596
For cohort Tindakan Cuci Tangan1 = Tidak Sesuai 1,662 ,917 3,012
For cohort Tindakan Cuci Tangan1 = Sesuai ,173 ,038 ,790
N of Valid Cases 35
Peran

Peran1 * Tindakan Cuci Tangan1 Crosstabulation

Tindakan Cuci Tangan1 Total

Tidak Sesuai Sesuai

Count 23 2 25

Kurang Baik Expected Count 20,7 4,3 25,0

% within Peran1 92,0% 8,0% 100,0%


Peran1
Count 6 4 10

Baik Expected Count 8,3 1,7 10,0

% within Peran1 60,0% 40,0% 100,0%


Count 29 6 35

Total Expected Count 29,0 6,0 35,0

% within Peran1 82,9% 17,1% 100,0%

Chi-Square Tests

Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a
Pearson Chi-Square 5,149 1 ,023
b
Continuity Correction 3,143 1 ,076
Likelihood Ratio 4,671 1 ,031
Fisher's Exact Test ,043 ,043
Linear-by-Linear Association 5,002 1 ,025
N of Valid Cases 35

a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 1,71.
b. Computed only for a 2x2 table

Risk Estimate

Value 95% Confidence Interval

Lower Upper

Odds Ratio for Peran1 (Kurang Baik / Baik) 7,667 1,123 52,321
For cohort Tindakan Cuci Tangan1 = Tidak Sesuai 1,533 ,912 2,577
For cohort Tindakan Cuci Tangan1 = Sesuai ,200 ,043 ,924
N of Valid Cases 35
lampiran 12

Data Coding Kuesioner


Lampiran 13

Hasil Plagiarism Checker


Lampiran 14

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Alldy Bernanda


Tempat/Tanggal lahir : Garut/26-10-1998
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Kp. Cipanas, Ds. Cipanas, Kec. Cipanas, Kab.
Lebak, Prov. Banten
Email : Alidybernanda100116@gmail.com
Instagram : Alldybernand
No Handphone : 081382725749
Golongan Darah :O
Riwayat Pendidikan :
SD : SDN 3 Cipanas, Tahun Lulus : 2010
SMP : SMPN 1 Cipanas, Tahun Lulus : 2013
SMA : SMAN 1 Cipanas, Tahun Lulus : 2016
Lampiran 15

FORMAT TUGAS AKHIR


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020

Nama : Alldy Bernanda


NIM : 1016031005
Judul : Hubungan Pengetahuan Tentang Pencegahan Covid-19 dan
Peran Orang Tua dengan Pelaksanaan Tindakan Mencuci
Tangan Pada Anak Prasekolah di TK Ananda Kramatwatu
Serang Banten Tahun 2020
Pembimbing : Dini Rachmaniah, M.kep, Sp. Kep. An
SK Dewan Fakultas Ilmu Keperawatan
Nomor :

NO Tanggal Paraf
Kegiatan
Bimbingan Pembimbing
Diskusi penentuan tema atau
1 05 Maret 2020
judul penelitian
2 - Lengkapi BAB I latar
belakang
- Tambahkan data studi
10 Maret 2020
pendahuluan
- Lanjut BAB II dan
BAB III
3 Bimbingan latar belakang
19 Maret 2020 karena ganti tempat penelitian
dan konsep penelitian
4 - Acc BAB I dan BAB
II
23 Maret 2020
- Perbaiki definisi
operasional
5 14 April 2020 Acc BAB III, lanjut BAB IV
6 - Perbaiki redaksi kata
- Tambahkan teori
metode penelitian
16 April 2020 - Tambahkan penjelasan
alasan pemilihan
tempat untuk uji
validitas
7 - Tambahkan lampiran
20 April 2020
- Pembuatan kuesioner
8 Acc BAB IV dan Lembar
25 April 2020
Kuesioner
Bimbingan BAB V – BAB
9 10 Juli 2020
VII
10 - Perbaiki BAB V
- Tambahkan faktor
15 Juli 2020
pendukung penelitian
di BAB VI
11 Konsul Revisi BAB V – BAB
17 Juli 2020
VII
12 - Perbaiki BAB IV
21 Juli 2020
- Lengkapi Lampiran
ACC BAB I-VII
13 23 Juli 2020

FORMAT TUGAS AKHIR


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2020

Anda mungkin juga menyukai